Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan
sudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya
peralatan dan teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya
meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu
disisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila kita kurang
waspadamenghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul. Hal ini tidak akan
terjadi jika dapat diantisipasi berbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan
para pekerja. Berbagai risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya Penyakit
Akibat Kerja, Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan Kecelakaan
Akibat Kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini
harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja,
proses kerja dan lingkungan kerja.
Dalam hal ini kita sering menjumpai kegiatan mengangkat dan
mengangkut yang merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan dengan
memindahkan barang atau benda dari satu tempat ke tempat lain. Kegiatan
mengangkat dan mengangkut ini jika tidak dilakukan secara ergonomis akan
menimbulkan kecelakaan maupun penyakit akibat kerja. Oleh karena itu pada
pekerjaan mengangkat dan mengangkut, efisiensi kerja dan pencegahan
terhadap cidera tulang belakang harus mendapat perhatian yang cukup.
Pekerjaan penanganan material secara manual (Manual Handling) yang
terdiri dari mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik, dan membawa
merupakan sumber utama komplain karyawan di industri (Ayoub & Dempsey,
1999). Juga disebutkan aktivitas Manual Handling (MH) yang tidak tepat dapat
menimbulkan kerugian bahkan kecelakaan pada tenaga kerja. Akibat yang
ditimbulkan dari aktivitas MH yang tidak benar salah satunya adalah keluhan
musculoskeletal. Keluhan musculoskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian
1
2
otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan yang ringan hingga
yang sangat sakit. Tingginya tingkat cidera atau kecelakaan kerja selain
merugikan secara langsung yaitu sakit yang diderita oleh pekerja, kecelakaan
tersebut juga akan berdampak buruk terhadap kinerja perusahaan tersebut,
yaitu berupa penurunan produktivitas perusahaan. Hal ini disebabakan karena
biaya pengobatan yang cukup tinggi dan ketidakhadiran pekerja serta
penurunan dalam kualitas kerja. Oleh karena itu kegiatan manual handling
memerlukan perhatian yang cukup bagi pekerja itu sendiri maupun perusahaan.
Pekerjaan mengangkat dan mengangkut secara manual bisa
mengakibatkan bagian tubuh terkena kelainan terutama pada bagian tulang
belakang (kifosa dan lordosa).
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Manual Material Hendling.
2. Untuk mengetahui dampak yang disebabkan oleh kegiatan mengangkat dan
mengankut.
3. Untuk mengetahui dan mengerti cara menghitung Recommended weight
limit (RWL) dan Lifting Index (LI).
4. Untuk menentukan kategori hasil pengukuran dengan klasifikasi tingkat
resiko.
C. Manfaat
1. Bagi Praktikan
a. Dapat mengetahui pengukuran angkat angkut dengan metode RWL LI.
b. Dapat menganalisa hasil pengukuran RWL LI.
c. Dapat memberikan rekomendasi perbaikan jika ditemukan resiko bahaya.
2. Bagi Program Studi D.IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. Dapat menambah daftar referensi perpustakaan D.IV Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi dan Ruang Lingkup Manual Handling.
Definisi Manual material handling (MMH) adalah suatu kegiatan
transportasi yang dilakukan oleh satu pekerja atau lebih dengan melakukan
kegiatan pengangkatan, penurunan, mendorong, menarik, mengangkut,
dan memindahkan barang (Suhadri, 2008).
Selama ini pengertian MMH hanya sebatas pada kegiatan
mengangkat dan menurunkan yang melihat aspek kekuatan vertikal.
Padahal kegiatan MMH tidak terbatas pada kegiatan tersebut diatas, masih
ada kegiatan menarik dan mendorong di dalam kegiatan MMH. Kegiatan
MMH yang sering dilakukan oleh pekerja di dalam industri antara lain :
a. Kegiatan pengangkatan benda (LiftingTask)
b. Kegiatan pengantaran benda (Caryying Task)
c. Kegiatan mendorong benda (Pushing Task)
d. Kegiatan menarik benda (Pulling Task)
Berbeda dengan pendapat di atas menurut Occupational Safety and
Health Administration (OSHA) mengklasifikasikan kegiatan manual
material handling menjadi lima yaitu :
a. Mengangkat/Menurunkan (Lifting/Lowering)
Mengangkat adalah kegiatan memindahkan barang ke tempa
yang lebih tinggi yang masih dapat dijangkau oleh tangan.
Kegiatan lainnya adalah menurunkan barang.
b. Mendorong/Menarik (Push/Pull)
Kegiatan mendorong adalah kegiatan menekan berlawanan arah
tubuh dengan usaha yang bertujuan untuk memindahkan obyek.
