Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
darah ke otot jantung (Dinie, 2008). Berdasarkan data WHO (2011) bahwa penyakit
jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia dan 60 % dari seluruh
sedikitnya 17,5 juta atau setara dengan 30,0 % kematian di seluruh dunia
disebabkan oleh penyakit jantung. Diperkirakan tahun 2030 bahwa 23,6 juta orang
mortalitas pada orang dewasa di Eropa dan Amerika Utara. Setiap tahun, di
Asia dan Afrika, telah terjadi kecenderungan peningkatan kasus PJK dan kematian
akibat PJK. Di Singapura dan Malaysia, angka kejadian telah meningkat dari yang
kardiovaskuler menempati urutan ke-11 sebesar 5,9% dan meningkat pada tahun
1986 menjadi urutan ke-3 sebesar 9,1%. Penyakit kardiovaskuler menempati urutan
pertama pada tahun 1992 sebesar 16,0%, tahun 1995 meningkat menjadi sebesar
19,0%. Hasil tahun 2001 angka kejadian penyakit jantung koroner sebesar 26,3%
1
dan sampai saat ini penyakit jantung iskemik juga merupakan penyebab utama
kematian dini pada sekitar 40 % dari kematian lakilaki usia menengah. Data SKRT
tahun 2002 menunjukkan bahwa kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh
darah (usia di atas 15 tahun) sebesar 6,0% dan 8,4% pada tahun 2005. Data DepKes
2005 menyatakan bahwa penyakit jantung koroner menempati urutan ke-5 sebagai
kematian 2.557 orang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2007, angka kematian
pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan akibat penyakit jantung
1.2 Tujuan
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
membran protektif. Jantung dibungkus kantong yang melekat longgar yang disebut
Jantung mempunyai empat ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel
kanan, dan ventrikel kiri. Atrium berdinding tipis dan berfungsi sebagai reservoir
darah. Ventrikel kiri berdinding lebih tebal karena memompa darah ke seluruh
tubuh. Ventrikel kanan lebih tipis, karena ia memompa darah hanya ke paru-paru. (
Marieb,2010)
atrium kanan dan ventrikel kanan. Katup pulmonal terletak di antara arteri
pulmonalis dan ventrikel kanan. Katup bikuspid terletak di antara atrium kiri dan
ventrikel kiri. Katup aorta terletak di antara ventrikel kiri dan aorta. (Marieb, 2010)
Jantung memiliki tiga jenis pembuluh darah utama yaitu arteri, vena, dan
kapiler. Arteri adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah yang teroksigenasi
dari ventrikel kiri ke semua bagian tubuh. Arteri mempunyai dinding yang tebal
dari semua pembuluh darah karena harus menahan tekanan pompa jantung. Aorta
adalah arteri terbesar. Vena adalah pembuluh darah yang membawa darah yang
3
kaya dengan CO2 dan sisa-sisa metabolisme. Vena kava adalah vena yang terbesar
dalam tubuh. Kapiler adalah pembuluh darah yang paling kecil ( Tortora, 2011).
Gambar 2.1. Anatomi Jantung, ( National Heart and Lung Blood Institute, 2014)
thrombosis dan lain-lain ( Kumar, 2012). Penyakit jantung koroner (PJK) sebagai
salah satu bentuk dari penyakit jantung dan pembuluh darah, merupakan penyakit
menyuplai oksigen dan zat makanan pada jantung. