Professional Documents
Culture Documents
harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan istimewa yang diatur dengan undang-
maksud pemberian otonomi, yang pada undang.”
dasarnya untuk memberdayakan daerah
Sepanjang penyelenggaraan pemerintahan
termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
daerah dalam Negara Kesatuan Republik
yang merupakan bagian utama dari tujuan
Indonesia, kita mengenal penetapan status
nasional.(24)
Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai
Pemerintah pusat tidak akan mampu Ibukota Negara Indonesia, sebagaimana
menjalankan tugas dan kewajiban dalam dituangkan dalam Penetapan Presiden
organisasi kekuasaan negara yang sangat luas, Republik Indonesia (Penpres) Nomor 2 Tahun
dan di sisi lain, pemerintah daerah tidak akan 1961 tentang Pemerintahan Daerah Khusus
mendapat kekuasaan (power) yang berbentuk Ibukota Jakarta Raya yang kemudian menjadi
kewenangan (authority) untuk mengatur dan Undang-undang PNPS No. 2 Tahun 1961.
mengurus rumah tangganya bila tidak Landasan hukum berikutnya adalah Undang-
diberikan oleh pemerintah pusat yang diatur Undang Nomor 10 Tahun 1964 tentang
melalui peraturan perundang-undangan. Pada Pernyataan Daerah Khusus Ibukota Jakarta
prinsipnya kebijakan otonomi daerah Raya Tetap Sebagai Ibu Kota Negara
dilakukan dengan mendesentralisasikan Republik Indonesia Dengan Nama Jakarta.
kewenangan-kewenangan yang tersentralisasi Undang-undang ini pun hanya berisi dua
pada tangan pemerintah pusat. Pelaksanaan pasal yang menegaskan status Jakarta sebagai
desentralisasi di Indonesia sebenarnya bukan Daerah Khusus Ibukota serta masa berlaku
merupakan sesuatu yang baru. Tercatat surutnya dari 22 Juni 1964, yaitu sejak
pembahasan desentralisasi ini sudah mulai Presiden Soekarno mengumumkan Daerah
diperbincangkan pada tahun 1950-an seiring Khusus Ibukota Jakarta Raya tetap sebagai
dengan pembaharuan-pembaharuan terhadap Ibukota Negara Republik Indonesia dengan
sistem demokrasi di negara-negara nama Jakarta.
berkembang. Agenda besar pelaksanaan
Bagian pertimbangan dan penjelasan
desentralisasi, termasuk di Indonesia,
umum Undang-Undang Nomor 10 Tahun
merupakan suatu upaya penguatan peran
1964 tercantum bahwa penegasan ini
pemerintah dalam menyelenggarakan negara
diperlukan mengingat Jakarta telah
melalui pendayagunaan pemerintah lokal.(20)
termasyhur dan dikenal, serta kedudukannya
Dalam proses desentralisasi, kekuasaan
yang merupakan kota pencetusan Proklamasi
pemerintah pusat dialihkan dari tingkat pusat
Kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tanggal
ke pemerintahan daerah sebagaimana
17 Agustus 1945 dan pusat penggerak segala
mestinya, sehingga terwujud pergeseran
kegiatan, serta merupakan kota pemersatu
kekuasaan dari pusat ke daerah kabupaten dan
dari pada seluruh aparat, revolusi dan
kota. Kebijakan otonomi dan desentralisasi
penyebar ideologi Panca Sila keseluruh
kewenangan ini dinilai sangat penting,
penjuru dunia.
terutama untuk menjamin agar proses
integrasi nasional dapat dipelihara dengan Pada tahun 1990, Presiden Soeharto
sebaik-baiknya.(3) mencabut kedua undang-undang tersebut
dengan mengundangkan Undang-Undang
Proses integrasi nasional dalam
Nomor 11 Tahun 1990 tentang Susunan
penyelenggaraan pemerintahan di bawah
Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota Negara
konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia
Republik Indonesia Jakarta. Sebagai Ibukota
memungkinkan adanya pola-pola pengaturan
Negara Republik Indonesia, Jakarta memiliki
yang bersifat pluralisme seperti pemberlakuan
kedudukan dan peranan yang penting, baik
daerah dengan otonomi khusus Aceh dan
dalam mendukung dan memperlancar
Papua,(3) daerah istimewa, sebagaimana yang
penyelenggaraan pemerintahan Negara
diberlakukan dalam penyelenggaraan
Republik Indonesia maupun dalam
pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta.
membangun masyarakatnya yang sejahtera,
Hal ini sesuai dengan Pasal 18B ayat (1)
dan mencerminkan citra budaya bangsa
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia. Pada tahun 1998, Presiden Habibie
Indonesia Tahun 1945, “Negara mengakui
mengubah payung hukum Jakarta sebagai
dan menghormati satuan-satuan pemerintahan
Daerah Khusus Ibukota Negara melalui
daerah yang bersifat khusus atau bersifat
faktor kebutuhan daerah yang berbeda-beda, hanya menjadi objek kekuasaan yang
faktor keadaan daerah yang berbeda-beda, dijalankan oleh Pemerintah. Permasalahan ini
dan faktor lain yang membuat suatu daerah terjadi pada suatu negara, terutama ketika
menjadi suatu daerah khusus ibukota negara, abad 19, pada saat terjadinya pemerintahan
yang kemudian diatur melalui sebuah undang- kolonialisme atau pun pemerintahan dengan
undang khusus, dengan tetap memperhatikan corak absolut.(27)
aspirasi masyarakat.
