You are on page 1of 128

LAPORAN KINERJA

BNP2TKI
TAHUN 2016

BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA


JL. MT. HARYONO KAV. 52 JAKARTA SELATAN
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, atas semua limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga Laporan Kinerja Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Tahun 2016 dapat
tersusun, sebagai bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi
yang dipercayakan kepada BNP2TKI atas target kinerja dan penggunaan
anggaran tahun 2016. Penyusunan Laporan Kinerja BNP2TKI Tahun 2016
merupakan tindak lanjut Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Kinerja BNP2TKI diukur atas dasar penilaian
Indikator Kinerja Utama (IKU) yang merupakan indikator keberhasilan pencapaian tujuan dan
sasaran strategis sebagaimana telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja BNP2TKI Tahun 2016.

Laporan Kinerja BNP2TKI Tahun 2016 menggambarkan sejumlah capaian kinerja yang telah dicapai
dibandingkan dengan target kinerja yang telah ditetapkan untuk tahun 2016 beserta analisisnya.
Berbagai kebijakan dan upaya telah ditempuh sebagai langkah guna mewujudkan kehadiran Negara
dalam Tata Kelola Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, sehingga
manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas khususnya para CTKI/TKI/TKI Purna dan
keluarganya serta stakeholder pendukung lainnya. Permasalahan dan kendala yang dihadapi akan
menjadi rencana tindak lanjut untuk perbaikan kinerja tahun berikutnya.

Dengan tersusunnya Laporan Kinerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia Tahun 2016 ini, diharapkan dapat diperoleh manfaat dan umpan balik bagi perbaikan dan
peningkatan kinerja bagi seluruh unit kerja di lingkungan BNP2TKI.

Semoga Allah SWT selalu meridhoi setiap gerak dan langkah kita dalam mewujudkan pelayanan
yang terbaik kepada segenap masyarakat Indonesia.

Kepala
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia

NUSRON WAHID

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 i


PERNYATAAN TELAH DIREVIU

BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN


TENAGA KERJA INDONESIA

Kami telah mereviu Laporan Kinerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia untuk Tahun Anggaran 2016 sesuai Pedoman Reviu atas Laporan Kinerja. Substansi
informasi yang dimuat dalam Laporan Kinerja menjadi tanggung jawab manajemen Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.

Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas Laporan Kinerja telah disajikan secara akurat,
andal dan valid.

Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat kondisi atau hal-hal yang menimbulkan perbedaan dalam
meyakini keandalan informasi yang disajikan di dalam Laporan Kinerja ini.

Jakarta, Februari 2017

Inspektur
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI

Firdaus Zazali
NIP. 196802241988031001

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 ii


DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Pernyataan Telah Direviu ii
Daftar Isi iii
Daftar Tabel v
Daftar Gambar vi
Ringkasan Eksekutif vii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1


1.1. Latar Belakang 1.1
1.2. Isu Strategis 1.4
1.3. Peluang dan Manfaat 1.6
1.4. Permasalahan 1.7
1.5. Maksud dan Tujuan 1.8
1.6. Tugas dan fungsi BNP2TKI 1.9
1.7. Keragaan SDM BNP2TKI 1.11
1.8. Sistematika Penyajian LAKIP 1.13

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.14


2.1. Rencana Strategis BNP2TKI 2015-2019 2.14
2.1.1. Visi dan Misi 2.14
2.1.2. Tujuan dan Sasaran 2.16
2.1.3. Indikator Kinerja Utama (IKU) 2.17
2.2. Perjanjian Kinerja BNP2TKI Tahun 2016 2.17

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2016 3.21


3.1. Pengelolaan Kinerja BNP2TKI 3.21
3.2. Metodologi Pengukuran Kinerja 3.23
3.3. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2016 3.23
3.4. Analisis Capaian IKU Tahun 2016 3.25

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 iii


3.4.1.1. Sasaran 1 Meningkatnya pemanfaatan jobinfo BNP2TKI dalam
alur proses Penempatan TKI 3.25
3.4.1.2. Sasaran 2 Meningkatnya penempatan tenaga kerja luar negeri
memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem
Penempatan dan Perlindungan TKI 3.29
3.4.1.3. Sasaran 3 Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama,
sampai dengan Pemulangan. 3.40
3.4.1.4. Sasaran 4 Meningkatnya CTKI/TKI Purna yang Berwirausaha 3.46
3.4.1.5. Sasaran 5 Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab,
serta pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan dan
akuntabel. 3.53
3.4.1.6. Sasaran 6 Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI 3.57
3.4.1.7. Sasaran 7 Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan
Penyelenggaraan SPIP. 3.61
3.5. Memperkuat Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola TKI 3.63
3.6. Kinerja Keuangan 3.69
3.7. Hambatan/Permasalahan 3.70

BAB IV. PENUTUP 4.72


4.1. Capaian Kinerja IKU 4.72
4.2. Langkah-langkah Perbaikan 4.73

Lampiran: 1. Penetapan Rencana Strategis;


2. Penetapan Kinerja BNP2TKI Tahun 2016

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 iv


DAFTAR TABEL

No. hal

Tabel 1. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama BNP2TKI Tahun 2016 2.16
Tabel 2. Penetapan Kinerja BNP2TKI 2016 2.18
Tabel 3. Target Sasaran Kegiatan BNP2TKI Tahun 2016 2.19
Tabel 4. Capaian IKU BNP2TKI Tahun 2016 3.23
Tabel 5. Capaian Sasaran Kegiatan BNP2TKI Tahun 2016 3.24
Tabel 6. Capaian indikator kinerja Sasaran 1 3.25
Tabel 7. Data Supply 2016 3.28
Tabel 8. Data Demand 2016 3.28
Tabel 9. Capaian indikator kinerja Sasaran 2 3.29
Tabel 10. Perbandingan capaian sasaran 2015-2016 3.30
Tabel 11. Penempatan Formal vs Informal 3.32
Tabel 12. Penempatan TKI berdasarkan Jenis Kelamin 3.32
Tabel 13. Penempatan TKI berdasarkan Provinsi 3.33
Tabel 14. Penempatan TKI 25 Kab/Kota Terbesar 3.33
Tabel 15. Jumlah TKI dalam pembayaran Asuransi dengan Transaksi Non Tunai 3.34
Tabel 16. Tunda Layan Lembaga Penempatan dan Lembaga Pendukung Penempatan 3.35
Tabel 17. Kepatuhan Lembaga Penempatan dan Lembaga Pendukung Penempatan 3.36
Tabel 18. Penempatan TKI berdasarkan berdasarkan Status Perkawinan 3.36
Tabel 19. Penempatan TKI berdasarkan tingkat pendidikan 3.37
Tabel 20. Penempatan TKI berdasarkan 25 Besar Negara Penempatan 3.37
Tabel 21. Penempatan TKI berdasarkan 25 Jabatan Terbesar 3.38
Tabel 22. Penempatan TKI berdasarkan KLUI 3.38
Tabel 23. Penempatan G to G dan G to P 3.39
Tabel 24. Jumlah Pendaftar Program G to G Jepang 3.39
Tabel 25. Capaian indikator kinerja Sasaran 3 3.40
Tabel 26. Pengaduan yang diselesaikan 3.41
Tabel 27. Pengaduan berdasarkan media pengaduan 3.41
Tabel 28. Pengaduan berdasarkan status pengaduan 3.41
Tabel 29. Pengaduan berdasarkan Provinsi 3.42
Tabel 30. Pengaduan berdasarkan negara penempatan 3.42
Tabel 31. Pengaduan berdasarkan jenis masalah 3.43
Tabel 32. Capaian Sasaran Kegiatan 9 menurunya Permasalahan TKI 3.44
Tabel 33. Kedatangan TKI berdasarkan Debarkasi 3.45
Tabel 34. Kedatangan TKI bermasalah berdasarkan Debarkasi 3.45

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 v


Tabel 35. Kedatangan TKI berdasarkan Negara 3.45
Tabel 36. Kedatangan TKI berdasarkan Provinsi 3.46
Tabel 37. Kedatangan TKI berdasarkan TPI 3.46
Tabel 38. Capaian Sasaran 4 3.47
Tabel 39. Pemberdayaan TKI Purna 3.47
Tabel 40. TKI Purna yang berwirausaha 3.48
Tabel 41. Pelayanan Kedatangan TKI 3.49
Tabel 42. Pelayanan TKI Bermasalah 3.49
Tabel 43. TKI Meninggal Kawasan Timur Tengah 3.50
Tabel 44. TKI Meninggal Kawasan Asia Pasific 3.50
Tabel 45. Penerimaan Remitansi 3.50
Tabel 46. Penerimaan Remitansi Berdasarkan Kawasan 3.51
Tabel 47. Capaian Sasaran 5 3.53
Tabel 48. Penilaian PMPRB BNP2TKI 3.55
Tabel 49. Penilaian LAKIP BNP2TKI 3.57
Tabel 50. Opini Publik 3.57
Tabel 51 Capaian kegiatan Sasaran 17 3.59
Tabel 52. Stakeholder yang terintegrasi dengan SISKOTKLN 3.60
Tabel 53. Capaian Sasaran 7 3.61
Tabel 54. Penilaian Tingkat Maturitas SPIP 3.62
Tabel 55. Realisasi Anggaran 3.69
Tabel 56. Realisasi Anggaran per Jenis Belanja 3.69

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 vi


DAFTAR GAMBAR

No. hal

Gambar 1. Struktur Organisasi BNP2TKI 1.11


Gambar 2. Grafik Pegawai menurut Status Kepegawaian 1.11
Gambar 3. Grafik Pegawai menurut Unit Kerja 1.12
Gambar 4. Grafik Pegawai menurut Golongan 1.12
Gambar 5. Grafik Pegawai menurut Jabatan 1.12
Gambar 6. Grafik Pegawai menurut Tingkat Pendidikan 1.13
Gambar 7. Grafik Perkembangan Jumlah Negara yang bekerjasama 3.27
Gambar 8. Sistem Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI 3.31
Gambar 9. Integrasi SISKOTKLN 3.31
Gambar 10. Grafik Tunda Layan 3.35
Gambar 11. Grafik Penempatan TKI berdasarkan Status Perkawinan 3.36
Gambar 12. Grafik Penempatan TKI berdasarkan Tingkat Pendidikan 3.37
Gambar 13. Grafik Trend Kasus 3.41
Gambar 14. Grafik Pemberdayaan TKI Purna 3.48

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 vii


IKHTISAR E KSEKUTIF
Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri merupakan salah satu solusi dalam
mengurangi masalah pengangguran di Indonesia. Bekerja di luar negeri akan menjadi salah satu alternatif untuk
memperoleh kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri menjadi
agenda penting bagi Indonesia, selama masih belum tersedia kesempatan kerja yang cukup di dalam negeri.
Proyeksi Bank Dunia bahwa Indonesia membutuhkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi untuk
mengakomodasi lebih dari 15 juta tenaga kerja baru pada lima tahun kedepan. Untuk itu agenda pembangunan
nasional menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada
seluruh warga negara dalam konteks tenaga kerja luar negeri perlu mendapat dukungan dari semua pihak.

Tahun 2016 merupakan tahun kedua Kabinet Kerja dan masa perjalanan RPJMN 2015–2019, dan
tahun kedua pula pelaksanaan Rencana Strategis BNP2TKI 2015-2019, dimana telah ditetapkan arah dan tujuan
pembangunan penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia. Terdapat 7 (tujuh) sasaran strategis utama
berdasarkan pada tujuan yang akan dicapai yaitu :
1. Meningkatnya pemanfaatan jobsinfo BNP2TKI dalam alur proses penempatan TKI;
2. Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI;
3. Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama, sampai dengan Pemulangan;
4. Meningkatnya CTKI/TKI Purna yang berwirausaha;
5. Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab, serta pengelolaan keuangan yang efisien, efektif,
transparan dan akuntabel;
6. Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI;
7. Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Penyelengaraan SPIP.

Berdasarkan 7 (tujuh) sasaran strategis utama ditetapkan 11 (sebelas) indikator kinerja utama
dengan 18 (delapan belas) sasaran strategis kegiatan dan 32 (tiga puluh dua) indikator kinerja kegiatan guna
mencapai tujuan yang akan dicapai. Secara umum capaian penyelenggaraan tata kelola pelayanan penempatan
dan perlindungan tenaga kerja Indonesia yang mudah, murah, cepat dan aman, sebagaimana diamanatkan
dalam RPJMN 2015-2019 dan Renstra BNP2TKI 2015-2019 mengambarkan perkembangan yang baik,
meskipun beberapa indikator masih memerlukan kerja keras dan perhatian tidak hanya dari BNP2TKI, namun
juga komitmen dan keterlibatan K/L terkait dan seluruh Stakeholder dalam pelayanan penempatan dan
perlindungan TKI. Adapun tingkat capaian kinerja sasaran BNP2TKI sesuai dengan Penetapan Kinerja Tahun
2016 rata-rata diatas 95% yang dihitung berdasarkan prosentase rata-rata capaian sasaran. Dari 18 kinerja
sasaran ditetapkan, sebanyak “15” sasaran dinyatakan berhasil, dan “3” sasaran belum berhasil mencapai
target. Sasaran yang dinyatakan “berhasil” jika capaiannya > 75% dari target yang telah ditetapkan.
Terobosan yang telah dilakukan BNP2TKI dalam meningkatkan tata kelola pelayanan penempatan dan
perlindungan TKI adalah 1) melalui Program Poros Sentra Pelatihan dan Pemberdayaan di Daerah Perbatasan
dengan layanan terintegrasi, telah diresmikan oleh Ibu Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 viii
Manusia dan Kebudayaan di Nunukan Kalimantan Utara dan dilanjutkan di Entikong, Kalimantan Barat serta
Batam, Tanjung Pinang. 2) mendorong Akses Permodalan untuk Pemberangkatan TKI ke Luar Negeri melalui
Skema Baru KUR bagi TKI, dengan plafon kredit sebesar Rp 4 Trilliun dan Bank pelaksana adalah, BRI, Mandiri,
BNI, Sinarmas dan Maybank Indonesia. 3) Penguatan Fungsi Monitoring dan Pengawasan dalam rangka
meningkatkan perlindungan TKI di luar negeri dengan mengembangkan Sistem Deteksi Dini (early warning
system) dengan uji coba pada negara tujuan penempatan Hongkong.
Guna mengoptimalkan segenap sumber daya dan meningkatkan kinerja BNP2TKI, telah dilakukan
upaya-upaya serta komitmen yang besar dari segenap jajaran BNP2TKI untuk mewujudkan kinerja yang baik
dan memuaskan segenap stakeholder khususnya masyarakat pekerja migran. Untuk itu dilakukan langkah-
langkah perbaikan sebagai berikut: a). Pencegahan TKI Non Prosedural, dalam rangka pencegahan TKI Non
Prosedural telah dilakukan kerjasama dengan Bareskrim POLRI, integrasi rekomendasi paspor sebagai tindak
lanjut Perjanjian Kerjasama dengan Ditjen Imigrasi Kemkumham yang memungkinkan tersaringnya setiap TKI
yang berangkat dan melewati pemeriksaan imigrasi. Kerjasama perlindungan dengan otoritas perbatasan dan
penjagaan yang ketat akan mengurangi penempatan TKI non procedural; b). Konsep Exit Strategy menuju Zero
Informal, Penerapan moratorium diikuti dengan langkah-langkah perbaikan dan antisipasi baik di dalam dan luar
negeri, hal ini untuk menghindari meningkatnya TKI yang berangkat secara non procedural Dalam kaitan
tersebut perlu disusun konsep exit strategy penyelesaian permasalahan TKI pasca kebijakan pemerintah tentang
moratorium penempatan ke Timur Tengah; c). Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Keuangan CTKI/TKI,
untuk meningkatkan kemampuan CTKI/TKI dalam pengelolaan keuangan, dilakukan pemberian materi tentang
literasi keuangan di PAP dan BLKLN; d). TKI Pelaut Perikanan, penghentian penempatan TKI Pelaut Perikanan
dilakukan dalam rangka pembenahan untuk perlindungan TKI Pelaut Perikanan; e). Penerapan e-KTKLN,
sebagai tindak lanjut dari Permenaker 7 tahun 2015 tentang e-KTKLN, pada tahun 2017 akan
dilaksanakan kembali penerbitan KTKLN; f). Pengembangan KUR TKI, sebagai bentuk kepedulian pemerintah
terhadap TKI, Pemerintah telah memfasilitasi para CTKI/TKI dengan beberapa perbankan guna mendapatkan
kredit lunak. Kebijakan ini sudah dijalankan dengan realisasi 12.151 TKI dengan jumlah kredit sebanyak Rp
177.329.283.641,00; g). Pemberdayaan TKI di Perbatasan, guna mengurangi dan mencegah penempatan TKI
non prosedural khususnya di daerah perbatasan, telah dikembangkan pemberdayaan TKI di daerah perbatasan
dalam bentuk pelatihan dan penyelesaian dokumen penempatan guna bekerja di luar negeri; h). Pembentukan
Early Warning System, sebagai bentuk peningkatan pelayanan perlindungan bagi tenaga kerja Indonesia di luar
negeri, dikembangkan suatu bentuk deteksi dini terhadap permasalahan TKI; i). Pembayaran Non Tunai, sejalan
dengan fasilitasi KUR TKI dengan melibatkan Perbankan, juga dikembangkan Pembayaran Non Tunai
menggunakan mekanisme perbankan; j). Membangun sistim akuntabilitas yang dapat memberikan informasi-
informasi kinerja di lingkungan BNP2TKI, dengan menggunakan teknologi informasi; k). Merumuskan dan
menetapkan Kinerja Utama yang SMART dengan indikator outcome yang jelas dan mudah untuk diukur tingkat
keberhasilannya; l). Mengembangkan sistim informasi kinerja yang dapat memberikan data kinerja dari semua
unit layanan yang ada dilingkungan BNP2TKI; m). Pembenahan insfratruktur pemerintah dalam mendorong
layanan dan perlindungan kepada TKI yang lebih baik; n). Memperbaiki bisnis proses penempatan dan
perlindungan TKI; dan o). Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI.
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 ix
Untuk mencapai visi BNP2TKI Terwujudnya TKI yang Profesional, Bermartabat dan Sejahtera,
kedepan sangat diperlukan koordinasi dan peningkatan kerjasama dengan seluruh instansi pemerintah pusat
dan daerah serta seluruh stakeholder terkait dalam penyelenggaraan tata kelola pelayanan penempatan dan
perlindungan tenaga kerja Indonesia.
Mendukung capaian kinerja tahun 2016 telah dikeluarkan dana sebesar Rp 305.595.453.125,00 atau
81,77% dari pagu sebesar Rp 373.739.846.000,00.

Capaian IKU BNP2TKI Tahun 2016

Realisasi
Target
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Capaian
Kinerja %
Kinerja
Meningkatnya Prosentase CTKI pendaftar
pemanfaatan jobsinfo jobsinfo yang berhasil
1 40% 17% 43
BNP2TKI dalam alur ditempatkan.
proses penempatan TKI
Meningkatnya Persentase pemanfatan layanan
Penempatan TKLN SISKOTKLN yang terintegrasi
2 memenuhi syarat kerja oleh pihak terkait dalam proses 70% 60% 85,71
dan prosedur berbasis pra pemberangkatan yang
Sistem P2TKI mudah, cepat, transparan.
Meningkatnya Persentase CTKI/TKI Bermasalah
Perlindungan sejak Pra, yang Tertangani
3 92% 95% 103,26
Selama, sampai dengan
Pemulangan.
Meningkatnya CTKI/TKI Persentase TKI Purna yang
4 34% 63% 185,29
Purna yang berwirausaha. Menjadi Wirausaha
Pelayanan Terpadu, Persentase Unit Layanan Publik
Profesional dan (UPP) dan Layanan Terpadu Satu
Bertanggungjawab, serta Pintu (LTSP) di 50% 54% 108
pengelolaan Keuangan BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang
yang efisien, efektif, mudah, murah dan cepat
transparan dan akuntabel Persentase lembaga yang
5 terintegrasi Sistem Pelayanan
80% 100% 125
P2TKI dalam tata kelola TKI,
termasuk transaksi non tunai
Nilai Capaian Reformasi Birokrasi
85% 84,70% 99,65
BNP2TKI
Opini BPK atas laporan keuangan WTP WTP 100
Citra terbaik untuk Opini Publik terhadap lembaga Baik Cukup
6 68,75
lembaga BNP2TKI BNP2TKI (80) (55)
Meningkatnya Tingkat Kapabilitas APIP Skor 1 2 200
Kompetensi, Integritas
7 Tingkat Kematangan
APIP dan Penyelengaraan Skor 1 3 300
Implementasi SPIP
SPIP.

Tujuh Sasaran Strategis BNP2TKI yang sudah ditetapkan dalam tahun 2016, rata-rata
capaiannya diatas 95%. Pencapaian kinerja sasaran strategis seperti dalam tabel di atas
keberhasilan capaian kinerjanya didukung oleh kinerja dari 18 sasaran kegiatan dengan 31 indikator
kinerja, dengan capaian kinerja seperti dalam tabel dibawah ini:

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 x


Capaian Sasaran Kegiatan BP2TKI Tahun 2016

REALI
NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET %
SASI
1 Meningkatnya kerjasama ketenaga Jumlah Dokumen Kerjasama Ketenagakerjaan dan Perlindungan 10 4
kerjaan dan Perlindungan Pekerja Pekerja Migran antara Negara RI dengan Negara Tujuan Dokumen Dokumen 40
Migran dg negara tujuan penempatan Penempatan yang berkontribusi dengan proses penempatan Kerjasama Kerjasama
2 Meningkatnya kesesuaian kualifikasi/ Jumlah negara tujuan penempatan dengan peluang kerja jabatan
10
kompetensi CTKI potensi dengan formal yang sesuai potensi persediaan 2 Negara 20
Negara
permintaan
3 Meningkatnya kesesuaian kualifikasi/ Persentase Padupadan peta Jumlah Kualifikasi/ Kompetensi CTKI
60% 14,95% 24,92
kompetensi CTKI potensi dengan Potensi dengan Permintaan
peluang kerja yang tersedia Persentase CTKI pendaftar job info telah berhasil ditempatkan 40% 17% 43
4 Meningkatnya Penempatan TKLN Persentase TKI yang ditempatkan memiliki dokumen dan 100 78%
78
memenuhi syarat kerja dan prosedur memenuhi standar yang ditetapkan. (300.000) (234.451)
berbasis Sistem P2TKI Prosentase Penempatan TKI Formal yang Memenuhi Syarat 70% 60%
86
Kerja dan Prosedural yang Berbasis Sistem (210.000) (125.176)
5 Meningkatnya pelayanan TKI sejak pra- Cost structure dengan beban tanggungjawab wajar antara TKI,
keberangkatan sampai dengan PPTKIS dan Majikan (Indonesia+Negara Penempatan) 30% 71% 236
kepulangan Persentase proses pelayanan TKI sejak pra-keberangkatan
sampai dengan kepulangan menggunakan transaksi secara non 30% 40% 133
tunai.
6 Meningkatnya kepatuhan lembaga Persentase tingkat kepatuhan lembaga penempatan dan
penempatan dan pendukung pendukung penempatan dalam standar dan ketentuan yang
85% 88% 103
penempatan terhadap standar dan berlaku.
ketentuan yang berlaku
7 Meningkatnya pelayanan penempatan Persentase penempatan yang menggunakan skema G to G dan
100% 100% 100
pemerintah (G to G dan G to P ) G to P berbasis pendaftaran online
8 Pengaduan masalah TKI dilayani, Prosentase pengaduan yang diproses di layanan crisis senter
25% 34,48%% 180
diproses, dan diselesaikan berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L/Perwakilan RI
Persentase TKI telah memiliki akses terhadap fasilitas Early
30% 20% 75
Warning System memanfatkan beragam tools
9 Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam Persentase menurunnya permasalahan CTKI/ TKI 25% 6,25% 25
memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, Persentase CTKI/TKI bermasalah yang mendapat pendampingan
selama dan purna TKI 100% 70% 84
hukum
10 Meningkatnya kemampuan TKI purna Jumlah pekerja migran/purna yang mendapat edukasi 1.475
1.475 TKI 100
penempatan untuk mengelola pengelolaan keuangan dan wirausaha TKI Purna
keuangan, termasuk mengembangkan Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha 34% 63% 185
usaha mikro Persentase terpasilitasi pemulangan dan pemberdayaan
WNIO/TKIB/Pekerja migran bermasalah dalam proses re 30% 20,5% 68,33
integrasi usaha di desa asalnya.
11 Meningkatnya layanan pendampingan Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor
usaha dan akses permodalan dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan 30% 100% 333
penyediaan bantuan modal.
12 Penguatan fungsi pembinaan dan Persentase sistim monitoring perlindungan berbasis informasi unit
30% 37% 123
pengawasan pelaksanaan penempatan intelijen.
dan perlindungan TKI Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara procedural
92% 99% 108
di Kantong TKI non procedural.
13 Tersusunnya Perencanaan yang Prosentase perencanaan anggaran terhadap realisasi
aplikatif dan meningkatnya kualitas 92% 84,15% 93,5
pelaksanaan anggaran
Akuntabilitas Kinerja BNP2TKI; Penilaian AKIP oleh Kementerian PAN dan RB BB BB* 100
14 Pelayanan Terpadu, Profesional dan Prosentase Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di 2 UPP/ 2 UPP/ 200
Bertanggungjawab dalam pelaksanaan BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat 4 LTSP 3 LTSP (25)
reformasi birokrasi Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI 85 84,70% 99,65
15 Terselenggaranya Pengelolaan
keuangan dan pengelolaan Barang milik Opini BPK atas Laporan Keuangan WTP WTP 100
Negara yang tertib dan akuntabel;
16 Diterbitkannya kebijakan yang Persentase peraturan perundang-undangan dan tingkat
100% 100% 100
komprehensif dan aplikatif sesuai kekosongan hukum
kebutuhan / dinamika organisasi dan
Baik Cukup
meningkatnya opini publik terhadap Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI 68,75
(80) (55)
lembaga BNP2TKI;
17 Terselenggaranya layanan system Persentase terintegrasi Sistem Non Tunai pada lembaga
80% 100% 125
informasi P2TKI secara terpadu dan penempatan dalam Tata Kelola TKI
kajian Litbang sebagai masukan
Prosentase rekomendasi hasil kajian yang menjadi kebijakan 9 4 44
kebijakan
18 Meningkatnya Kompetensi, Integritas Tingkat Kapabilitas APIP Skor 1 2 200
APIP dan Penyelengaraan SPIP
Tingkat Kematangan Imple mentasi SPIP Skor 1 3 300

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 xi


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Tingkat pengangguran yang tinggi dan keterbatasan lapangan kerja diperkirakan masih akan
terjadi, hal itu akan menjadi faktor penyebab kondisi kemiskinan di Indonesia. Kemiskinan yang bersumber
dari pengangguran akan mendorong orang mencari pekerjaan di manapun untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Selama angka pengangguran masih tinggi, maka selama itu juga akan banyak Tenaga Kerja
Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri. Bekerja di luar negeri akan tetap menjadi salah satu alternatif
untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke
luar negeri akan tetap menjadi agenda penting bagi Indonesia, selama masih belum tersedia kesempatan
kerja yang cukup di dalam negeri. Pengiriman TKI ke luar negeri akan tetap menjadi salah satu sarana
untuk mengurangi pengangguran di Indonesia. Bahkan, Bank Dunia telah memproyeksi bahwa Indonesia
membutuhkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi untuk mengakomodasi 15 juta tenaga kerja baru
pada 2020 mendatang.

Dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2015-2019, visi
pemerintah yang dijalankan Kabinet Kerja Presiden Jokowi dan Jusuf Kalla adalah "Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong" dalam Misi
dan Sembilan Agenda Prioritas yang terkait dengan program ketenagakerjaan luar negeri adalah Misi ke 5
yaitu Mewujudkan Bangsa yang Berdaya Saing dan agenda prioritas ke 1 yaitu Menghadirkan kembali
negara untuk melindungi segenap dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara, disamping
itu agenda prioritas lain yang dijalankan adalah membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun
tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya, memperkuat kehadiran negara
dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan
terpercaya.

Arah kebijakan umum pembangunan nasional 2015-2019 adalah meningkatkan pertumbuhan


ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan merupakan landasan
utama untuk mempersiapkan Indonesia lepas dari posisi sebagai negara berpendapatan menengah
menjadi negara maju. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dari sisi ketenagakerjaan ditandai
dengan terjadinya tranformasi ekonomi melalui penguatan pertanian, perikanan dan pertambangan,
berkembangnya industri manufaktur di berbagai wilayah, modernisasi sektor jasa, penguasaan iptek dan
berkembangnya inovasi, terjaganya kesinambungan fiskal, meningkatnya daya saing produk ekspor non
migas, terutama produk manufaktur dan jasa, meningkatnya daya saing dan peranan usaha mikro, kecil
dan menengah (UMKM) dan koperasi serta meningkatnya lapangan kerja dan kesempatan kerja yang
berkualitas.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.1


Agenda pembangunan nasional menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara dalam konteks tenaga kerja luar negeri dengan sub
agenda :
1. Meningkatkan kuailtas perlindungan warga negara Indonesia dan badan hukum Indonesia di luar
negeri dan melindungai hak dan keselamatan pekerja migran;
2. Meningkatkan kualitas dan ketersediaan data serta informasi kependudukan.

Sasaran dan arah kebijakan yang ingin dicapai dalam meningkatkan kuailtas perlindungan warga
negara Indonesia dan badan hukum Indonesia di luar negeri dengan strategi :
1. Peningkatan keberpihakan dilpomasi Indonesia pada WNI/BHI;
2. Pelayanan dan perlidungan WNI/BHI di luar negeri dengan mengedepankan kepedulian dan
keberpihakan;
3. Pelaksanaan perjanjian bilateral untuk memberikan perlidungan bagi WNI/BHI di luar negeri; dan
4. Penguatan konsolidasi penanganan WNI/BHI diantara seluruh pemangku kepentingan terkait melalui
koordinasi dan pembagian tugas yang jelas.

Sasaran dan arah kebijakan yang ingin dicapai terkait agenda melindungi Hak dan Keselamatan
TKI adalah menurunnya jumlah Pekerja Migran/TKI yang menghadapi masalah hukum di dalam dan luar
negeri. Sasaran lainnya adalah :
1. Terwujudnya mekanisme rekrutmen dan penempatan yang melidungi pekerja migran/TKI;
2. Meningkatnya pekerja migran/TKI yang memiliki ketrampilan dan keahlian yang sesuai dengan
kebutuhan pasar kerja luar negeri;
3. Meningkatnya peran daerah dalam pelayanan informasi pasar kerja dan pelayanan rekrutmen calon
pekerja migran/calon TKI;
4. Tersedianya regulasi yang memberikan perlindungan bagi pekerja migran/TKI.

Sejalan dan selaras dengan Visi dan Misi agenda prioritas serta arah kebijakan umum
pembangunan nasional, maka arah kebijakan dan strategi dalam upaya untuk melindungi hak dan
keselamatan pekerja migran/TKI adalah :
1. Meningkatkan Tata Kelola Penyelenggaraan Penempatan, yaitu melakukan pembenahan,
meningkatkan koordinasi mulai dari penyusunan informasi peluang pasar, diseminasi, penyiapan
program rekruitmen, penerapan kriteria dalam menentukan persyaratan baik dokumen jati diri maupun
pendidikan dan keterampilan untuk mengisi kebutuhan pasar kerja dan pelaksanaan kerjasama hingga
promosi dan mekanisme/proses perlindungannya. Penguatan kelembagaan tata kelola penempatan
pekerja migran harus segera dilakukan sehingga tidak terdapat tumpang tindih wewenang antara
kementerian/lembaga. Selain itu, informasi pekerja migran diluar negeri harus menjadi suatu bagian
yang utuh dalam sistem informasi tenaga kerja. Informasi ini memudahkan perwakilan Pemerintah
diluar negeri melakukan pemantauan;

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.2


2. Memperluas kerjasama dalam rangka meningkatkan perlindungan, yaitu meninjau nota
kesepakatan dengan negara-negara dengan jumlah permasalahan pekerja migran paling banyak
sebagai awal, kemudian memperluas nota kesepakatan dengan negara tujuan lainnya. Sehingga
terdapat kerangka umum, yang dapat melindungi secara kuat pekerja migran. Selain itu,
perlindungan pekerja migran dapat ditingkatkan dengan memperkuat kerangka kerjasama dalam forum
internasional yang terkait migrasi;
3. Membekali Pekerja Migran dengan Pengetahuan, Pendidikan dan Keahlian terutama dengan
meningkatkan efektivitas penggunaan dan kualitas Balai Latihan Kerja (revitalisasi BLK) dan
lembaga pelatihan milik swasta terstandar, sehingga lulusannya dapat memenuhi keahlian yang
diperlukan oleh negara pengguna, serta pembekalan pengetahuan tentang pengarusutamaan prinsip
HAM dalam Penyusunan Kebijakan dan Pendidikan terhadap Pekerja melalui instrumen hukum
berspektif HAM terutama Konvensi ILO serta mekanisme internasional lainnya;
4. Memperbesar Pemanfaatan Jasa Keuangan bagi Pekerja, melalui pengenalan jasa keuangan untuk
menyimpan tabungan dan pengiriman uang kepada keluarga di tanah air, peningkatan akses kredit,
serta penyusunan skema asuransi yang efektif.
Berdasarkan arah kebijakan dan strategi diatas, maka Pengarustamaan Pengelolaan TKI dalam
kurun waktu lima tahun kedepan, BNP2TKI harus mampu mewujudkan keselamatan dan keberpihakan
penempatan dan perlindungan pekerja migran/TKI yang mampu mewujudkan Calon TKI/TKI terlindungi di
dalam negeri, tidak bermasalah di luar negeri dan sejahtera saat kembali ke dalam negeri, untuk
melaksanakan hal tersebut ada 6 tahapan yang harus dilakukan BNP2TKI yaitu :
1. Stop pengiriman PLRT, karena kita punya harga diri dan martabat, dengan menetapkan pada tahun
2019 kita sudah Zero TKI Informal, Seluruh TKI yang dikirimkan ke LN berstatus tercatat sebagai TKI
dan dipekerjakan pada sektor formal. Target juga mencakup beralihnya seluruh TKI ilegal yang
dipersiapkan kembali menjadi TKI legal pada sektor formal;
2. Tersedianya layanan yang cepat dan mudah sejak pengurusan administrasi, pembekalan TKI,
persiapan keberangkatan hingga keberangkatan TKI menuju negara penempatan, sehingga
diharapkan pra keberangkatan TKI rata-rata 1 bulan;
3. Meminimalkan biaya persiapan dan pemberangkatan yang menjadi beban TKI sehingga menjadi
sebesar-besarnya 2 bulan gaji TKI bersangkutan;
4. Meningkatkan nilai pengiriman uang TKI dari negara penempatan menjadi 3 x lipat dari nilai saat ini
sebesar Rp 70 Triliun/Tahun;
5. TKI mendapatkan jaminan dan akses perlindungan sejak tahap pra-keberangkatan, masa bekerja,
kepulangan hingga tahap pemberdayaan (Perlindungan di 4 Tahapan);
6. TKI Purna jalani 5 solusi mandiri yaitu TKI yang kembali ke tanah air mendapatkan beragam fasilitas
dan layanan berupa (i) pelatihan, (ii) dukungan finansial, (iii) pendampingan usaha, untuk
menjadikannya sebagai wirausaha mandiri serta (iv) pelatihan dan (v) lapangan pekerjaan bagi yang
akan bekerja di perusahaan dalam negeri.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.3


Mencermati kondisi dan permasalahan serta dalam upaya mejalankan visi, misi dan arah pembangunan
sebagaimana diamanatkan dalam RPJM Nasional Tahun 2015- 2019, sebagai dokumen kebijakan yang
mendasari pelaksanaan program-program tahunan dalam lima tahun kedepan maka dituangkan dalam
Rencana Stratregis Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Tahun
2015 - 2019, dengan Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia Nomor PER-10/KA/IV/2015.
Dalam melaksanakan program dan kegiatan pembangunan, BNP2TKI sebagai unit kerja pemerintah
semakin dituntut untuk menyesuaikan dengan perubahan sistem manajemen pemerintahan yang
menuntut azas akuntabilitas, di mana setiap penyelenggara negara dituntut untuk dapat
mempertangungjawabkan kinerja atau hasil-hasil dari seluruh program/kegiatan kepada masyarakat atas
penggunaan dana dan kewenangan yang diberikan. Sebagai contoh pada performance keuangan yang
tidak hanya sebatas mengukur seberapa besar realisasinya, tetapi bisa mengukur besarnya dana bisa
mendorong seberapa besar peningkatan kinerja yang dicapai dalam kurun waktu tertentu, sebagai hakekat
dari anggaran berbasis kinerja.
Sebagai sandaran peraturan penerapan akuntabilitas mengacu Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999
tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, BNP2TKI diwajibkan untuk:
1. Melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban instansi
pemerintah dalam mencapai misi dan tujuan organisasi;
2. Menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) pada setiap akhir tahun kepada
Presiden melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Atas dasar hal-hal di atas tersebut, BNP2TKI sebagai Instansi Pemerintah dan Penyelenggara Negara
telah menetapkan target kinerja tahun 2016 dilanjutkan dengan melakukan monitoring dan pengukuran
kinerja yang telah dicapai, kemudian dituangkan ke dalam susunan LAKIP BNP2TKI Tahun 2016 sebagai
wujud akuntabilitas dari mandat yang diemban.

