You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Akuntansi merupakan suatu ilmu yang di dalamnya berisi bagaimana manusia
berfikir sehingga menghasilkan suatu kerangka pemikiran konseptual tentang prinsip,
standar, asumsi, teknik, serta prosedur yang ada dijadikan landasan dalam pelaporan
keuangan. Pelaporan keuangan tersebut harus berisi informasi-informasi yang
berguna dalam memantu pengambilan keputusan bagi para pemakainya.
Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari, sesungguhnya kita telah
menggunakan jasa akuntansi. Ketika seorang pemilik warung mencatat pembelian
barag dagangannya, mencatat siapa saja yang berhutang da warungnya, memisahkan
kotak antara uang yang masuk dari hasil penjualan dengan kotak uang yang
dialokasikan untuk belanja kebutuhan barang dagangan dan kebutuhan operasional di
warungnya. Maka, pada dasarnya pemilik warung tadi telah menerpkan teknik
akuntansi. Penerapan pengetahuan di bidang akuntansi tentu semakin luas dan
kompleks jika dihadapkan pada bisnis dengan skala yang lebih besar.
Seperti ilmu-ilmu lainya, ilmu akuntansi juga berkembang sesuai perkembangan
teknologi dan peradaban manusia. Selain itu, faktor kebutuhan juga ikut serta dalam
perkembangan akuntansi itu sendiri. Akan tetapi, baik akuntansi maupun ilmu-ilmu
lain tidak berkembang dengan sendirinya tanpa adanya hal yang cukup berarti yang
dapat mendorong akuntansi tersebut berkembang dan bertahan hingga sekarang.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah perkembangan Akuntansi?
2. Bagaimana sejarah Akuntansi di Indonesia?

3. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan akuntansi

1
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan akuntansi

BAB II
PEMBAHASAN

1. EVOLUSI PEMBUKUAN PENCATATAN BERPASANGAN


1.1 Sejarah awal akuntansi
Berbagai percobaan telah dilakukan untuk menyatakan lokasi dan waktu dari
lahirnya sistem pencatatan berpasangan yang telah menghasilkan berbagai skenario.
Kebanyakan skenario tersebut mengakui adanya kehadiran suatu bentuk pelaksanaan
pencatatan di sebagian besar kebudayaan sejak sekitar 3.000 tahun sebelum masehi.
A.C. Littleton membuat daftar tujuh prasyarat bagi munculnya pembukuan yang
sistematis : Seni Penulisan (The Art of Writing), karena pembukuan pada intinya
adalah sebuah catatan; Aritmetika (Arithmetic), karna aspek mekanis dari pembukuan
mengandung adanya serangkaian perhitungan sederhana; Milik Pribadi (Private
Property), karena pembukuan hanya berkepentingan dengan pencatatan fakta - fakta
mengenai harta benda dan hak miliknya; Uang (Money) yaitu transaksi yang belum
selesai, karena tidak akan ada dorongan untuk membuat catatan apa pun jika seluruh
pertukaran dilakukan di tempat saat itu juga; Perdagangan (Commerce), karena sebuah
penjualan lokal saja tidak akan menciptakan cukup tekanan (volume bisnis) untuk
merangsang manusia mengkoordinasikan berbagai pemikiran ke dalam suatu sistem;
Modal (Capital), karena tanpa modal perdagangan tidak akan berarti dan pemberian
kredit menjadi sesuatu yang tidak mungkin bisa dibayangkan.
Masing-masing kebudayaan kuno yang disebutkan diatas telah mencakup
prasyarat-prasyarat tersebut, sekaligus menjelaskan mengapa telah terdapat semacam
pembukuan didalamnya. Jika kita ingin melacak ilmu yang penting ini (akuntansi)
kembali ke asal usulnya, kita secara alamiah akan menganggap pertemuan pertamanya
akan berasal dari para pedagang yang pertama; dan tidak ada seorang pun yang layak
mengklaim hal itu tersebut pada masa itu selain orang-orang Arab. Orang-orang Mesir,
yang selama beberapa masa menunjukkan kejayaannya di dunia perdagangan,
memperoleh pemikiran melakukan perdagangan tersebut melalui interaksinya dengan

2
bangsa tersebut; dan, sebagai konsekuensinya, dari merekalah orang-orang Mesir
harus melakukan suatu bentuk pertama dari akuntansi, yang menurut cara perdagangan
yang umum, dikomunikasikan ke seluruh kota-kota di Timur Tengah. Bisnis
perdagangan, yang untuk setiap kota-kota perdagangan di Eropa dihubungkan oleh
orang-orang Lombardia, ikut pula memperkenalkan metode mereka dalam pencatatan
rekening, melalui penggunaan pencatatan berpasangan; yang kini dikenal dengan
sebutan pembukuan Italia.
Pembukuan Italia ini berkembang, seiring dengan perkembangan perdagangan
dari republik Italia dan penggunaan metode pembukuan pencatatan berpasangan di
abad ke-14. Buku pencatatan berpasangan yang pertama kali dikenal adalah
pembukuan Massari dari Genoa, yang bertanggal sejak tahun 1340.

