You are on page 1of 2

10.

Waaridaatil Ahwaat – Athoillah, Syeikh Ahmad Ibnu

Maksud Waaridaatil Ahwaat, yaitu keadaan yang datang di dalam hati seseorang

Artinya : Sesuatu yang datang di dalam hati seseorang dari berbagai pengertian ke-Tuhanan dan
rahasia kerohanian.

Keadaan ini kemudian bisa menimbulkan berbagai tingkah laku yang terpuji gemar Shalat, berpuasa,
membaca Al-Qur’an dsb.

Oleh sebab itu bagi orang yg belum mempunyai guru ( pembimbing dalam beramal ), maka sebaiknya
dia mengamalkan apa yang menjadi kecondongan hatinya.

Kalau dia mempunyai guru, wajiblah baginya mengikuti perintah gurunya dan dia tidak boleh
menjalankan apa yang menjadi ketentuan hatinya sendiri, kecuali kalau sudah mendapat ijin dari
gurinya.

11. Merasa Cukup Diri

 Qonaah : ialah terhentinya keinginan terhadap apa yang sudah diberikan kepadanya, dan
tidak ada lagi keinginan untuk menambah dari yang sudah ada.

12. Kekal Mengingat Allah

 Istiqomah : ialah tetap dan kekalnya hati mengingat Allah dengan tidak berpaling sedikitjua-
pun kepada yang lain-Nya.

13. Bahaya Angan-angan.

 Ketekunan didalam apa yang telah ditanggung oleh Allah dan kelalaianmu didalam apa yang
telah diperintahkan kepadamu menunjukkan atas kebutaan hatimu.

14. Macam2 “Kemuliaan”.

 Kalau telah sampai kepada “Hadratul Quds” pengertian tentang ke-Maha sucian zat Allah dan
“ Basathul ins “ sampai pada kesempurnaan sifat2 Allah, sehingga tidak ada yang dipandang
oleh jiwanya, melainkan Allah, maka kepadanya dianugerahkan beberapa keramat /
kemuliaan, diantaranya al :
a) MUFATAH, ialah : dibukakan hatinya sehingga dalam pandangan hatinya tidak lagi
menghubungkan segala peristiwa kepada hukum sebab akibat, tetapi sebab yang
pertama ialah Allah, dan dengan demikian merasalah ia akan kmanisan dan kelezatan
iman.
b) MUWAJAHAH, ialah ingat hatinya dihadapkannya kepada Allah dan untuk mengingat
Allah, sehingga tidak ada lagi dalam ingatannya melainkan Allah dan Allah membukakan
pintu hatinya sehingga imannya kian hari bertambah kuat, atau disingkapkan kepadanya
rahasia2 yang ghaib.
c) MUTHALA’AH, yaitu tersingkap pengenalannya kepada dirinya sebagai salah satu
makhluk yang selalu menggantungkan segala-galanya kepada Khaliknya, yang dinamakan
“farg” dan kenal pula ia kepada Allah sebagai sumber segala-galanya. Sikap demikian
dinamakan “jama”.
d) MUSYAHADAH, yaitu dibukakan baginya pengetahuannya hingga sampai kepada haqqul
yaqin, yang tidak bercampur dengan waham dan ragu.
e) MUHADATSDAH, yaitu Allah memanggil dan menyerunya, baik dari alam musyahadah
maupun dari alam malaikat, seperti yang terjadi pada diri Nabi Musa AS, yang mana Allah
berbicara kepadanya melalui pohon kayu.
f) MUJALASAH, yaitu Allah melimpahkan karunia-Nya dan nikmat-Nya yang terusmenerus
tidak henti-hentinya.

You might also like