Professional Documents
Culture Documents
PERCOBAAN V
Disusun oleh:
Kelompok/Shift : 2/B
2018 M /1439 H
PERCOBAAN V
PEMBUATAN WHEY PROTEIN DAN PEMURNIAN PROTEIN
I. Tujuan Percobaan
berarti pertama yang paling penting, asal dari kata protos. Protein
asam amino dan protein konjugasi yang tersusu tidak hanya oleh
2014 : 70).
a. Sebagai Enzim
c. Pengatur Pergerakan
bergeseran.
d. Penunjang Mekanik
g. Pengendalian Pertumbuhan
primer (tingkat I), sekunder (tingklat II), tersier (tingkat III), dan
→N (kanan ke kiri).
d. Struktur Tersier
Alat Bahan
Blender Aquadest
Tabung Falcon 50 mL
Tabung Reaksi
Tabung Sentrifuga 50 mL
IV. Prosedur
Sulfat
4.2.3 Sentrifugasi
4.2.4 Filtrasi
4.2.6 Sentrifugasi
V. Data Pengamatan dan Perhitungan
Tabel 5.1 Data pengamatan pembuatan whey protein dan pemurnian protein
Prosedur analisis
kualitatif protein
Filtrat susu yang didapatkan
millon.
salting out
dehirogenase dari
ayam dengan
ammonium sulfat
ditambahkan (NH4)2SO4 .
yang larut)
Sentrifugasi
Sisa filtrat yang dihasilkan dari
memadat.
Kondisi setelah disentrifugasi
(ekstrak kasar)
Persipitasi dengan penambahan
ammonium sulfat
sentrifuga.
Kemudian dilakukan filtrasi dan
sentrifugasi ke-2
campuran tersebut
Setelah dilakukan sentrifugasi
ml.
Bobot endapan
0,3115 𝑔
= x100%
10 𝑚𝑙
= 3,115 %
Bobot endapan
30,9 𝑔
= x100%
600 𝑚𝑙
= 5,15 %
sulfat
(peptida). Protein berasal dari bahasa Yunani, protos yang artinya protein
bersifat amfoter. Dengan sifat ini protein dapat bersifat asam atau basa.
Selain itu Protein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai berat
molekul besar antara ribuan hingga jutaan satuan (g/mol). Protein tersusun
amino dalam protein maupun hubungan antara asam amino satu dengan
Salah satu jenis sampel protein yang digunakan dalam percobaan kali ini
ini adalah susu sapi. Susu merupakan bahan pangan yang memiliki
komponen spesifik seperti air (water), lemak susu (milk fat), dan bahan
kering tanpa lemak (solids nonfat). Kemudian bahan kering tanpa lemak
terbagi lagi menjadi protein, laktosa, mineral, asam (sitrat, format, asetat,
laktat, oksalat), enzim (peroksidase, katalase, pospate, lipase), gas
Seperti halnya asam amino, protein susu (kasein) juga bersifat amfoter.
Protein dalam susu mencapai 3,25%. Struktur primer terdiri dari rantai
80% dan sisanya berupa whey protein yaitu sebesar 20% (Buckle,
2007:135).
out, dan pembuatan serbuk whey dengan cara pengeringan. Dan yang
dan sentrifugasi.
Hal pertama yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu susu murni
suhu susu sampai mencapai 90°C. Setelah suhu susu mencapai 90°C, suhu
90°C adalah apabila suhu terlalu tinggi atau terlalu panas, maka protein
entalpi sistem naik. Selain itu bentuk protein yang terdenaturasi dan tidak
kelarutannya.
