Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Chika Anindita 1167040009
Fiqih Alhakim Putra Syam 1167040021
Irna Aisyatul Munawwaroh 1167040032
Kintan Mutiara Austia S 1167040035
Kelompok IX
JURUSAN KIMIA II-A
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpah atas nabi kita Muhammad SAW, yang atas
kehadirannya yang telah membawakan cahaya islami.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam
dengan judul “Masa Tiga Kerajaan Besar” di Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung
Djati Bandung jurusan kimia.
Terimakasih disampaikan kepada bapak Bukhori Muslim, M.Ag. selaku dosen mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam yang telah membimbing dan memberikan bimbingan demi lancarnya
tugas ini.
Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat khususnya bagi kami penyusun dan
umumnya bagi kita semua. Menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar dapat memperbaiki kekurangan yang ada.
Penyusun
1
Dr.Badri Yatim, M.A,Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamyah II), (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 129- 131
Dari sekian penguasa tersebut, hanya sekitar 9 penguasa yang dipandang kuat dan
berwibawa, yaitu Usman I, Urhan I, Murad I, Bayazid I, Muhammad I, Murad II,
Muhammad III Al-Fatih, Salim I dan Sulaiman Al-Qanuni.
2) Masa Urhan I
Setelah Usman mangkat pada tahun 1326 M, maka naik tahtalah puteranya Sultan Urhan
I. Dia adalah seorang yang gagah perkasa dan telah terdidik baik dimasa ayah dan neneknya, dan
telah memimpin peperangan yang besar-besar. Mula-mula pemerintahannya ialah iskisyihar,
kemudian dipindahkan ke Brossa. Lalu diangkatnya adiknya Alauddin menjadi perdana mentri
(Wajir Besar). Itulah permulaan kerajaan Usmani memakai Wazir besar, dengan sebutan “Shadr
Azam”. Dan diwaktu itu pula baginda melantik tentara baru yang lebih teratur, diberi nama
“Jikicari” (Tentara Baru), lebih terkenal dengan sebutan “Inkinsyariah”. Sulaiman putera Urhan
menaklukan kota izmid (Nicomidia) dan Nikia yaitu kota terbesar kedua sesudah Konstantinopel.
Namun beliau mati terjatuh dari atas kudanya ketika pergi berburu (759 H/ 1358 M). Itulah yang
menyebabkan kedudukan ayahnya Urhan, sehingga mangkat pula baginda dalam kesedihan
setahun belakang (761 H/ 1359M).
3) Masa Murad I
Setelah mangkat Urhan, maka naiklah puteranya, Murad. Diapun seorang kepala perang
yang gagah sebagaimana ayah dan neneknya. Mulai naik tahta pertama-tama dilakukannya ialah
menaklukan kota Ankara. Selanjutnya Murad mulai menaklukan kota Adrianopel (Aderne) pada
tahun 1361 M. Setelah itu ditaklukannya pula kota philopopolis. Dengan ditaklukannya kota ini,
Kerajaan Usmani telah dapat memegang kunci yang menghubungkan kerajaan-kerajaan
Byzantium, Serbia, dan Bulgaria, sehingga kaisar Byzantium tidak dapat lagi berbuat apa-apa.
Dengan usaha-usaha Sultan Murad ini, kerajaan Turki lima kali bertambah luas dari semula.
Melihat perkembangan yang demikian, timbulah kecemasan kerajaan-kerajaan Kristen Balkan,
sehingga mereka dengan segera meminta bantuan kepada Paus Urban V.
Permohonan raja-raja Balkan itu mendapat perhatian penuh dari Paus Urban, sehingga
dengan segera beliau mengirim surat kepada seluruh raja-raja Eropa Barat supaya bersiap
memerangi kaum muslimin, dam berjihad melawan “kafir” yang berbahaya itu, untuk memelihara
keagungan Nasrani.
