Professional Documents
Culture Documents
Dosen:
Disusun oleh :
Fadhilatul Ulfah
Nadia Aulia
UNIVERSITAS INDONESIA
2016
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya makalah Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dengan judul “Penilaian Kinerja
pada PT. Mitsubishi Corporation Indonesia“ ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat sebagai media pembelajaran bagi penulis dan pembaca untuk
memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai penerapan manajemen penilaian kinerja
secara nyata pada perusahaan yang penulis jadikan sebagai objek dan untuk memenuhi tugas
akhir mata kuliah MSDM sebagai salah satu komponen penilaian akhir.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan
kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan di
masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada perusahaan PT. Mitsubishi
Corporation Indonesia yang sudah bersedia penulis jadikan objek, ibu Widya Santi Saleh RH,
M.M selaku dosen mata kuliah MSDM, kak Fahrina Yuliani selaku asisten dosen mata kuliah
MSDM dan semua pihak yang telah membantu hingga makalah ini dapat selesai tepat pada
waktunya. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Penulis
2
STATEMENT OF AUTHORSHIP
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah terlampir adalah murni
hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.
Materi ini belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata
ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan dengan jelas
bahwa kami menyatakan menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………... i
STATEMENT OF AUTHORSHIP............................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................ 1
BAB IV : PEMBAHASAN........................................................................................... 14
4
4.3. Manajemen Kinerja............................................................................................. 15
BAB V : PENUTUP...................................................................................................... 17
5.1. Kesimpulan......................................................................................................... 17
5.2. Saran.................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... v
LAMPIRAN................................................................................................................... vi
5
BAB I
PENDAHULUAN
Penilaian kinerja terhadap suatu perusahaan merupakan suatu tahap evaluasi kerja yang
dapat meningkatkan kualitas pekerjaan bagi kelangsungan aktivitas perusahaan. Salah satu
cara untuk mencapai tujuan perusahaan adalah dengan adanya Sumber Daya Manusia (SDM)
yang handal dan bermutu. SDM yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu
perusahaan untuk menjadi perusahaan yang maju, kuat, makmur dan sejahtera.
Kualitas SDM merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan produktivitas
kinerja suatu organisasi atau instansi. Oleh karena itu, diperlukan SDM yang mempunyai
kompetensi atau keahlian tinggi agar dapat mendukung peningkatan prestasi kinerja
karyawan.
Berbagai cara dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan SDM yang sesuai dengan
kriteria perusahaan, salah satunya adalah dengan melakukan penilaian kinerja. Penilaian
kinerja merupakan tugas penting yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mengetahui
sejauh mana karyawan berhasil atau gagal dalam bekerja selama masa kerja yang ditentukan.
Kegagalan maupun keberhasilan perusahaan dalam pengelolaan kinerja berkaitan dengan
efektivitas sistem penilaian kinerja yang diberlakukan.
Dari hasil penilaian kinerja dapat dilihat kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh
kinerja karyawan karena kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang
sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam
perusahaan.
6
1.2. Rumusan Masalah
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Penilaian kinerja berarti mengevaluasi kinerja sekarang dan masa lalu seorang
karyawan dibandingkan dengan standar kinerjanya seharusnya. Standar ini ditetapkan oleh
penilai, dan oleh karena itu diperlukan pelatihan, umpan balik, dan insentif agar dapat
mengurangi kinerja yang kurang optimal. Proses penilaian kinerja biasanya mencakup 3 hal,
yaitu :
1) Menetapkan standar kinerja
2) Menilai kinerja aktual seorang karyawan berdasarkan standar yang telah
ditetapkan (biasanya menggunakan rating)
3) Menyediakan umpan balik untuk membantu karyawan mengurangi kurang
optimalnya kinerja atau meneruskan kinerja yang sudah baik.
8
2.3. Manajemen Kinerja
Pengertian dari manajemen kinerja sendiri adalah proses identifikasi, pengukuran, dan
pengembangan kinerja individu serta tim, yang berorientasi pada tujuan perusahaan dan
dilaksanakan secara berkelanjutan untuk menilai dan mengelola kinerja karyawan.
Perbedaan mendasar antara manajemen kinerja dengan penilaian kinerja, terletak pada hal-hal
berikut :
Manajemen kinerja tidak dilaksanakan satu kali setiap periode tertentu seperti
penilaian kinerja, namun dengan interaksi dan pemberian umpan balik yang
berkelanjutan setiap harinya agar kinerja perusahaan secara keseluruhan selalu
meningkat.