1.2. Isu Strategis

Perekonomian dan Ketenagakerjaan. Indonesia saat ini masih dikategorikan sebagai negara yang
memiliki kinerja perekonomian yang baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir
rata-rata di atas 6 persen, sehingga masuk dalam kelompok negara dengan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi. Kinerja perekonomian nasional tidak bisa dilepaskan dengan kondisi dan dinamika lingkungan
strategis internal dan eksternal, seperti kondisi sosial, ekonomi dan politik dalam negeri; Komunitas
ASEAN (Asean Community) 2015, perkembangan ekonomi politik global, era perdagangan bebas, dan
APEC. Komunitas ASEAN 2015 dalam waktu dekat akan mengintegrasi negara-negara di ASEAN agar
tercipta kekompakan, kesamaan visi satu tujuan, kesejahteraan bersama, dan saling peduli di antara
negara-negara di Kawasan Asia Tenggara. Komunitas ASEAN 2015 yang ditopang tiga pilar yaitu
Komunitas politik dan Keamanan ASEAN, Komunitas Ekonomi ASEAN, dan Komunitas Sosial dan Budaya
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.4
ASEAN tersebut, mengharuskan masyarakat Indonesia siap menghadapinya antara lain dari sisi daya
saing ketenagakerjaan.
Kependudukan dan Sumber Daya Manusia. Indonesia sudah mencapai bonus demografi mulai 2010,
dan akan mencapai puncaknya pada sekitar tahun 2020 hingga tahun 2030. Secara konseptual, bonus
demografi adalah proporsi penduduk usia produktif yang sangat besar atau sekitar 69% dari jumlah
penduduk, sedangkan rasio angka ketergantungan (dependency ratio) mencapai titik terendah. Artinya,
pada saat itu jumlah angkatan kerja sangat besar, namun menanggung beban kelompok usia anak dan
lansia yang sangat kecil. Sebagian besar penduduk usia produktif yang ada pada satu hingga tiga dekade
mendatang itu adalah para remaja dan generasi muda saat ini.
Angkatan kerja Indonesia pada Februari 2016 sebanyak 127,7 juta orang, yang bekerja 120,7 juta orang
dan 7,0 juta orang yang menganggur. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2016 sebesar 5,50
persen menurun dibanding TPT Februari 2015 (5,81 persen) dan TPT Agustus 2014 (5,94 persen).
Angkatan kerja yang bekerja paling banyak tingkat pendidikan SMP kebawah yaitu 61,26 persen, menurun
dibandingkan dengan Februari 2015 sebesar 62,92 persen. Sementara yang berpendidikan menengah dan
tinggi mengalami peningkatan masing-masing sebesar 1,25 persen poin dan 0,45 persen poin.
Selama setahun terakhir (Agustus 2014–Agustus 2015) kenaikan penyerapan tenaga kerja terjadi terutama
di Sektor Konstruksi sebanyak 930 ribu orang (12,77 persen), Sektor Perdagangan sebanyak 850 ribu
orang (3,42 persen), dan Sektor Keuangan sebanyak 240 ribu orang (7,92 persen).
Penduduk bekerja di atas 35 jam per minggu (pekerja penuh) pada Agustus 2015 sebanyak 80,5 juta
orang (70,12 persen), sedangkan penduduk yang bekerja kurang dari 15 jam per minggu sebanyak 6,5 juta
orang (5,63 persen). Pada Agustus 2015, penduduk bekerja masih didominasi oleh mereka yang
berpendidikan SD ke bawah sebesar 44,27 persen, sementara penduduk bekerja dengan pendidikan
Sarjana ke atas hanya sebesar 8,33 persen.
Pada 2020-2030, diperkirakan 100 penduduk usia produktif akan menanggung 44 orang tak produktif.
Setelah itu, angka ketergantungan penduduk akan naik kembali. Berkaitan dengan hal ini, Chris Manning
mengingatkan bahwa bonus demografi ini kemungkinan besar tidak akan dapat dimanfaatkan oleh
Indonesia melihat rendahnya kualitas penduduk Indonesia baik dari aspek pendidikan maupun
keterampilan. Jika tidak dilakukan aksi sejak sekarang, maka yang akan terjadi bukanlah windows of
opportunity, melainkan door to disaster. Pengangguran akan didominasi oleh penduduk muda dan terdidik
yang dapat mendorong timbulnya sosial unrest dan peningkatan jumlah penduduk miskin. Fenomena
kependudukan yang akan terjadi tiga dekade kedepan ini memerlukan kebijakan pemerintah yang
mempertimbangkan aspek kependudukan.
Problematik Pengangguran. Tingkat pengangguran yang tinggi, dan keterbatasan lapangan kerja,
kedepan diperkirakan masih akan terjadi, dan hal itu akan menjadi faktor penyebab kondisi kemiskinan di
Indonesia. kemiskinan yang bersumber dari pengangguran, akan mendorong orang mencari pekerjaan
di manapun, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini berarti bahwa selama angka pengangguran
masih tinggi, maka selama itu juga akan banyak tenaga kerja Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri.
Dan bekerja di luar negeri akan tetap menjadi salah satu alternatif untuk memperoleh kehidupan yang lebih

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.5


baik. Oleh karena itu, pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri akan tetap menjadi agenda penting
bagi Indonesia, selama masih belum tersedia kesempatan kerja yang cukup di dalam negeri. Pengiriman
TKI ke luar negeri akan tetap menjadi salah satu sarana untuk mengurangi pengangguran di Indonesia.
Bahkan, Proyeksi Bank Dunia telah memproyeksi bahwa Indonesia membutuhkan tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi, untuk mengakomodasi 15 juta tenaga kerja baru, pada 2020 mendatang.
Globalisasi dan Trend Mobilitas Internasional. Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu,
antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mepengaruhi satu sama lain
yang melintasi batas negara. Seperti diketahui, salah satu bentuk globalisasi adalah globalisasi
perekonomian, yang merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara
di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas
teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan
terhadap arus modal, barang dan jasa. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan
menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin
erat.
Tuntutan Pemenuhan Hak Atas Pekerjaan. Dalam kenyataan, hak untuk memperoleh pekekerjaan
secara layak belum dapat terpenuhi secara maksimal, karena kesempatan kerja di dalam negeri masih
sangat terbatas. Pembangunan dan industrialisasi belum sepenuhnya mampu menyerap tenaga kerja.
Keadaan inilah yang kemudian menyebabkan banyak warga negara Indonesia yang mencari pekerjaan di
luar negeri.

1.3. Peluang dan Manfaat

Trend Globalisasi Sebagai Peluang. Globalisasi adalah proses menyatunya negara-negara di seantero
dunia. Dalam globalisasi, perdagangan barang dan jasa, perpindahan modal, jaringan transportasi, serta
pertukaran informasi dan kebudayaan bergerak secara bebas ke seluruh dunia seiring dengan meleburnya
batas-batas negara. Disamping itu Globalisasi juga mendorong perpindahan tenaga kerja dari negara yang
satu kenegara lainnya. Seluruh penduduk dunia bebas bergerak meninggalkan tanah airnya menuju
negara lain.
Dampak Positif SebagaI Manfaat. Penempatan dan perlindungan TKI ke luar negeri diketahui telah
memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan negara, di antaranya adalah:
1. Pengurangan pengangguran. Terjadinya pengangguran disebabkan oleh adanya ketimpangan antara
pertumbuhan perekonomian tidak seimbang dengan pertumbuhan angkatan kerja, sehingga belum
mampu menampung angkatan kerja yang setiap tahunnya terus meningkat. Menyadari hal tersebut,
Pemerintah RI telah menetapkan pasar kerja luar negeri sebagai alternatif strategis pilihan untuk
mengatasi masalah pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia;
2. Peningkatan pendidikan masyarakat. Penempatan dan perlindungan TKI juga dapat merangsang
peningkatan pendidikan masyarakat, khususnya bagi keluarga TKI, karena TKI mendapatkan
penghasilan untuk membiayai anak-anak atau keluarganya kejenjang pendidikan yang diinginkan. Hal
ini sangat menguntungkan Negara dan Pemerintah sebab investasi pendidikan merupakan investasi

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.6


jangka panjang yang akan memberikan hasil yang memuaskan kedepannya sehingga pembangunan
nasional dapat berjalan lebih cepat dan lebih terarah;
3. Penambahan pengalaman dan meningkatkan wawasan. Penempatan dan perlindungan TKI di luar
negeri, juga secara langsung dapat menambah pengalaman langsung melalui pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan (DIKLAT), bahasa, keterampilan dll. Pengalaman yang didapatkan melalui diklat akan
diperdalam dan dipratekan di negara penempatan, sehingga TKI sehabis masa kontraknya lebih
memiliki pengalaman dan wawasannya lebih luas bila dibandingkan sebelum mereka-mereka menjadi
TKI dan bekerja di negara-negara penempatan;
4. Perolehan ketrampilan baru dan Brain Gain. Penempatan dan perlindungan TKI juga membawa
keterampilan baru bagi TKI yang bekerja di luar negeri, karena negera-negara penerima TKI selama ini
merupakan negara-negara yang lebih maju perekonomiannya, sehingga penduduknya akan lebih
mampu membeli produk-produk yang lebih canggih dan modern sehingga TKI dituntut harus mampu
mempergunakan tehnologi moderen yang disediakan oleh majikannya didalam bekerja. Dengan sering
TKI menggunakan alat-alat kerja modern tersebut maka secara otomatis TKI akan menguasai
penggunaan teknologi tersebut;
5. Perolehan valuta asing dan remitansi. Perolehan valuta asing, baik yang dibawa langsung atau
dikirimkan TKI melalui jasa lembaga keuangan perbankan maupun non-perbankan, memberikan
tambahan pemasukkan devisa negara yang memberikan kontribusi terhadap keseimbangan Neraca
Pembayaran Indonesia (NPI). Tercatat valuta asing yang di kirim melalui lembaga keuangan adalah
berturut-turut pada, tahun 2012 sebesar US$ 6,99 miliar, tahun 2013 sebesar US$. 7,40 miliar, tahun
2014 sebesar US$ 8.43, tahun 2015 sebesar US$ 9.42 dan tahun 2016 sebesar US$ 7.47. Besarnya
remitansi yang dibawa TKI memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan ekonomi di
daerah domisili TKI maupun perekonomian secara regional maupun nasional. Juga menjadi bentuk
tabungan masyarakat. Pengiriman remitansi baik melalui jasa lembaga keuangan ataupun disimpan
dalam rekening Bank TKI memberikan kontribusi terhadap peningkatan tabungan masyarakat
mengingat jumlahnya cukup signifikan dan menerus;
6. Menjadi duta kebudayaan. Keberadaan TKI di 208 negara dengan jumlah yang besar 3 s/d 6 juta
orang potensial menjadi modal untuk memperkenalkan khasanah budaya Indonesia di Luar Negeri.

1.4. Permasalahan

Terdapat beberapa permasalahan yang perlu mendapat perhatian dan penanganan serius dalam
penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia, antara lain :
1. Penguatan PPTKIS
Pengawasan dan monitoring kinerja PPTKIS lemah dan pemberdayaan PPTKIS belum berjalan secara
utuh;

2. Lembaga BNP2TKI
a. Tata kelola organisasi BNP2TKI di Pusat dan Daerah dari masing-masing unit perlu disesuaikan
dengan dinamika perkembangan organisasi serta menyelaraskan dengan beban tugas organisasi;

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.7


b. Bisnis proses penempatan TKI terlalu panjang, perlu dilakukan reformasi Bisnis Model Penempatan
dengan jalan memangkas business process Pengiriman TKI dari 14 tahapan kepada 8 tahapan;
c. Agar pelayanan dapat lebih cepat, mudah, murah dan aman maka perlu dbentuk Layanan Terpadu
Satu Pintu (LTSP);
d. SDM BNP2TKI dirasakan masih kurang, perlu ditingkatkan dan dikembangkan;
e. Isu Image BNP2TKI secara kelembagaan belum baik;
f. Isu koordinasi BP3TKI di Propinsi dan Kab/Kota belum sepadan.

3. Produk layanan TKI


a. Beban biaya ditanggung TKI mahal, negara belum hadir untuk membantu secara maksimal;
b. Sumber pembiayaan TKI sangat terbatas belum ada Bank Umum Nasional yang membiayai TKI,
karena tidak adanya agency collection di Negara penempatan;
c. Kualitas layanan TKI masih bermasalah;
d. Biaya komuinikasi dan tranfer mahal;
e. TKI kembali ke indonesia, miskin layanan dan tidak aman;
f. Klaim asuransi sulit dan mengelabui;
g. Layanan selama di luar negeri tidak jelas;
h. Layanan perlindungan baru tersedia bila sudah ada kasus;
i. Transparansi dan partisipasi publik perlu ditingkatkan;
j. Pemerintah cenderung responsif bukan atisipasif.

4. Kebijakan dan Regulasi


a. Keselarasan regulasi dengan Kemenaker;
b. Pemerintah cenderung dominan;
c. Arah kebijakan tidak jelas.

5. Kondisi TKI
a. Pungutan liar dan intimidasi kepada TKI;
b. TKI tidak memenuhi syarat tetap berangkat;
c. Masih banyak TKI Ilegal;
d. Keberadaaan TKI tidak terdeteksi.

1.5. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan LAKIP BNP2TKI tahun 2016 adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban Kepala
BNP2TKI kepada Presiden atas pengelolaan anggaran dan pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka
mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Adapun tujuan penyusunan LAKIP adalah untuk menilai
dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan sasaran BNP2TKI.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan kemudian dirumuskan beberapa rekomendasi yang dapat
menjadi salah satu masukan dalam menetapkan kebijakan dan strategi yang akan datang, sehingga dapat
meningkatkan kinerja pembangunan penempatan dan perlindungan TKI.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.8


1.6. Tugas dan Fungsi BNP2TKI

Berdasarkan Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor PER.10/KA/IV/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
BNP2TKI, tugas BNP2TKI adalah membantu Presiden RI dalam menyelenggarakan sebagian urusan
pemerintahan di bidang penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri secara
terkoordinasi dan terintegrasi. Dalam melaksanakan tugas tersebut BNP2TKI menyelenggarakan fungsi:

1) Pelaksanaan penempatan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri atas dasar perjanjian secara tertulis
antara Pemerintah dengan Pemerintah Negara Pengguna Tenaga Kerja Indonesia atau Penguna
berbadan hukum di negara tujuan penempatan;

2) Pemberian pelayanan, pengkoordinasian, pelaksanaan pengawasan mengenai;


a. Dokumen;
b. Pembekalan akhir pemberangkatan (PAP);
c. Penyelesaian masalah;
d. Sumber-sumber pembiayaan;
e. Pemberangkatan sampai pemulangan;
f. Peningkatan kualitas Calon Tenga Kerja Indonesuiaia;
g. Informasi;
h. Kulalitas pelaksanaan penempatan Tenaga Kerja Inonesia, dan
i. Peningkatan kesejahteraan Tenaga Kerja Indonesia dan keluarganya.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BNP2TKI dibantu oleh unit eselon I sebagai berikut:
1) Sekretariat Utama (Settama) yaitu unsur pembantu yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Utama
dan bertugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BNP2TKI. Susunan organisasi Settama
terdiri dari:
a. Biro Perencanaan dan Administrasi Kerjasama;
b. Biro Organisasi dan Kepegawaian;
c. Biro Keuangan dan Umum;
d. Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat.

2) Inspektorat, yaitu unsur pengawasan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala
BNP2TKI dan secara adminsitrasi dikoordinir oleh Sekretaris Utama. Inspektorat dipimpin oleh
seorang Inspektur. Susunan organisasi Inspektorat terdiri dari:
a. Subbagian Tata Usaha;
b. Kelompok Jabatan Fungsioanal Auditor.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.9


3) Pusat Penelitian, Pengembangan dan Informasi (Puslitfo), yaitu unsur pemdukung pelaksanaan tugas
BNP2TKI yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala BNP2KI melalui Sekretaris
Utama. Puslitfo dipimpin oleh seorang Kepala Pusat Penelitian dan Pengmbangan. Susunan
organisasi Puslitfo BNP2TKI terdiri dari:
a. Bidang Penelitian dan Pengembangan;
b. Bidang Sistem Informasi;
c. Bidang Pengolahan dan Penyiapan Data;
d. Subbagian Tata Usaha.

4) Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi (Deputi I) yaitu unsur pelaksana dalam
merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis dibidang penempatan dan
perlindungan Tenaga Kerja Indonesia untuk kerjasa sama billateral, regional dan multilateral di tingkat
pertemuan pejabat tinggi, menteri dan kepala negara/pemerintah dan organisasi internasioanal,
pemetaan dan harmonisasi kualitas Tenaga Kerja Luar Negeri serta Promosi. Deputi I dipimpin oleh
seorang Deputi.
Susunan organisasi Deputi I terdiri dari:
a. Direktorat Kerjasama Luar Negeri;
b. Direktorat Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas TKLN I;
c. Direktorat Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas TKLN II;
d. Direktorat Kerjasama Promosi.

5) Deputi Bidang Penempatan (Deputi II) yaitu unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan
kebijakan dan standardisasi teknis kerjasama dan verifikasi penyiapan dokumen, sosialisasi dan
kelembagaan penempatan, penyiapan dan pembekalan serta pelayan penempatan pemerintah.
Deputi II dipimpin oleh seorang Deputi. Susunan organisasi Deputi II terdiri dari:
a. Direktorat Kerjasama Verifikasi Pelayanan Dokumen;
b. Direktorat Sosialisasi dan Kelembagaan Penempatan;
c. Direktorat Penyiapan dan Pembekalan Pemberangkatan;
d. Direktorat Pelayanan Penempatan Pemerintah.

6) Deputi Bidang Perlindungan (Depuit III), yaitu unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan
kebijakan dan standardisasi teknis pelayanan pengaduan, mediasi dan advokasi, pemberdayaan serta
pengamanan dan pengawasan untuk perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Deputi III dipimpin oleh
seorang Deputi. Susunan organisasi Deputi III terdiri dari:
a. Direktorat Pelayanan Pengaduan;
b. Direktorat Mediasi dan Advokasi;
c. Direktorat Pemberdayaan;
d. Direktorat Pengamanan dan Pengawasan.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.10


Struktur organisasi BNP2TKI seperti pada gambar berikut:

Gambar 1. Struktur Organisasi BNP2TKI

1.7. Keragaan SDM BNP2TKI

Jumlah pegawai di BNP2TKI (Pusat dan UPT) s. d tanggal 31 Desember 2016 mencapai 1.696
orang, terdiri dari PNS sebanyak 929 orang dan Honorer sebanyak 767 orang.

PNS
NON PNS

Gambar 2. Jumlah Pegawai Menurut Status Kepegawaian

Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Honorer BNP2TKI Tahun 2016, dengan rincian sebagai berikut:
1) Jumlah pegawai menurut unit kerja Eselon I (Pusat) : Sekretariat Utama 196 orang (PNS
138 orang dan Honorer 58 orang), Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi 67 orang,

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.11


Deputi Bidang Penempatan 110 orang (PNS 94 orang dan Honorer 16 orang), Deputi Bidang
Perlindungan 87 orang (PNS 83 orang dan Honorer 4 orang), Inspektorat 27 orang (PNS 24 orang
dan Honorer 3 orang), dan UPT Daerah 1.208 orang (PNS 522 orang dan Honorer 686 orang);

Settama
Deputi I
Deputi II
Deputi III
Inspektorat
UPT Daerah

Gambar 3. Jumlah Pegawai Menurut Unit Kerja

2) Jumlah PNS BNP2TKI sebanyak 929 orang, terdiri dari laki-laki sebanyak 513 orang dan perempuan
sebanyak 416 orang;
3) Dirinci menurut golongan: Golongan IV sebanyak 116 orang, Golongan III sebanyak 7 3 7 orang,
Golongan I I sebanyak 7 2 orang, dan Golongan I sebanyak 4 orang.

Gol. I
Gol. II
Gol. III
Gol. IV

Gambar 4. Jumlah Pegawai Menurut Golongan

4) Dirinci menurut jabatan, jabatan Eselon I sebanyak 5 orang, jabatan Eselon II sebanyak 17 orang,
jabatan Eselon III sebanyak 72 orang, jabatan Eselon IV sebanyak 197 orang, jabatan Eselon V
sebanyak 4 orang, jabatan fungsional 42 orang, dan pelaksana/staf sebanyak 592 orang.

Eselon I
Eselon II
Eselon III
Eselon IV
Eselon V
Fungsional
Staf

Gambar 5. Jumlah Pegawai Menurut Jabatan

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.12


5) Dirinci menurut tingkat pendidikan: S-3 sebanyak 2 orang atau 0,22 %, S-2 sebanyak 119 orang
atau 12,81 %, S-1 sebanyak 638 orang atau 68,68 %, D-3 sebanyak 46 orang atau 4,95 %, SLTA
sebanyak 115 orang atau 12,38 %, SLTP sebanyak 5 orang atau 0,56 %, SD sebanyak 4 orang atau
0,43 %.

S-3
S-2
S-1
D-3
SLTA
SLTP
SD

Gambar 6. Jumlah Pegawai Menurut Pendidikan

1.8. Sistematika Penyajian LAKIP

Laporan Akuntabiltas Kinerja BNP2TKI Tahun 2016 mengacu kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Akuntabiltas Kinerja ini bertujuan menginformasikan capaian kinerja BNP2TKI selama Tahun
2016. Capaian Kinerja (Performance Results) 2016 tersebut dibandingkan dengan Penetapan Kinerja
(Performance Plan) BNP2TKI Tahun 2016 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi.

Adapun sistematika penyajian laporan sebagai berikut:

1) Ikhtisar Eksekutif, pada bagian ini berisi ringkasan secara menyeluruh LAKIP BNP2TKI;
2) Bab I Pendahuluan, pada bab ini berisi latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan LAKIP,
tugas dan fungsi organisasi dan keragaan SDM BNP2TKI;
3) Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, pada bab ini berisi perencanaan strategis
BNP2TKI 2015-2019 dan penetapan kinerja tahun 2016;
4) Bab III Akuntabilitas Kinerja, pada bab ini berisi hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis
capaian kinerja, serta akuntabilitas keuangan BNP2TKI tahun 2016;
5) Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan kesimpulan menyeluruh dari LAKIP BNP2TKI dan
rekomendasi perbaikan kinerja ke depan;
6) Lampiran.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.13


BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN 2015-2019), visi pemerintah yang dijalankan Kabinet Kerja Presiden Jokowi dan
Jusuf Kalla adalah "Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan
Gotong Royong" dalam Misi ke 5 yaitu; “Mewujudkan Bangsa yang Berdaya Saing” dan agenda prioritas ke 1
yaitu; “Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap dan memberikan rasa aman kepada seluruh
warga negara”. Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis dan terpercaya, memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya, yang salah satu tahapan sasarannya; memantapkan
penataan kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan
IPTEK dan memperkuat daya saing perekonomian.
Sejalan dengan itu dibidang penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia langkah-langkah
yang harus dilakukan untuk mewujudkan sasaran tersebut adalah dengan meningkatkan kompetensi CTKI/TKI
agar mampu bersaing di pasar kerja global guna meningkatkan kesejahteraan keluarganya dan masyarakat
sekitarnya. Meningkatkan nilai tawar tenaga kerja Indonesia dengan merumuskan MoU antara Pemerintah
Indonesia dengan negara penerima TKI. Menetapkan jabatan-jabatan prioritas dan sektor-sektor lapangan usaha
yang boleh dan yang tidak boleh diisi oleh tenaga kerja Indonesia. Meningkatkan perlindungan TKI dalam upaya
meningkatkan harkat dan martabat bangsa.
Sehubungan dengan hal tersebut, visi, misi, tujuan, sasaran strategis pembangunan penempatan
dan perlindungan TKI tahun 2015-2019 dan penetapan kinerja 2016 ditetapkan sebagai berikut:

2.1. Rencana Strategis BNP2TKI 2015 – 2019


Sesuai dengan Peraturan Ka. BNP2TKI Nomor PER.10/KA/IV/2015 tentang Rencana Strategis BNP2TKI
Tahun 2015-2019.

2.1.1. Visi dan Misi


A. VISI
Pada Rencana Strategis BNP2TKI tahun 2015-2019 adalah melaksanakan Visi Presiden pada pada
Kabinet Kerja Tahun 2015-2019 Yaitu : "Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong".
Selaras dengan Visi Presiden tersebut, dalam Rencana Stratgis BNP2TKI terkandung maksud bahwa Visi
yang diemban BNP2TKI adalah :
1. CTKI/TKI terlindungi di dalam negeri;
2. TKI Tidak terlantar di luar Negeri;
3. TKI tidak miskin sengsara saat kembali dari Luar Negeri.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.14


Maka Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia bertekad untuk :
““Terwujudnya TKI yang Profesional, Bermartabat dan Sejahtera”.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan :
“Profesional”, adalah bahwa TKI yang bekerja ke luar negeri memiliki kompetensi dan melaksanakan
pekerjaan /job dengan disiplin ilmu yang tinggi.
Bermartabat, berarti bahwa TKI yang memiliki kompetensi, daya saing, gaji, memahami dan mendapat
perlindungan hukum, dan menjadikan dirinya bermartabat sebagai tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
Sejahtera, bahwa TKI dan keluarganya tidak hanya memperoleh gaji atau pendapatan yang layak sesuai
keahliannya, namun juga dapat mensejahterakan dirinya, keluarganya dan bangsa.
Dalam visi tersebut juga terkandung makna bahwa profil TKI ideal yang ingin diwujudkan kedepan adalah:
TKI yang secara ideologis memiliki komitmen terhadap nilai-nilai Pancasila, TKI yang secara sosial, politik
dan budaya, memiliki karakter pendukung bagi pembangunan nasional untuk meningkatkan
kesejahteraan dan menjaga martabat bangsa melalui TKI sebagai warga negara Indonesia (WNI) atau
“duta” WNI di luar negeri, yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku baik dan kinerja tinggi, serta mampu
menjaga hubungan politik dengan negara tempat TKI bekerja. Dengan kata lain, bahwa terwujudnya TKI
yang profesional, bermartabat dan sejahtera, maka mereka akan memberikan kontribusi yang besar bagi
pembentukan karakter bangsa Indonesia (national character building).

B. MISI
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, telah ditetapkan Misi pada Kabinet Kerja Tahun 2015-2019 yang
terkait dengan pelaksanaan kegiatan BNP2TKI yaitu :
1. “Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia Yang Tinggi, Maju Dan Sejahtera”
2. “Mewujudkan Bangsa Yang Berdaya Saing”

Selaras dengan misi Presiden tersebut, dalam Rencana Stratgis BNP2TKI terkandung maksud bahwa
Misi yang diemban BNP2TKI :
1. Zero TKI Informal, Seluruh TKI yang dikirimkan ke LN berstatus tercatat sebagai TKI dan
dipekerjakan pada sektor formal. Target juga mencakup beralihnya seluruh TKI ilegal yang
dipersiapkan kembali menjadi TKI legal pada sektor formal;
2. Pra Keberangkatan TKI rata-rata 1 Bulan, Tersedianya layanan yang cepat dan mudah sejak
pengurusan administrasi, pembekalan TKI, persiapan keberangkatan hingga keberangkatan TKI
menuju negara penempatan;
3. Dua bulan gaji biaya maksimal TKI, Meminimalkan biaya persiapan dan pemberangkatan yang
menjadi beban TKI sehingga menjadi sebesar-besarnya 2 bulan gaji TKI bersangkutan;
4. Remitansi TKI Meningkat 3 kali lipat, Meningkatkan nilai pengiriman uang TKI dari negara
penempatan menjadi 3 x lipat dari nilai saat ini sebesar Rp. 70 Triliun/Tahun;
5. Perlindungan utuh di 4 (empat) Tahapan, TKI mendapatkan jaminan dan akses perlindungan sejak
di tahap pra-keberangkatan, masa bekerja, kepulangan hingga tahap pemberdayaan;

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.15


6. TKI Purna jalani 5 solusi mandiri, TKI yang kembali ke tanah air mendapatkan beragam fasilitas dan
layanan berupa (i) pelatihan, (ii) dukungan finansial, dan (iii) pendampingan usaha, untuk
menjadikannya sebagai wirausaha mandiri serta (iv) pelatihan dan (v) lapangan pekerjaan bagi yang
akan bekerja di perusahaan.

2.1.2. Tujuan dan Sasaran

Adapun Tujuan dalam Rencana Startegis BNP2TKI tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya TKI yang Profesional, Bermartabat dan Sejahtera;
2. Mengarustamaan tata kelola pemerintahan yang baik.
Sasaran Strategis BNP2TKI adalah suatu Outcome yang akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh
BNP2TKI dalam jangka waktu lima tahun Rencana Strategis. Adapun Sasaran Strategis yang tertuang
dalam Rencana Strategis BNP2TKI tahun 2015-2019 terdiri dari :
a. Meningkatnya pemanfaatan jobsinfo BNP2TKI dalam alur proses penempatan TKI;
b. Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI;
c. Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama, sampai dengan Pemulangan;
d. Meningkatnya CTKI/TKI Purna yang berwirausaha;
e. Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab, serta pengelolaan Keuangan yang efisien,
efektif, transparan dan akuntabel;
f. Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI;
g. Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Penyelengaraan SPIP.

Tabel 1. Sasaran Srategis dan Indikator Kinerja Utama BNP2TKI tahun 2015-2019

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA


Meningkatnya pemanfaatan jobsinfo BNP2TKI dalam Persentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasil
alur proses penempatan TKI. ditempatkan.
Persentase pemanfatan layanan Siskotkln yang
Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat
terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses pra
kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI.
pemberangkatan yang mudah, cepat, transparan.
Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama,
Persentase CTKI/TKI Bermasalah yang Tertangani.
sampai dengan Pemulangan.
Meningkatnya CTKI/TKI Purna yang berwirausaha Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha.
Prosentase Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di
BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat.
Pelayanan Terpadu, Profesional dan Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem Pelayanan
Bertanggungjawab, serta pengelolaan Keuangan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk transaksi non
yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel. tunai.
Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI.
Opini BPK atas laporan keuangan.
Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI. Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI.
Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Tingkat Kapabilitas APIP.
Penyelengaraan SPIP.
. Tingkat Kematangan Implementasi SPIP.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.16


2.1.3. Indikator Kinerja Utama (IKU) 2016
Terdapat 1 1 ( sebelas) IKU BNP2TKI sebagai ukuran keberhasilannya yang terbagi antara berbagai
bidang kedeputian (Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor 03 Tahun 2016), adalah:
1. Prosentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasil ditempatkan;
2. Persentase pemanfaatan layanan SISKOTKLN yang terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses pra
pemberangkatan yang mudah, cepat, transparan;
3. Persentase CTKI/TKI Bermasalah yang Tertangani;
4. Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha;
5. Prosentase Unit Layanan Publik (UPP) dan Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di
BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat;
6. Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem Pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk
transaksi non tunai;
7. Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI;
8. Opini BPK atas laporan keuangan
9. Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI;
10. Tingkat Kapabilitas APIP;
11. Tingkat Kematangan Implementasi SPIP.

2.2. Perjanjian Kinerja BNP2TKI Tahun 2016


Sebagai penjabaran dari sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan pelayanan penempatan dan
perlindungan TKI telah ditetapkan target-target sasaran IKU yang tertuang didalam Penetapan Kinerja
(TAPKIN) tahun 2016 yang telah disepakati (Perka BNP2TKI Nomor 03 Tahun 2016), yaitu:
1. Persentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasil ditempatkan, sebesar 40%;
2. Persentase pemanfaatan layanan SISKOTKLN yang terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses pra
pemberangkatan yang mudah, cepat, transparan, sebesar 70%;
3. Persentase CTKI/TKI Bermasalah yang Tertangani, sebesar 92%;
4. Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha, sebesar 34%;
5. Persentase Unit Layanan Publik (UPP) dan Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di
BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat, sebesar 50%;
6. Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem Pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk
transaksi non tunai, sebesar 80%;
7. Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI, sebesar 85%;
8. Opini BPK atas laporan keuangan dengan predikat WTP;
9. Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI, dengan kategori Baik;;
10. Tingkat Kapabilitas APIP, dengan Skor 1;
11. Tingkat Kematangan Implementasi SPIP, dengan Skor 1.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.17


Tabel 2. Penetapan Kinerja BNP2TKI tahun 2016

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET


Meningkatnya pemanfaatan jobsinfo BNP2TKI Prosentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasil
40%
dalam alur proses penempatan TKI ditempatkan.
Persentase pemanfatan layanan SISKOTKLN
Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi yang terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses
70%
syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI pra pemberangkatan yang mudah, cepat,
transparan.
Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama, Persentase CTKI/TKI Bermasalah yang
92%
sampai dengan Pemulangan.. Tertangani
Meningkatnya CTKI/TKI Purna yang
Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha 34%
berwirausaha.
Prosentase Unit Layanan Publik (UPP) dan
Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di
50%
BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan
cepat
Pelayanan Terpadu, Profesional dan
Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem
Bertanggungjawab, serta pengelolaan Keuangan
Pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk 80%
yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel
transaksi non tunai
Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI 85%

Opini BPK atas laporan keuangan WTP

Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI Baik
Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Tingkat Kapabilitas APIP Skor 1
Penyelengaraan SPIP
Tingkat Kematangan Implementasi SPIP Skor 1

Perjanjian Kinerja BNP2TKI tahun 2016 diimplementasikan dalam satu Program Peningkatan Fasilitasi
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia dengan 18 (delapan belas) Sasaran Kegiatan yaitu:
1) Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan TKI Bidang KLN dan Promosi.
Tujuan : meningkatnya penempatan dan perlindungan TKI untuk kerjasama bilateral, regional dan
multilateral di tingkat pertemuan pejabat tinggi, Menteri dan Kepala Negara/Pemerintah serta
organisasi internasional, pemetaan dan harmonisasi kualitas tenaga kerja luar negeri serta
promosi. Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:
a) Peningkatan Kerjasasama Luar negeri;
b) Peningkatan Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas Tenaga Kerja Luar Negeri I;
c) Peningkatan Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas Tenaga Kerja Luar Negeri II;
d) Peningkatan Promosi TKI ke negara penempatan.
2) Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan TKI Bidang Penempatan.
Tujuan : meningkatnya kerjasama dan verifikasi penyiapan dokumen, sosialisasi dan kelembagaan
penempatan, penyiapan pembekalan pemberangkatan serta pelayanan penempatan
pemerintah. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan:

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.18


a) Peningkatan Kerjasama dan Verifikasi Pelayanan Dokumen;
b) Peningkatan Pelayanan Penempatan Pemerintah;
c) Penyiapan dan Pembekalan Pemberangkatan;
d) Peningkatan Sosialisasi dan Pembinaan Kelembagaan.
3) Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan TKI Bidang Perlindungan.
Tujuan : meningkatnya pelayanan pengaduan, mediasi dan advokasi, pemberdayaan serta
pengamanan dan pengawasan untuk perlindungan TKI. Untuk mencapai tujuan tersebut
dengan kegiatan :
a) Peningkatan Pemberdayaan TKI;
b) Peningkatan Pengamanan dan Pengawasan TKI;
c) Peningkatan Pelayanan Pengaduan;
d) Peningkatan Mediasi dan Advokasi.
4) Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan TKI Bidang Kelembagaan.
Tujuan : mewujudkan tertatanya pembinaan dukungan administrasi, perencanaan, administrasi
kerjasama, organisasi, tatalaksana, kepegawaian, anggaran, umum, hukum, hubungan
masyarakat, penelitaian, pengembangan dan informasi dengan kegiatan :
a) Perumusan/penyusunan peraturan perundang-undangan, publikasi dan humas;
b) Administrasi Keuangan, Kerumah Tanggaan serta Dukungan Sarpras Kerja;
c) Penguatan Kelembagaan Organisasi dan Kepegawaian;
d) Penyusunan Rencana, Program dan Anggaran, Adminsitrasi Kerjasama serta Evalap;
e) Penelitian dan pengembangan Sistem Informasi;
f) Penyelengaraan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur.

