Professional Documents
Culture Documents
Menyusui merupakan suatu proses atau cara pemberian makan bayi yang alamiah. ASI eksklusif
adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lainnya. Pemberian ASI secara
eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin
sampai 6 bulan ASI sebagai sumber nutrisi dapat meningkatkan kecerdasan, meningkatkan daya
tahan tubuh, serta meningkatkan jalinan kasih sayang (Roesli, 2000). ASI eksklusif memiliki
kontribusi yang besar terhadap tumbuh kembang dan daya tahan tubuh anak sehingga anak sehat
dan tidak mudah sakit. Semua anak berhak mendapatkan ASI eksklusif.
Penerapan ASI eksklusif ini memerlukan dukungan dari segala sector baik dari pemerintah,
tenaga kesehatan, dan masyarakat. Dalam SK Menteri kesehatan No. 450/Menkes/SK/IV/2004
telah ditetapakan kebijakan nasional untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Perawat
ksebagai salah satu tenaga kesehatan komunitas dapat memberikan promosi kesehatan mengenai
ASI eksklusif. Masyarakat dapat berkontribusi dalam program ASI eksklusif dengan membentuk
kelompok-kelompok pendukung ASI eksklusif (Yuniyanti, Rofi'ah, & Rubiyanti, (2017).
Cakupan pemberian ASI eksklusif belum memenuhi target nasional. Masih ada ibu di beberapa
daerah yang tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya, salah satunya di wilayah kelurahan
Dauh Puri. Menurut pemantauan perawat komunitas di wilayah tersebut, ditemukan 60 % ibu
menyusui tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Berdasarkan kondisi tersebut,
perawat komunitas di wilayah tersebut ingin melakukan FGD (Focus Group Discussion) di
setiap banjar di wilayah Dauh Puri mengenai persepsi ibu menyusui tentang ASI eksklusif.
Yuniyanti, B., Rofi'ah, S., & Rubiyanti. (2017). Efektifitas kelompok Pendukung ASI (KP-ASI)
Eksklusif Terhadap Perilaku Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal Ilmiah Bidan, 2(1), 48-54.