Manajemen kinerja selalu berorientasi pada tujuan
Manajemen kinerja memperbaiki kinerja karyawan secara berkelanjutan dengan
evaluasi-evaluasi yang dilakukan terus menerus
Manajemen kinerja menggunakan informasi dan teknologi untuk mengawasi
kinerja karyawan dan mengambil aksi koreksi jika diperlukan.
1. Direction Sharing
2. Goal Alignment
9
4. Ongoing Feedback
1. Peer Appraisals
Penilaian kinerja yang dilakukan oleh rekan kerja yang berada di level yang sama
dengan karyawan yang bersangkutan.
2. Rating Committees
Tim penilai terdiri dari supervisor yang membawahi karyawan dan supervisor-
supervisor lain. Hal ini bisa menguntungkan karena mampu mengurangi bias jika
dibandingkan berdasarkan penilaian 1 inidividu saja.
3. Self-Ratings
Hal ini dapat membawa hasil yang baik bagi perusahaan karena survey
menunjukkan manajer yang dinilai buruk oleh bawahannya cenderung mengalami
perubahan signifikan ke arah yang lebih baik setelahnya.
Informasi penilaian dikumpulkan dari berbagai pihak, mulai dari supervisor, peer,
bawahan, bahkan pelanggan jika posisi karyawan yang akan dinilai relevan untuk
dinilai pelanggan. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efetivitas
metode penilaian ini :
Memberikan dimensi penilaian yang lebih spesifik
10
Melatih dengan hati-hati pihak yang akan memberikan penilaian
Memastikan bahwa umpan balik dari berbagai pihak berorientasi pada
pengembangan, produktif, dan tidak bias
Mengurangi biaya administratif, misalnya dengan pemberian lembar
penilaian kinerja melalui internet untuk mengurangi biaya kertas dan
pencetakan.
Mekanisme penilaian kinerja dengan metode ini yaitu pihak yang melakukan
penilaian kinerja menentukan dimensi-dimensi kinerja yang akan dinilai dan kategori
penilaian yang akan dilakukan. Kategori penilaian ini menggunakan angka 5 untuk
yang terbaik dan angka 1 untuk yang terburuk. Setelah menentukan kedua hal tersebut,
pihak penilai dapat menilai kinerja dari masing-masing individu maupun tim dan
seluruh nilai dari dimensi-dimensi kinerja yang dihasilkan akan dijumlahkan. Individu
dengan nilai yang tertinggi merupakan individu dengan kinerja yang terbaik dan
individu dengan nilai yang terendah merupakan individu dengan kinerja terburuk.
2. Alternation Ranking
3. Paired Comparison
4.
Metode ini menilai kinerja dua orang karyawan sekaligus dengan membandingkan
karyawan yang satu dengan karyawan lainnya dengan standar tunggal untuk
menentukan siapa yang lebih baik. Urutan ranking individu dapat diperoleh dengan
11
menghitung berapa kali masing-masing individu terpilih sebagai yang lebih baik dari
pasangannya dalam penilaian kinerja.
5. Forced Distribution
6. Critical Incident
Metode ini mengharuskan pihak penilai untuk mencatat apa yang akan dilakukan
oleh karyawan apabila pada suatu waktu terjadi suatu kejadian yang berbeda dengan
yang biasa dia alami. Penilai melihat respon dari karyawan yang dinilai, apakah
karyawan tersebut dapat tetap fokus dan mendukung sasaran yang telah ditetapkan atau
justru menghambat pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Keuntungan yang dapat
diperoleh dari metode ini yaitu perusahaan dapat memberikan contoh nyata akan kinerja
yang baik dan yang buruk sehingga dapat digunakan oleh penyelia untuk menjelaskan
hasil penilaian kepada karyawan dan dapat digunakan oleh karyawan untuk mengurangi
tingkat kesalahannya.
7. Narrative Forms
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam metode ini adalah mengumpulkan
kejadian-kejadian yang menggambarkan perilaku yang baik, rata-rata, dan buruk untuk
12
masing-masing kategori jabatan. Kejadian-kejadian inilah yang akan digunakan
sebagai dasar penilaian yang akan dilakukan, kemudian kejadian-kejadian tersebut
diberi nilai sesuai dengan kontribusinya pada kinerjanya. Keuntungan dari penggunaan
metode ini yaitu ukuran penilaian yang lebih akurat karena biasanya pihak penilai
adalah orang yang sangat memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bagaimana
seharusnya pekerjaan tersebut dilakukan.
