You are on page 1of 36

MAKALAH

MASA 3 KERAJAAN BESAR ISLAM


Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Sejarah Peradaban Islam
Dosen pengampu:
Buhori Muslim, S.Sos. I,M. Ag.

Disusun oleh:
Chika Anindita 1167040009
Fiqih Alhakim Putra Syam 1167040021
Irna Aisyatul Munawwaroh 1167040032
Kintan Mutiara Austia S 1167040035
Kelompok IX
JURUSAN KIMIA II-A
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpah atas nabi kita Muhammad SAW, yang atas
kehadirannya yang telah membawakan cahaya islami.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam
dengan judul “Masa Tiga Kerajaan Besar” di Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung
Djati Bandung jurusan kimia.
Terimakasih disampaikan kepada bapak Bukhori Muslim, M.Ag. selaku dosen mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam yang telah membimbing dan memberikan bimbingan demi lancarnya
tugas ini.
Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat khususnya bagi kami penyusun dan
umumnya bagi kita semua. Menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar dapat memperbaiki kekurangan yang ada.

Penyusun

1 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 2
BAB I .............................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 3
BAB II............................................................................................................................................. 5
ISI.................................................................................................................................................... 5
1. Kerajaan Usmani di Turki .................................................................................................... 5
1.1. Sejarah Berdirinya Turki Usmani (1300-1922 M) ....................................................... 5
1.2. Raja-Raja Usmani ......................................................................................................... 6
1.3. Gerakan Politik Ekspansi Kerajaan .............................................................................. 7
1.4. Situasi Ekonomi Kerajaan Usmani ............................................................................. 13
1.5. Kemajuan Peradaban Islam ........................................................................................ 14
1.6. Kemunduran kerajaan utsmani ................................................................................... 19
2. Kerajaan Mughal di India .................................................................................................. 21
2.1. Sejarah berdirinya Kerajaan Mughal di India ............................................................. 21
2.2. Raja-raja di Kerajaan Mughal India ........................................................................... 22
2.3. Gerakan Politik Ekspansi............................................................................................ 22
2.4. Situasi Ekonomi Kerajaan .......................................................................................... 24
2.5. Kemajuan Peradaban Islam ........................................................................................ 24
3. Kerajaan Safawi di Persia .................................................................................................. 26
3.1. Sejarah Berdirinya Kerajaan Safawi di Persia ............................................................ 26
3.2. Raja-Raja Safawiah .................................................................................................... 27
3.3. Gerakan Politik Ekspansi Kerajaan ............................................................................ 28
3.4. Situasi Ekonomi Kerajaan .......................................................................................... 28
3.5. Kemajuan Peradaban Islam ........................................................................................ 29
3.6. Kemunduran Dan Kehancuran Kerajaan Safawi ........................................................ 31
BAB III ......................................................................................................................................... 34
PENUTUP..................................................................................................................................... 34
3.1. Kesimpulan..................................................................................................................... 34
3.2. Saran ............................................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 35

2 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


BAB I
PENDAHULUAN
Dalam buku Ensiklopedi Islam, Jilid 2 (Jakarta, Ichtar Baru Van Hoeve) dijelaskan bahwa
sejarah Islam telah melalui tiga periode, yaitu periode klasik (650-1250), periode pertengahan
(1250-1800 M), dan periode modern (1800-sekarang).
Pada periode klasik, Islam mengalami kemajuan dan masa keemasan. Hal ini ditandai dengan
sangat luasnya wilayah kekuasaan Islam, adanya integrasi antarwilayah Islam, dan adanya
kemajuan di bidang ilmu dan sains.
Pada abad pertengahan, Islam mengalami kemunduran. Hal ini ditandai dengan tidak
adanya lagi kekuasaan Islam yang utuh yang meliputi seluruh wilayah Islam, dan terpecahnya
Islam menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah. Kerajaan-kerajaan itu antara lain:
a. Dinasti Usmani di Turki
b. Dinasti Safawi di Persia
c. Dinasti Mughol di India
Kerajaan-Kerajaan tersebut merupakan tiga kerajaan terbesar pada masa itu. Dan keadaan
politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan
berkembangnya tiga kerajaan besar Islam tersebut. Puncak kemajuan yang dicapai oleh Kerajaan
Usmani terjadi pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman al-Qanuni (1520-1566 M), puncak
kemajuan Kerajaan Safawi pada masa pemerintahan Abbas I (1588-1628 M), dan puncak
kemajuan Kerajaan Mughal pada masa Sultan Akbar (1542-1605 M).
Setelah masa tiga orang raja besar di tiga kerajaan tersebut, kerajaan tersebut mulai
mengalami kemunduran. Akan tetapi, proses kemunduran itu berlangsung dalam kecepatan yang
berbeda-beda. Di Kerajaan Mughal, setelah Akbar, untuk beberapa lama pemerintahan masih
dipegang oleh raja-raja besar, yaitu Jehengir (1605-1628 M), Syah Jehan (1628-
1658 M) dan Aurangzeb (1658-1707 M). Ketiga raja Mughal ini masih dapat mempertahankan
kemajuan yang dicapai pada masa Akbar. Baru setelah Aurangzeb, Kerajaan Mughal mengalami
kemunduran yang agak drastis. Kerajaan ini berakhir pada tahun 1858 M.
Kerajaan Usmani, setelah Sultan Sulaiman al-Qanuni wafat masih tetap kuat, bahkan masih
mampu melakukan ekspansi ke beberapa daerah Eropa Timur. Berbeda dengan dua kerajaan besar
yang lain, Kerajaan Usmani adalah yang terbesar. Karena itu, meskipun banyak mengalami

3 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


kemunduran yang cukup drastis di akhir abad ke-17 dan abad ke-18 M, ia tetap dipandang sebagai
sebuah Negara besar yang disegani lawan. Kerajaan ini baru berakhir pada abad ke 20-M.
Kemunduran yang paling drastis di alami Kerajaan Safawi. Setelah Abbas, raja-raja
Kerajaan Safawi adalah orang-orang yang lemah yang mengakibatkan kerajaan ini dengan cepat
mengalami kemunduran. Hanya satu abad setelah ditinggal Abbas, kerajaan ini mengalami
kehancuran.

4 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


BAB II
ISI
1. Kerajaan Usmani di Turki
1.1. Sejarah Berdirinya Turki Usmani (1300-1922 M)
Bangsa Turki Utsmani berasal dari keluarga Qabey atau dengan nama lain Kayi, salah satu
klan dari federasi suku Al-Ghaz Turki atau suku Qayigh Oghuz yang mendiami daerah Turkistan
di masa kekuasaan Raja Bighu. Silsilah mereka dapat ditelusuri pada sebuah suku kecil, yaitu suku
Oghu(Oghuz). Suku Oghuz ini adalah mendiami daerah mongol dan daerah bagian utara Cina.
Karena wilayah mereka bertetangga dengan Dinasti Samani dan Dinasti Ghaznawi, lambat laun
keturunan turki ini memeluk islam. Bangsa Turki merupakan bangsa petualang yang gemar
mengembara (Nomaden).
Dalam jangka waktu lebih kurang tiga abad, mereka pindah ke Turkistan kemudian Persia
dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad ke sembilan atau ke sepuluh ketika menetap di Asia
Tengah. Di bawah tekanan serangan-serangan Mongol pada abad ke-13 M bangsa Turki dengan
dipimpin Erthogrol melarikan diri menuju dinasti Saljuk untuk mengabdi pada penguasa yang
ketika itu dipimpin oleh Sultan Alauddin II. Erthogrol dan pasukannya bersekutu dengan pasukan
Saljuk membantu Sultan Alauddin II berperang menyerang Bizantium, dan usaha ini berhasil,
artinya pasukan Saljuk mendapat kemenangan. Atas jasa baiknya itu Sultan Alauddin II
menghadiahkan sebidang tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu bangsa
Turki terus membina wilayah barunya dan memilih Kota Syukut atau Suyut sebagai ibu kota.
Setelah Usman I mengumumkan dirinya sebagai Padisyah Al Usman ( raja besar keluarga
Usman) tahun 699 H (1300 M). Ia menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukkan kota
Broessa tahun 1317 M, kemudian, pada tahun 1326 M dijadikan sebagai ibu kota kerajaan. Pada
masa pemerintahan Orkhan (726H/1326 M-761 H/1359 M) kerajaan turki Usmani ini dapat
menaklukkan Azmir (Smirna) tahun 1327M,Thawasyanli (1330 M), Uskandar (1338 M),Ankara (
1354 M), dan Gallipoli (1356 M). Daerah ini adalah bagian Benua Eropa yang pertama kali
diduduki kerajaan Usmani.1

1
Dr.Badri Yatim, M.A,Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamyah II), (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 129- 131

5 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


1.2. Raja-Raja Usmani
Kerajaan Turki Usmani merupakan kerajaan islam yang berkuasa cukup lama
hampir tujuh abad lamanya (1281/1299-1924) dan merupakan kerajaan yang besar dan
Eropa Barat menyebutnya Ottoman Empire. Rentang waktu yang cukup panjang itu telah
diperintah 41 orang raja (sultan). Adapun penguasa-penguasa kerajaan Turki Usmani, sebagai
berikut:

1) Usman I (Osman) (1281 M)


2) Urhan I (1324 M)
3) Murad I (1360 M)
4) Bayazid I (1389 M)
5) Masa Peralihan Kekuasaan (1402 M)
6) Muhammad I (1413 M)
7) Murad II (1421 M)
8) Muhammad II/ Al-Fath Sang Penakluk (1444 M)
9) Murad II (1446 M)
10) Muhammad II Al-Fatih (Masa Jabatan ke-2) (1451M)
11) Bayazid II (1481 M)
12) Salim I (1512 M)
13) Sulaiman I (Al-Qanuni) (1520 M)
14) Salim II (1566 M)
15) Murad III (1574 M)
16) Muhammad III (1594 M)
17) Ahmad I (1603 M)
18) Mustafa I (Masa Jabatan ke-1) (1617 M)
19) Usman II (1618 M)
20) Mustafa I (Masa Jabatan ke-2) (1622 M)
21) Murad IV (1623 M)
22) Ibrahim (1640 M)
23) Muhammad IV (1648 M)
24) Sulaiman II (1678 M)
25) Ahmad II (1695 M)

6 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


26) Mustafa II (1695 M)
27) Ahmad III (1703 M)
28) Mahmud I (1730 M)
29) Usman III (1754 M)
30) Mustafa III (1757 M)
31) Abdul Hamid I (1774 M)
32) Salim III (1789 M)
33) Mustafa IV (1807 M)
34) Mahmud II (1808 M)
35) Abdul Majid I (1839 M)
36) Abdul Azis (1861 M)
37) Murad V (1876 M)
38) Abdul Hamid II (1876 M)
39) Muhammad V (Al-Rasyid) (1909 M)
40) Muhammad VI (Wahid Al-Din) (1918 M)
41) Abdul Majid II (hanya sebagai khalifah) (1922-1924 M)

Dari sekian penguasa tersebut, hanya sekitar 9 penguasa yang dipandang kuat dan
berwibawa, yaitu Usman I, Urhan I, Murad I, Bayazid I, Muhammad I, Murad II,
Muhammad III Al-Fatih, Salim I dan Sulaiman Al-Qanuni.

