You are on page 1of 33

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan yang berbahaya bagi wanita
yang bersangkutan berhubungan dengan besarnya kemungkinan terjadi keadaan
yang gawat. Keadaan gawat ini dapat terjadi apabila kehamilan ektipok terganggu.
Kehamilan ektopik terganggu merupakan peristiwa yang dapat di hadapi
oleh setiap dokter , karena sangat beragamnya gambaran klinik kehamilan ektopik
terganggu itu. Tidak jarang yang menghadapi penderita untuk pertama kali adalah
dokter umum atau dokter ahli lainnya, maka dari itu, perlu di ketahui oleh setiap
dokter klinik kehamilan ektopik tergangguserta diagnosis difernsialnya. Hal yang
perlu diingat ialah, bahwa setiap pada setiap wanita dalam masa reproduksi dengan
gangguan atau keterlambatan haid yang disertai dengan nyeri perut bagian bawah,
perlu di fikirkan kehamilan ektopik terganggu
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar
rongga uterus, Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur
antara 20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun,frekwensi kehamilan ektopik
yang berulang dilaporkan berkisar antara 0%-14,6%. apabila tidak diatasi atau
diberikan penanganan secara tepat dan benar akan membahayakan bagi
sipenderita. (Sarwono Prawiroharjho, Ilmu Kebidanan, 2005)
B. Batasan Masalah
Batasan makalah yang kami pakai dalam makalah ini
adalah tentang
” Kehamilan Ektopik Terganggu ”
C. Tujuan
1. Agar mahasiswi dapat mengetahui dan memahami tanda dan gejala kehamilan
ektopik
2. Dapat mengetahui cara-cara penanganan kehamilan ektopik.
3. Untuk mengatahui sebab dan faktor pencetusnya.
D. Manfaat
Sebagai bacaan bagi mahasiswi agar dapat menambah
pengetahuan mengenai kehamilan ektopik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Pengertian
Kehamilan Ektopik Terganggu adalah implantasi dan pertumbuhan
hasil konsepsi di luar endometrium (Mansjoer A, 2000 ; 267).
Kehamiian Ektopik Terganggu adalah kehamilan yang terjadi bila
telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum
uteri (Prawiroharjo S, 2002 ; 323).
Kehamiian Ektopik Terganggu adalah kehamilan dimana setelah
fertilisasi, implantasi terjadi di luar endometrium kavum uteri (Prawiroharjo
S, 1999, ; 1J2).
Kehamilan Ektopik Terganggu adalah kehamilan yang terjadi di luar
rongga rahim (kavum uteri) (www.indosiar.com/idh)

2. Etiologi
Etiologi kehamilan ektopik telah banyak diselidiki,tetapi sebagian
besar penyebabnya tidak diketahui. faktor-faktor yang memegang peranan
dalam hal ini ialah sebagai berikut :
1. Faktor tuba, yaitu salpingitis,perlekatan tuba,kelainan konginetal
tuba,pembedahan sebelumnya,endometriosis,tumor yang mengubah
bentuk tuba dan kehamilan ektopik sebelumnya.
2. Kelainan zigot,yaitu kelainan kromosomdan malformasi.
3. Faktor ovarium,yaitu migrasi luar ovum dan pembasaran ovarium.
4. Penggunaan hormone eksogen.
5. Faktor lain,antara lain aborsi tuba dan pemakaian IUD
( Dr.Rustam Mochtar, sinopsis Obstetri, 2000).
3. Gejala Klinis
a. Amenore
b. Gejala kehamilan muda
c. Nyeri perut bagian bawah, pada ruptur tuba nyeri terjadi tiba-tiba dan
hebat, menyebabkan penderita pingsan sampai shock. Pada Abortus tuba
nyeri mula-mula pada satu sisi, menjalar ke tempat lain. Bila darah
sampai diafragma bisa menyebabkan nyeri bahu dan bila terjadi
hematokel retrouterina terdapat nyeri defekasi,
d. Perdarahan pervapina berwarna cokelat tua.
e. Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks digerakkan,
nyeri pada perabaan dan kavum douglasi menonjol karena ada bekuan
darah (Mansjoer A, 2000 ; 267).

4. Patofisiologi
Proses Implantsi ovum yang dibuahi

Pembuahan telur diampula tuba


Kurangnya volume
cairan
Perjalanan ke uterus telur
mengalami hambatan

Nyeri Bernidasi di tuba Perdarahan pervagina

Kehamilan Ektopik
Resiko terjadi infeksi
Post Operasi

Nyeri Gangguan Mobilisasi Fisik


5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap
2) Pemeriksaan kadar hormon progesteron
3) Pemeriksaan kadar HCG serum
4) Pemeriksaan golongan darah
b. Kuldosentesis (Pengambilan cairan peritoneal dari ekstra vasio rektou
terina (ruang Douglas), melalui tindakan pungsi melalui dinding vagina).
c. Ultrasonografi (USG)
6. Diagnosa Banding
a. Usus buntu ( Apendisitis akut )
b. Peradangan daerah panggul (www.klinikku.com/idh)

7. Prognosis
Penderita kehamilan ektopik mempunyai kemungkinan yang lebih besar,
untuk mengalami kehamilan ektopik kembali. Selain itu kemungkinan untuk
mengalami kehamilan akan menurun.

