Professional Documents
Culture Documents
1 Tahun 2014
49
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kb Pasca Salin pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja
Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2013
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014
50
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kb Pasca Salin pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja
Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2013
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014
51
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kb Pasca Salin pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja
Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2013
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014
yang menggunakan KB Pasca salin 30 (44.8 hubungan pengetahuan dengan KB pasca salin
%) responden dan tidak menggunakan KB KB pasca salin
P value
pasca salin adalah 37 (52.2%). Pengetahuan Tidak Ya
f % f %
Tabel 4. Distribusi tempat pelayanan KB Kurang Baik 22 75.9 7 24.1 29
pasca salin Baik 15 39.5 23 60.5 38 0,007
Nama tempat KB pasca Tidak KB Total 37 55.2 30 44.8 67
Yankes slin pasca salin
Berdasarkan tabel 9. menunjukkan bahwa
Puskesmas 25 0
BPM 5 37 dari 29 responden berpengetahuan kurang baik,
Jumlah 30 37 sebanyak 22 (75.9 %) tidak menggunakan KB
Berdasarkan data menggunakan KB Pasca pasca salin, dan sebanyak 7 orang (24.1%)
salin 25 (44.7 %) berada di Puskesmas dan yang mengggunakan KB pasca salin. Sedangkan
tidak KB pasca salin 37 (55.2%). responden yang berpengetahuan baik sebanyak
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan 38 orang, menggunakan KB pasca salin
Pengetahuan ibu sebanyak 23 orang (60.5 %), dan sebanyak 15
Pengetahuan Jumlah Persentase orang (39.5 %) tidak menggunakan KB pasca
Baik 38 56.7 salin .
Kurang Baik 29 43.3 Hasil uji statistik diketahui nilai P-Value =
Total 67 100
0,007 (p<0,05), berarti ada hubungan yang
Berdasarkan data jawaban dari 67
signifikan antara pengetahuan dengan KB
responden didapatkan pengetahuan baik 38
pasca salin di wilayah kerja Puskesmas Pakuan
responden (56.7%) pengetahuan kurang baik
Baru Tahun 2013.
29 (43.3%).
Hubungan sikap dengan KB pasca salin
Tabel 6. Distribusi Responden berdasarkan
dapat dilihat pada tabel 10.
sikap ibu tentang KB pasca salin
Sikap Jumlah Persentase
Tabel 10.Distribusi Responden Berdasarkan
Baik 36 53.7 hubungan sikap dengan KB pasca salin
Kurang Baik 31 46.3 KB pasca salin P value
Total
Total 67 100 % Sikap Tidak Ya
Berdasarkan jawaban dari 67 responden f % f % f
Kurang
didapatkan yang memiliki sikap baik 36 Baik
23 74.2 8 25.8 31
0,00
(53.7%) dan memiliki sikap kurang baik Baik 14 38.9 22 61.1 36 8
adalah 31 (46.3 %). Untuk mengetahui Total 37 55.2 30 44.8 67
distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan Berdasarkan table 10 dari 31 responden
dukungan keluaga tentang KB pasca salin memiliki sikap kurang baik, sebanyak 23 orang
dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut (74.2%) tidak menggunakan KB pasca salin
Tabel 7. Distribusi Responden berdasarkan dan sebanyak 8 orang (25.8%) menggunakan
dukungan keluarga tentang KB pasca salin KB pasca. Sedangkan responden dengan sikap
Dukungan Keluarga Jumlah Persentase baik terdapat 36 orang, menggunakan KB
Baik 41 61.2 pasca salin sebanyak 22 orang ( 61.1 %), dan
Kurang Baik 26 38.8
Total 67 100
14 orang (38.9 %) tidak menggunakan KB
Berdasarkan data dukungan keluarga baik pasca salin
41 (61.2 %) dukungan keluarga kurang baik Hasil uji statistik diketahui nilai P-Value
adalah 26 (38.8 %) responden. =0,008 (p<0,05), berarti ada hubungan yang
Tabel 8. Distribusi Responden berdasarkan signifikan antara sikap dengan KB pasca
peran petugas kesehatan dengan KB pasca salin.
