You are on page 1of 56

METODE

GEOMAGNETIK
FATIMAH S.Si M.Si
 STUDITENTANG KEMAGNETAN BUMI SALAH
SATU CABANG YANG PALING TUA DALAM
GEOFISIKA
 Sifat
kemagnetan batuan dikenal oleh
bangsa Cina tahun 2600 Bc , Namun
pemakaian sifat magnetik sebagai
kompas di Cina 200 BC.
 Inklinasi
magnetik bumi oleh George
Hartman (1544) tidak dipublikasikan,
Robert Norman (1576) ditemukan secara
terpisah di Eropa, namun deklinasi
magnetik telah diketahui oleh orang Cina
tahun 720
 William Gilbert (1600) melakukan penelitian arah
medan magnet bumi di London secara kuantitatif,
menyimpulkan bahwa bumi merupakan benda
magnetik dalam bukunya De Magnete.
 Hendry Gilbrand (1635) berdasar data di atas
membuktikan bahwa medan magnet bumi berubah
sesuai dengan waktu.
 1879 mulai dikenal applied geophysics dengan
terbitan Thalen “the examination of Iron are deposit
by magnetic measurements “.

SEJARAH
 Metode magnetik memiliki sifat besaran yang
kompleks dibandingkan dengan metode
gravitasi, meskipun keduanya mempunyai
kemiripan (teori potensial).
 Metode megnetik mempunyai besar dan variasi
arah (vektor) sedangkan gravitasi memiliki besar
dan satu arah (ke pusat bumi).
 Anomali gravitasi menunjukkan sifat regional
effect sedangkan anomali magnetik sangat
dipengaruhi oleh adanya mineralisasi yang
mengandung bahan ferromagnetik yang
bersifat lokal.

PENDAHULUAN
 Interpretasi data magnetik lebih sukar
dibandingkan dengan gravitasi.
 Peralatan dan pelaksanaan pengukuran
Metode Magnetik lebih sederhana dan mudah
dibandingkan dengan metode Gravitasi.
 Data kemagnetan dapat digunakan untuk
melihat struktur mineralisasi yang terjadi, maka
metode ini banyak digunakan untuk eksplorasi
mineral logam dan migas.

PENDAHULUAN
 PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PADA MASA
SEKARANG INI PENGUKURAN MEDAN MAGNET
BUMI SECARA CEPAT DAPAT DILAKUKAN DI
DARAT, LAUT, DAN UDARA.
 PERALATAN BARU YANG BEKERJA SECARA
ELEKTRONIK TELAH BANYAK DIGUNAKAN DALAM
PENGUKURAN MEDAN MAGNET BUMI.
 LEBIH BERKEMBANG UNTUK MAKSUD EKSPLORASI
MAUPUN MAKSUD ILMIAH

PENDAHULUAN
PRINSIP KERJA METODE MAGNETIK

 Pada prinsipnya didasarkan pada pengukuran variasi


intensitas medan magnet di permukaan bumi yang
diakibatkan oleh variasi distribusi benda termagnetisasi
di bawah permukaan bumi.
 Variasi sifat kemagnetan diindikasikan sebagai variasi
besarnya suseptibiltas mineral penyusun batuan
terhadap batuan sekitarnya.
 Variasi intensitas magnetik yang terukur ditafsirkan
sebagai bentuk distribusi bahan magnetik di bawah
permukaan kemudian dijadikan dasar pendugaan
keadaan geologi bawah permukaan bumi.
PRINSIP DASAR FISIKA
PRINSIP DASAR FISIKA
PRINSIP DASAR FISIKA
PRINSIP DASAR FISIKA
PRINSIP DASAR FISIKA

 Dimana magnetik remanentnya diabaikan.


 Berdasarkan persamaan di atas parameter
kerentangan magnetik sangat penting karena
menyatakan tingkat atau derajat magnetisasi suatu
benda akibat pengaruh medan magnet luar.
 Kerentangan magnetik k merupkana parameter yang
menyebabkan timbulnya anomali magnetik yang
sifatnya khas setiap jenis mineral khususnya logam.
 Nilai k semakin besar jika jumlah mineral magnetik
yang dikandung material makin tinggi, begitupun
sebaliknya.
 Secara umum sifat kemagnetan
batuan dapat dikelompokkan
menjadi :
a. Diamagnetik
b. Paramegnetik
c. Ferromagnetik
d. Antiferromagnetik
e. Ferrimagnetik.

