Professional Documents
Culture Documents
019)
LARINGOFARINGEAL REFLUKS
Definisi
Laringofaringeal refluks adalah suatu keadaan dimana kembalinya isi perut kedalam
esofagus dan masuk kedalam tenggorokan (laring dan faring).4,6
Beberapa sinonim untuk LPR dari beberapa literature kedokteran: reflux laryngitis,
laryngeal reflux, gastropharyngeal reflux, pharyngoesophageal reflux, supraesophageal
reflux, extraesophageal reflux, atypical reflux. Dan yang paling diterima dari berbagai
sinonim terrsebut adalah extraesophageal reflux.3,4
Etiologi
Penyebab LPR adalah adanya refluks secara retrograde dari asam lambung atau isinya
(pepsin) ke supraesofagus dan menimbulkan cidera mukosa. Sehingga terjadi kerusakan silia
yang menibulkan pembentukan mucus, aktivitas mendehem (throat clearing) dan batuk
kronis yang berakibat iritasi dan inflamasi pada faring.1
Patofisiologi
Patofisiologi tentang LPR masih menjadi kajian banyak para ilmuan. Sampai saat ini
dua hipotesis yang diterima dikalangan ilmuan untuk proses terjadinya LPR. Hipotesis yang
pertama yaitu asam lambung secara langsunng menciderai laring dan jaringan sekitarnya.
Hipotesis yang kedua menyatakan bahwa asam lambung dalam esofagus distal merangsang
reflex vagal yang mengakibatkan bronkokonstriksi dan gerakan mendehem (throat clearing)
dan batuk kronis, yang pada akhirnnya menimbulkan lesi pada mukosa saluran nafas. Dua
mekanisme ini dapat bertindak secara kombinasi unntuk menghasilkan perubahan patologis
yang terlihat pada refluks laringofaringeal (LPR).1
TUGAS Angelia Elisabeth Mambu (030.09.019)
Manifestasi Klinis
Pasien dengan LPR bisanya mempunyai gejala yang tidak spesifik seperti globus
sensation, kelelahan vocal, suara serak, batuk kronis, tenggorokan terasa kering, sakit
tenggorokan dan disfagia.4,8
Gejala tersebut bukan merupakan gejala yang harus ada pada LPR, namun gejala lain
yang biasanya menyertai adalah: eksaserbasi asma, otalgia, lender tenggorakan berlehihan,
halitosis (bauk mulut), sakit leher, odinofagia, postnasal drip dan gangguan pada suara.2
Pada penelitian terhadap binatang menunjukkan refluks isi lambung yang berulang
mengakibatkan peradangan pada laring posterior, ulserasi kontak dan yang terakhir
terbentuknya granuloma. Kelainan pada laring yang dianggap umum terkait dengan refluks
meliputi edema dan eritema pada mukosa yang melapisi tulang rawan aritenoid,
interaritenoid, dan sering juga pada vocal folds (posterior laryngitis).5
Otitis Media
Tasker et al melaporkan bahwa terdapat kadar konsentrasi yang tinggi dari pepsin/pepsinogen
dalam 59 dari 65 sampel anak-anak dengan OME.5
Batuk Kronis
Proses patogenis batuk kronis orang-orang dengan GERD atau LPR, terjadi kerena
adanya mikroaspiration pada saluran pernapasan oleh refluks isi lambunga sehingga
mengaktifkan reflek batuk.5
Sinusitis Kronik
Banyak studi observasional yang menyatakan bahwa anak-anak dan orang dewasa
dengan kelainan refluks gastroesofangeal sering kali disertai dengan penyakit sinusitis
kronik. GERD dan LPR dapat berkontribusi dalam proses pathogenesis sinusitis kronis
dengan menyebabakan sinonasal congestion, compromised sinus drainage (gangguan pada
drainase sinus) dan proses inflamasi.5
Anamnesis
Refluks larigofaringeal ditegakkan berdasarkan gejala klinis. Gejala khas LPR, seperti
tercantum di atas, dapat disebabkan oleh iritasi kronis dari pita suara karena terlalu banyak
digunakan, merokok, iritasi, alkohol, infeksi dan alergi jadi penyebab-penyebab tersebut
perlu ditayakan untuk menyingkirkan diagnosis.
