Professional Documents
Culture Documents
1[1] Adi warman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Islam, Jakarta, PT RajaGrafindo persada, februari
2010, Cet.ke-4, hlm.54-58
6. Tidak mengubah kebijakan Rasulullah Saw dalam masalah jizyah, sebagaimana Rasulullah
Saw Abu Bakar, tidak membuat kemampuan khusus tentang jenis dan kadar jizyah, maka
pada masa nya, jizyah tidak berupa emas, perhiasan, pakaian, kambing, onta, atau benda-
benda lainnya.
7. Penerapan prinsip persamaan dalam distribusi kekayaan negara.
8. Beliau memerhatikan akurasi perhitungan zakat. Hasil perhitungan zakat di jadikan sebagai
pendapatan negara yang di simpan dalam Baitul Maal dan langsung di distribusikan seluruh
kaum Muslimin.2[2]
Namun demikian beberapa waktu menjelang ajanya Abu Bakarbanyak
menemui kesulitan dalam mengumpulkan pendapatan negara sehingga beliau menanyakan
berapa banyak upah atau gaji yang telah di terimanya. Ketika di beritahukan bahwa jumlah
tunjangan sebesar 8000 dirham, beliau langsung memerintahkan untuk menjual sebagian
besar tanah yang di milikinya dan seluruh hasil penjualannya di berikan kepada negara.
Dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan umat Islam, khalifah Abu Bakar
melaksanakan berbagaikebijakan ekonomi seperti yang telah di praktekkan Rasulullah Saw.
Ia sangat memerhatikan keakuratan penghitungan zakat sehingga tidak terjadi kelebihan
ataupun kekurangan dalam pembayarannya.
Seperti halnya Rasulullah, Abu Bakar sidiq juga melaksanakan kebijakan
pembagian tanah hasil takhlukan,, sebagian di berikan kepada kaum Muslimin dan sebagian
yang lain tetap menjadi tanggungan negara. Di samping itu ia juga mengambil alih tanah-
tanah dari orang-orang murtad untuk kemudian di manfaatkan demi kepentan uma Islam.
Demi mendistribusikan harta Baitul Mal tersebut Abu Bakar menerapkan prinsip
kesamarataan, yaitu memberikan jumlah yang sama kepada semua sahabat Rasulullah Saw,
dan tidak membeda-bedakan antara sahabat yang terlebih dahulu memeluk agama Islam
dengan sahabat yang baru masuk Islam, antara hamba dengan orang yang merdeka, pria atau
wanita. Sedangkan dalam masalah kebutuhan hidup, prinsip kesamaan lebih baik daripada
prinsip keutamaan.
Dengan demikian pada masa pemerintahan Abu Bakar sidiq, harta Baitul Mal
tidak menumpuk dalam jangka waktu yang lama karena langsung didistribusikan kepada
seluruh kaum Muslimin, bahkan ketika Abu Bakar sidiq wafat, hanya di temukan satu dirham
dalam pemeliharaan negara. Seluruh kaum muslimin di berikan bagian yang sama dari hasil
2[2] Hanbook Sharia Ekonomic school, Bastiling fak. Ekonomi, Jember, 2011
pendapatan negara. Apabila pendapatan meningkat seluruh kaum muslimin di berikan hasil
yang sama dan tidak seorang pun di biarkan dalam kemiskinan.
1. Banyak melakukan ekspansi hingga wilayah Islam meliputi Jazirah Arab, sebagian wilayah
kekuasaan Romawi (Syria, Palestina, dan Mesir), serta seluruh wilayah kerajaan Persia,
termasuk Irak.
2. Umar ibn Al-Khattab segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh Persia.
3. Administrasi pemerintah diatur menjadi delapan wilayah provinsi: Makkah, Madinah, Syria,
Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir.