salin Hubungan dukungan keluarga dengan KB
Peran petugas Jumlah Persentase pasca salin
kesehatan Hubungan dukungan keluarga dengan KB pasca
Baik 39 41.8% salin dilihat pada tabel 11 berikut:
Kurang Baik 28 58.2 % Tabel11.Distribusi Responden berdasarkan
Total 67 100 %
hubungan dukungan keluarga dgn KB pasca
Berdasarkan data didapatkan peran salin
petugas kesehatan baik 39 ( 41.8%) dan peran KB pasca salin P value
petugas kesehatan kurang baik adalah 28 Dukungan Total
Tidak Ya
keluarga
(58.2%) f % f % f
Hubungan pengetahuan dengan KB pasca Kurang
20 76.9 6 23.1 26
Baik
salin 0,010
Baik 17 41.5 24 58.5 41
Tabel 9.Distribusi Responden Berdasarkan Total 37 55.2 30 44.8 67
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kb Pasca Salin pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja 52
Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2013
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014
Berdasarkan tabel 11 menunjukkan bahwa juga dan tidak akan hamil lagi. Bidan tidak mau
dari 26 responden memiliki dukungan keluarga melakukan pasca salin karena menambah biaya
kurang baik, dimana sebanyak 20 (76.9 %) pasien yang sudah besar karena bersalin di
tidak menggunakan KB pasca salin dan BPM saat ini biaya 1.200.000 sampai 1.600.000
sebanyak 6 orang (23.1%) menggunakan KB perpersalinan, Sedangkan responden peserta
pasca salin. Sedangkan responden dengan KB pasca salin di Puskesmas biaya termasuk
dukungan keluarga baik sebanyak 41, yang semua dalam JAMPERSAL, sehingga seluruh
menggunakan KB pasca salin sebanyak 24 ibu bersalin di Puskesmas sebelum pulang
orang (58.5 %), dan sebanyak 17 orang (41.5 %) sudah diberi KB.
tidak menggunakan KB pasca salin. Hasil uji Pendapat Kemenkes RI (2012) bahwa
statistik diketahui nilai P-Value = 0,010 pelayanan KB pasca persalinan adalah
(p<0,05), berarti ada hubungan yang signifikan pelayanan KB yang diberikan sesudah
antara dukungan keluarga dengan KB pasca melahirkan sampai 6 minggu/42 hari yang
salin. dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan
Hubungan Peran Petugas Kesehatan dengan yang diselenggarakan oleh tenaga profesional
KB pasca salin di wilayah kerja Puskesmas yaitu dokter spesialis, dokter umum dan bidan.
Pakuan Baru Tahun 2013, dapat dilihat pada Sebaiknya setiap ibu nifas dianjurkan untuk
tabel 12 menggunakan KB sebelum pulang kerumah
Tabel 12. Hubungan Peran Petugas Kesehatan apalagi yang menggunakan Jampersal satu paket
dengan KB pasca salin di wilayah kerja dalam persalinan. Melakukan konseling
Puskesmas Pakuan Baru tahun 2013 sebaiknya dilakukan sebagai pertukaran
KB pasca salin To informasi dan interaksi positif antara klien dan
P value
Peran Tidak Ya tal petugas untuk membantu klien untuk mengenali
Petugas
Kesehatan
f % f % f kebutuhanya, memilih solusi terbaik dan
Kurang membuat keputusan yang paling sesuai dengan
20 71.4 8 28.6 28
Baik
0,044
kondisi yang sedang dihadapi. Proses konseling
Baik 17 43.6 22 56.4 39 yang baik mempunyai empat unsur kegiatan
Total 37 55.2 30 44.8 67
antara lain pembinaan hubungan yang baik,
Berdasarkan table 12 menunjukkan bahwa penggalian dan pemberian informasi,
dari 28 responden dikategorikan peran petugas pengambilan keputusan, pemecahan masalah
kesehatan kurang baik, tidak menggunakan KB dan perencanaan tindak lanjut.
pasca salin sebanyak 20 orang (71.4 %), dan
Gambaran Pengetahuan ibu tentang KB
sebanyak 8 orang (28.6 %) menggunakan KB
pasca salin di wilayah kerja Puskesmas
pasca salin. Sedangkan peran petugas baik
Pakuan Baru Tahun 2013
sebanyak 39 dimana yang menggunakan KB Hasil analisa data hampir seluruh
pasca salin sebanyak 22 orang (56.4 %), dan responden mengetahui KB pasca salin adalah
sebanyak 17 orang (43.6 %) tidak KB yang diberikan sesudah melahirkan.