susu tersebut. Tujuannya agar protein berubah dan rusak sehingga terjadi
pemisahan antara kasein (padatan) dengan whey protein(cairan). Hal ini
akan mengadakan reaksi dengan muatan negatif protein yang berasal dari
akan terbentuk gumpalan. Titik isoelektris kasein pH 4,6 – 5,0 dan pada
titik ini kasein mudah sekali mengendap. Dalam kondisi asam atau pH
agar tidak ada endapan atau gumpalan yang ikut tersaring ke dalam filtrat
endapan yang tersaring pada kain kassa tersebut merupakan suatu kasein
cara uji biuret dan uji millon yang masing masing memiliki tujuan yang
keberadaan kandungan asam amino tirosin pada sampel uji yaitu susu
murni. Pada tabung pertama yang dilakukan uji dengan reagen Millon,
muda menjadi warna putih dan seiring berjalan waktu setelah didiamkan
beberapa saat maka terjadi perubahan pada campuran larutan tersebut yaitu
Artinya dalam sampel uji susu tersebut mengandung asam amino tirosin.
lipid dan memperbaiki aliran darah pada otak sehingga secara efektif
mencegah terjadinya infarksi dan pendarahan otak. Reaksi positif pada uji
campuran larutan kisaran dari warna kuning hingga mencapai merah bata.
(Hart, 1987:189)
muda menjadi warna ungu muda setelah didiamkan beberapa saat. Pada
tersebut kemudiaan diaduk. Tujuan diaduk ini adalah agar larutan yang
basa, protein akan terlarut sempurna dalam larutannya hal ini terjadi
positif pada percobaan ini. Artinya dalam sampel yang di uji tersebut
dengan cara penambahan yang berlebih hal ini karena Cu2+ merupakan
tetes berikutnya larutan tetap berwarna ungu. Semakin pekat warna ungu
banyak. Hal ini menandakan bahwa adanya ikatan peptida yang kuat pada
pembentukan senyawa kompleks Cu2+ dengan gugus –CO dan gugus –NH
dari suatu rantai peptida. Hal tersebut sesuai dengan sebagaimana prinsip
yang berwarna yang dibentuk oleh Cu2+ dengan gugus gugus –CO dan
pembuatan serbuk whey protein dengan cara salting out dilakukan dengan
sulfat. Pada percobaan ini hal yang dilakukan adalah pertama, Pada
dilakukan secara terus menerus hingga adanya garam yang tertinggal tidak
larut. Hal ini menunjukkan bahwa larutan yang ada tersebut sudah dalam
keadaan jenuh.
yang dapat mengikat air. Molekul air dalam susu diikat oleh garam
sehingga susu dapat terjadi penggumpalan. Pada pengujian ini susu murni
terjadi karena larutan garam dapat merusak ikatan peptide yang dimiliki
prinsip bahwa protein kurang terlarut ketika berada pada daerah yang
aquadest adalah agar tidak adanya zat pengotor ( zat yang tidak diinginkan
dilakukan.
protein.
Menurut literatur, dalam 1 L susu ultra mengandung 24 gram
Jumlah kandungan whey protein pada suatu susu pada umumnya adalah
sebanyak 20% artinya 20% dari 0,24 gram yaitu 0,048 gram whey protein.
(Andarwulan, 2011:121)
protein tersebut tidak bisa dikatakan murni. Hal ini terjadi kemungkinan
satunya adalah pada saat proses penyaringan seharusnya hasil larutan yang
diperoleh adalah filtrat yang berwarna kuning agak jernih namun larutan
yang diperoleh adalah kuning muda keruh. Hal ini menandakan masih
adanya endapan yang ikut masuk ke dalam hasil filtrat selama proses
Namun hal tersebut tidak bisa dikatakan pasti. Karena kandungan whey
tiap susu berbeda beda. Semakin banyak kandungan whey pada susu maka
dilakukan hingga larutan berubah menjadi serbuk. Hal ini bisa terjadi
molekul protein akan bergerak dan bergetar dan merusak ikatan molekul
non kovalen yang ada pada struktur alami protein tetapi tidak memutuskan
ikatan kovalen berupa ikatan peptida. Selain itu juga selama proses
penguapan kandungan zat cair yang terdapat pada sampel uji (susu)
tersebut sehingga terjadi adanya perubahan wujud zat dari larutan menjadi
dari larutan menjadi serbuk. Tetapi pada percobaan ini pemanasan tidak
Jumlah kandungan whey protein pada suatu susu pada umumnya adalah
sebanyak 20% artinya 20% dari 14,4 gram yaitu 2,88 gram whey protein.