1.2 Kontribusi Luca Pacioli


Nama Luca Pacioli, seorang pastur dari ordo Fransiskus, pada umumnya
diasosiasikan dengan pengenalan pembukuan pencatatan berpasangan untuk pertama
kalinya. Pada tahun 1494 ia menerbitkan bukunya, Summa de Arithmetica Geometria,
Proportioni et Proportionalita yang didalamnya terdapat dua buah bab-de Computis et
Scripturis-yang menjelaskan pembukuan pencatatan berpasangan. Ia menyatakan
bahwa tujuan pembukuan adalah “untuk memberikan informasi yang tidak tertunda
kepada para pedagang mengenai keadaan aktiva dan utang-utangnya”. Debit (adebeo)
dan kredit (credito) digunakan dalam pencatatan untuk memastikan sebuah pencatatan
berpasangan. Ia berkata, “Seluruh pencatatan harus berpasangan. Yaitu, jika Anda
membuat seorang kreditor, maka Anda harus membuat seorang debitor”. Tiga buku
digunakan disini : sebuah memorandum, sebuah jurnal, dan sebuah buku besar. Pada
waktu yang bersamaan, mengingat umur yang pendek dari perusahaan-perusahaan
bisnis, Pacioli menyarankan perhitungan dari laba suatu periode dan penutupan buku.
Dibawah ini adalah saran yang diberikan:
Merupakan suatu hal yang baik untuk menutup buku setiap tahun, terutama jika Anda
memiliki kerja sama kemitraan dengan pihak-pihak lain. Seringnya melakukan
pencatatan akuntansi akan memperpanjang persahabatan.

3
1.3 Perkembangan pembukuan pencatatan berpasangan
Perkembangan tersebut meliputi hal-hal berikut ini :
1. Sekitar abad ke-16 terjadi beberapa perubahan di dalam teknik-teknik
pembukuan. Perubahan yang patut dicatat adalah diperkenalkan jurnal-jurnal
khusus untuk pencatatan berbagai jenis transaksi yang berbeda.
2. Pada abad ke-16 dan 17 terjadi evolusi pada praktik laporan keuangan periodik.
Sebagai tambahan lagi, di abad ke-17 dan abad ke-18 terjadi evolusi pada
personifikasi dari seluruh akun dan transaksi, sebagai suatu usaha untuk
merasionalisasikan aturan debit dan kredit yang digunakan pada akun-akun yang
tidak pasti hubungannya dan abstrak.
3. Penerapan sistem pencatatan berpasangan juga diperluas ke jenis-jenis organisasi
yang lain.
4. Abad ke-17 juga mencatat terjadinya penggunaan akun-akun persediaan yang
terpisah untuk jenis barang yang berbeda.
5. Dimulai dengan East India Company di abad ke-17 dan selanjutnya diikuti dengan
perkembangan dari perusahaan tadi, seiring dengan revolusi industri, akuntansi
mendapatkan status yang lebih baik, yang ditunjukkan dengan adanya kebutuhan
akan akuntansi biaya, dan kepercayaan yang diberikan kepada konsep-konsep
mengenai kelangsungan, periodisitas, dan akrual.
6. Metode - metode untuk pencatatan aktiva tetap mengalami evolusi pada abad ke-
18.
7. Sampai dengan awal abad ke-19, depresiasi untuk aktiva tetap hanya
diperhitungkan pada barang dagangan yang tidak terjual.
8. Akuntansi biaya muncul di abad ke-19 sebagai sebuah hasil dari revolusi industri.
9. Pada paruh terakhir dari abad ke-19 terjadi perkembangan pada teknik-teknik
akuntansi untuk pembayaran dibayar di muka dan akrual, sebagai cara untuk
memungkinkan dilakukannya perhitungan dari laba periodik.
10. Akhir abad ke-19 dan ke-20 terjadi perkembangan pada laporan dana.
11. Di abad ke-20 terjadi perkembangan pada metode-metode akuntansi untuk isu-isu
kompleks, mulai dari perhitungan laba per saham, akuntansi untuk perhitungan
bisnis, akuntansi untuk inflasi, sewa jangka panjang dan pensiun, sampai kepada

4
masalah penting dari akuntansi sebagai produk baru dari rekayasa keuangan
(financial engineering).

