Professional Documents
Culture Documents
Etanol (etil-alkohol) adalah bahan yang memiliki sifat yang tidak beracun,
banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan industri makanan dan
minuman. Etanol merupakan pelarut polar yang mudah menguap, mudah terbakar,
tidak berwarna, dan tidak berasa tetapi memiliki bau yang khas. Etanol dapat
melarutkan senyawa alkaloida basa, minyak atsiri, glikosida, kurkumin, kumarin,
antrakinon, flavonoid, steroid, damar, dan klorofil. Selain itu, etanol dapat
mengendapkan bahan obat dan juga dapat menghambat kerja enzim. Keuntungan
dari etanol sebagai cairan pengekstrak adalah etanol bersifat lebih selektif, kapang
dan bakteri sulit tumbuh dalam etanol 20%, etanol bersifat tidak beracun, dapat
bercampur dengan air pada berbagai perbandingan (Yunianto et al. 2017).
1.2 Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui definisi, kegunaan dan jenis-jenis dari
mangrove.
2. Agar mahasiswa mengetahui definisi dan kegunaan dari ekstraksi.
3. Agar mahasiswa mengetahui definisi radikal bebas.
4. Agar mahasiswa mengetahui peran radikal bebas dalam keseharian.
5. Agar mahasiswa mengetahui hubungan radikal bebas dan antioksidan.
6. Agar mahasiswa mengetahui definisi dan kegunaan antioksidan.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang didapati adalah mengetahui definisi dari mangrove,
mengetahui peran dan kegunaan dari mangrove, mengetahui jenis – jenis mangrove,
mengetahui kegunaan dari masing – masing jenis mangrove, mengetahui definisi
dari ekstraksi, mengetahui kegunaan dari ekstraksi, mengetahui definisi dari radikal
bebas, mengetahui peran radikal bebas dalam keseharian, mengetahui hubungan
radikal bebas dan antioksidan, mengetahui definisi dari antioksidan, serta
mengetahui kegunaan antioksidan.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mangrove
Mangrove adalah vegetasi hutan yang tumbuh diantara garis pasang surut,
sehingga hutan mangrove dinamakan juga hutan pasang. mangrove dapat tumbuh
pada pantai karang, yaitu pada karang koral mati yang di atasnya ditumbuhi selapis
tipis pasir atau ditumbuhi lumpur atau pantai berlumpur. Mangrove terdapat
didaerah pantai yang terus menerus atau berurutan terendam dalam air laut dan
dipengaruhi pasang surut, tanahnya terdiri atas lumpur dan pasir (Majid et al. 2016).
Kata mangrove berarti tanaman tropis dan komunitasnya yang tumbuh pada
daerah intertidal. Daerah intertidal adalah wilayah di bawah pengaruh pasang surut
sepanjang garis pantai, seperti laguna, estuarin, pantai dan river banks. Mangrove
merupakan ekosistem yang spesifik pada umumnya hanya dijumpai pada pantai
yang berombak relatif kecil atau bahkan terlindung dari ombak, disepanjang delta
dan estuaria yang dipengaruhi oleh masukan air dan lumpur dari daratan. Mangrove
mempunyai sejumlah bentuk khusus yang memungkinkan untuk hidup diperairan
yang dangkal yaitu berakar pendek, menyebar luas dengan akar penyangga, atau
ujung akarnya yang khusus tumbuh dari batang atau dahan (Majid et al. 2016).
Bruguiera memiliki karbohidrat yang tinggi dalam buahnya. Hal ini terbukti
dalam 100 gram buah lindur terkandung 371 kalori. Oleh karena itu potensi buah
lindur perlu dimanfaatkan secara optimal, salah satunya dalam pembuatan lempeng
Bruguiera. Keuntungan dari pemanfaatan Bruguiera dalam pembuatan lempeng
Bruguiera yaitu sumberdaya lokal yang terdapat di Indonesia dapat dimanfaatkan
dan bisa digunakan sebagai pangan alternatif untuk mengatasi masalah kerawanan
pangan (Rosyadi et al. 2014).
2.1.2 Jenis Mangrove Rhizophora
Jenis Rhizophora apiculata yaitu berbentuk pohon, dengan karakteristik
morfologi yaitu batang berkayu, kulit kasar, kulit luar batang berwarna putih sampai
dengan abu-abu. Daun: permukaan halus mengkilap, ujung runcing dengan duri,
bentuk lonjong, ukuran panjang 9-20 cm, lebar 9,5 cm. Permukaan atas daun hijau
tua, bawah hijau muda. Memiliki akar tunjang. Jenis ini memiliki habitat dengan
susbtrat lumpur berliat. Jenis mangrove ini ditemukan kehadiran biota meliputi;
Marsia hiantina, Crassostrea cucullata, Scylla serrata.
