Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tempat umum adalah Suatu tempat dimana umum (semua orang)
dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan
baik secara insidentil maupun terus menerus. (Suparlan, 1977). Selain itu
tempat umum adalah suatu tempat kegiatan bagi umum yang
diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta, maupun perorangan baik
secara insidentil maupun terus menerus (Soebagijo Reksosoebroto, 1978).
Sarana dan bangunan umum merupakan tempat dan atau alat yang
dipergunakan oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatannya, untuk
itu perlu dikelola demi kelangsungan kehidupan dan penghidupannya
untuk mencapai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial, yang
memungkinkan penggunanya hidup dan bekerja dengan produktif secara
sosial ekonomis. Tempat-tempat umum merupakan sarana yang
dikunjungi banyak orang sehingga berpotensi sebagai tempat penyebaran
penyakit. Di Yogyakarta terdapat banyak tempat umum yang bisa
dijumpai antara lain adalah pasar, masjid, salon, taman, kolam renang,
hotel, tempat wisata, restoran/rumah makan, gedung bioskop dan panti
pijat. Tempat-tempat tersebut diklasifikasikan dalam sarana pariwisata,
sarana transportasi, sarana perdagangan, sarana ibadah, sarana perawatan
dan sarana sosial.
Penyelenggaraan sarana dan bangunan umum berada di luar
kewenangan Departemen Kesehata, namun sarana dan bangunan umum
tersebut harus memenuhi persyaratan kesehatan. Hal ini telah tercantum
dalam UU No.23 Tahun 1992 BAB XI tentang kesehatan lingkungan
pasal 162 bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk menjadikan
kualitas linkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan setinggi-
1
tingginya. Upaya kesehatan lingkungan dilakukan terhadap lingkungan
pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum.
Sarana dan bangunan umum merupakan tempat dan atau alat yang
dipergiunakan oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatannya, oleh
karena itu perlu dikelola demi kelangsungan kehidupan dan penghidupan
untuk mencapai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang
memungkinkan penggunaannya hidup dan bekerja dengan produktif secara
social ekonomi.
Sarana dan bangunan umum dinyatakan memenuhi persyaratan
kesehatan lingkungan apabila memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis
dan dapat mencegah penularan penyakit anatr pengguna, penghuni dan
masyarakat sekitarnya, selain itu harus memenuhi persyaratan dalam
pencegahan terjadinya kecelakaan. Dan penyebaran penyakit serta
pencemaran lingkungan dapat diakibatkan oleh kegiatan di tempat-tempat
umum.
Tempat atau sarana layanan umum wajib menyelenggarakan
sanitasi lingkungan antara lain, tempat umum atau sarana umum yang
dikelola secara komersial, tempat yang memfasilitasi terjadinya penularan
penyakit, atau tempat semacam itu meliputi hotel, terminal, pasar,salon,
taman hiburan, tempat ibadah dan lain-lain, (Chandra, 2007)
Usaha-usaha pengawaan meliputi upaya inventarisasi, pemeriksaan,
pengambilan sampel lingkungan serta tindak lanjut. Kegiatan pengawasan
ditunjukkan pada tempat-tempat umum, pengelola, pelaksanaan serta
lingkungannya.
Pelaksanaan pengawasann samnitasi tempat-tempat umum
tergantung beberapa factor antara lain juga adanya peraturan perundang
ditingkat nasional maupun daerah sebagai landasan kegiatan dan tindakan,
tenaga pelaksanaa yang terampil dalam jumlah yang cukup, termasuk
pedoman pengawasan sanitasi tempat-tempat umum.
Sehubungan dengan hal-hal diatas, serta seiring perkembangan
dan implementasi dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
2
pemerintah daerah, maka perlu dilakukan upaya sanitasi tempat-tempat
umum khususnya yang berada di wilayah Kota Yogyakarta.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan pengamatan dan pengukuran sanitasi
tempat-tempat umum di wilayah kerja Puskesmas Umbulharjo 1.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengamatan sanitasi tempat-tempat
umum di wilayah kerja Puskesmas Umbulharjo 1.
b. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran fisik di tempat-tempat
umum yang berada di wilayah Puskesmas Umbulharjo 1.
C. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Masyarakat terhindar dari penularan penyakit melalui tempat-
tempat umum yang sering dikunjungi atau digunakan oleh masyarakat.
2. Bagi pengelola
Dapat melakukan perbaikan dan peningkatan pelayanan kepada
masyarakat sehingga dapat menciptakan tempat-tempat umum yang
sehat dan nyaman.
3. Bagi Puskesmas
Sebagai acuan puskesmas dalam melakukan program pengawasan
sanitasi tempat-tempat umum yang sehat.
4. Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan wawasan terkait sanitasi tempat-
tempat umum dan sebagai sarana dalam meningkatkan kualitas diri
dalam melaksanakan kegiatan inspeksi sanitasi tempat-tempat umum.
3
D. Sasaran
Sasaran praktik sanitasi tempat-tempat umum adalah tempay-
tempat umum yang ada di wilayah kerja Puskesmas Umbulharjo 1.
E. Waktu pelaksanaan
Praktik sanitasi tempat-tempat umum dilaksanakan pada tanggal 5-
7 oktober 2015.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sanitasi
Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan
pada pengawasan terhadap faktor lingkungan sedemikian rupa sehingga
munculnya penyakit dapat dihindari. Sehingga dapat dikatakan bahwa
sanitasi adalah suatu usaha pengendalian factor-faktor lingkungan untuk
mencegah timbulnya suatu penyakit dan penularannya yang disebabkan
oleh factor lingkungan tersebut, sehingga derajat kesehatan masyarakat
dapat optimal (Depkes RI, 2002).