Perkembangan akuntansi sejalan dengan perkembangan organisasi dan kegiatan


suatu usaha, karena kehadirannya memerlukan pencatatan sehingga seluruh kegiatan
akan tergambar di dalamnya. Pada abad ke-15 seorang ahli Matematika berkebangsaan
Italia Luca Paciolo telah menyusun buku tentang akuntansi dengan judul “Tractatus
de Cumputis at Scritorio” buku ini berorientasi pada pembukuan berpasangan.
Pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) mencatat kedua aspek
transaksi sedemikian rupa yang membentuk suatu pemikiran yang berimbang. Praktek
pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan dengan bisnis
sudah dimulai sejak adanya kejadian dalam double entry bookkeeping.

Menurut pendapat Mattessich (dalam Harahap, 1997) bahwa double entry sudah
ada sejak 5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal bahwa penemu sistem
tata buku berpasangan ini maka dapat dikemukakan sebagai berikut. Double entry
accounting system telah disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Luca Pacioli
dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1949 di Florence, Italia
dengan judul “Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita”
yang berisi tentang palajaran ilmu pasti.

Inoue (dalam Harahap, 1997) menyebutkan “Orang yang pertama-tama


“menulis” (bukan menerbitkan seperti Pacioli) tentang double entry
bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum
terbitnya buku Pacioli. Namun buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada
tahun 1573 atau 89 tahun setelah buku Pacioli terbit. Dengan demikian
penjelasan ini maka pertentangan sebenarnya tidak ada.”

Jika kita kaji sejarah terutama sejarah Islam, sebenarnya pada awal
pertumbuhannya sudah ada sistem akuntansi. Akan tetapi, sayangnya literatur belum
banyak menganalisis bagaimana rupa eksistensi akuntansi pada zaman itu (± 570
Masehi). Seperti yang dikemukakan oleh Russel (dalam Rosjidi, 1999) “Sebenarnya

5
orang-orang Italia dalam abad ke-14 baru menerapkan sistem pembukuan
berpasangan lengkap setelah terlebih dahulu digunakan oleh saudagar-saudagar
Moslem (Moslem Merchants).”

Revolusi indusrti di Inggris pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif
terhadap perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang perusahaan yang
pertama di Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organisasi dan status
perusahaan. Dalam undang-undang tersebut, diatur tentang kemungkinan perusahaan
meminjam uang, mengeluarkan saham, membayar hutang, dan dapat bertindak
sebagaimana halnya perorangan. Keadaaan-keadaaan inilah yang menimbulkan
perlunya laporan baik sebagai informasi maupun sebagai pertanggungjawaban.

Dalam artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan


akuntansi sebagai berikut.

Tahun 1775 : pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single
entry maupun double entry.

Tahun 1800 : masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan
dalam perusahaan.

Tahun 1825 : mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).

Tahun 1850 : laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang
dianggap lebih penting.

Tahun 1900 : di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui
ujian yang dilaksanakan secara nasional.

Tahun 1925 : banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:

1. Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan,


akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah;
2. Laporan keuangan mulai diseragamkan;

6
3. Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan
4. Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai
dikenalkannya “punch card record”.

Tahun 1950 s/d 1975 : Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan
akuntansi, yaitu sebagai berikut.

1. Pada periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk pengolahan data.
2. Sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP).
3. Analisis Cost Revenue semakin dikenal.
4. Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai
ditawarkan profesi akuntan.
5. Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk kepentingan
manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat.
6. Muncul jasa-jasa manajemen seperti system perencanaan dan pengawasan.
7. Perencanaan manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan.

Tahun 1975 : mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi bidang-
bidang lainnya, perkembangan itu antara lain:

1. Timbulnya management science yang mencakup analisis proses manajemen dan


usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan kekurangan-kekurangannya;
2. Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan model-model
organisasi, perencanaan organisasi, teori pengambilan keputusan, dan
analisis cost benefit;
3. Metode permintaan yang menggunakan computer dalam teori cybernetics;
4. Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai dikenal;
dan
5. Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi
perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.

7
Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru
ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747.
Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-undang
mangenai tanam paksa dihapuskan tahun 1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa,
kaum pengusaha Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan
modalnya. Sistem yang dianut oleh pengusaha Belanda ini adalah seperti yang
diajarkan oleh Luca Pacioli.

