You are on page 1of 7

1

Nama : Rolan Marthin Sina


Nim : 20168623
Makul : Tafsir PB
Tugas : Glosari
Dosen : Rudy Roberto Walean, M.Th

1. Gambar Allah (Imago Dei).

Istilah ini (juga dikenal istilah ‘citra Allah’) dalam Kej 1:26-27; 9:6, untuk kemiripan
manusia dengan Penciptanya. Laki-laki dan perempuan, yang keduanya memiliki kesegambaran
dengan Allah, dan karena itu ‘beranakcuculah dan bertambah banyak’ (Kej 1:28), mencerminkan
aktivitas kreatif Allah. Dalam PB Kristuslah gambar Allah yang sempurna (2Kor 4:4; Fili 2:6).
Dalam teologi Katolik dianut bahwa pada *kejatuhan ke dalam dosa, kesegambaran dengan
Allah tersebut telah kabur, namun dianggap tidak hilang sama sekali, misalnya kualitas
intelektual jiwa. Namun, di kebanyakan teologi Reformasi dikatakan bahwa kesegambaran
tersebut, beserta dalam tanggung jawab moralnya, telah hancur sama sekali. Karena itu,
kebenaran Allah dan kehendak-Nya hanya dapat diketahui melalui penyataan-Nya.

Dalam Alkitab pun banyak mencatat tentang kata gambar itu sendiri, antara lain:
 Kata dalam TB :: 29x dalam 26 ayat (dalam PL: 20x dalam 19 ayat) (dalam PB: 9x dalam
7 ayat)
 Kata dalam TL :: 11x dalam 10 ayat (dalam PL: 10x dalam 9 ayat) (dalam PB: 1x dalam
1 ayat)

Sedangkan dalam KBBI kata gambar didefinisakan dalam suatu pemahaman yang
lebih luas, yakni:

 Kelas Kata : Kata Benda, Kata Kerja


 Keluarga Kata : bergambar, gambar, gambar-menggambar, gambaran, menggambar,
menggambari, menggambarkan, penggambar, penggambaran, tergambar
 gambar adalah bentuk tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dsb) yang dibuat dengan
coretan pensil dan sebagainya pada kertas lukisan.
2

Penulis setuju dari pendapat saudara rolan karena, karena imago Dei atau gambar
Allah, menurut kitab kejadian 1:27, adalah: Allah sendiri meletakkan gambar dan citra-
Nya kedalam diri manusia. Karena Allah menerakan citra dan gambar-Nya sendiri
kedalam diri manusia, maka harga diri dan martabat manusia begitu tinggi. Allah ingin
selamanya tinggal di dalam jati Diri itu serta bersinar dalam segala tingkah laku, pikiran,
perasaan dan tutur kata manusia. Akan tetapi karena manusia memilih tidak taat akan
perintah Tuhan, maka gambar Allah jadi rusak karena akibat dosa Adam dan Hawa.

