You are on page 1of 12

MAKALAH TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA

PENGERTIAN DAN KONSEP PRODUK HORTIKULTURA

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Kelas A
Nadia Afifah (165040201111054)
Nevy Kusuma Dewi (165040201111085)
Nurlaili Habibi Danata (165040201111092)
Vandanita Permata Putri (165040201111097)
Putri Hasna Haura (165040201111130)
Deny Putra Satryawan (165040201111136)

Dosen Pengampu
Wiwin Sumiya Dwi Yamika, SP., MP.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan hasil alaminya,
terutama dalam sektor pertanian hampir 70% masyarakat Indonesia hidup dengan
menggantungkan diri dari hasil alam. Sektor pertanian sangat penting dalam
perekonomian Indonesia, baik itu pada pertumbuhan ekonomi, penerimaan devisa
negara, pemenuhan kebutuhan pangan, maupun penyerapan tenaga kerja.
Pertanian memiliki kontribusi yang besar terhadap peningkatan devisa negara,
yaitu lewat peningkatan ekspor dan pengurangan tingkat ketergantungan negara
terhadap impor atas komoditas pertanian. Saat ini komoditas yang menjadi maskot
dalam pemenuhan devisa negara adalah komoditas Hortikultura. Hortikultura
merupakan salah satu subsektor pertanian yang potensial dalam memberikan
kontribusi yang besar terhadap pembangunan ekonomi dan memegang peranan
penting dalam sumber pendapatan petani, perdagangan, maupun penyerapan
tenaga kerja. Komoditas tanaman hortikultura di Indonesia dapat dibagi menjadi
empat kelompok besar, yaitu tanaman buah-buahan, tanaman sayuran, tanaman
biofarmaka, dan tanaman hias.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah pengertian dan konsep produk
hortikultura adalah:
1. Mengetahui pengertian Hortikultura
2. Mengetahui ruang lingkup Hortikultura
3. Mengetahui karakteristik Hortikultura
4. Mengetahui ciri produk Hortikultura
5. Mengetahui macam-macam Hortikultura
II. ISI

2.1 Ruang Lingkup Hortikultura


Hortikultura merupakan sebuah cabang pada ilmu pertanian yang meliputi
ilmu agronomi, pemuliaan tanaman serta, teknologi benih, klimatologi dan ilmu
pertanian lainnya (Lakitan, 1995). Pada umumnya budidaya tanaman hortikultura
ini dapat digolongkan ke dalam buah-buahan, sayuran, dan tanaman hias.
Kelompok komoditas pertanian hortikultura sendiri memiliki peran khusus dalam
pembangunan pertanian nasional karena menurut Nurhaeni (1993), nilai ekonomi
tanaman hortikultura tinggi sehingga diharapkan dapat meningkatkan kebutuhan
gizi, kesejahteraan, serta dapat meningkatkan pendapatan petani lokal dan
pendapatan devisa negara. Menurut Gunawan (1993), pengusahaan hortikultura di
Indonesia dibagi menjadi 4 golongan, yaitu:
1. Lahan pekarangan, tanaman campuran
2. Tanaman utama yang diusahakan oleh petani kecil
3. Tanaman utama yang diusahakan oleh petani luas
4. Tanaman utama oleh perusahaan besar
Pada dasarnya, kegiatan budidaya tanaman hortikultura tidak hanya
terbatas oleh budidaya tanaman hias di kebun saja. Menurut Soemadi (1997),
kegiatan budidaya tanaman hortikultura berkembang lebih luas lagi dengan
mempelajari pembudidayaan tanaman kebun dan macam tanaman hortikultura
lain yang dapat dibudidayakan dan menghasilkan nilai ekonomis yang tinggi.