8. Komplikasi
Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya mudigah.
Misalnya bila terjadi kehamilan tuba, komplikasi yang sering adalah
pecahnya tuba falopii (www.klinikku.com/idh)

B. TINJAUAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Biodata
1) Nama Sebagai identitas bagi pelayanan kesehatan/Rumah Sakit/
Klinik atau catat apakah klien pernah dirawat disini atau tidak.
2) Umur
Digunakan sebagai pertimbangan dalam memberikan terapi dan
tindakan, juga sebagai acuan pada umur berapa penyakit/kelainan
tersebut terjadi. Pada keterangan sering terjadi pada usia produktif
25 - 45 tahun (Prawiroharjo S, 1999 ; 251).
3) Alamat
Sebagai gambaran tentang lingkungan tempat tinggal klien apakah
dekat atau jauh dari pelayanan kesehatan khususnya dalam
pemeriksaan kehamilan.
4) Pendidikan.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga akan
memudahkan dalam pemberian penjelasan dan pengetahuan tentang
gejala / keluhan selama di rumah atau Rumah Sakit.
5) Status Perkawinan
Dengan status perkawinan mengetahui berapa kali klien mengalami
kehamilan (KET) atau hanya sakit karena penyakit lain yang tidak
ada hubungannya dengan kehamilan
6) Agama
Untuk mengetahui gambaran dan spiritual klien sehingga
memudahkan dalam memberikan bimbingan keagamaan.
7) Nama Suami
Agar diketaui siapa yang bertanggung jawab dalam pembiayaan dan
pemberian persetujuan dalam perawatan.
8) Pekerjaan
Untuk mengetahui keadaan aktivitas sehari-hari dari klien, sehingga
memungkinkan menjadi faktor resiko terjadinya KET.
b. Keluhan Utama
Nyeri hebat pada perut bagian bawah dan disertai dengan perdarahan
selain itu klien ammeorrhoe.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Awalnya wanita mengalami ammenorrhoe beberapa minggu kemudian
disusul dengan adanya nyeri hebat seperti disayat-sayat pada mulanya
nyeri hanya satu sisi ke sisi berikutnya disertai adanya perdarahan
pervagina :
1) Kadang disertai muntah
2) Keadaan umum klien lemah dan adanya shock
3) Terkumpulnya darah di rongga perut:
a) Menegakkan dinding perut Nyeri
b) Dapat juga menyebabkan nyeri hebat sehingga klien pingsan
4) Perdarahan terus menerus kemungkinan terjadi shock
hipovolemik.
d. Riwayat Penyakit Masa lalu
1) Mencari faktor pencetus misalnya adanya riwayat endomatritis,
addresitis menyebabkan perlengkapan endosalping.
Tuba menyempit / membantu.
2) Endometritis endometritis tidak baik bagian nidasi.
e. Status Obstetri Genekologi
1) Usia perkawinan
Sering terjadi pada usia produktif 25 - 45 tahun, berdampak bagi
psikososial, terutama keluarga yang masih mengharapkan anak.
2) Riwayat persalinan yang lalu.
Apakah klien melakukan proses persalinan di petugas kesehatan
atau di dukun
3) Grade multi.
4) Abortus yang sering curettage yang sering.
5) Riwayat penggunaan alat kontrasepsi.
Seperti penggunaan IUD
6) Adanya keluhan haid, keluarnya darah haid dan bau yang
menyengat. Kemungkinan adanya infeksi.
f. Riwayat kesehatan keluarga
1) Hal yang perlu dikaji kondisi kesehatan suami
2) Suami mengalami infeksi system urogenetalia, dapat menular pada
istri dan dapat mengakibatkan infeksi pada celvix.
g. Riwayat psikososial
Tindakan salpingektomi menyebabkan infertile. Mengalami gangguan
konsep diri, selain itu menyebabkan kekhawatiran atau ketakutan.
h. Pada kebiasaan sehari-hari
Pola aktivitas sehari-hari yang perlu dikaji pada kehamilan ektopik
adalah :
1) Pola Nutrisi
Pada rupture tube keluhan yang paling menonjol selain nyeri adalah
Nausea dan vomiting karena banyaknya darah yang terkumpul di
rongga abdomen
2) Eliminasi
Pada BAB klien ini dapat menimbulkan resiko terhadap konstipasi
itu diakibatkan karena penurunan peristaltik usus, imobilisasi, obat
nyeri, adanya intake makanan dan cairan yang kurang. Sehingga
tidak ada rangsangan dalam pengeluaran faeces.
Pada BAK klien mengalami output urine yang menurun < 1500
ml/hr, karena intake makanan dan cairan yang kurang.
3) Personal Hygiene
Luka operasi dapat mengakibatkan pembatasan gerak, takut untuk
melakukan aktivitas karena adanya kemungkinan timbul nyeri,
sehingga dalam personal hygiene tergantung pada orang lain.
4) Pola Aktivitas (istirahat tidur)
Terjadi gangguan istirahat, nyeri pada saat infeksi/defekasi akibat
hematikei retropertonial menumpuk pada cavum Douglas

i. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Tergantung banyaknya darah yang keluar dan tuba, keadaan umum
ialah kurang lebih normal sampai gawat dengan shock berat dan
anemi (Prawiroharjo, 1999 ; 255).
2) Pemeriksaan kepala dan leher
Muka dan mata pucat, conjungtiva anemis (Prawiroharjo, 1999 ;
155)
3) Pemeriksaan leher dan thorax
a) Tanda-tanda kehamilan ektopik terganggu tidak dapat
diidentifikasikan melalui leher dan thorax
b) Payudara pada KET, biasanya mengalami perubahan.
4) Pemeriksaan Abdomen
Pada abortus tuba terdapat nyeri tekan di perut bagian bawah disisi
uterus, dan pada pemeriksaan luar atau pemeriksaan bimanual
ditemukan tumor yang tidak begitu padat, nyeri tekan dan dengan
batas-batas yang tidak rata disamping uterus.
Hematokel retrouterina dapat ditemukan. Pada repture tuba perut
menegang dan nyeri tekan, dan dapat ditemukan cairan bebas dalam
rongga peritoneum. Kavum Douglas menonjol karena darah yang
berkumpul ditempat tersebut baik pada abortus tuba maupun pada
rupture tuba gerakan pada serviks nyeri sekali (Prawiroharjo S,
1999, hal 257).
5) Pemeriksaan Genetalia
a) Sebelum dilakukan tindakan operasi pada pemeriksaan
genetalia eksterna dapat ditemukan adanya perdarahan
pervagina. Perdarahan dari uterus biasanya sedikit- sedikit,
berwarna merah kehitaman.
b) Setelah dilakukan tindakan operasi pada pemeriksaan genetalia
dapat ditemukan adanya darah yang keluar sedikit.
6) Pemeriksaan Ekstrimitas
Pada ekstrimitas atas dan bawah biasanya ditemukan adanya akral
dingin akibat syok serta tanda-tanda cyanosis perifer pada tangan
dan kaki
j. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan umum Penderita tampak kesakitan dan pucat, pada
perdarahan dalam rongga perut tanda-tanda syok dapat ditemukan
pada jenis tidak mendadak perut bagian bawah hanya sedikit
mengembung dan nyeri tekan.
2) Pemeriksaan Genekologi
Tanda-tanda kehamilan muda mungkin ditemukan, pergerakan
serviks menyebakan rasa nyeri. Bila uterus dapat diraba, maka akan
teraba sedikit membesar dan kadang-kadang teraba tumor
disamping uterus dengan batas yang sukar ditentukan. Kavum
Douglas yang menonjol dan nnyeri raba merunjukkan adanya
hematokel retrouterina, suhu kadang-kadang naik, sehingga
menyukarkan perbedaaan dengan infeksi serviks.
3) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah merah berguna
dalam menegakkan diagnosisi kehamilan ektopik terganggu,
terutama bila ada tanda-tanda perdarahan dalam rongga perut. Pada
kasus jenis tidak mendadak biasanya ditemukan anemia, tetapi
harus diingat bahwa penurunan hemoglobin baru terlihat setelah 24
jam (Prawiroharjo S, 2002 ; 330).

2. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan menggabungkan data dan
mengkaitkan data tersebut dengan konsep yang relevan untuk membuat
kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan.
Dalam analisa data ini pengelompokan data dilakukan berdasarkan
reaksi baik subyektif maupun obyektif yang digunakan untuk menentukan
masalah dan kemungkinan penyebab.

3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang
menjelaskan respons manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola)
dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah
(Carpenito, 2000).
Diagnosa yang mungklin timbul pada kehamilan ektopik terganggu
adalah sebagai berikut :
a. Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan tubuh berhubungan dengan
perdarahan.
Rasional : Adanya darah yang keluar dari vagina dan perdarahan intra
abdominal dapat mengakibatkan kurangnya cairan tubuh.
b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan adanya rupture
tuba atau robekan lapisan pelvis.
Rasinal : Adanya pemutusan jaringan dalam tubuh akan
menimbulkan rangsangan saraf meningkat sehingga timbul
rasa nyeri yang dapat menimbulkan gangguan rasa nyaman
pada klien.
c. Porensial shock berhubungan dengan perdarahan yang hebat
Rasional : Rupture tuba mengakibatkan terjadinya perdarahan yang
banyak sehingga volume darah dalam tubuh berkurang.
Adanya darah kurang dapat terjadi penurunan cardiac
output sehingga menimbulkan.
d. Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang kesuburan yang terancam.
Rasional: Setiap orang berbeda pandangan dalam menghadapi
tindakan pembedahan yang akan dilaksanakan sehingga
responnya berbeda pula, cemas merupakan respon emosi
klien adalah kejadian normal ketika klien dihadapkan pada
hal yang asing baginya.