2. SEJARAH AKUNTANSI DI INDONESIA


Pada zaman penjajahan Belanda, perusahaan di Indonesia menggunakan sistem
Kontinental atau tata buku yang digagas oleh Luca Pacioli. Meskipun sama-sama
berasal dari pembukuan berpasangan, tetapi akuntansi berbeda dengan tata buku.
Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo Saxon) mulai diperkenalkan
di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, akhirnya sistem pembukuan di Indonesia pun
berganti dari Kontinental menjadi Anglo Saxon.
1. Pada tahun 1957, peristiwa konfrontasi Irian Barat yang melibatkan Indonesia dan
Belanda, sehingga berakibat pada seluruh pelajar yang berada di Belanda ditarik
dan melanjutkan studinya di berbagai negara. Salah satunya adalah Amerika
2. Penanaman Modal Asing (PMA) memberikan dampak positif terhadap
perkembangan akuntansi, khususnya sistem akuntansi Anglo Saxon.
3. Pada perkembangan berikutnya, akuntansi di Indonesia menerapkan Pedoman
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) sebagai upaya penyesuaian terhadap kondisi
global, peningkatan transparansi laporan keuangan, dan peningkatan kualitas
laporan keuangan di Indonesia.

Perkembangan akuntansi di indonesia


Praktik akuntansi di Indonesia sejak zaman VOC (1642). Akuntan – akuntan
Belanda itu kemudian mendominasi akuntan di perusahaan – perusahaan yng juga di
monopoli penjajahan hingga abad 19. Pada masa pendudukan Jepang, pendidikan
akuntansi hanya diselenggarakan oleh Departemen Keuangan berupa kursus ajun

8
akuntansi di Jakarta. Persertanya saat itu 30 orang termasuk Prof.Sumardjo dan
Prof.Hadibroto. Bersama 4 akuntan lulusan pertama FEUI dan 6 lulusan Belanda,
Prof.Sumardjo merintis pendirian Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) tanggal 23
Desember 1957. Pada tahun yang sama pemerintah melakukan nasionalisasi terhadap
perusahaan – perusahaan milik Belanda. Hal ini menyebabkan akuntan – akuntan
Belanda kembali ke negrinya dan pada saat itu akuntan Indonesia semakin
berkembang. Perkembangan itu semakin pesat setelah Presiden meresmikan kegiatan
pasar modal 10 Agustus 1977 yang membuat peranan akuntansi dan laporan keuangan
menjadi penting. Bulan Januari 1977 Mentri Keuangan mengeluarkan Surat
Keputusan Nomor 43/1977 Tentang Jas Akuntan menggantikan Kepmenkeu
763/1968. Selain mewajibkan akuntan publik memiliki sertifikat akuntan publik, juga
akuntan publik asing diperbolehkan praktik di Indonesia sepanjang memenuhi syarat.
Akuntansi masa kini telah berkembang dalam tahap masa kedewasaan menjadi
suatu aspek integral dari bisnis dan keuangan global. Keputusan yang berasal dari data-
data akuntansi, pengetahuan mengenai isu-isu akuntansi internasional menjadi sangat
penting untuk mendapatkan interpretasi dan pemahaman yang tepat dalam komunikasi
bisnis internasional.
Sejarah akuntansi dan akuntan, memperlihatkan perubahan yang terus menerus
secara konsisten. Pada suatu waktu, akuntansi lebih mirip sistem pencatatan bagi jasa-
jasa perbankan tertentu dan bagi rencana pengumpulan pajak. Kemudian muncul
pembukuan double entry untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan usaha perdagangan.
Saat ini akuntansi beroperasi dalam lingkungan perilaku, sektor publik dan
Internasional. Akuntansi menyediakan informasi bagi pasar modal-pasar modal besar,
baik domestik maupun internasional.
Ada empat pendekatan terhadap perkembangan akuntansi:
 Berdasarkan pendekatan makroekonomi, praktek akuntansi didapatkan dari
dan dirancang untuk meningkatkan tujuan makroekonomi nasional.
 Berdasarkan pendekatan mikroekonomi, akuntansi bekembang dari prinsip-
prinsip mikroekonomi. Tujuannya terletak pada perusahaan secara individu
yang memiliki tujuan untuk bertahan hidup.