2.2 Karakteristik Hortikultura


Adapun karakterinstik tanaman hortikultura antara lain yaitu:
1. Dalam produksinya dibutuhkan tenaga dan manajemen yang intensif
2. Dipanen atau dimanfaatkan dalam keadaan segar
3. Harga lebih ditentukan oleh kesegaran (kualitas)
4. Produk digunakan untuk kebutuhan jasmani dan rohani
5. Produk hortikultura merupakan sumber vitamin dan mineral,dan bukan
diutamakan sebagai sumber protein dan karbohidrat.
2.3 Ciri-ciri Produk Hortikultura
Tanaman hortikultura memiliki perbedaan apabila dibandingkan dengan
tanaman budidaya lain. Berikut merupakan ciri-ciri dari tanaman hortikultura:
1. Intensif dalam modal serta tenaga
2. Meliputi buah, sayuran, dan tanaman hias
3. Bersifat musiman
4. Dipanen dalam kondisi segar
5. Sifatnya mudah rusak
6. Terdapat nilai estetika
7. Harga bersifat fluktuatif
8. Sangat dipengaruhi lingkungan
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan harga komoditas tanaman
hortikutura tinggi salah satunya yaitu tanaman hortikultura memerlukan
perawatan yang lebih intensif serta memiliki nilai estetika. Dari ciri-ciri tanaman
hortikultura diatas juga menunjukkan bahwa usaha tanaman hortikultura perlu
pengelolaan yang tekun dan berpengalaman, mulai dari penanganan saat ditanam,
perawatan serta kegiatan pasca panen yang meliputi penyimpanan, pengeringan,
pendinginan dan sebagainya.