menggunakan KB pasca salin. Sebanyak 94.5 % responden mengetahui bahwa
Hasil uji statistik diketahui nilai P-Value = sasaran KB Paca salin adalah ibu bersalin, dan
0,044 (p<0,05), berarti ada hubungan yang 94.0 % mengetahui tujuan KB pasca salin agar
signifikan antara peran petugas kesehatan ibu tidak hamil waktu dan jarak terlalu dekat.
dengan KB pasca salin di wilayah kerja Kemenkes (2012) menyatujuan KB
Puskesmas Pakuan Baru Tahun 2013 pascasalin menurunkan angka kematian ibu,
Hasil analisis berdasarkan menggunakan menurunkan kejadian ibu hamil dengan jarak
KB Pasca salin baik 30 responden (44.8%) dan yang terlalu dekat, meningkatkan cakupan
tidak menggunakan KB pasca salin sebanyak peserta KB baru. Sedangkan sasaran KB pasca
37 responden (55.2%). salin adalah Ibu hamil ( saat kunjungan K4)
Dari hasil analisis responden yang dengan pemberian konseling beserta
menggunakan KB Pasca salin sebanyak 30 pasanganya, bu bersalin ( pada ibu bersalin
orang terdapat di Puskesmas Pakuan Baru dengan pengguaan AKDR pasca plasenta, Ibu
sebanyak 25 responden, dan di BPM Supadmi nifas ( sesudah melahirkan sampai 6 mg/42 hari
ada 5 orang, selebihnya responden yang lahir di postpartum)
BPM tidak menggunakan KB pasca salin karena Namun masih terdapat pengetahuan
beberapa faktor yaitu ibu masih enggan kurang baik yaitu 41 (61.2%) responden tidak
langsung menggunakan KB dengan anggapan tahu alat kontrasepsi pil termasuk kontrasepsi
nanti saja lepas 40 hari karena sekarang masih alamiah 40 (59.7 %) responden tidak tahu
capek dan belum selesai nifas tidak pengaruh
53
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kb Pasca Salin pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja
Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2013
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014
metode kontrasepsi suntik pasca salin lebih dengan jenis alat kontasepsi, manfaat, sasaran,
efektif diberikan pada hari ketiga, kelima pasca efek samping
salin. 32 (47. 8 %) responden tidak mengetahui Gambaran sikap ibu tentang KB pasca salin
Alat KB yang cocok untuk KB pasca salin di wilayah kerja Puskesmas Pakuan Baru
adalah Alat KB dalam rahim/ spiral Tahun 2013
Pendapat diatas didukung teori BKKBN Kurang baiknya menjawab salah antara
(2007) suntikan diberikan mulai hari ke-3 lain pada wanita menggunakan KB suntik akan
sampai ke-5 pascapersalinan, segera setelah menyebabkan kegemukan, kontrasepsi pasca
keguguran, atau pada interval lima hari pertama salin yang mengandung hormonal tidak
haid. mempengaruhi pemberian asi, penggunaan
Kontrasepsi pasca salin sebenarnya dapat metode/alat kontrasepsi IUD dalam rahim
dipakai oleh suami, untuk membantu istrinya ketika bersalin pada bersalin 10 menit setelah
dengan peran serta suami dalam KB tidak akan plasenta lahir
terwujud tanpa adanya dukungan dari pihak Sesuai dengan pendapat Wawan dan Dewi
isteri. Pasangan memiliki peran dan tanggung (2010) menegaskan bahwa sikap adalah
jawab bersama disegala hal termasuk KB predisposisi untuk melakukan suatu perilaku
diantaranya dalam hal memilih dan tertentu, sehingga sikap bukan hanya kondisi
menggunakan metode kontrasepsi. Suami internal yang murni dari individu (purely
maupun isteri berada dalam posisi setara pada phychic inner state), tetapi sikap lebih
proses pengambilan keputusan mengenai hal ini merupakan proses kesadaran yang sifatnya
dan siapapun yang menjadi peserta KB individual.