4. Perencanaan
Perencanaan merupakan bagian dari fase pengorganisasian dalam
proses keperawatan yang meliputi tujuan perawatan penetapan pencegahan
masalah dan menentukan tujuan perencanaan untuk mengatasi masalah klien
(Hidayat A. Azis Alimul, 2001 ; 30).
Rencana keperawatan pada klien kehamilan ektopik terganggu
adalah sebagai berikut :
a. Gangguan pemebuhan kebutuhan cairan tubuh sehubungan dengan
perdarahan.
Tujuan : Perdarahan terhenti
Kriteria evaluasi : Tidak ada tanda-tanda shock
Intervensi :
1) Kaji perdarahan (jumlah, warna, gumpalan)
Rasional : Untuk mengetahui adanya gejala shock.
2) Cek Hemoglobin
Rasional : Mengetahui adanya enemi atau tidak
3) Anjurkan klien untuk banyak minum
Rasional : Dengan banyak minum maka dapat membantu
mengganti cairan tubuh yang hilang.
4) Kolaborasi dengan tim medis tentang pemberian tranfusi darah
Rasional : Untuk mengganti perdarahan yang banyak keluar.
b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan adanya tuba atau
robekan lapisan pelvis.
Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang
Kriteria evaluasi : Ekspresi wajah klien tidak menyeringai menahan
nyeri
Intervensi
1) Kaji tingkat nyeri klien
Rasional : Untuk mengetahui tingkat nyeri klien dar mengetahui
tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
2) Kaji durasi, lokasi, frekuensi, jenis nyeri (akut, kronik, mendadak,
terus - menerus)
Rasional : Dengan mengetahui hal tersebut diatas dapat
mengetahui tingkat dan jenis nyeri sehingga
mempermudah intervensi selanjutnya.
3) Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi klien.
Rasional : Dengan menciptakan lingkungan yang nyaman bagi
klien akan dapat mengurangi rasa nyeri klien, karena
lingkungan yang tidak menambah persepsi nyeri klien.
4) Anjurkan tehnik relaksasi, distraksi
Rasional : Dengan mengajarkan tehnik relaksasi, distraksi dapat
meringankan nyeri.
5) Kompres Dingin
Rasional : Dengan memberikan kompres dingin akan memberikan
rasa nyaman pada klien sehingga dapat mengurangi
rasa nyeri.
6) Berikan support system
Rasional : Dengan memberikan support system agar ibu dapat
mengerti tentang perubahan bentuk tubuhnya yang
cepat karena ada kelainan pada tubuhnya sehingga ibu
dapat tenang pada saat dilakukan tindakan.
7) Lakukan massage pada klien
Rasional : Dengan melakukan massage akan memberikan rasa
nyaman pada ibu.
8) Atur posisi yang nyaman bagi klien
Rasional : Dengan mengatur posisi yang nyaman bagi klien akan
mengurangi rasa nyeri
9) Kolaborasi dengan tim medis
Rasional : Berkolaborasi akan membantu di dalam memberikan
terapi analgesic.
c. Potensial Shock sehubungan dengan perdarahan yang hebat
Tujuan : Perdarahan berhenti
Kriteria evaluasi : Hb klien normal ( 11 - 13 ) gr %
Intervensi
1) Monitor tanda - tanda vital
Rasional : Monitor tanda-tanda vital akan mengetahui keadaan dan
perkembangan klien.
2) Kaji perdarahan (jumlah, warna, gumpalan)
Rasional : Mengkaji perdarahan, jumlah, warna, gumpalan akan
mengetahui gejala-gejala shock.
3) Cek Hemoglobin
Rasional : Cek Hb akan mengetahui keadaan Hb klien.
4) Pasang infus
Rasional : Memberikan infus akan menggantikan cairan yang
keluar.
5) Lakukan pemeriksaan rhesus golongan darah
Rasional : Pemeriksaan tersebut memudahkan melakukan
transfusi
6) Berikan transfusi darah
Rasional : Memberikan transfusi darah akan menggantikan
banyaknya darah yang keluar
7) Observasi tanda-tanda shock
Rasional : Mengobservasi tanda-tanda shock akan dapat segera
mengetahui adanya kemungkinan shock.
d. Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang kesuburan yang terancam
Tujuan : Rasa cemas klien hilang
Kriteria evaluasi . Klien dapat mengungkapkan
perasaannya secara terbuka
Intervensi :
1) Kaji tingkat kecemasan
Rasional : Mengetahui tingkat kecemasan akan mengetahui
tingkat cemas klien.
2) Kaji tingkat pengetahuan klien
Rasional : Mengkaji tingkat pengetahuan klien akan dapat
mengetahui latar belakang kehidupan klien.
3) Ajak klien untuk lebih terbuka
Rasional : Sikap terbuka akan mudah mengungkap masalah yang
dihadapi klien yang dapat membantu penyembuhan.
4) Berikan penjelasan tentang proses penyakit yang sedang diderita.
Rasional : Memberikan penjelasan pada klien akan membantu
menenangkan jiwa klien.
5) Anjurkan pada keluarga untuk memberikan support system.
Rasional : Memberikan support sistem akan membantu memberikan
semangat bagi klien.

5. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik (Iyar et. al., 1996).
Dari pernyataan diatas dapat diungkapkan bahwa pelaksanaan
realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam
pelaksanaan ini harus disesuaikan dengan sumber data, sarana dan prasarana
yang ada. Partisipasi dari klien dan keluarganya sangat diperlukan dalam
pelaksanaan ini serta peran dan fungsi perawatan harus dapat dijalankan
dengan komprehensif, selain itu perawat juga berkolaborasi dengan anggota
tim kesehatan yang lain.

