You are on page 1of 12

Hama Tanaman Padi

a. Pengerek Batang Padi

Hama ini menyerang dengan cara merusak tanaman padi anakan hingga mati yang berakibat
terjadinya enurunan produksi padi dan juga kematian tanaman padi tersebut. Hama ini dapat
dikendalikan dengan cara melakukan perawatan dan pengontrolan tanaman serta melakukan
penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif.

b. Wereng Hijau

Tanaman yang terserang hama ini akan menjadi kerdil, pendek, anakan berkurang, dan
daunnya akan berubah warna menjadi kuning dan orange. Pengendalian hama ini dapat
dilakukan dengan cara menanam varietas tanaman padi yang unggul atau juga dengan
melakukan penyemprotan menggunakan insektisida berbahan aktif.

c. Wereng Cokelat

Tanaman yang terserang hama ini akan rusak, menguning dan mengering. Pengendalian hama
ini dapat dilakukan dengan cara melakukana pemberian pupuk K untuk mengurangi
kerusakan Atau dengan menyemprotkan insektisida berbahan aktif seperti Amitraz,
Buproferin atau yang lainnya.

d. Walang Sangit

Hama ini akan menyebabkan tanaman padi mengalami kerusakan pada bagian daun dan
bunga yang akan berubah warna, mengapur serta hampa. Pengendalian hama ini dapat
dilakukan dengan cara menggunakan jaring perangkap dan mengendalian gulma atau juga
bisa dengan melakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif.

e. Kepinding Tanah

Hama ini akan merusak tanaman padi pada bagian daun, sekitar lubang bekas hisapan pada
daun akan berubah menjadi coklat, lalu daun akan mengering dan mengulung. Pengendalian
hama ini dapat dilakukan dengan cara membuat perangkap lampu, kemudian di bakar atau di
bunuh.

f. Ganjur

Hama ini akan menyebabkan daun tanaman padi menggulung, dan juga mengalami
perubahan warna menjadi kuning dan kecoklatan. Pengendalian hama ini dapat dilakukan
dengan menggunakan perangkap lampu atau juga bisa dengan melakukan penyemprotan
insektisida granular berbahan aktif.

g. Tikus
Tanaman padi yang terserang hama ini akan mengalami kerusakan pada bagian akar, batang,
beras dan juga daunnya aka menjadi kering dan mati. Pengendalian hama ini dapat dilakukan
dengan menggunakan penyemprotan asap atau juga bisa dengan melepaskan predator
alaminya.
h. Hama Putih Palsu

Tanaman padi yang terserang hama ini akan memiliki daun keriting dan mengulung serta
berwarna putih. Jika serangan sudah parah baru bisa dilakukan pengendalian yaitu dengan
melakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif.

i. Orong-Orong

Tanaman padi yang terserang hama ini akan mengalami kerusakan pada bagian akar dan
dapat menyebabkan kematian tanaman padi. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan
menggunakan umpan sekam atau juga dengan melakukan penyemprotan dengan insektisida
berbahan aktif.

j. Ulat

Tanaman padi yang terserang hama ini akan mengalami kerusakan pada daun, daun akan
berubah warna menjadi kuning, mengulung, dan juga kering. Pengendalian hama ini dapat
dilakukan dengan cara melakukan penyemprotan dengan insektida berbahan aktif.

k. Lalat Bibit

Hama ini akan menyebabkab bercak pada daun sehingga daun akan menjadi kuning,
mengulung dan juga akan membuat daun menjadi layu serta kering. Pengendalian hama ini
dapat dilakukan dengan cara mengeringkan sawah atau juga bisa dengan melakukan
penyemprotan insektisida berbahan aktif.

l. Burung.

Hama ini menyerang pada saat menjelang panen dengan cara mebuat tangkai buah patah,dan
biji padi berserakan. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara mengusir
menggunakan bunyi-bunyian atau orang-orangan sawah.

Penyakit Tanaman Padi

a. Penyakit bakteri daun bergaris

Tanaman padi yang terserang penyakit ini akan memiliki bercak pada daun berwarna kuning
sampai berwarna kehitaman atau gelap. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan
cara menanam menggunakan bibit yang unggul, atau juga dengan menggunakan pupuk
nitrogen sesuai dosis yang ditentukan atau juga bisa dengan mengatur jarak tanam serta
pengaturan pengairan.

b. Penyakit hawar daun bakteri

Penyakit ini akan menimbulkan bercak pada daun berwarna kuning hingga putih, berbentuk
garis lebam pada bagian tepi. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan melakukan
sanitasi lahan dengan baik, menggunakan pupuk nitrogen sesuai dengan dosis, dan juga
penjarangan tanaman.