4) Masa Bayazid I
Maka naiklah puteranya Bayazid. Bayazid pun seorang gagah berani sebagaimana
ayahnya. Dia diberi gelar “Yaldrum”, artinya kilat. Karena dia menyerang negerilawannya
secepat kilat. Dan gelar Yaldrum itu kemudian diberikan kepada pahlawan-pahlawan Turki
yang gagah perkasa di dalam peperangan besar. Maka perluasan-perluasan daerah yang
5) Masa Muhammad I
Setelah kemangkatan bayazid, puteranya Muhammad I naik tahta. Namanya disebut juga
Muhammad Jalby. Bangsa-bangsa dan raja-raja di eropa menyangka bahwa kerajaan Usmani
dibawah pimpinan Muhammad I ini, akan sama saja nasibnya dengan amir-amir kecil di Asia Kecil
itu. Tidak ada harapan bangun lagi. Tetapi Muhammad yang sabar dan bijaksana serta keras hati
itu dengan selangkah demi selangkah telah dapat menyusun kembali pusaka ayahnya yang kucar-
kacir. Satu demi satu saudara-saudaranya yang berdiri sendiri itu dapat dikalahkannya. 10 tahun
lamanya dia menghadapi perang saudara.
6) Masa Murad II
Sultan Muhammad lebih terkenal dengan gelaran “Al-Fatih” (penakluk), adalah laksana
mahkota diatas kening sejarah Bani Usman khususnya dan dalam sejarah islam umumnya. Bahkan
menjadi pembuka pintu bagi perubahan perpindahan sejarah dunia dari zaman tengah kepada
zaman baru. Karena beliaulah yang menaklukan kota Konstantinopel, tempat kedudukan Kerajaan
Roma Timur atau Byzantium beratus tahun lamanya.
Kerajaan Usmani merasa bahwa kekuasaannya yang telah sekian lama dan luas di Asia
Kecil dan Eropa timur, belumlah akan kokoh kalau Konstantinopel belum ditaklukan. Penaklukan
Konstantinopel adalah urusan hidup mati bagi Kerajaan Usmani. Namun pada saat pertempuran
memperebutkan Kostantinopel, kaisar Bizantium terbunuh dan Konstantinopel jatuh ke tangan
Usmani. Sultan Muhammad II memasuki kota, kemudian mengganti nama Konstantinopel
menjadi Istambul dan menjadikannya sebagai ibukota kerajaan Usmani.
Perluasan Kerajaan Usmani belumlah usai, pada tahun 1458 sampai tahun1560 baginda
berjuang menundukan Serbia, sampai akhirnya negeri itu ditaklukan langsung. Semua peperangan
itu menjadi lancer jalannya, sebab kunci hubungan Asia dengan Eropa telah menjadi pusat
kekuasaannya, Konstantinopel.
8) Masa Salim I
Pada masa pemerintahan Salim juga dikenal sebagai penguasa yang melakukan gerakan
ekspansi Kerajaan Turki Usmani. Sebab Sultan Salim ini adalah seorang sultan yang berdarah
perang. Dengan darah perangnya itu, Sultan Salim dapat memenangkan peperangan dan dapat
merebut beberapa wilayah seperti negri Syam dan Mesir. Dan oleh sebab negri Hejaz pun selama
ini tunduk dibawah kekuasaan raja-raja mesir, dengan sendirinya terbawa pulalah hejaz kebawah
naungan kerajaan usmani.
Arsitektur berasal dari bahasa Yunani, yaitu Architekton, yang berarti berdiri stabil dan
kokoh. Dalam istilah sehari-hari, arsitektur dapat dipahami sebagai seni dan ilmu merancang serta
a. Arsitektur masjid
Corak seni arsitektur pada masa Dinasti Usmaniah mengambil tiga bentuk, yaitu
tipe masjid lapangan, masjid madrasah, dan masjid kubah. Umumnya, arsitektur yang
dikembangkan Dinasti Usmaniah dipadu dengan corak interior melalui paduan warna yang
harmonis dan tulisan kaligrafi.
b. Arsitektur Istana
Corak hias istana didasarkan pada pola ornament arabesk dengan hiasan geometris
marmer yang berwarna. Dalam istana terdapa hiasan yang berupa lukisan-lukisan yang
menggambarkan makhluk hidup, bahkan terkadang dilukis dalam bentuk relief. Salah
seorang pelukis muslim yang terkenal pada masa pemerintahan dinasti ini adalah Taifik
Pash dan Ibrahim Pasha.