1.3. Gerakan Politik Ekspansi Kerajaan


1) Masa Usman I
Usman mulai mengadakan ekspansi ke daerah-daerah sekitarnya. Politik ekspansi
ini nampaknya didorong oleh beberapa factor, misalnya: pertambahan penduduk yang
begitu pesat karena meningkatnya imigrasi dari Anatolia Tengah, baik karena serbuan
bangsa Mongol maupun karena tindakan dinasti Saljuk sendiri, sehingga memerlukan
wilayah pemukiman baru. Mundurnya system pemerintahan wilayah Byzantium di
Anatolia dan tidak kepuasan kehidupan social dan keagamaan di daerah kekuasaan
Byzantium itu. Ekspansi itu dimaksudkan pula untuk memperkokoh eksistensinya sebagai
suatu Negara tersendiri. Setapak demi setapak wilayah keraajaan dapat diperluasnya, tahun

7 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


1317 M dapat menaklukan kota Broessa. Sumber sejarah menyebutkan setelah penaklukan kota
tersebut tahun 1326 M beliau mangkat.

2) Masa Urhan I

Setelah Usman mangkat pada tahun 1326 M, maka naik tahtalah puteranya Sultan Urhan
I. Dia adalah seorang yang gagah perkasa dan telah terdidik baik dimasa ayah dan neneknya, dan
telah memimpin peperangan yang besar-besar. Mula-mula pemerintahannya ialah iskisyihar,
kemudian dipindahkan ke Brossa. Lalu diangkatnya adiknya Alauddin menjadi perdana mentri
(Wajir Besar). Itulah permulaan kerajaan Usmani memakai Wazir besar, dengan sebutan “Shadr
Azam”. Dan diwaktu itu pula baginda melantik tentara baru yang lebih teratur, diberi nama
“Jikicari” (Tentara Baru), lebih terkenal dengan sebutan “Inkinsyariah”. Sulaiman putera Urhan
menaklukan kota izmid (Nicomidia) dan Nikia yaitu kota terbesar kedua sesudah Konstantinopel.
Namun beliau mati terjatuh dari atas kudanya ketika pergi berburu (759 H/ 1358 M). Itulah yang
menyebabkan kedudukan ayahnya Urhan, sehingga mangkat pula baginda dalam kesedihan
setahun belakang (761 H/ 1359M).

3) Masa Murad I

Setelah mangkat Urhan, maka naiklah puteranya, Murad. Diapun seorang kepala perang
yang gagah sebagaimana ayah dan neneknya. Mulai naik tahta pertama-tama dilakukannya ialah
menaklukan kota Ankara. Selanjutnya Murad mulai menaklukan kota Adrianopel (Aderne) pada
tahun 1361 M. Setelah itu ditaklukannya pula kota philopopolis. Dengan ditaklukannya kota ini,
Kerajaan Usmani telah dapat memegang kunci yang menghubungkan kerajaan-kerajaan
Byzantium, Serbia, dan Bulgaria, sehingga kaisar Byzantium tidak dapat lagi berbuat apa-apa.
Dengan usaha-usaha Sultan Murad ini, kerajaan Turki lima kali bertambah luas dari semula.
Melihat perkembangan yang demikian, timbulah kecemasan kerajaan-kerajaan Kristen Balkan,
sehingga mereka dengan segera meminta bantuan kepada Paus Urban V.
Permohonan raja-raja Balkan itu mendapat perhatian penuh dari Paus Urban, sehingga
dengan segera beliau mengirim surat kepada seluruh raja-raja Eropa Barat supaya bersiap
memerangi kaum muslimin, dam berjihad melawan “kafir” yang berbahaya itu, untuk memelihara
keagungan Nasrani.

8 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


Demi setelah sampai berita angkatan perang itu kepada bangsa Turki, mereka
sambutlah kedatangan tentara penyerang itu dengan gagah beraninya dipantai laut Maritza.
Tengah malam gelap gulita, tentara Turki menyerang tentara sekutu Balkan itu dengan
tiba-tiba, sehingga timbulah ketakutan dan hilang akal, sehingga menjadi kucar-kacir dan
lari lalu mendapat kekalahan yang sangat besar (1363 M). Dengan kemengangan itu,
Murad memasukkan pegunungan Balkan kedalam kekuasaannya. Dan Paus Urban
sangatlah bersedih hati mendengar berita kekalahan itu. Murad tidak berhenti meneruskan
perluasan kekuasaannya ke Eropa Timur. Dapatlah dikuasai Samakov, Sofia, Munatsir,
Nice, Serys, Saloniki, dan raja-raja Serbia serta Bulgaria membayar upeti kepada Kerajaan
Usmani.
Disamping perluasan ke Eropa, ditundukannya pula raja-raja Asia Kecil, sebagai
raja Karmian dan Raja Karman, yaitu bekan pecahan dari Kerajaan Saljuk. Kemudian raja-
raja Lazar dari Serbia dan Sisman, raja Bulgaria bersekutu untuk memerangi Turki. Mereka
dibantu pula oleh raja-raja Bosnia, Falakh, Albania, Herzegovina dan dibantu pula oleh
tentara kiriman raja Maghyar dan Polandia. Setelah tentara itu berkumpul, mereka yakin
akan kemenangan. Meskipun Sultan Murad telah tua, dengan gagah berani beliau sendiri
memimpin perlawanan hebat itu, perlawanan penentuan nasib (1389 M).
Dan kemanangan tetap di pihak baginda. Musuh kucar-kacir dan bangkai
bergelimpangan. Untuk melihat bekas peperangan dan memeriksa serdadu-serdadu yang
mati dan yang luka. Sultan Murad dengan stafnya berkeliling di medan perang yang telah
usai itu, mendengar pekik rintih orang yang luka, yang akan ditolong. Tiba-tiba diantara
bangkai yang bergelimpangan itu, bangun seorang bangsa serdadu bangsa Serbia dan
berdiri. Sebilah Jembia telah berada dalam tangannya. Lalu ditikamnya ke lambung Sultan,
mengenai perut baginda dengan itu sehingga baginda jatuh terhempas dan mati pada saat
itu juga (1389 M).

4) Masa Bayazid I

Maka naiklah puteranya Bayazid. Bayazid pun seorang gagah berani sebagaimana
ayahnya. Dia diberi gelar “Yaldrum”, artinya kilat. Karena dia menyerang negerilawannya
secepat kilat. Dan gelar Yaldrum itu kemudian diberikan kepada pahlawan-pahlawan Turki
yang gagah perkasa di dalam peperangan besar. Maka perluasan-perluasan daerah yang

9 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


telah dimulai oleh ayahnya diteruskan. Pada tahun 1391 baginda taklukan benteng Philadelfia, sisa
terakhir dari kota-kota Roma di Asia Kecil yang belum ditaklukan. Di Asia Kecil ditaklukan pula
Eiden, Sharukhan, Muntsya, karena tidak dapat bertahan lagi raja-raja ditempat itu melarikan diri
dan berlindung kepada Kastamoni di sebelah utara. Setelah itu baginda gabungkan pula kerajaan
Quman kedalam pemerintahan Turki di tahun 1392.
Diantara tahun-tahun 1393-1394 taklukan kota-kota Samsun, Kisariyah, Siwasm Tukat,
dan terakhir Kastamoni baginda rampas. Tiba-tiba datanglah suasana baru yang dahsyat, yaitu
penjarahan Timur Lenk ke Asia Kecil dan bermaksud hendak menghancurkan kekuasaan Turki
yang dipandang sebagai lawannya yang paling besar dan harus ditaklukan. Bayazid dan Timur
Lenk adalah sama tabiatnya, sama-sama keras dan kejam. Mulanya berbalas-balasan suarat yang
keras, kemudian terjadilah perang. Bay azid tidak dapat lagi menguasai dirinya lantaran murkanya,
sehingga tidak diingatnya lagi imbangan kekuatan. Dia membawa tentara menentang Timur Lenk
hanya 120.000 orang, sedang Timur Lenk datang dengan 800.000 orang. Meskipun dengan gagah
berani Bayazid bertempur, pastilah dia kalah karena bilangan tidak seimbang boleh dikatakan
hancur leburlah sisa tentara yang kurang dari 120.000 itu berhadapan dengan tentara 800.000 orang
lebih. Bayazid sendiri bersama puteranya Musa dan Arthogrol tertawan (1402 M).
Setelah Bayazid tertawan, dia dimasukkan kedalam keranda besi dan diangkut kemana-
mana, sampai meninggal dalam tawanan ditahun 1403 M. Boleh dikatakan hancurlah kerajaan
Usmani yang besar itu lantaran mangkatnya Bayazid dalam tawanan. Negeri-negeri di Asia kecil
yang telah lepas dari tangannya, dibangunkan kembali oleh Timur Lenk dan diserahkan kepada
amir-amir yang telah memihak kepadanya itu.

5) Masa Muhammad I

Setelah kemangkatan bayazid, puteranya Muhammad I naik tahta. Namanya disebut juga
Muhammad Jalby. Bangsa-bangsa dan raja-raja di eropa menyangka bahwa kerajaan Usmani
dibawah pimpinan Muhammad I ini, akan sama saja nasibnya dengan amir-amir kecil di Asia Kecil
itu. Tidak ada harapan bangun lagi. Tetapi Muhammad yang sabar dan bijaksana serta keras hati
itu dengan selangkah demi selangkah telah dapat menyusun kembali pusaka ayahnya yang kucar-
kacir. Satu demi satu saudara-saudaranya yang berdiri sendiri itu dapat dikalahkannya. 10 tahun
lamanya dia menghadapi perang saudara.

