Professional Documents
Culture Documents
USULAN RISET
VADHILAH SAVETRI
NPM 230110150181
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2018
DAERAH PENANGKAPAN POTENSIAL IKAN BAWAL PUTIH (Pampus
argenteus) BERDASARKAN SPL DAN KELIMPAHAN KLOROFIL A DI
PANGANDARAN
USULAN RISET
VADHILAH SAVETRI
NPM 230110150181
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkah, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan usulan
riset dengan judul “Daerah Penangkapan Potensial Ikan Bawal Putih (Pampus
argenteus) Berdasarkan Suhu Permukaan Laut dan Klorofil A di
Pangandaran”. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat riset pada program
studi Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
Dalam penulisan laporan ini terdapat banyak hambatan yang dilalui,
namun berkat rahmat Yang Maha Kuasa serta bantuan dan dukungan pihak yang
membantu, penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan ini. Oleh karena itu
penulis mengucapkan Syukur kepada Allah SWT serta terima kasih kepada :
1. Mega Laksmini Syamsuddin, S.Pi., MT., Ph. selaku Ketua Komisi
Pembimbing untuk segala dedikasinya yang telah membimbing, memberikan
masukan, dan arahan selama penyusunan usulan riset ini.
2. Iis Rostini, S.Pi., M.Si. selaku Dosen Wali dan Anggota Komisi Pembimbing
yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan arahan selama penyusunan
usulan riset ini.
3. Izza Mahdiana Apriliani, S.Pi.,M.Si. selaku Dosen Penelaah yang telah
memberikan masukan dan arahan untuk perbaikan dan penyempurnaan
usulan riset ini.
4. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, Dr. sc.
agr Yudi Nurul Ihsan, S.Pi., M.Si.
5. Kepala Program studi Perikanan, Asep Agus Handaka, S.Pi., M.T.
6. Ibu, Bapak dan Kakak yang selalu mendoakan serta memberi dukungan
selama proses penulisan laporan usulan riset.
7. Teman-teman perikanan C 2015 atas bantuan serta dukungannya selama
proses penulisan.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya
kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan Usulan
Riset ini. Akhirnya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi
kesempurnaan usulan riset ini.
Vadhilah Savetri
BAB I
PENDAHULUAN
Hasil riset ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalam bentuk
informasi kepada para nelayan tentang penetapan daerah potensial penangkapan
ikan bawal putih di perairan Pangandaran. Selain hal tersebut, manfaat riset ini
secara teoritis dapat digunakan oleh peneliti dan pihak-pihak lain tentang
hubungan antara Suhu Permukaan Laut (SPL) dan Klorofil-a dengan dugaan
Daerah Penangkapan Ikan bawal putih (DPI) potensial di perairan Pangandaran.
Kingdom : Animalia
Sub kingdom : Metazoa Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Sub ordo : Stromatidea
Famili : Stomateidae
Genus : Pampus
Spesies : Pampus argenteus
Sumber : https://goo.gl/StrBY7
2.3 Klorofil-a
Klorofil-a adalah zat hijau daun yang terkandung dalam tumbuhan.
Menurut Nybakken (1992) klorofil-a merupakan pigmen yang mampu melakukan
fotosintesis dan terdapat pada seluruh organisme fitoplankton. Fitoplankton
sebagai produsen primer merupakan pangkal rantai makanan dan merupakan
dasar yang mendukung kehidupan seluruh biota lainnya (Nontji 2002).
Sebaran 4 klorofil-a di perairan sangat bergantung pada konsentrasi
nutrien. Sebagian besar tumbuhan laut terdapat pigmen-pigmen pelengkap sebagai
alat tambahan bagi klorofil-a dalam mengabsorpsi cahaya matahari. Jumlah
klorofil-a yang ada di perairan laut umumnya dapat dilihat dari jumlah
fitoplankton yang berada di perairan tersebut. Fitoplankton bisa ditemukan di
seluruh lapisan massa air mulai dari permukaan laut sampai pada kedalaman
dengan intensitas cahaya tertentu dan masih memungkinkan terjadinya proses
fotosintesis (Nontji 2002).