5
memenuhi persyaratan kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. (Mukono, 2005).
Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi
lingkungan antara lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola
secara komersial, tempat yang memfasilitasi terjadinya penularan penyakit,
atau tempat layanan umum yang intensitas jumlah dan waktu
kunjungannya tinggi.
Sanitasi tempat-tempat umum merupakan usaha untuk mengawasi
kegiatan yang berlangsung di tempat- tempat umum terutama yang erat
hubungannya dengan timbulnya dan menularnya suatu penyakit, sehingga
kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat dicegah. Sanitasi
tempat- tempat umum menurut Mukono (2006), merupakan problem
kesehatan masyarakat yang cukup mendesak, karena tempat umum
merupakan tempat bertemunya segala macam masyarakat dengan segala
penyakit yang dipunyai oleh masyarakat. Oleh sebab itu, tempat umum
merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama penyakit yang
medianya makanan, minuman, udara dan air. Dengan demikian sanitasi
tempat-tempat umum harus memenuhi persyaratan kesehatan dalam arti
melindungi, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Tempat-tempat umum harus mempunyai criteria sebagai berikut:
1. Diperuntukkan bagi masyarakat umum, artinya masyrakat
umum boleh keluar masuk ruangan tempat umum dengan
membayar atau tanpa membayar.
2. Harus ada gedung atau tempat peranan, artinya harus ada
tempat tertentu diumana masyarakat melakukan aktivitas
tertentu.
3. Harus ada aktiviotas, artinya pengelolaan dan aktivitas dari
pengunjung tempat-tempat umum tersebut.
4. Harus ada fasilitas artinya tempat-tempat umum tersebut harus
sesuai dengan ramainya, harus mempunyai fasilitas tertentu
6
yang mutlak diperlukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
di tempat- tempat umum.
D. Pengertian Masjid
Masjid merupkan bangunan karya peradaban umat yang
berkembang setiap masanya sebagai tuntutan kebutuhan umat dalam
beribadah,bersyukur, dan berserah diri kepada Allah yang menciptakan
alam semesta ini. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Dimanapun
engkau shalat, tempat itulah masjid” (Susanta, DKK, 2007).
E. Pengertian Pasar
Pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk
melakukan transaksi jual beli barag atau jasa. Para konsumen datang ke
pasar untuk berbelanja dengan membawa uang untuk membayar harganya.
7
dan pemandian umum menyatakan “kolam renang adalah suatu usaha bagi
umum yang menyediakan tempat untuk berenang, berekreasi, berolahraga
serta juga pelayanan lainnya menggunakan air bersih yang telah diolah.
H. Salon Kecantikkan
Salon keantikan adalah sebuah tempat usaha yang bergerak di
bidang jasa kecantikkan yang berhubungan dengan perawatan kecantikkan
dan kosmetik untuk pria dan wanita. Dimana salon kecantikkan sebagai
tempat untuk memperindah dan mempercantik tubuh dengan menyediakan
perawatan berkaitan dengan kesehatan kulit, keindahan rambut, estetika
wajah, perawatan kaki, perawatan kuku, waxing atau hair removal lainnya,
dan sebagainya yang berhubungan dengan pelayanan kecantikkan tubuh.
I. Pengertian Terminal
Terminal penumpang adalah prasarana transportasi darat untuk
keperluan menaikkan dan menurunkan penumpang, perpindahan intra
dan/atau antar moda transportasi serta pengaturan kedatangan dan
keberangkatan kendaraan umum.
8
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Pemeriksaan Tempat-Tempat Umum Di Masjid
a. Nama Masjid : Masjid Al- Ikhlas
Alamat : Pasar Giwangan, Jl. Imogiri No. 212,
Yogyakarta
Nama pengurus : Bpk Tardi
Tanggal pemeriksaan : Senin, 5 Oktober 2015
Hasil pemeriksaan :
10
b. Nama Masjid : Masjid Nurul Huda
Alamat : Malangan Umbulharjo VII/ 503
Yogyakarta
Nama pengurus : Bpk Djamhari
Tanggal pemeriksaan : Senin, 5 Oktober 2015
Hasil pemeriksaan :
11
c. Nama Masjid : Masjid Darul Husna
Alamat : Jl. Veteran No. 148 Yogyakarta
Nama pengurus : Bpk Ali Warsito
Tanggal pemeriksaan : Senin, 5 Oktober 2015
Hasil pemeriksaan :
12
2. Pemeriksaan Tempat-Tempat Umum Di Pasar
Nama Pasar : Pasar Giwangan
Alamat : Jl. Imogiri No. 212, Yogyakarta
Unit pengelola : Dinas Pengelola Pasar Kota Yogyakarta
Tanggal Pemeriksaan : Senin, 5 Oktober 2015
Hasil pemeriksaan :
13
III 100 240 41 % 70 % TIDAK