10 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


Sultan Muhammad I mangkat pada tahun 1421 M. Setelah berhasil menyusun
kembali kerajaan Turki Usmani dan menaklukan beberapa negeri yang dahulunyatelah
lepas, sehingga kembalilah kebesaran dan kehebatannya dimata musuh-musuhnya. Dan
tercenganglah kerajaan-kerajaan Eropa melihat kebangkitan yang menyilaukan mata itu,
karena tidak disangka-sangka akan secepat itu.

6) Masa Murad II

Setelah Muhammad mangkat, puteranya Murad menjadi penggantinya. Usianya


ketika naik tahta, baru 18 tahun. Siasat ayahnya yang mencari perdamaian dengan
kerajaan-kerajaan Eropa Timur itu dilanjutkannya. Sultan Murad telah beberapa kali
memenangkan peperangan, salah satunya pada saat diadakannya perjanjian suci. Meskipun
dalam perjanjian ini banyak kerugian yang menimpa Sultan Murad, semua dihadapinya
dengan hati teguh. Suasana pikiran beliau semakin tergoncang, karena tiba-tiba meninggal
putera sulungnya yang amat dicintainya Alauddin. Setelah kematian anaknya, timbul
perasaan zuhud yang sangat mendalam dan membenci kehidupan keduniaan.
Ternyata perjanjian ini dikhianati oleh koalisi Eropa Timur. Akhirnya mereka
menyusun kekuatan yang lebih besar dan yang tergabung di dalamnya adalah Inggris,
Perancis, Bougondia, Milaan, Florensa, Venesia, dan Genoa. Mengetahui hal itu, sultan
Murad kembali ke Adrianopel setelah mengasingkan diri di Maghnisia (salah satu kota di
Asia kecil) dan menyusun kekuatan untuk menghadapi koalisi tersebut. Kedua pasukan
bertemu di Wina (Wilayah Eropa) dan berhasil mengalahkan pasukan koalisi.
Keberhasilan tentara Usmani dalam peperangan tersebut mendapat ucapan selamat
dari kaisar Konstantinopel dan memohon diikat perjanjian baru yang menjamin kedudukan
baginda, tawaran itu diterima baik oleh Sultan Murad. Kemudian Sultan Murad
menundukan kembali Duke Florensa Nerio Acciaveli yang telah ingkar membayar upeti.
Menundukan kepala negri Mora yang telah membuat benteng mengelilingi negrinya pada
tahun 1446 M. Menaklukan kembali Albania 1447M, Hongaria 1448 M, dan Kroasia 1449
M. Setelah kesuksesan Sultan Murad memperluas wilayah kekuasaannya, beliaupun wafat
pada tanggal 3 Muharram 855 H/ 5 Februari 1451 M.

11 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


7) Masa Muhammad II Al-Fatih

Sultan Muhammad lebih terkenal dengan gelaran “Al-Fatih” (penakluk), adalah laksana
mahkota diatas kening sejarah Bani Usman khususnya dan dalam sejarah islam umumnya. Bahkan
menjadi pembuka pintu bagi perubahan perpindahan sejarah dunia dari zaman tengah kepada
zaman baru. Karena beliaulah yang menaklukan kota Konstantinopel, tempat kedudukan Kerajaan
Roma Timur atau Byzantium beratus tahun lamanya.
Kerajaan Usmani merasa bahwa kekuasaannya yang telah sekian lama dan luas di Asia
Kecil dan Eropa timur, belumlah akan kokoh kalau Konstantinopel belum ditaklukan. Penaklukan
Konstantinopel adalah urusan hidup mati bagi Kerajaan Usmani. Namun pada saat pertempuran
memperebutkan Kostantinopel, kaisar Bizantium terbunuh dan Konstantinopel jatuh ke tangan
Usmani. Sultan Muhammad II memasuki kota, kemudian mengganti nama Konstantinopel
menjadi Istambul dan menjadikannya sebagai ibukota kerajaan Usmani.
Perluasan Kerajaan Usmani belumlah usai, pada tahun 1458 sampai tahun1560 baginda
berjuang menundukan Serbia, sampai akhirnya negeri itu ditaklukan langsung. Semua peperangan
itu menjadi lancer jalannya, sebab kunci hubungan Asia dengan Eropa telah menjadi pusat
kekuasaannya, Konstantinopel.

8) Masa Salim I

Pada masa pemerintahan Salim juga dikenal sebagai penguasa yang melakukan gerakan
ekspansi Kerajaan Turki Usmani. Sebab Sultan Salim ini adalah seorang sultan yang berdarah
perang. Dengan darah perangnya itu, Sultan Salim dapat memenangkan peperangan dan dapat
merebut beberapa wilayah seperti negri Syam dan Mesir. Dan oleh sebab negri Hejaz pun selama
ini tunduk dibawah kekuasaan raja-raja mesir, dengan sendirinya terbawa pulalah hejaz kebawah
naungan kerajaan usmani.

9) Masa Sulaiman I Al-Qanuni

12 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


Setelah Salim I mangkat, maka naiklah Sulaiman (1520 M). Diwaktu baginda naik
tahta, kerajaan Turki Usmani telah sampai ke puncak kemegahannya, baik ke barat ataupun
ke timur. Pada masa kejayaan, Sultan Sulaiman mendirikan beberapa masjid dan bangunan.
Masjid baru itu baginda hiasi dengan empat menara yang tinggi, hendaklah lebih tinggi
dari gubah masjid Aya Sophia. Masjid itu baginda beri nama “Masjid Sulaiman”. Adapun
dalam hal bangungan, baginda mendirikan 55 buah madrasah tempat mempelajari agama,
7 buah asrama besar untuk mempelajari Al-Quran, 5 buah takiyah, yaitu tempat memberi
makan fakir miskin, 3 buah rumah sakit, 7 buah surau, 7 buah jembatan, 33 buah istana, 18
buah rumah pasanggrahan, 5 buah museum, 33 buah tempat mandi umum, dan 19 buah
gubah.
Setelah memerintah Kerajaan Turki Usmani kurang lebih 46 tahun (1520-1566M),
beliau wafat dengan meninggalkan nama yang harum bagi pemerintahan Usmani dan
wilayah yang luas, mencakup 3 benua, Asia meliputi: Asia Kecil, Armenia, Irak, Syiria,
Hajaz, Yaman dan Aden. Afrika meliputi: Mesir, Ubia, Tunisia, Aljazair, dan Sudan. Eropa
meliputi: Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, Kroasia, dan Rumania.

1.4. Situasi Ekonomi Kerajaan Usmani


Perkembangan ekonomi merupakan hal yang termasuk dominan dalam
membicarakan suatu Negara, karena ukuran utama maju mundurnya suatu Negara atau
bangsa banyak ditentukan pleh factor-faktor ekonomi. Mesir yang merupakan pusat
ibukota Kerajaan Mamluk, merupakan kota yang sangat strategis. Posisi Mesir yang sangat
strategis ini terletak dengan Syiria dan Hijaz serta merupakan pintu gerbang ke daerah
Afrika Utara. Tanahnya yang subur merupakan lumbung bagi kerajaan Mamluk. Itulah
sebabnyapada periode awal mengapa Amr bin Ash mengusulkan kepada khalifah Umar
bin Khattab agar Mesir ditaklukkan karena mengingat posisinya yang strategis dan
kesuburan tanahnya tersebut dan juga untuk memelihara keberadaan serta kelestarian
wilayah yang sudah ada.
Tiga kerajaan yang pernah membawa kejayaan di Mesir sebelum Usmani, yaitu
Kerajaan Mamluk, Kerajaan Fatimiyah dan Ayyubiah, telah mewariskan nilai-nilai
pembangunan kepada pemerintahan Usmani. Salah satu bidang yang dikembangkan oleh
pemerintahan sebelumnya adalah bidang pertanian, kemudian dikembangkan dengan

13 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


memproduksi minyak goreng. Pertanian mengalami kemajuan karena ibukota kerajaan sendiri
terletak dalam satu daerah yang paling baik untuk itu, yaitu adanya sungai Nil yang membawa
kesuburan di dalam negeri ini. Penguasa Usmani tidak hanya mementingkan pertanian,
perindustrian juga mendapatkan prioritas dari pemerintah. Bahan baku perindustrian tentu dari
pertanian maupun perkebunan yang telah dikembangkan. Salah satunya di Syiria diproduksi
minyak zaitun dan di Persia diproduksi permadani.
Sebagaimana lazimnya, kemajuan di bidang pertanian dan perindustrian tentunya
membutuhkan daerah pemasaran. Segala usaha yang ditempuh untuk memajukan perdagangan dan
memudahkan jalan-jalannya, serta memperluas jaringan-jaringan, maka pihak pemerintah lalu
membuka hubungan dagang dengan Negara-negara India, China, dan Eropa. Jenis komoditif yang
diperdagangkan adalah buah-buahan, kayu, porselin, persenjataan, beras, gula, kapas, kopi, dan
lain-lain menuju Idia dan China. Sementara itu, komoditif yang paling laku ke daerah Eropa adalah
gandum, kopi dan gula yang berasal dari bagian selatan Laut Merah. Daerah-daerah yang dikuasai
oleh Kerajaan Usmani merupakan bekas kekuasaan umat islam sebelummya. Salah satu hasilnya
adalah terintegrasinya daerah-daerah yang ditaklukan kedalam satu kesatuan social politik yang
disebut dunia islam. Selanjutnya, dunia islam merupakan suatu kawasan ekonomi yang terpadu
dalam suatu jaringan secara bersama-sama. Jaringan tersebut terbentang dari Timur Tengah,
Afrika, Laut Tengah ke wilayah-wilayah Eropa. Dengan demikian pada masa pemerintahan
usmani muncul pusat-pusat perdagangan, seperti Mesir, Syiria, Persia, Sudan, Yaman dan kota-
kota lainnya.
Kemudian salah satu sector yang dikembangkan Kerajaan Usmani untuk mengisi pundi-
pundi keuangan Negara adalah dengan memberlakukan pembayaran pajak khususnya dari Negara-
negara taklukan yang wilayahnya cukup luas. Di samping itu, sumber pemasukan atau devisa
negara diperoleh dari kharaj yang diambil dari penduduk non muslim dan termasuk pajak lintas
laut.

