You are on page 1of 1

Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni , adalah sejenis cairan yang mudah menguap,

mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Pada proses pembuatan alkohol dibutuhkan bahan-bahan yaitu, tetes
(molase), ragi, dll.

Proses pembuatan etanol secara fermentasi menggunakan molase

1. Pengolahan tetes
Pengolahan ini dimaksudkan untuk mendapatkan kondisi yang optimum untuk
pertumbuhan ragi dan untuk selanjutnya. Yang perlu disesuaikan dalam pengolahan
ini adalah pH, konsentrasi gula dan pemakaian nutrisi. Tetes yang dihadapkan dari
pabrik gula biasanya masih terlalu pekat, oleh karena itu perlu di encerkan lebih
dahulu untuk mendapatkan kadar gula yang optimum. Pengaturan pH diatur dengan
penambahan asam H2SO4 hingga dicapai pH 4–5.
2. Tahap pencampuran tetes
Tahap pencampuran tetes ini menggunakan tangki pencampur tetes dengan kapasitas
tertentu yang dilengkapi pancaran uap air panas (steam), yang berfungsi sebagai
pengaduk dan pemanas tetes. Cara kerjanya yaitu pertamatama air panas bersuhu 70o
C dimasukkan ke dalam tangki pencampur tetes (mixing tank), kemudian disusul
dengan tetes yang telah ditimbang. Setelah itu disirkulasi dengan menggunakan
pompa hingga tetes dan air tercampur dengan baik. Pencampuran dianggap selesai
dengan indikasi kepekatan mencapai 90o brix dan dipanskan dengan uap air panas
(steam) sampai suhunya mencapai 90o C. Tujuan diberikannya air panas adalah untuk
mempercepat proses pelarutan, sedangkan pemanasan dengan uap air panas (steam)
adalah untuk sterilisasi larutan tetes. Setelah semua tercampur dengan baik
ditambahkan asam sulfat (H2SO4) teknis dengan kepekatan 96,5 % sampai pH
mencapai 4,5 - 5. Pemberian asam sulfat (H2SO4) ini bertujuan untuk mengendapkan
garamgaram mineral di dalam tetes dan untuk memecah di-sakarida (sukrosa) didalam
tetes menjadi monosakarida berupa senyawa d-glukosa dan d-fruktosa.
3. Tahap pengendapan
Pada tahap pengendapan ini menggunakan tangki yang dilengkapi dengan pipa
decanter. Pada tahap ini larutan tetes dengan kepekatan 40o brix dari tangki
pencampur ditampung dalam tangki ini dan diendapkan selama 5 jam untuk
mengendapkan kotoran-kotoran tetes (sludge), terutama endapan garam. Pengendapan
ini bertujuan untuk mengurangi kerak yang terjadi pada mash column (kolom destilasi
pertama). Setelah 5 jam, cairan tetes dipompa menuju tangki fermentor melalui
decanter dan heat exchanger (HE). Heat exchanger ini berfungsi untuk menurunkan
suhu sampai 30oC sebagai syarat operasi fermentasi. Sedangkan cairan sisa yang
berupa endapan kotoran-kotoran dan sebagian cairan tetes dipompa ke tangki pencuci
endapan kotoran tetes (tangki sludge).
4.

You might also like