Delapan belas sasaran kegitan tersebut diatas dengan indikator sebagai berikut:

Tabel 3. Target Sasaran Kegiatan BP2TKI Tahun 2016

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET


1 Meningkatnya kerjasama ketenaga kerjaan dan Jumlah Dokumen Kerjasama Ketenagakerjaan dan Perlindungan
Perlindungan Pekerja Migran dengan negara Pekerja Migran antara Negara RI dengan Negara Tujuan 10 Dokumen
tujuan penempatan Penempatan yang berkontribusi dengan proses penempatan Kerjasama
2 Meningkatnya kesesuaian kualifikasi/ kompetensi Jumlah negara tujuan penempatan dengan peluang kerja jabatan 10
CTKI potensi dengan permintaan formal yang sesuai potensi persediaan Negara
3 Meningkatnya kesesuaian kualifikasi/ kompetensi Persentase Padupadan peta Jumlah Kualifikasi/ Kompetensi CTKI
60%
CTKI potensi dengan peluang kerja yang tersedia Potensi dengan Permintaan
Persentase CTKI pendaftar job info telah berhasil ditempatkan 40%
4 Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi Persentase TKI yang ditempatkan memiliki sertifikasi dan memenuhi
100%
syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI standar yang ditetapkan.
Prosentase Penempatan TKI Formal yang Memenuhi Syarat Kerja
70%
dan Prosedural yang Berbasis Sistem
5 Meningkatnya pelayanan TKI sejak pra- Prosentase lembaga keuangan yang terlibat dalam pembiayaan TKI
keberangkatan sampai dengan kepulangan terintegrasi Sistem SISKOTKLN dengan transaksi Non Tunai 30%
Persentase proses pelayanan TKI sejak pra-keberangkatan sampai
30%
dengan kepulangan menggunakan transaksi secara non tunai.
6 Meningkatnya kepatuhan lembaga penempatan Persentase tingkat kepatuhan lembaga penempatan dan pendukung
dan pendukung penempatan terhadap standar penempatan dalam standar dan ketentuan yang berlaku. 85%
dan ketentuan yang berlaku

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.19


NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
7 Meningkatnya pelayanan penempatan pemerintah Persentase penempatan yang menggunakan skema G to G dan G
(G to G dan G to P ) to P berbasis online. 100%
8 Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan Prosentase pengaduan yang diproses di layanan crisis senter
diselesaikan berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/Perwakilan RI 25%

Persentase TKI telah memiliki akses terhadap fasilitas Early Warning


System memanfatkan beragam tools. 30%
9 Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam Persentase menurunnya permasalahan CTKI/ TKI 25%
memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan
purna TKI Persentase CTKI/TKI bermasalah yang mendapat pendampingan
100%
hukum
10 Meningkatnya kemampuan TKI purna Jumlah pekerja migran/purna yang mendapat edukasi pengelolaan 1.475
penempatan untuk mengelola keuangan, keuangan dan wirausaha TKI Purna
termasuk mengembangkan usaha mikro Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha 34%
Persentase terpasilitasi pemulangan dan pemberdayaan
WNIO/TKIB/Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi 30%
usaha di desa asalnya.
11 Meningkatnya layanan pendampingan usaha dan Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam
akses permodalan rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan 30%
bantuan modal.
12 Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan Persentase sistim monitoring perlindungan berbasis informasi unit
30%
pelaksanaan penempatan dan perlindungan TKI intelijen.
Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara procedural di
92%
Kantong TKI non procedural.
13 Tersusunnya Perencanaan yang aplikatif dan Prosentase perencanaan anggaran terhadap realisasi pelaksanaan
meningkatnya kualitas Akuntabilitas Kinerja 92%
anggaran
BNP2TKI;
Penilaian AKIP oleh Kementerian PAN dan RB BB
14 Pelayanan Terpadu, Profesional dan Prosentase Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di 2 UPP/
Bertanggungjawab dalam pelaksanaan reformasi BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat 4 LTSP
birokrasi Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI 85%
15 Terselenggaranya Pengelolaan keuangan dan
pengelolaan Barang milik Negara yang tertib dan Opini BPK atas laporan keuangan WTP
akuntabel;
16 Diterbitkannya kebijakan yang komprehensif dan Persentase peraturan perundang-undangan dan tingkat kekosongan
aplikatif sesuai kebutuhan / dinamika organisasi 100%
hukum
dan meningkatnya opini publik terhadap lembaga
BNP2TKI; Baik
Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI
(80)
17 Terselenggaranya layanan system informasi
P2TKI secara terpadu dan kajian Litbang sebagai Persentase terintegrasi Sistem Non Tunai pada lembaga
80%
masukan kebijakan penempatan dalam Tata Kelola TKI
Prosentase rekomendasi hasil kajian yang menjadi kebijakan 9
18 Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Tingkat Kapabilitas APIP Skor 1
Penyelengaraan SPIP
Tingkat Kematangan Imple mentasi SPIP Skor 1

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.20


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Pengelolaan Kinerja BNP2TKI

Pengelolaan capaian kinerja BNP2TKI tahun 2016 sudah baik, hal ini ditandai dengan capaian
sasaran strategis. BNP2TKI telah meningkatkan efektifitas organisasi, antara lain sudah ada sistem yang
berkelanjutan, inovasi baru dan penggunaan teknologi informasi (IT) untuk pengelolaan organisasi dan
peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan segenap stakeholder.
Pengelolaan kinerja BNP2TKI secara umum dengan menggunakan Sistim Pelaporan Berbasis Web;
www.spbw.bnp2tki.go.id, sedangkan informasi kinerja pelayanan penempatan dan perlindungan tenaga kerja
Indonesia melalui www.infokerja-bnp2tki.org, http://siskotkln.bnp2tki.go.id, http://sipendaki.bnp2tki.go.id,
http://halotki.bnp2tki.go.id dan http://dw.bnp2tki.org. Dengan dikembangnkannya peningkatan kualitas
pelayanan melalui “online system” ini, maka perkembangan informasi data kinerja akan dapat dilihat oleh
pimpinan atau seluruh stakeholder secara real time dan update setiap saat.
Keberhasilan pelaksanaan tata kelola penyelenggaraan pelayanan penempatan dan perlindungan
tenaga kerja Indonesia yang baik, tidak terlepas dari sistem online yang sudah dilaksanakan dan terus
dikembangkan dengan mengintegrasikan dengan seluruh instansi pusat dan daerah, perwkilan RI di luar negeri
serta seluruh stakeholder yang terkait dengan tata kelola penyelenggaraan pelayanan penempatan dan
perlindungan TKI. Disisi lain perlu didukung dengan regulasi yang jelas guna menjembatani tugas dan fungsi
dari masing-masing pihak, baik pemerintah maupun swasta, dengan kewenangan yang jelas serta komitmen
yang kuat dari semua pihak, guna mewujudkan tata kelola penyelenggaran pelayanan penempatan dan
perlindungan tenaga kerja Indonesia yang lebih baik, mudah, murah, cepat dan aman, demi terwujudnya
tenaga kerja Indonesia yang berkualitas, bermartabat dan sejahtera.
Terobosan yang telah dilakukan BNP2TKI dalam meningkatkan tata kelola pelayanan penempatan
dan perlindungan TKI adalah sebagai berikut:
a. Peresmian Program Poros Sentra Pelatihan dan Pemberdayaan di Daerah Perbatasan dengan layanan
terintegrasi, telah diresmikan oleh Ibu Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan di Nunukan Kalimantan Utara dan dilanjutkan di Entikong, Kalimantan Barat serta Batam,
Tanjung Pinang;
b. Mendorong Akses Permodalan untuk Pemberangkatan TKI ke Luar Negeri melalui Skema Baru KUR
bagi TKI, dengan plafon kredit sebesar Rp 4 Trilliun dan Bank pelaksana adalah, BRI, Mandiri, BNI,
Sinarmas dan Maybank Indonesia;
c. Penguatan Fungsi Monitoring dan Pengawasan dalam rangka meningkatkan perlindungan TKI di luar
negeri dengan mengembangkan Sistem Deteksi Dini (early warning system) dengan uji coba pada negara
tujuan penempatan Hongkong.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.21


Guna mengoptimalkan segenap sumber daya dan meningkatkan kinerja BNP2TKI, telah dilakukan
upaya-upaya serta komitmen yang besar dari segenap jajaran BNP2TKI untuk mewujudkan kinerja yang baik
dan memuaskan segenap stakeholder, khususnya masyarakat pekerja migran. Dengan beberapa langkah-
langkah perbaikan sebagai berikut:
a. Pencegahan TKI Non Prosedural, dalam rangka pencegahan TKI ilegal telah dilakukan kerjasama dengan
Bareskrim POLRI; integrasi rekomendasi paspor sebagai tindak lanjut Perjanjian Kerjasama dengan Ditjen
Imigrasi Kemkumham, yang memungkinkan tersaringnya setiap TKI yang berangkat dan melewati
pemeriksaan imigrasi, kerjasama perlindungan dengan otoritas perbatasan dan penjagaan yang ketat
akan mengurangi penempatan TKI ilegal;
b. Konsep Exit Strategy menuju Zero Informal, Penerapan moratorium diikuti dengan langkah-langkah
perbaikan dan antisipasi baik di dalam dan luar negeri, hal ini untuk menghindari meningkatnya TKI
berangkat secara non prosedural. Dalam kaitan tersebut perlu disusun konsep exit strategy penyelesaian
permasalahan TKI pasca kebijakan pemerintah melakukan moratorium penempatan ke Timur Tengah;
c. Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Keuangan CTKI/TKI, untuk meningkatkan kemampuan CTKI/TKI
dalam pengelolaan keuangan dilakukan pemberian materi tentang literasi keuangan di PAP dan BLKLN;
d. TKI Pelaut Perikanan, penghentian penempatan TKI Pelaut Perikanan dilakukan dalam rangka
pembenahan untuk perlindungan TKI Pelaut Perikanan di luar negeri;
e. Penerapan e-KTKLN, sebagai tindak lanjut dari Permenaker 7 tahun 2015 tentang e-KTKLN, BNP2TKI
telah menyiapkan petunjuk pelaksanaannya dan telah mensosialisasikan dan pembekalan teknis
penghapusan KTKLN di jajaran pelayanan dan operator teknis di lapangan yang dilaksanakan saat PAP;
f. Pengembangan KUR TKI, sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap TKI, Pemerintah telah
memfasilitasi para CTKI/TKI dengan beberapa perbankan guna mendapatkan kredit lunak. Kebijakan ini
sudah dijalankan dengan realisasi 12.151 TKI dengan jumlah kredit sebanyak Rp 177.329.283.641,00;
g. Pemberdayaan TKI di Perbatasan, guna mengurangi dan mencegah penempatan TKI non prosedural
khususnya di daerah perbatasan, maka dikembangkan pemberdayaan TKI di daerah perbatasan dalam
bentuk pelatihan dan penyelesaian dokumen penempatan guna bekerja di luar negeri;
h. Pembentukan Early Warning System, sebagai bentuk peningkatan pelayanan perlindungan bagi tenaga
kerja Indonesia di luar negeri, dikembangkan suatu bentuk deteksi dini terhadap permasalahan TKI;
i. Pembayaran Non Tunai, sejalan dengan fasilitasi KUR TKI dengan melibatkan Perbankan, juga
dikembangkan Pembayaran Non Tunai menggunakan mekanisme perbankan;
j. Membangun sistim akuntabilitas yang dapat memberikan informasi-informasi kinerja di lingkungan
BNP2TKI, dengan menggunakan teknologi informasi;
k. Merumuskan dan menetapkan Kinerja Utama yang SMART dengan indikator outcome yang jelas dan
mudah untuk diukur tingkat keberhasilannya; l). Mengembangkan sistim informasi kinerja yang dapat
memberikan data kinerja dari semua unit layanan yang ada di lingkungan BNP2TKI;
l. Pembenahan infrastruktur pemerintah dalam mendorong layanan dan perlindungan kepada TKI yang lebih
baik;
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.22
m. Memperbaiki bisnis proses penempatan dan perlindungan TKI;
n. Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI.

3.2. Metodologi Pengukuran Capaian Kinerja


Pengukuran kinerja dilaksanakan dengan metode sederhana yang membandingkan antara capaian
kinerja dengan target kinerja yang sudah ditetapkan untuk setiap Indikator Utama dan Indikator Sasaran dan
digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran kinerja.

Dalam pelaksanaannya, metode pengukuran kinerja menggunakan kategorisasi kinerja (penentuan


posisi) yang dibuat berdasarkan rentang nilai kinerja sebagai berikut :

Kategori Kinerja BNP2TKI Tahun 2016

No. Kategori Rentang Nilai Kode

1. Sangat Baik > 100 Biru


2. Baik 80 – 100 Hijau
3. Cukup 50 – 79 Kuning
4. Kurang < 49 Merah

Proses penghitungan kinerja menggunakan Informasi Indikator Kinerja (IIK) yang telah ditetapkan
sebelumnya, serta menilai capaian kinerja dari kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja
program. Koordinasi proses penghitungan dilakukan oleh para pengelola kinerja setiap sasaran strategis
sesuai dengan tanggung jawabnya.

3.3. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2016


Capaian kinerja utama BNP2TKI selama tahun 2016 berdasarkan tujuh IKU adalah seperti pada tabel
berikut:
Tabel 4. Capaian IKU BNP2TKI Tahun 2016
Realisasi
Target
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Capaian
Kinerja %
Kinerja
Meningkatnya pemanfaatan Prosentase CTKI pendaftar jobsinfo
1 jobsinfo BNP2TKI dalam alur yang berhasil ditempatkan. 40% 17% 43
proses penempatan TKI
Meningkatnya Penempatan Persentase pemanfatan layanan
TKLN memenuhi syarat kerja SISKOTKLN yang terintegrasi oleh
2 dan prosedur berbasis pihak terkait dalam proses pra 70% 60% 85,71
Sistem P2TKI pemberangkatan yang mudah, cepat,
transparan.
Meningkatnya Perlindungan Persentase CTKI/TKI Bermasalah
3 sejak Pra, Selama, sampai yang Tertangani 92% 95% 103,26
dengan Pemulangan.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.23


Realisasi
Target
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Capaian
Kinerja %
Kinerja
Meningkatnya CTKI/TKI Persentase TKI Purna yang Menjadi
4 34% 63% 185,29
Purna yang berwirausaha. Wirausaha
Pelayanan Terpadu, - Persentase Unit Layanan Publik
Profesional dan (UPP)
50% 100% 200
Bertanggungjawab, serta - Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP)
4 LTSP 3 LTSP 75
pengelolaan Keuangan yang di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang
efisien, efektif, transparan mudah, murah dan cepat
dan akuntabel Persentase lembaga yang terintegrasi
5 Sistem Pelayanan P2TKI dalam tata
80% 100% 125
kelola TKI, termasuk transaksi non
tunai
Nilai Capaian Reformasi Birokrasi
85% 84,70% 99,65
BNP2TKI
Opini BPK atas laporan keuangan WTP WTP 100
Citra terbaik untuk lembaga Opini Publik terhadap lembaga Baik Cukup
6 68,75
BNP2TKI BNP2TKI (80) (55)
Meningkatnya Kompetensi, Tingkat Kapabilitas APIP Skor 1 2 200
7 Integritas APIP dan Tingkat Kematangan Implementasi
Penyelengaraan SPIP. Skor 1 3 300
SPIP

Sedangkan capaian 18 (delapan belas) sasaran kegiatan dengan 31 (tiga puluh satu) indikator dalam
mendukung capaian IKU BNP2TKI Tahun 2016 sebagai berikut:

Tabel 5. Capaian Sasaran Kegiatan BP2TKI Tahun 2016


REALI
NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET %
SASI
1 Meningkatnya kerjasama ketenaga Jumlah Dokumen Kerjasama Ketenagakerjaan dan Perlindungan 10 4
kerjaan dan Perlindungan Pekerja Pekerja Migran antara Negara RI dengan Negara Tujuan Dokumen Dokumen 40
Migran dg negara tujuan penempatan Penempatan yang berkontribusi dengan proses penempatan Kerjasama Kerjasama
2 Meningkatnya kesesuaian kualifikasi/ Jumlah negara tujuan penempatan dengan peluang kerja jabatan
10
kompetensi CTKI potensi dengan formal yang sesuai potensi persediaan 2 Negara 20
Negara
permintaan
3 Meningkatnya kesesuaian kualifikasi/ Persentase Padupadan peta Jumlah Kualifikasi/ Kompetensi CTKI
60% 14,95% 24,92
kompetensi CTKI potensi dengan Potensi dengan Permintaan
peluang kerja yang tersedia Persentase CTKI pendaftar job info telah berhasil ditempatkan 40% 17% 43
4 Meningkatnya Penempatan TKLN Persentase TKI yang ditempatkan memiliki dokumen dan 100 78%
78
memenuhi syarat kerja dan prosedur memenuhi standar yang ditetapkan. (300.000) (234.451)
berbasis Sistem P2TKI Prosentase Penempatan TKI Formal yang Memenuhi Syarat Kerja 70% 60%
86
dan Prosedural yang Berbasis Sistem (210.000) (125.176)
5 Meningkatnya pelayanan TKI sejak pra- Prosentase lembaga keuangan yang terlibat dalam pembiayaan
keberangkatan sampai dengan TKI terintegrasi Sistem SISKOTKLN dengan transaksi Non Tunai 30% 71% 236
kepulangan Persentase proses pelayanan TKI sejak pra-keberangkatan
sampai dengan kepulangan menggunakan transaksi secara non 30% 40% 133
tunai.
6 Meningkatnya kepatuhan lembaga Persentase tingkat kepatuhan lembaga penempatan dan
penempatan dan pendukung pendukung penempatan dalam standar dan ketentuan yang
penempatan terhadap standar dan berlaku. 85% 88% 103
ketentuan yang berlaku
7 Meningkatnya pelayanan penempatan Persentase penempatan yang menggunakan skema G to G dan
pemerintah (G to G dan G to P ) G to P berbasis pendaftaran online 100% 100% 100
8 Pengaduan masalah TKI dilayani, Prosentase pengaduan yang diproses di layanan crisis senter
diproses, dan diselesaikan berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/Perwakilan 25% 34,48% 180
RI
Persentase TKI telah memiliki akses terhadap fasilitas Early
30% 20% 75
Warning System memanfatkan beragam tools
9 Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam Persentase menurunnya permasalahan CTKI/ TKI 25% 6,25% 25
memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, Persentase CTKI/TKI bermasalah yang mendapat pendampingan
selama dan purna TKI 100% 70% 84
hukum
10 Meningkatnya kemampuan TKI purna Jumlah pekerja migran/purna yang mendapat edukasi 1.475
1.475 TKI 100
penempatan untuk mengelola pengelolaan keuangan dan wirausaha TKI Purna
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.24
REALI
NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET %
SASI
keuangan, termasuk mengembangkan Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha 34% 63% 185
usaha mikro Persentase terpasilitasi pemulangan dan pemberdayaan
WNIO/TKIB/Pekerja migran bermasalah dalam proses re 30% 20,5% 68,33
integrasi usaha di desa asalnya.
11 Meningkatnya layanan pendampingan Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor
usaha dan akses permodalan dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan 30% 100% 333
penyediaan bantuan modal.
12 Penguatan fungsi pembinaan dan Persentase sistim monitoring perlindungan berbasis informasi unit
30% 37% 123
pengawasan pelaksanaan penempatan intelijen.
dan perlindungan TKI Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural
92% 99% 108
di Kantong TKI non prosedural.
13 Tersusunnya Perencanaan yang Prosentase perencanaan anggaran terhadap realisasi
aplikatif dan meningkatnya kualitas 92% 84,15% 93,5
pelaksanaan anggaran
Akuntabilitas Kinerja BNP2TKI; Penilaian AKIP oleh Kementerian PAN dan RB BB BB* 100
14 Pelayanan Terpadu, Profesional dan Prosentase Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di 2 UPP/ 2 UPP/ 200
Bertanggungjawab dalam pelaksanaan BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat 4 LTSP 3 LTSP (25)
reformasi birokrasi Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI 85 84,70% 99,65
15 Terselenggaranya Pengelolaan
keuangan dan pengelolaan Barang milik Opini BPK atas Laporan Keuangan WTP WTP 100
Negara yang tertib dan akuntabel;
16 Diterbitkannya kebijakan yang Persentase peraturan perundang-undangan dan tingkat
100% 100% 100
komprehensif dan aplikatif sesuai kekosongan hukum
kebutuhan / dinamika organisasi dan
Baik Cukup
meningkatnya opini publik terhadap Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI 68,75
(80) (55)
lembaga BNP2TKI;
17 Terselenggaranya layanan system Persentase terintegrasi Sistem Non Tunai pada lembaga
80% 100% 125
informasi P2TKI secara terpadu dan penempatan dalam Tata Kelola TKI
kajian Litbang sebagai masukan
Prosentase rekomendasi hasil kajian yang menjadi kebijakan 9 4 44
kebijakan
18 Meningkatnya Kompetensi, Integritas Tingkat Kapabilitas APIP Skor 1 2 200
APIP dan Penyelengaraan SPIP
Tingkat Kematangan Imple mentasi SPIP Skor 1 3 300

3.4. Analisis Capaian Kinerja BNP2TKI Tahun 2016

Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, Renstra BN2TKI tahun 2015-2019 yang di dalamnya memuat
tujuh sasaran dengan sebelas indikator keberhasilannya, telah dijadikan panduan dalam penyusunan rencana
kinerja dan penetapan kinerja tahunan BNP2TKI. Penjelasan prestasi kinerja BNP2TKI sepanjang tahun 2016
sebagaimana pada uraian berikut:

3.4.1.1. Sasaran 1: Meningkatnya Pemanfaatan Jobsinfo BNP2TKI dalam alur proses penempatan TKI.

Prestasi capaian sasaran ini dinilai dari indikator Prosentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasil
ditempatkan/bekerja di luar negeri sebagaimana pada tabel berikut :

Tabel 6. Capaian Indikator Kinerja pada Sasaran Meningkatnya pemanfaatan jobsinfo BNP2TKI.

Tahun 2015 Tahun 2016


Naik/Turun
No Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Target Realisasi
(%) (%) (%)
(%) (%) (%) (%)
1 Persentase CTKI pendaftar
jobsinfo yang berhasil 30 24,35 81,17 40 17 43 (47)
ditempatkan.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.25


Persentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasil ditempatkan bekerja di luar negeri dijadikan sebagai
indikator keberhasilan pada sasaran ini yang dihitung rata-rata dalam satu tahun. Jumlah TKI yang berhasil
ditempatkan di luar negeri yang mendaftar melalui jobsinfo digunakan untuk mempertimbangkan seluruh
target penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri. Selain itu, juga digunakan untuk mengukur tingkat
keberhasilan Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi dalam menjalin kerjasama dengan segenap
stakeholder penempatan dan perlindungan TKI. Target 40% dari Penempatan TKI Formal tahun 2016 dari
210.000 TKI adalah sebanyak 84.000 TKI dan jumlah CTKI yang terdaftar di jobsinsfo sampai dengan tahun
2016 sebanyak 36.145 CTKI, sedangkan penempatan sebanyak 74.111 TKI.

Jobsinfo (jobsinfo.bnp2tki.go.id) merupakan tools online yang digunakan untuk memfasilitasi demander
dan supplier agar dapat lebih mudah, lebih murah, dan lebih cepat dalam melakukan posting peluang kerja dan
pendaftaran bagi calon pencari kerja luar negeri. Portal job ini ditargetkan dapat memberikan kontribusi
setidaknya sebesar 40% dari target penempatan nasional sebesar 210.000 (70% dari target total penempatan).
Kontribusi ini ditetapkan sebagai salah satu Indikator Kinerja Utama BNP2TKI. Adapun pencapaian IKU hingga
akhir tahun 2016 mencapai 17% didapat dari jumlah yang terdaftar di jobsinfo (36.145 CTKI) dibandingkan
dengan target penempatan tahun 2016 (210.000 TKI), tapi apabila dibandingkan dengan target IKU 2016, 40%
(84.000 TKI), maka capaiannya sebesar 43%.
Penurunan persentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasil ditempatkan sebesar 47% bila
dibandingkan dengan tahun 2015, hal tersebut disebabkan kurangnya sosialisasi Jobs Info kepada para
Pencaker dan User baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Analisis Kinerja serta Alternatif Solusi


Pada dasarnya jobsinfo sudah semakin dikenal publik, khususnya pencari kerja luar negeri. Dari proporsi pencari
kerja terlihat bahwa pada portal job ini pencari kerja pada level SMU lebih mendominasi dibandingkan level
pendidikan lainnya.
Hal ini, merupakan konsekuensi logis dari hasil sosialisasi dan diseminasi yang dilakukan unit terkait di BNP2TKI
yang memusatkan kegiatannya di SMK. Pada level pendidikan inilah jumlah pencari kerja terkonsentrasi. Hal ini
juga menunjukkan bahwa pencari kerja di level SMU pada umumnya lebih membutuhkan layanan pengantar
kerja karena status yang relatif belum mandiri baik terhadap akses informasi maupun kemampuan finansial.
Layanan yang tersedia dalam Jobsinfo relatif mampu mengakomodasi kebutuhan pencari kerja
terhadap informasi peluang kerja luar negeri, hal ini tercermin dari capaian sebesar 43% dari target IKU yang
sudah ditetapkan. Namun demikian, masih banyak ruang untuk perbaikan guna meningkatkan kontribusi
Jobsinfo terhadap penempatan TKI, seperti peningkatan frekuensi sosialisasi dan diseminasi Jobsinfo, baik yang
dilakukan secara langsung maupun melalui media cetak/elektronik; peningkatan kinerja program Jobsinfo
khususnya menyangkut kemudahan melakukan pendaftaran; penambahan data dukung yang sesuai dengan
kebutuhan pencari kerja, menambah informasi peluang kerja dari berbagai skema yang tersedia; peningkatan
layanan pengantar kerja; dan integrasi Jobsinfo dengan SISKOTKLN sebagai sistem yang mengatur proses
penempatan.
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.26
Indikator Sasaran Kegiatan 1 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 1 adalah Jumlah
Dokumen Kerjasama Ketenagakerjaan dan Perlindungan Pekerja Migran antara Negara RI dengan Negara
Tujuan Penempatan yang berkontribusi dengan proses penempatan, yang dalam tahun 2016 dengan target 10
dokumen kerjasama terealisir 4 dokumen kerjasama atau capaianya 40%.
Dokumen kerjasama yang sudah dihasilkan dalam tahun 2016 sebagai berikut :

1. BNP2TKI dengan Shin Yang Group of Companies


Memorandum Of Understanding Between The National Board For Placement And Protection Of Indonesian
Overseas Workers And Shin Yang Group of Companies on The Placement And Protection Of Indonesian
Overseas Workers In Sarawak, sektor: konstruksi, perkebunan, galangan kapal dan industri perkayuan;

2. BNP2TKI dengan Association Of Employment Agencies (Singapore)


Memorandum Of Understanding Between The National Board For Placement And Protection Of Indonesian
Overseas Workers And Association Of Employment Agencies (Singapore) On The Placement And Protection
Of Indonesian Overseas Workers In Singapore, sektor: pekerja rumah tangga;

3. BNP2TKI dengan Aims Indonesia Macau Administracao Limitada (Aims Indonesia Macau
Management Limited)
Memorandum Of Understanding Between The National Board For Placement And Protection Of Indonesian
Overseas Workers And Aims Indonesia Macau Administracao Limitada (Aims Indonesia Macau Management
Limited) On The Facilitation And Protection Of Indonesian Overseas Workers In Macau Special
Administrative Region Of The People’s Republic Of China, fasilitasi dan perlindungan TKI;

4. BNP2TKI dengan City Group Co- Kuwait


Service Agreement Between BNP2TKI dengan City Group Co- Kuwait tentang kerjasama penempatan
pengemudi bus di CGC Kuwait, Sektor: Transportasi.

Jika dilihat perbandingan dari tahun 2010 dengan 15 negara, 9 draft Kesepakatan/MoU, Tahun 2011
dengan 13 negara, 13 draft kesepakatan/MoU, tahun 2012 dengan 16 negara, 5 MoU, tahun 2013 dengan 15
negara, 8 dokumen kerjasama dan Tahun 2014 dengan 15 negara 8 dokumen kerjasama, maka tahun 2015
capaian 6 negara dengan 11 dokumen kerjasama, sedangkan tahun 2016 terealisasi sebanyak 4 dokumen
kerjasama. Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

20

15
Target Negara
10 Realisasi
Target Dokumen Kerjasama
5
Realisasi
0
2012 2013 2014 2015 2016

Gambar 7. Grafik Perkembangan Jumlah Negara yang bekerjasama Tahun 2012 s/d 2016
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.27
Indikator Sasaran Kegiatan 2 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 1 adalah Jumlah
negara tujuan penempatan dengan peluang kerja jabatan formal yang sesuai potensi persediaan, yang dalam
tahun 2015 dengan target 10 negara terealisir sebanyak 2 negara. Target sasaran kegiatan ini tidak tercapai
dikarenakan adanya efisiensi dan kebijakan penghematan anggaran yang dilakukan pemerintah dalam tahun
2016, yang berdampak pada pemotongan anggaran pada pelaksanaannya.
Adapun potensi peluang kerja dalam tahun 2016 sebanyak 77.589 peluang kerja bagi TKI Profesional
yang didapatkan sebagai hasil dari kegiatan Pengembangan Kerjasama Regional dan Lembaga Internasional;
Penjajakan Kerjasama Luar Negeri bidang Ketenagakerjaan; Promosi TKI ke Pengguna Akhir melalui Pameran,
EXPO dan Job Fair . Data persediaan tenaga kerja tahun 2016 sebanyak 181.559 orang.

Tabel 7. Data Supply 2015 -2016


NO SEKTOR 2015 2016
1 KONSTRUKSI 13.563 1.291
2 PERTAMBANGAN, OIL & GAS 855 28
3 INFORMATIKA TEKNOLOGI 85.960 12.018
4 INDUSTRI/MANUFACTUR 139.212 20.187
5 PERTANIAN, PERKEBUNAN & PERIKANAN 17.788 2.054
JUMLAH 257.378 35.578
6 HOSPITALITY 31.526 19.145
7 KESEHATAN 27.016 12.410
8 PERHUBUNGAN & KOMUNIKASI 2.877 2.165
9 KEUANGAN 38.976 92.086
10 PERDAGANGAN 20.154 7.436
11 Jasa Lain 48.672 12.739
12 Butcher 0 0
JUMLAH 169.221 145.981
JUMLAH SELURUH 426.599 181.559

Tabel 8. Data Demand 2015 -2016

NO SEKTOR 2015 2016


1 KONSTRUKSI 26.649 1.070
2 PERTAMBANGAN, OIL & GAS 24 40.300
3 INFORMATIKA TEKNOLOGI 24 3
4 INDUSTRI/MANUFACTUR 14.411 400
5 PERTANIAN, PERKEBUNAN & PERIKANAN 64.299 614
JUMLAH 105.407 42.387
6 HOSPITALITY 103 27.324
7 KESEHATAN 85 3.431
8 PERHUBUNGAN & KOMUNIKASI 99 2.900
9 KEUANGAN 6 70
10 SERVICES 70 1.275
11 LAIN-LAIN 4 202
JUMLAH 367 35.202
JUMLAH SELURUH 105.774 77.589

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.28


Indikator Sasaran Kegiatan 3 yang menjadi Sasaran Strategis 1 dengan uraian di bawah ini:
3.1 Persentase Padupadan Peta Jumlah Kualifikasi/Kompetensi CTKI Potensi dengan Permintaan.
Pada tahun 2016 target yang ditetapkan sebesar 60% dari target pemetaan hanya tercapai 14,95%.
Presentasi kesesuaian/padupadan sesuai dengan peta jumlah kualifikasi/kompetensi CTKI potensi dengan
permintaan hanya tercapai sebanyak 2.941 sedangkan total demand yang masuk sebanyak 19.669
lowongan kerja luar negeri. Data tersebut berasal dari angka padu padan yang dihimpun berasal dari
aktivitas guna meningkatkan padu padan supply dan demand (online/offline) melalui kegiatan job fair
(partisipasi), penyuluhan jabatan, fasilitasi pendaftaran pencari kerja mandiri selama satu tahun . Sasaran
ini tidak tercapai menandakan masih adanya gap kompetensi yang dimiliki CTKI dengan persyaratan
kompetensi yang diminta untuk mengisi peluang kerja yang ada dinegara penempatan. Untuk
menjembatani kesenjangan ini pemerintah melaksanakan kebijakan upgradingskill bagi CTKI yang akan
bekerja ke luar negeri, dalam tahun 2016 sudah dilaksanakan sebagai role model di Mataram dan Malang.
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tahun 2017 dengan target sebanyak 5.000 TKI sebagai perwujudan
kehadiran negara dalam pelayanan penempatan dan perlindungan TKI.

3.2 Persentase CTKI pendaftar jobinfo telah berhasil ditempatkan dengan target 40%. Pada tahun 2016
realisasinya sebesar 17% sehingga capaiannya sebesar 43% sebagaimana uraian tabel 6.

3.4.1.2. Sasaran 2: Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem
P2TKI.

Prestasi capaian sasaran ini dinilai dari indikator Persentase pemanfatan layanan SISKOTKLN yang
terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses pra pemberangkatan yang mudah, cepat, transparan. Capaian
pada sasaran ini juga digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan Deputi Bidang Penempatan dalam
memfasilitasi penempatan dan perlindungan TKI ke luar negeri.

Tabel 9. Persentase Pemanfaatan SISKOTKLN yang Terintegrasi.

Tahun 2015 Tahun 2016


Naik/Turun
No Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Target Realisasi
(%) (%) (%)
(%) (%) (%) (%)
1 Persentase pemanfaatan
layanan SISKOTKLN yang
terintegrasi oleh pihak terkait 180.000 152.394 210.000 125.176
84,66 59,61 (29,59)
dalam proses pra (60%) (85%) (70%) (60%)
pemberangkatan yang
mudah, cepat, transparan.
Keterangan: Indikator berdasarkan Renstra 2015-2019

Yang dimaksud dengan persentase dari indikator ini adalah persentase TKI formal yang berhasil ditempatkan.
Tahun 2015 sebanyak 300.000 TKI, formal 60% atau 180.000 TKI dengan realisasi 152.394 TKI atau (84,66%)
dan tahun 2016 target penempatan sebayak 300.000 TKI, formal 70% atau 210.000 TKI dengan realisasi
sebanyak 125.176 TKI atau (59,61%). Realisasi penempatan TKI sudah terdata dalam SISKOTKLN BNP2TKI.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.29


Tabel 10. Perbandingan Capaian Sasaran Kegiatan Tahun 2015-2016.