1.5. Kemajuan Peradaban Islam


1) Bidang Seni Arsitektur dan Ilmu Pengetahuan

Arsitektur berasal dari bahasa Yunani, yaitu Architekton, yang berarti berdiri stabil dan
kokoh. Dalam istilah sehari-hari, arsitektur dapat dipahami sebagai seni dan ilmu merancang serta

14 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


membuat konstruksi bangunan. Oleh karena itu, jika arsitektur dimaknai sebagai the art of
building, maka perkembangan awal arsitektur dinasti Usmaniah, dapat dilihat dari kebijakan
penguasa dinasti ini ketika menetapkan ibukota pemerintahannya. Sebab, bagaimanapun
juga kebijakan ini merupakan sub system yang terkait erat dengan strategi pembangunan
Negara dan perkembangan seni arsitektur pada era selanjutnya.
Di bidang arsitektur, pada masa Sultan Sulaiman dikenal pula arsitektur Mu’amar
Sinan, seorang ahli tata kota dan interior. Sinan bahkan telah mendesain 21 unit bangunan
di 8 kota. Satu diantara hasil karyanya yang megah adalah Al-‘Imarat Al-Madaniyati.
Bahkan menurut Philip K.Hitti, Sinan telah mampu menyelesaikan 235 buah bangunan
yang terdiri dari masjid, rumah sakit, sekolah, gedung, jembatan, dan lain sebaginya. Pada
umumnya, nama masjid pada dinasti usmaniah diambil dari nama sultan (penguasa) yang
mendirikannya. Kemudian ketika sultan yang mendirikannya meninggal, jenazahnya akan
dimakamkan di samping masjid yang didirikannya.
Pada umumnya, seni arsitektur yang dikembangkan pada dinasti usmaniah
mengambil corak yang sedikit berbeda dengan seni arsitektur sebelumnya. Perkembangan
tersebut dapat dilihat dari bentuk arsitektur masjid, istana, kuburan, rumah sakit, sekolah
dan bentuk tempat pemandian.

a. Arsitektur masjid

Corak seni arsitektur pada masa Dinasti Usmaniah mengambil tiga bentuk, yaitu
tipe masjid lapangan, masjid madrasah, dan masjid kubah. Umumnya, arsitektur yang
dikembangkan Dinasti Usmaniah dipadu dengan corak interior melalui paduan warna yang
harmonis dan tulisan kaligrafi.

b. Arsitektur Istana

Corak hias istana didasarkan pada pola ornament arabesk dengan hiasan geometris
marmer yang berwarna. Dalam istana terdapa hiasan yang berupa lukisan-lukisan yang
menggambarkan makhluk hidup, bahkan terkadang dilukis dalam bentuk relief. Salah
seorang pelukis muslim yang terkenal pada masa pemerintahan dinasti ini adalah Taifik
Pash dan Ibrahim Pasha.

15 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


c. Arsitektur Kuburan

Bentuk arsitektur kuburan pada masa Dinasti Usmaniah mengambil corak bangunan
berkubah. Antara gang-gangnya ditata mengelilingi bangunan kuburan dengan bangunan beratap.

d. Arsitektur Pemandian Umum

Bangunan tempat pemandian umum dirancang dengan pola arsitektur khusus.


Bangunannya berbentuk persegi panjang yang beratap rata dibagian depannya dan beratap kubah
pada bagian sumber airnya. Selain itu, tempat pemandian ini dilengkapi dengan berbagai relief
tumbuh-tumbuhan dan binatang, terutama bagi tempat peristirahatan.

2) Bidang Keagamaan dan Budaya

Kehidupan keagamaan merupakan bagian dari system social dan politik Turki Utsmani.
Ulama mempunyai kedudukan tinggi dalam kehidupan Negara dan masyarakat. Mufti sebagai
pejabat tinggi agama, tanpa legitimasi Mufti keputusan hokum kerajaan tidak dapat berjalan. Pada
masa ini kehidupan tarekat berkembang pesat. Al-Bektasi dan Al-Maulawi merupakan dua ajaran
tarekat yang paling besar. Al-Bektasi merupakan tarekat yang sangat berpengaruh terhadap tentara
Yeniseri, sedangkan Al-Maulawi berpengaruh besar di kalangan penguassa sebagai imbangan dari
kelompok Yeniseri Bektasi.

3) Bidang Militer dan Pemerintahan


a. Bidang kemiliteran

Para pemimpin kerajaan Usmani pada masa-masa pertama adalah orang-orang yang kuat
sehingga dapat melakukan ekspansi dengan cepat dan luas. Kemajuan kerajaan Usmani tidak
semata mata karena keunggulan politik para pemimpinnya. Faktor-faktor tersebut adalah
keberanian, keterampilan, ketangguhan dan kekuatan militernya yang sanggup bertempur kapan
dan dimana saja. Strategi yang dilakukan diantaranya adalah:

a) Kekuatan militer diorganisasi dengan baik dan teratur. Untuk pertama kali dilakukan ketika
terjadi kontak senjata dengan Eropa yang mencapai kemenangan. Ekspansi kerajaan ini
pertama kalinya lebih banyak ditujukan ke Eropa Timuryang belum masuk dalam wilayah
kekuasaan dan agama islam.

16 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


b) Mengadakan perombakan besar-besaran dalam tubuh militer. Hal ini dilakukan Orkhan
ketika kesadaran prajuritnya menurun.
c) Pembaharuan dalam tubuh organisasi militer oleh Orkhan tidak hanya dalam bentuk mutasi
personil-personil pimpinan, tetapi juga diadakan perombakan dalam keanggotaan. Bangsa-
bangsa non-Turki dimasukkan sebagai anggota, anak-anak Kristen yang masih kecil
diasramakan dan dibimbing dalam suasana Islam untuk dijadikan prajurit. Program ini
ternyata berhasil dengan terbentuknya kelompok militer baru yang disebut pasukan
Jenissari atau Inkisyariah. Pasukan Inkisyariah adalah tentara utama Dinasti Usmani yang
terdiri dari bangsa Gerrgia dan Armenia yang baru masuk islam. Pasukan inilah yang dapat
mengubah Negara Usmani menjadi mesin perang yang paling kuat dan memberikan
dorongan yang amat besar dalam penaklukkan negeri-negeri non muslim.

b. Bidang Pemerintahan

Keberhasilan ekspansi bangsa Turki selain strategi dalam bidang kemiliteran


tersebut tidak terlepas dengan bidang pemerintahannya sehingga tercipta jaringan
pemerintahan yang teratur, strategi yang dilakukan Turki adalah:

a) Dalam mengelola wilayah yang luas sultan-sultan Turki Usmani senantiasa bertindak
tegas.
b) Dalam struktur pemerintahan, sultan sebagai penguasa tertinggi, dibantu oleh shadr al-
a’zham (perdana menteri), yang membawahi pasya (gubernur). Gubernur mengepalai
daerah tingkat I. Dibawahnya terdapat beberapa orang al-zanaziq atau al-‘alawiyah
(bupati). Pada masa Muhammad II dibentuklah sebuah divisi fungsional diantar jabatan
perdana menteri, tokoh-tokoh agama, jabatan administrasi keuangan Negara, dan beberapa
keluarga Turki dipulihkan martabatnya dan diperkenankan menjadi property mereka.
c) Dimasa Sultan Sulaiman I disusun sebuah kitab undang-undang (qanun). kitab tersebut
diberi nama Multaqa al-Abhur, yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Turki Usmani
sampai datangnya reformasi pada abad ke-19. Karena jasa Sultan Sulaiman I yang amat
berharga ini, di ujung namanya ditambah gelar al-Qanuni.
d) Sultan, pasukan Jannesari dan tarekat-tarekat bekerja sama. hal ini terlihat pada Tarekat
Bektasyi (Bektasia) yang memiliki banyak pengikut dari kalangan Janissari, tarekat

17 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


Maulawi (Molevis) didukung oleh para sultan untuk menghadang ancaman mereka dari
kerjasama Jannisari-Bektasy.
e) Muhammad II berusaha mendukung dewan kependetaan mereka Yunani ortodoks dengan
mengakui hak sipil mereka sebagai hak otoritas keagamaan atas jama’ah gereja.
f) Memusatkan kontrol pemerintahan dengan memberlakukan pemeriksaan pajak dan
menggabungkan beberapa teritori budak yang merdeka ke dalam sistem timar, dan
memberlakukan kitab-kitab hukum secara sistematis yang memuat organisasi negara dan
kewajiban warga Negara.
g) Sultan Usmani menggabungkan dimensi patrimonial Islam dan dimensi imperial. Negara
merupakan rumah tangganya, rakyat merupakan pembantu pribadinya. Tentara merupakan
budaknya yang secara pribadi harus setia kepadanya. Teritorial Imperium merupakan
properti pribadinya, bahkan sebagian diberikan kelompok penguasa dalam bentuk iqta’.
Pengalihan hak atas pendapatan Negara dalam bentuk apapun tidaklah dipandang sebagai
penyimpangan atas kepemilikan absolute sang sultan.
h) Salah satu konsep yang diterapkan oleh Usmani adalah perbedaan antara askeri dan re’aya
yaitu antara kalangan elit penguasa dan yang dikuasai, elit pemerintah dan warga Negara,
antar tentara dan pedagang, antara petugas pemungut pajak dan pembayar pajak. seseorang
dapat menjadi elit Usmani melalui kelahiran (keturunan) atau melalui pendidikan sekolah-
sekolah kerajaan, kemiliteran atau pendidoikan sekolah keagamaan.
i) Masyarakat awam muslim merupakan sebuah warga atau penduduk awam, diorganisasikan
dalam sebuah cara yang sejenis. Pihak Usmani dengan tegas mem,bawanya dibawah
pengendalian Negara. Hal ini dikarenakan untuk memperluas dukungan terhadap elit
ulama dan sufi. Dukungan Usmani ini mengantarkan pada pengorganisasian sebuah sistem
pendidikan madrasah yang tersebut luas.