SIFAT MAGNETIK BATUAN


 Batuan diamgnetik memiliki atam pembentuk
batuan mempunyai kulit elektron yang telah jenuh
yaitu tiap elektron berpasangan dan spin yang
berlawanan dalam tiap pasangan.
 Jika mendapat medan magnet luar orbit, elektron
akan membuat putaran yang menghasilkan
medan magnet lemah yang melawan medan
magnet luar tadi.
 Suseptibilitas k negatif dan kecil.
 Suseptibilitas k tidak bergantung pada medan luar
H.
 Contoh :Bismuth, gipsum, marmer, kuarsa, garam,
seng, emas, tembaga.

DIAMAGNETIK
 Kulit elektron terluar belum jenuh, ada elektron yang
spinnya tidak berpasangan dan mengarah pada arah
spin yang sama.
 Jika ada medan magnet luar, spin membuat putaran
menghasilkan medan magnet yang mengarah searah
dengan medan magnet tsb sehingga memperkuatnya.
 Tetapi momen magnetik yang terbentuk terorientasi acak
oleh agitasi thermal.
 Suseptibilitas k positif dan sedikit lebih besar dari 1.
 Suseptibilitas k bergantung pada temperatur.
 Contoh:piroksen,olivin,garnet,biotit,amfibiolit aluminium,
platina ,kayu.

PARAMAGNETIK
 Banyak terdapat kulit elektron yang hanya diisi
oleh satu elektron sehingga mudah terinduksi
oleh medan luar.
 Diperkuat lagi oleh adanya kelompok2 bahan
berspin searah yang membentuk dipole2
magnet (domain) mempunyai arah searah,
apabila jika di dalam medan magnet luar.
 Suseptibilitas positif dan jauh lebih besar 1
 Suseptibilitas bergantung pada temperatur.
 Contoh besi, nikel kobalt, baja

FERROMAGNETIK
 Domain-domain menghasilkan dipole magnet
yang saling berlawanan arah sehingga momen
magnetik secara keseluruhan lebih kecil.
 Bahan antiferromagnetik yang mengalami
cacat kristal akan menghasilkan medan magnet
kecil.
 Suseptibilitas k seperti pada bahan
ferromagnetik.
 Contoh hematit (Fe2O4)

ANTIFERROMAGNETIK
 Domain-domain juga saling antiparalel tetapi jumlah
dipole pada masing-masing arah tidak sama sehingga
masih mempunyai resultan magnet yang cukup besar.
 Suseptibilitas tinggi dan bergantung pada temperatur.
 Contoh magnetit(Fe3O4), ilmenit(FeTiO4), pirhotit
(FeS), hematit(FeO2)

FERRIMAGNETIK
PRINSIP DASAR FISIKA
MEDAN MAGNETIK BUMI
 Bumi dapat dipandang sebagai benda magnet besar
bersifat dipole dengan sumbu magnetik tidak berimpit
dengan sumbu geografis bumi tapi membentuk sudut
11,5 derajat dengan sumbu perputaran bumi.
MEDAN MAGNETIK BUMI

