You are on page 1of 9

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

PEMBUATAN PREPARAT APUSAN DARAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikroteknik


Yang Dibimbing Oleh Drs. Soelisetijono, M. Si

Oleh kelompok 2:
Rias Aldila (160342606246)
Offering GHI-K 2016

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2019
A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk membuat preparat dan untuk mengetahui cara pembuatan preparat apusan darah dengan menggunakan pewarnaan
Wright.
2. Untuk membuat preparat dan untuk mengetahui cara pembuatan preparat apusan darah dengan menggunakan pewarnaan
Giemsa.

B. DASAR TEORI
Pemeriksaan mikroskopik terhadap apusan darah yang diwarnai oleh giemsa merupakan metode pilihan untuk mengidentifikasi
pasien dengan infeksi parasite darah, termasuk malaria, babesiosis, tripanosomiasis, dan filariasis. Pada keadaan- keadaan tertentu,
pemeriksaan apusan yang diwarnai oleh giemsa dapat substitunsi. Harus disiapkan apusan tipis maupun tebal dari darah segar atau
telah mendapatkan antikoagulan EDTA. Sebelum diwarnai, apusan tebal tidak difiksasi dan apusaan tipis difiksasi dengan metanol.
Apusan tebal harus diwarnai dengan reagen giemsa, karena reagen pewarnaan wright mengandung suatu fiksatif alkohol yang
mencegah lisis eritrosit (Sacher, 2004). Trombosit adalah sel darah tak berinti berasal dari sitoplasma mega kariosit. Sel ini
memegang peranan penting pada homeostasis dengan pembentukan sumbat hemostatis untuk menutup luka. Sumbat hemostasis
dibentuk melalui tahapan adhesi trombosit, reaksi pelepasan dan agregasitrombosit. Pemeriksaan fungsi agregasi trombosit dapat
dikerjakan dengan metode sediaan apus darah tepi Sediaan apus darah tepi adalah pemeriksaan yang dapat dikerjakan
dilaboratorium manapun, mudah dan murah. Pada sediaan darah apus terlihat kelompok-kelompok trombosit yang berada terutama
dipinggir dan ujung sediaan seperti halnya sel besar. Keadaan dimana trombosit besar dan banyak menggambarkan keadaan
kecenderungan agregasi lebih tinggi daripada gambaran kelompok trombosit yang kecil dan sedikit. Pemeriksaan sediaan apus
darah tepi untuk menilai fungsi agregasi trombosit (untuk selanjutnya disebut pemeriksaan sediaan darah tepi) menilai persentasi
trombosit yang berkelompok dibandingkan total pada waktu sebelum dan sesudah 3 menit pemberian induktor (Ronaldo, 2006).
Trombosit berfungsi menyumbat lubang-lubang kecil pada pembuluh darah. Mula-mula sejumlah trombosit melekat ke kolagen
yang terpapar dalam dinding pembuluh darah yang rusak. Apusan darah tepi dapat memperlihatkan trombositopenia atau
trombositosis yang jelas, tetapi jarang pada pasien dengan diatesis perdarahan. Selain itu, morfologi trombosit kadang-kadang
dapat berguna. Ingat, sediaan apus harus diambil dari ujung jari, karena antikoagulan dapat merubah morfologi trombosit
(membengkak, besar). Morfologi sel darah merah juga dapat membantu, sperti pada DIC dimana sel darah merah yang pecah dapat