Tahun 2015 Tahun 2016 Naik/Turun


No Indikator Kinerja Utama
Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) (%)
1 Persentase TKI yang
ditempatkan memiliki
300.000 275.736 92 300.000 234.451 78 (14,97)
dokumen dan memenuhi
standar yang ditetapkan
2 Persentase Penempatan
TKI Formal yang 180.000 210.000
Memenuhi Syarat Kerja 152.394 85 125.176 60 (17,86)
(60%) (70%)
dan Prosedural yang
Berbasis Sistem

Guna memudahkan memvalidasi data diri TKI di semua Embarkasi, Debarkasi maupun Perwakilan
RI, maka dikembangkan e-KTKLN pengganti Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN). Dengan demikian
dalam tahun 2016 integrasi data SISKOTKLN dengan e-KTKLN secara keseluruhan sebanyak sebanyak
234.451 TKI, dengan rincian formal 125.176 TKI dan informal 109.275 TKI. Atas dasar ini maka capaian
kinerja sasaran ini mencapai 78% dari target tahun 2016 sebesar 100%, dengan alasan semua penempatan
sudah terdata dan terintegrasi dalam SISKOTKLN sebanyak 234.451 TKI dari target penempatan tahun 2016
sebanyak 300.000 TKI.
Persentase pemanfaatan layanan SISKOTKLN yang terintegrasi oleh pihak terkait mengalami
penurunan sebesar 29,59% dari perbandingan realisasi tahun 2016 dengan tahun 2015 dikarenakan target
pada tahun 2016 mengalami kenaikan 16,67% dari tahun 2015.
Target penempatan secara keseluruhan sebesar 300.000 TKI untuk tahun 2016 tidak tercapai dikarenakan
terus dilakukannya perbaikan terhadap sistem penempatan dan kualitas TKI yang akan ditempatkan, sehingga
hanya TKI yang benar-benar siap untuk bekerja di luar negeri yang akan diberangkatkan, dan yang lebih
mempengaruhi adalah disebabkan moratorium terhadap negara-negara penempatan TKI khususnya negara-
negara kawasan Timur Tengah.
Integrasi Data yang sudah berjalan saat ini dengan K/L, Perwakilan RI dan Disnaker Prop/Kab/Kota
serta Lembaga Penempatan, seperti:
a) Integrasi data dengan SIAK Ditjen Dukcapil-Kemendagri untuk Pemanfaatan NIK sebagai basis data
Penempatan dan Perlindungan TKI;
b) Integrasi data dengan SIMKIM Ditjen Imigrasi-Kemenhumham untuk pemanfaatan data Paspor,
Keberangkatan dan Kepulangan TKI;
c) Integrasi pelayanan dengan 25 Disnaker Propinsi dan 265 Disnaker Kab/Kota dalam proses SPR,
Registrasi Calon TKI dan Rekomendasi Paspor TKI;
d) Integrasi data dengan 11 Perwakilan RI yaitu KDEI Taiwan, KJRI Hongkong, KBRI Singapura, KBRI
Kuala Lumpur, KBRI Kuwait, KBRI Brunei DS, KJRI Penang, KJRI Kota Kinabalu, KJRI Johor Bahru,
KJRI Kuching, KRI Tawau, untuk pemanfaatan data Job Order (JO) , endors Perjanjian Kerja (PK) dan
perpanjangan PK TKI;

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.30


e) Lembaga Penempatan TKI : 450 Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS), 89
Sarana Kesehatan, 451 Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKN), 6 Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), 3
Konsorsium Asuransi TKI, Perbankan (7).

Gambar 8. Sistem Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI.

Gambar 9. Integrasi Sistem Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.31


Indikator Sasaran Kegiatan 4 yang juga mendukung Sasaran Strategis 2 dengan penjelasan
sebagai berikut :

4.1 Persentase TKI yang memiliki dokumen dan memenuhi standar yang ditetapkan dengan target 300.000
TKI dengan realisasi penempatan sebanyak 234.451 TKI atau 78 %;

4.2 Persentase Penempatan TKI Formal yang Memenuhi Syarat Kerja dan Prosedural yang Berbasis Sistem
dengan target 210.000 TKI atau 70% dari jumlah target penempatan, sedangkan realisasi jumlah
penempatan tahun 2016 TKI formal sebanyak 125.176 TKI atau 60% dari jumlah penempatan atau 42%
dari target penempatan tahun 2016 sebanyak 300.000 TKI, dan informal sebanyak 109,275 orang (48%).
Perbandingan realisasi tahun 2016 dan 2015 mengalami penurunan sebesar 18%. Penurunan ini
disebabkan oleh pemahaman masyarakat terkait dengan dokumen TKI terabaikan sehingga banyak calon
TKI yang menempuh jalur unprosedural. Sampai saat ini masih menjadi perhatian serius oleh seluruh
stakeholder dalam tata kelola pelayanan penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia sehingga
perlu upaya-upaya yang harus dilakukan BNP2TKI antara lain melalui sosialisasi, koordinasi, perbaikan
sistem penempatan, peningkatan kualitas CTKI melalui peningkatan kompetensi, dan lain-lain.

Sebagai data tambahan dibawah ini disampaikan data-data penempatan TKI tahun 2011 s/d
2016 berdasarkan data yang tercatat pada SISKOTKLN sebagai berikut :

Tabel 11. Penempatan TKI Formal vs Informal 2011 - 2016

Tabel 12. Penempatan TKI berdsarkan Jenis Kelamin 2011 – 2016

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.32


Tabel 13. Penempatan TKI berdasarkan Provinsi Tahun 2011 s/d 2016

Tabel 14. Penempatan TKI berdasarkan 25 Kab/Kota Terbesar Tahun 2011 s/d 2016

Dari tabel diatas dapat dilihat Provinsi yang memberikan kontribusi penempatan TKI terbesar adalah
Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Lampung. Berdasarkan Kab.Kota
yang terbanyak mengirimkan tenaga kerjanya adalah Lombok Timur, Indramayu, Lombok Tengah, Cirebon dan
Cilacap.
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.33
Indikator Sasaran Kegiatan 5 yang juga mendukung Sasaran Strategis 2 yaitu :

5.1 Persentase Lembaga Keuangan yang terlibat dalam pembiayaan TKI Terintegrasi SISKOTKLN dengan
Transaksi Non Tunai sesuai data dari Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri (SISKOTKLN)
terdapat 3 lembaga keuangan yang terlibat dalam pembiayaan TKI terintegrasi SISKOTKLN dengan
Transaksi Non Tunai dalam pelayanan penempatan dan perlindungan TKI. Lembaga keuangan tersebut
yaitu Bank BRI, Bank BNI dan Bank Mandiri. Sehingga persentase lembaga keuangan yang terlibat
dalam pembiayaan TKI telah mencapai 100% dari target persentase Tahun 2016 sebesar 30%.

Tabel 15. Jumlah TKI dalam pembayaran Asuransi dengan Transaksi Non Tunai
Jumlah Transaksi Jumlah TKI Jumlah Pembayaran (Rp.)
No Perbankan
2015 2016 2015 2016 2015 2016
1 BANK MANDIRI 10,856 47.927 70,550 290.110 14,134,180,000 60.981.450.000
BANK NEGARA
2 1,698 7.470 10,078 41.430 1,858,310,000 8.632.440.000
INDONESIA
BANK RAKYAT
3 3,412 12.664 18,101 58.536 3,813,130,000 12.890.340.000
INDONESIA
Total 15,966 68.061 98,729 390.076 19,805,620,000 82.504.230.000

Pelaksanaan transaksi non tunai pada tahun 2016 meliputi pembayaran asuransi TKI, pemeriksaan
kesehatan CTKI di Sarana Kesehatan, pendidikan dan pelatihan CTKI di BLKLN dan Uji Kompetensi, hal
ini dilakukan guna mencegah pungutan-pungutan yang tidak semestinya. Pelaksanaan pembayaran non
tunai dalam pelayanan penempatan dan perlindungan TKI merupakan program terobosan dalam Renstra
tahun 2015 – 2019, guna mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses pelayanan
penempatan TKI.

5.2 Persentase proses pelayanan TKI sejak pra - keberangkatan sampai dengan kepulangan menggunakan
transaksi secara non tunai. Kebijakan pelayanan keuangan berupa transaksi non tunai akan diberlakukan
dalam proses penempatan TKI. Pelayanan yang menggunakan transaksi non tunai yaitu pembayaran
asuransi, pemeriksaan kesehatan, pelatihan, uji kompetensi, pembuatan paspor. Transaksi non tunai saat
ini yang sudah berjalan yaitu pembayaran asuransi dan biaya pemeriksaan kesehatan. Sehingga
persentase capaian kinerja sebesar 40%. Hal ini berarti proses pelayanan TKI sejak pra-keberangkatan
sampai dengan kepulangan menggunakan transaksi secara non tunai berhasil.

Berdasarkan Data SISKOTKLN Lembaga Penempatan; PPTKIS dari total jumlah 496 PPTKIS yang
sudah terintegrasi dengan SISKOTKLN, yang melakukan proses transaksi non tunai sebanyak 450
PPTKIS atau 90,73%. Terjadi selisih sebanyak 46 PPTKIS tidak melakukan transaski non tunai hal ini
disebabkan karena tidak melakukan proses penempatan. Seluruh lembaga penempatan (PPTKIS) telah
menggunakan Sistem Non Tunai yang terkoneksi dengan SISKOTKLN.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.34


Indikator Sasaran Kegiatan 6 yang juga mendukung capaian Sasaran Strategis 2 adalah
Persentase tingkat kepatuhan Lembaga Penempatan dan Lembaga Pendukung Penempatan yang mematuhi
standar pelayanan, dengan uraian capaian kinerja sebagai berikut;
Sesuai data Tunda Layan BNP2TKI Tahun 2016, Lembaga penempatan (PPTKIS) yang mendapatkan Cabut
Tunda Layan sebanyak 28 PPTKIS dan yang mendapatkan Tunda Layan sebanyak 34 PPTKIS dengan Total
64 PPTKIS dari jumlah lembaga penempatan 496 PPTKIS. Lembaga Pendukung Penempatan (BLKLN,
SARKES, dan LSP) yang mendapatkan Cabut Tunda Layan dan Tunda Layan sebagai berikut : BLKLN 25
BLKLN dari jumlah 449 BLKLN; Sarana Kesehatan (SARKES) 22 Sarkes dari jumlah 92 Sarkes. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel rekapitulasi di bawah ini :

Tabel 16. Rekapitulasi tunda layan lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan

2015 2016
No Lembaga Cabut Cabut
Tunda Jumlah Tunda Jumlah
Tunda Total Tunda Total
Layan Lembaga Layan Lembaga
Layan Layan
1 PPTKIS 182 13 195 496 28 34 64 496
2 BLKLN 96 25 121 418 9 16 25 449
3 SARKES 4 10 10 157 14 8 22 92
4 LSP 3 0 3 7 0 0 0 8

200
180
160
140
120
TAHUN 2015
100
TAHUN 2016
80
60
40
20
0
PPTKIS BLKLN SARKES LSP

Gambar 10. Grafik. Rekap Tunda Layan Lembaga Penempatan & Lembaga Pendukung

Untuk menjawab Sasaran 2 yaitu meningkatnya kepatuhan lembaga penempatan dan lembaga
pendukung penempatan terhadap standar dan ketentuan yang berlaku dengan presentasi lembaga
penempatan dan lembaga pendukung penempatan yang mematuhi standar pelayanan dengan target 85 %.
Berdasarkan data dari hasil Tunda Layan BNP2TKI, Tahun 2016 terdapat 64 lembaga penempatan (PPTKIS)
yang mendapatkan tunda layan dari total 496 PPTKIS. Berarti terdapat 432 PPTKIS atau 87,10 % yang tidak
mendapatkan tunda layan. Sehingga tingkat kepatuhan lembaga penempatan terhadap standar dan ketentuan
yang berlaku Tahun 2016 sebesar 87,10%, Sedangkan lembaga pendukung penempatan mendapatkan tunda
layan pada Tahun 2016 yaitu terdapat 25 BLKLN dari total 449 BLKLN, 22 Sarkes dari total 92 Sarkes, dan 0
LSP dari total 8 LSP. Dari jumlah tersebut jumlah lembaga pendukung penempatan (BLKLN, SARKES, LSP)
yang mematuhi standar dan ketentuan yang berlaku tahun 2016 sebesar 90,17%.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.35


Tabel 17
KEPATUHAN LEMBAGA PENEMPATAN DAN PENDUKUNG PENEMPATAN
TERHADAP STANDAR DAN KETENTUAN YANG BERLAKU

2015 2016
Total Total %
No Lembaga Jumlah % Tidak % Jumlah % Tidak
Tunda Tunda Kepat
Lembaga Patuh Kepatuhan Lembaga Patuh
Layan Layan uhan

1 Lembaga Penempatan 39,31 60,69 12,90 87,10

PPTKIS 195 496 39,31 60,69 64 496 12,90 87,10

2 Lembaga Pendukung Penempatan 26,06 73,94 9,83 90,17

BLKLN 121 418 28,95 71,05 25 449 5,57 94,43

SARKES 10 157 6,37 93,63 22 92 23,91 76,09

LSP 3 7 42,86 57,14 0 8 0 100

Pembinaan Lembaga Penempatan Tahun 2016 telah dilaksanakan di 3 (tiga) wilayah yaitu
Semarang, Malang, dan Jakarta dengan sebanyak 496 PPTKIS seluruh Indonesia. Kegiatan pengendalian
PPTKIS merupakan tindaklanjut dari penilaian kinerja/rating PPTKIS. Penilaian kinerja/Rating PPTKIS dan
BLKLN telah dilaksanakan pada 2012 sd 2016 dengan hasil, sebanyak 387 PPTKIS mendapatkan nilai baik.
Pembinaan Lembaga Pendukung Penempatan Tahun 2016 telah dilaksanakan kepada 243 BLKLN dari 449
BLKLN seluruh Indonesia. Pelaksanaan kegiatan tidak bisa maksimal karena lembaga penempatan (PPTKIS)
dan lembaga pendukung penempatan (BLKLN) vakum/tidak ada aktivitas terkendala dengan kebijakan
Moratorium penempatan TKI kawasan Timur Tengah, perubahan kebijakan secara cepat, tidak tersampaikan
informasi kepada stakeholder, revisi anggaran, sumber daya manusia dan waktu pelaksanaan kegiatan yang
terbatas sehingga tidak bisa menjangkau seluruh stakeholder terkait.

Penempatan TKI dilihat dari status perkawinan, dari penempatan tahun 2016 yang sudah menikah
sebanyak 120.510 orang atau 51%, Cerai sebanyak 18.682 orang atau 8% dan yang belum menikah sebanyak
95.259 orang atau 41%.

Tabel 18. Penempatan TKI berdasarkan Status Perkawinan 2011 s/d 2016

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.36


Sedangkan penempatan tahun 2016 kalau dirinci menurut tingkat pendidikan masih dinominasi SLTA
ke bawah, dimana yang berpendidikan SD sebanyak 64.395 orang atau 27%, SMP sebanyak 95.945 orang atau
41%, SMU sebanyak 69.931 orang atau 30%, Diploma sebanyak 2.976 orang atau 1%, Sarjana sebanyak 1.187
orang dan Pasca Sarjana sebanyak 17 orang.

Tabel 19. Penempatan TKI berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2011 s/d 2016

Penempatan tenaga kerja Indonesia tahun 2016 terdapat di 145 negara penempatan kawasan Asia
Pacifik, Timur Tengah dan Afrika, Eropa dan Amerika, sedangkan tenaga kerja Indonesia bekerja pada 600
jabatan. Adapun dua puluh lima Negara terbesar penempatan tenaga kerja Indonesia dan 25 jabatan terbesar
yang diduduki oleh tenaga kerja Indonesia sebagai berikut :

Tabel 20. Penempatan TKI berdasarkan 25 Negara Penempatan Terbesar

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.37


Penempatan tenaga kerja Indonesia di 145 negara di dunia dengan menduduki 600 jabatan. Jabatan
terbesar masih didominasi oleh jabatan Caregiver, yaitu sebanyak 54.160 orang atau 23%, Domestic Worker
sebanyak 45.309 orang atau 19%, Operator sebanyak 32.411 orang atau 14%, Plantation Worker sebanyak
30.834 orang atau 13%, dan Worker sebanyak 27.917 orang atau 12%.
Di bawah ini dapat dilihat 20 jabatan terbesar yang diduduki TKI tahun 2016 sebagai berikut :

Tabel 21. Penempatan TKI berdasarkan 25 JabatanTerbesar Tahun 2011 s/d 2016

Penempatan tenaga kerja Indonesia di luar negeri berdasarkan Kelompok Lapangan Usaha Indonesia
(KLUI), kelompok lapangan usaha yang paling banyak diisi oleh TKI adalah 1) Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan
Perorangan sebanyak 126.846 orang atau 54%, 2) Industri Pengolahan/Manufacture sebanyak 53.641 orang
atau 23%, 3) Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan sebanyak 35.351 orang atau 15%, 4)
Bangunan/Konstruksi sebanyak 9.439 orang atau 4%, dan 5) Perdagangan, Restoran dan Hotel sebanyak 6.823
orang atau 3%. Penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini;

Tabel 22. Penempatan TKI berdasarkan KLUI Tahun 2011 s/d 2016

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.38


Inikator Sasaran Kegiatan 7 merupakan indikator terakhir dalam mendukung pencapaaian Sasaran
Strategi 2 yaitu, Persentase penempatan yang menggunakan skema G to G dan G to P berbasis pendaftaran
online, dengan capaian sebagai berikut :

Tabel 23. Penempatan G to G dan G to P Tahun 2014-2016

Tahun 2015 Tahun 2016 Naik/Turun


No Indikator Kinerja Utama
Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) (%)
1 Prosentase Penempatan
yang menggunakan skema
10.000 5.784 57,84 10.000 5.941 59,41 2,71
G to G dan G to P berbasis
online.

Kalau dilihat dari target indikator sasaran kegiatan ini yaitu sebesar 10.000, realisasi sebanyak 5.941 TKI atau
dengan capaian kinerjanya 59,41% dari jumlah target yang ditetapkan. Realisasi ini baik dari penempatan ke
Jepang 279 orang dan ke Korea Selatan sebanyak 5.662 orang.
Penempatan G to G ke Korea pada tahun 2016 dilakukan secara online dengan jumlah pendaftar
4.554 orang. Dari jumlah tersebut yang mengikuti ujian EPS-TOPIK sebanyak 4.479 orang dan yang lulus
sebanyak 3.748 orang.
Dari sisi pelayanan, sistem online ini telah mencapai pelayanan 100%. Pada tahun 2015 sebanyak 5.505
orang, hal ini disebabkan karena terjadi pengurangan Kuota yang diberikan oleh Pemerintah Korea Selatan
karena BNP2TKI telah melakukan moratorium untuk penempatan TKI Fishing ke Korea (sebesar 1600 orang).
Tahun 2016 penempatan TKI ke Korea sebanyak 5.662 orang dari Kuota 4.400 orang sehingga realisasi
penempatan TKI ke Korea mencapai 128,68% dari jumlah kuota.
Penempatan TKI ke Jepang program G to G menunjukkan peningkatan yaitu pada tahun 2014 telah
ditempatkan sebanyak 187 orang TKI menjadi pada tahun 2015 sebanyak 282 orang TKI (reguler 278 orang
TKI dan reentry 4 orang TKI), mengalami peningkatan sebesar 95 orang TKI (kenaikan 50,80%) dan untuk
tahun 2016 sebanyak 279 TKI yang diberangkatkan dari kuota 348.
Pada tahun 2016, Program G to G ke Jepang memasuki tahun ke-10 penempatan bagi kandidat
Nurse dan kandidat Careworker Program G to G ke Jepang untuk ditempatkan pada tahun 2017. Untuk
penempatan tahun 2017, Indonesia mendapat jumlah kuota penempatan sebanyak 342 (tiga ratus empat puluh
dua) orang dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 24. Jumlah Pendaftar Program G to G ke Jepang Tahun 2016
Jabatan Permintaan Pendaftar
Nurse 42 120
Careworker 300 696
Jumlah 342 816

Pembukaan pendaftaran dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2016 dengan menampilkan pengumuman di
website BNP2TKI, www.bnp2tki.go.id. Tahapan proses pendaftaran antara lain:

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.39


a) Para CTKI dapat mendaftar di BP3TKI/LP3TKI/UPT P3TKI seluruh Indonesia sesuai dengan domisili asal
dan melakukan registrasi via online pada awal pendaftaran;
b) Selanjutnya para CTKI datang langsung ke BP3TKI/LP3TKI/UPT P3TKI untuk melakukan pendaftaran
langsung dengan menyerahkan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan sampai batas waktu yang telah
ditentukan.

3.4.1.3. Sasaran 3 : Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama, sampai dengan Pemulangan.
Capaian pada sasaran ini berdasarkan pada penilaian indikator utama, Persentase CTKI/TKI Bermasalah yang
Tertangani, juga digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan Deputi Bidang Perlindungan dalam
memfasilitasi pelayanan perlindungan TKI sejak pra penempatan, selama penempatan dan pemulangan.

Tabel 25. Persentase CTKI/TKI Bermasalah yang tertangani.

Tahun 2015 Tahun 2016 Naik/Turun


No Indikator Kinerja
Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) (%)
1 Persentase CTKI/TKI
Bermasalah yang 90% 98% 108,89 92% 95% 103,26 (3,06)
Tertangani
Keterangan: Indikator berdasarkan Renstra 2015-2019

Prestasi pada sasaran ini bertumpu pada penilaian indikator ukuran keberhasilan dari pelaksanaan
pelayanan perlindungan kepada CTKI/TKI sejak pra, selama dan purna penempatan serta pemberdayaan
CTKI/TKI.
Perlindungan TKI tidak dapat dipisahkan dari penempatan TKI, ibarat 2 sisi mata uang. Berbicara
perlindungan TKI dimulai sejak pra penempatan sampai dengan kembali ke daerah asal, dimana mencakup
pula masa persiapan sebelum siap berangkat dan bekerja di negara penempatan. Pada prinsipnya secara
umum perlindungan TKI terlaksana dengan baik dalam artian semua pengaduan permasalahan TKI
diupayakan penyelesaiannya dengan sebaik-baiknya dan secepat mungkin. Dengan kata lain sebanyak
4.756 pengaduan yang masuk tahun 2016 semuanya sudah difasilitasi penyelesaiannya, sedangkan target
pengaduan tahun 2016 sebanyak 5.000 pengaduan. Target CTKI/TKI Bermasalah Yang Tertangani
sebanyak 92% dalam tahun 2016 telah terealisasi sebesar 95% atau mencapai 103% dari target pengaduan
sebanyak 5.000 pengaduan.
Persentase realisasi CTKI /TKI bermasalah yang ditangani mengalami penurunan sebesar 3,06%
dari perbandingan realisasi tahun 2016 dengan tahun 2015 dikarenakan target pada tahun 2016 mengalami
kenaikan 2% dari tahun 2015 sementara realisasi mengalami penurunan.
Uraian capaian indikator ini dapat diterangkan melalui penanganan TKI bermasalah, baik TKI
bermasalah yang pulang melalui Debarkasi, juga TKI bermasalah yang mengadu melalui Crisis Center
BNP2TKI Tahun 2016 yang terintegrasi dengan K/L terkait dan Perwakilan RI, uraian capaiannya sebagai
berikut :

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.40


Tabel 26. Capaian pengaduan yang diselesaikan tahun 2015-2016
Tahun 2015 Tahun 2016 Naik/Turun
No Indikator Kinerja Utama
Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) (%)
1 Persentase pengaduan yang
diproses di layanan crisis
100% 98% 100% 95%
center berbasis sistem yang 98 95 (3,06)
(5.000) (4.894) (5.000) (4.756)
terintegrasi dengan K/L
terkait/Perwakilan RI
2 Persentase TKI yang
melakukan pengaduan
10% 10% 100 30% 30% 100 100
melalui fasilitas Early
Warning Sistem

Pada tahun 2016 pengaduan yang diproses melalui Crisis Center sebanyak 4.756 pengaduan, menurun
dibandingkan pada tahun 2015 sebanyak 4.894. Dari jumlah kasus tersebut dapat dilayani dan diproses
keseluruhannya, walaupun masih ada yang menunggu hasil penyelesaiannya oleh pihak eksternal BNP2TKI.

Tabel 27. Pengaduan berdasarkan Media pengaduan 2011 s/d 2016


MEDIA
2011 2012 2013 2014 2015 2016 Total
PENGADUAN
Langsung 0 0 0 0 0 29 29
Surat 11 42 49 163 261 237 763
Email 28 304 198 311 314 142 1.297
SMS 162 643 625 545 858 422 3.255
Telepon 43 116 269 317 605 226 1.576
Lain-lain 4.376 4.318 3.291 2.606 2.856 3.700 21.147
Total 4.620 5.423 4.432 3.942 4.894 4.756 28.067

6000
5000
4000
3000
Jumlah Pengaduan
2000
1000
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016

Gambar 13. Grafik Trend Kasus dari tahun 2011 s/d 2016

STATUS PENGADUAN 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Total

Pengaduan Baru 0 0 0 0 0 0 0
Proses Validasi 0 0 0 0 0 0 0
Proses Distribusi 0 0 0 0 0 0 0
Penentuan Unit Kerja 0 0 0 0 0 138 138
Internal BNP2TKI 0 0 0 0 64 319 383
External BNP2TKI 0 0 0 0 6 214 220
Pengaduan Selesai 4.620 5.423 4.432 3.942 4.824 4.085 27.326
Total pengaduan 4.620 5.423 4.432 3.942 4.894 4.756 28.067

Tabel 28. Pengaduan berdasarkan Status pengaduan 2011 s/d 2016

Jumlah pengaduan dari tahun 2011 – 2016 sebanyak 28.067 pengaduan, pengaduan yang sudah
diselesaikan sebanyak 27.326 pengaduan. Terdapat pengaduan yang masih dalam proses sebesar 741
pengaduan.
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.41
Tabel 29. Pengaduan TKI berdasarkan Provinsi 2011 s/d 2016

NO PROVINSI 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Total


1 ACEH 4 0 23 25 72 53 177
2 SUMATERA UTARA 9 40 46 73 137 147 452
3 SUMATERA BARAT 3 3 1 4 6 15 32
4 KEPULAUAN RIAU 2 7 7 8 11 38 73
5 RIAU 3 1 5 3 15 15 42
6 JAMBI 3 1 5 20 17 51 97
7 SUMATERA SELATAN 12 51 34 22 41 50 210
8 BENGKULU 1 11 3 3 4 7 29
9 LAMPUNG 66 111 80 103 199 207 766
10 BANGKA BELITUNG 1 0 0 0 1 0 2
11 BANTEN 195 269 195 178 130 166 1.133
12 DKI JAKARTA 77 152 79 38 38 53 437
13 JAWA BARAT 1.493 2.497 1.848 1.343 1.334 1.441 9.956
14 JAWA TENGAH 250 378 340 424 445 641 2.478
15 DI YOGYAKARTA 6 33 27 30 38 30 164
16 JAWA TIMUR 155 246 272 279 597 363 1.912
17 BALI 0 21 15 27 22 26 111
18 NUSA TENGGARA BARAT 228 709 549 423 481 483 2.873
19 NUSA TENGGARA TIMUR 32 73 98 181 460 267 1.111
20 KALIMANTAN BARAT 12 18 42 18 30 27 147
21 KALIMANTAN TENGAH 0 1 3 1 0 0 5
22 KALIMANTAN SELATAN 15 18 11 9 19 10 82
23 KALIMANTAN TIMUR 3 1 1 8 14 2 29
24 SULAWESI SELATAN 11 31 41 62 112 35 292
25 SULAWESI TENGGARA 0 4 8 5 12 8 37
26 SULAWESI TENGAH 13 21 16 31 36 20 137
27 SULAWESI UTARA 2 18 24 21 29 25 119
28 SULAWESI BARAT 1 2 2 6 12 16 39
29 GORONTALO 1 1 0 4 2 1 9
30 MALUKU 2 13 8 1 1 4 29
31 MALUKU UTARA 0 0 1 5 3 0 9
32 PAPUA 0 0 0 0 1 1 2
33 PAPUA BARAT 0 0 0 1 2 0 3
34 Lainnya 2.020 692 648 586 573 554 5.073
Total 4.620 5.423 4.432 3.942 4.894 4.756 28.067

Tabel 30. Pengaduan TKI berdasarkan Negara Penempatan 2011 s/d 2016

NO NEGARA 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Total


1 SAUDI ARABIA 2.884 2.766 1.863 1.294 1.103 1.145 11.055
2 MALAYSIA 387 613 723 886 1.994 1.535 6.138
3 TAIWAN 161 204 345 277 274 442 1.703
4 UNITED ARAB EMIRATES 170 305 262 280 264 314 1.595
5 SYRIA 137 345 166 129 99 97 973
6 JORDAN 253 282 188 132 70 47 972
7 SINGAPORE 102 149 110 152 154 204 871
8 OMAN 66 109 147 155 158 122 757
9 QATAR 59 94 189 126 93 75 636
10 HONG KONG 42 76 86 89 102 195 590
11 KUWAIT 172 138 86 55 56 52 559
12 BAHRAIN 29 64 64 86 107 102 452
13 BRUNEI DARUSSALAM 17 40 25 63 79 92 316
14 KOREA SELATAN 42 63 35 51 55 65 311
15 EGYPT 11 17 10 9 33 13 93
16 ALGERIA 2 11 3 2 10 37 65
17 TURKEY 1 6 3 15 15 21 61
18 CHINA 1 1 3 7 25 16 53
19 CANADA 1 12 3 10 22 4 52
20 JAPAN 6 3 3 7 11 12 42
21 LAINNYA 77 125 118 117 170 166 773
TOTAL 4.620 5.423 4.432 3.942 4.894 4.756 28.067

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.42


Tabel.31. Pengaduan TKI berdasarkan Jenis Masalah 2011 s/d 2016

NO JENIS MASALAH 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Total


1 Sakit 253 298 293 258 314 312 1.728
2 Gaji tidak dibayar 1.119 898 666 514 488 472 4.157
3 TKI Ingin Dipulangkan 307 1.029 1.055 817 524 357 4.089
4 Putus Hubungan Komunikasi 1.155 634 527 357 287 246 3.206
5 Pekerjaan tidak sesuai PK 450 622 329 234 171 182 1.988
Pemutusan hubungan kerja sebelum masa
6 75 147 147 90 167 705 1.331
perjanjian kerja berakhir
7 TKI gagal berangkat 85 84 96 134 658 143 1.200
8 Tindak kekerasan dari majikan 290 206 120 105 104 79 904
9 Overstay 0 0 0 53 279 213 545
10 TKI mengalami kecelakaan 47 97 89 94 95 77 499
11 TKI tidak berdokumen 35 30 120 73 81 133 472
12 TKI dalam tahanan/proses tahanan 88 97 60 63 46 57 411
Tidak dipulangkan meski kontrak kerja
13 0 0 0 41 177 121 339
selesai
14 Potongan gaji melebihi ketentuan 59 60 38 33 34 109 333
Penahanan paspor atau dokumen lainnya
15 42 88 56 50 39 55 330
oleh PPTKIS
16 Ilegal Rekrut calon TKI 11 31 37 103 37 100 319
17 Lari dari majikan (Saudi) 67 60 44 41 27 24 263
18 TKI tidak punya ongkos pulang 13 24 30 19 132 31 249
19 TKI tidak harmonis dengan pengguna 57 40 45 47 20 23 232
20 Pelecehan seksual 71 68 40 22 11 10 222
21 Lainnya 396 910 640 794 1.203 1.307 5.250
TOTAL 4.620 5.423 4.432 3.942 4.894 4.756 28.067

Pelayanan pengaduan dilaksanakan dengan melakukan :


1) Validasi dokumen pengaduan, untuk dapat ditindak lanjuti diperlukan dukungan dokumen antara lain:
fotokopi paspor, perjanjian kerja, perjanjian penempatan, KTKLN, Kartu keluarga, ID Majikan dan surat
kuasa (bagi yang diwakilkan). Dari total pengaduan masuk selama periode tahun 2016 sebanyak 54.288
pengaduan, setelah dilakukan validasi dokumen pengaduan terdapat jumlah pengaduan valid yang
diterima oleh Pusat Pelayanan Pengaduan TKI (Crisis Center) sebanyak 4.756 kasus;
2) Analisis pengaduan, meliputi pengelompokkan jenis pengaduan (kasus ketenagakerjaan atau non-
ketenagakerjaan), mengelompokkan sifat pengaduan (urgent atau non-urgent). Pengaduan
Ketenagakerjaan sebanyak 1.711 pengaduan dan jenis pengaduan Non-ketenagakerjaan sebanyak 3.045
pengaduan;
3) Verifikasi dokumen pengaduan, dari jumlah pengaduan yang masuk selama tahun 2016 sebesar 4.756
pengaduan, setelah diverifikasi, pengaduan yang dapat diproses/ditangani sejumlah 2.490 Pengaduan
(52,35%) di Crisis Center BNP2TKI, 2.266 ( 47,65 %) Pengaduan di Crisis Center BP3TKI;
4) Monitoring dan evaluasi kasus, selama tahun 2016 dapat direkomendasikan ke unit eksternal sejumlah
227 kasus dan di unit internal sejumlah 3.939 kasus. Rekomendasi ke unit eksternal ini dilakukan karena
penanganan kasus tersebut berada di luar kewenangan BNP2TKI, dan perkembangannya tetap dimonitor
oleh BNP2TKI.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.43


Indikator Sasaran kegiatan 8 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 3 adalah
Persentase TKI yang melakukan pengaduan melalui fasilitas Early Warning System. Early Warning System
(EWS) merupakan salah satu langkah deteksi dini dan langkah cepat tanggap (immediate response) dalam
rangka menghadirkan pelayanan langsung perlindungan TKI di Luar Negeri dengan penyediakan beberapa
fitur.

1. Fitur Layanan Pengaduan berupa pengaduan kasus, Klaim asuransi;


2. Fitur Layanan Darurat berupa emergency call, emergency SMS, Panic Button;
3. Fitur Keberadaan TKI berupa Pencarian lokasi berdasarkan poisisi HP;
4. Fitur Layanan Informasi berupa Pencarian alamat perwakilan, prosedur pengaduan, profil Negara
penempatan, dll
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan EWS telah dilakukan beberapa kali rapat dengan penyedia provider
(telkom).
1. Rapat pertama dalam rangka pembangunan sistem EWS;
2. Rapat kedua dalam rangka penentuan fitur layanan EWS;
3. Rapat ketiga dalam rangka penentuan Provider EWS;
4. Rapat keempat dalam rangka pembebanan biaya (belum ada kesepakatan);
5. Rapat kelima Uji coba penggunaan fitur EWS (demo sistem);
6. Rapat keenam dalam rangka tempat operasional EWS;
7. Rapat ketujuh dalam rangka pembuatan draft SOP EWS;
8. Rapat kedelapan dalam rangka persiapan lounching.
Terkait rapat tersebut diatas, kami menyimpulkan bahwa terhadapat indikator persentase TKI yang melakukan
pengaduan melalui fasilitas Early Warning System target 10% telah tercapai.

Indikator Sasaran kegiatan 9 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 3 dengan


indikator persentase menurunya permasalahan CTKI/TKI dan persentase CTKI/TKI bermasalah yang
mendapatkan pendampingan hukum.

Tabel. 32. Perbandingan capaian Sasaran kegiatan 9 Tahun 2015-2016

Tahun 2015 Tahun 2016 Naik/Turun


No Indikator Kinerja
Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) (%)
1 Persentase menurunnya 30% 30% 25% 34,48%
100 180 80
permasalahan CTKI/ TKI (62.796) (19.029) (43.957) (15.157)
2 Persentase CTKI/TKI
bermasalah yang 100% 70% 100% 70%
70 84 20
mendapatkan (4.775) (3.348) (4.756) (4.000)
pendampingan hukum

Berdasarkan data kedatangan tahun 2015 sejumlah 114.796 orang dan data kepulangan TKI bermasalah
sejumlah 19.029 orang, dan tahun 2016 data kepulangan TKI sebanyak 80.223 orang dengan TKI bermasalah
sebanyak 15.157 orang.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.44


Tabel. 33. Kedatangan TKI berdasarkan 8 Debarkasi 2011 s/d 2016 (SIPENDAKI)

Tabel. 34 Kedatangan TKI Bermasalah berdasarkan Debarkasi 2011 s/d 2016 (SIPENDAKI)

Sedangkan berdasarkan data dari Imigrasi mengenai data kepulangan TKI pada tahun 2015 sebanyak
332.335 orang dan tahun 2016 sebanyak 329.632 orang. Perbedaan data imigrasi ini dengan data
SIPENDAKI BNP2TKI karena tidak semua TKI terdata di SIPENDAKI yang disebabkan tidak ada kewajiban
untuk melaporkan kepulangannya. Pada umumnya yang terdata pada sistem SIPENDAKI BNP2TKI adalah
TKI bermasalah dan yang ingin difasilitasi kepulangannya ke daerah masing-masing, sedangkan
pendataan Imigrasi merupakan pintu masuk yang harus dilalui oleh semua atau setiap individu yang baru
pulang dari luar negeri. Berdasarkan data yang ditarik dari sistim imigrasi didapatkan data kepulangan
berdasarkan negara dan tempat pemeriksaan imigrasi sebagai mana tabel dibawah ini:

Tabel. 35 Kedatangan TKI berdasarkan Negara Tahun 2015 – 2016 (Data Imigrasi)

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.45


Tabel. 36 Kedatangan TKI berdasarkan Provinsi Tahun 2015 – 2016 (Data Imigrasi)

Tabel. 37 Kedatangan TKI berdasarkan TPI Tahun 2015 – 2016 (Data Imigrasi)

Dilihat dari perbedaan data kepulangan TKI antara SIPENDAKI BNP2TKI dan data Imigrasi dapat ditarik
kesimpulan bahwa lebih dari 70% TKI yang pulang secara mandiri, serta berhasil dalam menjalani masa
kerjanya di luar negeri dan membawa dampak kesejahteraan untuk keluarganya.