LAIK
SEHAT
14
Score variable upaya IV :
Score total : 20
Score pemeriksaan : 20
20
Nilai variable upaya IV = 20 x 100% = 100%
15
Hasil pemeriksaan :
Score variable upaya I :
Score total : 130
Score pemeriksaan : 106
106
Nilai variable upaya I = 130 x 100% = 81,5%
16
III 545 650 86, 92 % 80 % LAIK
SEHAT
IV 10 20 50 % 70 % TIDAK
LAIK
SEHAT
17
644
Nilai variable upaya III = 650 x 100% = 92,77%
18
Tanggal Pemeriksaan : Selasa, 6 Oktober 2015
Nama pemeriksa : Kelompok PBL Puskesmass
Umbulharjo 1
Hasil pemeriksaan :
19
II 58 60 96,6 %
III 1140 1200 95 %
IV 1990 2020 50 %
20
Skore variable upaya IV
Skore total : 1200
Skore pemeriksaan : 360
1200
Nilai variable upaya IV : x 100% = 30%
1200
21
200
Skore variable upaya I : 260 x 100% = 77%
22
IV 36 56 64,3 % 60 % LAIK
SEHAT
V 0 40 0 100 % TIDAK
LAIK
SEHAT
23
Skore total : 60
Skore pemeriksaan : 36
36
Skore variable upaya I : 60 x 100% = 60%
24
a. Hasil Pemeriksaan :
Score variable upaya I
Score total : 180
25
b. Hasil pengukuran kebisingan di Terminal Giwangan Yogyakarta:
1) Lokasi : Pintu masuk bus terminal Giwangan
Waktu : 16.00
Hasil :
Keterangan :
X : Tingkat Kebisingan
L1 : Batas bawahkelas yang mengandung modus
P1 : Beda frekuensiklas modus dengan kelas
dibawahnya
P1 : Beda frekuensiklas modus dengan kelas di
atasnya
C : Lebar Kelas
68−0
Tingkat Kebisingan = 60 + ((68−0)+(68−24) ) X 5
68
= 60 + (112 ) X 5
= 60 + 0,6 x 5
= 63 dB
2) Lokasi : pemberhentian bus Giwangan
Waktu : 15.25
Hasil :
Keterangan :
X : Tingkat Kebisingan
L1 : Batas bawahkelas yang mengandung modus
P1 : Beda frekuensiklas modus dengan kelas
dibawahnya
26
P1 : Beda frekuensiklas modus dengan kelas di
atasnya
C : Lebar Kelas
84−0
Tingkat Kebisingan = 60 + ((84−0)+(84−26) ) X 5
84
= 60 + (142 ) X 5
= 60 + 0,5 x 5
= 62,5 dB
Keterangan :
X : Tingkat Kebisingan
L1 : Batas bawahkelas yang mengandung modus
P1 : Beda frekuensiklas modus dengan kelas
dibawahnya
P1 : Beda frekuensiklas modus dengan kelas di
atasnya
C : Lebar Kelas
54−37
Tingkat Kebisingan = 65 + ((54−37)+(54−25) ) X 5
17
= 65 + (46 ) X 5
= 65 + 0,3 x 5
= 66,5 dB
27
7. Pemeriksaan Tempat-Tempat Umum Di Taman Wisata Edukasi
Nama Terminal : Taman Wisata Edukasi Lalu Lintas
Alamat : Jl. Imogiri No. 1
Penanggung Jawab : Dinas Perhubungan Kota
Yogyakarta
Jumlah Karyawan : 7 Orang
Rata-rata Pengunjung per hari : 500 orang
Tanggal Pemeriksaan : 7 oktober 2015
a. Hasil Pemeriksaan :
28
Skore pemeriksaan : 2150
2150
Nilai variable upaya IV : x 100% = 68,25%
3150
Keterangan :
X : Tingkat Kebisingan
L1 : Batas bawah kelas yang mengandung modus
29
P1 : Beda frekuensiklas modus dengan kelas
dibawahnya
P1 : Beda frekuensiklas modus dengan kelas di
atasnya
C : Lebar Kelas
50−0
Tingkat Kebisingan = 55 + ((50−0)+(50−4) ) X 5
50
= 60 + (56 ) X 5
= 60 + 0,8 x 5
= 59 dB
B. PEMBAHASAN
1. Pemeriksaan Tempat-Tempat Umum Di Masjid
a. Masjid Al-Ikhlas Pasar Giwangan
Pada variable upaya I ( persyaratan kesehatan lingkungan
dan bangunan) di point UMUM dengan komponen yang dinilai
lokasi sesuai dengan perencanaan tata kota mendapat skore 0
karena letak musholla yang berada disekitar penjual daging
sehingga bau disekitar musholla sedikit tidak segar.
Pada variable upaya I (persyaratan kesehatan lingkungan
dan bangunan) di variable upaya BAGIAN DALAM pada point
DINDING dengan komponen yang dinilai dinding bersih ;
permukaan yang selalu kedap air ; dan berwarna terang
mendapat skore 0 karena didapatkan hasil dinding tidak bersih,
cat dinding yang luntur karena dinding tidak kedap air dan
dinding yang tidak berwarna terang sehingga ruangan musholla
yang terkesan gelap.
Pada upaya variabel II (persyaratan kesehatan lingkungan
dan bangunan) di variabel upaya FASITILAS SANITASI pada
point tempat sampah dengan komponen tersedia dengan jumlah
30
yang cukup; tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat,
kedap air, dan tertutup; tersedia TPS yang memenuhi syarat
mendapat skore 0 karena pada musholla tersebut jumlah tempat
sampah kurang cukup, dan tidak tersedia TPS yang memenuhi
syarat. Dan pada point jamban dan unrinoir dengan komponen
bersih tidak berbau; lantai kedap air,miring ke arah saluran
pembuangan; jamban pria dan wanita terpisah mendapatkan
skore 0 karena di masjid tidak terdapat jamban dan urinoir.