pasangannya harus saling mendukung secara Sikap merupakan reaksi atau respon yang
penuh (BKKBN, 2004). masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
Pengetahuan tentang pengendalian stimulus atau objek tertentu. Sikap belum
kelahiran dan keluarga berencana merupakan merupakan suatu tindakan atau aktivitas tetapi
salah satu aspek penting kearah pemahaman merupakan “pre-disposisi” tindakan atau
tentang berbagai alat/cara kontrasepsi, dan perilaku. Sikap itu masih merupakan perilaku
selanjutnya berpengaruh terhadap pemakaian tertutup bukan merupakan reaksi terbuka
alat atau cara KB yang tepat dan efektif. tingkah laku yang terbuka. Lebih dapat
Pengetahuan tentang alat atau cara KB sudah dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi
menyebar luas dikalangan wanita dan pria. terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai
Hampir semua wanita pernah kawin dan suatu penghayatan terhadap obyek
berstatus kawin mengetahui paling sedikit satu (Notoatmodjo, 2007)
alat atau cara KB (masing-masing 98% dan Sikap pasangan usia subur terhadap KB,
99%). Pengetahuan tentang suatu alat atau cara apabila pasangan suami istri mempunyai sikap
KB modern menunjukkan persentase yang positif terhadap KB ,maka mereka cenderung
hampir sama dengan pengetahuan suatu cara akan memakai kontrasepsi. Menurut SDKI
KB, yaitu 98% diantara wanita pernah kawin (2007) setiap wanita berstatus kawin ditanya
dan wanita berstatu kawin. Pada pria berstatus apakah mereka setuju jika suatu pasangan ber-
kawin, pengetahuan tentang suatu cara KB KB, dan bagaimanakah sikap suami mereka
maupun cara KB modern juga tinggi. Hampir 5 tentang hal tersebut. Informasi ini untuk
diantara 10 wanita dan pria mengetahui paling menyusun kebijakan KB, yang menunjukkan
sedikit suatu alat atau cara KB (BPS, 2008) bahwa KIE dan sosialisasi diperlukan untuk
Menurut penulis bahwa kecendrungan meningkatkan penerimaan KB diwaktu yang
reponden tidak menggunakan KB pasca salin akan datang.
karena pengetahuan ibu yang terbatas tentang Menurut penulis sikap yang baik bahwa
KB seperti kontrasepsi yang baik untuk suami, kesadaran isteri akan hak reproduksinya
waktu yang efektif menggunakan KB pasca keputusan mengenai alat kontrasepsi, dilengkapi
salin, alat KB pasca salin yang baik dalam dengan pengetahuan tentang KB sehingga isteri
rahim. dapat ikut ambil bagian dalam pengambilan
Untuk itu sebaiknya ibu hamil diberikan keputusan pemilihan alat kontrasepsi.
penyuluhan untuk meningkatkan Untuk itu disarankan untuk menanamkan
pengetahuanya melalui konseling KB, sikap yang baik pada ibu tentang KB sejak
memberikan leaflet, brosur, petugas lapangan kunjungan ANC telah di perkenalkan tentang
PLKB sebaiknya melakukan kontak sejak ibu KB pasca salin dengan diberikan leaflet, brosur,
hamil trimester III agar ibu telah terpapar atau konseling, agar ibu memiliki sikap positif
54
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kb Pasca Salin pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja
Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2013
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014
55
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kb Pasca Salin pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja
Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2013
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014
posisi setara dengan suami dalam pengambilan menginformasikan alat kontrasepsi melalui
keputusan mengenai alat kontrasepsi. teknik konseling. Konseling merupakan aspek
Dilengkapi dengan pengetahuan tentang KB yang sangat penting dalam pelayanan KB,
sehingga isteri dapat ikut ambil bagian dalam dengan melakukan konseling berarti petugas
pengambilan keputusan pemilihan alat membantu klien dalam pemilihan dan
kontrasepsi. Dengan demikian kesetaraan dan pengambilan keputusan jenis kontrasepsi yang
keadilan gender dapat terpenuhi. akan digunakan sesuai dengan pilihan klien
Sikap positif terhadap KB pasca salin akan sehingga penggunaan alat kontrasepsi tersebut