4. la juga membentuk jawatan kepolisian dan jawatan tenaga kerja
Pendirian Lembaga Baitul Mal pada masa Umar bin Khottab adalah:
1. Pembangunan institusi Baitul Mal dilatarbelakangi oleh kedatangan Abu Hurairah (Gubernur
Bahrain) dengan membawa harta hasil pengumpulan pajak al-kharaj sebesar 500.000 dirham.
2. Khalifah Umar mengambil inisiatif tentang penggunaan dana Baitul Mal tersebut untuk tidak
mendistribusikan harta Baitul Mal, tetapi disimpan sebagai cadangan, baik untuk keperluan
darurat, pembayaran gaji para tentara maupun berbagai kebutuhan umat lainnya.
3. Membuat ketentuan bahwa pihak eksekutif tidak boleh turut campur dalam mengelola harta
Baitul Ma.
3[3] 3[3] Adiwarman Azhar Karim, sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, PT. Raja Grafindo Persada,
jakarta, Januari, 2006, Hal, 102-104
4. Pejabat Propinsi yang bertanggung jawab terhadap harta umat tidak bergantung kepada
gubernur dan mereka mempunyai otoritas penuh dalam melaksanakan tugasnya serta
bertanggung jawab langsung kepada pemerintah pusat.
5. Untuk mendistribusikan harta Baitul Mal, Khalifah Umar ibn Al-Khattab mendirikan
beberapa departemen yang dianggap perlu, seperti :
a. Departemen Pelayanan Militer. Departemen ini berfungsi untuk mendistribusikan dana
bantuan kepada orang-orang yang terlibat dalam peperangan.
b. Departemen Kehakiman dan Eksekutif. Bertanggung jawab atas pembayaran gaji para hakim
dan pejabat eksekutif.
c. Departemen Pendidikan dan Pengembangan Islam.
d. Departemen ini mendistribusikan bantuan dana bagi penyebar dan pengembang ajaran Islam
beserta keluarganya, seperti guru dan juru dakwah.
e. Departemen Jaminan Sosial. Berfungsi untuk mendistribusikan dana bantuan kepada seluruh
fakir miskin dan orang-orang yang menderita.
Kinerja yang ia tempuh :
a. Baitul maal
Beliau mendirikan institusi administratif yang hampir tidak mungkin dilakukan pada
abad ke-7 sesudah masehi dan selain itu pula banyak sekali misalnya beliau mendirikan baitul
maal yang reguler dan permanen yang pertama kalinya di ibu kota dan di bangun cabang-
cabangnya pula di ibu kota propinsi. Baitul Maal secara tidak langsung bertugas sebagai
pelaksana kebijakan fiskal negara islam dan khalifah adalah yang berkuasa penuh atas dana
tersebut.
b. Kepemilikan tanah
Sepanjang kepemerintahan umar banyak daerah yang di taklukan melalui perjanjian
damai sikap umar sesuai dengan saran. Dalam perjalanan kepalestina dan syiria beliau
mengadakan pertemuan dengan komandan-komandan militer dan pemimpin-pemimpi
pasukannya untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Setelah melalui debat yang
panjang umar memutuskan untuk memperlakukan tanah-tanah tersebut sebagai fai. Dan
prinsip yang sama di adopsi untuk kasus-kasus yang akan datang.
Berikut aturan-aturan yang di terapkan oleh umar :
1. Wilayah Irak yang di taklukan dengan kekuatan, menjadi milik muslim dan kepemilikannya
tidak dapat di ganggu gugat. Sedangkan yang berada di babah perjanjian damai tetap di miliki
oleh pemiik sebelumnya.
2. Kharaj di bebankan pada semua tanah yang berada di bawah kategori pertama, meskipun
pemilik tersebut kemudian memeluk islam.
3. Bekas kepemilikan tanah di beri hak kepemilikan.
4. Sisa tanah yang di tanami atau ditempati oleh muslim diperlakukan sebagai tanah ushr
(pembayaran pajak).