2.4 Macam Tanaman Hortikultura


2.4.1 Tanaman Sayuran (Olericulture)
Sayuran diklasifikasikan sebagai tanaman hortikultura yang pada
umumnya umur panen sayuran relatif pendek (kurang dari satu tahun). Sayuran
merupakan sebutan umum bagi bahan pangan asal tumbuhan yang biasanya
mengandung kadar air tinggi, kaya akan gizi, vitamin, mineral, dan bermanfaat
untuk menambah ragam rasa, warna, dan tekstur makanan serta bernilai ekonomi
tinggi. Selain memiliki banyak manfaat yang dikandungnya, sayuran ini juga
memiliki banyak potensi untuk dikonsumsi dalam keadaan segar ataupun
dijadikan makanan olahan. Menurut Aak (1992) berbagai macam sayuran tersebut
dapat digolongkan menjadi:
1. Berdasarkan bagian tanaman yang dikonsumsi
a. Sayuran Daun
Pada tanaman sayuran daun, bagian yang dimanfaatkan adalah bagian
daun atau tangkainya. Misalnya: bayam, sawi, kobis, selada, kemangi,
caisim, kangkung dll.
b. Sayuran Bunga
Tanaman ini dibudidayakan untuk diambil bagian bunganya untuk
dikonsumsi. Misalnya: kembang kol, brokoli dan turi.
c. Sayuran Buah
Tanaman ini ditanam untuk dipungut buahnya, termasuk didalamnya
kacang-kacangan. Misalnya: terong, tomat, kacang panjang, buncis,
paprika, mentimun dll.
d. Sayuran Batang
Pada tanaman ini, bagian yang dimanfaatkan untuk dikonsumsi adalah
bagian batang tanaman. Misalnya: bamboo (rebung), asparagus, pakis dll.
e. Sayuran Umbi
Pada tanaman ini bagian tanaman yang dimanfaatkan untuk dijakdikan
konsumsi yaitu akar atau umbinya. Contoh: wortel, kentang, bawang
Bombay, bawang merah, lobak dll.
2. Berdasarkan Umur/musim tanam
Menurut Aak (1992), ditinjau dari umurnya, sayuran dapat digolongkan
menjadi dua bagian, yaitu:
a. Tanaman semusim
Tanaman semusim pada umumnya hanya bisa dipungut 1-3 kali saja, dari
umur 3 minggu sampai 6 bulan atau lebih sedikit.
b. Tahunan
Pada tanaman sayuran tahunan, dapat dipungut beberapa kali dan
umumnya bisa berumur hingga beberapa tahun. Lombok rawit misalnya,
bisa tahan lebih lama, namun tidak termasuk tanaman menahun (seperti
gori, sukun dan kluwih).
3. Berdasarkan iklim tempat tumbuh
Berdasarkan iklim tempat tumbuh, sayur-sayuran dapat digolongkan
dalam:
a. Sayuran yang tumbuh di daerah iklim panas atau tropis, yaitu daerah yang
mempunyai suhu udara 25oC atau lebih. Misalnya: cabe, tomat, terong,
kangkung, dan sebagainya.
b. Sayuran yang tumbuh di daerah iklim sedang dan subtropis, yaitu daerah
yang mempunyai suhu udara maksimum 22oC. Misalnya: bawang merah,
bawang putih, bakung, seledri, kubis, wortel, sawi, jamur, dan sebagainya.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi dari tanaman
sayur-sayuran antara lain:
1. Bertanam di polibag/pot
Eknik bertanam dalam polibag/pot merupakan salah satu alternatif yang
mudah, sederhana dengan modal yang murah. Cara bercocok tanam ini sangat
memungkinkan untuk dilakukan di rumah. Penempatan polibag dan pot dapat
diletakkan di berbagai tempat baik dihalaman depan, belakang rumah, teras
rumah, maupun di rooftop. Dengan menanam sayuran dihalaman rumah, hal
ini juga dapat meminimalisir pengeluaran rumah tangga untuk membeli bahan
masakan (Harianto, 2017).
2. Budidaya secara vertikultur
Semakin tingginya pertumbuhan penduduk membuat lahan pertanian
semakin sempit. Hal ini menimbulkan masalah baru sehingga diperlukan
solusi untuk bertani dilahan sempit, salah satunya dengan vertikultur.
Vertikultur merupakan sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara
vertical atau bertingkat. Cara penanamannya dapat menggunakan rak
bertingkat, menggantung atau disusun dengan berbagai jenis wadah tanam.
Model penanaman seara vertikultur dapat disesuaikan dengan keadaan
lingkungan dan juga kreativitas masing-masing. Secara umum model yang
sering dijumpai antara lain persegi panjang, segitiga, pyramid, bentuk anak
tangga beberapa undakan dll (Liferdi dan cahyo, 2016).
3. Hidroponik
Menurut Roidah (2014), hidroponik merupakan salah satu inovasi dalam
budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya,
sehingga hidroponik merupakan aktivitas pertanian yang dijalankan dengan
menggunakan air atau substrat yang lain sebagai pengganti tanah yang
didalamnya diberikan larutan nutrisi untuk mendukung pertumbuhan
tanaman. Budidaya hydroponik biasanya dilaksanakan di dalam rumah kaca
(green house) untuk menjaga supaya pertumbuhan tanaman secara optimal dan
benar–benar terlindung dari pengaruh unsure luar seperti hujan, hama
penyakit, iklim dan lain–lain. Keunggulan dari beberapa budidaya dengan
menggunakan sistem hydroponik antara lain:
a. Kepadatan tanaman per satuan luas dapat dapat dilipat gandakan sehingga
menghemat penggunaan lahan
b. Mutu produk seperti bentuk, ukuran, rasa, warna, kebersihan dapat dijamin
karena kebutuhan nutrisi tanaman dipasok secara terkendali.
c. Tidak tergantung musim/waktu tanam dan panen, sehingga dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan pasar.
2.4.2 Tanaman Buah-buahan
Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang
memegang peranan penting bagi pembangunan pertanian di Indonesia. Fungsi
buah-buahan sangat penting bagi proses metabolisme tubuh karena mengandung
banyak vitamin serta mineral. Dewasa ini, masyarakat mulai memperhatikan
untuk mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung zat gizi. Hal ini
berarti bahwa buah-buahan memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan.
Jenis buah-buahan yang memiliki prospek cerah untuk dikembangkan di
Indonesia terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu : kelompok mangga, jeruk, rambutan
dan pisang; kelompok durian, manggis, salak, nangka & nenas; dan kelompok
apel, anggur, pepaya, duku dan melon (Poerwanto, 2004).
Banyak jenis buah - buahan tropis dihasilkan di berbagai wilayah
Indonesia. Namun, buah - buahan tersebut kebanyakan membanjiri pasar lokal
hanya pada saat panen raya, dan baru sedikit sekali jenis buah yang menempati
pasar swalayan atau pasar dunia (internasional). Jenis buah - buahan tropis yang
dipasarkan di pasaran internasional pada saat ini adalah pisang, nanas, mangga,
alpukat, rambutan, markisa, sirsak, jambu biji, belimbing, dan manggis
(Sunarjono, 2000). Buah – buahan dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu :
1. Tanaman Buah-buahan Tahunan
Tanaman Buah-buahan Tahunan adalah tanaman sumber vitamin, mineral
dan lain-lain yang dikonsumsi dari bagian tanaman berupa buah dan
merupakan tanaman tahunan, umumnya dapat dikonsumsi tanpa dimasak
terlebih dahulu (dikonsumsi segar). Tanaman buah-buahan tahunan
dikelompokkan dalam 3 jenis, yaitu:
a. Jenis tanaman buah-buahan yang tidak berumpun dan dipanen sekaligus.
Kelompok buah-buahan ini biasanya berbuah menurut musim.
Meskipun dalam kriteria ini digolongkan dalam panen sekaligus,
keadaannya di lapangan tidaklah berlaku mutlak seperti kriteria tersebut di
atas, sebab waktu dipanen masih ada buah yang belum masak atau
sebagian buah telah dipetik sebelumnya karena masaknya lebih awal.
Keluarnya bunga yang relatif serempak merupakan dasar penggolongan
ini. Contoh: mangga, manggis, rambutan, duku/langsat/kokosan dan
sukun.
b. Jenis tanaman buah-buahan yang tidak berumpun dan dipanen
berulangkali/lebih dari satu kali dalam satu musim/tahun.
Dapat dibedakan atas tanaman buah yang dipanen terus-menerus
satu tahun, dan dipanen terus-menerus satu musim.
 Dipanen terus-menerus satu tahun.
Contoh: sawo, jambu biji, belimbing, sirsak, markisa, jeruk, apel, dan
anggur.
 Dipanen terus-menerus satu musim.
Contoh: alpukat, durian, dan jambu air.
c. Jenis tanaman buah-buahan yang berumpun dan dipanen terus-menerus.
Contoh : salak, nanas, dan pisang.
2. Tanaman Buah-buahan Semusim
Tanaman Buah-buahan Semusim adalah tanaman sumber vitamin, mineral
dan lain-lain yang dikonsumsi dari bagian tanaman berupa buah, berumur
kurang dari satu tahun, dapat berbentuk rumpun, menjalar dan berbatang
lunak. Tanaman buah-buahan semusim terdiri dari melon, semangka, blewah
dan stroberi.