3.4.1.4. Sasaran 4: Meningkatnya CTKI/TKI Purna yang Berwirausaha.

Capaian pada sasaran ini berdasarkan pada penilaian satu indikator utama, yaitu Persentase TKI Purna
yang Menjadi Wirausaha. Indikator ini sekaligus digunakan guna mengukur kinerja Deputi Bidang
Perlindungan dalam melaksanakan dan memberikan pelayanan perlindungan terhadap CTKI/TKI tahun
2016.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.46


Tabel 38. Capaian persentase TKI Purna yang menjadi Wirausaha Tahun 2016

Tahun 2015 Tahun 2016 Naik/Turun


No Indikator Kinerja
Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) (%)

1 Persentase TKI Purna Yang


32% 40% 125 34% 63% 185,29 57,50
Menjadi Wirausaha
Keterangan: Indikator berdasarkan Renstra 2015-2019

Persentase TKI Purna yang menjadi Wirausaha dengan Target 34%, dapat direalisasikan sebesar
63% atau capaian kinerjanya sebesar 185,29%. Capaian kinerja Pemberdayaan TKI Purna dilakukan
melalui kegiatan Edukasi Keuangan/Perbankan dan Edukasi Kewirausahaan yang dilaksanakan oleh UPT
di Daerah. Pemberdayaan TKI Purna juga melibatkan Lembaga dan Instansi terkait lainnya atau Lembaga
Internasional/LSM/Lembaga Swasta lainnya.
Tahun 2016 dilaksanakan Pemberdayaan TKI Purna Terintegrasi melalui edukasi pengelolaan
keuangan dan wirausaha sebanyak 2.180 TKI, dengan adanya efisiensi anggaran target berkurang menjadi
1.475 TKI. Target TKI yang menjadi wirausaha yaitu sebesar 34% atau 501 TKI. Capaian kinerja tahun 2016
TKI Purna yang menjadi wirausaha sebanyak 930 TKI atau 63%.
Pada tahun 2015, dari 15.000 orang yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan
wirausaha, ditargetkan sebanyak 32% TKI Purna yang menjadi wirausaha yaitu 4.800 orang. Berdasarkan
data yang ada jumlah TKI Purna yang menjadi wirausaha pada tahun 2015 sebanyak 6.047 orang (40,3%).
Dari perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa target pelaksanaan pemberdayaan TKI Purna agar
dapat berwirausaha dan mandiri mengalami kenaikan sebesar 57% dari tahun 2015. Hal ini disebabkan
para TKI purna telah membuat usaha mandiri dan membuka industri rumah tangga di daerahnya sehingga
dapat meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya keluarga TKI.

Tabel 39. Pemberdayaan TKI Purna Tahun 2011 s/d 2016

Target RKP CAPAIAN


No RPJMN Edukasi Edukasi Total
Tahun Jml (org)
Keuangan Kewirausahaan
1. Pemberdayaan 2011 3.000 1810 1.190 3.000
TKI Purna 2012 3.500 1.800 1.700 3.500
2013 4.000 2.150 2.300 4.450
2014 4.500 2.300 2.200 4.500

Sedangkan mulai tahun 2015 dan 2016 dilaksanakan Pemberdayaan Terintegrasi dengan target dan
realisasi sebagai berikut:
Target RKP
No RPJMN Realisasi
Tahun Jml (org)
1. Pemberdayaan TKI Purna 2015 15.000 14.498
Terintegrasi
2016 1.475 1.475

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.47


Gambar 14. Grafik Pemberdayaan TKI Purna Tahun 2011 s/d 2016
1 5 000
1 4 498
5000 4 5400
5 50
4 4 50
4 0 00
4000 3 5 00
3 5 00

3 0 00
3 0 00
3000
Target
Realisasi
2000
1 4 75
1 4 75

1000

0
2011 2012 2013 2014 2015 2016

Tabel 40. Rekapitulasi Data TKI yang berwirausaha tahun 2016

OUTCOMES
NO BP3TKI TARGET TARGET SETELAH REALISASI (JLH TKI %
AWAL PENGHEMATAN
BERWIRAUSAHA)

1 BP3TKI BANDA ACEH 50 25 25 8 32%

2 BP3TKI MEDAN 100 100 100 35 35%

3 BP3TKI PEKANBARU 50 - - - -

4 BP3TKI PALEMBANG 50 50 50 40 80%

5 BP3TKI TANJUNG PINANG - - - - -

6 BP3TKI CIRACAS 100 75 75 32 43%

7 BP3TKI PONTIANAK 100 100 100 69 69%

8 BP3TKI BANDUNG 200 200 200 128 64%

9 BP3TKI SEMARANG 200 250 225 225 100%

10 BP3TKI YOGYAKARTA 100 50 50 17 34%

11 LP3TKI SURABAYA 130 50 50 38 76%

12 BP3TKI SERANG 100 50 50 34 68%

13 BP3TKI BANJARBARU 100 - 50 40 80%

14 BP3TKI NUNUKAN 125 75

15 BP3TKI MAKASSAR 100 50 75 26 35%

16 BP3TKI MATARAM 100 50 50 7 14%

17 BP3TKI KUPANG 100 50 75 75 100%

18 BP3TKI DENPASAR 50 50 50 9 18%

19 BP3TKI MANADO 50 50 50 27 54%

20 BP3TKI PADANG 100 100 50 17 34%

21 BP3TKI LAMPUNG 175 50 100 84 84%

22 LP3TKI KENDARI 50 25 25 13 52%

23 LP3TKI PALU 50 25 25 6 24%

TOTAL 2.180 1.475 1475 930 63%

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.48


Indikator sasaran kegiatan 10 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 4 sebagai berikut:
10.1 Jumlah WNIO/TKIB/TKI Purna dan Keluarganya yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan
wirausaha dengan uraian sebagai berikut;
Tahun 2016 alokasi kegiatan pemberdayaan TKI purna sejumlah 2.180 orang, dengan adanya efisiensi
anggaran maka target berkurang menjadi 1.475 orang. Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan melalui APBNP
yang dilaksanakan dari target 1.475 orang terealisasi sejumlah 1.475 orang atau 100%.
10.2 Persentase TKI purna yang berusaha/berwirausaha sebanyak 930 orang atau 63%.
10.3 Persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja migran bermasalah dalam
proses re-integrasi usaha di desa asalnya.
Jumlah kedatangan TKI sebanyak 80.223 orang dan yang terfasilitasi sebanyak 15.157 orang. Persentase
terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja migran bermasalah dalam proses re
integrasi usaha di desa asalnya mempunyai target sebesar 30% dari jumlah TKI yang terfasilitasi sebanyak
15.157 orang atau 4.547 orang. Jumlah TKI yang menjadi TKI Berusaha sebanyak 930 orang sehingga
realisasi dari persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja migran
bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya adalah 20,5% dengan perhitungan sebagai
berikut : Jumlah TKI purna berusaha x 100%
30% jumlah TKI terfasilitasi pemulangannya

Tabel 41. Pelayanan Kedatangan TKI Tahun 2011 s/d 2016

Tabel 42. Pelayanan TKI Bermasalah 2011 S/D 2016

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.49


Selain itu juga dilaksanakan pelayanan TKI meninggal yang dipulangkan ke tanah air. Dalam tahun 2016
terdapat sebanyak 244 TKI meninggal yang sudah dipulangkan ke daerah asal, seperti tabel di bawah ini:

Tabel 43 Data TKI yang meninggal Kawasan Timur Tengah Tahun 2012 s/d 2016

<
Tabel 44. Data TKI yang meninggal Kawasan Asia Pasifik Tahun 2012 s/d 2016

Selain itu data Remitansi yang dapat dihimpun dari BI dalam tahun 2013 sebesar Rp 88.676.977.377.833,00
atau US $ 7.40, tahun 2014 sebesar US $ 8.43 atau lebih kurang Rp 92,756 Triliyun, tahun 2015 sebesar
US$ 9,429,858,927 atau lebih kurang Rp 119,.564 Triliyun dan tahun 2016 sebesar US $ 7.47. Rincian lebih
lanjut dapat dilihat seperti tabel dibawah ini:

Tabel 45. Penerimaan Remitansi Tahun 2012 s.d 2016

NO TAHUN REMITANSI (dalam US$ milyar )

1 2011 6,73

2 2012 6,99

3 2013 7,40

4 2014 8,34

5 2015 9,42

6 2016 8,85

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.50


Tabel 46. Penerimaan Remitansi berdasarkan Kawasan Tahun 2011 s.d 2016
Dalam USD
NO NEGARA TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015 2016
I. ASIA
1. MALAYSIA 2.306.257.260,02 2.321.142.954,24 2.560.396.190 2.540.742.074 2.193.764.664 2.299.662.977
2. SINGAPORE 261.004.803,63 307.940.241,76 324.382.931 302.516.893 300.646.876 289.346.410
3. BRUNEI D. 58.664.716,01 75.181.509,38 85.909.168 82.933.630 92.377.289 70.979.166
4. HONGKONG 485.867.677,39 554.011.457,28 587.585.369 572.492.198 733.182.299 683.207.650
5. TAIWAN 492.044.579,57 577.753.172,63 639.362.288 668.971.854 896.531.276 885.724.275
6. KOREA SELATAN 94.210.451,25 123.482.657,41 150.069.708 178.237.455 269.250.754 199.607.454
7. JEPANG 159.936.881,90 174.784.309,80 156.599.286 153.549.183 162.907.565 163.491.122
8. MACAO 42.289.878,06 39.560.695,96 35.201.985 35.927.105 41.079.803 42.340.515
9. AUSTRALIA 3.380.954,43 5.893.591,43 11.123.350 39.851.260 48.124.448 25.752.525
10 SELANDIA BARU 0 0 3.304.795 6.665.718 10.023.126 8.176.476
11 LAIN-LAIN 3.160.000,00 11.090.772,42 20.025.752 21.081.490 22.629.546 13.914.474
TOTAL 3.906.817.202,26 4.190.841.362,30 4.573.960.822 4.602.968.860 4.770.517.647 4.682.203.043
II. TIMTENG & AFRIKA
1. ARAB SAUDI 2.212.643.923,69 1.938.007.478,09 1.719.950.917 2.266.079.972 2.762.871.034 2.775.547.806
2. UEA 204.148.579,85 205.507.145,13 214.780.389 279.351.716 332.888.998 268.203.210
3. KUWAIT 32.083.424,86 23.261.370,86 27.108.665 37.150.210 41.792.810 37.682.810
4. BAHRAIN 14.203.748,00 17.355.162,00 19.064.102 24.500.755 33.462.909 24.019.679
5. QATAR 49.963.700,58 61.760.360,58 69.376.265 80.885.405 102.422.826 74.749.831
6. OMAN 29.563.627,24 27.791.161,24 29.774.793 54.687.906 102.270.376 71.980.130
7. YORDANIA/SIRIA 90.006.506,95 77.473.950,95 75.052.503 101.716.663 116.518.155 120.947.244
8. MESIR/YAMAN 168.542,00 982.124,00 1.919.746 1.714.855 814.994 438.496
9. CYPRUS 13.808.604,00 13.278.092,00 4.109.550 1.971.558 1.884.252 1.427.945
10. SUDAN 335.738,00 302.766,00 721.880 1.037.112 1.058.778 498.015
11. AFRIKA 5.601.842,00 14.150.840,00 29.631.670 43.495.656 48.582.207 26.148.661
12. LAIN-LAIN 4.648.726,00 13.940.570,00 19.208.142 23.394.106 28.658.198 20.595.112
TOTAL 2.657.176.963,18 2.393.811.020,86 2.210.698.622 2.915.985.916 3.573.225.538 3.422.238.938
III. AMERIKA
1. USA 149.864.656,49 373.515.076,09 531.192.167 690.896.788 922.651.700 651.811.878
TOTAL 149.864.656,49 373.515.076,09 531.192.167 690.896.788 922.651.700 651.811.878
IV EROPA & AUSTRALIA
1. BELANDA 2.337.378,09 6.700.319,09 12.335.639 24.501.361 28.738.498 15.138.490
2. ITALY 4.810.162,99 18.808.790,39 28.843.537 32.430.168 36.761.909 28.821.490
3. GERMAN 4.254.423,28 6.219.881,88 10.418.086 18.262.521 19.676.592 13.546.681
4. INGGRIS 2.991.409,43 4.726.397,03 5.963.680 9.279.064 10.888.138 7.880.586
5. PERANCIS 957.104,23 1.574.876,63 2.778.628 3.783.657 3.102.114 2.172.791
6. SPANYOL 5.429.586,98 11.427.262,73 16.037.427 16.732.492 19.331.626 14.504.088
7. LAIN-LAIN 1.233.997,50 10.736.447,50 21.083.395 30.230.018 32.658.530 18.491.519
TOTAL 22.014.062,49 60.193.975,24 97.460.392 135.219.280 151.157.408 100.555.646
TOTAL ALL 6.735.872.884,42 7.018.361.434,50 7.413.312.003 8.345.070.844 9.417.552.292 8.856.809.505
Sumber : Bank Indonesia

Dalam Rupiah Rp60.766.730.458.730,30 Rp61.390.745.468.574,70 Rp67.867.555.071.574,10 Rp97.845.955.649.457,30 Rp98.015.890.972.813,60 Rp119.000.092.504.121

Indikator sasaran kegiatan 11 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 4 Persentase


kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan
penyediaan bantuan modal. Dalam rangka menunjang suksesnya pelaksanaan kegiatan pemberdayaan TKI
Tahun 2016 dijalin kerjasama antara mitra lokal, lembaga keuangan dan paguyuban yang telah terbentuk.
Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan
pembekalan dan penyediaan bantuan modal ditargetkan sebesar 30% terealisasi sebesar 100% yaitu
sebanyak 59 MoU/Perjanjian kerjasama telah terbentuk dari target 59 MoU/Perjanjian Kerjasama.

Indikator sasaran kegiatan 12 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 4 adalah


Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelijen dengan target 30% dan
Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural, dengan
target 92%.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.51


Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelijen. Sebagai bentuk
perlindungan terhadap CTKI yang akan berangkat ke Luar negeri yang disinyalir banyak CTKI Non
Prosedural, maka dilakukan langkah-langkah pembinaan, pengawasan dan penindakan kepada para
lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan.

Salah satu bentuk pengawasan terhadap lembaga penempatan dan lembaga pendukung
penempatan dibentuk jejaring Informasi dari masyarakat (informan) yang memberikan informasi terhadap
kegiatan lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan. Bila terdapat kegiatan yang
dianggap diduga non prosedural dan informasi itu valid (A-1), maka diambil tindakan dengan datang
lansung ke tempat kejadian perkara (TKP).

Dari pelaksanaan kegiatan pada Tahun 2016 telah dilakukan sebanyak 62 kegiatan
pengamanan dan pengawasan di beberapa daerah. Dari jumlah tersebut sebanyak 23 kegiatan
merupakan hasil dari Jejaring Informasi Masyarakat (Informan), sehingga realisasi sebanyak 37%
sehingga capaian kinerja mencapai 123,33% (37 : 30 x 100%).

Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural.
Dalam rangka pencegahan TKI Nonprosedural dan TPPO dilakukan kegiatan antara lain:
1. Swepping sebanyak 627 CTKI dari 17 PPTKIS dan 3 Perorangan yang telah diproses dan diusulkan
penjatuhan sanksi. Dari 627 CTKI, dipulangkan sebanyak 230 CTKI dan 352 CTKI dipulangkan ke
daerah asal oleh PPTKIS dan 45 CTKI masih di PPTKIS;

2. Melimpahkan perkara TPPO (UU No. 21 Tahun 2007) dan Pelanggaran UU No. 39 Tahun 2004
tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri ke Kepolisian Negara
Republik Indonesia sebanyak 7 (tujuh) Laporan Polisi diberbagai daerah antara lain : Polda Jawa
Barat, Polda Metro Jaya, Polda NTB, Polda NTT;

3. Melakukan pengawasan terhadap 58 PPTKIS dan 11 SARKES/BLK-LN dengan hasil sebanyak 17


PPTKIS, 2 SARKES, 4 BLK-LN di usulkan Tunda Layan.

Dari kegiatan tersebut di atas terhadap indikator kinerja Persentase meningkatnya TKI yang berangkat
secara prosedural di kantong TKI non prosedural dengan target 92% terealisir sebesar 99,74% hal
tersebut dengan perhitungan sebagai berikut : Jumlah hasil sweeping sebesar 627 CTKI dibanding
dengan jumlah penempatan secara prosedural sejumlah 234.451 TKI dikalikan 100% maka didapat hasil
0,26%, maka persentase TKI yang ditempatkan secara prosedural sebesar 100%-0,26% = 99,74%,
sehingga capaian kinerja pada indikator kinerja presentase meningkatnya TKI yang berangkat secara
prosedural di kantong TKI non prosedural adalah 108%.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.52


3.4.1.5. Sasaran 5 : Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab, serta pengelolaan
Keuangan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel.

Capaian pada sasaran ini berdasarkan pada penilaian 4 indikator prosentase penyelenggaraan
pelayanan terpadu dan professional. Indikator ini sekaligus digunakan guna mengukur kinerja Sekretariat
Utama dalam melaksanakan dan memberikan pelayanan dan dukungan administrasi dalam pelayanan
penempatan dan perlindungan TKI tahun 2016.

Tabel 47. Persentase penyelenggaraan pelayanan terpadu dan professional Tahun 2016
Tahun 2015 Tahun 2016 Naik/Turun
No Indikator Kinerja
Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) (%)
1 Prosentase Unit Layanan
Publik (UPP) 30% 48% 160 50% 100% 200 199
Layanan Terpadu Satu Pintu
(LTSP) di 7 4
BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang 7 LTSP 100 3 LTSP 75 (25)
LTSP LTSP
mudah, murah dan cepat.
2 Persentase lembaga yang
terintegrasi
Sistem Pelayanan P2TKI
dalam tata kelola 70% 71% 101,43 80% 100% 125 40,85
TKI, termasuk transaksi non
tunai.
3 Nilai Capaian Reformasi
Birokrasi BNP2TKI 80 80 100 85 84,70 99,61 (0,39)
4 Opini BPK atas laporan
keuangan WTP WTP 100 WTP WTP 100 100
Keterangan: Indikator berdasarkan Renstra 2015-2019

Prestasi capaian sasaran ini dinilai dari indikator kinerja kegiatan yaitu :
5.1 Persentase Unit Layanan Publik (UPP) dan Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di
BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat.
Dalam rangka pemberian pelayanan Prima kepada TKI yang Mudah, Murah, Cepat dan
Aman, BNP2TKI mencanangkan pengembangan UPP dan LTSP pada 48 BP3TKI/LP3TKI/P4TKI
dengan standar pelayanan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian
kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka
pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur.
Untuk tahun 2015 target sasaran ini sebesar 50% atau sebanyak 24 unit dari 48
BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang ada. Pembentukan UPP tahun 2015 sebanyak 18 UPP yaitu BP3TKI
(Aceh, Medan, Riau, Padang, Palembang, Lampung, Serang, Bali, Kupang, Banjarbaru, Pontianak,
Nunukan, Manado, Gorontalo, Makasar, Tj. Pinang) dan 2 LP3TKI Kendari dan Palu, sedangkan
LTSP sebanyak 8 LTSP yaitu BP3TKI (Bandung, Semarang, Surabaya, Mataram, Lampung, Bali,
Nunukan, Yokyakarta).

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.53


Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor 09 tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Unit Pelayanan Publik Di Lingkungan Badan Nasional Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
yang menyebutkan bahwa Unit Pelayanan Publik adalah Unit Kerja non struktural yang berada di
BNP2TKI dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan BNP2TKI (BP3TKI dan LP3TKI) yang
mempunyai tugas memberikan pelayanan kepada masyarakat atau badan hukum lainnya atas
permintaan informasi, konsultasi, pengaduan dan pelaksanaan pelayanan publik yang merupakan
lingkup tugas dan kewenangan BNP2TKI dan UPT di lingkungan BNP2TKI dan saat ini BNP2TKI
memiliki 48 Satker UPP yang terdiri dari 21 Satker BP3TKI, 3 Satker LP3TKI, 23 Satker P4TKI dan
1 Unit Kerja Non Struktural di Kantor Pusat.

Dengan demikian capaian kinerja indikator ini yaitu sebanyak 48 unit UPP/LTSP atau
100%, apabila dibandingkan dengan target kinerja tahun 2016 yang sebesar 50% maka capaian
kinerja Persentase Unit Layanan Publik (UPP) 100% dan Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di
BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat mencapai 75%. Namun demikian walaupun
sudah terbentuk masih banyak pembenahan yang harus dilakukan, khususnya dari sisi sinergitas
pelayanan baik secara internal maupun eksternal.

5.2 Persentase lembaga yang terintegrasi sistem pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk
transaksi non tunai. Semua instansi yang terlibat dalam pemberian pelayanan fasilitasi penempatan
dan perlindungan TKI di luar negeri sudah terintegrasi dengan SISKOTKLN demikian juga dengan
Lembaga Penempatan dan Lembaga Pendukung Penempatan lainnya, sehingga target tahun 2016
sebesar 80% terlampaui dengan tingkat capaian keberhasilannya 100%. Sampai dengan posisi
akhir tahun anggaran 2016 lembaga yang terintegrasi dengan sistem pelayanan P2TKI berjumlah 6
Kemeterian/Lembaga dan 11 Perwakilan RI di luar negeri (Ditjen Dukcapil Kemendagri; Ditjen
Imigrasi Kemkumham; Kementerian Luar Negeri; Kementerian Tenaga Kerja; Kementerian
Keuangan, dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi; KBRI Singapura; KDEI Taiwan, KJRI Hongkong,
KBRI Banda Seri Begawan Brunei Darusallam, KBRI Kuala Lumpur, KBRI Kuwait, KJRI Penang,
KJRI Johor Bahru, KJRI Kota Kinabalu, KJRI Kucing, dan KRI Tawau). Sedangkan Sistem
pembayaran Non Tunai merupakan amanah yang dituangkan dalam MoU antara Bank Indonesia,
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Tenaga Kerja RI dan BNP2TKI pada tahun 2015.
Dalam MoU tersebut disepakati bahwa proses pembayaran terkait pelayanan Calon TKI/TKI akan
menggunakan sistem pembayaran Non Tunai melibatkan Perbankan Nasional (BRI, Mandiri dan
BNI) dan stakeholder terkait (sarkes, Asuransi, PPTKIS, Calon – TKI), meliputi : Pembayaran
Asuransi Pra, masa dan purna penempatan, Pembayaran ujian G to G EPS Topik Korea Selatan
untuk Paper Base Test dan Computer Base Test, dan Pembayaran Biaya medical untuk Negara
Brunei Darusallam.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.54


5.3 Nilai Capaian Reformasi BNP2TKI, telah dilakukan penilaian mandiri di tingkat assessor (eselon I)
dengan model penilaian sesuai Permenpan nomor 14 tahun 2014 dengan melakukan penilaian
PMPRB terhadap delapan area perubahan dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 48. HASIL PENILAIAN PMPRB DI BNP2TKI TAHUN 2016

NILAI NILAI NILAI


NO PENILAIAN PROSES
TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016
1. Manajemen Perubahan 4,17 4,65 5
2. Penataan Peraturan Perundang-undangan 3,34 5,00 4,38
3 Penataan dan Pengauatan Organisasi 3,84 4,83 5
4 Penata Tatalaksana 4,59 4,75 5
5 Penataan Sistem Manajemen SDM 11,66 12,87 14,39
6 Penguatan Akuntabilitas 6,00 12,81 5,47
7 Penguatan Pengawasan 8,57 5,50 11,10
8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 3,92 7,20 5,12
Total Proses 46,09 57,81 55,46

No Penilain Hasil Nilai Nilai Nilai


1 Kapasitas dan Akuntabilitas organisasi 12,08 5,78 13,81
2 Pemerintah bersih dan bebas KKN 5,50 9,11 7,63
3 Kualitas Pelayanan Publik 7,20 5,90 7,80
Total Hasil 24,78 20,79 29,24
Indeks RB (Total) 70,81 78,60 84,70

Tabel di atas menunjukan peningkatan nilai PMPRB BNP2TKI tahun 2016 sebesar 84,70 lebih besar
apabila dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu sebesar 70,81 dan tahun 2015 sebesar 78,60. Ini
mengambarkan pelaksanaan reformasi di BNP2TKI mengalami kemajuan dan terus meningkat
sesuai target reformasi nasional. Capaian kinerja reformasi birokrasi BNP2TKI tahun 2016 dengan
target nilai 85, dengan realisasi nilai 84,70, maka persentase capaian kinerjanya mencapai 99,65%.

5.4 Opini BPK atas laporan keuangan. Indikator ini menjadi tolok ukur keberhasilan pengelolaan
keuangan yang baik dilingkungan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia. Dalam bidang pertanggungjawaban keuangan telah mendapatkan predikat Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) dari BPK RI selama 5 tahun berturut-turut (tahun 2008, 2009, 2010, 2011 dan
2012).

Untuk Tahun 2013 BNP2TKI mendapat opini WDP dan pada tahun 2014 dan 2015 BNP2TKI
kembali mendapat predikat WTP oleh BPK. Sebagai upaya untuk mempertahankan opini tersebut,
Biro Keuangan dan umum melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menyusun dan menetapkan kebijakan pengelolaan keuangan dan penatausahaan persediaan;
b. Pembinaan pengelolaan keuangan dan penatausahaan BMN di tingkat Satker;
c. Penyusunan laporan keuangan secara berjenjang di lingkup BNP2TKI;
d. Pengendalian pelaksanaan anggaran secara berkala;
e. Monitoring dan evaluasi pengelolaan keuangan, penatausahaan BMN dan penyelesaian
kerugian Negara;

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.55


f. Pembangunan aplikasi Sistem Informasi pengendalian Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara untuk diimplementasikan pada tahun 2017 dan seterusnya.

Laporan Keuangan BNP2TKI tahun anggaran 2016 sedang dilakukan pemeriksaan dan penilaian
oleh Tim Pemeriksa BPK RI sehingga BNP2TKI belum mendapatkan opini dari BPK RI untuk
Laporan Keuangan TA.2016.

Indikator sasaran kegiatan 13, 14 dan 15 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 5
yaitu :

1) Prosentase perencanaan anggaran terhadap realisasi pelaksanaan anggaran,


Realisasi penyerapan anggaran BNP2TKI tahun 2016 dibandingkan dengan realisasi anggaran tahun
2015 terjadi kenaikan penyerapan anggaran sebesar 4%.
Tahun Pagu Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Persentase Sisa
2014 411.868.115.000 346.581.413.231 84,15 65.286.701.769
2015 458.848.890.000 358.152.158.145 78,05 100.696.731.855
2016 373.739.846.000 305.595.453.125 81,77 68.144.392.875

Anggaran yang tidak terserap sebesar Rp 68.144.392.875,00 yang terdiri : Belanja Pegawai sebesar
Rp 2.397.852.842,00, Belanja Barang sebesar Rp 60.565.628.546,00, Belanja Modal sebesar
Rp 5.180.911.487,00. Capaian penyerapan anggaran tahun anggaran 2016 hanya sebesar
Rp305.595.453.125,00 atau sebesar 81,77% dari target sebesar Rp373.739.846.000,00 yang
dikarenakan adanya kebijakan pemerintah terhadap penghematan anggaran (self blocking) sebesar
Rp 52,537 Miliar atau 14,06%.

2) Penilaian AKIP oleh Kementerian PAN dan RB.


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, telah dilakukan evaluasi terhadap Laporan Kinerja BNP2TKI Tahun 2015
oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sesuai Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nopmor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman
Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dengan hasil evaluasi
yang menunjukan bahwa BNP2TKI memperoleh Nilai 60,96 atau predikat “B”. Penilaian tersebut
menunjukan tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian
kinerjanya, kualitas pembangunan budaya kinerja birokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang
berorientasi pada hasil di BNP2TKI sudah menunjukkan hasil yang baik namun masih perlu perbaikan.
Rincian penilaian tersebut adalah sebagai berikut :

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.56


Tabel 49. HASIL PENILAIAN LAKIP BNP2TKI TAHUN 2013, 2014 DAN 2015

NILAI NILAI
NO KOMPONEN YANG DILNILAI BOBOT NILAI 2013 BOBOT BOBOT
2014 2015
a Perencanaan Kinerja 35 19,95 30 21,03 30 21,03
b Pengukuran Kinerja 20 11,21 25 13,88 25 13,88
c Pelaporan Kinerja 15 10,61 15 9,77 15 9,77
d Evaluasi Kinerja 10 5,56 10 6,49 10 6,49
e Capaian KInerja 20 12,95 20 9,79 20 9,79
Nilai Hasil evalausi 100 60,28 100 60,96 100 60,96
Tingkat akuntabilitas KInerja CC B B

Laporan Kinerja BNP2TKI tahun anggaran 2016 akan segera diajukan untuk dilakukan penilaian oleh
Tim Evaluator Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan &
RB) sehingga BNP2TKI belum mendapatkan penilaian dari Kemenpan & RB untuk Laporan Kinerja
TA.2016.

3) Persentase Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan
cepat.
Dalam rangka pemberian pelayanan Prima kepada TKI pada BP3TKI/LP3TKI/P4TKI diperlukan
adanya Standar pelayanan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian
kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka
pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur. Untuk memenuhi standar
pelayanan yang ada pada BP3TKI/LP3TKI/P4TKI, maka dibentuk Unit Pelayanan Publik (UPP)
dengan target pada tahun 2016 sebesar 50% dari 48 BP3TKI/LP3TKI/P4TKI, terealisir sebanyak 48
Satker UPP yang terdiri dari 21 Satker BP3TKI, 3 Satker LP3TKI, 23 Satker P4TKI dan 1 Unit Kerja
Non Struktural di Kantor Pusat. Dalam rangka pelayanan terhadap TKI yang Mudah, Murah, Cepat
dan Aman, BNP2TKI mencanangkan pembentukan LTSP (Layanan Terpadu satu Pintu) dengan
Target sebanyak 8 LTSP (Bandung, Semarang, Surabaya, Mataram, Lampung, Bali, Nunukan,
Yokyakarta), namun belum semuanya dapat berjalan dengan baik karena ada beberapa kendala
menyangkut unit teknis terkait.

3.4.1.6. Sasaran 6 : Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI

Capaian pada sasaran ini berdasarkan pada penilaian indikator Opini Publik terhadap
lembaga BNP2TKI. Indikator ini sekaligus digunakan guna mengukur kinerja Sekretariat Utama dalam
melaksanakan dan memberikan pelayanan dan dukungan administrasi dalam pelayanan penempatan
dan perlindungan TKI tahun 2016.
Tabel 50. Opini Publik Terhadap BNP2TKI

Tahun 2015 Tahun 2016 Naik/Turun


No Indikator Kinerja
Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) (%)
1 Opini Publik terhadap Baik Cukup Baik Cukup
40 68,75 10
lembaga BNP2TKI. (80) (50) (80) (55)
Keterangan: Indikator berdasarkan Renstra 2015-2019

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.57


Untuk menunjang pemberitaan dan penyebarluasan informasi tentang kinerja BNP2TKI ke masyarakat
luas melalui framing publikasi media online dan media cetak, antara lain Jawa Pos sebagai media
penyebarluasan pemberitaan media cetak. Sementara itu, antara news, tempo.co, okezone.com,
detik.com, cnn Indonesia, bisnis.com, beritasatu.com, kompas.com dan republika online menjadi media
yang menyebarluaskan melalui online atau digital. Melalui framing publikasi dan dipilihnya media-media
tersebut diharapkan penyebarluasan berita atau event tentang BNP2TKI dapat berlangsung dengan baik
dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Media-media tersebut dapat membantu peran
Humas BNP2TKI untuk menyebarluaskan pemberitaan kepada masyarakat. Tak hanya berita atau event
yang berlangsung di Jakarta saja yang diliput atau diberitakan, tetapi BP3TKI dan P4TKI di daerah juga
dapat dibantu penyebaran informasi atau event yang diadakan disana dengan penulis atau kontributor
yang berasal dari BP3TKI atau P4TKI setempat. Upaya publikasi yang dilakukan melalui media cetak
dan online dari bulan Januari hingga Desember 2016 menunjukkan statement positif dari publik. Naiknya
ekspos pemberitaan dikarenakan giatnya humas mengekspos berita baik yang sedang berkembang dan
juga mengekspos event atau kegiatan di unit kerja BNP2TKI.

Pada tahun 2016, pemberitaan yang berkaitan dengan BNP2TKI dan TKI berjumlah 8.765 berita dari 16
media online dengan presentase 55% pemberitaan positif, 24% pemberitaan netral dan 21%
pemberitaan negatif. Apabila dianalisis berdasarkan presentase tersebut pada tahun 2016, pemberitaan-
pemberitaan yang muncul di media online lebih cenderung ke arah yang lebih positif seiring dengan
upaya perubahan layanan tata kelola penempatan dan perlindungan yang dilakukan oleh BNP2TKI.
Analisa Image Building BNP2TKI

PEMBERITAAN JUMLAH TANGGAPAN JUMLAH


News 4.935 Statements 26.528
Media 451 Positives 14.590
Person 3.050 Neutrals 6.367
Influencers 1.396 Negatives 5.571

No Media News
1 Tribun News 165
2 Detik 161
3 Republika 138
4 Kompas 124
5 Vivanews 123
6 Metro Tv 118
7 Suara Merdeka 116
8 Okezone 114
9 Liputan 6 113
10 Bisnis Indonesia 105
11 Berita Satu 98
12 Merdeka 91
13 Inilah 86
14 Rakyat Merdeka 85
15 Jawa Post National 76
Network
16 Kabarna 73
17 Seputar Indonesia 71
18 Suara News 61
19 Antara 55
20 Tempo Interaktif 54

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.58


Dalam statistik diatas terlihat ada pemberitaan positif sebesar 55%, pemberitaan netral sebesar 24%
dan pemberitaan negatif sebesar 21%. Dengan analisis ini, diharapkan BNP2TKI dapat memantau, isu
atau event mana yang sedang berkembang di masyarakat mengenai TKI dan untuk kedepannya isu
tersebut dapat direspon atau dikembangkan menjadi suatu pemberitaan yang lebih baik.

BNP2TKI mendapatkan predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik dari Ombudsman RI sesuai Surat
Nomor 1541/ORI-SRP/XI/2016 tanggal 24 November 2016 dengan perolehan nilai rata-rata 102,79
(Zona Kepatuhan Hijau).
Indikator sasaran kegiatan 16 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 6 adalah
Persentase peraturan perundang-undangan dan tingkat kekosongan hukum, dengan uraian capaian
sebagai berikut; Dalam tahun 2016 ditargetkan penyusunan peraturan sebanyak 9 peraturan, terealisir
sebanyak 11 peraturan, dengan tingkat capaian 112%.
Indikator sasaran kegiatan 17 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 6 adalah
Persentase terintegrasi sistem non tunai pada lembaga penempatan dan tata kelola TKI, dengan uraian
capaian sebagai berikut; Semua instansi yang terlibat dalam pemberian pelayanan fasilitasi penempatan
dan perlindungan TKI di luar negeri semua sudah terintegrasi dengan SISKOTKLN demikian juga dengan
Lembaga Penempatan dan Lembaga Pendukung Penempatan lainnya, sehingga target tahun 2016
sebesar 80% terlampaui dengan tingkat capaian keberhasilannya 100%.
Sampai dengan posisi akhir tahun anggaran 2016 lembaga yang terintegrasi dengan system
pelayanan P2TKI berjumlah 6 Kemeterian / Lembaga dan 11 Perwakilan RI di luar negeri. Yaitu: Ditjen
Dukcapil Kemendagri; Ditjen Imigrasi Kemkumham; Kementerian Luar Negeri; Kementerian Tenaga
Kerja; Kementerian Keuangan, dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP); KBRI Singapura; KDEI
Taiwan, KJRI Hongkong, KBRI Banda Seri Begawan Brunei Darusallam, KBRI Kuala Lumpur, KBRI
Kuwait, KJRI Penang, KJRI Johor Bahru, KJRI Kota Kinabalu, KJRI Kucing, dan KRI Tawau. Sedangkan
Sistem pembayaran Non Tunai merupakan amanah yang dituangkan dalam MoU antara Bank Indonesia,
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Tenaga Kerja RI dan BNP2TKI pada tahun 2015. Dalam
MoU tersebut disepakati bahwa proses pembayaran terkait pelayanan Calon TKI / TKI akan
menggunakan system pemayaran Non Tunai yang melibatkan Perbankan Nasional (BRI, Mandiri dan
BNI) dan stakeholder terkait (sarkes, Asuransi, PPTKIS, Calon – TKI), meliputi : Pembayaran Asuransi
Pra, masa dan purna penempatan, Pembayaran ujian G to G EPS Topik Korea Selatan untuk Paper Base
Test dan Computer Base Test, dan Pembayaran Biaya medical untuk Negara Brunei Darusallam.
Tabel 51. Capaian Sasaran kegiatan 17 BNP2TKI Tahun 2015
Tahun 2015 Tahun 2016 Naik/Turun
No Indikator Kinerja
Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) (%)
1 Persentase lembaga yang
terintegrasi Sistem Pelayanan 50% 100%
P2TKI dalam tata kelola TKI, 50% TNT 100 100% TNT 100 0
TNT TNT
termasuk transaksi non tunai
2 Rekomendasi hasil kajian
Litbang sebagai bahan 2 Kajian 2 Kajian 100 9 Kajian 4 Kajian 44 (56)
masukan kebijakan

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.59


Tabel 52. Jumlah Stakeholder yang terintegrasi dengan Online System P2TKI Tahun 2016

No Stakeholders Target Realisasi %


1 Kementerian/Lembaga 6 6 100
2 Disnaker Propinsi 25 25 100
3 Perwakilan 11 11 100
4 Dinas Kab/Kota 438 265 60
5 PPTKIS 450 450 100
6 SARKES 92 89 97
7 BLKLN 451 451 100
8 LSP 6 6 100
9 Lembaga Keuangan 7 7 100
10 Asuransi 3 3

Indikator sasaran kegiatan 17 yang juga mendukung pencapaian Sasaran Strategis 6


adalah Persentase rekomendasi hasil kajian yang menjadi kebijakan, dengan uraian capaian sebagai
berikut :

1) Survey Potensi Simpanan Tenaga Kerja Indonesia.