c. Penyakit Blast
Gejala yang ditimbulkan jika tanaman padi terserang penyakit ini adalah daun akan memiliki
bercak kuning pada bagian ujung, hingga berwarna kecoklatan dan juga kering pada tanaman.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pemupukan dengan pupuk
nitrogen dengan dosis yang sesuai dan juga dengan cara melakukan penyemprotan
menggunakan fungisida berbahan aktif.

d. Penyakit hawar pelepah daun

Penyakit ini akan menyebabkan rusaknya batang tanaman padi yang menjadi kuning,
kecoklatan dan bahkan kering, dan lama kelamaan akan mati. Pengendalian hama ini dapat
dilakukan dengan cara melakukan rotasi tanaman dengan kacang kacangan, dan juga
melakukan penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif.

e. Penyakit busuk batang

Gejala yang ditimbulkan apabila tanaman padi terserang penyakit ini adalah terjadinya
pembusukan pada batang menjadi kuning, kecoklatan dan kehitaman sehingga
mengakibatkan kematian pada tanaman padi. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan
dengan cara melakukan pemupukan secara teratur atau juga bisa dengan melakukan
penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif.

f. Penyakit kerdil

Tanaman padi yang terserang penyakit ini akan sulit tumbuh dan berkembang, sehingga
tanaman akan pendek dan kerdil. Pengendalian penyebab penyakit ini adalah dengan cara
mencari musuhnya yaitu wereng coklat.

g. Penyakit tungro

Tanaman padi yang terserang penyakit ini akan mengalami pembusukan pada bunga tanaman
padi dan juga membuat tanaman tidak berbunga. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan
dengan melakukan penyemprotan fungisida dengan baik dan teratur dan juga melakukan
penjarangan sebelum penanaman dilakukan.
Hama Pada Tanaman Padi

a. Hama Putih (Nympula depunctalis)


Gejala: menyerang daun bibit, kerusakannya berupa titik-titik yang memanjang sejajar
dengan tulang daun, ulat menggulung daun padi.
Pengendalian: pengaturan air yang baik, penggunaan bibit yang sehat, melepaskan musuh
alami, menggugurkan tabung daun, menggunakan pestisida hayati BVR atau PESTONA

b. Padi Thrips (Thrips oryzae)


Gejala: Daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit
terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi.
Pengendalian: penggunaan BVR atau PESTONA

c. Wereng Penyerap Batang Padi: Wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi
berpunggung putih (Sogatella furcivera) dan Wereng Penyerang Daun Padi: Wereng padi
hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep). Merusak dengan cara menghisap cairan batang
padi dan dapat menularkan virus.
Gejala: Tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar,
tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil.
Pengendalian:
1. Bertanam padi dengan serempak, menggunakan varietas tahan wereng seperti IR 36, IR 48,
IR 64, Cimanuk, Progo, dsb., membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-
laba, kepinding dan kumbang lebah
2. Penyemprotan BVR

d. Walang sangit (Leptocoriza acuta). Menyerang buah padi yang masak susu.
Gejala: buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak;
pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam.
Pengendalian: (1) bertanam serempak, peningkatankebersihan, mengumpulkan dan
memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba; (2) penyemprotan
BVR atau PESTONA.

e. Kepik hijau (Nezara viridula). Menyerang batang dan buah padi.


Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda
bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu.
Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan BVR atau
PESTONA.

f. Penggerek batang padi terdiri atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata),
kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens).
Menyerang batang dan pelepah daun.
Gejala: pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun
mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama “sundep”
dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut “beluk”.
Pengendalian: (1) menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan,
menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami;
(2) menggunakan BVR atau PESTONA.

g. Hama tikus (Rattus argentiventer). Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah.
Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah
petak tidak ada tanaman.
Pengendalian: pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh
alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan NAT (Natural Aromatic).

h. Burung. Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan.


Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.

Penyakit pada Tanaman Padi

a. Penyakit Bercak daun coklat. Penyebab: jamur Helmintosporium oryzae.


Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah.
Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah
busuk dan kecambah mati.
Pengendalian: (1) merendam benih di air hangat + POC NASA, (2) pemupukan berimbang,
(3) menggunakan benih padi yang tahan penyakit ini, (4) penggunaan Agens Hayati
CORRIN.

b. Penyakit Blast. Penyebab: jamur Pyricularia oryzae.


Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku,
tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Pemasakan makanan terhambat
dan butiran padi menjadi hampa.
Pengendalian: (1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul
Sentani, Cimandiri IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan
fase pembentukan bulir; (2) pemberian GLIO di awal tanam, (3) penyemprotan CORRIN.

c. Busuk pelepah daun. Penyebab: jamur Rhizoctonia sp.


