Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
oleh masyarakat di Indonesia. Salah satu tumbuhan yang kaya akan khasiat
yang baik, yaitu aman dan memiliki keseragaman senyawa aktif. Untuk
suatu proses ekstraksi adalah untuk menarik keluar zat aktif yang terdapat
pada tanaman obat. Zat aktif berada dalam sel, sehingga untuk dapat
mengeluarkan zat aktif diperlukan suatu cairan penyari atau pelarut tertentu,
cara dalam penyiapan sampel (daun legundi (Vitex trifolia) mulai dari tahap
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophta
Subdivisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotylledonae
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
II.1.2 Morfologi
berat, agak lunak, padat, struktur, agak halus, warna ros kecoklat-coklatan,
getahnya keputihan dan kuning muda. Bagian yang paling sering dugunakan
damar, pelekat, tanin, zat penyamak, gula, kalsium, oksalat, dua jenis
Kulit kayu manis mempunyai rasa pedas dan manis, berbau wangi,
serta bersifat hangat. Beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam kayu
II.1.6 Kegunaan
II.2 Simplisia
tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau
dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya
2. Simplisia Hewani
hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum
bahan pelikan atau mineral yang belum di olah atau telah diolah dengan
c. Waktu panen
2. Sortasi Basah
yang dibuat dari akar suatu tanaman obat, baan-bahan asing seperti
tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak, serta
macam mikroba dalam jumlah yang tinggi, oleh karena itu pembersihan
simplisia dari tanah yang terikut dapat mengurangi jumlah mikroba awal
(2).
3. Pencucian
menggunakan air bersih dari mata air atau air sumur maupun PDAM.
Bahan simplisia yang mengandung zat yang mudah larut dalam air yang
(2).
4. Perajangan
bau dan rasa yang diinginkan. Oleh karena itu, bahan simplisia seperti
yang terlalu tipis untuk mencegah berkurangnya kadar minyak atsiri (2).
5. Pengeringan
mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.
a. Pengeringan Alamiah
yakni:
yang relatif keras seperti kayu, kulit kayu, biji dan lain
b) Dengan diangin-anginkan
6. Sortasi Kering
7. Penyimpanan
simplisia tidak rusak atau berubah mutunya karena beberapa faktor, baik
dari dalam maupun dari luar, seperti cahaya, oksigen, reaksi kimia intern,
Oleh karena itu, pada penyimpanan simplisia perlu diperhatikan hal yang
kerusakan pada simplisia yang utama adalah air dan kelembaban (2).
pada temperature 105C selama 30 menit atau sampai berat konstan, yang
Nilai untuk susut pengeringan jika tidak dinyatakan lain adalah kurang dari
10% (7).
Kadar air adalah pengukuran kandungan air yang berada dalam bahan
kandungan air yang berada dalam bahan. Nilai untuk kadar air sesuai dengan
II.5 Ekstraksi
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan
Proses ekstraksi merupakan penarikan zat pokok yang diinginkan dari bahan
mentah obat dengan menggunakan pelarut yang dipilih dengan zat yang
1. Metode Maserasi
Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga
sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dengan karena
dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar.
2. Metode Perkolasi
bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif
volatil. Pada kondisi ini jika dilakukan pemanasan biasa maka pelarut
2. Metode Soxhlet
komponen aktif dalam bahan. Berbagai syarat pelarut yang digunakan dalam
a. Memiliki daya larut dan selektivitas terhadap solute yang tinggi. Pelarut
e. Tidak korosif
f. Tidak beracun
j. Murah dan mudah didapat, serta tersedia dalam jumlah yang besar
larut pada pelarut yang relatif sama kepolarannya. Kriteria kepolaran suatu
pelarut dapat ditinjau dari konstanta dielektrik dan momen dipol. Pelarut
maka semakin polar senyawa tersebut. Berikut ialah nilai konstanta dielektrik
pelarut (11):
Heptan 1,924
n-heksana 1,890
Sikloheksana 2,023
Benzen 2,284
Kloroform 4,806
Piridin 12,30
Aseton 20,70
Etanol 24,30
Metanol 33,62
Asetonitril 38,00
Air 80,37
BAB III
METODE KERJA
III.1.1 Alat
III.1.2 Bahan
Sampel kayu manis dibeli dipasar toddopuli pada jam 17.00. Sampel
500 ml, lalu toples ditutup rapat dengan sesekali digojok dan di diamkan
bulat dengan pelarut etil asetat 170 selanjutnya dipasang dengan kondensor
dan mantel heat kemudian dinyalakan mantel heat. Tunggu sampai 4 jam.
yaitu kipas angin. Sedangkan pada metode evapapor sampel ektrak cair
IV.1 Hasil
Tabel 3. Rendamen
IV.2 Pembahasan
pengepakan.
daya pada malam minggu sekitar pukul 20.00. Pada bagian tanaman yang
akan diambil dan dijadikan simplisia adalah dari kulit kayu manis.
dan cara panas yaitu metode maserasi, dan juga metode refluks. Pada
metode refluks dan maserasi digunakan pelarut etil asetat sebanyak 500 ml
dengan sampel kayu manis sebanyak 300 gram. Pada metode maserasi,
toples dan pelarut etil asetat sebanyak 500 ml di masukkan juga ke dalam
toples. Kemudian toples yang sudah berisi pelarut dan sampel kemudian di
lapisi alfol lalu di tutup hingga rapat , setelah itu di gojok selama beberapa
dimasukkan kedalam labu alas bulat dengan bobot 75 gram dengan pelarut
etil asetat sebanyak 300 ml selanjutnya labu alas bulat yang sudah berisi
sampel dan pelarut kemudian dipasang di alat refluks lalu setelah labu alas
Pada metode maserasi dan refluks di gunakan pelarut etil asetat, karena
etil asetat merupakan pelarut yang yang semi polar etil asetat dapat menarik
Pada praktikum ini hasil ekstraksi ekstrak cair yang diperoleh dengan
anginkan selama 3 hari. Tetapi pada kelompok kami untuk sampel ektrak cair
V.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini dapat di simpulkan bahwa dari hasil untuk tahap
penyiapan simplisia diperoleh berat basah sebesar 800 gram dan berat
kering dari simplisia sebanyak 500 gram. Adapun persen rendamen simplisia
yang diperoleh yaitu 62.5 % dan untuk eksrak kental sebanyak 5 gram.
V.2 Saran
pertikan.
di harapkan prasarana dalam lab bebih diperbaiki lagi salah satunya yaitu
Cagar Alam Gunung Simpang, Jawa Barat. Volume 1, Nomor 6, September 2015
3. Najib, Ahmad. Ekstraksi Senyawa Bahan Alam. Yogyakarta: Deepublish Publisher. 2018.
4. Rismunandar, dan Paimin, F.B. Kayu Manis Budidaya dan Pengolahan. Edisi Revisi.
5. Haryanto, Sri. Sehat dan Bugar Secara Alami. Jakarta: Penebar Swadaya. 2006.
6. Suharmiati. Khasiat & Manfaat Jati Belanda. Jakarta: Agromedia Pustaka. 2003.
7. Depkes RI. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Depkse RI. 2000.
Press. 1994.
10. Perry, R.H., and Green, D.W. Perry’s Chemical Engineers Handbook. Tokyo: Mc. Graw
11. Sopyan, Iyan. Karakterisasi Sediaan Padat Farmasi. Yogyakarta: Deepublish Publisher.
2018.
Lampiran 1. Skema Kerja
Penyiapan Sampel