6. Evaluasi
Evaluasi adalah sebagai sesuatu yang direncanakan dan perbandingan
yang sistematik pada status kesehatan klien (Nursalam, 2001 ; 71).
Yang dimaksud tujuan tercapai jika klien menunjukkan perubahan
sesuai kriteria yang ditetapkan. Tujuan tercapai sebagian bila klien hanya
menunjukkan perubahan sebagian dari kriteria yang ditetapkan. Sedang
tujuan tidak tercapai jika klien tidak menunjukkan perubahan / kemajuan
sama sekali. Adapun untuk mengetahui itu berhasil / tidak dapat
menggunakan metode dengan catatan perkembangan (Subyektif data,
obyektif data, Analisa data, plan / SOAP).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil
konsepsi di luar endometrium kavun uteri.hamil ini ditandai dengan
amenore,gejala kehamilan muda dan perdarahan yang berwarna cokelat dan
pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks digoyangkan,nyeri
pada perabaan dan kavum douglasi menonjol karena ada pembekuan
darah.pada kasus seperti ini perlu segera ditangani dan di ambil tindakan.
B. SARAN
1. Diharapkan kepada kita semua tenega kesehatan apabila merasakan dan
mengetahui gejala seperti yang telah di jelaskan / dituliskan oleh pembuat
makalah ini agar segera menanganinya dengan cepat jangan di tunda karena
dapat menimbulkan resiko tinggi.
2. Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. Biodata
Identitas Pasien
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 25 th
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Suku bangsa : Jawa Indonesia
f. Alamat : Jl. Letkol Istiqlah
g. Pekerjaan : IRT
h. Nomor register : 2000
i. Tanggal MRS : 5-9-2010
j. Pukul : 24.00
k. Tanggal pengkajian : 6-9-2010
l. Diagnosa medis : Kehamilan Ektopik Terganggu

Identitas Penanggung Jawab


a. Nama : Tn.D
b. Agama : Islam
c. Pekerjaan : PNS
d. Pendidikan : S1 hukum
e. Status perkawinan : Kawin
f. Suku bangsa : Jawa Indonesia
g. Alamat : Jl. Letkol Istiqlah
h. Hubungan dengan pasien : Suami Pasien
2. Alasan masuk rumah sakit
Pasien mengatakan nyeri hebat pada perut bagian bawah, sehingga
menyebabkan pasien pinsan dan terjadi pendarahan yang berwarna merah
kehitaman.

3. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri hebat pada perut bagian bawah

4. Riwayat Kebidanan
a. Riwayat menstruasi
Menarce : 15 tahun
Siklus : teratur 28 hari
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : hari 1-2 ganti 3x pembalut, hari 3-7 ganti 2x pembalut
Warnanya : coklat tua
Baunya : anyir
Disminore : tidak
Flour albus : tidak
HPHT : 5 juni 2010
b. Status perkawinan
Kawin ke :1
Lama kawin : 12 bulan
Umur kawin : 24 tahun
c. Riwayat kehamilan sekarang
Hamil ke :1
Usia Kehamilan : 12 minggu
ANC TM1 + keluhan : 1-2x mual+muntah dalam 1 hari
TM II+ keluhan :-
TM III+ keluhan :-
Obat-obatan yang pernah didapat : Fe&suplemen
Gerakan pertama kali dirasakan :-
Imunisasi TT :2x(sebelum menikah dan saat hamil)
Penyuluhan yang pernah didapat :perawatan/cara menjaga kehamilan
serta gizi pada bayi dan ibu hamil
d. Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu
Pasien mengatakan ini kehamilan pertama
e. Riwayat KB
Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan KB apapun

5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah mulai tanggal 26 Agustus
2010, nyeri akan terasa lenih sakit saat dibuat berjalan dan beraktivitas
lainnya. Nyeri terasa sepertu ditusuk-tusuk dan diremas-remas pada perut
bagian bawah, nyeri tersa lebih bekurang apabila dibuat istirahat sejenak atau
mengalihkan perhatian seperti nonton tv atau membaca majalah. Saat dilihat
terdapat perdarahan, kemudian pasien diantar suaminya untuk memeriksakan
kondisinya ke Rumah Sakit Umum Blambangan pada tanggal 6 September
2010 pukul 24.00. sampai diUGD pasien mengalami nyeri dengan skala
hebat, kemudian ibu diberi terapi distraksi relaksasi, infus RL 12 tpm,
analgesik 3x1 hari.
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun seperti jantung,
asma, penyakit menurun seperti DM, hipertensi, dan penyakit menular seperti
TBC, HIV, pasien hanya sakit batuk, pilek dan tidak pernah operasi.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyajit
menahun seperti jantung, asma, penyakit menurun seperti DM dan hipertensi,
dan penyakit menular seperti TBC, HIV dan tidak ada keturunan kembar.
6. Keadaan psikososial dan spiritual
a. Keadaan psikologis
Pasien mengalami kekhawatiran dan ketakutan akan kondisinya ssat ini.
b. Keadaan sosial
hubungan pasien dengan semua baik, hubungan pasien dengan keluarga baik
dan hubungan pasien dengan petugas juga baik.
c. Keadaan spiritual
Pasien selalu berdoa dan sholat mengharapkan kehamilan dan
persalinannya nanti diberi kelancaran.

