Professional Documents
Culture Documents
Struktur Pasar:
Pasar merupakan tempat terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli.
Pasar memiliki struktur tersendiri yang membuat dirinya khas dan berbeda
dibandingkan dengan pasar lainnya. Hal ini menjadi pembatas yang cukup
nyata terhadap produk luar yang akan masuk ke dalam negeri.
3 Kartel-kartel Internasional
Kartel internasional adalah sebuah organisasi produsen komoditi tertentu
dari berbagai negara. Mereka sepakat untuk membatasi outputnya dan juga
mengendalikan ekspor komoditi tersebut dengan tujuan memaksimalkan
dan meningkatkan total keuntungan mereka. Berpengaruh tidaknya suatu
kartel ditentukan oleh hal-hal berikut:
a. Sebuah kartel internasional berpeluang lebih besar untuk berhasil
dalam menentukan harga jika komoditi yang mereka kuasai tidak memiliki
subtitusi;
b. Peluang tersebut akan semakin besar apabila jumlah produsen,
negara, atau pihak yang terhimpun dalam kartel relatif sedikit
4. Dumping
Dumping adalah ekspor dari suatu komoditi dengan harga jauh di bawah
pasaran, atau penjualan komoditi ke luar negeri dengan harga jauh lebih
murah dibandingkan dengan harga penjualan domestiknya. Dumping
diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu:
a. Dumping terus-menerus atau international price discrimination adalah
kecenderungan terus-menerus dari suatu perusahaan monopolis domestik
untuk memaksimalkan keuntungannya dengan menjual suatu komoditi
dengan harga yang lebih tinggi di pasaran domestik, sedangkan harga yang
dipasangnya di pasar luar negeri sengaja dibuat lebih murah;
b. Dumping harga yang bersifat predator atau predatory dumping praktek
penjualan komoditi di bawah harga yang jauh lebih murah ketimbang
harga domestiknya. Proses dumping ini pada umumnya berlansung
sementara, namun diskriminasi harganya sangat tajam sehingga dapat
mematikan produk pesaing dalam waktu singkat;
c. Dumping sporadis atau sporadic dumping adalah suatu komoditi di
bawah harga atau penjualan komoditi itu ke luar negeri dengan harga yang
sedikit lebih murah daripada produk domestik, namun hanya terjadi saat
ingin mengatasi surplus komoditi yang sesekali terjadi tanpa menurunkan
harga domestik.
5. Subsidi Ekspor
Subsidi ekspor adalah pembayaran lansung atau pemberian keringanan
pajak dan bantuan subsidi pada para eksportir atau calon eksportir
nasional, dan atau pemberian pinjaman berbunga rendah kepada para
pengimpor asing dalam rangka memacu ekspor suatu negara. Analisis
subsidi ekspor disajikan secara grafis pada grafik berikut ini :
Dalam kondisi perdagangan bebas, harga yang berlaku adalah Px=$3,5.
Dalam kondisi tersebut, negara 2 yang merupakan sebuah negara kecil
akan memproduksi komoditi X sebanyak 35 unit (A’C’), sebagian di
antaranya yakni sebanyak 20 unit akan dikonsumsi sendiri (A’B’),
sedangkan sisanya 15 unit akan diekspor (B’C’). namun setelah
pemerintah negara 2 memberikan subsidi ekspor sebesar $0,5 untuk setiap
unit komoditi X yang diekspor, maka Px meningkat menjadi $4/unit bagi
para produsen dan konsumen domestik. Sementara itu harga yang dihadapi
oleh produsen dan konsumen luar negeri tetap. Berdasarkan tingkat harga
baru Px=$4 tersebut, para produsen di negara 2 akan meningkatkan
produksi komoditi X hingga (G’J’). sementara itu para konsumen yang
menghadapi harga yang lebih mahal akan menurunkan konsumsinya
menjadi 10 unit (G’H’), sehingga jumlah komoditi X yang diekspor juga
meningkat menjadi 30 unit (H’J’). kondisi ini mengakibatkan kerugian
bagi konsumen domestik sebesar $7,5 (luas bidang a’+b’), sedangkan
produsen memperoleh keuntungan tambahan sebesar $18,75 (luas bidang
a’+b’+c’). selain itu, pemerintah yang memberikan subsidi akan memikul
kerugian sebesar $15 (B’+C’+D’). secara keseluruhan kerugian yang
dialami negara 2 (negara proteksi) mencapai $3,75 yang setara dengan
penjumlahan luas segitiga B’H’N’ = b’ = $2,5 dan C’J’M’ = d’ = $1,25.
Tinjauan Atas Pengaturan-Pengaturan Pembatasan Ekspor Secara
Sukarela
Di Sejumlah Negara Maju
1. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan baru-baru ini mengenai
dampak dari pembatasan ekspor secara sukarela yang dilakukan di negara-
negara maju mengungkapkan bahwa sekitar 67% biaya atau kerugian yang
muncul dari kebijakan ini ditanggung oleh konsumen, sehingga ini
terhitung sebagai rente yang diperoleh produsen. Dengan kata lain, bagian
terbesar dari biaya yang terkandung dalam instrumen lebih merupakan alih
pendapatan ke pihak luar, di samping itu juga kerugian berupa
kemerosotan efisiensi. Hal ini menegaskan bahwa dari sudut pandang
nasional, kebijakan ini lebih merugikan daripada tarif.
Putaran Uruguay
Putaran Uruguay adalah babak 8 negosiasi perdagangan multilateral
(MTN) dilakukan dalam kerangka Perjanjian Umum mengenai Tarif dan
Perdagangan (GATT), mulai 1986-1994 dan merangkul 123 negara
sebagai "pihak kontraktor". Putaran Uruguay mengubah GATT ke
Organisasi Perdagangan Dunia.
Putaran diberlakukan pada tahun 1995 dan telah diimplementasikan
selama periode sampai 2000 (2004 dalam kasus negara berkembang pihak
kontraktor) di bawah arahan administratif baru dibuat Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO). Putaran Uruguay tentang Perjanjian
Pertanian, yang dikelola oleh WTO, membawa perdagangan pertanian
lebih lengkap di bawah GATT. Putaran Uruguay menyebabkan perubahan
pembatasan kuantitatif untuk tarif dan penurunan tarif secara bertahap.
Perjanjian tersebut juga memberlakukan aturan dan disiplin pada subsidi
ekspor pertanian, subsidi domestik, dan sanitasi dan phytosanitary (SPS)
tindakan.