Saran: sebaiknya pada lingkungan atau depan masjid di
sediakan tempat sampah yang cukup dan kedap air serta
menyediakan TPS, serta terdapat jamban dan urinoir pada
masjid.
31
2. Pemeriksaan Tempat-Tempat Umum Di Pasar
Pada variable upaya I ( persyaratan kesehatan lingkungan dan
bangunan) di point UMUM dengan komponen yang dinilai lingkungan
halaman pada komponen bersih dan tertatarapih; sistem drainase
berfungsi baik; tidak terdapat genangan air mendapat skore 0 karena
pada lingkungan halaman pasar tidak bersih dan tertata rapi dan sistem
drainase tidak berfungsi dengan baik.
Saran: sebaiknya pada halaman pasar lingkungannya bersih dan tertata
dengan rapi serta sistem drainase juga berfungsi dengan baik.
Pada variabel I komponen jamban dan urinoir pada jamban pria dan
wanita terpisah mendapat skore 0 karena jamban pria dan wanita tidak
di bedakan.
Saran: untuk jamban seharusnya pria dan wanita terpisah.
Pada variable upaya III (persyaratan kesehatan lingkungan dan
bangunan) di variable upaya LAIN-LAIN pada point alat-alat bersih,
dan kontak P3K dengan komponen yang dinilai tersedia alat
pembersih dengan jumlah yang cukup; alat pembersih masih berfungsi
dengan baik; tersedia kotak P3K; obat-obatan dalam keadaan baik
mendapat skore 0. Karena alat pembersih tidak ada dan jumlahnya
tidak cukup dan juga tidak tersedia kotak P3K.
32
dengan komponen yang dinilai pada lantai harus tidak licin
mendapat score 0 karena didapatkan hasil konstruksi lantai licin
sehingga bila karyawan/pengunjung tidak hati-hati dapat
menyebabkan kecelakaan.
Saran : Sebaiknya untuk mengurangi dampak dari lantai yang tidak
licin ada baiknya untuk meletakkan karpet di depan pintu atau
lokasi yang strategis agar bila sepatu karyawan/pengunjung dalam
kondisi basah dapat sedikit mengurangi tingkat bahaya serta
karyawan/pengunjung terutama wanita baiknya tidak memakai
sepatu dengan hak terlalu tinggi.
Pada variable upaya II (persyaratan kesehatan kamar/ruang)
pada point A (umum) di variable kondisi ruang dengan komponen
yang dinilai adalah kondisi ruang harus tidak pengap mendapat
score 0 karena saat melakukan pengamatan di salah satu ruang
kamar hotel, kondisi ruang pengap. Hal tersebut mungkin karena
kondisi furniture yang masih baru serta sirkulasi udara (ventiasi)
yang kurang.
Saran : Sebaiknya dalam setiap kamar diberi sirkulasi udara yang
lancar agar udara dapat keluar masuk dengan lancer dapat berupa
penambahan ventilasi atau penghidupan AC. Secara berkala
sebaiknya jendela dibuka agar ruangan mendapat udara segar.
Pada variable upaya II (persyaratan kesehatan kamar/ruang)
pada point B (khusus) di variable kamar linen dengan komponen
yang dinilai adalah tersedia lemari tertutup mendapat score 0
karena pada penyimpanan linen bersih (kain/handuk bersih)
ditempatkan di rak terbuka dan tidak ditempatkan di lemari
tertutup. Seharusnya linen bersih ditempatkan di lemari tertutup
agar tidak terkontaminasi dengan lingkungan di sekitarnya yang
memungkinkan mengandung bakteri pathogen yang berbahaya
bagi kesehatan manusia.
33
Saran : Linen (handuk,selimut) bersih ditempatkan pada lemari
tertutup untuk meminimalkan terjadinya penularan penyakit.
Pada variable upaya III (persyaratan kesehatan fasilitas
sanitasi) pada point pengolahan sampah di variable tempat
pengumpulan sampah sementara dengan komponen yang dinilai
adalah mudah dijangkau oleh kendaraan pengangkut sampah dan
frekuensi pengosongan/pengangkutan sampah min 3x4 jam
mendapat score 0 karena bak sampah berada di dalam dekat ruang
karyawan sehingga menyulitkan truk sampah bila ingin
menjangkaunya dan pengangkutan sampah dilakukan setiap 1 hari
sekali.
Saran : Sebaiknya bak sampah diletakkan di pintu keluar samping
hotel dan dalam kondisi tertutup ataupun kalau tidak bisa bak
sampah dapat dilengkapi dengan roda atau hal yang dapat
memudahkan dalam pengangkutannya. Untuk pengangkutan
sampah sebaiknya 3x dalam jeda waktu 4 jam agar meminimalkan
terjadinya tempat sarang berkembang biak tikus atau kecoa, kalau
tidak bisa dalam rentang waktu tersebut, sampah diletakkan di bak
sampah besar dengan kondisi tertutup rapat, kuat dan kedap air.
34
memungkinkan terjadinya genangan air. Sebaiknya konstruksi
atap segera diperbaiki agar dapat berfungsi normal sesuai fungsi
peruntukkannya.
2) Pada variabel upaya I (Persyaratan Kesehatan Lingkungan dan
Bangunan Umum) pada komponen konstruksi (langit-langit)
dengan komponen yang dinilai langit-langit harus bersih
mendapatkan score 0 karena langit-langit berada pada kondisi
kotor dan berlubang.
Saran : langit-langit dibersihkan secara rutin agar tidak
mengganggu estetika pengunjung.