Suvrey ini dilaksanakan dengan tujuan tersedianya informasi mengenai potensi investasi atau
simpanan Tenaga Kerja Indonesia yang didapat dikelola oleh negara melalui suatu lembaga investasi
khusus. Bagaimana peluang kebijakan pendirian lembaga investasi khusus termasuk tantangan dan
hambatanya serta rekomendasi yang harus dilakukan;
2) Analisis Kesenjangan antara Kebutuhan Tata Kelola Penempatan dan Perlindungan TKI dengan
Kapasitas Kelembagaan BNP2TKI.
Penelitian ini bertujuan untuk pertama, mengetahui secara jelas dan komprehensif berbagai
kesenjangan (gap) antara kebutuhan tata kelola penempatan dan perlindungan TKI terutama dalam
menghadapi MEA yang dihubungkan dengan kapasitas kelembagaan BNP2TKI saat ini, kedua,
memberikan masukan bagi perencanaan program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan
BNP2TKI, untuk memenuhi tuntutan kebutuhan tata kelola penempatan dan perlindungan TKI dalam
menghadapi MEA dan ketiga, menyajikan rekomendasi yang dapat menjadi masukan bagi pengambil
keputusan yang berkaitan dengan tindak lanjut terhadap kebutuhan perubahan yang perlu dilakukan
oleh BNP2TKI;
3) Kajian Implementasi Peraturan dan Perundangan Dalam Proses Rekruitment C-TKI melalui Skema P
to P. Penelitian dilaksanakan dengan tujuan melakukan evaluasi regulasi yang mengatur proses
rekruitmen Calon – TKI yang melalui skema P to P dengan kenyataan yang ada dilapangan.
Selain kegiatan yang menghasilkan rekomendasi yang disampaikan kepada stakeholder terkait, juga
terdapat beberapa kegiatan yang menghasilkan publikasi berupa buku dalam rangka memberikan
informasi kepada pihak-pihak yang berwenang dan berkepentingan termasuk publik. Publikasi
tersebut merupakan output dari kegiatan Analisis komparatif Data Penempatan dan Kepulangan TKI di
3 (tiga) Provinsi/Kabupaten/Kota yang menjadi kantong TKI sebagai berikut : Profil Tenaga Kerja
Indonesia Provinsi NTB; Profil Tenaga Kerja Indonesia Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur; Profil
Tenaga Kerja Indonesia Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.60


3.4.1.7. Sasaran 7 : Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Penyelengaraan SPIP.

Capaian pada sasaran ini berdasarkan pada penilaian Sasaran Kegiatan 18 dengan 2 (dua) Indikator
Kinerja Utama Tingkat Kapasitas APIP dan Tingkat Kematangan Implementasi SPIP. Indikator ini
sekaligus digunakan mengukur kinerja pengawasan internal di lingkungan BNP2TKI dalam mewujudkan
pengendalian intern yang memadai.

Tabel 53. Capaian Kapabilitas APIP dan Kematangan Implementasi SPIP Tahun 2015

Tahun 2015 Tahun 2016 Naik/Turun


No Indikator Kinerja
Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) (%)
1 Tingkat Kapabilitas APIP 1 2 200 1 2 200 100
2 Tingkat Kematangan
1 3 300 1 3 300 100
Implementasi SPIP
Keterangan: Indikator berdasarkan Renstra 2015-2019

Uraian capaiannya sebagai berikut, dalam rangka mewujudkan peran dan fungsi
pengawasan intern yang mampu memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan penyelenggaraan
tata kelola pelayanan penempatan dan perlindungan TKI oleh BNP2TKI, BPKP telah melakukan proses
penjaminan kualitas terhadap hasil penilaian mandiri kapabilitas Inspektorat BNP2TKI.

Proses penilaian mandiri yang dilakukan oleh Inspektorat dilakukan dengan melakukan
penilaian mandiri yang diinput ke dalam aplikasi Intern Audit Capability Model (IACM) yang diikuti oleh
para pengendali teknis, ketua tim, anggota tim yang kemudian divalidasi oleh tim BPKP. Dari hasil
penilaian mandiri tersebut diperoleh hasil bahwa kapabilitas Inspektorat BNP2TKI “secara keseluruhan
berada pada level 2 dengan perbaikan” dengan tingkat masing-masing elemen sebagai berikut:

NO. ELEMEN LEVEL


1. Peran dan Layanan 3
2. Pengelolaan Sumber Daya Manusia 2
3. Praktik Profesional 2
4. Akuntabilita dan Manajemen Kinerja 2
5. Budaya dan Hubungan Organisasi 3
6. Struktur Tata Kelola 3

Dari hasil penjaminan kualitas penilaian mandiri atas kapabilitas Inspektorat BNP2TKI tahun 2015,
diperoleh simpulan bahwa kapabilitas Inspektorat BNP2TKI berada pada level 2 dengan hasil validasi
penjaminan kualitas atas tingkat kapabilitas pada msing-masing elemen sebagai berikut:

NO. ELEMEN LEVEL


1. Elemen Peran dan Layanan 3
2. Elemen Pengelolaan Sumber Daya Manusia 2
3. Elemen Praktik Profesional 2
4. Elemen Akuntabilita dan Manajemen Kinerja 2
5. Elemen Budaya dan Hubungan Organisasi 2
6. Elemen Struktur Tata Kelola 3

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.61


Indikator kinerja tingkat kematangan penyelenggaraan SPIP dengan uraian sebagai berikut,
berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Pengendalian Intern
dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern dalam rangka Mewujudkan Kesejahteraan
Rakyat, BPKP telah melakukan penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) BNP2TKI Tahun 2016 menunjukan bahwa tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP
berada pada level 3 (terdefinisi). Pengukuran dilakukan terhadap 25 fokus penilaian maturitas dan
menghasilkan nilai maturitas SPIP sebesar “3,42”.

Tabel 54 Penilaian Tingkat Maturitas SPIP BNP2TKI Tahun 2016


TINGKAT
BOBOT
NO. FOKUS PENILAIAN MATURITAS SKOR
(%)
(0 s/d 5)
1 Penegakan Integritas dan Penegakan Etika 4 3,75 0,15
2 Komitmen Terhadap Kompetensi 4 3,75 0,15
3 Kepemimpinan yang Kondusif 5 3,75 0,19
4 Struktur Organisasi Sesuai Kebutuhan 3 3,75 0,11
5 Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab 4 3,75 0,15
6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentangtang 4 3,75 0,15
Pembinaan SDM
7 Perwujudan Peran APIP yang Efektif 4 3,75 0,15
8 Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah Terkait. 4 3,75 0,15
9 Identifikasi Resiko 4 10,00 0,40
10 Analisis Resiko 4 10,00 0,40
11 Reviu Kinerja 5 2,27 0,11
12 Pembinaan SDM 5 2,27 0,11
13 Pengendalian atas Pengelolaan Sistem Informasi 3 2,27 0,07
14 Pengendalian Fisik atas Aset 3 2,27 0,07
15 Penetapan dan Reviu Indikator Kinerja 5 2,27 0,11
16 Pemisahan Fungsi 3 2,27 0,07
17 Otorisasi Transaksi 3 2,27 0,07
18 Pencatatan yang akurat dan tepat waktu 3 2,27 0,07
19 Pembatasan akses atas sumber daya dan catatan 3 2,27 0,07
20 Akuntabilitas Pencatatan dan Sumber Daya 3 2,27 0,07
21 Dokumentasi yang baik atas SPIP serta transaksi penting 0 2,27 0,00
22 Informasi yang Relevan 3 5,00 0,15
23 Komunikasi yang Efektif 3 5,00 0,15
24 Pemantauan Berkelanjutan 3 7,50 0,23
25 Evaluasi Terpisah 1 7,50 0,08
JUMLAH SKOR 3,42
Tingkat Maturitas Terdefinisi

Untuk meningkatkan maturitas penyelenggaraan SPIP BNP2TKI ke tingkat berikutnya (terkelola dan
terukur) perlu dilakukan evaluasi atas hal-hal sebagai berikut:
 SOP yang ada disesuaikan dengan kondisi yang ada, dan dibuat pemantauan atas kegiatan utama
secara online;
 Pengendalian aplikasi sistem informasi yang digunakan organisasi/unit organisasi/unit kerja;
 Pengamanan fisik asset;
 Penerapan pemisahan tanggungjawab dan tugas organisasi;
 SOP atas otorisasi transaksi dan kejadian penting;
 Kebijakan/pedoman tentang tanggungjawab sumber daya keuangan, informasi kepegawaian, dsb;
 Akuntabilitas pencatatan dan sumber daya;
 Kebijakan/pedoman tentang informasi dan komunikasi kehumasan.
Penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP BNP2TKI Tahun 2016, disimpulkan bahwa secara
umum penyelenggaraan SPIP BNP2TKI telah dapat memenuhi kriteria pada tingkat “terdefenisi” dengan
skor sebesar 3,42.
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.62
3.5. Memperkuat Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola TKI
Selain indikator kinerja utama yang telah dijelaskan di atas, program lainnya di BNP2TKI yang mendukung
capaian IKU terdapat program Memperkuat Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola TKI, dengan uraian sebagai
berikut:

3.5.1. Perbaikan Kualitas Pelayanan Publik


Pelayanan publik yang berkualitas merupakan hak bagi setiap warga negara. Oleh
karena itu BNP2TKI berkewajiban memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat
secara luas. Kebijakan yang ditempuh oleh BNP2TKI difokuskan pada
penyempurnaan kebijakan dibidang pelayanan penempatan dan perlindungan TKI
dan peningkatan kualitas penyelenggaraan penempatan dan perlindungan TKI yang
cepat, murah, aman dan berkualitas.
Selain itu, upaya BNP2TKI juga difokuskan pada implementasi kebijakan dan pengembangan manajemen
pelayanan melalui pengembangan manajemen dan sistem pelayanan publik di setiap Kabupten/Kota, penerapan
standar pelayanan pada seluruh penyelenggaraan pelayanan publik, dan pengembangan sistem pengawasan
dan evaluasi kinerja pelayanan publik. Peningkatan kualitas pelayanan publik menghadapi berbagai tantangan,
antara lain meningkatkan kompetensi dan merubah mindset pelayanan bagi SDM, meningkatkan penerapan TIK
dalam manajemen pelayanan, menghilangkan praktek pungli dalam penyelenggaraan pelayanan, memperluas
program quickwins pelayanan publik pada seluruh unit, meningkatkan efektifitas penanganan pengaduan
masyarakat, dan meningkatkan implementasi standar pelayanan minimal (SPM) di daerah dalam perencanaan
dan penganggaran yang terintegrasi.
Pelayanan penempatan dan perlindungan TKI dilaksanakan dengan memperhatikan kepentingan seluruh
pemangku kepentingan dalam bentuk Pelayanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) dan secara akan menerapkan
pelayanan berbasis elektronik dan online (e-government) yaitu menjadi salah satu program layanan unggulan
dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan penempatan dan perlindungan TKI. Program percepatan di bidang
pelayanan penempatan dan perlindungan TKI berbasis TI yang telah dilakukan oleh BNP2TKI merupakan quick
wins BNP2TKI yang sedang dan akan terus dikembangkan adalah :
a). Peningkatan Kualitas Pelayanan melalui “online system“ yang mencakup:
1) Sistem Informasi Pasar Kerja Luar Negeri (www.infokerja-bnp2tki.org), sistem ini untuk dimanfaatkan
masyarakat pencari kerja keluar negeri, dapat mendaftar baik secara online maupun melalui BP3TKI,
Disnaker Provinsi, Kabupaten/Kota dan lembaga pendidikan yang telah bekerjasama dengan BNP2TKI
serta dalam sistem ini Pencaker dapat mengakses informasi peluang kerja keluar negeri yang sudah
tersedia;
2) Sistem Pelayanan Penempatan TKI SISKOTKLN (http://siskotkln.bnp2tki.go.id), sistem ini dirancang
untuk entri data secara online diawali dari Disnaker Kabupatan/Kota. Entri data ini oleh lembaga
penempatan lainnya seperti sarana kesehatan, BLK-LN, LUK asuransi dll.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.63


Sistem ini dapat mengurangi pemalsuan identitas TKI serta dokumen-dokumen lain yang dipersyaratkan
harus dimiliki TKI sebelum ditempatkan bekerja di luar negeri dan memudahkan mencari data dan
informasi TKI;
3) Sistem Pendataan dan Pelayanan Kepulangan TKI (http.//sipendaki.bnp2tki.go.id), sistem ini di
operasikan dibeberapa embarkasi seperti Balai Pelayanan Kepulangan TKI Selapajang, Bandara
Soekarno Hatta, Bandara Adi Sumarmo-Solo, Bandara Separang-Mataram, Bandara Husein
Sastranegara-Bandung; Pintu Perbatasan-Entikong, Pelabuhan Laut Tunon Taka-Nunukan, Pelabuhan
Laut Sri Bintang Pura-Tanjung Pinang, manfaatnya data TKI yang pulang dapat diakses secara online
oleh pihak pihak yang berkepentingan yang telah mendapat user id dan password dari BNP2TKI;
4) Sistem Pelayanan Pengaduan Permasalahan TKI atau Crisis Center (http.//halotki.bnp2tki.go.id), sistem
ini dioperasikan di kantor BNP2TKI Jln, MT Haryono Kav.51 Jakarta Selatan;
5) Data Center BNP2TKI
Untuk mendukung kelancaran pelayanan sistem Pelayanan Penempatan dan Perlindungan diseluruh
lintas sektor dan stakeholder, BNP2TKI telah membangun Data Center yang sudah memenuhi standar
internasional yang dipersyaratkan yaitu TIA-942 tier 1 (Telecommunications Industry Association);
6) Integrasi Penempatan & Perlindungan TKI dengan K/L, Perwakilan RI dan Disnaker Prop/Kab/Kota;
7) Untuk mewujudkan kesepahaman, semangat dan komitmen bersama dalam pelaksanaan kebijakan
penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri Kegiatan integrasi tersebut meliputi :
a) Mapping Data Agensi dan Data PPTKIS dengan data SISKOTKLN;
b) Web Service sudah siap untuk dipergunakan dan sudah terkoneksi dengan database;
c) Integrasi data yang ditampilkan, antara lain :
 Integrasi data Job Order
 Integrasi data Employment Contract
 Integrasi data Blacklist Agency
 Penambahan Fitur Pencarian Data TKI di Sistem Informasi KJRI
 Penambahan Fitur Kedatangan TKI di Sistem Informasi KJRI
 Memprovide data untuk Entry data Employment Contract di KJRI berdasarkan Nomor Paspor dari
SISKOTKLN
d) Akses data dari hasil integrasi sistem tersebut dapat dimanfaatkan oleh kedua belah pihak (Konsulat
Hong Kong SAR, KDEI Taipei dan BNP2TKI) dalam memberikan pelayanan penempatan dan
perlindungan TKI.
8) Mengintegrasikan System BNP2TKI layanan LPSE;
a. Dukungan pelaksanaan pengadaan barang/jasa berlupa Layanan Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE);
b. Terbentukan Data Warehouse HYPERLINK "http://dw.bnp2tki.org" http://dw.bnp2tki.org.
9) Memperkuat Sumberdaya tenaga IT.
Sumber Daya IT di BNP2TKI menjadi sumber keunggulan kompetitif karena bersifat langka, khusus,
bernilai, berharga, langka, dan sulit untuk meniru atau mengganti.
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.64
BNP2TKI mengembangkan sumber daya IT yang spesifik, dan kemudian memperbarui ini untuk
menanggapi perubahan lingkungan, mengembangkan kemampuan dinamis untuk beradaptasi dengan
perubahan lingkungan. Strategi yang sukses tergantung pada organisasi yang memiliki kemampuan
strategis untuk tampil di tingkat yang diperlukan untuk sukses. Jika sumber daya dikendalikan dengan
tidak baik, sumber daya ini tidak akan memungkinkan untuk memilih dan menerapkan strategi dengan
mengeksploitasi kemungkinan ancaman dari luar atau menetralisirnya. Maka dari itu tipologi sumber daya
IT yang bisa diterapkan di BNP2TKI dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
a) Infrastruktur : komponen infrastruktur IT (seperti perangkat keras komputer dan perangkat lunak);
b) Keterampilan teknis : keterampilan teknis IT adalah keterampilan teknologi tepat guna diperbarui,
yang berkaitan dengan sistem baik hardware dan software yang dipegang oleh pegawai BNP2TKI;
c) Pengembangan IT : Mengacu pada kemampuan untuk mengembangkan atau bereksperimen dengan
teknologi baru.

b). Keterbukaan informasi Publik


Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik secara
historis dilatarbelakangi oleh bergulirnya reformasi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Reformasi
yang sudah berumur satu dasawarsa telah membawa perubahan dalam sistem pemerintahan negara.
Reformasi ditandai dengan adanya tuntutan tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance) yang
mensyaratkan adanya akuntabilitas, transparasi dan partisipasi masyarakat dalam setiap proses terjadinya
kebijakan publik. Setiap Badan Publik sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2008 pasal 7 ayat 3 wajib membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk
mengelola informasi publik secara baik dan efisien sehingga layanan informasi dapat memberikan akses
dengan mudah. Bahkan lebih lanjut setiap Badan Publik perlu melakukan pengelolaan informasi dan
dokumentasi yang dapat menjamin penyediaan informasi yang mudah, cermat, cepat dan akurat.
Transparansi di lingkungan BNP2TKI saat ini bukan saja menjadi kebutuhan publik tetapi juga kebutuhan
seluruh pegawai. Dengan adanya transparansi, secara perlahan akan terjadi penguatan akuntabilitas dan
profesionalisme serta integritas pegawai BNP2TKI. Tersirat maksud tersebut di atas bahwa ketersediaan
instrumen pendukung pengelolaan informasi dan dokumentasi merupakan kebutuhan yang mutlak menjadi
perhatian penting bagi setiap Badan Publik dan perlu dipersiapkan dalam kegiatan pra-implementasi
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008. Pengelolaan informasi berpedoman pada :
1) Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi di lingkungan BNP2TKI dilaksanakan berdasarkan Keputusan
Kepala BNP2TKI Nomor: KEP.56/KA/VIII/2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Penunjukan
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi;
2) Dalam pengelolaan Informasi dan dokumentasi diperlukan adanya pedoman kerja sebagaimanan
diamanatkan dalam Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia Nomor: PER.16/KA/XII/2011 Tentang Pedoman Kerja Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi
di Lingkungan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.65
3) Sejak dicanangkannya Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
yang mulai berlaku berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010, mendorong BNP2TKI
untuk terus meningkatkan transparansi dan membentuk perangkat pelayanan informasi publik. BNP2TKI
menunjuk Biro Humas sebagai Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). Melalui pelayanan
informasi publik ini masyarakat bisa mendapatkan informasi mengenai penempatan dan perlindungan
TKI, proses mencari kerja di luar negeri, laporan keuangan, tanggung jawab sosial BNP2TKI, dan
informasi terkait lainnya.
Pelayanan Informasi Publik BNP2TKI
Kantornya di BNP2TKI Jl. MT. Haryono Kav. 52, Jakarta Selatan
Telp : 021 7994031
Facs : 021 7994031
Website : ppid.bnp2tki.go.id
Email: humas@bnp2tki .go.id

4) Dalam rangka penguatan akan pencapaiain Undang-Undang No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik (KIP) dalam kaitannya dengan pelaksanaan Instruksi Presiden RI Nomor 10 tahun 2016
tentang Pencegahan dan Pemberantasan Kurupsi, maka BNP2TKI telah menjalankan Rencana Aksi
PPK tersebut dengan melaksanakan setiap aktivitas yang diperjanjikan dalam rencana aksi yang dipantau
oleh KSP dan Menteri PPN/Kepala Bapenas, berupa pencegahan dan Pengamanan TKI Non Prosedural
dan Rencana Aksi Pencgahan dan Pemberantasan Korupsi, dengan Renaksi Pengadaan barang dan
jasa serta pengelolaan BMN.

c). Mempercepat pembangunan Zona Integritas dalam Pelaksanaan RB di BNP2TKI


Dalam kaitan peningkatan kualitas pelayanan publik, maka tema BNP2TKI Bersih dan Melayani telah
menjadi tekat seluruh jajaran pelayanan dan penempatan TKI di seluruh unit kerja di lingkungan BNP2TKI.
Mempercepat pembangunan Zona Integritas dalam Pelaksanaan RB di BNP2TKI juga telah dicanangkan
diseluruh BP3TKI dan P4TKI dalam rangka peningkatan peningkatan kualitas Pelayanan Publik.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.66


d). Pembenahan infrastruktur pemerintah dalam mendorong peningkatan pelayanan publik
Pembenahan yang dilakukan dengan melakukan:
1) Pembentukan Whistle Blower System (WBS) di BNP2TKI.
Perlu penyediaan infrastruktur layanan dan pengaduan TKI secara online berupa penyediaan sarana
informasi dan saluran pengaduan masyarakat dalam bentuk Whistle Blower System (WBS) di BNP2TKI.
Dalam hal ini sudah terbentuk Tim Penyusun Pengelola WBS dengan SK Kepala BNP2TKI dan sudah
tersusun desain WBS untuk implementasi di BNP2TKI.
2) Pembentukan Helpdesk layanan informasi TKI.
Dari hasil rekomendasi KPK dan UKP4 pembubaran pelayanan TKI yang ada di BPKTKI Selapajang
maka diperlukan optimalisasi keberadaan helpdesk layanan informasi TKI yang terintegrasi menyangkut
layanan CTKI di dalam negeri (diembarkasi/debarkasi) dan layanan TKI di luar negeri (di KBRI). Layanan
ini sudah tersedia di delapan debarkasi.
3) Publikasi informasi menyangkut prosedur proses kepulangan yang perlu dijalani TKI.
Pembenahan infrastruktur Bandara Soetta untuk menunjang perlindungan terhadap TKI yang dilakukan
oleh BNP2TKI berupa publikasi informasi menyangkut prosedur proses kepulangan yang perlu dijalani
TKI baik saat keberangkatan dari Luar Negeri maupun saat tiba di bandara dan transportasi menuju
daerah asal secara aman dan murah melalui website BNP2TKI.

e). Penguatan Kualitas SDM Aparatur.

Upaya penguatan kualitas Sumber Daya Manusia aparatur di lingkungan BNP2TKI merupakan bagian dari
pembenahan manajemen SDM Aparatur dalam proses reformasi birokrasi yang dilaksanakan di BNP2TKI.
Upaya penguatan tersebut mencakup analisis jabatan dan beban kerja, pembenahan sistem rekrutmen
pegawai, seleksi dan promosi dalam jabatan struktural, penyusunan standard kompetensi jabatan, pemetaan
kompetensi pegawai melalui assessment center, peningkatan kualitas SDM melalui program pendidikan dan
pelatihan, maupun upaya peningkatan kesejahteraan pegawai melalui remunerasi. BNP2TKI berupaya untuk
melakukan penataan jumlah pegawai di unit kerja pusat maupun daerah berdasarkan hasil analisis jabatan
dan beban kerja.

Untuk memenuhi kebutuhan pegawai sesuai dengan formasi yang ada, BNP2TKI berupaya
melaksanakan rekrutmen pegawai yang berdasarkan prinsip obyektif, transparan, akuntabel, dan bebas
KKN dengan menggunakan sistem Computer Assissted Test (CAT). Dalam hal pengembangan karier
pegawai khususnya dalam proses seleksi dan promosi dalam jabatan struktural, BNP2TKI berusaha
menerapkan sistem merit. Dalam rangka memperoleh pejabat tinggi yang kompeten berdasarkan sistem
merit, BNP2TKI melaksanakan rekrutmen terbuka bagi calon pejabat eselon I dan eselon II.
Demikian pula untuk mendapatkan pejabat struktural eselon II, III dan IV yang kompeten sesuai dengan
persyaratan jabatan, BNP2TKI melakukan seleksi dengan menggunakan assessment center.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.67


Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di lingkungan BNP2TKI diarahkan untuk mengisi kesenjangan antara
kompetesi jabatan yang dipersyaratkan dengan kompetensi pegawai yang ada, baik melalui program diklat
fungsional maupun diklat yang bersifat teknis.

f). Penerapan Manajemen Berbasis Kinerja.


Penerapan sistem manajemen kinerja pada instansi pemerintah dimaksudkan untuk memastikan proses
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi dan pelaporan kinerja dilaksanakan
secara konsisten, sejalan dengan tugas dan fungsi BNP2TKI, berbasis pada kinerja dan diorientasikan pada
peningkatkan kinerja secara optimal, upaya diarahkan untuk membangun sistem dan kelembagaan
manajemen kinerja. Selain itu juga diarahkan pada peningkatan kapasitas implementasinya melalui fasilitasi
dan asistensi, penyempurnaan evaluasi akuntabilitas kinerja birokrasi baik substansi maupun cakupan
penilaian pada seluruh unit di BNP2TKI baik pusat dan daerah. Akuntabilitas kinerja adalah suatu kondisi
dimana BNP2TKI telah merubah orientasinya dari yang biasanya berorientasi kepada anggaran (input) atau
kegiatan (output) semata, menjadi berorientasi kepada hasil (outcome).

g). Tata Kelola TKI.


Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) telah melakukan
perbaikan tatakelola pelayanan penempatan dan perlindungan TKI terkait pembenahan sektor pelayanan
publik yang harus diimplementasikan 13 Kementerian atau Lembaga. BNP2TKI bertanggungjawab langsung
dalam tiga hal. Pertama, penyediaan sarana informasi dan saluran pengaduan bagi masyarakat dalam
bentuk Whistle Blower System (WBS) di BNP2TKI. Kedua, optimalisasi keberadaan helpdesk layanan
informasi TKI yang terintegrasi menyangkut layanan calon TKI di dalam negeri (di embarkasi/debarkasi) dan
layanan TKI di luar negeri (di KBRI). Ketiga, pengaturan mekanisme pendataan TKI mandiri terintegrasi
dengan sistem keimigrasian. Mengenai penyediaan sarana informasi dan saluran pengaduan bagi
masyarakat dalam bentuk Whistle Blower System (WBS) di BNP2TKI. WBS adalah sistem pelaporan
pelanggaran yang memungkinkan setiap orang untuk melaporkan adanya dugaan kecurangan, pelanggaran
hukum dan etika. WBS ini dimaksudkan untuk menjadi sarana kontrol karyawan guna meningkatkan kerja
dan kinerjanya supaya menjadi lebih baik. Untuk obyektivitas pelaporan dan sekaligus perlindungan pelapor,
identitas pelapor dijamin kerahasiaannya. Untuk optimalisasi keberadaan helpdesk layanan informasi TKI
yang terintegrasi menyangkut layanan calon TKI di dalam negeri (di embarkasi/debarkasi) dan layanan TKI di
luar negeri (di KBRI), BNP2TKI telah membentuk Helpdesk dan Crisis Center BNP2TKI di 11 debarkasi.
Sedangkan optimalisasi keberadaan helpdesk layanan informasi TKI yang terintegrasi di luar negeri (di
KBRI), menjadi kewenangan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Terkait pengaturan mekanisme pendataan
TKI mandiri terintegrasi dengan sistem keimigrasian, Kepala BNP2TKI dan Menteri Hukum dan HAM telah
melakukan penandatanganan nota kesepahaman tentang “Kerjasama Integrasi Sistem Informasi
Manajemen Keimigrasian dengan Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri dan Layanan Terpadu
Satu Pintu Dalam Rangka Penempatan dan Perlindungan TKI.”

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.68


Nota kesepahaman ini kemudian ditindaklanjuti dengan penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara
Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI dan Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM
tentang “Pertukaran Data TKI Melalui Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian dengan Sistem
Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri dan Layanan Terpadu Satu Pintu dalam rangka Penempatan dan
Perlinduangan TKI.

3.6. Realisasi Keuangan


Pada tahun 2016 anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan penempatan dan perlindungan TKI di luar
negeri Pagu awal sebesar Rp 415.046.706.000,00. Setelah adanya pemotongan pagu setelah direvisi menjadi Rp
373.739.846.000,00. Realisasi keuangan BNP2TKI tahun 2016 sebesar Rp 305.595.453.125,00 atau 81,86% lebih
tinggi jika dibandingkan dengan realisasi di tahun 2015 sebesar Rp 358.152.158.000,00 atau mencapai 78,05%,
akan tetapi masih dibawah realisasi tahun 2014 sebesar 85,41%.

Tabel 55. Realisasi Selama Lima Tahun Terakhir (Tahun 2012 – 2016)

NO. TAHUN PAGU (Rp) REALISASI (Rp) % SISA %

1 2012 266.430.203.000 248.215.534.254 93,16 18.214.668.746 6,84

2 2013 409.120.556.000 379.188.481.576 92,68 29.932.074.424 7,32

3 2014 411.868.115.000 351.793.731.042 85,41 60.074.383.958 14,59

4 2015 458.848.890.000 358.152.158.000 78,05 100.696.732.000 21,95

5 2016 373.739.846.000 305.595.453.125 81,77 68.144.392.875 18,23

Jika dilihat pagu anggarannya selama lima tahun terakhir dari tahun 2012 sampai 2016, BNP2TKI
tiga kali mendapat anggaran tambahan, yaitu tahun 2013, tahun 2014, dan tahun 2015. Sedangkan capaian rata-rata
pertahun sebesar 87,63%. Rrealisasi penyerapan anggaran BNP2TKI tahun 2014 terealisir sebesar Rp
351.793.731.042,00 atau sebesar 85,41%, tahun 2015 terealisir sebesar Rp 358.152.158.000,00 atau sebesar
78,05%. Penyerapan anggaran tahun 2014 - 2015 terjadi penurunan penyerapan anggaran sebesar 7%, sedangkan
penyerapan anggaran tahun 2016 sebesar Rp 305.595.453.125,00 atau 81,77% lebih tinggi dibandingka realisasi
tahun 2015 sebesar 3,81%.
Tabel 56. Realisasi Anggaran per Jenis Belanja

JENIS BELANJA ANGGARAN REALISASI SISA


BELANJA PEGAWAI 106.881.781.000 104.483.928.158 2.397.852.842
BELANJA BARANG 242.957.828.000 182.392.199.454 60.565.628.546
BELANJA MODAL 23.900.237.000 18.719.325.513 5.180.911.487
JUMLAH 373.739.846.000 305.595.453.125 68.144.392.875

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.69


3.7. Hambatan/Permasalahan

Beberapa permasalahan dalam pelaksanaan tata kelola pelayanan penempatan dan perlindungan TKI yang perlu
menjadi perhatian, antara lain:
1. Banyaknya pengangguran dan terbatasnya lapangan kerja di dalam negeri sehingga memerlukan lapangan kerja
di luar negeri bagi TKI, kondisi yang seperti ini menyebabkan minat bekerja ke luar negeri yang sangat besar dan
sulit dibendung;
2. Peran pemerintah dalam memberikan informasi kepada Calon TKI masih sangat rendah, data menunjukan
prosentase TKI yang berangkat ke Luar Negeri karena sumber informasi dari pemerintah baru 5%, sisanya
sumber informasinya Calo, Keluarga dan PPTKIS;
3. Terbatasnya akses masyarakat terhadap informasi dan lemahnya koordinasi kelembagaan serta pelayanan
dokumen dalam penyiapan TKI sehingga memerlukan perbaikan dalam sosialisasi, koordinasi kelembagaan dan
penyiapan keberangkatan;
4. Belum optimalnya perlindungan dan banyaknya TKI bermasalah yang memerlukan penanganan khusus dan
intensif terutama dari sisi pemenuhan hak-hak TKI;
5. Terbatasnya kapasitas kelembagaan dalam pelayanan TKI terutama dari sisi kelembagaan BP3TKI, SDM,
sarana dan prasarana serta terbatasnya anggaran dalam mendukung operasional perwakilan RI dalam
perlindungan TKI;
6. Revisi UU No. 39 Tahun 2004 yang belum terwujud, menjadi kendala dalam upaya penegakan hukum dalam
penempatan dan perlindungan TKI;
7. Sarana kerja berupa gedung kantor BNP2TKI yang belum memadai, begitu juga dengan sebagian besar kantor
pelayanan di daerah;
8. Berbagai peraturan pemerintah yang menjadi dasar regulasi penempatan dan perlindungan TKI belu tersedia;
9. Tidak tersedianya tempat pelatihan bahasa Jepang dengan kapasitas 500 orang yang dapat digunakan,
sehingga tidak dapat meningkatkan jumlah pepnempatan TKI ke Jepang;
10. Kurangnya minat dan percaya diri Calon TKI untuk menjadi perawat dan careworker di Jepang;
11. Terbatasnya jumlah lembaga pelatihan Bahasa Jepang di daerah;
12. Integrasi sistem penempatan TKI Korea antara SISKOTKLN dengan HRD Korea belum optimal;
13. Pekerja Nelayan (Fishing) penyumbang TKI illegal terbesar perlu ditetapkan standar kompetensi dan persyaratan
di Korea;
14. Belum adanya sinkronisasi antara instansi terkait tentang pembentukan dan manfaat LTSP;
15. KUR tidak berjalan lancar karena Perbankan belum siap beroperasi secara optimal hanya melayani PPTKIS
yang dinilai baik;
16. PAP tidak optimal disebabkan karena kurangnya sarana dan prasarana, media dan modul pembelajaran serta
kualitas instruktur;
17. Sebanyak 16% lembaga penempatan tidak mentaati peraturan yang berlaku;

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.70


18. Penyesuaian terhadap agenda kebijakan pemerintahan baru yang mengakibatkan terjadinya Revisi Program,
Kegiatan dan Anggaran yang pada gilirannya mengakibatkan keterlambatan pelaksanaan program dan kegiatan.

