You are on page 1of 17

TKA 4113

DESAIN ARSITEKTUR 4
Semester Genap 2018-2019
Modul 1
DESIGN PROBLEMS

Judul Proyek
APARTEMEN & MALL
Kelas B
Dosen Koordinator : Dr.Susilo Kusdiwanggo, ST., MT.
Dosen PJK : Ir. Bambang Yatnawijaya S.
Oleh
Reynaldo Philif Sitohang
NIM. 165060501111037
Program Studi Sarjana
Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
2019
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

Pujisyukur kami panjatkan atas kehadiratTuhan Yang Maha Esa dengan segala KATA PENGANTAR (1)
rahmat dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Modul 1 – Laporan Studi Awal DAFTAR ISI (2)
Desain Arsitektur VI Paralel Semester Genap 2019/2020 ini dengan tepat waktu. Laporan DAFTAR GAMBAR (3)
tugas ini disusun sebagai salahsatu kewajiban atas matakuliah Desain Arsitektur VI Paralel BAB I PENDAHULUAN (4)
dalam tahapan merancang dan perencanaan Mixed Use Building dengan fungsi Apartemen 1. Nama Proyek (4)
Mahasiswa, Convention dan Exhibition. 2. Nama Pemilik Proyek (4)
Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada : 3. Latar Belakang (4)
1. Bapak Dr. Susilo Kusdiwanggo, ST., MT. selaku Dosen Koordinator kelas 4. Permasalahan Umum (4)
Desain Arsitektur IV Paralel ataswaktu yang telah beliau luangkan dan ilmu 5. Tujuan (6)
yang telah diamalkan kepada kami. 6. Batasan dan Ruang Lingkup Proyek (6)
2. Bapak Ir. Bambang Yatnawijaya selaku Dosen Penanggungjawab kelas Desain BAB II ISI (7)
Arsitektur IV Paralel kelas B atas waktu yang telah beliau luangkan untuk 1. Kajian Penugasan (7)
membimbing kami dan ilmu yang diamalkan kepada kami. 2. Kajian lokasi & tapak (11)
3. Serta semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu yang telah 3. Kajian calon pengguna (21)
membantu kami baik secara moril, materil, maupun motivasi dalam pengerjaan 4. Kajian diagnosis, identifikasi, dan definisi tentang berbagai aspek (23)
tugas ini. BAB III PENUTUP (23)
Kami menyadari bahwasanya masih banyak kekurangan baik yang disengaja DAFTAR PUSTAKA (23)
maupun tidak sengaja dalam penyusunan Modul 1 – Laporan Studi Awal Desain Arsitektur IV
Paralel ini, baik dari materi maupun teknik penyajian. Hal ini dikarenakan keterbatasan
wawasan, ilmu pengetahuan dan pengalaman dari kami. Untuk itu, kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya dan menerima segala kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan tahapan merancang dan perencanaan Mixed Use Building dikemudian hari.

Malang, Januari 2019

Penyusun

1 2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lokasi tapak


Gambar 2.2 Batasan tapak
Gambar 2.3 Bentuk dan ukuran tapak
Gambar 2.4 Zona tapak
Gambar 2.5 Arah angin
Gambar 2.6 Pencahayaan
Gambar 2.7 Rute Universitas Brawijaya – Tapak
Gambar 2.8 Alun alun Kota Malang - Tapak
Gambar 2.9 Kebisingan
Gambar 2.10 Vegetasi
Gambar 2.11 Utilitas
Gambar 2.12 Denah Studio Student castle apartment
Gambar 2.13 Denah 1BR Studio Student castle apartment
Gambar 2.14 Denah 2BR Studio Student castle apartment
Gambar 2.15 Kebutuhan Calon Pengguna