5. Kharaj di bebankan sebesar satu dirham.
6. Di Mesir, Umar dibebankan dua Dinar, bahkan hingga tiga Irbdabb gandum, dua qisr untuk
setiap minyak, cuka, dan madu, dan rancangan ini telah di setujui khalifah
7. Perjanjian damaskus (syirya) menetapkan pembayaran tunai, pembagian tanah dengan
muslim.
Jumlah pengeluaran stiap tahunnya berbeda-beda, tetapi jumlah yang berikut ini yang
biasa di laporkan:
1. Hazrat Aisyah dan Abbas ( Paman Nabi ) Masing-masing 12.000 dirham.
2. Istri-istri Nabi selain Aisyah masing-masing 10.000 dirham.
3. Hazrat Ali, Hasan, Husain, dan para pejuang Badar masing-masing 5000 dirham.
4. Mantan pejuang Uhud dan para migran ke Abyssina masing-masing 4000 dirham.
5. Muhajir dan Muhajirat sebelum kemenangan Makkah masing-masing 3000 dirham.
6. Anak mantan pejuang Badar ( yang memeluk Islam saat Mekkah di taklukan) anak Muhajirin
dan Ansha, yang ikut dalam perang Qadisiyya, Ubullah dan yang hadir dalam sumpah
Hubaybiyah masing-masing 2000 dirham.
c. Zakat
Periode pada masa nabi kegiatan berternak dan memperdagangkan kuda dilakukan
secara besar-besaran beberapa mempunyai nilai yang tinggi. Karena maraknya perdagangan
kuda mereka bertanya kepada Abu Ubaedah gubernur syiria tentang pembagian pembayaran
zakat. Kemudian mereka mengusulkan dan mengumumkan ketetapan kewajiban zakat.
Sebelum islam kelompok suku yang tinggal di pedesaan biasa membayar pajak
sebesar 10% dari nilai barang atau satu dirham setiap transaksi. Tetapi setelah negara islam
berdiri di arabiah, nabipun mengambil inisiatif untuk mendorong usaha perdagangan dengan
menghapuskan bea masuk yang tersebut masuk dalam perjanjian yang di tandatangani oleh
beliau berasama dengan suku-suku yang tunduk kepada kekuasaannya. Secara jelas di
katakan bahwa pembebanan sepersepuluh hasil pertanian kepada pedagang di katakan
sebagai yang pertama pada masa umar.
e. Mata uang
Pada masa nabi dan sepanjang masa khulafaurrasyiddin khusus nya koin mata
uang asing dengan berbagai bobot sudah di kenal di arabiah. seperti dinar, sebuah koin emas
dan dirham, sebuah koin perak. itu di tetapkan secara rincian sama dengan satu mitsqal atau
20 qirat atau 100 gram barley dan begitu juga bobot dirham beliau juga punya nilai tersendiri.
Oleh karena itu, rasio antara satu dirham dan satu mitsqal adalah tujuh per sepuluh.4[4]
4[4] Adiwarman Azhar Karim, sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, PT. Raja Grafindo Persada, jakarta,
Januari, 2002, Hal,43-61
bukan. Dalam sebuah riwayat, di perjalanan menuju Damaskus, khalifah Umar bertemu
dengan seorang Nasrani yang menderita penyakit kaki gajah. Melihat hal tersebut, khalifah
Umar segera memerintahkan pegawainya agar memberikan dana kepada orang tersebut yang
di ambilnya dari dana hasil pendapatan sedekah dan makanan yang di ambilkan dari
persediaan untuk para petugas.
3. Pendapatan kharaj, fai, jizyah, ‘ushr (pajak perdagangan), sewa tanah. Pendapatan ini di
gunakan untuk membayar dana pensiun dan dana bantuan serta untuk menutupi biaya
operasional administrasi, kebutuhan militer, dan sebagainya.
4. Pendapatan lain-lain, pendapatan ini di gunakan untuk membayar para pekerja, pemeliharaan
anak-anak terlantar dan dana sosial lainnya.