4) Bidang Pemberdayaan Perempuan

Kaum perempuan di wilayah kekuasaan Dinasti Usmani memiliki keterlibatan dalam


berbagai aktifitas publik dan akses untuk mengaktualisasikan hak-hak kepemilikan mereka.
Mereka tidak hanya berhak aktif di forum umum, mereka membuka peluang untuk menjadi
partisipan di dunia usaha. Berbagai data menunjukkan bahwa banyak perempuan yang terlibat
dalam dunia usaha. Mereka cenderung lebih banyak menjadi penjual dari pada pembeli. Statistik

18 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


volume transaksi jual beli di wilayah kekuasaan dinasti usmani menunjukkan bahwa
aktifitas mereka sebagai penjual tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan aktifitas
pembelian mereka. Namun keterlibatan mereka di sektor usaha ini tidak dapat
mengimbangi intensitas kelompok laki-laki. Setidaknya dengan menunjukkan adanya
akses bagi perempuan untuk memasuki kegiatan usaha. Hal senada juga dikemukakan oleh
Gokalp untuk mereduksi kebudayaan Turki dalam berbagai aspek. Ia memprakarsai
persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, sehingga mereka dapat berperan untuk
kemajuan bangsa mereka.
Dalam bidang pendidikan, perempuan Turki cukup mendapat perhatian, tuntutan terhadap
pentingnya pendidikan semakin meningkat. Meningkatnya kebebasan keuangan perempuan
terdidik Turki, membawa pengaruh terhadap hubungan perkawinan dan kekeluargaan, seperti
masalah poligami dalam struktur masyarakat islam dianggap sebagai kelaziman sosial. Data
sejarah tentang kasus poligami di Turki abad XVII, menunjukkan bahwa dari sekitar dua ribu kelas
menengah, hanya dua puluhan saja yang melakukan poligami. Mustafa Kamal juga mengajukan
dan melakukan reformasi, termasuk untuk pemberdayaan perempuan dalam bidang politik dengan
memberikan hak untuk memilih dan dipilih sebagai anggota parlemen sejak bulan Desember 1934.
Kantor-kantor pemerintah dan organisasi sosial menaruh perhatian dalam melakukan program
kesejahteraan sosial. Beberapa organisasi perempuan aktif dalam kerja sosial untuk meningkatkan
pemberdayaan, kedudukan dan kesejahteraan perempuan. Hal tersebut tidak mereka peroleh pada
masa sebelumnya.

1.6. Kemunduran kerajaan utsmani


Kehancuran imperium Utsmani merupakan transisi yang lebih komplek dari
masyarakat Islam imperial abad 18. Menjadi negara-negara nasional modern, rezim
Utsmani menguasai wilayah yang sangat luas, meliputi Balkan, Turki, Timur Tengah,
Mesir dan Afrika Utara, dan pada abad ke-19, secara substansial Utsmani memperbaiki
kekuasaan pemerintah pusat, mengkonsolidasikan kekuasaannya atas beberapa propinsi

19 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


dan melancarkan reformasi ekonomi, sosial, dan kultural yang dengan kebijakan tersebut mereka
berharap dapat menjadikan rezim Utsmani mampu bertahan di dunia modern.2
Meskipun Utsmani telah berjuang mempertahankan reformasi negara dan
masyarakat, namun perlahan-lahan imperium Utsmani kehilangan wilayah kekuasaannya.
Beberapa kekuatan Eropa yang terlebih dahulu mengkonsolidasikan militer, ekonomi dan
kemajuan teknologi mereka sehingga pada abad ke-19 bangsa Eropa jauh lebih kuat
dibandingkan rezim Utsmani.
Untuk dapat bertahan, rezim Utsmani bergantung pada keseimbangan kekuatan-
kekuatan Eropa. Hingga tahun 1878 kekuatan Inggris dan Rusia berimbang dan hal ini
menyelamatkan rezim Utsmani dari mereka, namun pada tahun 1878 sampai 1914,
sebagian besar wilayah Balkan menjadi merdeka dan Rusia, Inggris, dan Austria Hungaria
semua merebut sejumlah wilayah Utsmani hingga ia menjadi imperium yang tidak
beranggota, memuncak pada akhir Perang Dunia I lantaran terbentuknya sejumlah negara
baru di Kemunduran
Turki dan di Timur
Turki Utsmani
Tengah Arab.
terjadi setelah wafatnya Sulaiman Al-Qonuni. Hal ini
disebabkan karena banyaknya kekacauan yang terjadi setelah Sultan Sulaiman meninggal
diantaranya perebutan kekuasaan antara putera beliau sendiri. Para pengganti Sulaiman sebagian
besar orang yang lemah dan mempunyai sifat dan kepribadian yang buruk. Juga karena
melemahnya semangat perjuangan prajurit Utsmani yang mengakibatkan kekalahan dalam
mengahadapi beberapa peperangan. Ekonomi semakin memburuk dan system pemerintahan tidak
berjalan semestinya. Selain faktor diatas, ada juga faktor-faktor yang menyebabkan kerajaan
Utsmani mengalami kemunduran, diantaranya adalah :3

1) Wilayah Kekuasaan yang Sangat Luas


2) Heterogenitas Penduduk
3) Kelemahan para Penguasa
4) Budaya pungli
5) Pemberontakan Tentara Jenissari

2
Badri Yatim, Loc.Cit.
3
Badri Yatim. Ibid. hl. 221-224

20 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


2. Kerajaan Mughal di India
2.1. Sejarah berdirinya Kerajaan Mughal di India
Kerajaan Mughal merupakan kelanjutan dari kesultanan Delhi, sebab ia menandai
puncak perjuangan panjang untuk membentuk sebuah imperium India muslim yang
didasarkan pada sebuah sintesa antara warisan bangsa Persia dan bangsa India. Kerajaan
Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di India. Jika pada dinasti-dinasti sebelumnya
Islam belum menemukan kejayaannya, maka kerajaan ini justru bersinar dan berjaya.
Keberadaan kerajaan ini dalam periodisasi sejarah Islam dikenal sebagai masa kejayaan
kedua setelah sebelumnya mengalami kecemerlangan pada dinasti Abbasiyah.
Kerajaan Mogul (Mughal-pen) ini didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur
(1526-1530M) salah satu dari cucu Timor Lenk. Ayahnya Umar Mirza, penguasa
Ferghana. Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya ketika ia masih berusia 11
tahun. Ia berambisi dan bertekat akan menaklukkan Samarkand yang menjadi kota penting
di Asia Tengah pada masa itu. Pada mulanya, ia mengalami kekalahan, tetapi karena
mendapat bantuan dari Raja Safawi, Ismail I akhirnya berhasil menaklukkan Samarkand
pada tahun 1494 M.

Pada tahun 1504 M, ia menduduki Kabul, ibu kota Afganistan. Setelah Kabul dapat
ditaklukkan, Babur meneruskan ekspansinya ke India. Kala itu Ibrahim Lodi, penguasa
India, dilanda krisis, sehingga stabilitas pemerintahan menjadi kacau. Alam Khan, paman
dari Ibrahim Lodi, bersama-sama Daulat Khan, Gubernur Lahore, mengirim utusan ke
Kabul, meminta bantuan Babur untuk menjatuhkan pemerintahan Ibrahim Lody di Delhi.
Permohonan itu langung diterimanya. Pada tahun 1525 M, Babur berhasil menguasai
Punjab dengan ibu kota Lahore.

Setelah itu, ia memimpin tentaranya menuju Delhi. Pada 21 April 1526 M,


terjadilah pertempuran yang dahsyat di Panipat. Ibrahim Lody beserta ribuan tentaranya
terbunuh dalam pertempuran itu. Babur memaski kota Delhi sebagai pemenang dan
menegakkan pemerintahannya di sana. Dengan demikian berdirilah Kerajaan Mughal di
India.

Dari pendapat di atas, sesuatu yang dapat disepakati bahwa Kerajaan Mughal
merupakan warisan kebesaran Timur Lenk, dan bukan warisan keturunan India yang asli.

21 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


Meskipun demikian, Dinasti Mughal telah memberi warna tersendiri bagi peradaban
orang-orang India yang sebelumnya identik dengan agama Hindu.
Babur bukanlah orang India. Syed Mahmudunnasir menulis, “Dia bukan orang
Mughal. Di dalam memoarnya dia menyebut dirinya orang Turki. Akan tetapi, cukup aneh,
dinasti yang didirikannya dikenal sebagai dinasti Mughal. Sebenarnya Mughal menjadi
sebutan umum bagi para petualang yang suka perang dari Persia di Asia Tengah, dan
meskipun Timur (Timur Lenk) dan semua pengikutnya menyumpahi nama itu sebagai
nama musuhnya yang paling sengit, nasib merekalah untuk dicap dengan nama itu, dan
sekarang tampaknya terlambat untuk memperbaiki kesalahan itu.”