Kekuasaan yang dimiliki oleh pemerintah
b. Pemerintah Daerah Khusus Ibukota pada hakikatnya berasal dari rakyat, dikelola
Negara dalam Mewujudkan oleh rakyat, dan untuk kepentingan seluruh
Kesejahteraan Ummat rakyat itu sendiri. Jargon yang kemudian
dikembangkan sehubungan dengan ini adalah
Ketika diproklamirkan Negara Republik
kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
Indonesia, dinyatakan bahwa Kemerdekaan
rakyat. Bahkan dalam sistem participatory
atas Nama Bangsa Indonesia, karenanya
democracy, dikembangkan pula tambahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
bersama rakyat, sehingga menjadi kekuasaan
merupakan negara demokratis
pemerintahan itu berasal dari rakyat, untuk
konstitusional,(28) sehingga setiap kebijakan
rakyat, oleh rakyat, dan bersama rakyat.(3)
tentang penyelenggaraan pemerintahan harus
berdasarkan suara rakyat yang dilandasi Berdasarkan hal tersebut, maka
dengan sebuah peraturan perundang- penyelenggaraan pemerintahan dalam Negara
undangan. Hal ini bisa kita lihat dalam Pasal Kesatuan Republik Indonesia harus
1 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi : senantiasa berdasarkan pada kebijakan yang
“Kedaulatan berada di tangan rakyat dan berdasarkan pada aspirasi dan kehendak
dilaksanakan menurut Undang-Undang rakyat. Untuk menilai seberapa jauh
Dasar”. kebijaksanaan pemerintah itu dapat berhasil,
harus didasarkan pada seberapa jauh
Negara-negara demokrasi modern
kebijaksanaan pemerintah itu dapat
dilihat dari sudut analisis makro, nilai-nilai
mempengaruhi masyarkat untuk
dasar politik masyarakat adalah kemerdekaan
melaksanakannya. Setiap kebijaksanaan yang
(liberty), persamaan (equality), dan
dilakukan pemerintah dalam pembangunan
kesejahteraan (welfare). Untuk memajukan
terkait dengan pengalokasian sumber daya
kemerdekaan, maka kekuasaan pemerintah
alam, sumber daya manusia, dan sumber
harus dibagi sedemikian rupa sehingga
pemerataan pendapatan masyarakat, terdapat
individu mampu dilindungi dari tindakan
empat kriteria yang dipakai untuk menilai
yang sewenang-wenang (constitutional
kebijakan pemerintah, yaitu : Satu, Keadilan,
effect). Untuk memajukan persamaan, maka
dimana pemerintah harus bertindak adil,
kekuasaan pemerintah harus dibagi
meskipun ukuran adil tersebut sulit
sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
ditetapkan. Oleh karena itu harus dicari
kesempatan-kesempatan yang luas bagi warga
ukuran keadilan yang berlaku umum. Dua,
negara untuk berpartisipasi dalam
Efisiensi Ekonomis, yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan politik (democratic
kebendaan, berorientasi pada kesejahteraan
effect). Sedangkan untuk memajukan
materil, meminimalkan biaya dan
kesejahteraan, maka kekuasaan pemerintah
memaksimalkan hasil/keuntungan. Hasilnya
harus dibagi sedemikian rupa, sehingga
kemudian digunakan untuk meningkatkan
efektif untuk kepentingan dan kebutuhan
keterampilan pengusaha lemah, agar
rakyat dipenuhi (fasilitating effect).(25)
pendapatannya meningkat. Tiga, Sikap
Hubungan antara pemerintah dengan kebapaan (paternalisme), pemerintah
masyarakat bersifat sangat dinamis. Pada menyelenggarakan pendidikan demi masa
awalnya, pemerintah yang dibentuk oleh depan rakyatnya. Hal ini seperti bapak
masyarakat yang menjalankan fungsi utama memikirkan masa depan anaknya. Rakyat
melayani masyarakat yang memberikan diberi kesempatan mengenyam pendidikan
kewenangan kepadanya. Akan tetapi dalam yang lebih tinggi agar hidupnya lebih baik.