Di antara alokasi pengeluaran dari harta Baitul Mal tersebut, dana pensiun merupakan
pengeluaran negara yang paling penting.perioritas berikutnya adalah dana pertahanan negara
dan dana pembangunan.
h. Pengeluaran
Dana pensiunanan merupakan dana yang paling penting. Perioritas berikutnya
adalah dana pertahanan negara dan dana pembangunan.Khalifah Umar menempatkan dana
pensiunan di tempat pertama dalam bentuk rangsum bulanan (arzaq) pada tahun 18 H, dan
selanjunya pada tahun 20 H, dalam bentu rangsum tahunan (atya). Dana pensiun di tetapkan
untuk mereka yang akan pernah bergabung dalam kemiliteran. Dana pensiun ini sama halnya
dengan gaji reguler, angkatan bersenjata dan pasukan cadangan serta penghargaan bagi
orang-orang yang telah berjasa. Pensiun kehormatan misalnya istri Nabi, para janda, dan
anak-anak pejuang serta non-muslim yang ikut dalam kemiliteran. Dana ini juga meliputi
upah yang di bayarkan kepada para pegawai sipi. Sejumlah dana pensiun ini juga di tugaskan
untuk melaksanakan kewajiban sipil, tetapi mereka di bayar bukan untuk itu.
Khalifah umar menetapkan bahwa negara bertanggung jawab membayarkan
atau melunasi hutang orang-orang yang menderita palilit atau jatuh miskin, membayar
tebusan para tahanan Muslim, membayar diyat orang-orang tertentu, serta membayar biaya
perjalanan para delegasi dan tukar menukar hadiah dengan negara lain. Dalam perkembangan
berikutnya, setelah kondisi Baitul Maal di anggap cukup kuat, ia menambahkan beberapa
pengeluaran lain dan memasukannya ke dalam daftar kewajiban negara, seperti memberi
pinjaman untuk perdagangan dan konsumsi.
Pemimpin pertama dalam islam menetapkan gaji untuk para hakim dan
membangun kantornya terpisah dengan kantor eksekutif. Menetapkan perbaikan ekonomi di
bidang pertanian dan perdagangan sebagai prioritas utama dengan melakukan pengukuran
tanah-tanah sehingga membentuk katalog dan membangun jaringan kanal-kanal, mensubsidi
masjid dan sekolah, membangun fasilitas air, tempat peristirahatan, depot makanan dan
gudang persediaan bagi perjalanan haji.
Memasuki 6 tahun masa pemerintahannya, tidak terdapat situasi ekonomi yang cukup
signifikan, berbagai kebijakan khalifah usman bin affan yang banyak menguntungkan
keluarganya telah menimbulkan benih kekecewaan yang mendalam pada sebagian besar
kaum muslimin. Akibatnya pada masa ini, pemerintahannya lebih banyak di warnai
kekacauan politik yang berakhir dengan terbunuhnya sang khalifah.
Ali Bin Abi Thalib di lahirkan tahun 583 M di Mekkah. Ia masih saudara misan
Rasulullah dan termasuk keluarga Bani Hasyim, keluarga terhormat dan mulai dikalangan
bangsa Arab. Keluarga ini merupakan keluarga bangsawan yang sangat di segani di kota
Mekkah karena dalam keluarga tersebut mengalir darah keturunan oang mulia. Leluhur Bani
Hasyim adalah nabi Ibrahim alaihi salam, bapak para nabi dan Rasulullah. Ali bin Abi Thalib
adalah orang yang membenarkan dan mengimani kerasulan nabi Muhammad SAW dari
golongan anak-anak.
Setelah di angkat menjadi khalifah Islam keempat oleh segenap kaum
muslimin, Ali bin Abi Thalib langsung mengambil beberapa tindakan , seperti
memberhentikan para pejabat yang korup, membuka kembali lahan perkebunan yang telah di
berikan kepada orang-orang kesayangan Usman, dan mendistribusikan pendapatan pajak
tahunan sesuai dengann yang telah di tetapkan Umar bin Khatab.