(Buckle, 2007:137)
Berdasarkan hasil data literatur yang ada kemungkinan hasil whey
protein tersebut tidak bisa dikatakan murni. Hal ini terjadi kemungkinan
satunya adalah pada saat proses penyaringan seharusnya hasil larutan yang
diperoleh adalah filtrat yang berwarna kuning agak jernih namun larutan
yang diperoleh adalah kuning muda keruh. Hal ini menandakan masih
adanya endapan yang ikut masuk ke dalam hasil filtrat selama proses
Namun hal tersebut tidak bisa dikatakan pasti. Karena kandungan whey
tiap susu berbeda beda. Semakin banyak kandungan whey pada susu maka
daging pada bagian dada ayam adalah karena pada bagian dada ayam
ikat dan lemak yang terdapat pada daging ayam dibuang karena pada
percobaan ini bagian yang akan dambil untuk diuji adalah LDH yang
menjadi asam laktat. Enzim LDH adalah merupakan suatu protein yang
khas dan akan bekerja apabila ada bagian substratnya. Substrat dari enzim
LDH adalah NAD dan NADH yang masing masing memiliki fungsi fungsi
tertentu. Substrat NAD akan berperan pada saat enzim LDH bekerja
mengubah asam laktat menjadi asam piruvat. Dan substrat NADH akan
berperan pada saat enzim LDH bekerja mengubah asam piruvat menjadi
asam laktat. Enzim LDH ini terdapat pada semua organisme karena
pembuktian adanya suatu LDH pada manusia adalah pada saat seseorang
dari adanya penimbunan asam laktat pada bagian otot. Sehingga seseorang
satunya adalah buah pisang. Kemudian NAD ini akan berperan mengubah
asam laktat yang menimbun tersebut manjadi asam piruvat yang akan
gambar berikut :
dilakukan proses ekstraksi protein yang larut yaitu daging dada ayam
jaringan daging ayam tersebut dan agar homogenasi antara daging ayam
2012: 177)
adalah karena setiap adanya suatu kandungan LDH maka suhu harus
kondisi panas dan tidak cepat rusak. Karena LDH layaknya seperti protein
karena LDH itu sendiri adalah enzim. Enzim bisa dikatakan protein namun
harus dilakukan dengan menggunakan bobot jumlah yang sama antara satu
tabung dengan tabung lainnya. Apabila bobotnya berbeda maka akan berat
terbagi menjadi 2 fase. Pada fase bagian atas dinamakan supernatant yang
berupa cairan sedangkan fase bagian bawah dinamakan pellet yang berupa
bagian supernatant hal ini terjadi karena enzim LDH belum mengalami
proses salting out. Sedangkan pada bagian pellet adalah hanya terdapat
presipitasi dengan ammonium sulfat. Pada proses ini, LDH yang terdapat
salting out. Pada saat proses salting out berlangsung, maka terjadi
karena garam ini sangat mudah larut dalam air serta mampu mengurangi
molekul garam dan protein akan berkompetisi untuk berikatan dengan air.
Pada proses pengadukan dilakukan tidak boleh terlalu cepat yang dapat
2008:132).