3) Pada variabel upaya I (Persyaratan Kesehatan Lingkungan dan
Bangunan Umum) pada komponen konstruksi (pintu) dengan
komponen yang dinilai pintu dapat dibuka/ditutup dikunci
dengan baik dan dapat mencegah masuknya binatang
pengganggu mendapat score 0 karena pintu dalam kondisi tidak
layak dan gagang pintu sebagian ada yang copot.
Saran : sebaiknya pintu dilakukan penggantian pada pintu yang
rusak dan dilakukan pengecekan rutin pada kondisi kamar-
kamar hotel.
4) Pada variabel upaya II (PERSYARATAN KESEHATAN
RUANG KAMAR) pada komponen kondisi ruang dengan
komponen yang dinilai kondisi ruang tidak pengap mendapat
score 0 karena di dalam ruangan tersebut pengap.
Saran : sebaiknya setiap ruangan walaupun tidak ada
pengunjung untuk selalu di buka secara rutin atau penambahan
ventilasi agar sirkulasi udara lancar.
5) Pada variabel upaya II (PERSYARATAN KESEHATAN
RUANG KAMAR) pada komponen kondisi ruang dengan
komponen yang dinilai kondisi bersih; tersedia lemari tertutup
score 0 karena di dalam ruangan tersebut tidak bersih dan
berdebu.
35
Saran : sebaiknya setiap ruangan selalu di bersihkan agar setiap
pengunjung datang selalu dalam keadaan bersih dan nyaman,
dan untuk setiap ruangan agar di berikan almari yang tertutup
untuk menyimpan barang barang yang di bawa oleh pengunjung.
36
berbahaya serta di lengkapi dengan rak min ketinggian 20cm
dari lantai.
9) Pada variabel upaya III (PERSYARATAN KESEHATAN
FASILITAS SANITASI) pada komponen pembuangan air
limbah dengan komponen yang dinilai memiliki sarana
pengolahan air limbah mendapat score 0 karena di dalam
ruangan tersebut pengap.
Saran : sebaiknya di sediakan saluran pembuangan air limbah
tersendiri.
10) Pada variabel upaya III (PERSYARATAN KESEHATAN
FASILITAS SANITASI) pada komponen toilet untuk umum
dengan komponen yang dinilai bersih tidak berbau; toilet pria
dan wanita terpisah mendapat score 0 karena di toilet tersebut
tidak bersih dan berbau, serta toilet pria dan wanita tidak
terpisah.
Saran : sebaiknya didalam toilet dalam keadaan bersih dan tidak
berbau, dipisahkan antara toilet wanita dan pria.
11) Pada variabel upaya III (PENGOLAHAN SAMPAH ) pada
komponen tempat sampah; tempat pengumpulan sampah
sementara dengan komponen yang dinilai terbuat dari bahan
yang kuat, ringan tahan karat dan kedap air; permukaan bagian
dalam dalam halus dan rata; mempunyai tutup yang mudah
dibuka/ ditutup tanpa mengotori tangan; tidak menjadi tempat
perindukan serangga dan binatang mendapat score 0 karena
tempat sampah tidak terbuat dari bahan yang kuat, tidak tertutup,
dan permukaan tidak halus dan rata.
Saran : sebaiknya tersedia tempat sampah yang berbahan kuat
ringan dan tahan karat kedap air dengan permukaan yang halus
dan rata serta dalam membuka dan menutup tidak mengotori
tangan.
37
12) Pada variabel upaya III (PERALATAN PENCEGAHAN
MASUKNYA SERANGGA DAN TIKUS) pada komponen
dilengkapi dengan alat yang dapat mencegah masuknya
serangga dan tikus; sarana penyimpanan air harus tertutup dan
bebas jentik nyamuk mendapat score 0 karena tempat sampah
tidak terbuat dari bahan yang kuat, tidak tertutup, dan
permukaan tidak halus dan rata.
Saran : sebaiknya tersedia alat untuk mencegah masuknya
serangga dan tikus dan sarana penyimpanan air harus tertutup
dan bebas jentik nyamuk.
13) Pada variabel upaya IV (KARYAWAN ) pada komponen surat
keterangan sehat dari dokter yang masih berlaku pada
komponen yang dinilai mendapat score 0 karena semua
karyawan tidak memiliki surat keterangan dari dokter.
Saran : sebaiknya karyawa membuat surat keterangan dari
dokter.
c. Hotel Asri Graha
Hotel Asri Graha berada dalam kondisi LAIK SEHAT
karena diperoleh nilai pemeriksaan keseluruhan yaitu 82, V6% dari
nilai yang dipersyaratkan yaitu nilai minimal 75%. Ada beberapa
hal yang memungkinkan hotel Asri Graha tidak memenuhi kondisi
laik sehat diantaranya :
1) Pada variabel upaya I (Persyaratan Kesehatan Lingkungan dan
Bangunan Umum) pada komponen lingkungan dengan
komponen yang dinilai berpagar kuat mendapatkan score 0
karena pada hotel tersebut tidak berpagar kuat.
Saran: sebainya hotel di lengkapi dengan pagar yang kuat.
2) Pada variabel upaya II (PERSYARATAN KESEHATAN
RUANG KAMAR) pada komponen kondisi ruang dengan
komponen yang dinilai kondisi ruang tidak pengap mendapat
score 0 karena di dalam ruangan tersebut pengap.
38
Saran : sebaiknya setiap ruangan walaupun tidak ada
pengunjung untuk selalu di buka secara rutin atau penambahan
ventilasi agar sirkulasi udara lancar.