9
 Berdasarkan pendekatan independent, akuntansi berasal dari praktek bisnis
dan berkembang secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan dan
pertimbangan, coba - coba, dan kesalahan. Akuntansi dipandang sebagai fungsi
jasa yang konsep dan prinsipnya diambil dari proses bisnis yang dijalankan dan
bukan dari cabang keilmuan seperti ekonomi.
 Berdasarkan pendekatan yang seragam, akuntansi distandariasi dan digunakan
sebagai alat untuk kendali administrasi oleh pemerintah pusat. Keseragaman
dalam pengukuran, pengungkapan, dan penyajian akan memudahkan
perancang pemerintah, otoritas pajak, dan bahkan manajer untuk menggunakan
informasi akuntansi dalam mengendalikan seluruh jenis bisnis.

Bidang-bidang Akuntansi:
 Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
 Pemeriksaan Akuntan (Auditing)
 Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
 Akuntansi Biaya (Cost Accounting)

Perkembangan Profesi Akuntansi di Indonesia


Sejarah didirikannya IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) karena kantor akuntan
publik milik orang Belanda tidak mau menerima lulusan akuntansi pertama dari
Universitas Indonesia. Lalu, akuntan lulusan Universitas Indonesia itu bersama dengan
akuntan lulusan dari Universitas di Belanda mendirikan IAI tepatnya di tanggal 23
Desember 2017.
Kemudian muncul Undang-Undang NO. 34 Th. 1954 yang mencanangkan tentang
Pemakaian Gelar Akuntan yang menjadi fondasi bagi lulusan akuntansi di universitas
lokal. Krisis keuangan di Asia yang terjadi pada 1997 membuat banyak perusahaan
dan Bank di Indonesia gulung tikar. Penyebab kebangkrutan salah satunya karena
mendapatkan Opini Wajar Tanpa Pengecualian dari kantor akuntan publik. Dari
sinilah profesi Akuntansi mulai menjadi perhatian

10
3. PERKEMBANGAN PRINSIP - PRINSIP AKUNTANSI DI AMERIKA
SERIKAT
3.1 Tahap kontribusi manajemen (1900-1933)
Pengaruh manajemen di dalam formulasi prinsip-prinsip akuntansi muncul dari
meningkatnya jumlah pemegang saham dan peranan ekonomi dominan yang
dimainkan oleh perusahaan-perusahaan industri setelah tahun 1900. Pemain utama
pada masa itu adalah asosiasi akuntan profesional, American Institute of Accountans
(AIA).
Posisi dari AIA atas permintaan dari Komisi Dagang Federal (Fedeal Trade
Commission-FTC) adalah bahwa “tidak ada biaya penjualan, beban bunga atau beban
administrasi di dalam biaya overhead pabrik”. Penentang atas posisi dari Institut ini
menghadapi pernyataan di dalam laporan yang mengatakan “diperhitungkannya bunga
di dalam biaya produksi adalah teori yang tidak berdasar dan salah, dan dapat
dikatakan mustahil (absurad) di dalam praktiknya”. Pihak yang menentang pun
mengalami kekalahan. Kejadian penting yang lain dimasa itu adalah meningkatnya
dampak dari teori akuntansi terhadap perpajakan atas laba usaha. Meskipun Undang-
Undang pendapatan tahun 1913 telah memberikan dasar kalkulasi laba kena pajak
dengan dasar penerimaan dan pengeluaran kas, Undang-Undang tahun 1918 adalah
yang pertama mengakui peranan dari prosedur akuntansi di dalam penentuan laba kena
pajak.

3.2 Tahap kontribusi institusi (1933-1959)


1. Pada tahun 1934, Kongres menciptakan SEC dengan tugas untuk mengelola
beragam hukum-hukum investasi federal, termasuk Undang-Undang
Sekuritas pada tahun 1933 yang mengatur penerbitan sekuritas di pasar-pasar
antarnegara bagian dan Undang-undang Sekuritas tahun 1934 yang mengatur
perdagangan sekuritas.
2. Setelah publikasi yang dilakukan oleh Ripley di dalam satu artikel yang
mengkritik teknik-teknik pelaporan sebagai sesuatu yang memperdayakan,
George O. May, kebangsaan Inggris, mengusulkan agar Institut Akuntan
Publik Bersertifikat Amerika (American Institute of Certified Public