7. Latar belakang sosial budaya


Pasien dan suaminya berasal dari jawa, selama hamil tidak ada pantangan
dalam jenis apapun. Pasien tidak minum jamu selama hamil dan selama hamil
pasien belum sempat mengadakan selamatan 3bulanan dan 7 bulanan.

8. Pola Kebiasaan Sehari-hari


a. Pola Nutrisi
Sebelum sakit
Makan : 3x sehari, porsi sedang dengan menu nasi, sayur, lauk pauk
Minum: 7-8 gelas sehari (air putih)
Saat sakit
Makan : 1-2 sehari, porsi ½ dari RS dengan menu nasi/ bubur,sayur, lauk
pauk.
Minum: 6-7 gelas (air putih dan susu)
b. Pola Eliminasi
Sebelum sakit
BAB : 2x sehari, konsistensi lunak, warna kuning, bau khas feses, tidak ada
keluhan.
BAK : 6-7 sehari warna kuning jernih, bau khas urin, tidak ada keluhan
Saat sakit
BAB : 0-1x sehari, mengalami konstipasi karena penurunan peristaltik usus,
warna kuning, bau khas feses, ada keluhan.
BAK : 4-5 sehari, warna kuning jernih, bau khas urin, tidak ada keluhan
c. Pola Kebersihan Diri
Sebelum sakit : pasien mandi 2x sehari, 2x gosok gigi, keramas 2x dalam
seminggu, ganti baju 2x sehari, danti pakaian dalam 2x sehari.
Saat sakit : pasien mandi 2x sehari, 2x gosok gigi, keramas 2x dalam
seminggu, ganti baju 2x sehari, danti pakaian dalam 2x sehari tetapi pasien
tidak dapat melakukan secara mandiri dan tergantung pada orang lain.
d. Pola Aktivitas
Sebelum sakit : pasien mengerjakan pekerjaan rumahnya sendiri seperti
memasak, mencuci, menyapu, mengepel,dll
Saat sakit : semua pekerjaan rumahnya, pasien dibantu oleh keluarganya
yang lain dan susah beraktivitas.

e. Pola Istirahat
Sebelum sakit: pasien tidur siang ± 2 jam sehari (jam 12.00-14.00) dan tidur
malam ± 8jam sehari (21.00-05.00).
Saat sakit : pasien tidak bisa tidur siang karena menahan nyeri dan tidur
malam ±4-6 jam dalam sehari (24.00-05.00).

B. DATA OBJEKTIF
1.Pemeriksaan umum
Keadaan umum : lemah dan adanya syok
Kesadaran : kompos mentis
TTV
TD : 90/70
N : 110x/menit
S : 36 0C , akral dingin
RR : 24x/menit
2.Pemeriksaam Fisik
a. Inspeksi
• Kepala : bersih, tidak ada ketombe, warna rambut hitam, dan
rambut tidak rontok
• Muka : terlihat pucat
• Mata : bentuk simetris, konjungtiva anemis, tidak odem, mata
cowong
• Hidung : lubang hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping
hidung dan tidak ada sekret.
• Telinga : bentuk simetris, bersih, tidak ada serumen, dan tidak
ada lesi
• Leher : bentuk simetris dan tidak ada lesi
• Dada/ payudara : bentuk payudara mengalami pembesaran
• Perut/ abdomen : adanya penonjolan pada abdomen
• Genetalia
a. sebelum tindakan operasi : ditemukan adanya perdarahan
pervaginam berwarna merah kehitaman
b. setelah dilakukan operasi : ditemukan adanya darah yang
keluar sedikit
• Anus : bersih dan tidak hemoroid
• Ekstrimitas : pada ekstrimitas atas dan bawah ditemukan
adanya akral dingin dan terdapat sianosis.
b. Palpasi
• Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada
pembendungan vena jugularis.
• Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
• Payudara/ dada : adanya nyeri tekan
• Perut/ abdomen :
Leopold l : tidak teraba
Leopold ll : -
Leopold lll: -
Leopold lV: -
c. Auskultasi
• Dada : tidak ada bunyi wezhing dan ronchi
• Jantung : teratur
• Perut/ abdomen : terdengar bising usus 8x/ menit
d.Perkusi
• Reflek patella : +/+
3. Pemeriksaan Panggul
Distesnsia spinarum :
Distesnsia eristarum :
Konjungtiva eksterna :
Lingkar panggul : 70 cm
4. Data Penunjang
a. Pemeriksaan umum pasien tampak kesakitan dan pucat, pada
perdarahan dalam rongga perut tanda-tanda syok dapat ditemukan
pada jenis tidak mendadak perut bagian bawah hanya sedikit
mengembung dan nyeri tekan.
b. Pemeriksaan Genekologi
Tanda-tanda kehamilan muda ditemukan, pergerakan serviks
menyebakan rasa nyeri. Uterus dapat diraba, maka akan teraba
sedikit membesar. Kavum Douglas yang menonjol dan nnyeri raba
merunjukkan adanya hematokel retrouterina, suhu kadang-kadang
naik, sehingga menyukarkan perbedaaan dengan infeksi serviks.
c. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah merah digunakan
dalam menegakkan diagnosis kehamilan ektopik terganggu,
terutama bila ada tanda-tanda perdarahan dalam rongga perut.
d. Ultrasonografi (USG)
Melalui pemeriksaan ini dapat dinilai kavum uteri, kosong atau
berisi, tebal endometrium, adanya massa dikanan atau kiri uterus
dan apakah kovum douglasi berisi cairan
e. Tanggal 15 juni 2010 : PP tes (+)

