You are on page 1of 7

HAMA TANAMAN MANGGA (Mangifera indica) DAN TANAMAN

JERUK (Citrus sinensis)

PAPER

OLEH:
KELOMPOK 1
ANUR AL HAYU/160301
SITI RAHMADANI LUBIS/160301
DONY PRATAMA/160301105

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN HORTIKULTURA

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019
PENDAHULUAN
Latar belakang
Tanaman mangga (Mangifera indica L.) merupakan salah satu tanaman penghasil
buah yang sangat digemari masyarakat Indonesia. Sentra produksi mangga di Indonesia
terutama berada di wilayah beriklim kering, seperti Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Produksi mangga Jawa Timur saat ini belum mampu memenuhi permintaan pasar dalam
negeri maupun ekspor (BPTP Jawa Timur, 2006)
Buah mangga merupakan salah satu jenis buah-buahan yang produksinya cukup tinggi
dan banyak disukai oleh masyarakat. Produktivitas komoditas mangga berfluktuasi dari tahun
ke tahun. Hal ini disebabkan adanya fluktuasi luas panen, tanaman belum berproduksi
optimal, gangguan iklim serta adanya serangan berbagai hama dan penyakit yang merupakan
faktor penghambat pertumbuhan dan produksi mangga di Indonesia (Pratomo dkk., 2005)
Hama sekunder dapat menimbulkan kerusakan serius pada area dan waktu tertentu
akibat campur tangan manusia, seperti perubahan teknik budi daya dan varietas yang ditanam
serta penggunaan insektisida yang kurang bijaksana (Pena et al.,1998).
Hama pada Tanaman Mangga
1. Penggerek Buah (Sternochetus frigidus)
Gejala serangan

Selama musim berbuah, serangga dewasa memakan buah yang sedang tumbuh
dengan membuat tusukan yang sangat kecil pada kulitnya. Namun, larva adalah yang paling
merusak karena mereka makan dan berkembang pada pulpa. Infestasi yang disebabkan oleh
hama sulit dideteksi karena kerusakan yang ditimbulkannya tidak terlihat dari luar. Pada saat
buah dipanen, lubang masuk kecil yang dibuat oleh larva muda, tidak terdeteksi lagi. Dengan
tidak adanya buah mangga, kumbang dewasa ditemukan memakan bunga mangga atau malai
selama tahap mekar penuh dengan aktivitas puncak (De Jesus, et al., 2005).

Pengendalian
-Kalau memungkinkan dilakukan pembungkusan buah dengan kertas semen atau koran
bekas.
- Buah yang menunjukkan gejala dan yang jatuh dikumpulkan dan dimusnahkan.
- Pemanfatan musuh alami (semut rangrang dapat mengusir penggerek dewasa).
2. Penggerek Cabang Mangga (Rhytidodera sp.) (Coleoptera: Cerambycidae)
Gejala Serangan
Gejala serangan yang terlihat pada cabang mangga yakni keluarnya semacam cairan
dan sisa gerekan berupa serbuk dari lubang-lubang gerekan. Ukuran lubang gerekan relatif
kecil dengan diameter berkisar antara 3 - 5 mm. Seringkali pada bagian bawah lubang
gerekan dijumpai cairan yang sudah membeku, bahkan ada pula yang jatuh ke permukaan
tanah. Cabang yang menunjukkan gejala terserang oleh hama ini apabila dibelah maka akan
terlihat lorong yang merupakan tempat tinggal dari larva penggerek cabang.
Cara Pengendaliannya
-Dilakukan pemangkasan sampai sekitar 10 cm di bawah bekas gerekan
-Bila ada serangan dengan ditandai oleh adanya lubang pada ranting/cabang dapat dilakukan -
-Menggunakan agen hayati berupa bakteri Serratia marcescens,
-Aplikasi insektisida

3. Hama kutu putih (Pseudococcus viburni)


Gejala
Timbulnya jelaga pada daun ataupun buah dimana kutu putih menghisap cairan pada
tanaman mangga, kemudian kutu putih dewasa memiliki cairan seperti gula yang akan
menarik semut hitam dan akhirnya menimbulkan adanya jelaga pada bagian tanaman yang
terserang.
Pengendalian
Cara Mekanik
Melakukan pembakaran seresah daun mangga atau pengasapan dengan cara membakar
seresah daun mangga
Cara biologi
Menggunakan agens hayati dengan Beauveria bassiana
Cara kimiawi
Pengaplikasian pestisida kimia.

4. Lalat buah (Bactrocera dorsalis)


Gejala serangan
Gejala awal ditandai dengan adanya noda/titik bekas tusukan ovipositor (alat peletak
telur) lalat betina. Larva memakan daging buah, dan akhirnya buah menjadi busuk dan gugur
sebelum matang. Pada buah yang busuk biasanya akan dapat dijumpai belatung.
Pengendalian
- Pengasapan di sekitar pohon untuk mengusir lalat dewasa. Pengasapan dilakukan 3-4 hari
sekali mulai saat pembenrukan buah sampai 1-2 minggu sebelum panen.
- Pemanfaatan musuh alami
- Pemasangan perangkap dengan umpan Sulingan Selasih/ Methyl Eugenol (ME)/ Protein
Hydrolisa dan ditambah insektisida untuk mematikannya.
5. Wereng Mangga (Idiocerus niveosparsus)
Gejala serangan
terdapat bekas tusukan stilet pada tangkai malai dan pucuk ranting, tangkai malai berubah
menjadi warna coklat, mengering, dan mengakibatkan proses pembentukan buah terganggu.
Pengendalian
Memotong dan memusnahkan bagian tanaman yang terserang.
Pemanpaatan parasit telur (Centrodora sp.) dapat memparasit sampai 40 %, dan atau
pemanfaatan agens hayati Beauveria sp.
Pestisida kimia.
DAFTAR PUSTAKA

De Jesus LRA, Calumpang SMF, Medina JR, Ohsawa K (2005). Feeding behaviour
of the mango pulp weevil Sternochetus frigidus (Fabr.) at different phenological stages of
mango Mangifera indica L.Philippines Agricultural Scientist 86, 282-289.

Pratomo, G.A.L., R.D. Wijadi, A.L. Budijono, M. Sugiyarto dan Martono. 2005.
Pengkajian Pengaturan Pembungaan Mangga di Dataran Medium. BPTP -Jatim.

You might also like