2. Apologetika.
Dalam KBBI, apologetika adalah suatu uraian sistematis untuk mempertahankan suatu
ajaran baik yang bersifat positif maupun ajaran yang bersifat negatif. Atau yang biasa kita kenal
dengan sebutan doktrin.
Apologetika atau apologetik atau apologetis, pada esensinya adalah bagaimana
seorang dapat mempertahankan suatu ajaran yang benar yang berbentuk suatu doktrin. Secara
tegas, apologi berarti pembelaan diri demi Kehidupannya. Terdapat banyak sekali contoh
apologi, baik dalam PL, maupun PB.
Dalam kitab Yes 40; 41; 42; 43; 44; 45; 46; 47; 48; 49; 50; 51; 52; 53; 54; 55, memuji
Allah Israel dan membandingkan Dia dengan ketiadaan yang disembah oleh para penyembah
berhala. Kisah Para Rasul juga memiliki tujuan apologetis, sekalipun mungkin bukan itu maksud
utama kitab ini. Namun, seperti Injil ketiga, di mana kepala pasukan di kaki salib menyatakan
bahwa Yesus adalah ‘orang benar’, dalam Kisah Para Rasul ditunjukkan bahwa umat Kristen
adalah warganegara kekaisaran Romawi yang taat hukum. Jika mereka teraniaya, itu adalah
akibat dari perbuatan orang-orang Yahudi yang berupaya menghambat perkembangan Injil.
Ditunjukkan bahwa para pembesar Romawi seperti (Galio dan yang lain) yang akrab dengan
Paulus, yang dapat membanggakan kewarganegaraan Romawinya dan dapat memanfaatkannya
(Kis 22:27). Dalam Injil-injil terkandung maksud-maksud apologetis, seperti ketika Matius
berulangkali mengemukakan bahwa teks-teks PL, menurutnya, dipenuhi dalam diri Yesus.
Penulis setuju menurut saudara rolan, karena, apologetika adalah suatu ilmu yang
mempelajari berbagai hal yang sering ditanyakan oleh pihak lain mengenai kekristenan
contohnya, baik yang berhubungan masa lampau, masa kini, maupun atas masa yang akan
datang. Sebab seorang apologet kristen dapat bersikap pasif, dapat pula bersikap aktif sekaligus
3

proaktif dalam memberikan penjelasan atas berbagai hal yang dipertanyakan dalam kekristenan.
Oleh sebab itu kesediaan seorang kristen untuk berapologi menuju pemahaman seorang tentang
hal-hal yang dipercayainya dalam kekristenan itu sendiri. Dan kemampuan berapologi juga dapat
menunjukkan kecerdasan berp[ikir seorang warga gereja. Selain itu, apologetika dapat digunakan
sebagai cara untuk mendekatkan orang lain kepada pemahaman yang benar akan hal-hal yang
diimani dalam kekristenan.

3. kekal/abadi (eternal/everlasting)
gambaran-gambaran tentang kekekalan (imortalitas) adalah versi gambaran-gambaran
tentang parmanensi yang diperkuat. Kekekalan adalah tipe ultimat dari parmanensi. Karena tidak
ada suatu yang di bumi dan yang bisa dilihat dan di sentuh yang sifatnya kekal. Maka ada suatu
pengakuan yang implisit bahwa tidak ada gambaran yang dapat dipakai untuk melukis kualitas
kekekalan. Sebab itu, sebagai ganti gambaran-gambaran konkret kita mendapati para penulis
memakai via negativa, di mana kekekalan dinyatakan dalam istilah-istilah negatif – “tidak dapat
binasa,” “tidak layu” “tidak pudar.”
Ketika seorang penulis ingin menggunakan gambaran konkret untuk melukiskan
kekekalan, teknik utamanya adalah menggabungkan gambaran tentang tekstur yang “keras
dengan kecemerlang cahaya (terang)”, yang mengisyaratkan suatu alam bebas dari siklus
perubahan dan kerusakan dari dunia vegetatif di bumi. Gambaran permata (perhiasan, permata
dan batu mulia) lazim dipakai, Yehezkiel 28:13-14 adalah sebuah contoh yang khas. Yang
melukiskan alam transenden dalam pengertian batu-batuan berharga dan “batu-batu yang
bercahaya-cahaya.” Kitab Wahyu juga memperlihatkan bagi kita kilasan alam imortal yang
dilukiskan dengan “lautan kaca bercampur api” (Why. 15:2). “cawan dari emas” (Why. 15:7),
kota kudus yang mempunyai “kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling
indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal” (Why. 21:11). Gambaran tentang
“mahkota” emas adalah sebuah sebuah gambaran kuat PB lainnya yang berbicara tentang
kekekalan (2 Tim. 4:8; Yak. 1:12; 1Ptr. 5:4).
Realitas alam kekal meliputi seluruh Alkitab – sebuah pilar utama iman alkitabiah.
Namun gambaran untuk kepercayaan yang begitu penting itu agak kurang, menunjukan
ketidakmampuan gambaran duniawi untuk menangkap realitasnya.
4

