You are on page 1of 10

MAKALAH

ANALISIS PENGARUH SUHU PERAIRAN TERHADAP


KUALITAS AIR DI SITU CIWAKA WALANTAKA, SERANG-
BANTEN

DISUSUN OLEH:

Mohammad Rizki Akbar 230110150161

PROGRAM STUDI PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
JATINANGOR
2016
ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH SUHU PERAIRAN TERHADAP


KUALITAS AIR DI SITU CIWAKA WALANTAKA, SERANG-
BANTEN

Abstrak

Situ ciwaka adalah bendungan Ciwaka dimaksudkan baik sebagai tempat rekreasi
maupun sebagai cadangan air tanah khususnya bagi kedua komplek perumahan
TPI dan Graha Walantaka Serang Banten. Pencemaran air mengakibatkan
kualitas air menjadi menurun. Kualitas air menjadi bagian penting dalam
pengembangan sumberdaya air yang mencakup keadaan fisik, kimia dan biologi.
Penelitian ini dilaksanakan pada hari Minggu, 07 Juni 2015 di Situ Ciwaka
Walantaka Serang Banten. Pengukuran suhu langsung diukur dilapang. Pada
penelitian parameter biologi dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perikanan
Jurusan Perikanan Fakutas Pertanian Universitas Sulatan Ageng Tirtayasa.
pengaruh stratifikasi suhu terhadap kedalam adalah bahwa semakin dalam suatu
perairan maka akan suhu semakin rendah. Adanya perubahan suhu yang terjadi
karena ada faktor intensitas cahaya juga. Dipermukan suhu semakin panas
karena cahaya yang masuk lebih besar..

Kata kunci : Pencemaran air, Situ Ciwaka, Stratifikasi Suhu


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang berkat harmat dan karunianya
penulis dapat menyelsaikan makalah yang berjudul “Chlorophyta dan
Cyanophyta”. Shalawat beriring salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada
suri tauladan, Rasul terakhir yang membawa risalah untuk seluruh umat yakni
Rasulullas Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafaatnya di yaumil
akhir kelak.
Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada tim dosen planktonologi atas
bimbingannya dimata kuliah planktonologi sehingga penulis mendapatkan
pengetahuan mengenai Chlorophyta dan Cyanophyta yang diajar oleh tim dosen.
Untuk berbagai pihak yang telah berkontribusai dalam penyusunan makalah ini
penulis ucapkan terimakasih sebesar-besarnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak sekali kekurangan. Kritik dan saran yang sifatnya membangun dan
membawa perbaikan dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Semoga
makalah ini bisa menjadi salah satu referensi dan penambah pengetahuan bagi
kalangan akademisi khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Jatinangor, 10 Maret 2016

Penyusun
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Situ ciwaka adalah bendungan Ciwaka dimaksudkan baik sebagai


tempat rekreasi maupun sebagai cadangan air tanah khususnya bagi kedua
komplek perumahan TPI dan Graha Walantaka Serang Banten. Waduk atau
situ adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk berbagai
kebutuhan. Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia. Waduk
buatan dibangun dengan cara membuat bendungan yang lalu dialiri air sampai
waduk tersebut penuh. Waduk Ciwaka merupakan waduk irigasi buatan
Belanda yang mengalir dari Bendungan Pamarayan ke arah utara melewati
Kecamatan Pontang.

Faktor biotik dan abiotik ini dapat digunakan sebagai indikator kualitas
perairan tersebut. Pencemaran air juga dapat terjadi akibat masuknya bahan
pencemar dari berbagai kegiatan, seperti limbah rumah tangga, pertanian,
industri, dan lain-lain. Pencemaran air tersebut mengakibatkan kualitas air
menjadi menurun. Perlu adanya penanganan khusus terhadap Waduk atau Situ
untuk tetap memberikan perlindungan dan menjaga kelestariannya sehingga
dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kualitas air menjadi bagian penting
dalam pengembangan sumberdaya air yang mencakup keadaan fisik, kimia
dan biologi. Kualitas air tersebut dapat mempengaruhi ketersediaan air untuk
kehidupan manusia, pertanian, industri, perikanan, rekreasi, dan pemanfaatan
lainnya (Asdak, 1995). Karakteristik fisik dan kimia dapat mempengaruhi
kepadatan, komposisi jenis, produktivitas dan kondisi fisiologis populasi
organisme akuatik. Temperatur merupakan faktor yanng sangat penting bagi
kehidupan organisme perairan, karena temperatur mempengaruhi baik
aktivitas metaolisme maupun perkembangbiakkan dari organisme (Hutabarat
dan Evans, 2000). Temperatur juga salah satu faktor penting dalam mengatur
kehidupan dan penyebaran organisme perairan (Nybakken, 1992).
Suhu merupakan karakteristik yang paling jelas dan mudah diukur.
Berdasarkan tingkat suhu danau dibagi menjadi tiga, yaitu: epilimnion,
metalimnion, dan hipolimnion. Konsentrasi oksigen terlarut tertinggi terdapat
pada lapisan epilimnion, dimana kegiatan fotosintesis tumbuh-tumbuhan
paling banyak terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
stratifikasi suhu berdasarkan kedalaman dari titik inlet, center dan outlet
terhadap kualitas air di Situ Ciwaka.
BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 METODOLOGI

Penelitian ini dilaksanakan pada hari Minggu, 07 Juni 2015 di Situ


Ciwaka Walantaka Serang Banten. Lokasi penelitian sseperti dilihat pada
Gambar 1. Pengukuran suhu langsung diukur dilapang. Pada penelitian
parameter biologi dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perikanan
Jurusan Perikanan Fakutas Pertanian Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.