 Sumbu-sumbu dipole menembus permukaan bumi


pada dua titik dan perpotongannya disebut kutub
geomagnetik, kutub geomagnetik utara terletak pada
78,5o N, 71o W (daerah barat laut Greenland) dan
kutub geomagnetik selatan terletak pada 78,5o S,
110oE yaitu daerah disekitar antartika (Sharma, 1976).
 Besar dan arah medan magnetik bumi dinyatakan
dalam deklinasi dan inklinasi.
 Kuat medan magnet yang terukur dipermukaan
sebagian besar berasal dari dalam bumi 90% (internal
field) sedangkan sisanya medan magnet dari kerak
bumi (merupakan target dalam metode eksplorasi
geofisika) serta medan dari luar bumi (eksternal Filed)
 Internal
MEDAN field karena
MAGNETIK BUMIsangat besar sehingga
medan ini disebut dengan medan utama
magnet bumi yang dihasilkan oleh aktivitas di
dalam inti luar dan inti dalam bumi. Konsep ini
dapat dijelaskan dengan teori dinamo.
 Medan utama magnet bumi bervariasi terhadap
posisi dan waktu yang kompleks.
 Untuk menyeragamkan harga medan utama
magnet bumi di suatu tempat dibuat standar
harga yang dinamakan International
Geomagnetics Reference Fileds (IGRF) yang
diperbaharui setiap 5 tahun.
KUTUB UTARA GEOGRAFIS DAN
KUTUB SELATAN MAGNETIK
ELEMEN-ELEMEN MEDAN
MAGNET BUMI
ELEMEN-ELEMEN MEDAN MAGNET
BUMI

 Medan magnet pada setiap titik dipermukaan bumi


dengan intensitas total F memiliki komponen:
komponen vertikal Z dan komponen horisontal H
 Komponen H selalu bernilai positif sedangkan
komponen vertikal Z positif ke arah bawah dan negatif
ke arah atas.
 Sudut yang dibentuk antara komponen horisontal
dengan arah utara geografik disebut deklinasi D
(positif searah jarum jam 0-360 o), sudut yang dibentuk
oleh intensitas total F dengan komponen horisontal
disebut sudut inklinasi I (positif kearah bawah, -90 o
sampai +90 o)
ELEMEN-ELEMEN MEDAN MAGNET
BUMI

 Komponen komponen tersebut diorientasikan dengan


kordinat geografik, yaitu utara (X), timur (Y) dan arah
vertikal (Z).

 Parameter-parameter X,Y,Z,D,I,H dan F dikenal


dengan elemn geomagnetik.
ELEMEN-ELEMEN
MEDAN MAGNET
BUMI
VARIASI MEDAN
 Sejak tahun 1600 melalui penelitian yang lebih teliti
MAGNET
pada data BUMI
geomagnetik diperoleh bahwa medan
magnet bumi berubah terhadap waktu baik
intensitas maupun arahnya.

 Perubahan atau variasi medan magnet bumi


dapat terjadi pada waktu relatif singkat, kadang-
kadang variasinya besar dan tidak beraturan.

 Variasi medan magnetik secara garis besar dibagi


atas: Variasi Harian (diurnal Variation), Variasi
Sekuler dan Badai Magnetik (magnetic strom)
VARIASI HARIAN (DIURNAL VARIATION)

 Perubahan medan magnet dalam waktu yang singkat


dengan periode harian.
 Dominan disebabkan oleh gangguan matahari yang
berkaitan dengan berubahnya besar dan arah
sirkulasi arus listrik dalam ionosfera (Milson, 1989).
 Radiasi ultraviolet matahari menimbulkan ionosasi
pada ionosfer.
 Ionisasi dan adanya elektron2 yang terlempar dari
matahari menimbulkan fluktuasi arus sebagai sumber
medan magnet.
 Sifat variasi ini acak dan periodik, dengan periode
rata-rata 10-30 gamma.
VARIASI SEKULER

