You are on page 1of 3

Kenapa harus DPM ?

(3 hal pertanyaan mendasar) part 2


Ini jawaban dari tulisan sebelumnya..
*dan pada akhirnya alasan ini merupakan pemikiran dan rasionalitas pribadi.

# 1. Kenapa saya maju menjadi Anggota Umum DPM IKM UI 2012 ?

Berawal dari sini, "Jika sejarah memilihmu menjadi pejuang kebenaran, berharaplah
sejarah tetap memberimu kesempatan untuk menuliskan tinta emas pengorbanan".
Berbicara mengenai kesempatan dalam menuliskan sejarah, setiap orang tentunya ingin
dikenang sebagai pribadi yang baik bukan yang buruk. Kesempatan itu tidak datang begitu
saja, bagaikan busur panah yang siap untuk dilontarkan, ia telah memilih sasarannya
terlebih dahulu, dipilih dan dipilih hingga ia menemukan sasaran yang tepat. Bagi saya,
kesempatan itu juga memilih sasarannya seperti busur panah. Akan tetapi, keduanya tidak
dapat bekerja tanpa subjek yang menggerakkan.Sekalipun tidak bahwa saya
menginginkan amanah, tidak sama sekali. Jika bisa menolak, itu sudah saya lakukan
sejak awal. Kuasa dalam melakukan penolakan, sangat salah jika dikatakan saya tidak
memiliki hak atas itu, karena yang lebih penting adalah ada hak lain dia atas itu semua.
Tapi kembali lagi bahwa kita tidak pernah tau, bagian kehidupan kita yang manakah yang
pada akhirnya berubah dan tidak sesuai dengan perencanaan kita,"karena sejarah telah
memilih kita".

Kehidupan mahasiswa di dunia kampus merupakan salah satu titik dimana kita dapat
melakukan aktualisasi diri dan belajar mengenai segala hal. Tidak hanya belajar tentang
hal-hal akademis melainkan juga belajar mengenai kehidupan, dan dunia kampus
merupakan salah satu sarana yang sangat baik untuk belajar. Lembaga kemahasiswaan
dibangun bukan atas dasar tujuan pragmatisme belaka, melainkan landasan filosofis
mengapa pada akhirnya dibentuk organisasi-organisasi mahasiswa. Landasan dimana
mahasiswa sebagai generasi-generasi penerus bangsa diharapkan mampu menjadi
pemimpin bagi negara ini. Lalu dimanakah mereka bisa belajar untuk menjadi pemimpin
bagi bangsa ini? Ya, disinilah mereka bisa belajar untuk mengembangkan diri. Jika
Phytagoras mengatakan "Wahai anak muda, jika engau tidak sanggup menahan lelahnya
belajar, maka engkau harus sanggup menahan pahitnya kebodohan", maka selaras dengan
itu Bung Karno mengatakan bahwa "berikan aku sepuluh pemuda maka akan aku guncang
dunia". Disini artinya, seorang pemuda akan memiliki pengaruh dan dapat melakukan
perubahan ke arah kebaikan jika ia memang memiliki dasar yang baik serta ilmu.
Dibutuhkan orang-orang yang cerdas, bukan orang-orang bodoh, dan orang cerdas itulah
yang akan terus belajar.

Sebagai salah satu bagian dari sistem kelembagaan mahasiswa yang ada dalam IKM UI,
DPM merupakan lembaga tinggi yang memiliki wewenang legislatif. Wewenang inilah
yang sebenarnya menjadi perhatian besar mengapa pada akhirnya harus dijaga agar tetap
berjalan sesuai dengan aturan yang dimiliki. DPM senagai lembaga legislatif dapat
menunjukkan "taring"nya kembali setelah beberapa waktu ini kurang mampu melakukan
hal tersebut, proses pengakaran hingga ke fakultas dan setiap individu mahasiswa juga
dirasa masih sangat kurang. Menjadi salah satu sarana pembelajaran bagi masyarakat
terutama mahasiswa yang terlibat langsung di dalamnya merupakan hal yang harus dijaga
dan dikembangkan agar fungsi tersebut dapat tetap terus berjalan sebagaimana mestinya,
dimana tidak ada kepentingan-kepentingan tertentu yang dapat merusak fungsi dasar
tersebut.
Dan sebagai bentuk kontribusi nyata dalam hal ini, di akhir masa studi di universitas ini,
menjadi bagian dari sebuah kontestasi tahunan yang melibatkan seluruh mahasiswa UI
merupakan upaya bagi diri ini untuk dapat memberikan kontribusi maksimal sebagai
perwakilan dari kampus dengan makara jingga-nya (FISIP). Semoga upaya ini bukan hanya
sekedar tertulis di dalam sebuah kata, terucap di sebuah janji namun terelaisasi dengan
berbagai tindakan dan kontribusi nyata untuk perbaikan dan peningkatan kualitas dari
pembelajaran yang telah, sedang, dan akan dilakukan.
Mencoba bangkit dan berpikir positif bahwa kesempatan itu tidak akan disia-siakan, bahwa
pada akhirnya kitalah yang akan menjadi bagian dari sejarah tersebut, sejarah yang menjadi
titik balik untuk pembelajaran yang lebih baik.

(sumber gambar : google)

#2. Setelah berada di DPM IKM UI 2012, apa yang akan saya lakukan ?