terlihat pada apusan. Morfologi sel darah putih juga berguna seperti sel-sel poli yang menunjukkan perubahan yang berhubungan
dengan sepsis pada penderita DIC (Waterbury, 1998). Leukosit memiliki jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan sel darah
merah, yaitu berkisar antara 20.000/mm3 hingga 150.000/mm3 . Bentuk sel darah putih adalah lonjong hingga bulat. Leukosit
terdiri dari agranulosit (monosit dan limfosit) dan granulosit (heterofil, eosinofi dan basofil). Leukosit memiliki bermacam-macam
fungsi, erat kaitannya untuk menghilangkan benda asing (termasuk mikroorganisme patogen). Faktorfaktor yang mempengaruhi
jumlah leukosit adalah kondisi dan kesehatan tubuh ikan. Infiltrasi granulosit muncul 12-24 jam setelah diinjeksi oleh bakteri pada
ikan rainbow trout. Setelah itu persentase granulosit dan makrofag akan meningkat hingga 2-4 hari (Noercholis, 2013). Fungsi
utama dari sel darah merah (eritrosit)adalah mentransfer hemoglobin. Eritrosit normal berbentuk bulat atau agak oval dengan
diameter 7 – 8 mikron (normosit). Dilihat dari samping, eritrositnampak seperti cakram atau bikonkaf dengan sentral akromia kira-
kira ⅓ - ½ diameter sel. Dalam mengevaluasi morfologi sel darah merah pada sediaan apus, ada 4 hal yang harus diperlihatkan
bentuknya (shape), ukurannya (size), warnanya (staining), dan struktur intraselluler (structure). (Patologi klinik, 2006 dalam Warni,
2009).
Pewarnaan wright digunakan untuk memeriksa morfologi sel darah merah maupun sel darah putih untuk menghitung jenis sel
darah putih (difcount). Pewarna wright bisa ddidapatkan dalam bentuk serbuk maupun dalam bentuk cair siap pakai. Sebelum
digunakan pewarna wright serbuk hars dilarutkan dengan metanol 60 ml untuk 0,1 gram serbuk wright. Setelah dilarutkan disimpan
didalam botol berwarna dan baru bisa digunakan setelah 10 hari penyimpanan. Dalam penyimpanan usahakan botol tertutup rapat
agar udara lembab tidak masuk kedalam, serta kocok setiap hari botol (Subowo, 1992).
Giemsa adalah suatu reagen yang digunakan dalam pewarnaan giemsa. Tinta giemsa terssun atas campuran pewarna eosin,
methylene blue dan methylene azure. Campuran methylene blue dan methylene azure kan membentuk aosinat yang membuat hsil
pewarnaan menjadi lebih stabil. Pewarnaan giemsa umumnya digunakan untuk ewarnai parasitseperti Plasmodium penyebab malaria.
Namun, pewarnaan giemsa juga dapat digunakan dalam histologi karena dapat mewarnai kromatin, membran inti sel, maupun
komponen sel lainnya dengan kualitas yang bagus (Rudyatmi, 2011). Pewarnaan giemsa ini dilakukan untuk membedakan antara inti
sel dengan morfologi sitoplasma dari sel darah merah, sel darah putih, trombosit, maupun parasit yang terdapat didalam darah.
Pewarnaan giemsa merupakan pewarnaan yang paling bagus digunakan untuk mengdentifikasi adanya parasit yang ada didalam darah
(Marianti, 2010).

C. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
 Blood lanset  Cawan petri
 Kaca benda  Pipet tetes
 Kaca penutup  Tusuk gigi
 Beaker glass  Mikroskop
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
 Kapas  Akuades
 Sampel darah  Entelan
 Alkohol 70%  Xilol
 Metanol absolut  Tisu
 Zat warna wright  Zat warna giemsa yang telah diencerkan dengan
buffer fosfat Sorensen dengan pH 6,8 selama 20
menit

D. PROSEDUR KERJA
a. Sediaan Semir Darah dengan Pewarnaan Wright

Membersihkan jari manis sebelah kiri dengan menggunakan Membersihkan jari manis sebelah kiri dengan menggunakan
kapasyang telah dibasahi dengan alkohol 70% dan membiarkannya sampai kering. kapasyang telah dibasahi dengan alkohol
70% dan membiarkannya sampai kering.

Membersihkan blood lanset dengan alkohol 70%, kemudian Menusuk jari dengan blood lanset.

Menghapus darah yang keluar pertama kali dengan menggunakan kapas.

Meneteskan secara langsung darah yang keluar berikutnya diatas kaca benda yang telah dibersihkan pada salah satu sisinya.
Menyentuhkan kaca benda baru pada tetesan darah membentuk sudut 30oC dengan kaca benda pertama

Mendorong tetesan darah ke ujung lain dengan cepat dan merata sehingga terbentuk lapisan atau bayanagn darah yang tipis.

Membiarkan semir darah kering.

Meneteskan 3 tetes zat warna wright pada semir darah tersebut, kemudian membiarkannya selama 1 menit.

Meneteskan akuades diatasnya sebanyak 3 tetes, kemudian membiarkannya selama 3 menit.

Mencuci semir darah menggunakan air keran yang mengalir

Membiarkan semir darah sampai kering.

Melihat dengan mikroskop bagian preparat yang bagus, kemudian menandai bagian tersebut.

Menetesi bagain yang bagus dengan entelan

Menutup preparat dengan kaca penutup.

Membersihkan sisa entelan dengan xilol


b. Sediaan Semir Darah dengan Pewarnaan Giemsa
Membersihkan jari manis sebelah kiri dengan menggunakan Membersihkan jari manis sebelah kiri dengan menggunakan
kapasyang telah dibasahi dengan alkohol 70% dan membiarkannya sampai kering. kapasyang telah dibasahi dengan alkohol
70% dan membiarkannya sampai kering.

Membersihkan blood lanset dengan alkohol 70%, kemudian Menusuk jari dengan blood lanset.

Menghapus darah yang keluar pertama kali dengan menggunakan kapas.

Meneteskan secara langsung darah yang keluar berikutnya diatas kaca benda yang telah dibersihkan pada salah satu sisinya.

Menyentuhkan kaca benda baru pada tetesan darah membentuk sudut 30oC dengan kaca benda pertama

Mendorong tetesan darah ke ujung lain dengan cepat dan merata sehingga terbentuk lapisan atau bayanagn darah yang tipis.

Membiarkan semir darah kering.

Merendam semir dengan metil alkohol absolut, membiarkan selama 5 -10 menit dan membiarkan hingga kering.

Merendam semir dalam larutan zat warna giemsa selama 20 menit.

Mencuci semir darah menggunakan air keran yang mengalir.


Membiarkan semir darah sampai kering.

Melihat dengan mikroskop jika pewarnaan kurang bagus, merendam kembali dalam zat warna selama 10-20 menit

Jika bagian preparat sudah bagus, menandai bagian yang bagus tersebut.

Menetesi bagian yang bagus dengan entelan

Menutup preparat dengan kaca penutup.

Membersihkan sisa entelan dengan xilol

E. HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS


a. Hasil Pengamatan
No. Metode Pewarnaan Hasil Pengamatan Gambar Pengamatan Keterangan
1. Wright

2. Giemsa

b. Analisis
F. PEMBAHASAN
G. KESIMPULAN
DAFTAR RUJUKAN
Noercholis, A., Muslim, M.A., dan Maftuch, 2013, Ekstraksi Fitur Roundness untuk Menghitung Jumlah Leukosit dalam Citra Sel
Darah Ikan, Jurnal EECCIS,Vol. 7, No. 1.
Ronaldo, D., 2006, Perbedaan Nilai Agregasi Trombosit Antara Sediaan Darah Segera Dengan Darah Yang Mengalami
Penyimpanan Pada Hari Pertama, Ketiga,dan Kelima. Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.
Sacher, R.A., dan Mcpherson R.A., 2002. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.
Warni, E., 2009, Penentuan Morfologi Sel Darah Merah (Eritrosit) Berbasis Pengolahan Citra Dan Jaringan Syaraf Tiruan, Jurnal
Ilmiah “Elektrikal Enjiniring” Unhas, Vol 07. No.03.
Waterbury, L., 1998. Hematologi Edisi Ketiga. EGC, Jakarta.
Marianti, Aditya. 2010. Petunjuk Praktikum fisiologi Hewan. Semarang : Biologi FMIPA UNNES.
Rudyatmi, Eli. 2011. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.
Subowo. 1992. Histologi Umum. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

You might also like