2.2. Raja-raja di Kerajaan Mughal India


1) 1526-1530 M dipimpin oleh Zahiruddin Muhammad Babur
2) 1530-1556 M dipimpin oleh Humayun
3) 1556-1605 M dipimpin oleh Akbar Syah I
4) 1605-1627 M dipimpin oleh Jahangir
5) 1627-1658 M dipimpin oleh Syah Jehan
6) 1658-1707 M dipimpin oleh Aurangzeb (Alamgir I)
7) 1707-1712 M dipimpin oleh Bahadur Syah I
8) 1712-1713 M dipimpin oleh Jihandar Syah
9) 1713-1719 M dipimpin oleh Farrukh Siyar
10) 1719-1748 M dipimpin oleh Muhammad Syah
11) 1748-1754 M dipimpin oleh Ahmad
12) 1754-1759 M dipimpin oleh Alamgir II
13) 1759-1806 M dipimpin oleh Alam II
14) 1806-1837 M dipimpin oleh Akbar II
15) 1837-1858 M dipimpin oleh Bahadur Syah II

2.3. Gerakan Politik Ekspansi


1) Raja Humayun
Setelah perluasan daerah kekuasaannya, ia menaklukkan penyerangan di Bengal
untuk membantu penguasa daerah itu (Sultan Mahmud) yang sedang melawan Sher
Syah Syah Suri. Ketika peperangan terjadi, beliau kehilangan kontak untuk mengontrol

22 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


kekuasaannya di Delhi dan Agra. Ternyata kedua wilayah tersebut dikendalikan oleh
saudaranya (Hindal). Peperangan tersebut mengalami kekalahan. Pasukan beliau
dipukul mundur oleh Sher Syah, hingga melarikan diri ke Iran pada Juli 1543 untuk
meminta bantuan dari raja Persia (Syah Tahmasp). Raja Persia membantu beliau dan
bisa menaklukan Qandahar dan Kabul.
Di luar India Syah Syah Suri memperkokoh kekuasaanya dan melakukan
pembaruan dibidang administrasi, keuangan, perdagangan, komunikasi keadilan,
perpajakan, dan pertanian. Namun ia wafat pada 22 Mei 1545. Tahtanya digantikan
kepada putranya Ismail Syah yang memerintah dari 1545-1553. Ia tidak sesukses
ayahnya, setelah ia wafat. Tahtanya digantikan kepada anaknya Firuz yang masih
muda, berumur 12 tahun. Namun ia dibunuh oleh pamannya sendiri, Mubariz Khan,
yang menjadi penguasa meskipun menghadapi tantangan.
Humayyun memanfa’atkan kekacauan pemerintahan musuhnya, sehingga bisa
merebut kembali Delhi dan Arga. Namun ia wafat karena kecelakaan, jatuh dari lantai
dua perpustakaan Sher Mandal, di Delhi, pada Januari 1556.
2) Raja Akbar Khan
Sistem pemerintahan Akbar adalah militeristik. Pemerintahan pusat dipegang oleh
raja. Pemerintahan daerah dipegang oleh Sipah Salar atau kepala komandan.4
Sedangkan subdistrik dikepalai oleh Faudjar atau komandan. Jabatan-jaatan sipil juga
memakai jenjang militer dimana para pejabatnya diwajibkan mengikuti latihan militer.5
Selama menjalankan pemerintahan, Akbar menekankan terciptanya stabilitas dan
keamanan dalam negeri. Dia menyadari bahwa masyarakat India merupakan
masyarakat yang plural, baik dari segi agama maupun etnis. Kebijakan-kebijakannya
dibuat untuk tetap menjaga persatuan di wilayahnya. Akbar menerapkan politik “Sulh-
E-Kul” atau toleransi universal, yang memandang semua rakyat sama derajatnya.6
Dalam bidang agama Akbar menciptakan Din-i-Ilaihi, yaitu menjadikan semua
agama yang ada di India menjadi satu. Tujuannya adalah kepentingan stabilitas politik.
Dengan adanya penyatuan agama ini diharapkan tidak terjadi permusuhan antar

4
Ibid, hlm.143
5
Tohir, Ajid, perkembangan peradaban di dunia islam( Jakarta: PT Raja Grafindo,2004) cet I, hlm. 174-175
6
Baadri Yatim. Op. Cit, hlm.144

23 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


pemeluk agama. Untuk merealisasikan ajarannya, Akbar mengawini putri Hindu
sebanyak dua kali, berkhutbah dengan menggunakan simbol hindu, melarang menulis
dengan huruf Arab, tidak mewajibkan khitan dan melarang menyembelih dan
memakan daging sapi.7
Usaha lain Akbar adalah membentuk Mansabdharis, yaitu lembaga public service
yang berkewajiban menyiapkan segala urusan kerajaan, seperti menyiapkan sejumlah
pasukan tertentu. Lembaga ini merupakan merupakan satu kelas penguasa yang terdiri
dari berbagai etnis yang ada, yaitu Turki, afghan, Persia dan Hindu.8

2.4. Situasi Ekonomi Kerajaan


Dalam bidang ekonomi, dinasti Mughal dapat mengembangkan sektor pertanian,
pertambangan dan perdagangan. Akan tetapi, sumber keuangan Negara lebih banyak
bertumpuk pada sektor pertanian. Pada sektor pertanian, komunikasi antar pemerintahan
dan petani diatur dengan baik. Peraturan itu didasarkan atas lahan pertanian.
Disamping untuk kebutuhan dalam negri, hasil pertanian itu diekspor ke
eropa,afrika, dan asia tenggara bersamaan dengan hasil kerajinannya. Untuk meningkatkan
produksi sultan jehangir mengizinkan inggris pada tahun 1611M dan belanda pada tahun
1617M untuk mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian.
Penghasilan Negara pada zaman pemerintahan sultan akbar kira-kira 500 pound
pertahun. Pada zama aurengzib meningkat sampai 1 miliyar pertahun. Jadi hasil
pembelanjaan Negara dalam 1 tahun rata-rata 2 miliyar rupe atau 100 juta pound(Hamka,
1981:150,151,dan 158).

2.5. Kemajuan Peradaban Islam


1) Bidang Poitik dan Militer
Sistim yang menonjol adalah politik Sulh-E-Kul atau toleransi universal. Sistem ini
sangat tepat karena mayoritas masyarakat India adalah Hindu sedangkan Mughal adalah
Islam. Disisi lain terdapat juga ras atau etnis lain yang juga terdapat di India. Lembaga
yang produk dari Sistim ini adalah Din-I-Ilahi dan Mansabhadari. Dibidang militer,
pasukan Mughal dikenal pasukan yang sangat kuat. Mereka terdiri dari pasukan gajah

7
ibid
8
Ajid Thohir, Op. Cit, hlm 178

24 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


berkuda dan meriam. Wilayahnya dibagi distrik-distrik. Setiap distrik dikepalai oleh sipah
salar dan sub distrik di kepalai oleh faudjar. Dengan sistim ini pasukan Mughal berhasil
menahlukan daerah-daera di sekitarnya.
2) Bidang Ekonomi
Perekonomian kerajaan Mughal tertumpu pada bidang agrari, mengingat keadaan
Geografi dan Geologi wilayah India. Hasil pertanian kerajaan Mughal yang terpenting
ketika itu adalah biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayur-sayuran, rempah-rempah, tembakau,
kapas, nila, dan bahan-bahan celupan.
Di samping untuk kebutuhan dalam negeri, hasil pertanian itu diekspor ke Eropa,
Afrika, Arabia, dan Asia Tenggara bersamaan dengan hasil kerajinan, seperti pakaian tenun
dan kain tipis bahan gordiyn yang banyak diproduksi di Gujarat dan Bengawan. Untuk
meningkatkan produksi, Jehangir mengizinkan Inggris (1611 M) dan Belanda (1617 M)
mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian di Surat.
3) Bidang Seni dan Arsitektur
Bersamaan dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan budaya juga
berkembang. Karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik
yang berbahasa Persia maupun berbahasa India. Penyair India yang terkenal adalah Malik
Muhammad Jayazi, seorang sastrawan sufi yang menghasilkan karya besar berjudul
Padmavat, sebuah karya alegoris yang mengandung pesan kebijakan jiwa manusia.
Karya seni yang masih dapat dinikmati sekarang dan merupakan karya seni terbesar
yang dicapai kerajaan Mughal adalah karya-karya arsitektur yang indah dan
mengagumkan. Pada masa akbar dibangun istana Fatpur Sikri di Sikri, vila, dan masjid-
masjid yang indah. Pada masa Syah Jehan, dibangun masjid berlapiskan mutiara dan Taj
Mahal di Agra, masjid raya Delhi dan istana indah di Lahore.
4) Bidang Ilmu Pengetahuan
Dinasti Mughal juga banyak memberikan sumbangan di bidang ilmu pengetahuan.
Sejak berdiri, banyak ilmuan yang datang ke India untuk menuntut ilmu pengetahuan.
Bahkan Istana Mughal-pun menjadi pusat kegiatan kebudayaan. Hal ini adanya dukungang
dari penguasa dan bangsawan seta Ulama. Aurangzeb misalnya membelikan sejumlah
uang yang besar dan tanah untuk membangun sarana pendidikan.

25 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


Pada tiap-tiap masjid memiliki lembaga tingkat dasar yang dikelola oleh seorang
guru. Pada masa Shah Jahan didirikan sebuah Perguruan Tinggi di Delhi. Jumlah ini
semakin bertambah ketika pemerintah di pegang oleh Aurangzeb. Dibidang ilmu agama
berhasil dikondifikasikan hukum islam yang dikenal dengan sebutan Fatawa-I-Alamgiri.

5) Bidang Pemberdayaan Perempuan


Kerajaan Mughal yang begitu tegar yang diawali dengan perjuangannya yang
sangat panjang ternyata meningalkan pengaruhnya yang sangat mendalam di india itu
sendiri. Pada pemerintahan dinasti Mughal perempuan india menikmati kebebasan yang
berdasar keadilan dari ajaran agama islam. Perempuan dimuliakan kedudukannya dan
pendapatnya dihormati, pada masa syeikh jihan dibangun makam yang megah untuk isteri
tercintanya yang wafat dan diberi nama tajmahal.
Perempuan memperoleh hak-haknya sebagai pribadi dan anggota masyarakat.
Dengan adanya kebijakan politik pada masa sultan akbar tentang perkawinan tersebut
menunjukkan penghargaan terhadap wanita oleh pemerintah Mughal bahwa wanita
mempunya posisi yang tidak bisa diabaikan baik berinteraksi dalam lingkungan keluarga,
masyarakat, maupun istana.