perjalanannya, pemerintah kemudian menjadi Empat, Kebebasan individu, pemerintah harus
sangat berkuasa dan kemudian “menelan” memikirkan bahwa tindakannya itu jangan
masyarakat yang membentuknya. Masyarakat berakibat memberatkan beban rakyat sama
perlu memberikan dukungan luas bagi masih rendah; (8) Adanya benturan budaya
terbukanya peluang untuk mewujudkan: (SARA) yang destruktif; (9) Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme yang masih merajalela; (10)
(1) Peran serta aktif masyarakat dalam proses
Lemahnya akuntabilitas publik.(17)
pembangunan ekonomi yang lebih
demokratis melalui penerapan nyata Berdasarkan penjelasan tersebut, maka
kebersamaan yang saling menguntungkan kekuasaan pemerintahan tidak ditentukan
sebagai perwujudan proses dari, oleh, dan oleh penguasa (pemerintah) belaka, akan
untuk rakyat. tetapi berdasarkan aspirasi dari individu-
individu (warga) negara tersebut. Namun
(2) Pemihakan dan pemberdayaan masyarakat
demikian, aspirasi tersebut tentunya harus
berkaitan dengan pemantapan otonomi
ditetapkan oleh suatu pemerintahan yang
daerah yang diselenggarakan secara nyata
dalam hal ini adalah Badan Legislatif, sebagai
dan dinamis.
konsekuensi negara Indonesia merupakan
(3) Pemantapan perubahan struktur dengan negara yang berdasarkan atas hukum (aturan)
penajaman pada modernisasi masyarakat yang pada tahap terakhir kekuasaan untuk
yang dilandasi nilai-nilai ahlak mulia. memutuskannya adalah Badan Legislatif.(6)
(4) Keterpaduan dan keterkaitan antar Sebagai individu yang membentuk suatu
manusia, antar daerah, antar sektor masyarakat dalam penyelenggaran
kegiatan ekonomi, serta antara kegiatan pemerintahan Negara Kesatuan Republik
makro dan mikro nasional. (17) Indonesia, khususnya dalam penyelenggaraan
Tuntutan kesejahteraan yang selalu pemerintahan daerah khusus ibukota negara,
diharapkan dengan lahirnya otonomi daerah Masyarakat muslim yang mayoritas memiliki
melahirkan sistem pengamanan sosial (social konsep (doktrin) yang konkrit untuk
security) yang akan memberatkan pemerintah menciptakan kondisi masyarakat yang
daerah, sehingga daerah harus mampu diharapkan mampu mewujudkan
menggali sumber potensi pendapatan asli kesejahteraan ummat, sebagaimana tertuang
daerah dalam upaya mencapai kesejahteraan dalam Pembukaan UUD Negara Republik
masyarakat melalui pengembangan ekonomi. Indonesia Tahun 1945, yaitu melindungi
Dalam negara kesejahteraan, untuk mencapai segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
tujuan kesejahteraan masyarakat, negara Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
dituntut ikut campur dalam segala aspek mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
kehidupan sosial, mulai dari buaian ibu terlibat dalam mewujudkan perdamaian
sampai liang kubur (from the craddle to the dunia.
grave). Dengan demikian, tidak satu pun Penetapan status daerah khusus ibukota
aspek kehidupan masyarakat yang lepas dari negara dimaksudkan untuk mewujudkan
campur tangan pemerintah.(11) keadilan, penegakan supremasi hukum,
Secara umum penyelenggaraan penghormatan terhadap hak warga,
pemerintah daerah dalam Negara Kesatuan percepatan pembangunan ekonomi,
Republik Indonesia masih mengalami banyak peningkatan kesejahteraan dan kemajuan
masalah, yang tentunya akan menjadi sebuah masyarakat yang ada di daerah, dalam rangka
tantangan dalam penyelenggaraan kesetaraan dan keseimbangan dengan
pemerintahan, khususnya pemerintahan kemajuan provinsi lain, namun pada sisi lain,
daerah khusus ibu kota, diantaranya : (1) lahirnya daerah dengan status otonomi
Ketidakcukupan sumber daya finansial; (2) khusus, daerah khusus, maupun daerah
Minimnya jumlah pegawai yang memiliki istimewa juga dikhawatirkan akan
keterampilan dan keahlian; (3) Prosedur dan mengerahkan pada terjadinya disintegrasi
sistem pengendalian manajemen yang tidak nasional dalam negara kesatuan, sehingga
memadai; (4) Rendahnya produktivitas setiap daerah terus melakukan upaya untuk
pegawai; (5) Infrastruktur yang kurang mengajukan status daerah otonomi khusus
memadai; (6) Lemahnya perangkat hukum maupun daerah istimewa.
(aparat penegak hukum dan peraturan hukum)
serta kesadaran masyarakat terhadap
penegakan hukum; (7) Keinginan politik yang
29. Wijayanti SN. Hubungan Antara Pusat dan Undang-undang Nomor 11 tahun 2006 tentang
Daerah Dalam Negara Kesatuan Republik Otonomi Khusus di Propinsi Nanggro Aceh
Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Darusalam (NAD)
Nomor 23 Tahun 2014. Jurnal Media Hukum
Undang-undang Nomor 21 tahun 2001 tentang
23: 186–199, 2017.
Otonomi Khusus di Propinsi Papua.
30. Fahri: Gagasan Sutiyoso Soal Ibu Kota
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang
Negara Rasional [Online]. Republika Online:
Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta
2017. http://republika.co.id/share/oskia1 [5
Apr. 2018]. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Peraturan Perundang-undangan
Pemerintahan Daerah
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang
Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara
Kesatuan Republik Indonesia