3) Pada variabel upaya II (PERSYARATAN KESEHATAN
RUANG KAMAR) pada komponen ruang istirahat karyawan
dengan tersedia jamban kamar mandi dan pelurasan yang
terpisah untuk karyawan pria dan wanita; ruang istirahat
krayawan pria dan wanita terpisah mendapat score 0 karena
tidak tersedia jamban dan ruang istirahat pria dan wanita tidak
terpisah.
Saran : sebaiknya terdapat ruang istirahat karyawan yang
terpisah antara karyawan pria dan karyawan wanita dan
disediakan jamban.
4) Pada variabel upaya II (PERSYARATAN KESEHATAN
RUANG KAMAR) pada komponen kondisi gudang dengan
komponen yang dinilai kondisi gudang bersih; barang yang di
simpan tertata rapi; tinggi rak terbawah dari lantai min.20cm;
mendapat score 0 karena di dalam gudang tidak bersih barang
yang disimpan tidak rapi
Saran : sebaiknya di dalam gudang dalam keadaan bersih dan
barang di tata dengan rapi.
5) Pada variabel upaya III (PERSYARATAN KESEHATAN
FASILITAS SANITASI) pada komponen toilet untuk umum
dengan komponen yang dinilai bersih tidak berbau; toilet pria
dan wanita terpisah mendapat score 0 karena di toilet tersebut
tidak bersih dan berbau, serta toilet pria dan wanita tidak
terpisah.
Saran : sebaiknya didalam toilet dalam keadaan bersih dan
tidak berbau, dipisahkan antara toilet wanita dan pria.
6) Pada variabel upaya III (PENGOLAHAN SAMPAH ) pada
komponen tempat sampah; tempat pengumpulan sampah
39
sementara dengan komponen yang dinilai terbuat dari bahan
yang kuat, ringan tahan karat dan kedap air; permukaan bagian
dalam dalam halus dan rata; mempunyai tutup yang mudah
dibuka/ ditutup tanpa mengotori tangan; tidak menjadi tempat
perindukan serangga dan binatang mendapat score 0 karena
tempat sampah tidak terbuat dari bahan yang kuat, tidak
tertutup, dan permukaan tidak halus dan rata.
Saran : sebaiknya tersedia tempat sampah yang berbahan kuat
ringan dan tahan karat kedap air dengan permukaan yang halus
dan rata serta dalam membuka dan menutup tidak mengotori
tangan.
7) Pada variabel upaya III (PERALATAN PENCEGAHAN
MASUKNYA SERANGGA DAN TIKUS) pada komponen
dilengkapi dengan alat yang dapat mencegah masuknya
serangga dan tikus; sarana penyimpanan air harus tertutup dan
bebas jentik nyamuk mendapat score 0 karena tempat sampah
tidak terbuat dari bahan yang kuat, tidak tertutup, dan
permukaan tidak halus dan rata.
Saran : sebaiknya tersedia alat untuk mencegah masuknya
serangga dan tikus dan sarana penyimpanan air harus tertutup
dan bebas jentik nyamuk.
8) Pada variabel upaya IV (KARYAWAN ) pada komponen surat
keterangan sehat dari dokter yang masih berlaku pada
komponen yang dinilai mendapat score 0 karena semua
karyawan tidak memiliki surat keterangan dari dokter.
4. Pemeriksaan Tempat-Tempat Umum Di Kolam Renang
a. Kolam Renang Hotel Tjokro style
Kesehatan Lingkungan kolam renang di hotel Tjokro Style
berada dalam kondisi baik dilihat dari perolehan angka dari setiap
komponen yang dinilai, akan tetapi hasil tersebut tidak bisa
didasarkan apakah area kolam renang tersebut sudah memenuhi
40
persyaratan kesehatan dilihat dari segi kimiawi dan biologisnya
karena kami hanya mengukur dari segi fisik dan lingkungan kolam
renang.
Ada beberapa hal yang masih harus dibenahi agar kualitas kolam
renang tersebut dapat bisa lebih ditingkatkan diantaranya sebagai
berikut :
1). Penyajian makanan sebaiknya disajikan dengan keadaan
tertutup agar tidak terkontaminasi dengan udara sekitar yang
memungkinkan mengandung bakteri pathogen.
2). Penyediaan fasilitas sanitasi berupa tempat cuci tangan
sebaiknya dilengkapi dengan lap pengering.
41
harus dapat mencegah masuknya serangga dan binatang
penganggu.
3) Ruang istirahat di kolam renang tirta mulya harus ada yang
digunakan untuk beristirahat karyawan yang ada di kolam
renang tersebut, dan di pisahkan antara pria dan wanita serta
tersedia loker. Dan kamar mandi karyawan terpisah anata pria
dan wanita.
4) Disediakan Gudang di kolam renang Tirta mulya yang
digunakan untuk menyimpan barang- barang.
5) Tempat penampungan sampah sementara harus ada dan tersedia
tempat sampah di setiap tempat.
6) Kolam renang Tirta Mulya sebaiknya di berikan pos
keselamatan/ kesehatan yang menyediakan obat-obat ringan dan
selalu ada petugas kesehatan.
7) Sebaiknya kolam renang Tirta Mulya di sediakan alat pemadam
kebakaran.
42
Saran : Sebaiknya dilakukan penambahan lampu agar ruangan
sedikit terang dan karyawan atau pengunjung tidak mengalami
kelelahan mata serta tidak menyebabkan terjadinya kecelakaan
kerja.