Penulis setuju karena Dalam bahasa Inggris, kata untuk kekal / abadi ada yang dikatakan eternal dan ada
yang dikatakan everlasting. Untuk kata eternal berarti kekal dan ada dengan sendirinya, tidak ada awal
dan kekal selamanya. Untuk kata everlasting berarti kekal dan ada awal / asal dimulainya hingga kekal
selamanya. KEKAL : Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:
[1] "kekal" berarti tetap (tidak berubah, tidak bergeser, dan sebagainya); selama-lamanya; abadi;
lestari.
[2] "lestari", tetap seperti keadaannya semula; tidak berubah; kekal.
[3] "abadi", kekal, tiada berkesudahan,

Sama seperti manusia pada umumnyak orang Semit pun menghadapi ide kekekalan
dengan pertama-tama meniadakan segi-segi kondisi yang berkaitan dengan waktu, yang
berdasarkan pengalaman berupa kematian, dipandangnya sebagai sesuatu yang sementara saja.
Selain itu bagi orang Semit, Allah adalah pribadi yang hidup, yang tidak pernah mati; dalam
Allah tiada perubahan apa-apa (Yakobus 1:17); Ia tidak mengenal awal maupun akhir, dan Ia
tidak mengenal proses "menjadi" (1 Korintus 2:7; Kolose 1:26; Ibrani 1:12).

4. Eskatologi (Eschatology)

(Yunani eskhatos). Ajaran Alkitab tentang eskatologi (ajaran ttg Akhir Zaman) tidak
hanya mempedulikan nasib orang secara perseorangan, tapi juga sejarah manusia. Menurut
Alkitab, Allah tidak hanya menyatakan diri-Nya melalui orang-orang yg mendapat ilham, tapi
juga dalam dan melalui peristiwa-peristiwa yg membebaskan umat-Nya, dan peristiwa yg
terpenting dari semuanya ialah kedatangan Anak-Nya Yesus Kristus. Selanjutnya, isi dari
penyataan ini tidak terbatas pada kebenaran-kebenaran mengenai sifat dan tujuan Allah, tapi
mencakup juga tindakan-tindakan pelepasan umat-Nya dan firman yg diilhamkan yg
menafsirkan makna tindakan-tindakan tersebut. Karena Allah ialah Tuhan atas segala peristiwa
sejarah, maka penggenapan dari karya pelepasan oleh Allah mencakup juga pelepasan manusia
dari sejarah, artinya, perubahan tata tertib dunia ini menjadi suatu dunia yg baru.

1. Masa depan menurut PL

Para nabi Israel menatap ke depan, kepada saatnya Allah Israel yg telah berulang-
ulang mempedulikan umat-Nya dalam sejarah mereka, akan mengindahkan mereka untuk
menghakimi orang fasik, melepaskan orang benar dan untuk menyucikan bumi ini dari seluruh
kejahatan. ‘Hari Tuhan’, dengan ungkapan lain ‘pada hari itu’ mengartikan kepedulian Allah ini,
dan lebih menekankan sifat kejadian itu daripada waktunya. Justru ‘Hari Tuhan’ berarti baik
kepedulian Allah yg sudah terjadi dalam sejarah maupun kepedulian terakhir pada akhir zaman
5

‘Pada hari-hari yg terakhir’ Allah akan datang untuk mendirikan Kerajaan-Nya (Yes 2:2-4; Hos
3:5).

Beberapa pribadi bersifat mesianis tampil dalam rangka pengharapan PL: seorang Raja
dari keturunan Daud, seorang Anak Manusia yg turun dari sorga, seorang hamba yg menderita
tapi kerap kali disebut bahwa Allah sendirilah yg akan datang untuk melepaskan umat-Nya