2.2 Ekstraksi
Ekstraksi atau pemisahan senyawa kimia dari sumber tanaman merupakan
awal proses isolasi senyawa bioaktif yang berada pada tumbuhan, baik pada biji,
biji, akar ataupun batang. Pada proses pemisahan senyawa bioaktif, pemilihan
metode pemisahan senyawa merupakan hal yang penting untuk diperhatikan,
karena pada proses pemisahan ini akan ditentukan berapa besar rendemen yang
dihasilkan. Metode pemisahan pada ekstraksi pelarut menggunakan prinsip
kelarutan. Prinsip kelarutan adalah like dissolve like, yaitu pelarut polar akan
melarutkan senyawa polar dan pelarut non polarS akan melarutkan senyawa non
polar (Senja et al. 2014).
DPPH merupakan salah satu contoh radikal bebas yang stabil dan tidak
membentuk dimer akibat delokalisasi dari elektron bebas pada seluruh molekul.
Delokalisasi elektron bebas ini juga mengakibatkan terbentuknya warna ungu pada
larutan DPPH, sehingga bisa diukur absorbansinya pada panjang gelombang sekitar
520 nm. Ketika larutan DPPH dicampur dengan senyawa yang dapat mendonorkan
atom hidrogen, maka warna ungu dari larutan akan hilang seiring dengan
tereduksinya DPPH (Pramesti, 2013).
Metode peredaman radikal bebas DPPH didasarkan pada reduksi dari larutan
methanol radikal bebas DPPH yang berwarna oleh penghambatan radikal bebas.
Ketika larutan DPPH yang berwarna ungu bertemu dengan bahan pendonor
elektron maka DPPH akan tereduksi, menyebabkan warna ungu akan memudar dan
digantikan warna kuning yang berasal dari gugus pikril. Uji kuantitatif metode
DPPH dengan metode spektrofotometri visible menggunakan parameter EC50 yaitu
konsentrasi yang efektif untuk menghambat atau meredam sebagian radikal bebas.
Metode spektrofotometri visible terlebih dahulu dilakukan penentuan panjang
gelombang maksimal DPPH dan penentuan waktu reaksi (Maryam et al. 2016).
2.4 Antioksidan
Antioksidan memiliki kaitan dengan radikal bebas. Antioksidan alam telah
lama diketahui menguntungkan untuk digunakan dalam bahan pangan karena
umumnya derajat toksisitasnya rendah. Selain itu adanya kekhawatiran akan
kemungkinan efek samping yang belum diketahui dari antioksidan sintetik
menyebabkan antioksidan alami menjadi alternatif yang sangat dibutuhkan.
Antioksidan alami memiliki aktivitas penangkapan radikal DPPH (1,1-difenil-2-
pikrilhidrazil) ekstrak gambir lebih tinggi dibandingkan antioksidan sintetik Rutin
dan BHT (Diachanty et al. 2017).
Antioksidan alami adalah zat yang dapat mencegah atau menghambat proses
oksidasi sehingga membentuk senyawa yang lebih stabil. Antioksidan golongan
Polifenol adalah kelompok yang paling banyak terdapat dalam buah-buahan,
sayuran, tanaman polongan, biji-bijian, teh, rempah-rempah dan anggur.
Sedangkan Senyawa antioksidan sintetik (antioksidan sintetik) memiliki fungsi
menangkap radikal bebas dan menghentikan reaksi berantai. berikut adalah contoh
antioksidan sintetik: Butylated hydroxyl anisole (BHA), Butylated
hydroxyrotoluene (BHT), Propyl gallate (PG) dan metal chelating agent (EDTA),
Tertiary butyl hydroquinone (TBHQ) (Adawiyah et al. 2015).
Jenis antioksidan terdiri dari dua, yaitu antioksidan alam dan antioksidan
sintetik. Antioksidan alami banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan, sayur-sayuran
dan buah-buahan, sedangkan yang termasuk dalam antioksidan sintetik yaitu butil
hidroksilanisol (BHA), butil hidroksittoluen (BHT), propilgallat, dan etoksiquin.
Turunan polifenol sebagai antioksidan dapat menstabilkan radikal bebas dengan
melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan menghambat
terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas. Salah satu senyawa
golongan polifenol dari gugus flavonoid yaitu katekin. Katekin merupakan senyawa
flavonoid yang dapat ditemukan pada teh hijau, teh hitam, gambir, anggur dan
tanaman pangan lainnya (Salamah dan Erlinda, 2015).