C. ANALISA DATA
Nama : Ny. S
No.reg : 2000

NO Kelompok Data Masalah Etiologi


1 Ds: Gangguan Proses implantasi ovum
Pasien mengatakan pemenuhan yang dibuahi
mengalami perdarahan kebutuhan cairan
pervaninam berwarna tubuh Pembuahan telur
merah kehitaman. diampula tuba
Do:
- keadaan umum: lemah Perjalanan keuterus telur
dan adanya syok mengalami hambatan
- kesadaran: kompos
mentis Bernidasi dituba
-turgor kulit menurun,
mata cowong, Perdarahan pervaginam
konjungtiva anemis
-adanya perdarahan Kekurangan volume
merah kehitaman cairan
-mukosa bibir kering
- TTV
TD: 90/70 mmHg
N: 110x/menit
S: 36 0C
RR: 20x/menit
2 Ds: Gangguan rasa Proses implantasi ovum
yang dibuahi
Pasien mengatakan nyeri nyaman nyeri
pada perut bagian bawah Pembuahan telur
diampula tuba
Do:
-keadaan umum: lemah Perjalanan keuterus telur
mengalami hambatan
-Kesadaran: kompos
mentis Bernidasi dituba nyeri
-TTV:
Kehamilan ektopik
TD: 90/70 mmHg
Post operasi
N: 110x/menit
RR: 20x/menit Nyeri
-skala nyeri 8-10
-ekspresi wajah
menyeringai
. MASALAH KEPERAWATAN
Nama : Ny. S
No. Reg : 2000
Tgl Muncul Diagnosa Tgl Teratasi
Gangguan pemenuhan kebutuhan
cairan tubuh berhubungan dengan
perdarahan
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
berhubungan dengan adanya rupture
tuba atau robekan lapisan pelvis
E. INTERVENSI
Nama : Ny. S
No. Reg : 2000
Tgl No. Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional TTD
Dx
1 Setelah di berikan 1. Turgor kulit 1. BHSP 1. Membina hubungan saling
tindakan normal 2. Observasi TTV percaya
keperawatan 2. Mata tidak 3. Kaji perdarahan 2. Untuk mengetahui keadaan
selama 2 x 24 jam cowong jumlah, warna, umum pasien
diharapkan 3. Mukosa bibir gumpalan 3. Untuk mengetahui adanya
perdarahan lembab 4. Cek Hemoglobin gejala shock
terhenti 4. Ekspresi wajah 5. Anjurkan klien 4. Mengetahui adanya enemi
tenang untuk banyak atau tidak
5. TTV dalam batas minum 5. Dengan banyak minum maka
normal 6. Kolaborasi dengan dapat membantu mengganti
tim medis tentang cairan tubuh yang hilang
TD: 120/70 pemberian 6. Untuk mengganti perdarahan
mmHg transfusi darah dan yang banyak keluar
S : 36,5 cairan
N : 84x/Mnt
RR: 24x/Mnt
2 Setelah diberikan 1. Ekspresi wajah 1. BHSP 1. Membina hubungan
tindakan tidak 2. Observasi TTV saling percaya
keperawatan menyeringai 3. Kaji tingkat nyari 2. Untuk mengetahui
selama 2x24 jam 2. Pasien pasien keadaan umum pasien
nyeri berkurang mengatakan nyeri 4. Kaji durasi, lokasi, 3. Untuk mengetahui
sampai hilang berkurang frekuensi, jenis tingkat nyeri pasien dan
3. TTV dalam batas nyeri (akut, kronik, mengetahui tindakan yang
normal mendadak, terus- akan dilakukan selanjutnya
menerus) 4. Dengan mengetahui hal
TD: 120/70 5. Ciptakan tersebut dapat mangetahui
mmHg lingkungan yang tingkat dan jenis nyeri
S : 37,50C nyaman bagi sehingga mempermudah
N : 84x/Mnt pasien intervensi selanjutnya
RR: 24x/Mnt 6. Anjurkan teknik 5. Dengan menciptakan
distraksi relaksasi lingkungan yang nyaman
7. Kompres dingin bagi pasien akan dapat
8. Lakukan support mengurangi rasa nyeri
system pasien
9. Lakukan massage 6. Dengan mengajarkan
pada pasien teknik distraksi relaksasi
10. Atur posisi dapat meringankan nyeri
yang nyaman bagi 7. Dengan memberikan
pasien kompres dingin akan
11. Kolabo memberikan rasa nyaman
rasi dengan tim pada pasien sehingga dapat
medis mengurangi rasa nyeri
8. Dengan memberikan
support system agar pasien
dapat mengerti tentang
perubahan bentuk tubuhnya
yang cepat karena ada
kelainan pada tubuhnya
sehingga passion dapat
tenang pada saat dilakukan
tindakan
9. Dengan melakukan
massage akan memberikan
rasa nyaman pada pasien
10. Dengan mengatur
posisi yang nyaman bagi
pasien akan mengurangi
rasa nyeri
11. Berkolaborasi
akan membantu didalam
memberikan terapi
analgesik
F. IMPLEMENTASI
Nama : Ny. S
No. reg : 2000
TGL jam No. Tindakan keperawatan TTD
dx
06-09-2010 08.00 1 1. BHSP dan TTV
08.15 2. Kaji perdarahan jumlah, warna,
gumpalan
08.30 3. Cek Hemoglobin
09.30 4. Anjurkan klien untuk banyak
minum
10.00 5. Kolaborasi dengan tim medis
tentang pemberian transfusi
darah dan cairan