3
BAB I • Bangunan hunian yang dipisahkan secara horisontal dan vertikal agar
PENDAHULUAN tersedia hunian yang berdiri sendiri dan mencakup bangunan bertingkat
1.1 Nama Proyek rendah atau bangunan tinggi, dilengkapi berbagai fasilitas yang sesuai
Apartemen & Mall dengan standar yang ditentukan. (Ernst Neufert, 1980)
• Sebuah unit tempat tinggal yang terdiri dari Kamar Tidur, Kamar
1.2 Nama Pemilik Proyek Mandi, Ruang Tamu, Dapur, Ruang Santai yang berada pada satu lantai
KEY GROUP bangunan vertikal yang terbagi dalam beberapa unit tempat tinggal.
(Joseph De Chiara & John Hancock, 1968)
1.3 Latar Belakang Jadi secara umum apartemen dapat didefinisikan sebagai bangunan
Apartemen kini telah menjadi pilihan masyarakat modern di kota-kota besar. Tipikal bertingkat yang memiliki unit-unit hunian yang di mana setiap unit terdapat ruang yang
masyarakat modern yang mengharapkan kepraktisan dan efisiensi waktu disertai dengan dapat menampung aktifitas sehari-hari, dan antar penghuni saling berbagi fasilitas yang
kultur kota besar yang serba cepat dapat terwadahi dengan keberadaan hunian vertikal ini. disediakan secara bersama-sama.
Apartemen kemudian menjamur di pusat kota dan distrik komersial yang berkembang
menjadi investasi, wadah dan gaya hidup pekerjanya. 1.4.2 Pengertian mall
Jalan Raden Panji Suroso yang merupakan jalan poros Surabaya – Malang menuju pusat kota Mall Adalah pusat perbelanjaan yang berintikan satu atau beberapa
menjadi lokasi strategis untuk bangunan Mixed Use yaitu Apartemen dan Mall. Melihat departement store besar sebagai daya tarik dari retail-retail kecil dan rumah makan
wilayah tersebut merupakan wilayah yang cukup padat dengan kesibukan sebagai pekerja dengan tipologi bangunan seperti toko yang menghadap ke koridor utama mall atau
kantoran menjadikan Apartemen sebagai solusi untuk tempat tinggal dan Mall untuk pedestrian yang merupakan unsur utama dari sebuah pusat perbelanjaan (mall), dengan
memenuhi kebutuhan pokok maupun sebagai fasilitas untuk hiburan. fungsi sebagai sirkulasi dan sebagai ruang komunal bagi terselenggaranya interaksi antar
Dengan pertimbangan diatas, maka bangunan Mixed Use yaitu Apartemen dan Mall pengunjung dan pedagang (Maitland dalam Marlina, 2008)
sangatlah sesuai jika didirikan di atas lahan Jalan Raden Panji Suroso Mall Adalah pusat perbelanjaan yang berintikan satu atau beberapa
departement store besar sebagai daya tarik dari retail-retail kecil dan rumah makan
1.4 Permasalahan Umum dengan tipologi bangunan seperti toko yang menghadap ke koridor utama mall atau
1.4.1 Pengertian apartemen pedestrian yang merupakan unsur utama dari sebuah pusat perbelanjaan (mall), dengan
Beberapa definisi dari kata ‘apartemen’ adalah sebagai berikut: fungsi sebagai sirkulasi dan sebagai ruang komunal bagi terselenggaranya interaksi antar
• Tempat tinggal suatu bangunan bertingkat yang lengkap dengan ruang pengunjung dan pedagang (Maitland, 1987)
duduk, kamar tidur, dapur, ruang makan, jamban, dan kamar mandi Dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian mall merupakan suatu ruang
yang terletak pada satu lantai, bangunan bertingkat yang terbagi atas rekreasi dan pusat perbelanjaan yang terdiri dari kompleks pertokoan dimana terjadi kegiatan
beberapa tempat tinggal. (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1994) jual beli maupun pertukaran barang dan jasa serta sebagai tempat berkumpul dan berekreasi.