Bentuk arsitektur kuburan pada masa Dinasti Usmaniah mengambil corak bangunan
berkubah. Antara gang-gangnya ditata mengelilingi bangunan kuburan dengan bangunan beratap.
Kehidupan keagamaan merupakan bagian dari system social dan politik Turki Utsmani.
Ulama mempunyai kedudukan tinggi dalam kehidupan Negara dan masyarakat. Mufti sebagai
pejabat tinggi agama, tanpa legitimasi Mufti keputusan hokum kerajaan tidak dapat berjalan. Pada
masa ini kehidupan tarekat berkembang pesat. Al-Bektasi dan Al-Maulawi merupakan dua ajaran
tarekat yang paling besar. Al-Bektasi merupakan tarekat yang sangat berpengaruh terhadap tentara
Yeniseri, sedangkan Al-Maulawi berpengaruh besar di kalangan penguassa sebagai imbangan dari
kelompok Yeniseri Bektasi.
Para pemimpin kerajaan Usmani pada masa-masa pertama adalah orang-orang yang kuat
sehingga dapat melakukan ekspansi dengan cepat dan luas. Kemajuan kerajaan Usmani tidak
semata mata karena keunggulan politik para pemimpinnya. Faktor-faktor tersebut adalah
keberanian, keterampilan, ketangguhan dan kekuatan militernya yang sanggup bertempur kapan
dan dimana saja. Strategi yang dilakukan diantaranya adalah:
a) Kekuatan militer diorganisasi dengan baik dan teratur. Untuk pertama kali dilakukan ketika
terjadi kontak senjata dengan Eropa yang mencapai kemenangan. Ekspansi kerajaan ini
pertama kalinya lebih banyak ditujukan ke Eropa Timuryang belum masuk dalam wilayah
kekuasaan dan agama islam.
b. Bidang Pemerintahan
a) Dalam mengelola wilayah yang luas sultan-sultan Turki Usmani senantiasa bertindak
tegas.
b) Dalam struktur pemerintahan, sultan sebagai penguasa tertinggi, dibantu oleh shadr al-
a’zham (perdana menteri), yang membawahi pasya (gubernur). Gubernur mengepalai
daerah tingkat I. Dibawahnya terdapat beberapa orang al-zanaziq atau al-‘alawiyah
(bupati). Pada masa Muhammad II dibentuklah sebuah divisi fungsional diantar jabatan
perdana menteri, tokoh-tokoh agama, jabatan administrasi keuangan Negara, dan beberapa
keluarga Turki dipulihkan martabatnya dan diperkenankan menjadi property mereka.
c) Dimasa Sultan Sulaiman I disusun sebuah kitab undang-undang (qanun). kitab tersebut
diberi nama Multaqa al-Abhur, yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Turki Usmani
sampai datangnya reformasi pada abad ke-19. Karena jasa Sultan Sulaiman I yang amat
berharga ini, di ujung namanya ditambah gelar al-Qanuni.
d) Sultan, pasukan Jannesari dan tarekat-tarekat bekerja sama. hal ini terlihat pada Tarekat
Bektasyi (Bektasia) yang memiliki banyak pengikut dari kalangan Janissari, tarekat
2
Badri Yatim, Loc.Cit.
3
Badri Yatim. Ibid. hl. 221-224
Pada tahun 1504 M, ia menduduki Kabul, ibu kota Afganistan. Setelah Kabul dapat
ditaklukkan, Babur meneruskan ekspansinya ke India. Kala itu Ibrahim Lodi, penguasa
India, dilanda krisis, sehingga stabilitas pemerintahan menjadi kacau. Alam Khan, paman
dari Ibrahim Lodi, bersama-sama Daulat Khan, Gubernur Lahore, mengirim utusan ke
Kabul, meminta bantuan Babur untuk menjatuhkan pemerintahan Ibrahim Lody di Delhi.