 Perubahan intensitas yang terjadi kecil dan


sangat lamban.
 Selain terjadi perubahan intensitas medan
magnetik bumi juga perubahan posisi kutub
magnetik bumi.
 Perubahan posisi kutub magnetik terjadi dalam
waktu puluhan atau ratusan tahun.
 Perubahan posisi kutub magnetik bumi ini
berpengaruh pada besarnya intensitas medan
magnetik bumi.
BADAI MAGNETIK
(MAGNETIC STORM)
 Penyebabnya hampir sama dengan variasi
harian, yakni aktivitas matahari terutama pada
saat bintik matahari muncul.
 Perubahannya sangat cepat acak dan besar,
sehingga secara praktis mengaburkan hasil
pengamatan.
 Badai magnetik ini berlangsung beberapa jam
bahkan sampai beberapa hari.
 Besarnya bisa mencapai ratusan sampai ribuan
gamma dan menurun kembali ke keadaan
normal secara tidak menentu.
INTERAKSI ANTARA RADIASI
MATAHARI DENGAN LAPISAN
IONOSFER BUMI
BADAI MATAHARI
 Berdasarkan sifat medan magnet bumi dan sifat
kemgnetan bahan pembentuk batuan, bentuk
anomali medan magnet yang ditimbulkan oleh
benda penyebabnya bergantung pada:
 Inklinasi medan magnet bumi disekitar benda
penyebab.
 Geometri dari benda penyebab.
 Kecendrungan arah dipole-dipole magnet
benda penyebab.
 Orientasi arah dipole-dipole magnet benda
penyebab terhadap arah medan magnet bumi

SIFAT ANOMALI MEDAN


MAGNET
MAGNETOMETER PENGUKUR
BADAI MAGNETIK
MAGNETOMETER FLUKS GATE
PROTON MAGNETOMETER
 Pengukuran medan magnet dapat dilakukan di
darat , laut dan udara.
 Teknik pengukukuran berbeda untuk masing-
masing tempat sesuai dengan maksud
eksplorasinya.
 Pengukuran di darat selang antar titik ukur kecil
beberapa meter sampai beberapa puluh meter
dan daerah eksplorasi biasanya terbatas.
 Pengukuran di laut maupun di udara selang
antar titik ukur lebih besar berkisar antara 0,25 mil
sampai beberapa mil dan daerahnya lebih luas

PENGUKURAN
GEOMAGNETIK
PENGUKURAN GEOMEGNETIK DI DARAT
 Biasanya untuk eksplorasi mineral juga untuk
penelitian geologi tinjau.
 Selang antar titik ukur rapat (beberapa meter
sampai beberapa puluh meter)
 Titik amat dan pengamat harus bebas dari
gangguan magnetik (listrik, jembatan,barang
dari besi, jam tangan, pisau lipat dll).
 pengukuran dapat dilakukan dengan satu atau
dua alat.
PENENTUAN TITIK PENGAMATAN
PENGUKURAN DENGAN
SATU ALAT

 Alat digunakan untuk mengukur mengukur


variasi medan magnet di titik amat dan
mengukur variasi harian di base station.
 Penempatan base station sebaiknya
mempertimbangkan sehingga pembacaan
dapat diulang dalam selang waktu maksimal 2
jam.
 Sehingga diperoleh data anomali magnetik serta
dapat dibuat kurva variasi harian.
PENGUKURAN DENGAN
DUA ALAT

 Satu alat diletakkan di base station untuk


mengukur variasi harian.
 Satu alat lainnya dilakukan untuk melakukan
pengukuran di lapangan.
 Sehingga diperoleh data anomali magnetik serta
dapat dibuat kurva variasi harian.
 Pada akhir survey tiap hari
pembacaan harus dilakukan kembali
di titik base station dengan tujuan
mengetahui perbedaan
pembacaan.
 Pengukuran geomagnetik di darat
dilakukan dengan menggunakan
magnetometer jenis medan magnet
vertikal dan medan magnet total,
adapun medan magnet horisontal
jarang dilakukan

PENGUKURAN GEOMEGNETIK DI DARAT


 Biasanya
SURVEY dilakukan dengan
GEOMAGNETIK tujuan
DI UDARA penelitian
ilmaih dan geologi tinjau (rekonesen)
 Yang terukur medan magnet total.
 Alat memiliki sensitivitas magnetometer besar (1-
5 gamma) lebih sensitif daripada magnetometer
darat.
 Alat digantung pada pesawat (lintasan dan
ketinggian tergantung pada tujuan survey), data
terekam secara otomatis pada kertas rekam
 Pencatatan variasi harian diletakkan di darat
(untuk mengetahui adanya badai magnetik)
SURVEY GEOMAGNETIK DI
UDARA