06-09-2010 08.00 2 1. BHSP dan TTV


08.45 2. Kaji tingkat nyari pasien
08.45 3. Kaji durasi, lokasi, frekuensi,
jenis nyeri (akut, kronik,
mendadak, terus-menerus)
09.00 4. Ciptakan lingkungan yang
nyaman bagi pasien
09.15 5. Anjurkan teknik distraksi
relaksasi
10.30 6. Kompres dingin
11.00 7. Lakukan support system
11.15 8. Lakukan massage pada pasien
11.30 9. Atur posisi yang nyaman bagi
pasien
15.00 10. Kolaborasi dengan tim
medis
07-09-2010 08.00 1 1. BHSP dan TTV
08.15 2. Kaji perdarahan jumlah, warna,
gumpalan
08.30 3. Anjurkan klien untuk banyak
minum
10.00 4. Kolaborasi dengan tim medis
tentang pemberian transfusi
darah dan cairan
07-09-2010 08.00 2 1. BHSP dan TTV
08.45 2. Kaji tingkat nyari pasien
08.45 3. Kaji durasi, lokasi, frekuensi,
jenis nyeri (akut, kronik,
mendadak, terus-menerus)
09.00 4. Ciptakan lingkungan yang
nyaman bagi pasien
09.15 5. Anjurkan teknik distraksi
relaksasi
10.30 7. Lakukan support system
11.00 9. Atur posisi yang nyaman bagi
pasien
15.00 10. Kolaborasi dengan tim medis
G. EVALUASI
Nama : Ny. S
No.reg : 2000
No Tanggal 06-08-2010 Tanggal 07-08-2010 Tanggal 08-08-2010
1. S: S: S:
Pasien mengatakan Pasien mengatakan Pasien mengatakan
mengalami perdarahan mengalami perdarahan tidak mengalami
pervagina berwarna pervagina sedikit perdarahan pervagina
merah kehitaman berkurang

O: O: O:
− Keadaan − Keadaan − Keadaa
umum: lemah umum: lemah n umum: baik
dan adanya − Kesadara − Kesada
shock n : kompos ran : kompos
− Kesadara mentis mentis
n : kompos − Turgor − Turgor
mentis kulit sedikit kulit normal
− Turgor menurun, mata − Tidak
kulit menurun, sedikit cowong, Adanya
mata cowong, − Sedikit perdarahan
konjungtiva perdarahan − Mukos
anemis merah a bibir lembab
− Adanya kehitaman − TTV
perdarahan − Mukosa
merah bibir kering
kehitaman − TTV
− Mukosa
bibir kering
− TTV
TD: 100/70 mmHg TD: 120/70 mmHg
TD: 90/70 mmHg S : 36,50C S : 37,50C
S : 360C N : 100x/Mnt N : 84x/Mnt
N : 110x/Mnt RR: 21x/Mnt RR: 24x/Mnt
RR: 20x/Mnt
A: masalah teratasi A: masalah teratasi
A: masalah belum sebagian P: hentikan intervensi
teratasi P: lanjutkan intervensi
P: lanjutkan intervensi (1,2,4,5)
(1,2,3,4,5)
2. S: S: S:
Pasien mengatakan Paseien mengatakan Paseien mengatakan
mengalami nyeri nyerinya sudah mulai sudah mulai tidak
diperut bagian bawah berkurang nyeri

O: O: O:
-keadaan umum: lemah keadaan umum: lemah keadaan umum: baik
-Kesadaran: kompos -Kesadaran: kompos -Kesadaran: kompos
mentis mentis mentis
-TTV: -TTV: -TTV:
TD: 90/70 mmHg TD: 100/70 mmHg TD: 120/70 mmHg
S: 360 C S: 36,50C S: 37,5 0C
N: 110x/menit N: 100x/menit N: 84x/menit
RR: 20x/menit RR: 21x/menit RR: 24x/menit
-skala nyeri 8-10 (berat) -skala nyeri 4-5 -skala nyeri 0
- ekspresi wajah (sedang) - ekspresi wajah
menyeringai - ekspresi wajah sedikit tenang
tenang

A: masalah belum A: masalah teratasi A: masalah teratasi


teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi P: lanjutkan intervensi P: hentikan intervensi
(1,2,3,4,5,6,7,8,9,10) (1,2,3,4,5,7,9,10)

You might also like