Dalam metode ini, pihak penilai adalah orang-orang yang berpengalaman dan
berkinerja tinggi yang dapat mengembangkan strategi mereka sendiri. Cara kerja dari
metode ini adalah bagaimana suatu sasaran dapat tercapai dengan mengurangi
ambiguitas dan juga hambatan yang mungkin dapat menghalangi tercapainya sasaran.
Penilaian dapat dilakukan secara sederhana maupun secara rumit, tergantung
kebutuhan sasaran yang ingin dicapai. Atasan dan bawahan akan sama-sama
melakukan evaluasi atas kegagalan yang mungkin terjadi dan kemudian memutuskan
sasaran-sasaran baru yang dimungkinkan bagi sasaran yang belum tercapai sebelumnya.
13
11. Computerized and Web-Based Performance Appraisal
2. Halo Effect
Bias ini terjadi karena pihak penilai mempersepsikan satu faktor sebagai kriteria
yang paling penting dan memberikan penilaian akan kinerja yang baik atau buruk.
3. Central Tendency
Kecenderungan memberi nilai yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah
untuk menghindari kontroversi atau kritik.
4. Leniency
14
yang sangat tinggi terhadap kinerja seseorang sehingga memberikan nilai yang lebih
rendah dari yang seharusnya.
Perilaku atau kinerja yang terbaru akan lebih mudah diingat daripada perilaku
lama. Pihak penilai cenderung lebih banyak menilai kinerja yang terlihat tidak lama
sebelum proses penilaian dilakukan atau yang terlihat pada saat proses penilaian
dilakukan.
Appraisal interview atau wawancara penilaian adalah wawancara yang dilakukan oleh
atasan kepada karyawannya untuk meninjau kembali penilaian kinerja yang telah dilakukan
dan membuat rencana untuk mengoreksi kekurangan karyawan yang bersangkutan dan
meningkatkan kelebihannya. Terdapat dua jenis wawancara penilaian yang dibedakan
berdasarkan kinerja karyawan yang bersangkutan, yaitu wawancara dengan karyawan
berkinerja memuaskan dan wawancara dengan karyawan berkinerja tidak memuaskan.
Jenis lain dari wawancara penilaian yaitu wawancara dengan karyawan berkinerja tidak
memuaskan yang juga dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan kemungkinan perbaikan
kinerja karyawan tersebut. Wawancara dengan karyawan yang kinerjanya masih dapat
diperbaiki bertujuan untuk menetapkan rencana tindak lanjut untuk mengoreksi kinerja yang
tidak memuaskan. Sedangkan wawancara dengan karyawan yang sudah tidak
15
memungkinkan untuk memperbaiki kinerjanya bertujuan untuk memberikan peringatan atau
pemecatan terhadap karyawan yang bersangkutan.
16
BAB III
PROFIL PERUSAHAAN
Menyediakan potensi besar serta pendapatan yang stabil di seluruh siklus bisnis dengan
mengelola sebuah portofolio yang didiversifikasi oleh model bisnis, industri, pasar, dan
geografi.
17
3.4. Struktur Organisasi Perusahaan
18
BAB IV
PEMBAHASAN
Penilaian kinerja di PT. Mitsubishi Corporation Indonesia dilakukan sebanyak dua kali
dalam satu tahun. Untuk melakukan penilaian kinerja, tahapan awal yang dilakukan oleh PT.
Mitsubishi Corporation Indonesia adalah menetapkan standar kinerja kemudian
membandingkan kinerja karyawan dengan standar tersebut. Jika kinerja karyawan masih
belum memenuhi standar yang telah ditetapkan maka manajer akan memberikan umpan balik
berupa masukan-masukan bagi karyawan untuk memperbaiki kinerjanya.
Jika kinerja karyawan sudah mencapai standar yang ditetapkan, maka karyawan dengan
kinerja yang sudah baik diberikan masukan-masukan agar dapat mempertahankan dan
semakin meningkatkan kinerjanya untuk mencapai perolehan mutu SDM unggul yang secara
langsung mempengaruhi kinerja perusahaan dalam pencapaian profit yang ditargetkan.
PT. Mitsubishi Corporation Indonesia melakukan penilaian kinerja dengan tujuan agar
setiap karyawan bisa bekerja dengan baik dan bertanggung jawab atas setiap pekerjaan yang
diberikan. Baik atau buruknya hasil dari penilaian karyawan tersebut dapat dijadikan acuan
bagi perusahaan dalam mengambil tindakan yang sesuai untuk karyawan. Contoh dari
tindakan tersebut seperti kenaikan gaji, kenaikan pangkat, ataupun pemotongan gaji.