Ia secara sukarela menarik diri dari dftar penerima bantuan baitul mal bahkan Ali
memberikan sumbangan sebesar 5000 dirham setiap tahunnya. Menetapkan pajak terhadap
pemilik hutan sebesar 4000 dirham dan memungut pajak terhadap pemilik sayuran segar yang
akan di buat bumbu makanan. Apapun faktanya, kehidupan Ali sangat sederhana dan sangat
ketat dalam membelanjakan keuangan negara. Dalam sebuah riwayat.saudaranya yang
bernama Aqil pernah mendatangi khalifah Ali bin Abi Thalib untuk meminta bantuan dari
dana Baitul mal. Namun, Ali menolaknya, dalam riwayat lain Ali juga pernah memenjarakan
Gubernur Ray yang di anggapnya telah melakukan tindakan korupsi
Ali menginginkan mendistribusikan seluruh pendapatan yang ada di Baitul Mal
berbeda dengan khalifah Umar dengan kebijakan menyimpan sebagian cadangan. Prinsip
utama dari pemerataan distribusi uang rakyat telah di perkenalkan hari kamis
mendistribusikan dan hari sabtu di mulai penghitungan baru. Ungkin ini solusi yang terbaik
dari sudut pandang hukum dan kondisi negara yang sedang pada masa transisi. Khalifah Ali
meingkatkan tunjangan bagi para pengikutnya di Irak. Ali memiliki konsep yang jelas tentang
pemerintahan, administrasi umum, dan masalah-masalah yang berkaitan dengannya. Konsep
ini seperti yang di tulis dalam sebuah surat yang isinya tentang bagaimana berhubungan
dengan masyarakat sipil, lembaga peradilan dan angkatan perang.
Ali menekankan perhatian kesejahteran para prajurit dan keluarganya.
Berkomunikasi langsung dengan masyarakat melalui pertemuan terbuka orang-orang miskin,
teraniaya dan penyandang cacat. Melawan korupsi dan penindasan, mengontrol pasar,
memberantas para tukang catut laba, penimbun barang dan pasar gelap.
1. Para pemegang tidak memperdagangkan barang dagangan yang di butuhkan masyarakat
sehingga dapat mencetak mekanisme pasar
2. Para pedagang melakukanpraktik siyasah al-ighraq atau banting harga (dumping) yang dapat
menimbulkan persaingan tidak sehat dan dapat mengacaukan stabilitas harga.
Kebijakan Ali bin Abi Thalib :
1. Mengedepankan prinsip pemerataan dalam pendistribusian kekayaan negara pada masyarakat
2. Menetapkan pajak terhadap para pemilik kebun dan mengijinkan pemungutan zakat terhadap
sayuran segar
3. Pembayaran gaji pegawai dengan system mingguan
4. Melakukan kontrol pasar dan memberantas pedagang licik, penimbunan barang, dan pasar
gelap
5. Aturan konpensai bagi para pekerja jika mereka merusak barang-barang pekerjaannya.
Sumber :
Sudarsono,Heri 2004.Konsep Ekonomi Islam:Suatu Pengantar.Yogya Karta:Ekonisia
Karim,Adi Warman Azwar,S.E,M.B.A,M.A.E.P.2006.Sejarah Pemikiran Ekonomi
Islam.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Karim,Adiwarman Azwar Karim,Januari 2002.Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam.Karim,Adi
Warman Azwar,S.E,M.B.A,M.A.E.P.Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam.Jakarta.
Pers,Rajawali.2008.Pusat Pengkajian dan pengembangan Ekonomi Islam.Jakarta.
Hoeve,Ichtiar Baru Van,2002.Ensiklopedia Tematis Dunia.Jakarta.
Hanbook Sharia Economic School UKM Bastililng Fak. Ekonomi Unv. Jember, 2011.