3.8. Pemecahan Masalah

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk meminimalisir permasalahan yang ada antara lain:

1. Mengembalikan peran BNP2TKI sesuai UU dan Keputusan Mahkamah Agung sebagai pelaksana kebijakan
(operator) dalam penempatan dan perlindungan TKI;
2. Membuat berbagai peraturan pelaksanaan untuk meningkatkan peran dan regulasi BNP2TKI dan mempercepat
hasil revisi UU No. 39 Tahun 2004;
3. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan lintas sektor terkait dan para pemangku kebijakan terkait;
4. Diperlukan promosi dan peningkatan jaringan kerjasama luar negeri untuk memperluas lapangan kerja bagi TKI
khususnya Sektor formal. Jumlah TKI Sektor informal berangsur-angsur dikurangi jumlahnya dan ditingkatkan
kualitasnya;
5. Diperlukan peningkatan pelayanan penempatan melalui sosialisasi yang mencerdaskan masyarakat, peningkatan
koordinasi kelembagaan, penyiapan keberangkatan calon TKI dan perbaikan penempatan TKI oleh pemerintah;
6. Diperlukan optimalisasi perlindungan dan pelayanan cepat dan tuntas melalui crisis center untuk menyelesaikan
permasalahan TKI khususnya yang menyangkut aspek pemenuhan hak, pengamanan dan pemberdayaan TKI,
pencegahan TKI ilegal serta penegakan hukum;
7. Diperlukan dukungan kelembagaan yang kuat dengan pembentukan BP3TKI yang baru, peningkatan kualitas dan
kuantitas SDM, peningkatan sarana dan prasarana kantor di Pusat dan Daerah serta bantuan program untuk
pelayanan perlindungan TKI di perwakilan RI;
8. Harmonisasi peraturan pemerintah yang menjadi dasar regulasi penempatan dan perlindungan tenaga kerja
Indonesia;
9. Mengupayakan tempat pelatihan bahasa Jepang bekerjasama dengan lembaga-lembaga pelatihan, sehingga tidak
dapat meningkatkan jumlah penempatan TKI ke Jepang;
10. Melakukan pembinaan kepada Calon TKI untuk menjadi perawat dan careworker di Jepang guna meningkatkan
keterampilan untuk mampu dan percaya diri dalam bekerja;
11. Mengoptimalkan Integrasi sistem penempatan TKI Korea antara SISKOTKLN dengan HRD Korea;
12. Menetapkan standar kompetensi dan persyaratan Pekerja Nelayan (Fishing) untuk bekerja di Korea;
13. Sinkronisasi dan harmonisasi instansi terkait tentang pembentukan dan manfaat LTSP;
14. Mengoptimalkan peran Perbankan dalam pemberian KUR bagi CTKI/TKI;
15. Meningkatkan sarana dan prasarana, media dan modul pembelajaran serta kualitas instruktur PAP dan;
16. Meningkatkan pembinaan kepada lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan, agar memberikan
pelayanan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.71


BAB IV
PENUTUP
4.1. Capaian Kinerja IKU

Penilaian hasil akhir capaian indikator kinerja utama (IKU) BNP2TKI tahun 2016 merupakan rangkaian dari
akumulasi penilaian yang dilaksanakan secara berkala setiap 3 bulan, selama tahun 2016 dengan mengacu pada
RENSTRA BNP2TKI tahun 2015- 2 0 1 9 dan Penetapan Kinerja BNP2TKI tahun 2016 yang telah disepakati.
Penilaian ini dilakukan dengan mengukur, mengevaluasi dan menganalisa data kinerja yang hasilnya akan
memberikan gambaran keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran BNP2TKI.
Hasil penilaian terhadap 11 (sebelas) IKU BNP2TKI untuk mencapai 7 (tujuh) sasaran strategis BNP2TKI,
adalah sebagai berikut :

Realisasi
Target
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Capaian
Kinerja %
Kinerja
Meningkatnya Prosentase CTKI pendaftar
pemanfaatan jobsinfo jobsinfo yang berhasil
1 40% 17% 43
BNP2TKI dalam alur ditempatkan.
proses penempatan TKI
Meningkatnya Persentase pemanfatan layanan
Penempatan TKLN SISKOTKLN yang terintegrasi
2 memenuhi syarat kerja oleh pihak terkait dalam proses 70% 60% 85,71
dan prosedur berbasis pra pemberangkatan yang
Sistem P2TKI mudah, cepat, transparan.
Meningkatnya Persentase CTKI/TKI Bermasalah
Perlindungan sejak Pra, yang Tertangani
3 92% 95% 103,26
Selama, sampai dengan
Pemulangan.
Meningkatnya CTKI/TKI Persentase TKI Purna yang
4 34% 63% 185,29
Purna yang berwirausaha. Menjadi Wirausaha
Pelayanan Terpadu, Persentase Unit Layanan Publik
Profesional dan (UPP) dan Layanan Terpadu Satu
Bertanggungjawab, serta Pintu (LTSP) di 50% 54% 108
pengelolaan Keuangan BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang
yang efisien, efektif, mudah, murah dan cepat
transparan dan akuntabel Persentase lembaga yang
5 terintegrasi Sistem Pelayanan
80% 100% 125
P2TKI dalam tata kelola TKI,
termasuk transaksi non tunai
Nilai Capaian Reformasi Birokrasi
85% 84,70% 99,65
BNP2TKI
Opini BPK atas laporan keuangan WTP WTP 100
Citra terbaik untuk Opini Publik terhadap lembaga Baik Cukup
6 68,75
lembaga BNP2TKI BNP2TKI (80) (55)
Meningkatnya Tingkat Kapabilitas APIP Skor 1 2 200
Kompetensi, Integritas
7 Tingkat Kematangan
APIP dan Penyelengaraan Skor 1 3 300
Implementasi SPIP
SPIP.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.72


Dari hasil penilaian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa secara umum kinerja BNP2TKI cukup baik,
dengan angka capaian kinerjanya sebagai berikut:
1. Sasaran Strategis yang berhasil merealisasikan capaiannya lebih dari 100% dengan predikat sangat baik yaitu 5
Sasaran Strategis yang sudah ditetapkan dalam tahun 2016 sebagai berikut:
1) Sasaran Strategis 3) Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama, sampai dengan Pemulangan persentase
capaian kinerjanya 103,26%;
2) Sasaran Strategis 4) Meningkatnya TKI Purna yang Berwirausaha, persentase capaian kinerjanya 185,29%;
3) Sasaran Strategis 5) Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab, serta pengelolaan Keuangan
yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel, persentase capaian kinerjanya 108%. Angka ini didapat dari 4
indikator keberhasilan yang ditetapkan;
4) Sasaran Strategis 7) Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Penyelengaraan SPIP, dengan dua
indikator keberhasilan dengan persentase capaian kinerjanya 250%.
2. Sasaran Strategis yang capaian realisasinya dibawah 100% yaitu:
1) Sasaran Strategis 1) Meningkatnya pemanfaatan jobsinfo BNP2TKI dalam alur proses penempatan TKI
persentase capaian kinerjanya 43%;
2) Sasaran Strategis 2) Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem
P2TKI persentase capaian kinerjanya 85,71%;
3) Sasaran Strategis 6) Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI dengan persentase hasil capaian kinerjanya 69%.
Realisasi anggaran BNP2TKI tahun 2016 sebesar 81,77% dari anggaran Rp 373.739.846.000,00 lebih tinggi jika
dibandingkan dengan realisasi keuangan di tahun 2015 sebesar 78,05%.

4.2. Langkah-langkah Perbaikan

Guna mengoptimalkan segenap sumber daya dan meningkatkan kinerja BNP2TKI, perlu dilakukan upaya-
upaya serta komitmen yang besar dari segenap jajaran BNP2TKI untuk mewujudkan kinerja yang baik dan
memuaskan segenap stakeholder khususnya masyarakat pekerja migran. Untuk itu perlu dilakukan beberapa
langkah-langkah perbaikan sebagai berikut:
1. Pencegahan TKI Non Prosedural
Dalam rangka pencegahan TKI Non Prosedural telah dilakukan kerjasama dengan Bareskrim POLRI, integrasi
rekomendasi paspor sebagai tindak lanjut Perjanjian Kerjasama dengan Ditjen Imigrasi Kemkumham yang
memungkinkan tersaringnya setiap TKI yang berangkat dan melewati pemeriksaan imigrasi, kerjasama
perlindungan dengan otoritas perbatasan dan penjagaan yang ketat akan mengurangi penempatan TKI non
prosedural.
2. Konsep Exit Strategy menuju Zero Informal. Penerapan moratorium selama ini belum dikuti dengan langkah-
langkah perbaikan dan antisipasi baik di dalam negeri dan luar negeri, hal ini untuk menghindari meningkatnya
TKI berangkat secara non prosedural, dalam kaitan tersebut perlu disusun konsep exit strategy penyelesaian
permasalahan TKI pasca kebijakan pemerintah melakukan moratorium penempatan ke Timur Tengah.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.73


3. Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Keuangan CTKI/TKI. Dalam rangka peningkatan kemampuan CTKI/TKI
dalam pengelolaan keuangan telah dilakukan pemberian materi tentang literasi keuangan di PAP dan BLKLN.
4. TKI Pelaut Perikanan. Penghentian penempatan TKI Pelaut Perikanan dilakukan dalam rangka pembenahan
untuk perlindungan TKI Pelaut Perikanan di luar negeri.
5. Penerapan e-KTKLN. Sebagai tindak lanjut dari Permenaker 7 tahun 2015 tentang e-KTKLN, BNP2TKI telah
menyiapkan petunjuk pelaksanaannya dan telah mensosialisasikan dan pembekalan teknis penghapusan
KTKLN di jajaran pelayanan dan operator teknis di lapangan yang dilaksanakan saat PAP. Dalam tahun 2017 ini
penerbitan KTKLN ini akan diberlakukan kembali, karena merupakan amanat undang-undang;
6. Pengembangan KUR TKI. Sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap TKI, Pemerintah telah memfasilitasi
para CTKI dengan beberapa perbankan guna mendapatkan kredit lunak. Kebijakan ini sudah dijalankan pada
tahun 2015 sampai sekarang.
7. Pemberdayaan TKI di Perbatasan. Guna mengurangi dan mencegah penempatan TKI non procedural
khususnya di daerah perbatasan, maka dikembangkan pemberdayaan TKI di daerah perbatasan dalam bentuk
pelatihan dan penyelesaian dokumen penempatan untuk bekerja di luar negeri.
8. Pembentukan Early Warning System. Sebagai bentuk peningkatan pelayanan perlindungan bagi tenaga kerja
Indonesia di luar negeri, dikembangkan suatu bentuk deteksi dini terhadap permasalahan TKI ;
9. Pembayaran Non Tunai. Sejalan dengan fasilitasi KUR TKI dengan melibatkan Perbankan, sehingga
dikembangkan Pembayaran Non Tunai menggunakan mekanisme perbankan.
10. Membangun sistim akuntabilitas yang dapat memberikan informasi-informasi kinerja di lingkungan BNP2TKI;
11. Merumuskan dan menetapkan Kinerja Utama yang SMART dengan indikator outcome yang jelas dan mudah
untuk diukur tingkat keberhasilannya;
12. Mengembangkan sistim informasi kinerja yang dapat memberikan data kinerja dari semua unit layanan yang ada
di lingkungan BNP2TKI;
13. Pembenahan insfratruktur pemerintah dalam mendorong layanan dan perlindungan kepada TKI yang lebih baik;
14. Memperbaiki bisnis proses penempatan dan perlindungan TKI;
15. Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.74


LAMPIRAN – LAMPIRAN

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.75


KEPALA
BADAN NASIONAL PENEMPATAN
DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

PERATURAN
KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN
DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

NOMOR : PER.10/KA/IV/2015

TENTANG
RENCANA STRATEGIS
BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA
TAHUN 2015 - 2019

KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 -
2019 yang selanjutnya disebut RPJMN sebagai dokumen perencanaan pembangunan nasional
Kementeria/Lembaga untuk periode 2015 - 2019, dipandang perlu menetapkan Rencana
Strategis Badan Nasional Penempatan dan Perlidungan Tenaga Kerja Indonesia Tahun 2015 -
2019.

Mengingat : 1. Undang-undang R.I. Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, tambahanLembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286 );
2. Undang-undang R.I. Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional; ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104 , TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421 );
3. Undang-undang R.I. Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025; ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 2007, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700 );
4. Undang-undang R.I. Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri;
5. Peraturan Presiden R.I. Nomor 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Tanaga Kerja Indonesia;
6. Peraturan Presiden R.I. Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Nasional Tahun 2015 - 2019;

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.76


- 2-

7. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja


Indonesia Nomor 01/KA/-BNP2TKI/III/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia,
sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan
dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor PER.10/KA/IV/2012 tanggal 20
April 2012.
8. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga tahun 2015-2019.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN


TENAGA KERJA INDONESIA TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN
NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA
TAHUN 2015-2019.

Pasal 1

Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan :

1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 - 2019, yang


selanjutnya disebut RPJM Nasional, adalah dokumen perencanaan pembangunan
nasional untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2015 sampai dengan
tahun 2019;
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kementerian /Lembaga Tahun 2015 -
2019 yang selanjutnya disebut Rencana Strategis Kementerian /Lembaga, adalah
dokumen perencanaan Kementerian /Lembaga untuk periode 5 (lima) tahun
terhitung sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2019;
3. Rencana Strategis Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia Tahun 2015-2019 yang selanjutnya disebut Rencana Strategis BNP2TKI,
adalah dokumen perencanaan BNP2TKI untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak
tahun 2015 sampai dengan tahun 2019;
4. Rencana Pembangunan Tahunan Nasional yang selanjutnya disebut Rencana Kerja
Pemerintah/RKP adalah dokumen perencanaan nasional untuk periode 1 (satu)
tahun;
5. Rencana Kerja Pemerintah Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia adalah dokumen perencanaan nasional yang ditetapkan untuk
BNP2TKI untuk periode 1 (satu) tahun.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.77


Pasal 2

1. Rencana Strategis BNP2TKI merupakan penjabaran dari visi, misi dan


sembilanagenda prioritas Presiden, arah kebijakan dan strategi pembangunan
nasional tahun 2015 - 2019 di bidang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia di luar negeri;
2. Rencana Strategis BNP2TKI memuat tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan,
strategi, kerangka regulasi, kerangka kelembagaan, target kinerja tahun 2015 - 2019
dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif;
3. Rencana Strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai :
a. Pedoman bagi unit kerja eselon 1 dalam menyusun Rencana Strategis
Sekretariat Utama dan Kedeputian;
b. Bahan penyusunan dan penyesuaian rencana kerja unit eselon 2 dan Unit
Pelayanan Teknis di daerah dalam mencapai sasaran yang termuat dalam
Rencana Strategis BNP2TKI;
c. Pedoman bagi unit kerja dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah untuk
periode 1 (satu) tahunan;
d. acuan dasar dalam pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RPJMN Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Tahun 2015-
2019;
e. Rencana Strategis dapat menjadi acuan bagi masyarakat perpartisipasi dalam
pembangunan nasional di bidang penempatan dan perlidungan tenaga kerja
indonesia.

Pasal 3

1. Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia


melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Rencana Strategis oleh
unit eselon 1 dan unit pelaksana teknis di daerah;
2. Pejabat Eselon 1 dan Kepala unit pelaksana teknis di daerah sebagaimana
dimaksud ayat (1) melaporkan evaluasi capain kinerja yang menjadi tanggung
jawabnya, dilaksanakan secara berkala pada paruh waktu dan tahun terakhir
pelaksanaan RPJM Nasional dan Rencana Strategis BNP2TKI Tahun 2015 - 2019.

Pasal 4

Rencana Strategis Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja


Indonesia Tahun 2015 - 2019 sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat (2) yang tercantum
dalam Lampiran Peraturan Kepala Badan ini dan merupakan satu kesatuan dan bagian
yang tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala BNP2TKI ini.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.78


Pasal 5

1. Target dan kebutuhan pendanaan yang terdapat dalam Rencana Strategis ini,
merupakan angka yang tertuang dalam RPJMN yang bersifat indikatif;
2. Perubahan target dan kebutuhan pendanaan sebagaimana dimaksud ayat (2) yang
terjadi setiap tahun pelaksanaan RPJMN dan Rencana Strategis disampaikan
kepada Sekretariat Utama sebagai bahan usulan kepada Menteri Perencanaan
Pembangunan/Kepala Bappenas untuk mendapatkan keputusan;
3. Perubahan sebagaiman dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam rencana kerja
tahunan.

Pasal 6

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan Peraturan Kepala BNP2TKI ini dengan
penempatannya pada Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 30 April 2015

KEPALA
BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA INDONESIA

NUSRON WAHID

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 1.79


RENCANA STRATEGIS TAHUN 2016 – 2019
BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA
A VISI PRESIDEN : Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong
C MISI PRSIDEN : 1. Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia Yang Tinggi, Maju Dan Sejahtera;
2. Mewujudkan Bangsa Yang Berdaya Saing.
D TUJUAN : 3. Melindungi hak dan keselamatan warga negara Indonesia di luar negeri, khususnya Pekerja Migran;
4. Mengarusutamaan tata kelola pemerintah yang baik;

SASARAN STRATEGIS
N0 TUJUAN AR AH KEBIJAKAN STRATEGI
URAIAN IK U
1 Terwujudnya TKI yang Meningkatnya pemanfaatan Prosentase CTKI pendaftar Meningkatkan pemanfaatan jobsinfo 1. Tersedianya roodmap pemanfaatan jobsinfo sebagai tools terpercaya
Profesional, Bermartabat jobsinfo BNP2TKI dalam jobsinfo yang berhasil sebagai tools terpercaya dalam dalam proses penempatan
dan Sejahtera; alur proses penempatan ditempatkan pendaftaran CTKI dan pengguna/employer 2. Tersedia aplikasi jobsinfo online yang menjadi central database
TKI dalam proses penempatan lowongan pekerjaan TKI dan terhubung dengan seluruh PPTKIS dan
lembaga pendidikan dan pelatihan;

Meningkatkan kompetensi melalui up- 1. Melakukan kerjasama dengan lembaga pelatihan K/L lainnya dalam
grade/up-skill untuk mencapai kesetaraan rangka Up-grade/up-skill CTKI ;
dengan peluang kerja. 2. Melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan dalam rangka
penyediaan CTKI berbasis permintaan luar negeri.

Meningkatkan peran Perwakilan RI sebagai 1. Tersedianya peluang kerja yang terakses ke Jobsinfo dari perwakilan RI;
Market Intelligent dalam penyediaan 2. Tersedianya permintaan dalam bentuk job indikasi/job order yang
peluang kerja di luar negeri yang terintegrasi dalam sistem online jobsinfo
terintegrasi dengan Jobsinfo

Meningkatkan kerja sama bilateral dan 1. Peningkatan kerjasama Luar Negeri dan perumusan perjanjian
internasional khususnya di bidang kerjasama bilateral dan multirateral dalam rangka permintaan tenaga
penempatan dan perlindungan TKI, dan kerja profesional dan skilled
penanganan tindak pidana lintas batas 2. Mempercepat pelaksanaan saling pengakuan sertifikasi kompetensi
Mutual Rocognition Arragement (MRA)
SASARAN STRATEGIS
N0 TUJUAN AR AH KEBIJAKAN STRATEGI
URAIAN IK U
2 Terwujudnya TKI yang Meningkatnya Penempatan Persentase pemanfaatan Meningkatkan tata kelola rekrutmen dan 1. Penguatan pelaksanaan registrasi pendaftaran CTKI secara online di
Profesional, Bermartabat TKLN memenuhi syarat layanan SISKOTKLN yang verifikasi dokumen CTKI berbasis Dinas ketenagakerjaan Kab/kota
dan Sejahtera; kerja dan prosedur berbasis terintegrasi dengan pihak terkait SISKOTKLN 2. Mengintegrasikan rekomendasi paspor oleh Dinas ketenagakerjaan
Sistem P2TKI dalam proses pra pemberang Kab/Kota dengan sistim penerbitan paspor di Imigrasi secara online
katan yang mudah, cepat, dalam Siskotkln
transparan 3. Roadmap implementasi sertifikasi ESO dalam business model process
layanan TKI di Pusat dan Daerah
1. Menyediakan Layanan Terpadu 1. Tersedianya roadmap implementasi pengembangan LTSP TKI di
Satu Pintu (LTSP) di seluruh daerah asal TKI
BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang didukung 2. Kesepakatan prinsip bersama K/L dan Kepala Daerah terkait
penuh Pemerintah Daerah Prop/Kab/Kota menyangkut integrasi layanan TKI dalam LTSP Daerah berbasis
2. SISKOTKLN
3. Menyediakan seluruh standar 1. Mempublikasikan standar pelayanan Pra Pemberangkatan dalam
pelayanan menyangkut pra-keberangkatan website dan atau media lainnya
secara online dalam website dan atau 2. Penyempurnaan website BNP2TKI menyangkut infrastruktur dan contain
media lainnya layanan yang dimuat didalamnya
3. Pemutakhiran teknologi/telekomunikasi dalam rangka peningkatan
kualitas dan kecepatan penyediaan layanan TKI
Reformasi Bisnis Model Proses l 1. Menyederhanakan Bisnis Model Proses Penempatan TKI dari 14 Tahap
Penempatan dan cost structure dalam menjadi 8 Tahap
pelayanan penempatan TKI 2. Menyiapkan dan mengkoordinasikan infrastruktur BLKLN, LSP, RSUD
sebagai sarana kesehatan dan LSP di Kab/Kota di kantong-kantong TKI
3. Sistem monitoring implementasi cost structure dan pelaksanaan
enforcementnya
4. Menekan biaya yang dikeluarkan TKI dengan cara mendapat bantuan
dari pemerintah

Peningkatan sosialisasi dan diseminasi 1. Melakukan sosialisasi dan diseminasi informasi bekerja di luar negeri
informasi bekerja di luar negeri secara secara benar dan aman yang menjangkau wilayah dan
benar dan aman yang menjangkau wilayah masyarakat/lembaga secara luas
dan masyarakat/lembaga secara luas 2. Melakukan pembinaan dan pemberian sanksi dan rating lembaga
penempatan dan lembaga pendukung penempatan yang diumumkan ke
publik secara periodik;
3. Sistem monitoring dan evaluasi kualitas infrastruktur dan kinerja PPTKIS
4. Tersedianya modul dan layanan sosialisasi pemahaman CTKI
menyangkut dokumen perjanjian hak dan kewajiban baik sebagai CTKI
maupun TKI
5. Tersedianya infrastruktur pelaksana penyediaan layanan sosialisasi dan
pendampingan hukum menyangkut dokumen perjanjian hak dan
kewajiban baik sebagai CTKI maupun TKI
Pembenahan Sumber Pembiayaan TKI 1. Mendorong kerjasama dengan negara penempatan menyangkut
penyediaan lembaga keuangan setempat untuk fungsi colection bagi
TKI.
2. Melakukan Kerjasama dan pengembangan lembaga keuangan untuk
penyediaan modal/dana awal TKI
3. Menyediakan skema kredit murah untuk membiayai pemberangkatan
TKI
Mewujudkan Transaksi Non Tunai 1. Roadmap implementasi pembayaran transaksi non tunai dalam
100% proses pelayanan TKI sejak pra- pelayanan TKI
keberangkatan sampai dengan kepulangan 2. Mewujudkan transaksi Non Tunai terintegrasi secara online sistem untuk
menggunakan transaksi secara non tunai semua layanan TKI
3. Mendortong BI untuk meminta otoritas Bank Sentral Negara
penempatan implelemntasikan non tunai
4. Program terintegrasi antar K/L dan Pemerintah Daerah menyangkut
implementasi pembayaran transaksi secara non tunai dalam pelayanan
TKI
100% Negara Penempatan menyelenggara Tersedianya infrastruktur untuk kegiatan rutin sosialisasi dan pembelajaran
kan welcoming program bagi TKI baru datang sebelum diserahkan kepada majikan

Peningkatan pelayanan CTKI di wilayah 1. Pembuatan roadmap penyediaan pelayanan CTKI di wilayah
perbatasan perbatasan
2. Kesepakatan prinsip bersama K/L dan Kepala Daerah terkait
menyangkut pengembangan centra pendidikan dan pemberdayaan TKI
di wilayah perbatasan.
3. Terbanggunnya Program terintegrasi lintas lembaga menyangkut
pengembangan centra pendidikan dan pemberdayaan TKI di wilayah
perbatasan
SASARAN STRATEGIS
N0 TUJUAN AR AH KEBIJAKAN STRATEGI
URAIAN IK U
3 Terwujudnya TKI yang Meningkatnya Perlindungan Persentase CTKI/TKI Fasilitasi pengaduan yg mudah diakses/ 1. Tersedianya crisis center yang mampu melayani pengaduan secara
Profesional, Bermartabat sejak Pra, Selama, sampai Bermasalah yang Tertangani terjangkau oleh TKI, Responsif dan Solutif online dengan beragam tools.
dan Sejahtera; dengan Pemulangan 2. Fasilitasi pengaduan yang diproses berbasis sistem integrasi dengan
K/L terkait/Perwakilan RI
3. Mewujudkan Kinerja Penyelesaian Masalah Pengaduan TKI sesuai
dengan Service Level Aggrement (SOP) yang dipublikasikan dalam
website
Langkah Deteksi Dini (early Warning 1. Menghadirkan layanan langsung ke TKI di luar negeri dengan
Sistem)) dan langkah cepat tanggap Penyediaan Simcard yang terinstal dengan beragam fitur layanan yaitu
(immediate response). Menegakkan hukum a. Fitur Layanan Pengaduan berupa pengaduan kasus, Klaim
secara optimal tehadap pelanggar asuransi
peraturan nasional terkait TKI b. Fitur Layanan Darurat berupa emergency call, emergency SMS,
100% TKI telah memiliki akses terhadap Panic Button,
fasilitas Early Warning System c. Fitur Keberadaan TKI berupa Pencarian lokasi berdasarkan poisisi
memanfatkan beragam tools HP
d. fitur Layanan Informasi berupa Pencarian alamat perwakilan,
prosedur pengaduan, frofil Negara penempatan, dll kesemuanya
tanpa biaya
2. Tersedianya aplikasi EWS yang bisa diakses secara mudah oleh
CTKI/TKI di seluruh negara penempatan.
3. Kerjasama dengan negara penempatan menyangkut hak dan kewajiban
penggunaan layanan sim card EWS
4. Kerjasama dengan negara penempatan menyangkut pelaksanaan
seleksi dan monitoring kualitas majikan/pengguna .
5. Terbangunnya infrastruktur unit layanan komunitas di negara
penempatan yang mudah diakses TKI.
6. Teersedianya dan beroperasinya sistem monitoring TKI di negara
penempatan
Penguatan Advokasi dan Mediasi terhadap 1. Fasilitasi Advokasi dan Mediasi CTKI/TKI dan TKI purna bermasalah
TKI 2. Tersedianya infrastruktur dan fasilitas penyediaan lawyer untuk TKI
bermasalah hukum di dalam negeri
3. Membantu penyelesaian kasus TKI bermasalah di luar negeri
bekerjasama dengan Kemlu
4. Tersedianya sistem monitoring pelaksanaan layanan perlindungan
hukum.
5. Tersedianya Crisis Management Protocol menyangkut penyelamatan
dan pengembalian TKI yang terintegrasi dengan pemberdayaan di dalam
negeri

Penguatan fungsi intelegen dalam 1. Melaksanakan fungsi Intelijen dalam melaksanakan pembinaan dan
pengawasan lembaga penempatan dan pengawasan lembaga penempatan dan lembaga pendukung
lembaga pendukung penempatan penempatan
2. Fungsi intelegen dalam pengaman pemberangkan dan kepulangan TKI;
3. melakukan langkah-langkah prepentif/Pencegahan dan Penindakan
Penempatan TKI non Prosedural

Meningkatnya TKI Purna yang Persentase TKI Purna yang Meningkatnya pemberdayaan TKI Purna 1. Tersedianya roadmap dan strategi pemulangan hingga pemberdayaan
berwirausaha Menjadi Wirausaha dan keluarganya TKI Purna yang terintegrasi
2. Melaksanakan pemberdayaan CTKI/TKI dan keluarganya demi
terwujudnya kesejahteraan’
3. Mendorong Tersedianya BLK/SMK dan atau infrastruktur fisik serta
pendukung (termasuk pengajar) untuk pelaksanaan pelatihan di seluruh
daerah asal TKI.
4. Tersedianya modul dan pengajar pelatihan secara berkualitas dalam
rangka pembekalan TKI Purna menjadi pekerja dan wirausaha
5. Tersedianya sistem monitoring dan layanan konsultasi bagi TKI yang
telah selesai menjalani pembekalan
Meningkatnya remintansi hingga 3 kali lipat 1. Tersedianya rekening bank dan pelatihan layanan bank (modul) bagi
CTKI yang akan diberangkatkan.
2. Tersedianya sertifikasi pemanfaatan layanan bank bagi CTKI yang akan
diberangkatkan
3. Kerjasama dengan negara penempatan menyangkut kewajiban
pembayaran gaji melalui bank dan penyediaan unit layanan keuangan
secara murah bagi TKI
4. Tersedianya rekening bank, kantor pos dan atau Lembaga Keuangan
Mikro (LKM) untuk keuarga TKI dan pemahaman pemanfaatannya
5. Tersedia aplikasi layanan keuangan dan pembayaran yang mudah
diakses TKI di luar negeri
6. Tarif pengiriman uang TKI dari luar negeri dengan nilai kurs yang
kompetitif
100% mendapatkan layanan Tersedianya kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam
pendampingan usaha dan akses rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan
permodalan modal.
TKI Purna menjadi wirausaha 1. TKI Purna berwirausaha yang berhasil
2. TKI purna yang berwirausaha dalam komunitas Kampung TKI
3. TKI purna yang tidak dapat berwirausaha dapat disalurkan pada
lapangan kerja di dalam negeri
4. Tersedianya kerjasama dengan perusahaan (asing dan lokal) untuk
menerima alokasi TKI Purna secara rutin

SASARAN STRATEGIS
N0 TUJUAN AR AK KEBIJAKAN STRATEGI
URAIAN IK U
4 Mengarusutamaan tata Pelayanan Terpadu, Profesi 1. Prosentase Layanan Penyiapan perencanaan yang kreatif, Peningkatan Kualitas Rencana Program dan Anggaran yang dfisesuaikan
kelola pemerintahan yang onal dan Bertanggungjawab, Terpadu Satu Pintu (LTSP) inovatif, rasional dan menjawab persoalan dengan kebutuhan masayrakat yang nyata (felt need), dijadikan stimulasi
baik serta pengelolaan Keuangan di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI terhadap masyarakat, yang berfungsi mendorong timbulnya jawaban
yang efisien, efektif, yang mudah, murah dan (response)
transparan dan akuntabel cepat;
2. Persentase lembaga yang Peningkatan keterbukaan informasi dan Meningkatnya keterbukaan informasi dan komunikasi Publik melaluli :
terintegrasi Sistem komunikasi Publik; a. Peningkatan pelayanan PPID;
Pelayanan P2TKI dalam tata b. Publik awareness campaign;
kelola TKI, termasuk
c. Publikasi proses perencanaan dan penganggaran;
transaksi non tunai;
d. Publikasi Laporan keuangan dan Kinerja.
3. Nilai Capaian Reformasi
Birokrasi BNP2TKI;
4. Opini BPK atas laporan Peningkatan kualitas pelayanan publik. Meningkatnya kualitas pelayanan publik melalui :
keuangan 1. Penyusunan standa pelayanan;
2. Penyusunan SOP Pelayanan;
3. Pendirian LTSP;
4. Unit pengaduan masyarakt berbasis IT;
5. Sistem Pelayanan berbasis IT;
Peningkatan Partisipasi Masyarkat dalam Meningkatan Partisipasi Masyarkat dalam perumusan kebijakan melalui :
perumusan kebijakan 1. Forum konsultasi publik;
2. Publikasi informasi program dan kegiatan prioritas;
3. Sistem publikasi yang accessible, interaktif dan mudah dipahami;

Perluasan agenda reformasi birokrasi Meningkatnya kasitas birokrasi melalui:


1. Penyusunan grand design dan road map RB;
2. Penyederhanaan struktur organisasi dan tata kerja;
3. Penyempurnaan SOP Lembaga BNP2TKI;
4. Penerapan SPIP;
5. Akuntabilitas keuangan
6. Penerapan CAT Sistem;
7. Penerapan e-government
8. Manajemen arsip;
9. Penerapan Sakip berbasis IT
10. Penyusunan lakip yang berkualitas

Penyusunan, penyempurnaan perangkat Menyempurnakan perangkat peraturan dan berperan aktif dalam proses
peraturan dan berperan aktif dalam proses penguatan kewenangan/otoritas kelembagaan serta pengelolaan informasi
penguatan kewenangan/otoritas kelemba dan kehumasan
gaan serta pengelolaan informasi dan
kehumasan
100% Pemerintah Daerah (Provinsi/Kab/ Tersedianya kerjasama dan pendampingan bersifat kolaboratif bersama
Kota memiliki peraturan (perda dan atau K/L untuk Pemda (Provinsi.Kab/Kota) yang memiliki komitmen
perbub) menyangkut penempatan dan meningkatkan kualitas penempatan dan perlindungan warganya yang
perlindungan tenaga kerja menjadi TKI.
Penyediaan sarana dan prasarana Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan penempatan dan
pelayanan penempatan dan perlindungan perlindungan serta penatausahaan keuangan yang tertib dan akuntabel
serta penatausahaan keuangan yang tertib
dan akuntabel
Pengkajian, penelitian dan pengembangan 1. Melakukan pengkajian, penelitian dan pengembangan
serta menyediakan sistem informasi dan 2. Pengembangan sistem informasi yang terintegrasi dengan K/L terkait
penyajian data yang akurat dan stakeholder secara terpadu dan penyajian data yang akurat
Citra terbaik untuk lembaga Opini Publik terhadap Pembangunan Image Building komunikasi Mewujudkan Image Building komunikasi kelembagaan melalui :
BNP2TKI lembaga BNP2TKI kelembagaan 1. Menjadi lead operator khusus TKI dengan mengkomunikasikan program
terkait TKI kepada kementerian yang bersangkutan;
2. Bekerjasama untuk membuat research dan feasibility study yang terkait
dengan TKI hasil akan digunakan untuk pengembangan TKI;
3. Mengkomunikasikan segala keputusan yang akan dibuat dengan
melakukan brainstorming dengan perwakilan TKI baik asosiasi maupun
LSM/NGO;
4. Menjadi Self Regulatory Organisation bagi pelaku industri yang
melakukan bisnis terkait TKI agar tercipta win-win solution
Meningkatnya Kompetensi, Tingkat Kapabilitas APIP 1. APIP memberikan keyakinan yang 1. Kebijakan, proses, dan prosedur di APIP telah ditetapkan,
Integritas APIP dan memadai atas ketaatan, kehematan, didokumentasikan, dan terintegrasi satu sama lain, serta merupakan
Penyelengaraan SPIP efisiensi, dan efektivitas pencapaian infrastruktur organisasi;
. tujuan penyelenggaraan tugas dan 2. Manajemen serta praktik profesional APIP telah mapan dan seragam
fungsi instansi pemerintah; diterapkan di seluruh kegiatan pengawasan intern;
2. APIP memberikan peringatan dini dan 3. Kegiatan pengawasan intern mulai diselaraskan dengan tata kelola dan
meningkatkan efektivitas manajemen risiko yang dihadapi;
risiko dalam penyelenggaraan tugas 4. APIP berevolusi dari hanya melakukan kegiatan secara tradisional
dan fungsi instansi pemerintah; dan menjadi mengintegrasikan diri sebagai kesatuan organisasi dan
3. APIP memelihara dan meningkatkan memberikan saran terhadap kinerja dan manajemen risiko;
kualitas tata kelola penyelenggaraan 5. Memfokuskan untuk membangun tim dan kapasitas kegiatan
tugas dan fungsi instansi pemerintah pengawasan intern, independesi serta objektivitas; serta
6. Pelaksanaan kegiatan secara umum telah sesuai dengan Standar Audit.
Tingkat Kematangan Tersusunnya SOP yang berbasis risiko 1. Memberikan pemahaman kepada pimpinan dan seluruh pegawai
Implementasi SPIP yang selanjutnya disosialisasikan untuk tentang strategi penerapan SPIP;
dapat diterapkan oleh pimpinan dan 2. Menjadi acuan dalam mengintegrasikan SPIP dalam penyelenggaraan
pegawai yang terkait dengan kegiatan;
pelaksananaan kegiatan sehingga 3. Menjadi basis dalam perencanaan dan penganggaran penyelenggaraan
mencapai tingkat kematangan (maturity SPIP (Internal Control Plan);
level) Integrated atau optimized 4. Mendorong unit kerja di lingkungan BNP2TKI untuk melakukan
percepatan penyelenggaraan SPIP;
5. Mewujudkan implementasi Reformasi Birokrasi di lingkungan BNP2TKI.
KEPALA
BADAN NASIONAL PENEMPATAN
DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL


PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

NOMOR : PER. 13 TAHUN 2015

TENTANG

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN


TENAGA KERJA INDONESIA TAHUN 2015-2019

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman
Penyusunan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Instansi Pemerintah, maka perlu
ditetapkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Tahun 2015-2019;

Mengingat : 1. Undang-Undang R.I. Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;


2. Undang-Undang R.I. Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
3. Undang-Undang R.I. Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri;
4. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja
Pemerintah;
5. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 21 tahun 2004 tentang Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
6. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah;
7. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
8. Peraturan Presiden R.I. Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.88


9. Peraturan Presiden R.I. Nomor 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia;
10. Peraturan Presiden R.I. Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akutansi
Kinerja Instansi Pemerintah;
11. Instruksi Presiden R.I. Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi;
12. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
13. Peraturan Kepala Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor PER.01/KA/I/2014 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia;
14. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia Nomor PER.10/KA/IV/2015 tentang Penetapan Rencana
Strategis BNP2TKI Tahun 2015 – 2019;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN


TENAGA KERJA INDONESIA TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA
KERJA INDONESIA TAHUN 2015-2019.

