You are on page 1of 5

NAMA : FERI YUNIKA SARI

NIM : 161810201030

Hambatan listrik suatu penghantar merupakan karakteristik dari suatu bahan penghantar tersebut yang
mana adalah kemampuan dari penghantar itu untuk mengalirkan arus listrik, yang secara matematis dapat
dituliskan:
r=p. (L/A)
Dimana:
R : Hambatan listrik suatu penghantar (Ω)
ρ : Resitivitas atau hambatan jenis (Ω. m)
L : Panjang penghantar (m)
A : Luas penghantar ( m²)
Menurut hukum Ohm, hambatan listrik juga merupakan hasil perbandingan dari besarnya beda potensial
pada ke-2 ujung penghantar terhadap besarnya arus listrik yang mengalir melalui hambatan tersebut.
Secara matematis dapat dituliskan: R=V/I
Dimana:
R : Hambatan (Ω)
V : Beda potensial (V)
I : Arus Listrik (A)

Cara menentukan besar suatu hambatan biasanya dapat dilakukan dengan cara:
1. 1. Menggunakan teori hubungan antara resitivitas terhadap besar hambatan (jika hambatan berupa
suatu penghantar), yang mana harus diketahui luas dari lebar penghantar dan panjang penghantar serta
harus diketahui juga hambatan jenis dari bahan penghantar. Namun bila besar hambatan merupakan suatu
komponen listrik ( R ), dapat diketahui dengan cara mengukur besar arus yang mengalir dan besar beda
potensial pada ke-2 ujung penghantar, lalu gunakan hukum Ohm yang mana didapat besar hambatan
berbanding lurus dengan besar beda potensial dan berbanding terbalik terhadap besar arus listrik yang
mengalir.
Dapat juga dengan menggunakan metode jembatan Wheatstone, yaitu menggunakan rangkaian jembatan
Wheatstone dan melakukan perbandingan antara besar hambatan yang telah diketahui dengan besar
hambatan yang belum diketahui yang tentunya dalam keadaan jembatan disebut seimbang ( G=0 ).
Rangkaian jembatan wheatstone adalah susunan dari 4 buah hambatan, yang mana 2 dari hambatan
tersebut adalah hambatan variable dan hambatan yang belum diketahui besarnya yang disusun secara seri
satu sama lain dan pada 2 titik diagonalnya dipasang sebuah galvanometer dan pada 2 titik diagonal
lainnya
diberikan sumber tegangan.
Dengan mengatur sedemikian rupa besar hambatan variable sehingga arus yang mengalir pada
Galvanometer = 0, dalam keadaan ini jembatan disebut seimbang, sehingga sesuai dengan hukum Ohm
berlaku persamaan: Rangkaian jembatan wheatstone juga dapat disederhanakan dengan menggunakan
kawat geser bila besarnya hambatan bergantung pada panjang penghantar. Pengertian Hukum Ohm
Didalam logam pada keadaan suhu tetap, rapat arus I berbanding lurus dengan medan listrik. Hubungan
antara tegangan, arus, dan hambatan disebut “Hukum Ohm”. prinsip ohm adalah besarnya arus listrik
yang mengalir melalui sebuah penghantar metal pada rangkaian, Ohm menemukan sebuah persamaan
yang simple, menjelaskan bagaimana hubungan antar tegangan, arus dan hambatan yang salaing
berhubungan.

 Hukum Ohm :

- Tegangan dinyatakan dengan nilai volt, disimbolkan E dan V.


- Arus dinyatakan dengan Ampere, disimbolkan I
- Hambatan dinyatakan dengan Ohm, disimbolkan R.
Jika luas penampang A yang diperhatikan cukup kecil dan tegak lurus kearah J (misalnya panjang
konduktor besar sekali dibanding dengan luas penampangnya), maka J dapat dianggap sama pada seluruh
bagian penampang hingga I = J . A maka untuk beda potensial berlaku ΔV = ∫E . dl dan juga integrasi
diambil sepanjang suatu garis gaya ΔV = ∫E . dl
Terlihat bahwa faKtor yang berupa integrasi hanya tergantung dari konduktornya dan merupakan sifat
khusus konduktornya dan biasa disebut sebagai tahanan (R) atau resistansinya. Dapat dituliskan V = I . R
resistansinya. Dapat dituliskan V = I . R Pengertian Hukum Kirchoff

Hukum kirchoff terbagi menjadi dua, yaitu:

 Hukum Kirchoff I

Dipertengahan abad 19, Gustav Robert Kichoff (1824-1887) menemukan cara untuk menentukan arus
listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian dikenal dengan hukum Kirchoff. Hukum Kirchoff
berbunyi “Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik percabanaan sama dengan jumlah kuat arus yang
keluar dari titik
percabangan.” Jumlah I masuk = I keluar

 Hukum Kirchoff II berbunyi, “Dalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar GGL (E) dan jumlah
penurunan potensial sama dengan nol …”

Maksud dari jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak adanya energi listrik yang hilang
dalam rangkaian tersebut atau dalam arti semua energi bisa digunakan atau diserap.
Pengertian Galvanometer

 Galvanometer adalah alat yang digunakan untuk deteksi dan pengukuran arus.

