You are on page 1of 3

ASPEK IMUNOLOGIS KUSTA (BAGIAN I)

Pendahuluan
 M. leprae merupakan mikobakteria penyebab kusta, yang pertumbuhannya sangat
lambat dan sangat sulit dibiakkan di media buatan, dan mempunyai kemampuan
membelah diri sangat terbatas pada kultivasi di telapak kaki mencit serta armadillo
(masih banyak struktur morfologi dan sifat-sifat mikobakteria yang belum tuntas
diketahui, termasuk sifat antigenitasnya).
 Dilaporkan bahwa komponen M. leprae merupakan antigen yang dapat merangsang
respon imun tubuh, dan bukan hanya berupa satu antigen, namun ada beberapa
antigen yang masing-masing memberikan respon tersendiri terhadap sistem imunitas
tubuh
 Secara garis besar, struktur antigen terdiri dari: karbohidrat, lemak, dan protein
(terdapat pada strutur lapisan M. leprae, mulai dari kapsul sampai membran sel)
Jenis Antigen M. leprae
 M. leprae tersusun oleh berbagai molekul protein, karbohidrat, dan lipid yang sangat
kompleks dan struktur tersebut menentukan sifat antigenitas dari M. leprae
 Antigen dapat berasal dari kapsul, dinding sel, mebran sel, maupun sitoplasma
 Untuk pemurnian antigen, WHO telah membuat prosedur purifikasi
 Berdasarkan struktur kimia penyusun, antigen digolongkan sebagai berikut:
A. Antigen golongan protein
 Beberapa komponen protein yang bersifat antigenik telah dapat diidentifikasi, baik
yang berasal dari dinding sel, membrane sel, maupun sitoplasma
 Teknik identifikasi: monoclonal antibody
 Antigen protein bersifat menginduksi imunitas seluler pasien kusta
B. Antigen golongan lipid dan polisakarida
B.1. Antigen golongan “Phenolic glycolipid-I” (PGL-1)
 Merupakan komponen antigen spesifik dan tidak didapatkan pada mikobakteria
lainnya
 Terdiri dari trisakarida dan “phenol group glycolilated”
 Determinannya terletak pada terminal spesifik trisakarida dan residu 3,6 di-o-metil
glucose
 Terdapat beberapa antigen yang strukturnya mirip PGL-I,yaitu ialah PGL-II dan PGL-III
 Antigen PGL-I merupakan kunci terjadinya respon spesifik antibodi yang tinggi pada
infeksi M.leprae
 Komponen PGL-1 dikatakan merupakan komponen paling penting dari M.leprae,
karena dapat menimbulkan imunitas humoral spesifik, sehingga dapat dipakai dalam
pemeriksaan serodiagnostik
 Antigen PGL-I dapat ditemukan dalam jumlah besar pada penderita kusta tipe
lepromatosa
B.2. Lipoarabinomanan-B (LAM-B)
 LAM-B merupakan salah satu komponen antigenik M. leprae yang terdiri dari
struktur lipopolisakarida yang juga memegang peranan, tetapi tidak spesifik untuk
M. leprae, sehingga dapat bereaksi silang dengan antigen mikobakteria lainnya
(perbedaan terletak pada struktur manosa)
 LAM-B berhubungan erat dengan membran plasma dan dinding sel
Imunopatogenesis Kusta
 Mekanisme non spesifik yang paling berperan untuk eliminasi adalah makrofag yang
berfungsi sebagai sel fagosit
 Bakteri yang menempel pada sel makrofag akan melalui beberapa proses, dengan
bantuan energy dari ATP akan terjadi ledakan oksigen, yang berakibat hancurnya
bakteri tersebut
 Hal tersebut mengakibatkan 95% individu yang terinfeksi kusta tidak menimbulkan
gejala klinis atau minimal sub klinis
 Apabila sawar non spesifik gagal, barulah mekanisme imun spesifik bekerja, melalui
aktivasi sel imunokompeten oleh stimulasi antigen
 Sel imunitas spesifik yang pertama kali mendapatkan stimulasi antigen yang dibawa
oleh sel penyaji adalah limfosit T
 M leprae ditangkap oleh sel penyaji antigen, dipecah, dan diproses di dalam
fagolisosom
 Selanjutnya epitope antigen bersama dengan molekul MHC kelas II akan
diekspresikan ke sel penyaji
 Sel penyaji mempresentasikan epitope antigen bersama molekul MHC kelas II yang
ada pada permukaannya kepada sel limfosit T helper melalui reseptor sel T
 Kemudian disusul pengeluaran mediator imunologis interleukin-1 oleh sel penyaji
antigen yang berfungsi sebagai factor pengaktifasi limfosit
 Selanjutnya limfosit T-helper akan teraktifasi dan mengeluarkan beberapa mediator
imunologis
o IL-2,3,4,5,6, MCF, IFN-7, GM-CSF
o IL-2: merangsang limfosit T untuk berproliferasi secara autokatalitik yang
akan membentuk sel memori dan sel efektor; IL-2 juga dapat mengaktivasi
limfosit B untuk berproliferasi dan berdiferensiasi menjasi sel limfosit B
memori dan sel plasma yang selanjutnya sel plasma menghasilkan antibody;
IL-2 juga dapat mengaktivasi limfosit T sitotoksik untuk lebik aktif
mengeliminasi antigen yang masuk
o IL-4 dan IL-5 mengaktivasi limfosit B berproliferasi dan dan berdiferensiasi
menjadi limfosit B memori dan sel plasma; selanjutnya sel plasma akan aktif
memproduksi antibody
o IFN-7 sebagai factor pengaktivasi makrofag akan mengaktifkan sel-sel
makrofag untuk menjadi matang dan dengan bantuan MCF (macrophage
chemotactic factor) maka makrofag akan aktif bergerak secara kemotaktik ke
arah antigen yang masuk
o IFN-7 dapat juga berfungsi menghambat sel limfosit T supresor,
meningkatkan sel penyaji supaya lebih banyak mengekspresikan MHC kelas II
o Granulocyte macrophage colony stimulating factor (GM-CSF) akan berfungsi
meningkatkan aktifitas makrofag dan meningkatkan pertumbuhan /
diferensiasi stem cell

You might also like