Gejala: menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan.
Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun.
Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit, (2) pemberian GLIO pada saat
pembentukan anakan.

d. Penyakit Fusarium. Penyebab: jamur Fusarium moniliforme.


Gejala: menyerang malai dan biji muda menjadi kecoklatan, daun terkulai, akar membusuk.
Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih + POC NASA dan disebari
GLIO di lahan

e. Penyakit kresek/hawar daun. Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae)


Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis
melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati.
Pengendalian: (1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane,
Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan; (2) pengendalian diawal dengan
GLIO, (3) penyemprotan CORIN.

f. Penyakit kerdil. Penyebab: virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens.
Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau
kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil.
Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang
terserang ada mengendalikan vector dengan BVR atau PESTONA.
g. Penyakit tungro. Penyebab: virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix
impicticeps.
Gejala: menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun
kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan
tidak berisi.
Pengendalian: menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46,
IR 42 dan mengendalikan vektor virus dengan BVR.
Macam-Macam Hama Dan Cara Pengendalian

Penggerak Batang ( sundep beluk )

Jenis hama yang satu ini merupakan yang paling menakutkan bagi pertanaman padi, karena
bila terkena akan menimbulkan kerusakan yang sangat berat dan dapat kehilangan hasil yang
tinggi. Kehadiran pada hama tersebut dengan ditandai oleh kehadiran ngengat ( kupu-kupu )
dan kematian pada tunas padi, kematian malai dan ulat penggerak batang.

Jenis hama ini dapat merusak tanaman pada semua fase tumbuh, baik pada saat pembibitan,
fase anakan, maupun saat berbunga. Jika serangan terjadi pada pembibitan hingga fase
anakan maka hama ini disebut dengan sundep dan bila terjadi pada saat berbunga maka
disebut dengan beluk.

Cara Pengendalian Hama Tanaman Padi

 Hingga saat ini belum ada varietas yang tahan terhadap penggerak batang, oleh karena
itu gejala serangan hama ini sangat perlu untuk diwaspadai, terutama pada
pertanaman di musim hujan.

 Memilih waktu yang tepat hal ini merupakan cara yang sangat efektif untuk
menghindari serangan penggerak batang ini.

 Dengan menghindari penanaman pada musim bulan desember sampai januari, hal
dimaksudkan karena suhu, kelembaban dan kondisi curah hujan pada saat itu sangat
cocok untuk perkembangan penggerak batang ini. Sementara tanaman padi yang baru
ditanam sangat sensitif pada serang hama ini. Tindakan pengendalian harus segera
dilakukan, kalau lebih dari 10% rumpun memperlihatkan gejala sundep atau beluk.

 Dengan cara pemakaian produk nasa yang seperi Natural BVR dari awal tanam hal ini
sangat efektif untuk pencegahan terhadap hama sundep beluk tersebut. Karena pada
Natural BVR ini memiliki kandungan jamur Beuveria bassiana dengan kandungan 10
pangkat 10 spora per grama yang dapat mencegah sundep beluk dengan tidak
mematikan musuh alaminya. Jadi dengan sekali semprot makan pada hama dan
penyakit pada padi serta merta tercegah dan terkendali, dengan didukung sertifikat
serta kualitas yang tidak perlu diragukan maka pemakian Natural BVR sangat
dianjurkan sekali bagi petani dari awal tanam.

 Pemakian produk nasa yang berupa Natural Gilo diawal tanam dengan dicampurkan
pupuk kandang atau dengan dicampurkan super nasa.

 Pemupukan yang teratur dengan menyeimbangkan unsur makro maupun mikro yang
di perlukan tanaman padi yakni dengan pemakaian pupuk organic nasa yang berupa
super nasa dengan campurkan 50% pupuk kima yang biasa dipakai.

Wereng Hijau

Peran wereng hijau dalam system pertanaman padi menjadi penting oleh karena wereng hijau
merupakan vector penyakit tungro yang salah satu penyakit virus yang terpenting di
Indonesia. Wereng hijau ini kemapuannya sebagai penghambat dalam system pertanian padi
sangat tergantung pada penyakit virus tungro. Hama ini banyak ditemukan pada system
sawah irigasiteknis, ekosistem tadah hujan, tetapi tidak lazim pada ekosistem padi gogo.
Wereng hijau ini menghisap cairan dari dalam dari dalam daun bagian pinggir, tidak
menyukai pelepah atau daun-daun bagian tengah. Adapun gejala tanaman padi yang terkena
serangan wereng hijau ini yaitu :

 Hama wereng hijau ini menyebabkan daun-daun padi berwarna kuning hingga kuning
oranye.