3. Kerajaan Safawi di Persia


3.1. Sejarah Berdirinya Kerajaan Safawi di Persia
Kerajaan safawiah didirikan pada tahun 906 H/ 1501 M yang menurut satu riwayat
adalah keturunan musa Al-Kazhim imam ke-7 syiah itsna asyariah yang merupakan suatu
perkembangan lebih lanjut dari tarekat syafawiah yang menjadi gerakan politik. Kerajaan
ini dinisbahkan kepada pendirinya yang bernama safi Uddin ishaq. Ia di lahirkan pada
tahun 650H – 1252M dikota Ardabil yang terletak dibagian timur Azerbaijan. Pada waktu
itu usia safi Uddin baru 25 tahun sedangkan kepala aliran sufi untuk memenuhi kebutuhan
spiritualnya bernama syeikh zahid gellani, ketika syeikh zahid meninggal dunia safiuddin
ishaq menggantikannya sebagai pemimpin kelompok zahidiyah sejak itu tarekat ini dikenal
dengan nama safawiah yang berpusat diardabil. Bahkan nantinya ketika gerakan tarekat ini
berhasil mendirikan kerajaan nama tarekat ini dipertahankan sebagai nama kerajaan.
Satu setengah abad berikutnya para kepala tarekat safawiah berusaha untuk
memperluas pengaruh mereka. Untuk itu mereka mengubah aliran sufi seperti yang

26 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


diletakkan safiuddin menjadi suatu gerakan keagamaan yang pengaruhnya tidak saja
dipersia, tetapi juga di syiria dan Anatolia timur. orang-orang safawi menarik suku-suku
turki dan membentuk tentara safawi, akibatnya kerajaan turki melakukan suatu gelombang
penyerbuan ke safawi bertepatan pula dengan kematian safiuddin ishaq pada tahun
735H/1334M. selama masa ini putra dan pengganti safiuddin ishaq yaitu sadar aldin musa
yang tidak hanya memimpin untuk membebaskan tanah tumpah darahnya, Ardabil, dari
tangan sipil dan militer setempat. Tetapi juga untuk membangun daerah itu dan
membangun silsilah yang suci dari keluarga safawi. Sadar aldin musa dipengaruhi oleh
bangsawan-bangsawan mongol yang sebagian diantara mereka menyatakan diri sebagai
turunan dari ayahnya yaitu safiuddin ishaq.
Setelah meninggalnya sadar aldin musa kedudukannya digantikan oleh Khawaja ali
sebagai pimpinan tarekat safawiah pada tahun 749H-830H. pada masa ini, propaganda
keagamaan safawiah menerima paham syiah. Sepeninggal Khawaja ali digantikan ali
Ibrahim kemudian Ibrahim digantikan oleh juned sebagai pimpinan safawiah. Inilah
gerakkan safawiah mulai mendapatkan momentumnya. Ambisi politiknya telah membawa
suatu konflik dengan para penguasa yang lain dipersia. Dipersia kerajaan safawiah dan ak-
koyunlu melenyapkan antipasti keagamaan dalam suatu politik.
Sepeninggal juned kedudukannya digantikan oleh puteranya, haidar sebagai
pemimpin safawiah dalam waktu singkat haidar terbunuh lalu membalat ali puteranya
untuk menjadi pemimpin sekte ini. Kemudian ali terbunuh oleh pangeran rustam, pangeran
dari ak-koyunlu dan kemudian menunjuk adiknya ismail sebagai pengantinya pada tahun
1501M. ismail menghindarkan diri dari tangkapan tentara ak-koyunlu dan lari ke gilan.
Pada tahun 905H/1500M ia menghimpun 7000 pengikutnya di erzinjan berhadapan
dengan pasukan ak-koyunlu dalam pertempuran syaru. Inilah peperangan yang sangat
menentukan revolusi syeikh. Tahun itu juga ismail memasuki kota Tabriz dan
memproklamirkan dirinya sebagai syeikh ismail 1, penguasa pertama dari kerajaan
safawiah. Meskipu kekuasaannya baru meliputi daerah azarbaijan.

3.2. Raja-Raja Safawiah


Kerajaan safawiah dapat menggelengkan kekuasaan politiknya kurang lebih 235 tahun
yang telah diperintah oleh 11 raja. Raja-raja safawiah tersebut adalah
1) Ismail (1501-1524M)

27 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


2) Tahmast (1524-1576M)
3) Ismail II (1576-1577M)
4) Muhammad khuda banda (1577-1588M)
5) Abbas (1588-1628M)
6) Safi mirsa (1628-1642M)
7) Abbas II (1642-1667M)
8) Sulaiman (1667-1694M)
9) Husein (1694-1722M)
10) Tahmast II (1722-1732M)
11) Abbas III (1732-1736M)

3.3. Gerakan Politik Ekspansi Kerajaan


Raja Safawi kelima, Abbas I naik tahta (1588-1628 M). Langkah-langkah yang
ditempuh oleh Abbas I dalam rangka memulihkan kerajaan Safawi adalah:

1) Berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash dengan cara membentuk


pasukan baru yang berasal dari budak-budak dan tawanan perang bangsa Georgia, Armenia
dan Sircassia.
2) Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani dengan jalan menyerahkan
wilayah Azerbaijan, Georgia, dan disamping itu Abbas berjanji tidak akan menghina tiga
Khalifah pertama dalam Islam (Abu Bakar, Umar dan Usman) dalam khutbahkhutbah
Jum'at. Sebagai jaminan atas syarat itu, Abbas menyerahkan saudara sepupunya Haidar
Mirza sebagai sandera di Istambul (Borckelmann, 1974:503). Masa kekuasaan Abbas I
merupakan puncak kejayaan kerajaan Safawi. Ia berhasil mengatasi gejolak politik dalam
negeri yang mengganggu stabilitas negara dan sekaligus berhasil merebut kembali
beberapa wilayah kekuasaan yang pernah direbut oleh kerajaan lain seperti Tabriz, Sirwan
dan sebagainya yang sebelumnya lepas direbut oleh kerajaan usmani.

3.4. Situasi Ekonomi Kerajaan


Kemajuan ekonomi pada masa itu bermula dengan penguasaan atas kepulauan
Hurmuz dan pelabuhan Gumrun yang diubah menjadi Bandar Abbas. Dengan demikian
Safawiyah menguasai jalur perdagangan antara Barat dan Timur. Di samping sector

28 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


perdagangan, Safawiyah juga mengalami kemajuan dalam bidang pertanian, terutama hasil
pertanian dari daerah Bulan Sabit yang sangat subur (Fertille Crescent).

3.5. Kemajuan Peradaban Islam


1) Bidang Seni Arsitektur dan Bidang Pengetahuan
Kemajuan bidang seni arsitektur ditandai dengan berdirinya sejumlah bangunan
megah yang memperindah Isfahan sebagai ibu kota kerajaan ini. Sejumlah masjid, sekolah,
rumah sakit, jembatan yang memanjang diatas Zende Rud dan Istana Chihil Sutun. Kota
Isfahan juga diperindah dengan kebun wisata yang tertata apik. Ketika Abbas I wafat, di
Isfahan terdapat sejumlah 162 masjid, 48 akademi, 1802 penginapan dan 273 pemandian
umum. Unsur lainnya terlihat dalam bentuk kerajinan tangan, keramik, permadani dan
benda seni lainnya.
Berkembangnya ilmu pengetahuan masa kerajaan safawi tidak lepas dari suatu
doktrin mendasar bahwa kaum syiah tidak boleh taqlid dan pintu ijtihad selamanya terbuka.
Ilmuan yang melestarikan pemikiran-pemikiran aristoteles, al-farabi dan suhroardi sekitar
abad ke 17 dikerajaan safawi adalah mullah sadr dan mirdamad disbanding dengan turki
usmani, safawi lebih unggul dalam bidang pengembahngan ilmu pengetahuan khususnya
dibidang filsafat. Pada masa pemerintahan abbas I perhatian beliau terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan cukup besar. Hal itu dapat dilihat beliau terlibat aktif menggerakan atau
mendorong agar ilmu-ilmu agama dikaji, dipelajari terutama ilmu fiqih.
2) Bidang Politik
Secara politik ia mampu mengatasi kemelut di dalam negeri yang mengganggu
stabilitas Negara dan berhasil merebut wilayah-wilayah yang pernah direbut oleh kerajaan
lain pada masa sebelumnya.
Di bawah pemerintahan Abbas I Kerajaan Safawi mencapai kekuasan politiknya
yang tertinggi. Pemerintahannya merupakan sebuah pemerintahan keluarga yang sangat
dihormati dengan seorang penguasa yang didukung oleh sejumlah pembantu, tentara
administrator pribadi. Sang penguasa sacara penuh mengendalikan birokrasi dan
pengumpulan pajak, memonopoli kegiatan industri dan penjualan bahan-bahan pakaian
dan produk lainnya yang penting, membangun sejumlah kota besar, dan memagar sejumlah
tempat keramat dan jalan-jalan sebagai ekspresi dari kepeduliannya terhadap kesejahteraan
rakyatnya.

29 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


3) Bidang Pemberdayaan Perempuan

Kehidupan perempuan dipersia pada umumnya di abad pertengahan tampaknya


sama dengan yang dialami oleh sebagian perempuan didunia. Peranan mereka ditentukan
oleh adat istiadat, gaya hidup dan minimnya keterlibatan mereka dalam ekonomi.
Kaum muslim ketika telah berkuasa dipersia, mereka mewarisi berbagai
kebudayaan, adat istiadat dari orang-orang arab pendatang. Pada saat orang-orang iran
banyak menganut agama Kristen norma-norma kehidupan banyak berubah pula. Terbuka
kesempatan baru bagi perempuan untuk mandiri dan menegaskan diri sendiri melawan
kepercayaan bahwa perempuan didefinisikan oleh sifat biologisnya dan keberadaannya
adalah hanya untu melayani. Dalam suasana beginilah islam datang dan menggugah kaum
perempuan untuk mengubah tatanan social agar memiliki otoritas spiritual dan moral dalam
keluarga dan masyarakat.
System harem tidak menutup kemungkinan para perempuan untuk berkuasa
dibalik layar secara politik, banyak diantara para isteri suktan, selir, dan anggota keluarga
kerajaan lainnya yang mempunyai kekuasaan politik dan diberi kesempatan untuk
mengatur urusan Negara.