Kegiatan menarik kebalikan dengan itu.
e. Memutar (Twisting)
4
5
b. Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik
turun, dan lain-lain.
c. Ketrampilan bekerja.
d. Peralatan kerja.
e. Ukuran beban yang akan diangkut.
f. Metode mengangkut yang benar.
Menurut ketentuan Peraturan Menteri TenagaKerja Transmigrasi dan
Koperasi No : PER.01/MEN/1978 tentang Keselamatan Kerja Dalam
Penebangan dan Pengankatan kayu, disarankan agar beban kerja diangkat
menurut keadaan tenaga kerja.
Disamping itu, jenis kelamin seseorang juga dapat mempengaruhi
kegiatan mengangkat dan mengangkut. Cara mengangkat dan mengangkut
yang baik harus memenuhi dua prinsip kinetis, yaitu :
a. Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang kuat dan sebanyak
mungkin otot tulang yang lemah dibebaskan dari pembebanan.
b. Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.
bersambung
15
sambungan
B. Perundang-Undangan
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Pasal 3 ayat 1 yang bernbunyi, ”Syarat-syarat tentang keselamatan kerja
yaitu memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan
kerja dan proses kerja secara ergonomi”.
2. Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 7 Tahun 1964 tentang Syarat
Kesehatan, Kebersihan, serta Penerangan dalam Tempat Kerja.
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Pasal 1 ayat 2 yang berbunyi, “Tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat”.
4. Keputusan Presiden RI Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang
Timbul Akibat Hubungan Kerja.
Pasal 1 yang berbunyi, ”Penyakit yang timbul karena hubungan kerja
adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja”.
5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor Kep-
79/MEN/IV/2003 tentang Pedoman Diagnosis dan Penilaian Cacat karena
Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja.
19
BAB III
HASIL
b. Meter Tukang
2. Cara kerja
a. Beban kerja diangkat untuk mengukur seberapa besar akibat pekerjaan
manual handling.
b. Setelah beban kerja diangkat oleh prabandus, lalu praktikan yang lain
melakukan pengukuran dengan meteran yang sudah disediakan.
20
20
2. Perhitungan
a. Menentukan multiplier dan RWL
21
RWL LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
=
Origi RWL 23 x 0,92 x 0,94 x 0,89 x 1 x 0,27 x 1 = 4,77
: = kg
Dest : RWL 23 x 0,78 x 1,02 x 0,88 x 0,71 x 0,27 x 1 = 3,08
= kg
BAB IV
PEMBAHASAN
22
23
Namun dari data hasil perhitungan diatas tidak selalu benar pasti ada
kesalahan yang menyebabkan perhitungan RWL dan LI masih melebihi tingkatan
aman, mungkin salah satunya adalah karena pratikan kurang teliti dalam
perhitugan dan kurang teliti dalam pengukuran.
26
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Nilai RWL origin probandus sebesar 18,98 Kg dan destinasi sebesar
15,08 Kg. Hal ini menunjukkan berat beban yang diangkat probandus
(25 Kg) sudah dapat menyebabkan beberapa permasalahan.
2. LI origin probandus sebesar 1,317 dan LI destinasi sebesar 1,657
termasuk dalam kategori 1 - < 3 atau sedang yang berarti ada beberapa
masalah dari beberapa parameter angkat sehingga perlu dilakukan
pengecekan dan redesain segera pada parameter yang menyebabkan nilai
LI tinggi. Sehingga harus diupayakan perbaikan sehingga nilai LI < 1.
3. Masih perlu dilakukan perbaikan pekerjaan karena berat beban yang
diangkut masih melebihi nilai RWL dan nilai LI < 1.
4. Cara mengangkat yang salah dapat mengakibatkan :
a. Over Exertion and Carrying yaitu kerusakan jaringan tubuh yang
diakibatkan oleh beban angkut yang berlebihan.
b. HNP (Hernia Nucleus Pulposus) yaitu robeknya bagian dalam dari
lempang menonjol keluar serta mungkin mnekan saraf-saraf
disekitarnya.
c. Back Injury, yaitu timbulnya nyeri pada punggung.
B. Saran
1. Mahasiwa perlu lebih banyak buku referensi agar dapat mendalami teori
maupun praktek serta permasalahan.
2. Penambahan dan peningkatan alat-alat praktikum, misalnya penyediaan
beban angkat yang sesuai dengan beban seharusnya.
3. Praktikum dilaksanakan sesuai waktu yang ditentukan.
4. Praktikum diselenggarakan di ruangan tersendiri yang lebih luas.
26
27
DAFTAR PUSTAKA
Sjarifah, Ipop, Dra., M.Si., dkk. 2012. Buku Pedoman Praktikum Ergonomi
Semester VI. Surakarta : Program Studi D.IV Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, pp:18-25.