4 5
1.5 Rumusan Masalah • Topografi tapak: bebas
Bagaimana merancang bangunan mixed use building berupa Apartemen dan Mall di • Struktur utama bangunan: midle-high-rise
Kawasan Blimbing Kota Malang yang dapat memenuhi prinsip-prinsip perancangan dan • Obyek studi boleh di dalam atau di luar negeri dengan mempertimbangkan
prasyarat peraturan bangunan setempat? ketersediaan data dan informasi terhadap lima aspek yang dikaji
• Analisis obyek studi harus mempertimbangkan building code dan peraturan
1.6 Tujuan bangunan setempat
Tujuan umum apartemen ini adalah untuk merencanakan sebuah hunian vertikal yang
dapat diterima oleh masyarakat, khususnya kalangan menengah atas dan para pekerja atau
BAB II
karyawan yang berada di daerah Blimbing. Dengan tujuan yang demikian, akibatnya
ISI
apartemen tidak dirancang hanya dengan mempertimbangkan efisiensi saja tetapi juga
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan, karakter dan perilaku penghuninya. 2.1 Kajian Penugasan
Adapun tujuan khususnya yaitu: 2.1.1 Kondisi penugasan
• Rumah tinggal dengan tempat bekerja tidak terlalu jauh, sehingga menghemat Mahasiswa diminta untuk merancang bangunan public fungsi usaha
waktu dan biaya transportasi campuran (mixed-used commercial building), pada skala urban. Kehadiran desain
• Lebih praktis dalam merawat hunian bangunan tinggi ini harus mempertimbangkan beban lingkungan pada kawasan urban
• Penghuni apartemen dapat menikmati berbagai fasilitas yang tersedia tanpa perlu agar kinerja dan layanan kota tetap terjaga. Slahsatu fungsi utama bangunandipilih dari
repot mengurusnya salahsatu alternative berikut ini, antara lain hotel, apartement, rental office atau
• Apartemen menjadi investasi yang sangat berharga karena nilai jualnya selalu bangunan lain yang sejenis. Sedangkan, salah satu fungsi campuan dapat dipilih dari
meningkat seiring dengan perkembangan kota salah satu fungsi berikut ini, yaitu museum, gallery, mall, convention center, sport center
• Mall menjadi fasilitas yang membantu untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari atau bangunan lain yang setara. Luas tapak 1-2 Ha. Ketinggian bangunan minimal 10
• Sebagai sarana hiburan, mall menjadi pilihan yang sangat tepat dan dapat sebagai lantai. Luas lantai bangunan 10.000-20.000 𝑚2 .
tempat rekreasi dengan teman maupun keluarga
2.1.2 Persyaratan lokasi yang telah ditentukan dalam ToR
1.7 Batasan dan Ruang Lingkup Proyek • Luas tapak adalah 10.000-20.000 𝑚2
• Tapak berada di Kawasan Blimbing Kota Malang • Ketinggian bangunan adalah minimal 10 lantai
• Bangunan fungsi usaha/komersial • Luas lantai bangunan adalah 10.000-20.000 𝑚2
• Jumlah lantai minimal 10 lantai • Lokasi tapak berada di kawasan Dieng Malang, pusat kota, dan jalan poros
• Bangunan harus memiliki fungsi mixed use, setidaknya dua fungsi campuran. Surabaya Malang
• Luas lantai bangunan: 10.000 - 20.000 m2

