You are on page 1of 7

PRAKTEK PEMASANGAN NGT

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

YURIKE INRIANI SEBAYANG (160204032)


PEBRIANTRIS SITORUS (160204030)
WINDA PURBA (160204036)

DOSEN PENGAJAR :

Ns. LASMARINA SINURAT, M.Kep

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN 2017
PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)

A. Latar Belakang

Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung, juga digunakan
untuk memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini digunakan hanya dalam waktu yang
singkat.
(Metheny & Titler, 2001).
Untuk memenuhi kebutuhan pasien, pengetahuan dan kemampuan perawat dalam
memasukan dan melakukan perawatan NGT adalah sangat dibutuhkan.
Bagi anak-anak,kebutuhan akan NGT disebabkan oleh beberapa kondisi seperti anomali
anatomi jalan makanan;oesophagus atau alat eliminasi, kelemahan reflek menelan, distress
pernafasan atau tidak sadarkan diri. Keselamatan adalah selalu menjadi perhatian,dimana
kerjasama perawat pasien dan keluarga sangat dibutuhkan dan pada sebagian anak terkadang
agak sedikit dipaksakan.
Sebagai perawat profesional,harus berhati-hati dalam melaksanakan tindakan serta
memperhatikan keunikan variasi di dalam melaksanakan tindakan secara aman dan nyaman.
(WALLEY & WONG, 2000).

B. Tujuan dan Manfaat Tindakan

Naso Gastric Tube digunakan untuk:


1. Mengurangi isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam
lambung(cairan,udara,darah)
2. Untuk memasukan cairan( memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi)
3. Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi lambung
4. Dekompresi lambung
5. Mengambil sekret lambung
6. Pemberian obat, makanan dan minuman
7. Mencuci lambung dari zat-zat toksik atau iritan
8. Menghentikan perdarahan pada oesofagus, lambung atau usus
C. TINJAUAN TEORI

Pipa lambung secara umum ada dua bentuk yaitu lumen tunggal dan lumen ganda. Ukuran
tube untuk dewasa berkisar 14-18 French. Macam-macam pipa NGT :

1. Pipa Levin, terbuat dari karet dengan lumen tunggal untuk intubasi lambung,
dimasukan melalui hidung
2. Variasi dari pipa levin: nasogastrik plastik dan salem sump tube, mempunyai lumen
ganda, untuk drainase dan utnuk melindungi lambung dari tekanan negatif yang besar
3. Pipa Ewald
4. Pipa Miller-Abbort, dengan lumen ganda, lumen pertama untuk aspirasi cairan dan
gas, lumen kedua dengan kantong udara di ujung distalnya untuk memacu motilitas
usus.

D. Indikasi dan Kontraindikasi Pemasangan NGT

INDIKASI:

1) Pasien dengan distensi abdomen karena gas,darah dan cairan


2) Keracunan makanan minuman
3) Pasien yang membutuhkan nutrisi melalui NGT
4) Pasien yang memerlukan NGT untuk diagnosa atau analisa isi lambung

KONTRAINDIKASI:

Nasogastric tube tidak dianjurkan atau digunakan dengan berlebihan kepada beberapa
pasien predisposisi yang bisa mengakibatkan bahaya sewaktu memasang NGT,seperti:

1) Klien dengan sustained head trauma, maxillofacial injury, atau anterior fossa skull
fracture. Memasukan NGT begitu saja melalui hidung maka potensial akan melewati
criboform plate, ini akan menimbulkan penetrasi intracranial.
2) Klien dengan riwayat esophageal stricture, esophageal varices, alkali ingestion juga
beresiko untuk esophageal penetration.
3) Klien dengan Koma juga potensial vomiting dan aspirasi sewaktu memasukan NGT,
pada tindakan ini diperlukan tindakan proteksi seperti airway dipasang terlebih dahulu
sebelum NGT .

E. KOMPLIKASI AKIBAT PEMASANGAN NGT:

a) Aspirasi d) Refluks Esofagitis


b) Erosi nasal e) Ulkus gaster
c) Sinusitis f) Aspirasi paru

F. ALAT DAN BAHAN

Alat yang diperlukan pada pemasangan pipa lambung adalah :

1. Naso gastrik tube


2. Lubrikan
3. Kateter tip
4. Stetoskop
5. Plester
6. Segelas air dan sedotan
7. Sarung tangan
8. Pinset
9. Semprit irigasi berukuran 20ml – 50 ml

G. CARA KERJA:

1. Cek identitas penderita dan jelaskan prosedur pelaksanaan


2. Siapkan alat-alat
3. Tempatkan pasien dalam posisi duduk atau fowler tinggi dengan leher
hiperekstensi jika klien koma, tempatkan dengan posisi semi fowler
4. Lakukan pengukuran,
5. Cuci tangan
6. Pakai sarung tangan
7. Lubrikasi selang 10 - 20 cm
8. Masukkan selang secara lembut hingga ke posterior nasofaring
9. Fleksikan kepala setelah melewati posterior nasofaring,elaksasikan pasien
(Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed Modul SkillabA-JILID I 3)
10. Dorong klien untuk menelan
11. Jangan paksakan untuk masukkan (cfek)
12. Lepaskan sarung tangan dan pasang plester
13. Cek pemasangan dengan auskultasi lambung (pemasangan benar terdengar
suara udara ) dan aspirasi isi lambung

H. Catatan :

1. Jika penderita tersedak atau muntah di sekitar pipa, pikirkan terjadinyapipa


buntu atau lilitan pipa di orofaring atau esofagus
2. Jika penderita sianotik atau sesak nafas, kemungkinan pipa masuk ke paru-
paru
3. Perhatikan airway dengan penghisapan yang teratur jika sekresi oral tetap
ada
4. Pertahankan agar pipa tidak buntu dengan irigasi dan reposisi
5. Catat cairan yang masuk dan keluar
DAFTAR PUSTAKA

Syamsuhidajat R, Wim de Jong, ed. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed 2. Jakarta: EGC.
2004: 66-88 Surgical Care at the District Hospital.htm 3. ResidentNet-Wound
Closure-clinical update.htm
Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed Modul SkillabA-JILID I 4
(Metheny & Titler, 2001).

(WALLEY & WONG, 2000).

(Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed Modul SkillabA-JILID I 3)

You might also like