Pada variable upaya II (fasilitas sanitasi) di variable upaya
PEMBUANGAN SAMPAH dengan komponen yang dinilai
tersedia dengan jumlah yang cukup ; tempat sampah terbuat dari
bahan yang kuat, kedap air dan dengan penutup mendapatkan skore
0 karena di ruangan tidak tersedia tempat sampah.
Saran : Memberi tempat sampah di ruangan yang sesuai dengan
ketentuan agar karyawan ataupun pengunjung dengan mudah dapat
membuang sampah.
Pada variable upaya III ( alat kerja dan bahan) di variable
upaya ALAT KERJA pada point 1 dengan komponen yang dinilai
sisir selalu dalam keadaan bersih dan baik ; tempat bedak dan
sabun dalam keadaan bersih dan baik mendapatkan skore 0 karena
didapatkan hasil kedua komponen yang dinilai tidak berada pada
kondisi bersih dan masih terdapat rambut yang tidak dibersihkan.
Saran : Setelah mencukur atau memotong rambut setiap alat yang
dipakai harus segera dibersihkan agar tidak cepat rusak dan
meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja.
Pada variable upaya III (alat kerja dan bahan) pada variable
upaya BAHAN-BAHAN dengan komponen yang dinilai
pisau,gunting, dll di disinfeksi dengan larutan kimia atau air panas
mendapatkan skore 0 karena didapatkan hasil pisau,gunting, dll
tidak dibersihkan setelah digunakan untuk memotong rambut.
Saran : Setelah melakukan kegiatan memotong atau mencukur
rambut harus segera dibersihkan dengan air panas atau di disinfeksi
agar meminimalkan terjadinya penularan penyakit.
43
Pada variable upaya IV (karyawan) pada komponen yang
dinilai dilengkapi dengan pakaian kerja mendapatkan skore 0
karena karyawan salon tidak memakai seragam saat bekerja.
Saran : Karyawan harus dilengkapi dengan seragam kerja agar
mudah dikenali oleh pengunjung.
Pada variable upaya V (LAIN-LAIN) dengan komponen
yang dinilai tersedia minimal 1 kotak P3K yang berisi obat-obatan
sederhana mendapatkan skore 0 karena di salon tersebut tidak
tersedia kotak P3K.
Saran : Salon harus menyediakan kotak P3K agar sewaktu terdapat
kecelakaan kerja dapat segera ditolong dengan pertolongan
pertama.
b. Salon Anna
Salon Anna yang terletak di Jalan Gambiran no 107 berada
dalam kondisi LAIK SEHAT karena komponen hasil nilai
menunjukkan angka 83,48% dan nilai tersebut melebihi dari nilai
yang diminimalkan yaitu 65%. Akan tetapi ada beberapa hal yang
harus diperhatikan diantaranya sebagai berikut :
Pada variable upaya I (persyaratan kesehatan lingkungan
dan bangunan) pada variable upaya BAGIAN DALAM point
1(lantai) dengan komponen yang dinilai adalah lantai harus tidak
licin mendapat skore 0 karena didapatkan hasil konstruksi lantai
berada dalam kondisi licin. Hal tersebut dapat mengakibatkan
kecelakaan seperti terpeleset/terjatuh pada karyawan ataupun
pengunjung.
Saran : Meletakkan karpet di depan pintu masuk untuk
menghindari bahaya terpeleset/terjatuh dan sebaiknya pengunjung
atau karyawan tidak menggunakan sepatu berhak tinggi.
Pada variable upaya II (fasilitas sanitasi) pada variable
upaya TOILET dengan komponen yang dinilai toilet pria terpisah
44
dengan toilet wanita didapatkan skore 0 karena didapatkan hasil
toilet hanya berjumlah 1 buah dan tercampur untuk pria dan wanita.
Saran : Sebaiknya membuat toilet antara pria dan wanita agar
wanita dan pria lebih nyaman untuk ke toilet.
Pada variable upaya III ( alat kerja dan bahan) didapatkan
nilai skore 65,1% dan hal tersebut dibawah pada skore yang
diminimalkan yaitu 70%. Pada variable upaya ALAT KERJA pada
point 1 dengan komponen yang dinilai sisir selalu dalam keadaan
bersih dan baik ; mesin cukur selalu dalam keadaan bersih dan
baik ; tempat bedak dan sabun dalam keadaan bersih dan baik
mendapatkan skore 0 karena didapatkan hasil ketiga komponen
yang dinilai tidak berada pada kondisi bersih dan masih terdapat
rambut yang tidak dibersihkan.
Saran : Setelah mencukur atau memotong rambut setiap alat yang
dipakai harus segera dibersihkan agar tidak cepat rusak dan
meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja.
Pada variable upaya III (alat kerja dan bahan) pada variable
upaya BAHAN-BAHAN dengan komponen yang dinilai
pisau,gunting, dll di disinfeksi dengan larutan kimia atau air panas
mendapatkan skore 0 karena didapatkan hasil pisau,gunting, dll
tidak dibersihkan setelah digunakan untuk memotong rambut.
Saran : Setelah melakukan kegiatan memotong atau mencukur
rambut harus segera dibersihkan dengan air panas atau di disinfeksi
agar meminimalkan terjadinya penularan penyakit.
Pada variable upaya IV (karyawan) pada komponen yang
dinilai dilengkapi dengan pakaian kerja mendapatkan skore 0
karena karyawan salon tidak memakai seragam saat bekerja.