Sebaran klorofil-a di perairan bervariasi, biasanya konsentrasi klorofil-a
lebih tinggi di daerah pesisir dan pantai karena di daerah ini asupan nutrien sangat
melimpah dari aliran sungai yang masuk ke arah laut, konsentrasi klorofil-a
rendah di daerah laut lepas terkecuali pada daerah upwelling karena zat hara dan
unsur nutrien lainnya terangkat dari permukaan perairan menuju ke permukaan.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi besar biomassa fitoplankton,
produktivitas fitoplankton, dan suksesi fitoplankton adalah suhu, cahaya, arus, dan
nutrien.
Suhu Perairan
Suhu dapat mempengaruhi fotosintesis fitoplankton baik secara langsung
ataupun tidak langsung (Nontji 2006). Pengaruh suhu secara langsung terhadap
fotosintesis fitoplankton yaitu suhu dapat membuat reaksi kimia enzimatik yang
berperan dalam fotosintesis. pengaruh tidak langsung yaitu suhu dapat
menentukan struktur hidrologis suatu perairan. Suhu optimal untuk kehidupan
fitoplankton adalah 200 C - 300 C atau pada umumnya yaitu pada suhu 250 C
(Nontji 2002).
Cahaya
Cahaya mempunyai pengaruh secara tidak langsung terhadap proses
fotosintesis, cahaya mempunyai peran sebagai sumber cahaya dalam proses
fotosintesis. Menurut Romimohtarto (2001) cahaya juga berperan dalam proses
perpindahan populasi hewan laut. Untuk dapat mempertahankan hidupnya
organisme harus berada di permukaan perairan (zona fotik), pada zona ini cahaya
masih dapat menjangkau untuk proses fotosintesis (Basmi 1995). Menurut
Nyabakken (1992) fitoplankton sangat berpengaruh pada cahaya untuk proses
fotosintesis. Proses fotosintesis tidak terjadi di permukaan perairan untuk daerah
perairan tropis tetapi terjadi pada kedalaman 5 m - 30 m (Tomascik et al, 1997).
Distribusi fitoplanton secara vertikal di laut disajikan pada Gambar 3.
Suatu wilayah perairan dapat menjadi daerah penangkapan ikan jika ikan
yang menjadi target utama dapat ditangkap dengan alat tangkap yang digunakan.
Menurut Simbolan (2009) komponen yang menjadi pertimbangan untuk
menentukan suatu perairan menjadi daerah penangkapan ikan adalah :
Produk data MODIS bisa diperoleh dari beberapa sumber. MODIS level 1
dapat diperoleh pada situs http://ladsweb.nascom.nasa.gov/. Data MODIS level 1
terdiri dari 2 macam, yaitu level 1A Geolocation dan level 1B Calibrated
Radiances. Data MODIS level 1A Geolocation berisi informasi lintang dan bujur,
geodetik, serta penutupan daratan (landmask) atau lautan (seamask) untuk setiap 1
km. Pada level 1B belum dapat dibedakan antara darat dan laut karena data ini
masih mengandung hamburan cahaya dari komponen-komponen atmosfer yang
mengganggu proses interpretasi citra warna air laut (Kempler 2002 dalam Meliani
2006)
Data MODIS level 3 untuk produk warna perairan (ocean color) dan suhu
perairan laut dapat diperoleh pada situs http://oceancolor.gsfc.nasa.gov/. Data
MODIS level 3 merupakan produk data yang sudah diproses. Data tersebut sudah
dikoreksi atmosferik, yang dilakukan untuk menghilangkan hamburan cahaya
yang sangat tinggi yang disebabkan oleh komponen atmosfer. Komponen yang
dikoreksi yaitu hamburan Rayleigh dan hamburan aerosol. Selain itu digunakan
data klimatologi dan data ozon yang merupakan data lingkungan untuk
mempertajam hasil keluaran citra (Meliani 2006).