4) Bidang Filsafat Dan Agama


Pada masa Dinasti Safawi perkembangann filsafat dan sains bangkit kembali.
Perkembangan baru ini erat kaitannya dengan aliran Syiah yang dijadikan agama resmi
negara.Syiah dua belas memiliki dua golongan, yakni akbadi dan ushuli. Mereka berbeda
dalam memahami ajaran agama. Akbari lebih cenderung kepada hasil Ijtihad para
mujtahid Syiah yang sudah mapan. Sedangkan Ushuli mengambil langsung sumber ajaran
agama, al-Qur’an dan Sunnah. Golongan Ushuli inilah yang paling berperan pada masa
Dinasti Safawi.
Menurut Hodgson yang dikutip Ajid Thohir dalam bukunya Perkembangan
Peradaban Dunia Islam ada dua aliran filsafat yang berkembang pada masa Dinasti
Safawi. Pertama, aliran filsafat “perifatetik” sebagaimana yang telah dikemukakan oleh
Aristoteles dan al-Farabi. Kedua, filsafat Isyraqi yang dibawa oleh Suhrawandi pada abad

30 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


XII. Salah satu filsuf yang terkenal pada masa Safawi adalah Mir Damad alias Muhammad
Baqir Damad ( w. 1631 ) yang dianggap sebagai guru ketiga ( muammal tsalits ) sesudah
Aristoteles dan al-Farabi.
Tokoh filsafat lainnya adalah Mulla Shadra atau Shadr al-Din al-Syirazi yang
menurut Amir Ali, ia adalah seorang dialektikus yang paling cakap di zamannya.9

3.6. Kemunduran Dan Kehancuran Kerajaan Safawi


Kerajaan safawi di Persia meraih puncak keemasan dibawah pemerintahan syah
Abbas I selama periode 1588-1628 M. Abbas I berhasil membangun kerajaan safawi
sebagai kompetitor seimbang bagi Kerajaan Turki Usmani. Bahkan dalam bidang ilmu
pengetahuan, kerajaan ini lebih menonjol daripada kerajaan Turki Usmani, khususnya ilmu
filsafat yang berkembang amat pesat. Hurmuz sebagai pelabuhan utama berhasil dikuasai
oleh Abbas I sehingga wilayah ini mampu memjamin kehidupan perekonomian Safawi.
Tanda-tanda kemunduran kerajaan persia mulai muncul sepeninggalan Syah Abbas
I. Secara berturut-turut syah yang menggantikan abbas I adalah:

1) Safi Mirza (1628-1642 M)


2) Abbas II (1642-1667 M)
3) Sulaiman (1667-1694 M)
4) Husain (1694-1722 M)
5) Tahmasp II (1722-1732 M)
6) Abbas III (1733-1736 M).
Banyak faktor yang mewarnai kemunduran kerajaan safawi, diantaranya dari
perebutan kekuasaan dikalangan keluarga kerajaan. Diakui bahwa Syah-syah yang
menggantikan Abbas I sangat lemah. Safi Mirza merupakan pemimpin yang lemah dan
kelemahan ini dilengkapinya oleh kekejaman yang luar biasa terhadap pembesar-pembesar
kerajaan karena sifatnya yang pecemburu. Pada masa pemerintahan Mirza inilah kota
Qandahar lepas dari penguasaan Safawi karena direbut oleh kerajaan Mughal yang pada
saat itu dipimpin oleh Syah Jehan. Baghdad sendiri direbut oleh Kerajaan Usmani.

9
Ajid Thohir. Op. Cit, hlm 176-177

31 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


Abaas II konon seorang raja pemabuk, akan tetapi di tangannya kota Qandahar bisa
direbut kembali. Kebiasaan mabuk inilah yang menamatkan riwayatnya. Demikian halnya
dengan sulaiman, ia seorang pemabuk dan selalu bertindak kejam terhadap pembesar istana
yang dicurigainya. Selama tujuh tahun ia tak pernah memerintah kerajaan. Diyakini,
konflik dengan turki Usmani adalah sebab pertama yang menjadikan Safawi mengalami
kemunduran. Terlebih Turki Usmani merupakan kerajaan yang lebih kuat dan besar
daripada Safawi. Hakikatnya ketegangan ini disebabkan oleh konflik Sunni-Syi’ah.10
Syah Husain adalah raja yang alim akan tetapi kealiman Husain adalah suatu
kefanatikan tehadap Syi’ah. Karena dialah ulama syi’ah berani memaksakan pendiriannya
terhadap golongan sunni. Inilah yang menyebabkan timbulnya kemarahan golongan sunni
di Afganistan. Dan pemberontakan inilah yang mengakhiri kisah Kerajaan Safawi.11
Pemberontakan bangsa Afgan dimulai pada 1709 M di bawah pimpinan Mir Vays yang
berhasil merebut wilayah Qandahar. Lalu disusul oleh pemberontakan suku Ardabil di
Herat yang berhasil menduduki Mashad.
Mir Vays digantikan oleh Mir Mahmud sebagai penguasa Qandahar. Di
bawahnyalah, keberhasilan menyatukan suku Afgan dengan suku Ardabil. Dengan
kekuatan yang semakin besar, Mahmud semakin terdorong untuk memperluas wilayah
kekuasaannya dengan merebut wilayah Afgan dari tangan Safawi. Bahkan ia melakukan
penyerangan terhadap Persia untuk menguasai wilayah tersebut. Penyerangan demi
penyerangan ini memaksa Husain untuk mengakui kekuasaan Mahmud. Oleh Husain,
Mahmud diangkat menjadi gubernur di Qandahar dengan gelar Husain Quli Khan yang
berarti Budak Husain. Dengan pengakuan ini semakin mudah bagi Mahmud untuk
menjalankan siasatnya.
Pada 1721 M ia berhasil merebut Kirman. Lalu menyerang Isfahan, mengepung ibu
kota safawi itu selama enam bulan dan memaksa Husain menyerah tanpa syarat. Pada 12
oktober 1722 M Syah Husain menyerah dan 25 oktober menjadi hari pertama Mahmud
memasuki kota Isfahan dengan kemenangan. Tak menerima semua ini, Tahmasp II yang

10
Badri Yatim. Op. Cit, hlm 156-157

11
Bakri., Syamsul, Peta Sejarah Peradaban Islam, ( Yogyakarta, Fajar Media Press,2011) cet I, hlm. 149

32 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


merupakan salah seorang putra Husain dengan dukungan penuh suku Qazar dari rusia,
memproklamirkan diri sebagai penguasa Persia dengan ibu kota di Astarabad. Pada 1726
M, Tahmasp bekerja sama dengan Nadir khan dari suku afshar untuk memerangi dan
mengusir bangsa afgan yang menduduki Isfahan. Asyraf sebagai pengganti Mir Mahmud
berhasil dikalahkan pada 1729 M, bahkan Asyraf terbunuh dalam pertempuran tersebut.
Dengan kematian Asyraf, maka dinasti Safawi berkuasa lagi.
Pada Agustus 1732 M, Tahmasp II dipecat oleh Nadir Khan dan digantikan oleh
Abbas III yang merupakan putra Tahmasp II, padahal usianya masih sangat muda. Ternyata
ini adalah strategi politik Nadir Khan karena pada tanggal 8 maret 1736, dia menyatakan
dirinya sebagai penguasa Persia dari Abbas III. Maka berakhirlah kekuasaan dinasti Safawi
di Persia.
Kehancuran Safawi juga dikarenakan lemahnya pasukan Ghulam yang diandalkan
oleh safawi pasca penggantian tentara Qizilbash. Hal ini karena pasukan Ghulam tidak
dilatih secara penuh dalam memahami seni militer. Sementara sisa-sisa pasukan Qizilbash
tidak memiliki mental yang kuat dibandingkan dengan para pendahulu mereka. Sehingga
membuat pertahanan militer Safawi sangat lemah dan mudah diserang oleh lawan.12

12
Badri Yatim. Op. Cit, hlm. 157-159

33 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


BAB III

PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Tiga kerajaan Islam penting diciptakan pada akhir abad 15 dan awal abad 16: Kerajaan
Usmani di Turki, Kerajaan Mughal di India, dan Kerajaan Safawi di Persia. Tiga Kerajaan
penting tersebut tampak lebih memusatkan pandangan mereka pada tradisi demokratis Islam,
dan membangun imperium absolute. Hampir setiap segi kehidupan umum dijalankan dengan
ketepatan sistematis dan birokratis dan berbagai kerajaan mengembangkan sebuah
administrasi yang rumit. Ketiga kerajaan besar ini seperti membangkitkan kembali kejayaan
Islam setelah runtuhnya Bani Abbasiyah. Namun, kemajuan yang dicapai pada masa tiga
kerajaan besar ni berbeda dengan kemajuan yang dicapai pada masa klasik Islam.
Kemajuan pada masa klasik jauh lebih kompleks. Di bidang intelektual, kemajuan di
zaman klasik. Dalam bidang ilmu keagamaan, umat Islam sudah mulai bertaklid kepada imam-
imam besar yang lahir pada masa klasik Islam. Kalau pun ada mujtahid, maka ijtihad yang
dilakukan adalah ijtihad fi al-mazhab, yaitu ijtihad yang masih berada dalam batas-batas
mazhab tertentu. Tidak lagi ijtihad mutlak, hasil pemikiran bebas yang mandiri. Filsafat
dianggap bid’ah. Kalau pada masa klasik, umat Islam maju dalam bidang politik, peradaban,
dan kebudayaan, seperti dalam bidang ilmu pengetahuan dan pemikiran filsafat, pada masa
tiga kerajaan besar kemajuan dalam bidang filsafat — kecuali sedikit berkembang di kerajaan
Safawi Persia — dan ilmu pengetahuan umum tidak didapatkan lagi. Kemajuan yang dapat
dibanggakan pada masa ini hanya dalam bidang politik, kemiliteran, dan kesenian, terutama
arsitektur.
3.2. Saran
Setiap peradaban pasti dinilai dari sisi keilmuan yang diwariskannya, walaupun dunia islam
tidak pernah sama sekali meninggalkan urusan dunia, masa kejayaan intelektual dan pencapaain
budaya terjadi dalam tiga kerajaan besar tersebut supaya menjadi suatu literature umat muslim di
berbagai Negara.

34 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam


DAFTAR PUSTAKA
Bakri, S. (2011). Peta Sejarah Peradaban Islam (Cet I ed.). Yogyakarta: Fajar Media Press.

Ibrahim, H. (1989). Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta: Kota Kembang.

Saepudin, D. (2007). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Uin Jakarta.

Sunanto, M. (2007). Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam. Jakarta: Kencana.

Suntiah, R. (2016). Sejarah Peradaban Islam (Cet I ed.). Bandung: Mimbar Pustaka.

Syalabi, A. (2003). Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Pustaka Al Husna Baru.

Syukur, F. (2009). Sejarah Peradaban Islam. Semarang: Pustaka Rizki Putra.

Tohir, A. (2004). Perkembangan Peradaban di Dunia Islam (Cet I ed.). Jakarta: Raja Grafindo.

Yatim, B. (2008). Sejarah Peradaban Islam Dinasti II. Jakarta: Raja Grafindo.

Yunus, A. (2013). Sejarah Islam Pertengahan. Yogyakarta: Ombak.

35 | Masa Tiga Kerajan Besar Islam

You might also like