Kebanyakan alat itu kerjanya tergantung pada momen yang berlaku pada kumparan di dalam medan
magnet.
Bentuk mula-mula dari galvanometer adalah seperti alat yang dipakai Oersted yaitu jarum kompas yang
diletakkan dibawah kawat yang dialiri arus yang akan diukur. Kawat dan jarum diantara keduanya
mengarah utara-selatan apabila tidak ada arus di dalam kawat. Kepekaan galvanometer semacam ini
bertambah apabila kawat itu dililitkan menjadi kumparan dalam bidang vertical dengan jarum kompas
ditengahnya. Dan instrument semacam ini dibuat oleh Lord Kelvin pada tahun 1890.
Untuk pengukuran hambatan listrik dengan voltmeter dan amperemeter dapat digunakan rangkaian-
rangkaian seperti pada gambar diatas 1a atau gambar 1b.

Pada gambar 1a amperemeter A mengukur arus iR yang melalui hambatan R, tetapi voltmeter V
menunjukkan pembacaan beda potensial Vac dan bukan beda potensial Vbc yaitu beda potensial yang
sebenarnya dari ujung-ujung hambatan R.
Cara pengukuran hambatan R dengan rangkaian gambar 1a hanya akan memberikan nilai R yang
sebenarnya yaitu perbandingan dari Vac dan iR jika hambatan dalam dari amperemeter RA sama dengan
nol.
Jika, RA ¹0 yang diperoleh dari hasil bagi Vac dan iR harus dikoreksi.
Pada rangkaian gambar 1b voltmeter V menunjukkan pembacaan beda potensial Vab dari ujung-ujung R,
tetapi amperemeter A menunjukkan pembacaan arus i dimana i = iR + iV yaitu ir arus yang melalui R
dan iV arus yang melalui voltmeter V. Nilai R yang sebenarnya adalah Vab dibagi dengan iR tetapi karena
yang ditunjukkan oleh amperemeter ialah i, nilai R yang diperoleh dari pembacaan pada voltmeter V dan
amperemeter A harus dikoreksi untuk memperoleh nilai R yang sebenarnya.

Cara lain untuk mengukur besar hambatan listrik yang belum diketahui ialah metoda "Jembatan
Wheatstone". Mengukur besarnya hambatan listrik yang belum diketahui dengan metoda "Jembatan
Wheatstone" pada dasarnya ialah membandingkan besar hambatan yang belum diketahui dengan besar
hambatan listrik yang sudah diketahui nilainya. Gambar 2 menunjukkan prinsip dari rangkaian listrik
Jembatan Wheatstone.

Prinsip Rangkaian Listrik Jembatan Wheatstone


Keterangan :
E : sumber tegangan listrik searah.
S : penghubung arus.
G : galvanometer.
RG : hambatan geser (rheo stat).
R1 dan R2 : hambatan listrik yang diketahui nilainya.
Rb : bangku hambatan.
X : hambatan yang akan ditentukan nilainya.
Setelah S ditutup, dalam rangkaian akan ada arus listrik. Jika jarum dari galvanometer G mengalami
penyimpangan berarti ada arus listrik yang melalui galvanometer G, berarti juga antara titik C dan titik D
ada beda potensial.
Dengan mengubah-ubah besarnya hambatanRb, R1 dan juga R2, dapat diusahakan sehingga galvanometer
G tidak dilalui arus lagi, yang berarti potensial titik C dan titik D sama. Karena itu arus yang
melalui R1 dan R2 sama, misalnya i1. Demikian juga arus yang melalui Rb dan X sama misalnya i2.
Dengan menggunakan hukum Ohm, dapat diperoleh nilai dari X yang dinyatakan
dengan R1, R2 dan Rb sebagai berikut :

Untuk menyederhanakan rangkaian dan mempermudah pengukuran hambatan R1 dan hambatan R2 antara
A dan B dapat digantikan dengan kawat lurus yang serba sama dan panjangnya L.
Untuk menambah ketelitian pengukuran pada rangkaian dapat ditambahkan komutator K yang dapat
digunakan untuk membalikkan arah arus dalam rangkaian. Pada kawat hambatan dapat digeser-geserkan
kontak geser C untuk mengubah-ubah besarnya hambatan RAC dan RCB.

Galvanometer

Dengan mengeser-geserkan kontak geser C pada kawat hambatan AB atau dengan mengubah-ubah Rb,
dapat dicapai keadaan hingga potensial titik C sama dengan potensial titik D, yang dalam hal ini
ditunjukkan oleh tidak menyimpangnya jarum dari galvanometer G. Jika hal ini telah dicapai, maka X
dapat dinyatakan dengan persamaan :

Dengan mengukur panjang L1 (panjang kawat AC) dan L2 = L - L1 (panjang kawat CB) maka jika R telah
diketahui besarnya hambatan X dapat dihitung dengan persamaan (2)

 Prinsup dari metode jambatan wheatstone

1. Hubungan antara resitivitas dan hambatan, yang berarti setiap penghantar memiliki besar hambatan
tertentu. Dan juga menentukan hambatan sebagai fungsi dari perubahan suhu
2. Hukum Ohm yang menjelaskan tentang hubungan antara hambatan, tegangan dan arus listrik. Yang
mana besar arus yang mengalir pada galvanometer diakibatkan oleh adanya suatu hambatan.
3. Hukum Kirchoff 1 dan 2, yang mana sesuai dari hukum ini menjelaskan jembatan dalam keadaan
seimbang karena besar arus pada ke-2 ujung galvanometer sama besar sehingga saling meniadakan.

You might also like