 Dapat menurunkan jumlah anakan dan pertumbuhan tanaman yang terhambat

 Pemupukan unsure nitrogen ( Urea/Za ) yang tinggi sangat memicu perkembangan


wereng hijau.

Cara Pengendalian Hama Tanaman Padi

 Dengan pemakaian produk nasa yang berupa Natural BVR dari awal tanam sangat
efektif untuk mencegah hama sudep beluk tersebut. Natural BVR ini mengandung
jamur beuveria bassiana dengan kandungan 10 pangkat 10 spora per gram dapat
mampu mencegah wereng hijau dengan tidak mematikan musuh alaminya. Jadi
dengan sekali semprot maka hama dan penyakit pada padi serta merta tercegah dan
dapat terkendali, dengan didukung sertifikat serta kualitas yang tidak perlu diragukan
maka pemakaian natural bvr sangat dianjurkan bagi petani dari awal tanam.

 Dianjurkan dengan menanam varietas tahan tungro seperti tukad insektisida.

Walang Sangit

Hama ini merupakan yang umum merusak bulir tanaman padi pada fase pemasakan,
mekanisme merusaknya yakni dengan menghisap butiran gabah yang sedang mengisi. Jika
hal ini diganggu, serangan akan mempertahankan diri dengan cara mengeluarkan aroma
khasnya yang bau.

Selain sebagai mekanisme mempertahankan diri, bau yang keluar juga untuk menarik walang
sakit yang lain dari species yang sama. Ham walang sangit ini merusak tanama pada saat
mencapai fase berbunga hingga matang. Kerusakan yang ditimbukannya dapat menyebabkan
beras berubah warna dan mengapur serta gabah menjadi hampa.

Cara Pengendalian Hama Tanaman Padi

 Dengan meratakan laha dengan baik dan pemupukan yang teratur dengan
menyeimbangakan unsure makro maupu mikro yang diperlukan tanaman padi yakni
dengan pemakaian pupuk organic nasa yang berupa super nasa dengan dicampur 50%
pupuk kimia yang biasa dipakai.

 Mengendalikan gulma baik yang ada disekitar awaha maupun yang berada disekitar
pertanaman.

 Dengan cara penyemprotan pestisida organic nasa yang berupa pestona tambah aero-
810 dengan interval 10 hari sekali, lakukan dari awal tanam dan diwaktu sore hari.

Wereng Coklat

Hama ini dapat menyebabkan daun berubah menjadi kuning oranye sebelum menjadi coklat
dan mati, dalam keadaan populasi wereng tinggi dan varietas yang ditanam rentan wereng
coklat dapat mengakibatkan tanaman seperti terbakar atau hopperburn. Wereng coklat juga
dapat menularkan penyakit virus kerdil hampa dan virus kerdil rumput dua penyakit yang
sangat merusak.

Ledakan hama ini biasanya terjadi akibat penggunaan pestisida yang tidak tepat penanaman
verietas rentan, pemeliharaan tanaman, terutama pemupukan yang kurang tepat, dan kondisi
lingkungan yang cocok untuk wereng coklat yaitu lembab, panas dan pengap.

Cara Pengendalian Hama Tanaman Padi

 Dengan melakukan pematauan secara rutin yang dialakukan dengan cara mengamati
areal tanaman padi dalam interval waktu tertentu ( seminggu sekali ) sejak awal
persemaian, penanaman sampai panen.

 Dengan memusnahkan sisa tanaman yang terserang virus kerdil rumput dn kerdil
hampa dengan cara mengolah tanah sesegara mungkin setelah tanaman padi dipanen.
Dengan membiarkan lahan tersebut maka kemungkinan timbulnya serangan virus
akan lebih besar saat kita memulai penanaman kembali.

 Dengan menanam padi varietas unggul tahan hama, penanaman varietas tahan hama
terbukti mampu dan efektif mengurangi serangan wereng coklat ini.

 Melakukan pemusnahan selektif terhadap tanaman padi yang terserang ringan.


Artinya dengan memilih tanaman padi yang terserang dengan cara mengambilnya
untuk kemudian dibuang/dibakar di tempat lain, jika terjadi serangan berat maka perlu
dilakukan dengan pemusnahan total.

Macam-Macam Penyakit Dan Cara Pengendalian

Hawar Daun Bakteri

Penyakit ini merupakan bakteri yang tersebar luas dan dapat menurunkan hasil hingga
mencapai 36% . penyakit ini terjadi saat kondisi musim hujan atau musim kemarau yang
basah, terutama pada lahan sawah yang selalu tergenang dan dipupuk N tinggi.