6 7
2.1.3 Persyaratan arsitektur • Perda Kota Malang No. 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Dalam proses pembangunan gedung tinggi harus memperhatikan aspek-apsek Malang Tahun 2010-2030
peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah daerah setempat atau/dan peraturan • Perda Kota Malang No. 1 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung
perundang-undangan yang berlaku saat itu, diantaranya adalah : • Perda Kota Malang No. 5 Tahun 2015 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan
1. Orang perseorangan yang menyelenggarakan usaha jasa perencanaan bangunan • Peraturan Zonasi Bagian Wilayah Perkotaan Malang Barat Tahun 2015- 2035
gedung di Daerah wajib mendapatkan izin dari Kepala Daerah (Perda pasal 2 ayat 1).
Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada Warga Negara Indonesia 2.1.5 SI/SNI yang terkait tugas
atau Warga Negara Asing yang berkerjasama dengan Warga Negara Indonesia yang telah Desain struktur pada bangunan gedung aka mengacu pada tiga panduan utama
memiliki izin, dalam melakukan perencanaan bangunan gedung di Daerah. Izin peraturan yang ada yaitu:
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas bidang : • SNI 2847 2013, Perencanaan struktur beton untuk bangunan gedung
• Arsitektur Bangunan Gedung • SNI 1726 2012 , Perencanaan bangunan tahan gempa
• Sipil Bangunan Gedung • SNI 1729 2015, Struktur baja.
• Mekanikal dan Elektrikal Bangunan Gedung Kedepannya, dalam proses perencanaan pembangunan, gedung ini akan merujuk
• Tata Lingkungan Bangunan Gedung pada SI/SNI yang ada. Dengan beberapa cara mendesain bangunan dan beberapa
2. Hasil karya perencanaan yang memiliki sifat khusus dan berdasarkan jumlah referensi tambahan yang umum digunakan dalam perencanaan pembangunan gedung.
lantai bangunan, fungsi bangunan serta lokasi bangunan harus dilakukan penelitian oleh Beberapa peraturan tersebut diantaranya adalah :
Badan Pertimbangan Teknis Bangunan (Perda pasal 11) • SNI 03 - 6575 - 2001 tentang Pencahayaan Alami pada Bangunan Gedung
• SNI 03-1736-1989, Tata Cara Perencanaan Struktur Bangunan Pencegah Bahaya
2.1.4 Penggunaan standar dan rasio yang tepat Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung
• UU no 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung • SNI 03 - 6572 - 2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan
• Peraturan Mentri Pekerjaan Umum no. 29 tahun 2006 tentang Persyaratan Teknis Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung
Bangunan Gedung • SNI 03 – 6759 – 2002 tentang Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi Energi
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/M/PRT/2011 tentang Pedoman pada Bangunan Rumah dan Gedung
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota • SNI 03 - 6574 - 2001 tentang Tata Cara Penerangan Darurat, Tanda Arah, dan
• Peraturan Menteri Pekerjaan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan Gedung
• Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung • SNI 03 - 1746 - 2000 tentang Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sarana
• PP No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 Jalan Keluar untuk Penyelamatan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan
tentang Bangunan Gedung Gedung

8 9
• SNI 1727-2013, Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan 2.2 Kajian Lokasi dan Tapak
Struktur Lain 2.2.1 Data kondisi tapak terbangun
• SNI 2847-2013, Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung a. Lokasi
• SNI 1729-2015, Spesifikasi untuk Bangunan Baja Gedung Struktural Lokasi tapak berada di Kota Malang yaitu + 6 km Universitas Brawijaya
• SNI 1726-2012, Tata Cara Desain Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Malang. Tapak berada tepat di sisi barat laut dari bahu jalan yaitu Jalan Raden
Gedung dan Non Gedung Panji Suroso. Tapak sendiri merupakan lokasi yang banyak perkantoran di
• SNI 03-1745-1989, Tata Cara Pemasangan Sistem Hidran Untuk Pencegahan sekitarnya dan merupakan jalan poros Surabaya - Malang menuju pusat kota, oleh
Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung karena itu lokasi ini cukup strategis.
• SNI 8153-2015, Sistem Plambing pada Bangunan Tinggi
• SNI 03-1733-2004 SNI 03-3985-1995, Tata Cara Perencanaan Pemasangan
Sistem Deteksi Alarm Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan
Rumah dan Gedung
• SNI 03-1745-1989, Tata Cara Pemasangan Sistem Hidran Untuk Pencegahan Gambar 2.1 Lokasi Tapak

Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung


• SNI 03 - 6574 - 2001 tentang Tata Cara Penerangan Darurat, Tanda Arah, dan b. Batas tapak
Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan Gedung SNI 03 - 3989 - 2000 tentang
Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Sprinkler Otomatik untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung
• SNI 03 - 2396 - 2001 tentang Pencahayaan Buatan pada Bangunan Gedung 40.
SNI 03 - 1728 - 2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Beton pada
Bangunan Gedung
• SNI 03-1728-1989, Tata Cara Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung
• SNI 03-1735-1993, Tata Cara Perencanaan Bangunan dan Lingkungan Untuk
Gambar 2.2 Batasan Tapak
Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung
• SNI 03 - 1735 - 2000 tentang Tata Cara Akses Bangunan dan Akses Lingkungan Batas-batasnya adalah:

untuk Pencegahan Bahaya kebakaran pada Bangunan Gedung Utara : Jalan Masuk Perumahan Puri Kartika Sari
Timur : Jl. Raden Panji Suroso
Selatan : Daerah Perdagangan dan Jasa
Barat : Perumahan Puri Kartika Sari

10 11
c. Bentuk dan ukuran tapak 2.2.2 Data kondisi lingkungan tapak
a. Angin
Berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan pada siang hari diketahui
bahwa gerak angin yang ada di tapak adalah dari Timur laut menuju ke Barat daya.
Berdasarkan data BMKG diketahui bahwa arah angin pada bulan Oktober hingga
April adalah dari arah barat laut dan bersifat hujan (basah). Sedangkan pada bulan
April hingga Oktober akan bertiup dari Tenggara yang membawa angin kemarau
(kering). Angin yang melewati Kota Malang ada 2 macam yaitu angin muson dan
angin lembah.
Gambar 2.3 Bentuk dan ukuran tapak
Bukan hanya melalui observasi lapangan diketahui bahwa sanya angin
Tapak yang diambil berbentuk persegi sedangkan untuk luas total
menuju dari Timur laut ke Barat daya, tetapi kita juga juga mengetahui bahwa
tapak adalah 19.200𝑚2 (160m x 120m)
selain faktor alam yang berpengaruh terhadap angin yang ada di sekitar tapak juga
adanya faktor lain berupa adanya massa bangunan disekitar tapak, vegetasi dan
d. Tata guna lahan
tatanan massa.
Berdasarkan Peta Zonasi (PZ) ditemukan bahwasanya dimonasi dari
peruntukkan lahan adalah permukiman. Untuk sector penyumbang lainnya adalah
komersil (hotel, dagang, dan restoran), disusul yaitu industry pengolahan, dan
terakhir adalah sector-sektor jasa-jasa. Berdasarkan peta tata guna lahan daerah
Blimbing, tapak tersebut diperuntukkan sebagai permukiman dan sebagian bagian
tapak diperuntukkan sebagai perdagangan dan jasa.

Gambar 2.5 Arah angin

Gambar 2.4 Zona tapak

12 13
b. Pencahayaan
Tapak berada pada (sumbu) yang artinya matahari akan bersinar sepanjang
tahun. Dimana pengaruh iklim tropis ini tidak hanya kemarau saja tetapi juga
penghujan di separuh tahun. Garis edar matahari yang bergerak dari timur ke barat
mengakibatkan terjadinya pembayangan akibat posisi matahari yang bergerak dan
membayangi suatu massa.

Gambar 2.7 Rute Universitas Brawijaya - Tapak

Gambar 2.6 Pencahayaan

c. Suhu dan kelembapan


Gambar 2.8 Alun alun Kota Malang - Tapak
Kondisi Iklim (aspek klimatologi) yang ada di Kota Malang relative dingin.
Dimana suhu berkisaran 22,7°C – 25,1°C. Sedangkan suhu maksimum mencapai
32,7°C dan suhu minimum 18,4°C. Rata kelembaban udara berkisar 79% – 86%. f. Sumber kebisingan

Dengan kelembaban maksimum 99% dan minimum mencapai 40%.