"emangnya mau ngapain di DPM?, kenapa gak masuk BEM aja, lebih jelas?"
Apakah 'se-tidak jelas' itukah keberadaan DPM UI ? Atau tidak memiliki signifikansi
apapun terhadap kehidupan mahasiswa terutama kehidupana kelembagaan mahasiswa ?
Semoga itu adalah pendapat-pendapat yang masih bisa diluruskan.

Pertama, jika ditanya apa yang akan dilakukan ketika berada di DPM IKM UI 2012 nanti
adalah melakukan sebuah upaya pencerdasan dan pengenalan DPM IKM UI sebagai
sebuah lembaga tinggi mahasiswa yang memiliki berbagai fungsi penting bagi mahasiswa
(sebagai sarana pembelajaran). Mengajak orang lain untuk 'mau' mengenal apa itu DPM
IKM UI, apa tugas dan fungsinya, dan kegiatan apa saja yang dilakukan oleh DPM. Dengan
kata lain adalah meningkatkan marketisasi lembaga di ruang publik melalui penerapan
berbagai media sebagai salah satu aspek perwujudan lembaga yang profesional dengan
mengutamakan akuntabilitas dan transparansi.

Kedua, penataan sistem kelembagaan yang lebih baik. Evaluasi selama dua tahun
kepengurusan DPM IKM UI adalah salah satunya terkait dengan fungsi DPM sebagai
lembaga legislatif dalam melakukan pengawasan dan membuat undang-undang/peraturan.
Fungsi pengawasan yang dimiliki oleh DPM IKM UI sebagaimana disebutkan dalam UUD
IKM UI adalah "mengawasi pelaksanaan Undang-undang IKM UI, peraturan-peraturan
dalam lingkup IKM UI, dan kinerja lembaga-lembaga di IKM UI (pengawasan)" -pasal 7
poin b-. Pengawasan yang dilakukan belum mencapai titik maksimal untuk benar-benar
merepresentasikan fungsi check and balances sekalipun disini ruang lingkupnya adalah
lembaga kemahasiswaan, akan tetapi justru disinilah pentingya penerapan hal tersebut
dalam sebuah sistem pembelajaran yang nyata. Maksimalisasi pengawasan lembaga-
lembaga mahasiswa yang ada di IKM UI, setidaknya untuk Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM), Mahkamah Mahasiswa (MM), Badan Audit Keuangan (BAK), dan Majelis Wali
Amanat (MWA). Hal ini berkaitan erat dengan sinergisasi antar lembaga mahasiswa
dimana jika setiap lembaga dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan hubungan antar
lembaga juga dapat terjalin dengan baik.
Fungsi lainnya yaitu dalam memproduksi undang-undang dan peraturan lainnya, saat ini
dapat dikatakan belum mencapai maksimal dimana DPM belum mampu memaksimalkan
fungsinya sebagai lembaga pembuat undang-undang. Padahal, jika ditelisik terdapat
banyak peraturan yang dapat dibuat oleh lembaga ini, misalnya peraturan mengenai
pembentukan UKM, revisi UU Pemira (yang belum direvisi), melanjutkan amandemen
UUD IKM UI (sebagai amanat dari tahun sebelumnya untuk dapat diselesaikan), peraturan
mengenai MM dan BAK dan peraturan-peraturan lainnya. Dan saat ini, salah satu isu yang
dapat diakomodasi adalah mengenai SK KTR (Surat Keputusan Kawasan Tanpa Rokok)
yang dikeluarkan oleh rektor pada pertengahan september lalu dimana isu #saveUI sedang
membuncah.

Ketiga, maksimalisasi peran anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa dalam menjaring


berbagai aspirasi dari maahasiswa sebagai pihak yang diwakili dalam sebuah lembaga
tinggi mahasiswa. Saat ini para wakil mahasiswa di lembaga legislatif kurang dapat
berjalan secara maksimal berdasarkan fungsinya sebagai 'wakil mahasiswa'. Meskipun
dalam UUD IKM UI tidak secara langsung disematkan fungsi ini, akan tetapi berdasarkan
alasan filosofis dan teoritis sebagai lembaga legislatif sangat penting adanya peran
keterwakilan mahasiswa disini -aspirasi mahasiswa-.

#3. Seberapa pentingkah keberadaan DPM IKM UI ? (dalam IKM UI)

Sebelum menjawab mengenai urgensi keberadaan DPM dalam IKM UI, maka ada baiknya
jika dimulai dengan pembahasan mengenai IKM UI.
Akan tetapi jika pertanyaannya adalah "seberapa penting keberadaan DPM sebagai
lembaga tinggi mahasiswa di dalam tatanan kelembagaan mahasiswa UI?", maka jawaban
yang dapat diberikan adalah berdasarkan pemaparan sebelumnya mengenai fungsi dan
tugas DPM sebagai sarana pembelajaran yang nyata bagi mahasiswa dan sebagai
lembaga legislatif dengan berbagai tugasnya (pengawasan, kaderisasi, legislasi,
aspirasi, tata kelembagaan). Berdasarkan kedua hal tersebutlah yang pada akhirnya
menjadikan DPM sebagai salah satu lembaga yang penting dan harus dijaga keberadaannya
agar tetap berjalan sesuai dengan fungsinya.

You might also like