2.4.3 Tanaman Hias (Floricultura)


Tanaman hias atau floricultura adalah tanaman yang memiliki keindahan
baik dari bentuk dan warna tanamannya. Tanaman hias dapat digunakan untuk
hiasan perkantoran, hiasan halaman rumah, dan hiasan upacara adat ataupun
keagamaan. Menurut Badan Pusat Statistik dan Departemen pertanian (2008)
Tanaman Hias adalah tanaman yang mempunyai nilai keindahan dan estetika baik
karena; bentuk tanaman, warna dan bentuk daun, tajuk maupun bentuk
pohon/batang, warna dan keharuman bunganya, sering digunakan sebagai
penghias pekarangan, taman atau ruangan di rumah-rumah, gedung perkantoran,
hotel, restauran maupun untuk kelengkapan upacara adat dan keagamaan
Tanaman Hias dibagi menjadi 2 kajian pokok, yaitu
1. Floricultura, yang mempelajari budidaya tanaman hias sebagai bunga potong,
tanaman potong, atau tanaman penghias taman.
2. Landscape architecture (arsitektur lansekap), yang memfokuskan pada aspek
penataan atau desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai
materinya.
Tanaman hias berdasarkan morfologi dapat diklasifikasikan menjadi
golongan herba dan golongan tanaman hias berkayu antara lain sebagai berikut:
1. Golongan Herba
Tanaman hias herba adalah tanaman yang batangnya tidak berkayu, pada
umumnya jenis ini banyak digunakan untuk tanaman indoor. Kelompok herba
ini dapat dikelompokkan lagi, yaitu :
a. Siklus Hidup
 Annual (Semusim) adalah tanaman hias yang siklus hidupnya kurang
dari satu tahun
 Biannual adalah tanaman hias yang pertumbuhan vegetatifnya terjadi
pada tahun pertama dan masa reproduktifnya (berkemabng biak) pada
tahun berikutnya
 Perenial (Tahunan) adalah tanaman hias yang siklus hidupnya sangat
panjang. Salah satu contoh tanaman hias kelompk ini adalah lidah
mertua. (Sansevieria spp).
b. Berdasarkan Fungsi
 Bedding plant merupakan tanamn pelindung tanaman lainnya.
Contohnya adalah Petunia spp
 Hanging plant (tanaman gantung), tanaman hias yang penanamannya
dalam pot gantung, misalnya geranium dan pakis
 Houseplant merupakan tanaman indoor atau tanaman rumah. Misalnya
lidah mertua. (Sansevieria spp )
2. Golongan tanaman Hias Berkayu
Tanaman hias kelompok ini berbeda dalam ukuran dan pola
pertumbuhannya.Beberapa jenis dapat menggugurkan daunnya jika terjadi
perubahan cuaca, yang disebut decidous, dan kelompok kedua adalah tanaman
yang tidak menggugurkan daunnya disebut evergreen.Kelompok tanaman hias
berkayu ini ada yang berbentuk semak, menjalar, ataupun pohon. Tanaman
berkayu dapat digabungkan penanamannya dengan kelompok herba (Octora,
2014).
III. KESIMPULAN
Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang potensial
dalam memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan ekonomi dan
memegang peranan penting dalam sumber pendapatan petani, perdagangan,
maupun penyerapan tenaga kerja. Komoditas tanaman hortikultura di Indonesia
dapat dibagi menjadi empat kelompok besar, yaitu tanaman buah-buahan,
tanaman sayuran, tanaman biofarmaka, dan tanaman hias. Ciri-ciri dari tanaman
hortikultura antara lain intensif dalam modal serta tenaga, bersifat musiman,
dipanen dalam kondisi segar, sifatnya mudah rusak, dan harga bersifat fluktuatif
DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1992. Sayuran: Hidup Sehat dan Kaya Berkat Sayuran. Yogyakarta:
Kanisius.
Gunawan, M. 1993. Pengembangan Komoditas Hortikultura dalam Sistem
Agribisnis. Media Komunikasi dan Informasi. April No. 16 Vol IV, hal 55.
Harianto, B. 2017. Petik Sayuran di Lahan Sempit. Jakarta: Penebar Swadaya.
Lakitan, B. 1995. Hortikultura: Teori, Budidaya, dan Pasca Panen. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. Rajawali.
Liferdi L, dan Cahyo Saparinto. 2016. Vertikultur Tanaman Sayur: Berani kreatif
secara Bertingkat di Lahan Sempit. Jakarta: Penebar Swadaya
Nurhaeni, A. 1993. Koperasi Pemasaran Hortikultura: Keberhasilan dan Kendala.
Media Komunikasi dan Informasi. April No. 16 Vol. IV, hal. 31.
Poerwanto,R. 2004. Pembangunan Sentra Produksi Buah berbasis Mutu. Penebar
Roidah, I. S. 2014. Pemanfaatan Lahan dengan Menggunakan Sistem Hidroponik.
Jurnal Universitas Tulungagung Bonorowo. Vol.1(2): 43-50.
Soemadi. 1997. Hortikultura: Tanaman Hias - Buah - Sayuran. Solo: Aneka.
Sunarjono, H.H. 2000. Prospek Perkebunan Buah. Penebar Swadaya. Jakarta. 176
hlm.
Swadaya. Jakarta.

You might also like