Pasal 1

Indikator Kinerja Utama BNP2TKI sesuai dengan ketentuan sebagaimana


tercantum dalam Lampiran Peraturan Kepala BNP2TKI ini dan merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Kepala BNP2TKI ini.

Pasal 2

Indikator Kinerja Utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan acuan


bagi masing-masing unit kerja di lingkungan Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia dalam Penetapan kinerja tahunan,
penyusunan rencana kerja dan anggaran, penyusunan dokumen penetapan kinerja,
penyusunan laporan akuntabilitas kinerja serta evaluasi pencapaian kinerja sesuai
dengan dokumen Rencana Strategis Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Tahun 2015 – 2019.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.89


Pasal 3

Penyusunan laporan akuntabilitas kinerja dan evaluasi terhadap pencapaian kinerja


dilakukan oleh setiap pimpinan unit kerja dan disampaikan kepada Kepala
BNP2TKI.
Pasal 4
Untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan Peraturan Kepala BNP2TKI ini,
Inspektorat BNP2TKI diberikan tugas untuk :
1. melakukan reviu atas capaian kinerja setiap unit kerja dalam rangka
meyakinkan keandalan informasi yang disajikan dalam laporan akuntabilitas
kinerja;
2. melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Peraturan ini dan melaporkan
kepada Kepala BNP2TKI.

Pasal 5
Peraturan Kepala BNP2TKI ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Kepala BNP2TKI ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 30 April 2015

KEPALA
BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA INDONESIA,

NUSRON WAHID

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.90


LAMPIRAN : Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia tentang Penetapan
Indikator Kinerja Utama Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Tahun 2015-2019

Nomor : PER. 13 TAHUN 2015


Tanggal : 30 April 2015

PENETAPAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA
BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA INDONESIA TAHUN 2015-2019
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA
Meningkatnya pemanfaatan jobsinfo BNP2TKI dalam alur Prosentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasil
proses penempatan TKI ditempatkan
Persentase pemanfatan layanan Siskotkln yang
Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja
terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses pra
dan prosedur berbasis Sistem P2TKI
pemberangkatan yang mudah, cepat, transparan
Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama, sampai
Persentase CTKI/TKI Bermasalah yang Tertangani
dengan Pemulangan
Meningkatnya CTKI/TKI Purna yang berwirausaha Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha

Prosentase Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di


BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat
Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab, Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem Pelayanan
serta pengelolaan Keuangan yang efisien, efektif, P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk transaksi non tunai
transparan dan akuntabel
Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI
Opini BPK atas laporan keuangan
Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI
Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Tingkat Kapabilitas APIP
Penyelengaraan SPIP
. Tingkat Kematangan Implementasi SPIP

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 30 April 2015

KEPALA
BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA INDONESIA

NUSRON WAHID

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.91


INDIKATOR KINERJA UTAMA
BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA INDONESIA TAHUN 2015-2019

A. Pendahuluan
Indikator Kinerja Utama (IKU) atau Key performance indicators (KPI) dapat diartikan sebagai ukuran
atau Indikator yang akan memberikan informasi sejauh mana kita telah berhasil mewujudkan sasaran
strategis yang telah kita tetapkan.

Kinerja (performance) menjadi isu dunia saat ini. Hal tersebut terjadi sebagai konsekuensi tuntutan
masyarakat terhadap kebutuhan akan pelayanan prima atau pelayanan yang bermutu tinggi. Mutu tidak
terpisahkan dari standar, karena kinerja diukur berdasarkan standar. Melalui kinerja Aparatur,
diharapkan dapat menunjukkan kontribusi profesionalnya secara nyata dalam meningkatkan mutu
pelayanan publik secara umum pada organisasi tempatnya bekerja, dan dampak akhir bermuara pada
kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.

Namun demikian komitmen dan dukungan pimpinan puncak dan stakeholder lainnya tetap menjadi kunci
utama. Bertemunya persepsi yang sama antara dua komponen tersebut dalam menentukan sasaran
dan tujuan, merupakan modal utama untuk meningkatkan kinerja dalam suatu organisasi. Menentukan
tingkat prestasi melalui indikator kinerjanya akan menyentuh langsung faktor-faktor yang menunjukkan
indikasi-indikasi obyektif terhadap pelaksanaan fungsi/tugas seorang Aparatur, serta sejauh mana fungsi
dan tugas yang dilakukan memenuhi standar yang ditentukan.

B. Pengertian Kinerja
Kata kinerja (performance) dalam konteks tugas, sama dengan prestasi kerja. Para pakar banyak
memberikan definisi tentang kinerja secara umum, dan dibawah ini disajikan beberapa diantaranya:

1. Kinerja: adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan
tertentu selama kurun waktu tertentu (Bernardin dan Russel, 1993);
2. Kinerja: Keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan (As'ad, 1991);
3. Kinerja adalah pekerjaan yang merupakan gabungan dari karakteristik pribadi dan pengorganisasian
seseorang (Kurb, 1986);
4. Kinerja adalah apa yang dapat dikerjakan sesuai dengan tugas dan fungsinya (Gilbert, 1977).

Kinerja mengandung dua komponen penting yaitu:


1. Kompetensi: berarti individu atau organisasi memiliki kemampuan untuk mengidentifi-kasikan tingkat
kinerjanya.
2. Produktifitas: kompetensi tersebut diatas dapat diterjemahkan kedalam tindakan atau kegiatan-
kegiatan yang tepat untuk mencapai hasil kinerja (outcome).

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.92


Dari berbagai pengertian tersebut diatas, pada dasarnya kinerja menekankan apa yang dihasilkan dari
fungsi-fungsi suatu pekerjaan atau apa yang keluar (out-come). Bila disimak lebih lanjut apa yang terjadi
dalam sebuah pekerjaan atan jabatan adalah suatu proses yang mengolah in-put menjadi out-put (hasil
kerja). Penggunaan indikator kunci untuk mengukur hasil kinerja individu, bersumber dari fungsi-fungsi
yang diterjemahkan dalam kegiatan/tindakan dengan landasan standar yang jelas dan tertulis.
Mengingat kinerja mengandung komponen kompetensi dan produktifitas hasil, maka hasil kinerja sangat
tergantung pada tingkat kemampuan individu dalam pencapaiannya.

Menurut Gibson (1987) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang antara lain :
1. Faktor individu: kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman tingkat sosial dan
demografi seseorang;
2. Faktor psikologis: persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja;
3. Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan
(reward system).

C. Tujuan
1. Meningkatkan prestasi kerja staf, baik secara individu maupun dalam kelompok setinggi tingginya.
Peningkatan prestasi kerja perorangan pada gilirannya akan mendorong kinerja staf;
2. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan meningkatkan hasil kerja melalui prestasi
pribadi;
3. Memberikan kesempatan kepada staf untuk menyampaikan perasaannya tentang pekerjaan,
sehingga terbuka jalur komunikasi dua arah antara pimpinan dan staf.

D. Pengembangan dan Manajemen Kinerja


Pengembangan dan manajemen kinerja pada dasarnya sebuah proses dalam managemen sumber
daya manusia. Implikasi dari kata "manajemen" berarti proses diawali dengan penetapan tujuan dan
berakhir dengan evaluasi. Secara garis besar ada lima kegiatan utama yaitu:
4. Merumuskan tanggung jawab dan tugas yang harus dicapai dan disepakati oleh atasannya.
Rumusan ini mencakup kegiatan yang dituntut untuk memberikan kontribusi berupa hasil kerja
(outcome).
5. Menyepakati sasaran kerja dalam bentuk hasil yang harus dicapai dalam kurun waktu tertentu,
termasuk penetapan standar prestasi dan tolak ukurnya.
6. Melakukan "monitoring", koreksi, memfasilitasi serta memberi kesempatan untuk perbaikan.
7. Menilai prestasi dengan cara membandingkan prestasi aktual dengan standar yang telah ditetapkan.
8. Memberikan umpan balik kepada yang dinilai berhubungan dengan seluruh hasil penilaian. Pada
kesempatan tersebut atasan dan staf mendiskusikan kelemahan dan cara perbaikannya untuk
meningkatkan prestasi berikutnya.

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.93


E. Pengertian Indikator
Indikator Kinerja Utama (IKU) atau Key Performance Indicators (KPI) dapat diartikan sebagai ukuran
atau Indikator yang akan memberikan informasi sejauh mana kita telah berhasil mewujudkan sasaran
strategis yang telah kita tetapkan. Dalam menyusun KPI kita harus sebaiknya menentapkan indikator
kinerja yang jelas, spesifik dan terukur (measurable). KPI juga sebaiknya harus dinyatakan secara
eksplisit dan rinci sehingga menjadi jelas apa yang diukur. Pada sisi lain, biaya untuk mengidentifikasi
dan memonitor KPI sebaiknya tidak melebihi nilai yang akan diketahui dari pengukuran tersebut. Hindari
pengukuran yang berlebihan yang tidak banyak memberi nilai tambah.
Ada beberapa pengertian yang disampaikan oleh para pakar antara lain:
1. Indikator adalah pengukuran tidak langsung suatu peristiwa atau kondisi. Contoh: berat badan bayi
dan umurnya adalah indikator status nutrisi dari bayi tersebut (Wilson & Sapanuchart, 1993).
2. Indikator adalah variabel yang mengindikasikan atau menunjukkan satu kecenderungan situasi, yang
dapat dipergunakan untuk mengukur perubahan (Green, 1992).
3. Indikator adalah variable untuk mengukur suatu perubahan baik langsung maupun tidak langsung
(WHO, 1981)
Ada dua kata kunci penting dalam pengertian tersebut diatas adalah pengukuran dan perubahan. Untuk
mengukur tingkat hasil suatu kegiatan digunakan "indikator" sebagai alat atau petunjuk untuk mengukur
prestasi suatu pelaksanaan kegiatan. Indikator yang berfokus pada hasil asuhan kepada proses-proses
kunci serta spesifik. Indikator pelayanan adalah ukuran kuantitas sebagai pedoman untuk mengukur
dan mengevaluasi kualitas yang berdampak terhadap pelayanan. Indikator tidak dipergunakan secara
langsung untuk mengukur kualitas pelayanan, tetapi dapat dianalogikan sebagai "bendera" yang
menunjuk adanya suatu masalah spesifik dan memerlukan monitoring dan evaluasi.
Dalam beberapa kegiatan, mungkin tidak relevan mengukurnya dengan ukuran kuantitatif untuk
mengambil suatu keputusan. Sebagai contoh dalam komunikasi: bagaimana kualitas komunikasi
interpersonal antara aparatur – masyarakat, maka pengukurannya adalah melalui observasi langsung
untuk mengetahui bagaimana kualitas interaksinya. Monitoring dilakukan terhadap indikator kunci guna
dapat mengetahui penyimpangan atau prestasi yang dicapai. Dengan demikian setiap individu akan
dapat menilai tingkat prestasinya sendiri (self assesment).

F. Karakteristik Indikator
Selanjutnya, setelah kita merumuskan KPI untuk setiap sasaran kinerja yang ada, maka tahapan
berikutnya adalah menentukan angka target untuk setiap KPI. Demikianlah, misalkan untuk KPI
pertumbuhan sales revenue maka angka target yang dipasang misalnya adalah 15 %. Sementara untuk
skor atau tingkat kepuasan pelanggan misalkan angka targetnya adalah 8 dari skala 1 – 10.

Penetapan angka target ini sebaiknya mengikuti metode SMART atau singkatan dari :

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.94


1. Specific (S): target harus bersifat spesifik, detail dan terfokus;
2. Measurable (M): dapat dikur.;
3. Achievable (A): target yang telah ditetapkan merupakan hal yang realistis dan dapat dicapai
(achievable) ada nilai atau hasil peningkatan
4. Relevant (R): target yang dipilih merupakan aspek-aspek yang relevan dan berkaitan dengan tugas
pokok
5. Time (T): waktu untuk mencapai target tersebut/deadline.
Di samping itu penetapan indikator-indikator kinerja hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Sahih (Valid) artinya indikator benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek-aspek yang akan
dinilai.
2. Dapat dipercaya (Reliable): mampu menunjukkan hasil yang sama pada saat yang berulang kali,
untuk waktu sekarang maupun yang akan datang.
3. Peka (Sensitive): cukup peka untuk mengukur sehingga jumlahnya tidak perlu banyak.
4. Spesifik (Specific) memberikan gambaran prubahan ukuran yang jelas dan tidak tumpang tindih.
5. Relevan: sesuai dengan aspek kegiatan yang akan diukur dan kritikal contoh: pada unit bedah
indikator yang dibuat berhubungan dengan pre-operasi dan post-operasi.

G. Penetapan Indikator Kinerja Utama

1. Uraian Indikator Kinerja Utama


Dalam Penetapan Indikator Kinerja Utama BNP2TKI Telah mengikuti Karakterisitik Indikator.
Adapun Penentapan Indiokator Kinerja Utama adalah sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA UTAMA BNP2TKI


SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA
Meningkatnya pemanfaatan jobsinfo BNP2TKI dalam Prosentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasil
alur proses penempatan TKI ditempatkan
Persentase pemanfatan layanan Siskotkln yang
Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat
terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses pra
kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI
pemberangkatan yang mudah, cepat, transparan
Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama,
Persentase CTKI/TKI Bermasalah yang Tertangani
sampai dengan Pemulangan..
Meningkatnya CTKI/TKI Purna yang berwirausaha Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha
Pelayanan Terpadu, Profesional dan
Prosentase Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di
Bertanggungjawab, serta pengelolaan Keuangan
BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat
yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel
Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem Pelayanan
P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk transaksi non
tunai
Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI

Opini BPK atas laporan keuangan

Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI
Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Tingkat Kapabilitas APIP
Penyelengaraan SPIP
. Tingkat Kematangan Implementasi SPIP

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.95


2. Alat Ukur/Satuan
Alat ukur yang digunakan pada Indikator Kinerja Utama ada bermacam macam tergantung dari
Indikator Kinerjanya. Adapun alat ukmunya adalah sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA UTAMA ALAT UKUR/SATUAN


Prosentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasil ditempatkan Persentase Pendaftar di Jobsinfo

Persentase pemanfatan layanan Siskotkln yang terintegrasi oleh Persentase TKI Formal yang ditempatkan
pihak terkait dalam proses pra pemberangkatan yang mudah,
cepat, transparan
Persentase CTKI/TKI Bermasalah yang Tertangani Persentase masalah CTKI/TKI I
Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha Persentase TKI Purna yang berwirausaha
Prosentase Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di Persentase Realisasi pembentukan LTSP
BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat
Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem Pelayanan P2TKI Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem
dalam tata kelola TKI, termasuk transaksi non tunai Pelayanan P2TKI
Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI Persentase nilai capaian RB oleh Kemenpan
RB
Opini BPK atas laporan keuangan Hasil Penilaian dari BPK atas pelaksanaan
anggaran BNP2TKI
Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI Hasil penilaian dari lembaga independen atas
organisasi BNP2TKI
Tingkat Kapabilitas APIP Skor
Tingkat Kematangan Implementasi SPIP Skor

3. Cara Mengukur Indikator Kinerja Utama

INDIKATOR CARA MENGUKUR


KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA
Prosentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasil Dilakukan dengan menghitung Prosentase jumlah TKI
ditempatkan yang mendaftar melalui Jobsinfo dan berhasil di salurkan

Persentase pemanfatan layanan Siskotkln yang Dilakukan dengan menghitung Prosentase jumlah TKI
terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses pra Formal yang ditempatkan
pemberangkatan yang mudah, cepat, transparan
Persentase CTKI/TKI Bermasalah yang Tertangani Dilakukan dengan menghitung Prosentase jumlah kasus
TKI yang bermasalah dan berhasil diselesaikan
Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha Dilakukan dengan memonitoring jumlah TKI Purna dan
Keluarganya yang telah diberikan Bimtek pelatihan
wirausaha dan edukasi perbankan dan berhasil menjadi
wirausaha
Prosentase Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di Dilakukan dengan menghitung Prosentase Realisasi
BP3TKI/LP3TKI/P4TKI mudah, murah dan cepat pembentukan LTSP
Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem Dilakukan dengan menghitung Persentase lembaga yang
Pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk terintegrasi dengan SSIKO TKLN
transaksi non tunai
Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI Dilakukan dengan menghitung Prosentase nilai capaian
RB oleh Kemenpan RB
Opini BPK atas laporan keuangan Hasil Penilaian dari BPK atas pelaksanaan anggaran
BNP2TKI
Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI Hasil penilaian dari lembaga independen atas organisasi
BNP2TKI
Tingkat Kapabilitas APIP Dilakukan dengan menghitung menggunakan Skor
Tingkat Kematangan Implementasi SPIP Dilakukan dengan menghitung menggunakan Skor

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.96


4. Sumber Data Indikator Kinerja Utama
Sumber data dari hasil pengukuran kinerja ini didapat melalui :

INDIKATOR SUMBER DATA


KINERJA UTAMA HASIL PENGUKURAN KINERJA
Prosentase CTKI pendaftar jobsinfo yang 1. Laporan Petugas Jobsinfo Direktorat PH ! Dan II
berhasil ditempatkan 2. Laporan Pelaksanaan Tugas B/T/S/T Deputi Bidang KLNP
Persentase pemanfatan layanan Siskotkln 1. Data SISKOTKLN;
yang terintegrasi oleh pihak terkait dalam 2. Laporan Pelaksnaan Tugas B/T/S/T Deputi Bidang
proses pra pemberangkatan yang mudah, Penmepatan
cepat, transparan
Persentase CTKI/TKI Bermasalah yang 1. Data Sistem Pelayanan Pengaduan TKI (Crisis Center);
Tertangani 2. Data SISPENDAKI;
3. Laporan Pelaksanaan Tugas B/T/S/T Deputi Bidanfg
Perlindungan
Persentase TKI Purna yang Menjadi 1. Data Bimtek Pemberdayaan TKI Purna;
Wirausaha 2. Data hasil monitoring pemberdayaan TKI Purna;
3. Laporan Pelaksnaan Tugas B/T/S/T Depi Bidang Perlindungan
Prosentase Layanan Terpadu Satu Pintu 1. Hasil Monitoring dan Evaluasi Satker
(LTSP) di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang 2. Laporan Pelaksanaan Tugas B/T/S/T Biro Org dan
mudah, murah dan cepat. Kepegawian satker;
Persentase lembaga yang terintegrasi 1. Data SISKOTKLN
Sistem Pelayanan P2TKI dalam tata kelola 2. Laporan Pelaksanaan Tugas B/T/S/T Puslitfo
TKI, termasuk transaksi non tunai
Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI 1. Hasil Monitoring dan Evaluasi laporan Kinerja setiap triwulan
2. Laporan KInerja B/T/S/T satker;

Opini BPK atas laporan keuangan 1. Laporan Pelaksanaan Tugas B/T/S/T Biro Keuangan
2. Laporan hasil pemeriksaan Inspektorat dan BPK
Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI 1. Laporan Pelaksanaan Tugas B/T/S/T Biro Hukum dan Humas
2. Laporan Hasil Survey Lembaga Independen
Tingkat Kapabilitas APIP Laporan Pelaksanaan Tugas B/T/S/T Inspektorat BNP2TKI
Tingkat Kematangan Implementasi SPIP Laporan Pelaksanaan Tugas B/T/S/T Inspektorat BNP2TKI
Tingkat Penilaian LAKIP Laporan Hasil Revieu Inspektorat
Hasil Penilaian Kemenpan RB

Demikian Penetapan Indikator Kinerja Utama BNP2TKI Tahun 2013 ini dibuat semoga menjadi
acuan dalam pelaksanaan kegiatan di lingkungan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia.

Jakarta, 30 April 2015


KEPALA
BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA INDONESIA

NUSRON WAHID

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.97


KEPALA
BADAN NASIONAL PENEMPATAN
DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN


PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

NOMOR 03 TAHUN 2016

TENTANG

PENETAPAN PERJANJIAN KINERJA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN


PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan BAB I Pasal 2 Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja,
dan Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka perlu ditetapkan
Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia tentang Penetapan Perjanjian Kinerja Badan Nasional Penempatan
dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Tahun 2016;

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan


dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4614);
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 165 Tahun 2014 tentang
Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 339);
4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Reviu atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
5. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.98
Kerja Indonesia Nomor PER.01/KA/I/2014 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia;
6. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia Nomor PER.10/KA/IV/2015 tentang Penetapan Rencana
Strategis BNP2TKI Tahun 2015 – 2019;
7. Peraturan Kepala Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
Tahun 2015-2019.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN


PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA TENTANG PENETAPAN
PERJANJIAN KINERJA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN
PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA TAHUN 2016.

Pasal 1
Dokumen Penetapan Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan
perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja
tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki;

Pasal 2
Unit organisasi Eselon I menyusun penetapan perjanjian kinerja tingkat unit
organisasi setelah menerima dokumen pelaksanaan anggaran dan
ditandatangani oleh Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia;

Pasal 3
Satuan kerja dan unit kerja eselon II menyusun penetapan kinerja setelah
menerima dokumen pelaksanaan anggaran dan ditandatangani oleh pimpinan
unit organisasi dan pimpinan satuan kerja;

Pasal 4
Dokumen Penetapan perjanjian Kinerja memuat pernyataan dan lampiran
formulir yang mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama
BNP2TKI, beserta target kinerja dan anggaran;

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.99


Pasal 5
Dalam penyusunan Dokumen Penetapan Perjanjian Kinerja agar
memperhatikan :
a. kontrak kinerja antara Kepala BNP2TKI dengan Presiden;
b. dokumen perencanaan jangka menengah/Rencana Strategis BNP2TKI;
c. dokumen perencanaan kinerja tahunan;
d. dokumen penganggaran dan atau pelaksanaan anggaran.

Pasal 6
Dokumen Penetapan perjanjian Kinerja digunakan untuk:
a. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah
untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja
Aparatur;
b. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur;
c. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan
sanksi;
d. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring,
evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima
amanah;
e. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.

Pasal 7
Peraturan Kepala BNP2TKI ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Kepala BNP2TKI ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Februari 2016
KEPALA
BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA INDONESIA,

NUSRON WAHID

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.100


LAMPIRAN : Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia tentang Penetapan Kinerja Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Tahun 2016
Nomor : PER. 03 Tahun 2016
Tanggal : 29 Februari 2016

PENETAPAN KINERJA
BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA INDONESIA TAHUN 2015

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET


Meningkatnya pemanfaatan jobsinfo Prosentase CTKI pendaftar jobsinfo yang
BNP2TKI dalam alur proses berhasil ditempatkan 40%
penempatan TKI
Meningkatnya Penempatan TKLN Persentase pemanfatan layanan Siskotkln yang
memenuhi syarat kerja dan prosedur terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses pra 70%
berbasis Sistem P2TKI pemberangkatan yang mudah, cepat, transparan
Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Persentase CTKI/TKI Bermasalah yang
92%
Selama, sampai dengan Pemulangan. Tertangani
Meningkatnya CTKI/TKI Purna yang
Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha 34%
berwirausaha
Prosentase Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP)
di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah 50%
Pelayanan Terpadu, Profesional dan dan cepat
Bertanggungjawab, serta pengelolaan Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem
Keuangan yang efisien, efektif, Pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, 80%
transparan dan akuntabel termasuk transaksi non tunai
Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI 85%
Opini BPK atas laporan keuangan WTP
Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI Baik

Meningkatnya Kompetensi, Integritas Tingkat Kapabilitas APIP Skor 1


APIP dan Penyelengaraan SPIP Tingkat Kematangan Implementasi SPIP Skor 1
JUMLAH PAGU ANGGARAN BNP2TKI Rp. 415.046.706.000,-
Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

KEPALA
BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA
KERJA INDONESIA

NUSRON WAHID

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.101


KEPALA
BADAN NASIONAL PENEMPATAN
DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016


KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA
INDONESIA

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, dan akuntabel serta
berorientasi kepada hasil, yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nusron Wahid


Jabatan : Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia

berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam
rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen
perencanaan.

Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.

Jakarta, 29 Februari 2016

KEPALA
BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

NUSRON WAHID

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.102


LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA INDONESIA

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET


Meningkatnya pemanfaatan jobsinfo Prosentase CTKI pendaftar jobsinfo yang
BNP2TKI dalam alur proses berhasil ditempatkan 40%
penempatan TKI
Meningkatnya Penempatan TKLN Persentase pemanfatan layanan Siskotkln yang
memenuhi syarat kerja dan prosedur terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses pra 70%
berbasis Sistem P2TKI pemberangkatan yang mudah, cepat, transparan
Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Persentase CTKI/TKI Bermasalah yang
92%
Selama, sampai dengan Pemulangan. Tertangani
Meningkatnya CTKI/TKI Purna yang
Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha 34%
berwirausaha
Prosentase Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP)
di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah 50%
dan cepat
Pelayanan Terpadu, Profesional dan
Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem
Bertanggungjawab, serta pengelolaan
Keuangan yang efisien, efektif, Pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, 80%
transparan dan akuntabel termasuk transaksi non tunai
Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI 85%
Opini BPK atas laporan keuangan WTP
Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI Baik

Meningkatnya Kompetensi, Integritas Tingkat Kapabilitas APIP Skor 1


APIP dan Penyelengaraan SPIP Tingkat Kematangan Implementasi SPIP Skor 1
Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
JUMLAH PAGU ANGGARAN BNP2TKI Rp. 415.046.706.000,-

KEPALA
BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA
INDONESIA

NUSRON WAHID

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.103


BADAN NASIONAL
PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA
DEPUTI BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI DAN PROMOSI
Jalan M.T. Haryono Kav 52 Gedung A Jakarta 12840 Telp (021) 79197318, 79197321 Fax. (021) 79194827 Website : http//www.bnp2tki.go.id

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016


DEPUTI BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI DAN PROMOSI

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, dan


akuntabel serta berorientasi kepada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Drg. Elia Rosalina S, MARS, MS


Jabatan : Deputi Kerjasama Luar Negeri dan Promosi

Selanjutnya disebut pihak pertama

Nama : Nusron Wahid


Jabatan : Kepala BNP2TKI

Selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran
perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah
ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan target kinerja
tersebut menjadi tanggung jawab kami.

Pihak Kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan
dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

Jakarta, 25 Februari 2016

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Nusron Wahid Drg. Elia Rosalina S, MARS, MS

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.104


LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
DEPUTI BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI DAN PROMOSI

SASARAN PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET


Meningkatnya kerjasama ketenaga Jumlah Dokumen Kerjasama Ketenagakerjaan
kerjaan dan Perlindungan Pekerja dan Perlindungan Pekerja Migran antara Negara 10 Dokumen
Migran dengan negara tujuan RI dengan Negara Tujuan Penempatan yang Kerjasama
penempatan berkontribusi dengan proses penempatan
Meningkatnya kesesuaian kualifikasi/ Jumlah negara tujuan penempatan dengan
kompetensi CTKI potensi dengan peluang kerja jabatan formal yang sesuai potensi 10
Negara
permintaan persediaan
Meningkatnya kesesuaian kualifikasi/ Persentase CTKI pendaftar job info telah
kompetensi CTKI potensi dengan berhasil ditempatkan 40%
peluang kerja yang tersedia
Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

JUMALH PAGU ANGGARAN DEPUTI BIDANG KLNP Rp. 13,100.000.000,-

Jakarta, 25 Februari 2016

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Nusron Wahid Drg. Elia Rosalina S, MARS, MS

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.105


BADAN NASIONAL
PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA
DEPUTI BIDANG PENEMPATAN
Jalan M.T. Haryono Kav 52 Gedung A Jakarta 12840 Telp (021) 79197318, 79197321 Fax. (021) 79194827 Website : http//www.bnp2tki.go.id

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016


DEPUTI BIDANG PENEMPATAN

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, dan


akuntabel serta berorientasi kepada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Agusdin Subiantoro


Jabatan : Deputi Penempatan

Selanjutnya disebut pihak pertama

Nama : Nusron Wahid


Jabatan : Kepala BNP2TKI

Selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran
perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah
ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan target kinerja
tersebut menjadi tanggung jawab kami.

Pihak Kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan
dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

Jakarta, 25 Februari 2016

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Nusron Wahid Agusdin Subiantoro

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.106


LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
DEPUTI BIDANG PENEMPATAN

SASARAN PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET

Persentase TKI yang ditempatkan memiliki


100%
Meningkatnya Penempatan TKLN dokumen dan memenuhi standar yang ditetapkan
memenuhi syarat kerja dan prosedur Prosentase Penempatan TKI Formal yang
berbasis Sistem P2TKI Memenuhi Syarat Kerja dan Prosedural yang 70%
Berbasis Sistem
Prosentase lembaga keuangan yang terlibat
dalam pembiayaan TKI terintegrasi Sistem 30%
Meningkatnya pelayanan TKI sejak SISKOTKLN dengan transaksi Non Tunai
pra-keberangkatan sampai dengan
kepulangan Persentase proses pelayanan TKI sejak pra-
keberangkatan sampai dengan kepulangan 30%
menggunakan transaksi secara non tunai
Meningkatnya kepatuhan lembaga
Persentase tingkat kepatuhan lembaga
penempatan dan pendukung
penempatan dan pendukung penempatan dalam 85%
penempatan terhadap standar dan
standar dan ketentuan yang berlaku.
ketentuan yang berlaku

Meningkatnya pelayanan penempatan Prosentase Penempatan yang menggunakan


100%
pemerintah (G to G dan G to P ) skema G to G dan G to P berbasis online.
Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

JUMLAH PAGU ANGGARAN DEPUTI BIDANG PENEMPATAN Rp. 26.000.000.000,-

Jakarta, 25 Februari 2016

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Nusron Wahid Agusdin Subiantoro

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.107


BADAN NASIONAL
PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA
DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN
Jalan M.T. Haryono Kav 52 Gedung A Jakarta 12840 Telp (021) 79197318, 79197321 Fax. (021) 79194827 Website : http//www.bnp2tki.go.id

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016


DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, dan


akuntabel serta berorientasi kepada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Lisna Yoeliani Poeloengan


Jabatan : Deputi Perlindungan

Selanjutnya disebut pihak pertama

Nama : Nusron Wahid


Jabatan : Kepala BNP2TKI

Selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran
perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah
ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan target kinerja
tersebut menjadi tanggung jawab kami.

Pihak Kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan
dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

Jakarta, 25 Februari 2016

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Nusron Wahid Lisna Yoeliani Poeloengan

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.108


LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN

SASARAN
INDIKATOR KINERJA TARGET
PROGRAM/KEGIATAN
Prosentase pengaduan yang diproses di layanan crisis
senter berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L 100%
Pengaduan masalah TKI dilayani, terkait/Perwakilan RI
diproses, dan diselesaikan
Persentase TKI telah memiliki akses terhadap fasilitas
30%
Early Warning System memanfatkan beragam tools
Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam Persentase menurunnya permasalahan CTKI/ TKI 25%
memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama Persentase CTKI/TKI bermasalah yang mendapat
dan purna TKI 100%
pendampingan hukum
Jumlah pekerja migran/purna yang mendapat edukasi 5.200
pengelolaan keuangan dan wirausaha TKI Purna
Meningkatnya kemampuan TKI purna
penempatan untuk mengelola keuangan, Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha 34%
termasuk mengembang kan usaha mikro Persentase terpasilitasi pemulangan dan
pemberdayaan WNIO/TKIB/Pekerja migran bermasalah 30%
dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya.
Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan
Meningkatnya layanan pendampingan
donor dalam rangka menunjang pelaksanaan 30%
usaha dan akses permodalan
pembekalan dan penyediaan bantuan modal.
Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis
Penguatan fungsi pembinaan dan informasi unit intelejen 30%
pengawasan pelaksanaan penempatan
dan perlindungan Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara
92% TKI
prosedural di kantong TKI non prosedural

Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia


JUMLAH PAGU ANGGARAN DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN Rp. 28.000.000.000,-

Jakarta, 25 Februari 2016

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Nusron Wahid Lisna Yoeliani Poeloengan

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.109


BADAN NASIONAL
PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA
SEKRETARIAT UTAMA
Jalan M.T. Haryono Kav 52 Gedung A Jakarta 12840 Telp (021) 79197318, 79197321 Fax. (021) 79194827 Website : http//www.bnp2tki.go.id

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016


SEKRETARIAT UTAMA

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, dan


akuntabel serta berorientasi kepada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Drs. Hermono, MA


Jabatan : Sekretaris Utama

Selanjutnya disebut pihak pertama

Nama : Nusron Wahid


Jabatan : Kepala BNP2TKI

Selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran
perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah
ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan target kinerja
tersebut menjadi tanggung jawab kami.

Pihak Kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan
dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

Jakarta, 25 Februari 2016

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Nusron Wahid Drs. Hermono, MA

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.110


LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
SEKRETARIAT UTAMA BNP2TKI

SASARAN PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET

Prosentase perencanaan anggaran terhadap


Tersusunnya Perencanaan yang aplikatif realisasi pelaksanaan anggaran 92%
dan meningkatnya kualitas Akuntabilitas
Kinerja BNP2TKI; Penilaian AKIP oleh Kementerian PAN dan RB BB

Prosentase Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP)


2 UPP/
Pelayanan Terpadu, Profesional dan di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah 4 LTSP
Bertanggungjawab dalam pelaksanaan dan cepat
reformasi birokrasi
Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI 85%
Terselenggaranya Pengelolaan keuangan
dan pengelolaan Barang milik Negara yang Opini BPK atas laporan keuangan WTP
tertib dan akuntabel;
Diterbitkannya kebijakan yang komprehensif Persentase peraturan perundang-undangan dan 100%
dan aplikatif sesuai kebutuhan / dinamika tingkat kekosongan hukum
organisasi dan meningkatnya opini publik
terhadap lembaga BNP2TKI; Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI Baik
Persentase lembaga penempatan yang
Terselenggaranya layanan system informasi terintegrasi Sistem Non Tunai dalam Tata 100%
P2TKI secara terpadu dan kajian Litbang Kelola TKI
sebagai masukan kebijakan Prosentase rekomendasi hasil kajian yang
75%
menjadi kebijakan
Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
JUMLAH PAGU ANGGARAN SEKRETARIAT UTAMA Rp. 153.073.105.000,-

Jakarta, 25 Februari 2016

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Nusron Wahid Drs. Hermono, MA

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.111


BADAN NASIONAL
PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA
SEKRETARIAT UTAMA
Jalan M.T. Haryono Kav 52 Gedung A Jakarta 12840 Telp (021) 79197318, 79197321 Fax. (021) 79194827 Website : http//www.bnp2tki.go.id

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016


SEKRETARIAT UTAMA

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, dan akuntabel serta
berorientasi kepada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Firdaus Zazali


Jabatan : Inspektur BNP2TKI

Selanjutnya disebut pihak pertama

Nama : Nusron Wahid


Jabatan : Kepala BNP2TKI

Selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian
ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam
dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab
kami.

Pihak Kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap
capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian
penghargaan dan sanksi.

Jakarta, 25 Februari 2016

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Nusron Wahid Firdaus Zazali

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.112


LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
INSPEKTORAT BNP2TKI

SASARAN PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET


Meningkatnya kualitas dukungan Jumlah Laporan Hasil Evaluasi 15 Laporan
Manajemen dan Kapasitas
Penyelenggaraan Pengawasan Intern, Jumlah Laporan Hasil Reviu 68 Laporan
akuntabilitas keuangan dan Jumlah Laporan Hasil Audit 42 Laporan
Penyelenggaraan SPIP
Jumlah Laporan Hasil Pemantauan 19 Laporan
Jumlah Laporan Hasil Pelaksanaan
11 Laporan
Kegiatan dan Pembinaan
Meningkatnya Kompetensi, Integritas Jumlah Dokumen Perencanaan 6 Dokumen
APIP
Jumlah Pedoman/Juknis Pengawasan 4 Dokumen
Jumlah Laporan Hasil Peningkatan SDM 3 Laporan
Laporan Kinerja 1 Laporan
Terpenuhinya kebutuhan Sarana dan
Jumlah sarana dan Prasarana 11 Unit
Prasarana;
Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

JUMLAH PAGU ANGGARAN INSPEKTORAT BNP2TKI Rp. 6.116.161.000,-

Jakarta, 25 Februari 2016

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Nusron Wahid Firdaus Zazali

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.113


LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.114
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 4.115
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2014 4.11
6

You might also like