d. Topografi
Irisan melintang pada tapak adalah ditemukan rata-rata ketinggiannya yaitu
+ 250 mdpl hingga 100 mdpl

Bising
e. Aksesibilitas
Cukup
Akses untuk kendaraan yang lewat bisa berupa bus hingga sepeda motor.
Gambar 2.9 Kebisingan

14 15
g. Vegetasi 2.2.3 Data peraturan – peraturan setempat (BCR, FAR, Building Codes, norma lokalitas)
Vegetasi yang ada ditapak adalah rumput gajah, pohon, dan juga semak • Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
belukar. Semak dan rumput berpusat di daerah dekat air sehingga menutupi ases • Perda Kota Malang No. 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
ketengah tapak, sedangkan untuk persebaran pohon lebih banyak disekeliling Malang Tahun 2010-2030
tapak dan tumbuh tunggal. • Perda Kota Malang No. 1 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung
• PP No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002
tentang Bangunan Gedung
• Perda Kota Malang No. 5 Tahun 2015 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Bagian Wilayah Perkotaan Malang Barat Tahun 2015- 2035
• Perda Nomor 7 Tahun 2001 tentang RTRW Tahun 2001 – 2011
• Undang – Undang Bangunan

2.2.4 Kebutuhan dan besaran ruang


Gambar 2.10 Vegetasi
a. Luas keseluruhan lantai bangunan maksimal
Untuk luas keseluruhan lantai bangunan sebelumnya sudah dijelaskan yaitu
h. Utilitas pada ancangan modul 1 yaitu, pada poin penugasan sudah dijelaskan untuk luas
Untuk utilitas yang tersedia dari pamerintah berupa air bersih (PDAM), air lantai bangunan adalah 10.000 – 20.000𝑚2 . Jadi untuk luas keseluruhan lantai
kotor (drainase), listrik, internet dan saluran telfon sendiri berpusat dibawah jalan bangunan maksimal adalah 20. 000𝑚2 .
utama. Untuk listrik (PLN) merupakan listrik berteganggan sedang karena berada Selain dari modul sudah dijelaskan pada Peraturan Kota Malang juga
dikawasan permukiman dan dagang, untuk air bersih berasal dari air pengolahan ditentukan bahwa untuk luas keseluruhan lantai bangunan adalah 10.000 –
Sukun dan melewati tapak bagian depan, dan untuk saluran air kotor pada tapak 20.000𝑚2 .
hanya tersedia didepan saja (jadi satu).

b. Kebutuhan dan besaran ruang utama


Untuk kebutuhan dan besaran ruang utama dapat ditentukan dari kebutuhan
dari fungsi bangunan tersebut dan disesuaikan juga dengan peraturan yang ada
Air bersih seperti itu KDB yang berlaku di sekitar tapak.
Drainase Alternatif untuk kebutuhan dan besaran ruang utama dapat dilihat sebagai
Listrik berikut :
Gambar 2.11 Utilitas

16 17
• Tipe Studio • Tipe 1BR
Spesifikasi teknis Spesifikasi teknis
Luas : 21,56 m2 Luas : 41,58 m2
Kusen+pintu teras : Alumunium+kaca 6mm Kusen+pintu teras : Alumunium+kaca 6mm
Plafond : Expose Plafond : Expose
Sanitari : TOTO Sanitari : TOTO
Pintu utama : engineering wood Pintu utama : engineering wood
Kusen+pintu kamar : alumunium+kaca 6 mm Kusen+pintu kamar : alumunium+kaca 6 mm
Listrik 1300 watt Listrik 2200 watt
2 unit lift penumpang 2 unit lift penumpang
1 unit lift service 1 unit lift service

Gambar 2.12 Denah Studio Student castle apartment Gambar 2.13 Denah 1BR Studio Student castle apartment
Sumber : (studentcastle apartment yoyakarta, 2016) Sumber : (studentcastle apartment yoyakarta, 2016)