Saran : Karyawan harus dilengkapi dengan seragam kerja agar
mudah dikenali dengan pengunjung.
45
6. Pemeriksaan Tempat-Tempat Umum Di Terminal Giwangan
Berdasarkan penilaian maka terminal Giwangan ada pada kondisi
baik akan tetapi nilai tersebut bukan penilaian secara keseluruhan
karena kami hanya mengambil point-point pentingnya saja dilihat dari
aspek kesehatan lingkungan. Dalam penilaian tersebut ada beberapa
hal yang harus lebih ditingkatkan lagi diantaranya sebagai berikut :
Pada bagian ruang tunggu pencahayaan terlalu menyilaukan karena
pantulan dari sinar matahari oleh karena itu sebaiknya diberi pelindung
agar matahari tidak mengenai langsung pengunjung dan harus
disediakan tempat sampah yang kedap air dan tertutup di ruangan
tunggu agar pengunjung tidak membuang sampah sembarangan.
Pada toilet tidak ada tanda yang jelas untuk membedakan toilet
wanita dan pria sehingga pengunjung mengalami kesulitan bila akan
ke toilet. Sebaiknya pada toilet diberikan label/stiker yang
membedakan antara toilet pria dan wanita sehingga pengunjung
merasa nyaman bila akan ke toilet.
Tidak terdapat tempat cuci tangan selain di toilet sebaiknya harus
tersedia tempat cuci tangan yang baik minimal 1 buah yang dilengkapi
dengan sabun atau serbet.
Penyajian makanan di warung makan yang mudah dihinggapi lalat
serta tempat penampungan sampah yang terbuka sehingga
memudahkan lalat untuk berkembang biak. Sebaiknya dalam tempat
penyajian makanan dilengkapi dengan penutup atau kelambu agar lalat
tidak mudah masuk dalam etalase makanan dan tempat sampah
seharusnya dalam keadaan tertutup dan kedap air serta diletakkan jauh
dari tempat penyajian makanan.
Alat dan perlengkapan P3K yang tidak mudah ditemukan
menyulitkan pengunjung bila terjadi kecelakaan atau ada pengunjung
yang membutuhkan pertolongan pertama. Sebaiknya di setiap titik
46
yang umum terdapat pengunjung diberi kotak P3K agar mudah bila
ingin digunakan.
BAB V
47
KESMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Kegiatan sanitasi yang dilakukan tempat- tempat umum merupakan salah
satu upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas lingkungan.
2. Kegiatan sanitasi tempat- tempat umum meliputi kegiatan dalam gedung
maupunluar gedung yang merupakan tempat umum dimana semua orang
dapat masuk di tempat tersebut untuk berkumpul melakukan kegiatan baik
secara insidentil maupun terus menerus.
3. Kegiatan sanitasi tempat- tempat umum yang dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Umbulharjo 1 meliputi; Sanitasi Masjid, Pasar, Hotel Melati,
Kolam Renang, Salon, Terminal, Taman Wisata Edukasi, dengan hasil
sebagai berikut:
a. Masjid Al- Ikhlas TIDAK LAIK SEHAT, Masjid Nurul Huda LAIK
SEHAT, Masjid Darul Husna LAIK SEHAT.
b. Pasar Giwangan TIDAK LAIK SEHAT.
c. Hotel Tjokro Style LAIK SEHAT, Hotel Surya Citra TIDAK LAIK
SEHAT, Hotel Asri Graha LAIK SEHAT.
d. Kolam renang hotel Tjokro Style LAIK SEHAT, Kolam renang Tirta
Mulya LAIK SEHAT.
e. Salon Cendana TIDAK LAIK SEHAT, Salon Anna LAIK SEHAT.
f. Terminal Giwangan LAIK SEHAT.
g. Taman Wisata Edukasi LAIK SEHAT.
B. SARAN
48
1. Pengelola tempat- tempat umum sebaiknya meningkatkan dan
mengoptimalkan kegiatan sanitasi di lingkungan guna mencegah penularan
dan timbulnya suatu penyakit.
2. Puskesmas sebaiknya meningkatkan pengawasan terhadap pengawasan di
tempat- tempat umum yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Umbulharjo 1.
3. Bagi pengguna tempat- tempat umum sebaiknya ikut menjaga lingkungan
tempat- temapt umum demi menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
49
http://rudichum.blogspot.co.id/2014/01/makalah-sanitasi-tempat-tempat-
umum.html?m=1
http://serangkab.go.id/web/index.php/post/read/145
http://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/hotel_melati.aspx
http://dkandang.com/wisata-edukasi.html
50
51
JADWAL KEGIATAN ISPEKSI SANITASI TEMPAT- TEMPAT UMUM
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UMBULHARJO 1 YOGYAKARTA
52
Gambar 1. Inspeksi Sanitasi Masjid Gambar 2. Inspeksi Sanitasi di Majid
Nurul Huda Al-Ikhlas Pasar Giwangan
53
Gambar 7. Pengukuran pencahayaan di Gambar 8. Inspeksi Sanitasi di Hotel
Hotel Tjokro style Surya Citra
Gambar 11. Inspeksi Sanitasi di Kolam Gambar 12. Kondisi Kolam renang
Renang Tirta Mulya Tirta Mulya
54
Gambar 14. Inpeksi Sanitasi di Anna
Gambar 13. Inspeksi Sanitasi di Salon
Salon
Cendana
55
Gambar 20. Taman Wisata Edukasi
Lalulintas
Gambar 19. Pengukuran kebisingan di
Taman Wisata Edukasi Lalulintas
56