11
Accountant-AICPA) memulai sebuah usaha kerja sama dengan bursa efek.
Sebagai akibatnya, Komite Khusus dari AICPA melalui kerja sama dengan
Bursa Efek menyarankan solusi umum berikut ini :
Alternatif yang lebih pratikal adalah membiarkan setiap perusahaan untuk
bebas memilih metode-metode akuntansinya sendiri di dalam …batasan yang
sangat luas…namun mengharuskan adanya pengungkapan dari metode yang
dipergunakan dan konsistensi pengaplikasiannya dari tahun ke tahun.
Sebagai tambahan, Komite mengusulkan percobaan resminya yang pertama
untuk mengembangkan teknik-teknik akuntansi yang berlaku umum. Dikenal
sebagai “prinsip-prinsip umum” (board principles).
3. Setelah diterbitkannya ASR No. 4 oleh SEC, yang menantang profesi akuntan
untuk memberikan “dukungan substansial dari yang berwenang” bagi prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku, dan meningkatnya kecaman dari Asosiasi
Akuntansi Amerika (American Accounting Association) dan para anggotanya
yang baru saja dibentuk, Institut selanjutnya di tahun 1938 memutuskan
memberikan kuasa kepada Komite Prosedur Akuntansi (Committee
Accounting Procedure-CAP) untuk mengumumkan keputusannya.

3.3 Tahap politisasi (1973-sekarang)


Keterbatasan yang dimiliki oleh baik asosiasi profesional maupun
manajemen di dalam memformulasikan suatu teori akuntansi telah mengarah
kepada pengadopsian suatu pendekatan yang lebih deduktif sekaligus melakukan
politisasi atas proses penetapan standarnya-sebuah situasi yang diciptakan oleh
pandangan yang berlaku umum bahwa angka-angka akuntansi memengaruhi
prilaku berekonomi dan, sebagai konsekuensinya, aturan-aturan akuntansi
hendaknya dibuat di dalam arena politik.
Sejak awal, FASB telah menerapkan sebuah pendekatan deduktif dan
quasi politik dalam formulasi dari prisnip-prinsip akuntansi. Hal yang dilakukan
oleh FASB mendapatkan nilai yang lebih baik, pertama, dengan adanya usaha
untuk mengembangkan suatu kerangka kerja teoretis atau kesepakatan dalam
akuntansi, dan kedua, dengan lahirnya berbagai kelompok yang berkepentingan,

12
yang kontribusinya diperlukan bagi penerimaan “umum” atas standar baru. Oleh
sebab itu, proses penetapan standar memiliki aspek politis di dalamnya.
Proses dari penetapan standar dapat digambarkan sebagai demokratis
karena, seperti semua badan pembuat peraturan, hak Dewan untuk membuat
peraturan pada akhirnya akan sangat bergantung kepada persetujuan dari pihak
yang diatur. Tetapi karena penetapan standar membutuhkan beberapa perspektif,
maka tidaklah tepat jika suatu standar ditetapkan dengan hanya didasarkan pada
penggambaran dari para pemilihnya. Hal yang serupa pula, proses tersebut dapat
diuraikan sebagai legislatif karena penetapan standar harus dimusyawarahkan dan
karena seluruh pandangan harus didengarkan. Tetapi para penyusun standar
diharapkan untuk dapat mewakili seluruh pemilih sebagai satu kesatuan dan tidak
menjadi perwakilan dari sekelompok pemilih tertentu. Proses ini dapat diuraikan
sebagai bersifat politis karena terdapat satu usaha pembelajaran yang terkait
dengan usaha untuk mendapatkan penerimaan satu standar baru.

4. AKUNTANSI DAN KAPITALISME


Akuntansi dan kapitalisme saling dikaitkan oleh beberapa sejarawan ekonomi
dengan adanya klaim umum bahwa pembukuan pencatatan berpasangan adalah suatu
hal yang vital di dalam perkembangan dan evolusi dari kapitalisme. Max Weber
menekankan argumentasi sebagai berikut :
“Organisasi modern yang rasional dari perusahaan kapitalistis tidak akan
mungkin terjadi tanpa adanya dua faktor penting didalam perkembangannya :
pemisahan bisnis dari rumah tangga dan berkaitan erat dengannya, pembukuan yang
rasional”.
Hubungan antara akuntansi dan kapitalisme ini selanjutnya dikenal sebagai tesis
atau argumen Sombart. Ia mengemukakan bahwa transformasi aktiva menjadi nilai-
nilai abstrak dan ekspresi kuantitatif dari aktivitas bisnis, dan akuntansi yang
sistematis dalam bentuk pembukuan pencatatan berpasangan membuat adanya
kemungkinan untuk seorang wirausahawan yang kapitalis untuk merencanakan,
melakukan, dan mengukur dampak dari aktivitas yang ia lakukan serta melakukan
pemisahan dari pemilik dan bisnis itu sendiri, sehingga memungkinkan adanya