18 19
• Tipe 2BR 2.3 Kajian calon pengguna
Spesifikasi teknis 2.3.1 Spesifikasi calon pengguna
Luas : 56,08 m2 Secara keseluruhan untuk calon penggunanya adalah dari kalangan
Kusen+pintu teras : Alumunium+kaca 6mm masyarakat menengah atas. Karakteristik penghuni apartemen berdasarkan tingkat
Plafond : Expose sosial dan ekonomi yang akan mempengaruhi perancangan bangunan. Untuk
Sanitari : TOTO mewujudkan kenyamanan maka perancangan bangunan harus sesuai dengan
Pintu utama : engineering wood karakter, kebutuhan, dan perilaku penghuni.
Kusen+pintu kamar : alumunium+kaca 6 mm Calon penghuni yang menjadi sasaran perencanaan dan perancangan
Listrik 3500 watt Apartemen ini merupakan gambaran dari golongan masyarakat perkotaan
2 unit lift penumpang yang memiliki latar belakang pendidikan dan tingkat sosio ekonomi yang tinggi.
1 unit lift service Calon penghuni yang merupakan masyarakat perkotaan tersebut pada umumnya
memiliki sifat yang individualis . Sifat individualis tersebut akan mempengaruhi
perancangan bangunan. Masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah atas
tersebut biasanya membutuhkan hunian yang menjaga prestige, memiliki
fasilitas yang banyak, memiliki keamanan dan privasi tinggi, dan mementingkan
eksklusivitas.

2.3.2 Kebutuhan calon pengguna

Gambar 2.14 Denah 2BR Studio Student castle apartment


Sumber : (studentcastle apartment yoyakarta, 2016)

20 21
2.4 Kajian diagnosis, identifikasi, dan defenisi aspek
*Terlampir

BAB III
PENUTUP

Pada modul 1 ini kita dituntut menemukan banyak masalah – masalah desain, yang
berarti kita banyak menemukan gambaran apa – apa saja yang diperlukan untuk kebutuhan
pada bangunan kita. Pada program bangunan kita juga harus mengumpulkan data yang ada.
Data tersebut kita olah sedemikian rupa agar menjadi informasi.

Dari penjelasan tersebut dimana kita mencari data, yang dimana data tersebut kita olah
menjadi informasi menjadi dasaran bagi kita untuk perancangan tahap selanjutnya. Tugas ini
akan menghasilkan yang disebut KAK (Kerangka Acuan Kerja). Sesuai namanya KAK ini
akan menjadi suatu dokumen yang menginformasikan gambaran umum dan pejelasan
mengenai keluaran atau hasil yang akan dicapai.

DAFTAR PUSTAKA
Gambar 2.15 Kebutuhan Calon Pengguna Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat No.02/PRT/M/2015
tentang Bangunan Gedung

2.3.3 Aspirasi/preferensi calon pengguna Three primary rating systems for Green buildings in India

Dengan tercapainya dan terpenuhi kebutuhan setiap pengguna apartemen (http://greencleanguide.com/threeprimary-rating-systems-for-green-buildings-in-india/),

dan mall maka akan mendorong terbentuknya nilai kepuasan pada masing-masing diakses Kamis, 6 Sepetember 2018

pengguna terhadap bangunan. Terpenuhinya fasilitas yang dibutuhkan dan Tinjauan Apartemen (http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00029-

diinginkan menjadi alasan pengguna puas terhadap pelayanan, begitu pula dengan ar%20bab%202.pdf), diaskes Rabu, 12 Sepetember 2018 Dokumen DED Malang City Poin

kemudahan dalam segala hal dengan tetap memperhatikan etika budaya yang ada. Hijau Marlina. Early, 2008, Panduan Perancangan Bangunan Komersil. Andi Offset,
Yogyakarta
Building For Everyone (http://universaldesign.ie/Built-Environment/Building-for-
Everyone/), diakses Kamis, 6 Sepetember 2018

22 23
*Lampiran

24
*Lampiran

25
*Lampiran

26
*Lampiran

27

You might also like