You are on page 1of 6

PROSEDUR HIV/AIDS

No. Kode :
No. Revisi :0
SOP
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman : 1-4
UPTD PUSKESMAS Surahman, S.Kep., M.Kes.
TODANAN NIP.19670327 198803 1 011

1. Pengertian HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang


merupakan golongan retrovirus yang merusak sistem kekebalan tubuh
manusia sehingga menyebabkan penyakit AIDS.
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome. “Acquired” artinya tidak
diturunkan, tetapi ditularkan dari satu orang ke orang lainnya; “Immune”
adalah sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit; “Deficiency” artinya
tidak cukup atau kurang; dan “Syndrome” adalah kumpulan tanda dan
gejala penyakit) merupakan sekumpulan gejala penyakit yang muncul
akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh sehingga manusia menjadi rentan
dan mudah tertular penyakit.
2. Tujuan Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap yang dapat
mendorong perubahan perilaku dalam mengurangi risiko terinfeksi HIV
serta menyediakan dan memberikan informasi yang benar dan tepat guna.
Peningkatan pengetahuan komprehensif tentang HIV-AIDS pada penduduk
usia 15-24 tahun sangat penting sebagai bekal untuk mencegah terjadinya
HIV-AIDS. Promosi Kondom pada kelompok perilaku seksual berisiko
juga sangat penting untuk mencegah penularan HIV-AIDS.
Pencegahan penularan HIV-AIDS yang terbaik adalah :
1. Pencegahan Pola “A” (Abstinance), yaitu Puasa Seks, artinya
seseorang tidak melakukan hubungan seksual sebelum atau diluar
nikah.
2. Pencegahan Pola “B” (Be faithful), yaitu saling setia dengan satu
pasangan, artinya hubungan seksual dilakukan hanya dengan satu
pasangan tetap (suami/istri).
3. Pencegahan Pola “C” (Condom). Kondom merupakan salah satu
alat pencegah penularan HIV melalui hubungan seksual.
4. Pencegahan Pola “D” (Don’t inject), yaitu tidak menyalahgunakan
narkoba suntik. Penyalahgunaan narkoba juga menjadi salah satu
jalan yang potensial untuk menularkan HIV karena ada kebiasaan
buruk diantara pengguna narkoba yaitu menggunakan jarum suntik
secara bersama-sama.
5. Pencegahan Pola “E” (Education), yaitu pendidikan mengenai HIV-
AIDS untuk menanggulangi penyebaran HIV-AIDS.
3. Kebijakan
4. Referensi KMK No 514 / 2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. 2015.
5. Prosedur /Langkah Hasil Anamnesis
- langkah Keluhan
Infeksi HIV tidak akan langsung memperlihatkan gejala atau keluhan
tertentu. Pasien datang dapat dengan keluhan:
1. Demam (suhu > 37,5 o C) terus menerus atau intermiten lebih dari
satu bulan.
2. Diare yang terus menerus atau intermiten lebih dari satu bulan.
3. Keluhan disertai kehilangan berat badan (BB) >10% dari berat
badan dasar.
4. Keluhan lain bergantung dari penyakit yang menyertainya.
Faktor Risiko
a. Penjaja seks laki-laki atau perempuan
b. Pengguna NAPZA suntik
c. Laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama laki-laki dan
transgender
d. Hubungan seksual yang berisiko atau tidak aman
e. Pernah atau sedang mengidap penyakit infeksi menular seksual
(IMS)
f. Pernah mendapatkan transfusi darah
g. Pembuatan tato dan atau alat medis/alat tajam yang tercemar HIV
h. Bayi dari ibu dengan HIV/AIDS
i. Pasangan serodiskordan – salah satu pasangan positif HIV
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Berat badan turun
b. Demam
2. Kulit
a. Tanda-tanda masalah kulit terkait HIV misalnya kulit kering
dan dermatitis seboroik
b. Tanda-tanda herpes simpleks dan zoster atau jaringan parut
bekas herpes zoster
3. Pembesaran kelenjar getah bening
4. Mulut: kandidiasis oral, oral hairy leukoplakia, keilitis angularis
5. Dada: dapat dijumpai ronki basah akibat infeksi paru
6. Abdomen: hepatosplenomegali, nyeri, atau massa
7. Anogenital: tanda-tanda herpes simpleks, duh vagina atau uretra
8. Neurologi: tanda neuropati dan kelemahan neurologis
Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium
 Hitung jenis leukosit :
Limfopenia dan CD4 hitung <350 (CD4 sekitar 30% dari
jumlah total limfosit)
 Tes HIV menggunakan strategi III yatu menggunakan 3
macam tes dengan titik tangkap yang berbeda, umumnya
dengan ELISA dan dikonfirmasi Western Blot
 Pemeriksaan DPL
Penegakan Diagnostik
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan hasil
tes HIV. Stadium klinis harus dinilai pada saat kunjungan awal dan setiap
kali kunjungan.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan HIV-AIDS di tingkat Puskesmas
1. Menyediakan layanan konseling pencegahan HIV-AIDS.
2. Menyediakan layanan kesehatan bagi ODHA (Orang Dengan HIV-
AIDS) dengan perawatan dasar berbasis masyarakat atau berbasis
rumah serta memberikan dukungan kepatuhan berobat ARV.
3. Menyediakan layanan VCT atau konseling dan test HIV secara
sukarela untuk memberikan dukungan psikologis dan informasi
untuk merubah perilaku berisiko serta membuka akses untuk
mendapatkan pelayanan perawatan dan pengobatan HIV-AIDS di
tingkat layanan kesehatan rujukan.
4. Menyediakan layanan laboratorium rapid test dan hematologi
lengkap.
5. Pelayanan pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (Prevention
Mother to Child Transmission=PMTCT) di tingkat Puskesmas
menyediakan layanan Prong 1 dan 2.
a) Adapun kegiatan pada Prong I adalah konseling perubahan
perilaku untuk mencegah penularan HIV-AIDS pada remaja dan
mengurangi stigma/diskriminasi terhadap ODHA.
b) Sedangkan kegiatan pada Prong II adalah promosi dan distribusi
kondom pada kelompok risiko tinggi, konseling pasangan suami
istri yang salah satunya terinfeksi HIV.
6. Pelayanan IO dan penatalaksanaan TB-HIV dibawah pengawasan
dokter RS rujukan ODHA.
7. Menyediakan layanan ART dibawah pengawasan RS rujukan ART,
berupa:
a) Penentuan stadium klinis
b) Memulai ARV, IO dan OAT.
c) Kepatuhan pengobatan.
d) Paduan (kombinasi) obat ARV.
e) Identifikasi efek samping obat ARV.
8. Menyediakan layanan perawatan paliatif bekerjasama dengan
keluarga ODHA dan RS rujukan.
9. Merujuk kasus HIV-AIDS dengan komplikasi berat ke RS rujukan
ODHA.
10. Melakukan pencatatan dan pelaporan, serta monitoring dan evaluasi
sesuai pedoman.
6. Diagram Alir Pelayanan HIV didalam gedung

Persiapan ruangan

anamnesa

Cuci tangan

Pakai sarung
tangan

Pemeriksaan fisik

Px laborat/rapid
tes

positif negatif

Rujukan/Rs konseling Pasien


pulang

Menyarankan pasien Cuci tangan


dari RS untuk kembali
ke PKM bila

Pencatatan/pelaporan

7. Hal – hal yang


perlu diperhatikan
8. Unit terkait
9. Dokumen terkait
10. Rekaman historis perubahan
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai
diberlakukan

You might also like