2. Masa depan menurut PB

Dalam inkarnasi Yesus Kristus PB melihat sebagian pengharapan PL telah digenapi,


dan dalam kedatangan-Nya yg kedua kali kelak penggenapan seutuhnya pengharapan itu. Apa yg
menurut pengharapan PL akan terjadi dalam satu ‘Hari’, menurut PB digenapi dalam dua hari.
Penggenapan pendahuluan dan penggenapan purna adalah dua bagian dari hanya satu pekerjaan
pelepasan. Walaupun nada penggenapan sudah berkali-kali dicanangkan dalam PB, namun
penggenapan purna itu masih pada masa datang. Justru pekerjaan Yesus pada kedatangan-Nya
yg pertama berciri akhir zaman, dan berkat-berkat yg dikaruniakan-Nya ialah berkat yg berciri
akhir zaman. Dalam PB ada unsur akhir zaman yg sudah menjadi nyata (Inggris ‘realized
eschatology’).

3. Peristiwa-peristiwa yg mendahului kedatangan Kristus yg kedua kali kelak.


4. Kedatangan Kristus yg kedua kali.
5. Kebangkitan.
6. Keadaan orang mati.
7. Penghakiman.
8. Kerajaan Allah.
9. Kerajaan seribu tahun.
10. Kerajaan maut — neraka.

Semua ini dapat saya simpulkan bahwa Eskatologi sedang berbicara tentang nubuatan-
nubutan yang berfokuskan kepada pribadi Yesus Kristus dan akhir dari kehidupan manusia
adalah berbicara tentang apa yang harus diperoleh oleh manusia melalui kehidupannya. Atau
lebih tepatnya eskatologi adalah ajaran teologi mengenai akhir zaman seperti hari kiamat,
kebangkitan segala manusia, dan surga.
6

Penulis setuju dari pendapat rolan karena,

5. Soteriologi (Soteriology).

Soteriologi sedang membahas tentang suatu pemahaman yang sangat disukai oleh
setiap insan manusia, meskipun esensinya tidak dipahami secara jelas oleh mereka yanng
mengingininya. Dan pemahaman atau pengertian itu adalah KESELAMATAN

Keselamatan juga berbicara tentang terbebas dari bahaya, malapetaka, bencana,


terhindar dari berbagai persoalan dan tidak kurang suatu apa pun bahkan tidak mendapat
gangguan maupun kerusakan

Ajaran mengenai keselamatan, yang dasarnya ada di PL dan PB. Orang Israel
diselamatkan dari perbudakan di Mesir; dalam pengalaman Kristen ada kebutuhan untuk
dilepaskan dari perbudakan dosa dan kematian. Gambar-gambar dan harapan-harapan PL
diangkat dan diinterpretasikan kembali oleh orang-orang Kristen, termasuk bahasa korban dari
PL. Dalam Rom 3:25, Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena
iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah
membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.Paulus menegaskan
bahwa Allah menjadikan Kristus korban penebusan oleh darah-Nya.

Pengertian seperti itu tidak sesuai dengan keadilan — bahwa seorang tidak bersalah
harus dihukum menggantikan seorang penjahat. Pengertian lain dari soteriologi adalah mengikuti
kasih dan anugerah Allah: Allah dalam Kristus melangkah sejauh itu untuk menyatakan kasih-
Nya, dan dengan demikian memenangkan jawaban pertobatan dari manusia. Luk. 4:18, Roh
Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik
kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku.Keselamatan yang dijanjikan Kristus itu
seperti janji kebebasan kepada tawanan, dan beberapa teolog modern ingin melihat dalam
tawanan itu juga kuasa memperhamba dari ekonomi dan konflik.

• Penulis setuju dari pendapat saudara rolan, karena Keselamatan perlu dimengerti karena
Semua manusia telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah yang mengakibatkan
manusia harus dihukum. (Roma 3:23). Asal kata Keselamatan:
7

– Dalam Perjanjian Baru kata keselamatan dituliskan dengan kata “sozo”


(terjemahan dari Shalom dan Yasa). Artinya menjadi sehat, menyembuhkan,
menyelamatkan, mengawetkan. Dan dalam kaitannya dengan manusia berarti
menyelamatkan dari kematian atau mempertahankan hidup.

You might also like