Konsentrasi 50 ppm :
2. Rumus % hambatan :
Keterangan :
absorbansi c
Sampel k(ppm) rerata c abs D % hambatan log K probit log ic 50(x) ic50(ppm)
i ii iii
50 1.872 2.023 1.988 1.9610 0.007 -48.11 1.70 -4.95
250 1.6230 1.991 1.836 1.8167 0.016 -36.48 2.40 -4.64
SIRL 1 500 1.380 1.715 1.270 1.4550 0.025 -8.39 2.70 -5.84 -1.9985866 0.0100326
750 0.965 0.9750 0.983 0.9743 0.037 28.95 2.88 4.42
1000 0.650 0.7240 0.714 0.6960 0.018 48.61 3.00 4.95
Adanya aktivitas antioksidan mengakibatkan terjadinya perubahan warna
pada larutan DPPH yang awalnya berwarna ungu menjadi warna kuning. Nilai
absorbansi yang didapatkan dari pengujian tersebut digunakan untuk menentukan
nilai persen inhibisinya. Persentase inhibisi tertinggi tentu terjadi pada konsentrasi
tertinggi sedangkan persentase inhibisi terendah tentu terjadi pada konsentrasi
terendah. Nilai absorbansi ini didapatkan dari hasil pengukuran dengan alat
spektrofotometer yang dimana dilakukan pada 5 konsentrasi yang berbeda.
A B
I 1.236 0.002
II 1.5110 0.004
III 1.2170 0
RERATA 1.3213 0.002
V KESIMPULAN
1. Mangrove dapat ditemui disekitaran daerah yang terendam dalam air laut
dan dipengaruhi pasang surut dikarenakan tanahnya yang terdiri atas lumpur
dan pasir.
2. Penyebab mangrove yang lebih dominan merusak mangrove ialah
pencemaran.
3. Beberapa pelarut organik yang sering digunakan sebagai ekstraktan
diantaranya benzena, toluena, petroleum eter, metilenklorida, klorofrom,
karbon tetraklorida, etil asetat dan dietil eter.
4. Radikal bebas mudah dijumpai disekeliling bahkan disekitar lingkungan.
5. Antioksidan memiliki ketergantungan dengan radikal bebas.
DAFTAR PUSTAKA
Adawiah, Dede Sukandar, dan Anna Muawanah. 2015. Aktivitas Antioksidan dan
Kandungan Komponen Bioaktif Sari Buah Namnam. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Ilmu Kimia. Vol 1(2): 130 – 136.
Lung J.K.S, dan Dika Pramita Destiani. 2017. Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin
A, C, E dengan metode DPPH. Farmaka Suplemen. Vol 15(1): 53 – 61.
Maryam St, Muzakkir Baits, dan Ainun Nadia. 2016. Pengukuran Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam.)
Menggunakan Metode Frap (Ferric Reducing Antioxidant Power). Jurnal
Fitofarmaka Indonesia. Vol 2(2): 115 – 118.
Putri I.J , Fauziyah dan Elfita. 2013. Aktivitas Antioksidan Daun dan Biji Buah
Nipah (Nypa fruticans) Asal Pesisir Banyuasin Sumatera Selatan Dengan
Metode DPPH. Maspari Journal. Vol 5(1): 16 – 21.
Santoso V.P, Jimmy Posangi, Henoch Awaloei, dan Robert Bara. 2015. Uji efek
antibakteri daun mangrove Rhizophora apiculata terhadap bakteri
Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Jurnal e-Biomedik
(eBm). Vol.3(1): 399 – 405.
Senja R.Y, Elisa, Akhmad K.N dan Erna Prawita S. 2014. Perbandingan Metode
Ekstraksi Dan Variasi Pelarut Terhadap Rendemen Dan Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Kubis Ungu. Jurnal Trad.Med. Vol.19(1): 43 - 48.
Umayah U.E dan Moch. Amrun H.. 2007. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Buah
Naga (Hylocereus undatus (Haw.) Britt. & Rose). Jurnal Ilmu Dasar. Vol
8(1): 83 – 90.
Yanuarti R, Nurjanah, Effionora Anwar, dan Taufik Hidayat. 2017. Profil Fenolik
Dan Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Rumput Laut Turbinaria Conoides
Dan Eucheuma Cottonii. JPHPI. Vol 20(2): 305 – 318.
Yunianto P, Nurhadi, Agus S. 2017. Isolasi, Validasi Metode dan Optimasi Awal
Proses Ekstraksi Senyawa Penanda Eurycomanon dari Akar Tanaman Pasak
Bumi (Eurycoma longifolia). Jurnal Chimica et Natura Acta. Vol.5(2):
70 - 76.