 Variasi harian tidak didasarkan di


darat, karena variasi harian berbeda
untuk lintasan yang jauh.
 Lintasan pengukuran memotong
dilakukan untuk koreksi pembacaan.
 Penentuan lokasi dilakukan dengan
pemotretan udara, bantuan radar,
signal radio dll.
 Daearh datar tidak ada gangguan
magnetik yang menonjol.
SURVEY GEOMAGNETIK DI
UDARA

 Keuntungannya adalah luas daerah yang besar


serta dilakukan dengan cepat.
 Untuk pekerjaan eksplorasi mineral lokasi yang
kecil biaya survey lebih besar tidak ekonomis.
 Anomali yang diharapkan pada eksplorasi
mineral lebih dangkal.
SURVEY GEOMAGNETIK LAUT
 Biasanya dilakukan bersama dengan survey
geofisika lainnya seperti gaya berat dan
seismik.
 Proton magnetometer dengan sensor ditarik
dibelakang kapal sejauh 200-400 meter,
terendam sedalam 15-20 meter.
 Pencatatn terekam secara otomotis.
 Biasanya dilakukan untuk mendapatkan data
geologi bawah laut secara global.
NILAI SUSEPTIBILITAS MAGNETIK
BEBERAPA JENIS BATUAN
METODE PENGUKURAN
 Intensitas medan magnet yang terekam di
lapangan bukan intensitas magnet target survey.
 Data-data magnetik masih dipengaruhi oleh
medan magnet yang berasal dari bumi (internal
fields) maupun medan magnet luar (eksternal
fields)
 Untuk mendapatkan anomali magnetik target
survey, maka data harus dikoreksi antara lain
koreksi variasi harian, koreksi lintang (medan
utama magnet bumi /IGRF), koreksi topografi.

KOREKSI DATA MAGNETIK


KOREKSI VARIASI HARIAN

 Menghilangkan pengaruh medan magnet luar dari


data pengukuran.
 Jika besar variasi harian terekam pada waktu
tertentu lebih kecil dibandingkan dengan rerata
variasi harian untuk satu hari maka variasi harian
dikatakan bernilai negatif. Dikoreksi dengan
menjumlahkan data intensitas magnet yang
terekam dengan variasi harian pada saat
pengukuran berlangsung.
 Jika variasi harian positif maka data intensitas
magnet yang terekam dikoreksi dengan
mengurangi dengan variasi harian yang terjadi
pada saat pengukuran.
KOREKSI LINTANG / KOREKSI MEDAN
UTAMA MAGNET BUMI

 Data intensitas medan magnet yang terekam


dilapangan sebagian besar merupakan
kontribusi dari medan magnet utama bumi
 Koreksi ini dilakukan dengan cara
mengurangkan data intensitas medan magnet
yang terekam dengan medan magnet utama
bumi.
KOREKSI TOPOGRAFI / KOREKSI TERRAIN
 Dilakukan untuk menghilangkan pengaruh medan
magnet yang ditimbulkan oleh bukit-bukityang
termagnetisasi terhadap harga medan hasil
pengamatan.
 Belum ada aturan umum dalam koreksi ini.
 Jika topografi dianggap tidak termagnetisasi
dilakukan koreksi ketinggian dengan mengacu pada
harga gradien vertikal medan magnet bumi;
 Di dearah kutub sekitar –0,03 gamma/meter
 Di daerah equator sekitar -0,015 gamma/m.
 Karena nilainya sangat kecil maka dapat diabaikan
(Kearey dan Brooks, 1984)
 Setelah dilakukan koreksi diperoleh data anomali
medan magnetik.
 Hasil pengukuran magnetik berupa profil dan
peta kontur magentik.
 Harga nilai suseptibilitas harus dilakukan untuk
mengkorelasikan dengan data pengukuran.
 Interpretasi yang duilakukan biasa secara
kualitatif (analisis kontur, topografi, serta nilai
suseptibilitas) maupun secara kuantitatif (analisis
model dengan sofware MAGPOLY untuk
memperoleh model anomali)

INTERPRETASI DATA ANOMALI MAGNETIK


BENTUK ANOMALI MAGNETIK
CONTOH HASIL SURVEY MAGNETIK

You might also like