Pada tahun 2002 Belafsky dkk membuat acuan dalam menentukan gejala LPR dan derajat
sebelum dan sesudah terapi. Indeks gejala refluks digambarkan tabel di bawah ini:1
TUGAS Angelia Elisabeth Mambu (030.09.019)
Visualisasi laring dan pita suara untuk tanda-tanda LPR memerlukan pemeriksaan
laringoskopi. Tanda-tanda yang paling berguna dari GERD yang berhubungan dengan radang
tenggorok atau LPR adalah eritema, edema, adanya gambaran bar commissure posterior,
cobblestoning, pseudosulcus vocalis, ulkus, obliterasi ventricular, nodul, polip dan lain-
lain.1,7
Pada tahun 2002 Belafsky dkk, mengembangkan skala refluks berdaarkan temuan
keparahan klinis. Berikut 8 item yang dinilai untuk membantu dalam mendiagnosis LPR.1,7
TUGAS Angelia Elisabeth Mambu (030.09.019)
Pemeriksaan Penunjang
Endoskopi Esofagus
Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi pada laringitis posterior ditandai oleh hyperplasia dari sel
epitel skuamosa dengan inflamsai kronik pada submukosa. Perkembangan penyakit menjadi
epitel menjadi atropi dan ulserasi dengan defosit fibrin, jaringan granulasi dan fibrosis pada
submukosa.1
TUGAS Angelia Elisabeth Mambu (030.09.019)
Penatalaksanaan
Penetalaksanaan Non-famakologi1
A. Diet
B. Aktivitas
C. Pembedahan
Penatalaksanaan Farmakologi
Omeprazole
Lansoprazole
Pantoprazole
Pantoprazole secara khusus menekan sekresi asam lambung dengan cara menghambat
enzim H+/K+-ATPase pada permukaan sel parietal lambung. Penggunaan secara IV hanya
diperuntukan jangka pendek yaitu 7 – 10 hari.1
B. Promotility Agents
Metoclopramide merupakan antagonis dopamin, dan epektif terhadap GERD. Obat ini
bekerja dengan cara meningkatkan tekanan LES (lower esophagus spincters), meningkatkan
pengosogan lambug dan dapat meningkatkan mekanisme pembersihan esofagus.
Metoclopraminde adalah agen prokinitik yang saat ini terrsedia di pasaran, meskipun
serotonis agonis baru sedang dievaluasi oleh FDA (Food and Drug Administration).
Sayangnya, hingga sepertiga pasien mungkin mengalami efek samping dari obat ini.7
C. Gastrointestinal Agents
Sucralfate
TUGAS Angelia Elisabeth Mambu (030.09.019)
Sucralfate merupakan garam dari sukrosa, dan ditolerasi dengan baik oleh pasien.
Mengikat protein yang bermuatan positif dalam eksudat dan membentuk zat yang kental yang
melindungi lapisan GI dari paparan pepsin, asam lambung dan garam empedu. Manfaat pada
pengobatan ekstraesofangeal refluks (EER) belum ada bukti yang dapat menjelaskan. Berikut
adalah dosis yang lazim digunakan:1,7
TUGAS Angelia Elisabeth Mambu (030.09.019)
DAFTAR PUSTAKA
1. Amirlak B. Reflux Laryngitis. Medscape [article on the internet] 2012 [cited on 2013
September 22]. Available from: http://emedicine.medscape.com /article/864864-
overview#showall.
3. Rees LE, Pazmany L, Gutowska-Owsiak D, Inman CF, Phillips A, Stokes CR, et al.
The Mucosal Immune Response to Laryngopharyngeal Reflux. American Journal Of
Respiratory And Critical Care Medicine. [data base on the internet] 2008. [cited on
2013 September 22]: Vol 177(1): 1187-1193. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/
4. Patigaroo SA, Hashmi SF, Hasan SA, Ajmal MR, Mehfooz N. Clinical Manifestations
and Role of Proton Pump Inhibitors in the Management of Laryngopharyngeal
Reflux. Indian J Otolaryngol Head Neck Surg [data base on the internet] 2011. [cited
on 2013 September 22]: 63(2):182–189. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/
7. Cummings CW, Flint PW, Haughe BH, Robbins KT, Thomas JR, et al. Cummings
Otolaryngology: Head & Neck Surgery, 4th ed. [text books of otolaryngology] 2007.
Philadelphia: Elsevier.
8. Barry DW, Vaezi MF. Laryngopharyngeal Reflux: More Questions than Answers.
Cleveland Clinicjournal Of Medicine [database on the internet] 2010. [cited 2013
September 22]. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/