13
pertumbuhan bagi perusahaan. Empat alasan berikut ini umumnya muncul untuk
menjelaskan peranan dari pencatatan berpasangan di dalam ekspansi ekonomi :
1. Pencatatan berpasangan memberikan kontribusi bagi munculnya satu sikap baru
atas kehidupan ekonomi.
2. Semangat baru melakukan akuisisi ini didukung dan didorong oleh adanya
perbaikan dari perhitungan-perhitungan ekonomis.
3. Rasionalisme baru ini kian ditingkatkan lagi dengan adanya organisasi yang
sistematis.
4. Pembukuan pencatatan berpasangan mengizinkan adanya pemisahan atas
kepemilikan dan manajemen dan karenanya meningkatkan pertumbuhan dari
perusahaan besar dengan saham gabungan.

Yamey mengindikasikan bahwa para usahawan di abad ke-16 sampai dengan


abad ke-18 tidak pernah menggunakan pembukuan dengan pencatatan berpasangan
untuk melacak laba dan modalnya, namun hanya menggunakannya untuk mencatat
suatu transaksi. Ia mengatakan :
“sistem pencatatan berpasangan hanyalah menambahkan sedikit dari pemberian
kerangka kerja di mana data akuntansi dapat ditempatkan dan sementara datanya
dapat diatur, dikelompokkan, dan dikelompokkan ulang kembali. Sistem tidak
dengan sendirinya menentukan rentang dari data yang harus dimasukan kedalam satu
aturan tertentu, maupun memaksakan adanya pola tertentu dalam pengurutan internal
dan pengurutan ulang data”.

5. RELEVANSI SEJARAH AKUNTANSI


Sejarah akuntansi penting bagi pedagogi, kebijakan, dan praktik akuntansi.
Sejarah memungkinkan kita untuk dapat “lebih baik …memahami masa kini dan
meramalkan atau mengendalikan masa depan kita”.
Berkaitan dengan pedagogi, sejarah akuntansi dapat sangat berguna untuk
memberikan pemahaman dan apresiasi yang lebih baik mengenai bidang akuntansi
dan evolusinya sebagai satu ilmu sosial. Satu pemikiran yang bagus akan relevansi
dari sejarah akuntansi terhadap pedagogi diuraikan dibawah ini :

14
Pertama-tama, suatu profesi yang didasarkan pada tradisi yang dikembangkan
selama berabad-abad seharusnya mendidik para anggotanya untuk lebih menghargai
warisan intelektual yang mereka miliki. Kedua, adanya impor keunggulan-
keunggulan pemikiran, kontribusi-kontribusi besar pada literatur, dan studi-studi
positif yang penting mungkin saja akan hilang, terfragmentasikan, atau dipelajari
secara tidak sempurna di dalam jangka waktu yang lebih panjang kecuali jika mereka
telah didokumentasikan dan digabungkan oleh orang-orang terpelajar yang memiliki
keahlian sejarah. Ketiga, tanpa memiliki akses kepada analisis dan interpretasi dari
sejarah perkembangan pemikiran dan praktik akuntansi, para empiris saat ini akan
berisiko mendasarkan investigasi yang mereka lakukan pada klaim-klaim atas masa
lalu yang tidak lengkap atau tidak berdasar.
Berkaitan dengan praktik akuntansi, sejarah akuntansi dapat memberikan
penilaian yang lebih baik atas praktik-praktik yang berlaku dengan melakukan
perbandingan terhadap metode-metode yang pernah digunakan di masa lalu.

6. ISU-ISU AKUNTANSI INTERNASIONAL


6.1 Definisi akuntansi internasional
Konsep dari akuntansi universal atau dunia adalah yang paling luas ruang
lingkupnya. Konsep ini mengarahkan akuntansi internasioanal menuju formulasi dan
studi atas satu kumpulan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara universal.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan satu standardisasi lengkap atas prinsip-prinsip
akuntansi secara internasional.
Di dalam kerangka kerja konsep ini, akuntansi internasional dianggap sebagai
sebuah sistem universal yang dapat diterapkan di semua negara. Sebuah seperangkat
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (generally accepted accounting
principles - GAAP) yang diterima di seluruh dunia, seperti yang berlaku di Amerika
Serikat, akan dibentuk. Praktik dan prinsip - prinsip yang dikembangkan akan dapat
diberlakukan di seluruh negara. Konsep ini akan menjadi sasaran tertinggi dari suatu
sistem internasional.