membuat responden segera menggunakanKB akan lebih lama dan meningkatkan keberhasilan
secara langsung setelah melahirkan karena sikap KB ( BKKBN, 2007)
akan mendorong responden berperilaku, maka Semakin sering petugas kesehatan
mereka cenderung akan memakai kontrasepsi. menjalankan promosi kesehatan dan
Sebaiknya pada kunjungan ANC ibu hamil berinteraksi dengan masyarakat dalam
mulai dikenalkan tentang kontrasepsi agar keikutsertaan ber KB, maka akan semakin
ketika bersalin sudah dapat mengambil mendorong masyarakat untuk meningkatkan
keputusan untuk menyusun kebijakan KB, yang kualitas hidup sehatnya dalam berpartisipasi
menunjukkan bahwa KIE dan sosialisasi dalam ber KB
diperlukan untuk meningkatkan penerimaan KB KESIMPULAN DAN SARAN
diwaktu yang akan datang. Agar Dinas Kesehatan dapat membuat
Hubungan dukungan keluarga dengan KB kebijakan bagi Puskesmas termasuk Bidan
pasca salin di wilayah kerja Puskesmas Praktik Mandiri (BPM) dalam upaya
Pakuan Baru Tahun 2013 peningkatan KB pasca salin Menyediakan
Dukungan keluarga menggambarkan leaflet, brosur, sebagai media informasi untuk
seperangkat perilaku interpersonal, sifat, masyarakat khususnya meningkatkan
kegiatan yang berhubungan dengan individu pengetahuan ibu bersalin. Agar BPPKB Kota
dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola Jambi dapat menyediakan Alat kontrasepsi,
perilaku dari keluarga, kelompok dan Agar petugas lapangan (PLKB) melakukan
masyarakat dukungan keluarga merupakan salah penyuluhan, memotivasi ibu bersalin segera
satu faktor pendorong (reinforcing factors) menggunakan KB pasca salin.Puskesmas
didalam pembentukan perilaku (Notoatmodjo, Pakuan Baru
2007). Melalui bidan koodinator dalam
Dukungan keluarga dalam pengambilan melakukan pertemuan lokakarya mini
keputusan pemilihan alat kontrasepsi sangat disampaikan komitmen bersama penggunaan
penting dilakukan terutama dukungan dari KB pasca salin memberikan komitmen bidan
suami. Sejak ibu hamil sebaiknya jika agar memperkenalkan KB pasca salin.
melakukan pemeriksaan suami selalu Melakukan pembinaan Bidan praktik mandiri di
mendampingi sehingga suami mendapatkan wilayah kerja Puskesmas dalam pertemuan
informasi yang baik tentang alat kontrasepsi bulanan. Sebelum pulang bersalin segera
melalui teknik konseling, sesuai dengan pilihan memasangkan KB, disarankan bidan wilayah
klien sehingga penggunaan alat kontrasepsi Puskesmas Pakuan Baru yang memiliki BPM
tersebut akan lebih lama dan meningkatkan tetap memberikan KB setelah bersalin walaupun
keberhasilan KB tidak menggunakan dana Jampersal
Hubungan Peran petugas kesehatan dengan DAFTAR PUSTAKA
KB pasca salin di wilayah kerja Puskesmas Adi, Wisnu, 2004 Refleksi Wafatnya RA Kartini
Pakuan Baru Tahun 2013 bagi Para Suami. Dalam: Fauzi,
Petugas kesehatan mempunyai peran yang Ahmad & Mercy.L, 2001. Jender dan
sangat penting dalam memberikan pelayanan Kesehatan Kumpulan Artikel. Pusat
kepada masyarakat khususnya di Puskesmas, Komunikasi Kesehatan Berperspektif
peran petugas ini mencakup upaya promotif, Jender and Ford Fondation. Jakarta.
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Peran petugas Arikunto, Suharsini 2010 Prosedur penelitian
kesehatan mendorong ibu menjadi peserta KB suatu pendekatan praktik,Rieka Cipta,
melalui peningkatan pengetahuan, perubahan Jakarta :369 hl
perilaku, meningkatkan kepatuhan sehingga BKKBN, 2003 Menyiapkan Ibu Sehat
akan meningkatkan kualitas hidup (Depkes RI, Melahirkan Bayi Sehat. Jakarta: v+41
2008) hlm.
Peran petugas kesehatan untuk __________2007. Informasi Pelayanan
56
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kb Pasca Salin pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja
Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2013
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014
57
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kb Pasca Salin pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja
Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2013