fase. Pada fase bagian atas dinamakan supernatant yang berupa cairan
Pellet ini dihasilkan dari adanya ikatan protein dengan garam ammonium
sulfat Pada pemisahan ini, kandungan enzim LDH terdapat pada bagian
pellet. Hal ini terjadi karena enzim LDH telah mengalami proses salting
out yaitu protein akan mengendap akibat dari adanya penambahan garam
anoganik berlebih. Sehingga LDH ada pada fase pellet bukan terdapat
pada fase supernatant lagi. Dari hasil tersebut diperoleh data kuantitatif
dan afinitas
praktikum akibat dari adanya keterbatasan alat yang ada. Namun secara
yang terjadi tidak akan berubah dan akan tetap bertahan. Selain itu,
untuk pemisahan garam dan protein yang ada. Pada kolom desalting ini
garam akan berada pada fasa diam sedangkan protein akan turun bersama
fasa gerak. Protein memiliki molekul yang besar sehingga tidak terjerap
pada fasa diam. Supernatant dimasukkan ke dalam kolom desalting setelah
Hal ini juga dilakukan agar pellet berada dalam keadaan cair atau terlarut
perubahan warna pada pada cairan yang awalnya agak bening menjadi
volumenya. (Routh,1969:212)
sudah murni yaitu tidak adanya suatu ammonium sulfat. Karean tujuan
dari proses desalting ini adalah untuk memurnikah LDH dari garam
ammonium sulfat. Selain itu juga bisa dilakukan proses SPE (Solid Phase
Extraction).
mengisolasi satu jenis analit dari larutan dengan menggunakan fase padat
dan fase cair. SPE juga digunakan untuk memisahkan setiap bagian
senyawa dari campuran. Pada preparasi sampel untuk analisis, SPE
bertujuan untuk memurnikan senyawa uji dari senyawa lain yang dapat
tertarik pada fase diam yang berupa padatan (sorbent) dan fase gerak
berupa liquid.Proses SPE adalah sebagai berikut yaitu cuci Sorbent dengan
Senyawa organik kuat yang berada didalam pori dengan air atau pelarut
yang digunakan untuk melarutkan sampel. Pori basah kini telah siap untuk
pelarut. Sampel disini adalah berupa pewarna campuran antara kuning dan
biru sehingga membentuk warna hijau. Cuci dengan pelarut yang cukup
warna kuning keluar, maka lakukan elusi dengan pelarut lain yang cukup
kuat untuk melarutkan hanya senyawa warna biru, sehingga senyawa biru
Solvent di evaporasi sehingga yang tersisa adalah analit yang terpisah dari
seharusnya dilakukan isolasi LDH dari beberapa protein yang ada di dalam
cairan tersebut dengan cara kromatografi afinitas. Dimana kromatografi ini
kapanpun ligan yang cocok sesuai untuk ketertarikan dari protein atau
cibacron blue, dimana kolom ini memiliki grup ligan yang menarik
laktat, piruvat, NAD+ , atau NADH. Campuran protein yang lainnya akan
melewati kolom dan LDH yang memiliki afinitas yang tinggi akan terikat
dengan cara elusi, yaitu membilas kolom dengan kelarutan garam dalam
ligannya. Sehingga didapatkan LDH dari proses yang dinamakan elusi ini.
kemudian LDH akan bisa terambil apabila ada substrat yang cocok.
Dapar Tris PMSF, NAD dan NADH. Dan pada akhirnya posisi enzil LDH
protein (whey protein). Hal ini dilihat dari adanya perubahan warna
logam C2+ dengan gugus –CO dan –NH. Pada hasil uji millon terjadi
awalnya warna kuning muda keruh) menjadi wana putih dan menjadi
kuning agak pekat. Hal ini menunjukkan bahwa susu sampel uji
pengujian asam amino tirosin adalah dari kuning hingga merah bata
yaitu sebesar 3,115 % dan 5,15 %. Hal ini tidak sesuai dengan literatur
mL. Dan volume pellet hasil sentrifugasi ke-2 yang mengandung LDH
supernatant
Fessenden, R.J and Fessenden, J. S. 1989. Kimia Organik Jilid II, hal
187. Erlangga: Jakarta.
Hart, H, 1987.Kimia Organik hal 132, 150, 189, 230, alih bahasa:
Sumanir Ahmadi. Erlangga. Jakarta.
Patong, A.R., dkk. 2012. Biokimia Dasar, hal 134, 156, 177. Makassar:
Lembah Harapan Press.