Permohonan itu langung diterimanya. Pada tahun 1525 M, Babur berhasil menguasai
Punjab dengan ibu kota Lahore.
Dari pendapat di atas, sesuatu yang dapat disepakati bahwa Kerajaan Mughal
merupakan warisan kebesaran Timur Lenk, dan bukan warisan keturunan India yang asli.
4
Ibid, hlm.143
5
Tohir, Ajid, perkembangan peradaban di dunia islam( Jakarta: PT Raja Grafindo,2004) cet I, hlm. 174-175
6
Baadri Yatim. Op. Cit, hlm.144
7
ibid
8
Ajid Thohir, Op. Cit, hlm 178
9
Ajid Thohir. Op. Cit, hlm 176-177
10
Badri Yatim. Op. Cit, hlm 156-157
11
Bakri., Syamsul, Peta Sejarah Peradaban Islam, ( Yogyakarta, Fajar Media Press,2011) cet I, hlm. 149
12
Badri Yatim. Op. Cit, hlm. 157-159
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Tiga kerajaan Islam penting diciptakan pada akhir abad 15 dan awal abad 16: Kerajaan
Usmani di Turki, Kerajaan Mughal di India, dan Kerajaan Safawi di Persia. Tiga Kerajaan
penting tersebut tampak lebih memusatkan pandangan mereka pada tradisi demokratis Islam,
dan membangun imperium absolute. Hampir setiap segi kehidupan umum dijalankan dengan
ketepatan sistematis dan birokratis dan berbagai kerajaan mengembangkan sebuah
administrasi yang rumit. Ketiga kerajaan besar ini seperti membangkitkan kembali kejayaan
Islam setelah runtuhnya Bani Abbasiyah. Namun, kemajuan yang dicapai pada masa tiga
kerajaan besar ni berbeda dengan kemajuan yang dicapai pada masa klasik Islam.
Kemajuan pada masa klasik jauh lebih kompleks. Di bidang intelektual, kemajuan di
zaman klasik. Dalam bidang ilmu keagamaan, umat Islam sudah mulai bertaklid kepada imam-
imam besar yang lahir pada masa klasik Islam. Kalau pun ada mujtahid, maka ijtihad yang
dilakukan adalah ijtihad fi al-mazhab, yaitu ijtihad yang masih berada dalam batas-batas
mazhab tertentu. Tidak lagi ijtihad mutlak, hasil pemikiran bebas yang mandiri. Filsafat
dianggap bid’ah. Kalau pada masa klasik, umat Islam maju dalam bidang politik, peradaban,
dan kebudayaan, seperti dalam bidang ilmu pengetahuan dan pemikiran filsafat, pada masa
tiga kerajaan besar kemajuan dalam bidang filsafat — kecuali sedikit berkembang di kerajaan
Safawi Persia — dan ilmu pengetahuan umum tidak didapatkan lagi. Kemajuan yang dapat
dibanggakan pada masa ini hanya dalam bidang politik, kemiliteran, dan kesenian, terutama
arsitektur.
3.2. Saran
Setiap peradaban pasti dinilai dari sisi keilmuan yang diwariskannya, walaupun dunia islam
tidak pernah sama sekali meninggalkan urusan dunia, masa kejayaan intelektual dan pencapaain
budaya terjadi dalam tiga kerajaan besar tersebut supaya menjadi suatu literature umat muslim di
berbagai Negara.
Sunanto, M. (2007). Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam. Jakarta: Kencana.
Suntiah, R. (2016). Sejarah Peradaban Islam (Cet I ed.). Bandung: Mimbar Pustaka.
Tohir, A. (2004). Perkembangan Peradaban di Dunia Islam (Cet I ed.). Jakarta: Raja Grafindo.
Yatim, B. (2008). Sejarah Peradaban Islam Dinasti II. Jakarta: Raja Grafindo.