19
4.3. Manajemen Kinerja
4.4. Pihak yang Melakukan Penilaian Kinerja di PT. Mitsubishi Corporation Indonesia
Pihak yang melakukan penilaian kinerja terhadap seluruh karyawan di PT. Mitsubishi
Corporation Indonesia adalah manajer SDM perusahaan. Hal ini bertentangan dengan teori
yang telah kami pelajari karena pihak-pihak yang dapat melakukan penilaian kinerja terhadap
karyawan perusahaan antara lain rekan kerja yang berada di posisi yang sama dengan
karyawan bersangkutan, supervisor karyawan beserta supervisor-supervisor lain yang relevan
dengan bidang kerja karyawan bersangkutan, karyawan bersangkutan itu sendiri, atau seluruh
pihak yang berhubungan dengan karyawan bersangkutan seperti supervisor, rekan kerja, atau
atasan (umpan balik 360 derajat).
Teknik yang digunakan oleh PT. Mitsubishi Corporation Indonesia untuk melakukan
penilaian kinerja terhadap para karyawannya yaitu dengan metode graphic rating scale.
Komponen penilaian karyawan yang diterapkan oleh PT. Mitsubishi Corporation Indonesia
meliputi pencapaian target, bobot pekerjaan, dan inisiatif karyawan. Dalam penggunaan
metode graphic rating scale ini, PT. Mitsubishi Corporation Indonesia memberikan 6 skala
yang diurutkan dari unsatisfactory (nilai bagi kinerja yang paling rendah), satisfactory 1,
satisfactory 2, satisfactory 3, satisfactory 4, hingga satisfactory 5 (nilai bagi kinerja yang
paling baik).
20
4.6. Mekanisme Wawancara Penilaian
21
BAB V
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
PT. Mitsubishi Corporation Indonesia menggunakan teknik graphic rating scale dalam
melakukan penilaian kinerja. Metode ini memiliki beberapa kelemahan seperti hasil
yang diberikan kurang akurat karena standar yang digunakan seringkali tidak jelas.
Masalah lain yang dapat muncul dan mempengaruhi akurasi penilaian ini adalah central
tendency, karena terdapat kecenderungan tinggi dari pihak penilai untuk menghindari
menilai kinerja seseorang dengan nilai tertinggi (satisfactory 5) atau nilai terendah
(unsatisfactory).
Pihak yang melakukan penilaian kinerja di PT. Mitsubishi Corporation Indonesia adalah
manajer SDM perrusahaan. Hal ini belum ideal jika dikaitkan dengan teori yang telah
penulis pelajari, karena penilaian kinerja karyawan suatu perusahaan idealnya dilakukan
oleh pihak-pihak yang mengetahui dengan baik bagaimana kinerja sehari-hari dari
karyawan bersangkutan, sehingga jika penilaian kinerja dilakukan oleh manajer SDM
perusahaan maka penilaian kinerja yang dihasilkan menjadi kurang akurat karena tidak
didasarkan pada pengamatan kinerja sehari-hari dari karyawan bersangkutan.
Penerapan manajemen kinerja pada PT. Mitsubishi Corporation Indonesia sudah baik
karena telah memberikan umpan balik yang berkelanjutan bagi seluruh karyawan.
22
1.2. Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
S, Satrio Tegar, dkk. 2014. Performance Management and Appraisal. Malang : Universitas
Brawijaya.
Rivai, Veithzal dan Ahmad Fawzi Mohd. Basri. 2005. Performance Appraisal. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada
Rival, Veithzal. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia dari Teori ke Praktik.
Jakarta : Rajawali Pers.
24
LAMPIRAN
STAFF
1. PERSONAL PARTICULARS
Name of Employee Group
Date of
Year of Services
Birth
CAREER IN MITSUBISHI
Discussed and agreed on the performance standards and expected outcome/results which are
to be attained, in relation to Company’s target and each Group’s target.
25
Date: Date:
Name:
Date:
Reviewed and discussed the contents of this appraisal.(Employee’s signature does not
necessarily imply agreement with the evaluation)
Date: Date:
Name:
Date:
3. TARGETS ACHIEVEMENT(TA)
3.1 At the beginning of each review period, the Appraising Manager(+Co-Appraising
Manager) together with the Employee will:
3.1.1 Set 3 to 5 targets in column (1) on page 3 on the basis of each Group’s target
showed by Group Leader.