Data MODIS level 3 terdiri dari data suhu permukaan laut, konsentrasi
klorofil-a dan data parameter lainnya yang dapat digunakan oleh para peneliti dari
berbagai disiplin ilmu, termasuk oseanografi dan biologi. Dengan data MODIS
tersebut, akan meningkatkan kemampuan kita dalam memahami perubahan
dinamiak secara global yang terjadi didarat, laut dan atmosfir (NASA 2008).
BAB III
BAHAN DAN METODE
30 cm ≤ x ≤ 40 cm Layak tangkap 2
˃ 1 mg/m3 Banyak 3
Sumber: Nontji (1984)
Pengelompokan tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa konsentrasi
klorofil-a diatas 1 mg/m3 menurut Nontji (1984), telah menunjukkan kehadiran
dari kehidupan fitoplankton yang memadai untuk menopang atau
mempertahankan kelangsungan hidup ikan.
Dari pengelompokan dan penilaian indikator-indikator tersebut (Tabel 3.1,
Tabel 3.2 dan Tabel 3.3), maka untuk penentuan pembobotan atau scoring
terhadap indikator tersebut diringkas dalam Tabel 3.4. seperti berikut :
Indikator Bobot
Kandungan SPL 3 2 1
Indikator DPI
DPI Kategori DPI
Jumlah o Klorofil-a
Ukuran (cm) SPL ( C)
Tangkapan (Kg) (mg/m)
Layak Tangkap
Banyak (n=3) (n=2) potensial (n=3) Banyak (n=3) potensial(n=8-7)
DPI
KE-i
Sedang (n=2) Sedang (n=2) Sedang (n=2) Sedang (n= 6-5)
Tidak
layak tangkap
Kurang (n=1) (n=1) Kurang (n=1) Sedikit (n=1) Kurang (n= 4-3)
Apabila nilai bobot gabungan berada pada nilai tertinggi maka DPI
ditetapkan sebagai DPI potensial
Apabila nilai bobot gabungan berada pada nilai menengah maka DPI
tersebut dikatategorik sebagai DPI sedang
Apabila nilai bobot dikategorikan berada pada nilai terendah maka DPI
tersebult ditetapkan sebagai DPI kurang potensial
DAFTAR PUSTAKA
Adi Wahyu, Bukhari, dan Kurniawan. 2014. Pendugaan Daerah Penagkapan Ikan
Bawal putih Berdasarkan Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a di
Perairan Bangka. [Jurnal Riset]. Fakultas Pertanian, Universits Bangka
Belitung. Bangka Belitung
Ali, K. 2014. Pemetaan Suhu Permukaan Laut di Perairan Timur Aceh dengan
Menggunakan Citra Aqua MODIS. Pekanbaru: Universitas Riau.
Indrayani, A. Mallawa dan M. Zainuddin. 2012. Penentuan Karakteristik Habitat
Daerah Potensial Ikan Demersal Kecil dengan Pendekatan Spasial di
Perairan Sinjai. [Jurnal Riset]. Fakultas Ilmu Kelautan, Universitas
Hasanuddin, Makassar, 10 hlm.
Jumsurizal, Alfa Nelwan, Muh. Kurnia. 2014. Produktivitas Penangkapan Ikan
Bawal putih (Pampus argenteus)Menggunakan Pancing Ulur di Perariran
Kabupaten Bintan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,
Universitas Hasanuddin, Makassar
Mackie C M. Lewis D P. Gaughan J D. Newman J S. 2005. Variability in
spawning frequency and reproductive development of the narrow-barred
Spanish mackerel (Pampus argenteus)along the west coast of Australia.
Western Australian Marine Research Laboratories Department of
Fisheries.
Nadhilah Nur Shabrina, Sunarto, dan Herman Hamdani. 2017. Penetuan Daerah
Penangkapan Ikan Tongkol Berdasarkan Pendekatan Distribusi Suhu
Permukaan Laut dan Hasil Tangkapan Ikan di Perairan Utara
Indramayu. [Jurnal Riset]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Universitas Padjadjaran. Sumedang.
Satriayanson Girsang, Harry. 2008. Studi Penentuan Daerah Penangkapan Ikan
Tongkol Melalu Pemetaan Penyebaran Klorofil A dan Hasil Tangkapan di
Palabuhanratu, Jawa Barat. [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.