Gambar 1.

Lokasi Situ Ciwaka Pada penelitian ini pengukuran suhu dilakukan


menggunakan pH Meter. Pada pH meter juga terdapat data suhu.
Pengukuran ini hanya tinggal memasukan alat pada kedalaman yang
telah diiukur. Staritifikasi suhu berdasarkan kedalaman yaitu
pengambilan data suhu sesuai dengan apabila kedalaman 1 meter maka
kedalaman yang harus di ukurnya adalah 0 cm, 25 cm, 50 cm dan 75 cm
dari permukaan. Catat hasil suhu yang didapat. Pengambilan suhu ini
diukur dengan tiga titik yaitu inlet, center dan outlet.
2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil yang didapat pada penelitian mengenai stratifikasi suhu terhadap


kedalam di situ ciwaka dari ke tiga disajikan dalam bentuk grafik adalah
sebagai berikut :

Dari hasil penelitian sesuai dengan grafik bahwa pada inlet


penurunan suhu sesuai dengan kedalaman, dimana semakin dalam suatu
perairan. Pada inlet dan outlet ada perubahan suhu di setiap kedalam,
namun perubahan tersebut tidak terlalu signifikan. Suhu yang terdapat di
Situ Ciwaka berkisar antara 29 – 31oC. Menurut (Barus, 2004) kisaran
suhu tersebut umum terjadi di perairan pada wilayah tropis, yaitu 25-
30°C, dimana dalam kisaran suhu tersebut masih dimungkinkan
terjadinya proses reaksi dan pertumbuhan alga. Beberapa sifat termal air
seperti panas jenis, nilai kalor penguapan dan nilai peleburan air
mengakibatkan minimnya perubahan suhu air, sehingga variasi suhu air
lebih kecil bila dibandingkan dengan variasi suhu udara.

Danau di daerah tropik mempunyai kisaran suhu yang tinggi yaitu


antara 20-30 0C, dan menunjukkan sedikit penurunan suhu dengan
bertambahnya kedalaman. Oleh karena itu perubahan suhu dapat
menghasilkan stratifikasi yang mantap sepanjang tahun, sehingga pada
danau yang amat dalam cenderung hanya sebagian yang tercampur
(Effendi, 2003; Hadi, 2005). Pola temperatur perairan terutama
dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari, sehingga umumnya pada
lapisan permukaan perairan akan mempunyai temperatur yang lebih
tinggi dibandingkan pada lapisan air yang lebih dalam (Brehm dan
Meijering dalam Barus, 2004).

Adanya penyerapan cahaya oleh air danau akan menyebabkan


terjadinya lapisan air yang mempunyai suhu yang berbeda. Bagian
lapisan yang lebih hangat biasanya berada pada daerah eufotik,
sedangkan lapisan yang lebih dingin biasanya berada di bagian afotik
(bagian bawah). Menurut Goldman & Horne (1983), bila pada danau
tersebut tidak mengalami pengadukan oleh angin, maka kolam air danau
terbagi menjadi beberapa lapisan, yaitu: (1) epilimnion, lapisan yang
hangat dengan kerapatan jenis air kurang, (2) hipolimnion, merupakan
lapisan yang lebih dingin dengan kerapatan air kurang, dan (3)
metalimnion adalah lapisan yang berada antara lapisan epilimnion dan
hipolimnion.

Pada daerah metalimnion terdapat lapisan termoklin yaitu lapisan


dimana suhu akan turun sekurang-kurangnya 1 derajat C dalam setiap 1
meter. Suhu merupakan controling factor (faktor pengendali) bagi proses
respirasi dan metabolisme biota akuatik yang berlanjut terhadap
pertumbuhan dan proses fisiologi serta siklus reproduksinya. Suhu juga
dapat mempengaruhi proses dan keseimbangan reaksi kimia yang terjadi
dalam sistem air. Suhu dapat mempengaruhi kualitas air karena suhu
adalah faktor fisik yang mempengaruhi pertumbuhan plankton dan jenis
makhluk hidup lainnya diperairan.
BAB II

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kesimpulan pada penelitan ini adalah bahwa pengaruh stratifikasi


suhu terhadap kedalam adalah bahwa semakin dalam suatu perairan maka
suhu akan semakin rendah. Adanya perubahan suhu yang terjadi karena
ada faktor intensitas cahaya juga. Dipermukaan suhu semakin panas
karena cahaya yang masuk lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA

Arthana, I.W. 2007. Studi Kualitas Air Beberapa Mata Air di Sekitar Bedugul,
Bali (The Study of Water Quality of Springs Surrounding Bedugul, Bali), Jurnal
Lingkungan Hidup, Bumi Lestari, Vol 7 : 4.

Asdak, Chay. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.


Barus, Ternala Alexander. 2004. Faktor-Faktor Lingkungan Abiotik Dan
Keanekaragaman Plankton Sebagai Indikator Kualitas Perairan Danau Toba. Vol.
Xi, No. 2.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Lingkungan, Kanisius, Yogyakarta.

Goldman, C.R. & AJ Horne. 1983. Limnology. Mc. Graw Hill. New york.

Hutabarat, S. dan S.M. Evans. 2002. Pengantar Oseanografi. Jakarta. Penerbit


Universitas Indonesia (UI-Press). 159 hal.

Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. PT Gramedia.


Jakarta. Yogyakarta. UGM Press. 459 hal.

You might also like