3.1.2 Decide and put weights (%) for each Target in column (2). Weight (%) will be
decided by considering work volume (or time) and Importance of the Target
.The total weights must be 100%.
3.1.3 Fill in the degree of difficulty in column (3). Degree of difficulty is classified into
5 levels:
26
LEVEL 1 LEVEL 2 LEVEL 3 LEVEL 4 LEVEL 5
The nature of the The nature of the target is The target maybe or The objective of the target The nature of the target is
target itself is rather also closed to the daily job maybe not closed to the shall be to create higher complex such as to create new
closed to the daily responsibility or daily job responsibility or value or impact to the scheme, system, and business
routine job assignment, but becoming assignment and is difficult department or group such model development.
responsibility or rather difficult. to achieve. as higher profitability, The jobholder cannot refer to
assignment. However, to achieve the To fulfill such target, the market expansion, improve any precedent case so far and
target, the job holder need jobholder needs to process or system, etc. must take main role to fulfill
to effectively coordinate investigate, analyze such target through necessary
To achieve the target, among various necessary data through To achieve such competencies such as strong
the jobholder just departments or parties the contact from various complicated target, the leadership, initiative and
needs to simply follow concerned by modifying sources, then plan and jobholder shall take major convincing skills to cope with
the prescribed some existing process or implement the solution. role to fulfill such target parties with conflict of interest.
process or instruction solve rather difficult The achievement of such through necessary The achievement of the target
business deal or problems target will result in initiative, communication, shall result in very high value
such as procedure, etc. providing more value to management, HR skill, etc. or impact to the group or
the department company.
3.2 After completing performance Planning discussion, the Appraising Manager (+Co-
Appraising Manager) and the Employee must sign the “PLANNING &
AGREEMENT” section 2.1 above.
The Group Leader, if he is not the Appraising manager, must also take note and
countersign.
[Original→kept by Employee , Copies→(1) Appraising Manager(+ Co-Appraising Manager) (2) Group Leader (3)ADM ]
3.3 At the end of 6-month review period, the Employee will fill in Self Appraisal in column
(4) on page 3. Based on this, the Appraising Manager (+Co-Appraising Manager)
will have “Mid-term Review interview” with each Employee. After that, Appraising
Manager will fill in his/her appraisal comments in column (4) on page 3.
3.4 At the end of review period when performance results are known, the Employee will
fill in the actual results achieved & Self Appraisal in column (5) on page 3. Based on
this, Appraising Manager (+Co-Appraising Manager) will have “Review interview”
with each Employee and fill in his/her appraisal comments in column (5) on page 3.
More over, Group Leader will have “Evaluation Interview” with Appraising Manager
for each Employee and fill in his/her appraisal comments in column (6) and Rating in
column (7) on page 3.
Rating System
TA/GP
27
U S1 S2 S3 S4 S5
BELOW
UNSATISFACTORY ACCEPTABLE GOOD VERY GOOD EXCELLENT
EXPECTATIONS
Consistently
Consistently below the Does not Barely meets Clearly meets Clearly
far exceeds
minimum meet the the the exceeds the
the
requirements requirements requirements requirements requirements
requirements
Negotiation:
5 Always trying to attain best results in the process of negotiating with relevant parties, in clearer
understanding of conflicted interests, through effective & efficient communication therefor.
28
measures and implement them in appropriate ways.
Supporting to Superiors
7 Willingly offer support to superiors, without being instructed to do so, not only in the fields of daily
operations but also in planning & coordination from a mid-term point of view.
Self-Development :
8 Trying best to develop one’s skills for performing job, making best of learning opportunities available in
and/or outside the company.
Cost-Consciousness:
9 Being highly cost-conscious in performing one’s duties & tasks, which are often seen in concrete forms
in various phases of implementation of one’s job target as planned.
Overall
Level of Performance Performance (Tick one)
Rating
BELOW
Does not meet the requirements S1
EXPECTATIONS
6. FEEDBACK MEETING
6.1 Group Leader will feedback each Employee’s evaluation based on above.
29
6.2 After feedback meeting, The Group Leader, the Appraising Manager ,Co-
Appraising Manager and the Employee must sign the “PERFORMANCE
APPRAISAL” section 2.2.
[Original→kept by Employee , Copies→(1) Appraising Manager (+Co-Appraising Manager) (2) Group Leader(3)ADM ]
30