Penyakit ini menghasilkan dua gejala khas yakni kresek dan hawar. Kersek ialah gejala yang
terjadi pada tanaman yang sudah berumur 30 hari ( persemaian atau yang baru pindah ).
Daun-daun berwarna hijau kelabu, melipat dan menggulung. Dalam kedaan parah daun
menggulung, layu dan bias mati, mirip seperti tanaman yang terserang penggerak batang.
Sementara hawar yaitu merupakan gejala yang paling umum pada tanaman yang telah
mencapai fase tumbuh anakan hingga fase pemasakan.

Baca juga :

 Tomat Dan Cabai Terserang Penyakit ?? Ini Cara Menanggulangi Serangan


Hama Dan Penyakit Tomat Dan Cabe

 10 Panduan Lengkap Dan Teknik Cara Budidaya Padi Yang Baik Dan Benar

 Menurunnya Produksi Tanaman Mentimun Di Sebabkan Hama Dan Penyakit

 Mencegah Tanaman Cabe Rawit Dari Hama Dan Penyakit, Dengan Cara Yang
Alami

 Pengertian, Jenis Dan Macam-Macam Tanaman Hortikultura Yang Bisa


Menghasilkan Uang
Untuk gejala tanaman yang diawali timbulnya bercak abu-abu ( kekuningan ) umumnya pada
tepi daun. Dalam perkembangannya gejala meluas, membentuk hawar dan akhirnya daun
mengering. Dalam keadaan lembab ( terutama dipagi hari ), kelompok bakteri, berupa butiran
berwarna kuning keemasan, dapat dengan mudah ditemukan pada daun-daun yang
menunjukka gejala hawar. Dengan bantuan angin, gesekan antara daun dan percikan air
hujan, massa bakteri ini berfungsi sebagai alat penyebar penyakit Hawar Daun Bakteri.

Cara Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

 Dengan pemberian pupuk yang teratur dengan menyeimbangkan unsure makro


maupun mikro yang diperlukan tanaman padi. Yakni dengan pemakaian pupuk
oragnik nasa yang berupa super nasa dengan divampur 50% pupuk kima yang biasa
dipakai.

 Pengaturan air yang cukup.

 Hindari penggenangan air yang terus menerus maisalkan 1 hari digenangi dan 3 hari
dikeringkan.

 Menyemprotkan pestisida yang berupa pestona dengan interval 10 hari sekali lakukan
dari awal tanam dan pada waktu sore hari.

Busuk Batang

Busuk batang merupakan penyakit yang menginfeksi pada bagian tanaman dalam kanopi dan
menyebabkan tanaman menjadi mudah rebah. Untuk cara mengamati penyakit ini, kanopi
pertanaman perlu dibuka. Perlu diwaspadai bila terjadi kerebahan pada pertanaman, tanpa
sebelumnya terjadi hujan dengan angin yang kencang.

Gejala awal berupa bercak berwarna kahitaman, bentuknya tidak teratur pada sisi luar
pelapah daun dan secara bertahap membesar. Akhirnya cendawan menembus batang padi
yang kemudian menjadi lemah, anakan mati. Dan akibatnya tanaman menjadi rebah.

Cara Pencegahan Penyakit Tanaman Padi

 Keringkan petakan dan biarkan tanah hingga retak sebelum dialiri lagi.

 Tunggul-tunggul padi sesudah panen dibakar atau didekomposisi.

 Dengan pemeupukan yang teratur dengan penyeimbangan unsur makro maupun


mikro yang diperlukan tanaman padi.

 Dengan pemakian produk nasa yang berupa Natural Glio disaat olah tanah dengan
dicampurkan pupuk kandang atau dengan campurkan Super Nasa.

Bercak Cercospora

Bercak Cercospora ini disebabkanoleh jamur Cercospora oryzae, penyakit menyebabkan


kerusakan yang serius pada pertanaman dilahanyang kurang subur. Penyakit ini menghasilkan
gejala lurus sempit berwarna coklat pada helaian daun bendera, pada fase tumbuh-
pemasakan, gejala juga dapat terjadi pada pelapah dan kulit gabah padi.

Cara Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

 Dengan pemakian produk nasa yang berupa Natural Glio di saat olah tanah dengan di
campurkan pupuk kandang atau dengan dicampurkan super nasa.

 Pemupukan yang teratur dengan menyeimbangkan unsure makro maupun mikro yang
diperlukan tanaman padi, yakni dengan pemakian pupuk organic nasa yang berupa
super nasa dengan campurkan 50% pupuk kimia yang biasa dipakai.

You might also like