15
Konsep dari akuntansi komparatif atau akuntansi internasional mengarahkan
akuntansi internasional kepada studi dan pemahaman atas perbedaan-perbedaan
nasional di dalam skuntansi. Hal ini meliputi :
1. Kesadaran akan adanya keragaman internasional di dalam akuntansi perusahaan
dan praktik-praktik pelaporan.
2. Pemahaman akan prinsip-prinsip dan praktik-praktik akuntansi dari masing-
masing negara.
3. Kemampuan untuk menilai dampak dari beragamnya praktik-praktik akuntansi
pada pelaporan keuangan.
Munculnya paradigma baru di dalam akuntansi internasional memperluas
kerangka kerja dan pemikiran untuk memasukkan ide-ide baru dari akuntansi
internasional. Sebagai akibatnya, terbit daftar yang sangat panjang akan konsep-
konsep dan teori-teori akuntansi yang dibuat oleh Amenkhienan untuk memasukkan
hal-hal sebagai berikut :
1. Teori universal atau dunia
2. Teori multinasional
3. Teori komparatif
4. Teori transaksi-transaksi internasional
5. Teori translasi
Masing - masing teori - teori di atas memberikan dasar bagi pengembangan dari
sebuah kerangka kerja konseptual untuk akuntansi internasional. Meskipun akan
terdapat argumentasi mengenai teori manakah yang akan lebih disukai.

6.2 Harmonisasi standar akuntansi


Istilah harmonisasi sebagai kebalikan dari standardisasi memilki arti sebuah
rekonsiliasi atas berbagai sudut pandang yang berbeda. Istilah ini lebih bersifat sebagai
pendekatan praktis dan mendamaikan daripada standardisasi, terutama jika
standardisasi berarti prosedur - prosedur yang dimiliki oleh satu negara hendaknya
diterapkan oleh semua negara yang lain. Harmonisasi menjadi suatu bagian yang
penting untuk menghasilkan komunikasi yang lebih baik atas suatu informasi agar
dapat diartikan dan dipahami secara internasional.

16
Definisi dari harmonisasi tersebut dianggap lebih realistis dan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk diterima daripada standardisasi. Setiap negara asal
memiliki kumpulan aturan, filosofi, dan sasarannya masing-masing di tingkat
nasional, yang ditujukan pada perlindungan atau pengendalian dari sumber-sumber
daya nasional.

Manfaat dari harmonisasi


Terdapat bermacam-macam keuntungan dari harmonisasi. Pertama, bagi banyak
negara, belum terdapat suatu standar kodifikasi akuntansi dan audit yang memadai.
Standar yang diakui secara internasional tidak hanya akan mengurangi biaya
penyiapan untuk negara-negara tersebut melainkan juga memungkinkan mereka untuk
dengan seketika menjadi bagian dari arus utama standar akuntansi yang berlaku secara
internasional.
Kedua, internasionalisasi yang berkembang dari perekonomian dunia dan
meningkatnya saling ketergantungan dari negara-negara di dalam kaitannnya dengan
perdagangan dan arus investasi internasional adalah argumentasi yang utama dari
adanya suatu bentuk standar akuntansi dan audit yang berlaku secara internasional.
Ketiga, adanya kebutuhan dari perusahaan-perusahaan untuk memperolah modal
dari luar, mengingat tidak cukupnya jumlah laba di tahan untuk mendanai proyek -
proyek dan pinjaman - pinjaman luar negri yang tersedia, telah meningkatkan
kebutuhan akan harmonisasi akuntansi.

17
BAB III
PENUTUPAN

1. KESIMPULAN
Akuntansi merupakan suatu ilmu yang di dalamnya berisi bagaimana manusia
berfikir sehingga menghasilkan suatu kerangka pemikiran konseptual tentang
prinsip, standar, asumsi, teknik, serta prosedur yang ada dijadikan landasan dalam
pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan tersebut harus berisi informasi-informasi
yang berguna dalam memantu pengambilan keputusan bagi para pemakainya.
Akuntansi sangat berhubungan dengan bidang-bidang lain meskipun hal itu
tidak selalu berhubungan, terutama di zaman modern ini yang pertarungan bisnis dan
perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat menuntut semua kegiatan
menggunakan ilmu akuntansi meskipun terkadang tidak dilakukan persis sesuai
dengan aturan.

2. SARAN
Penulis mengharapkan kepada semua pihak yang terutama pihak yang terkait
agar dapat menggunakan akuntansi sebagaimana mestinya. Lebih dari itu, penulis
mengharapkan agar tidak melupakan serta dapat mempertahankan dan
mengembangkan akuntansi itu sendiri, terlebih di zaman yang semakin maju ini.

18

You might also like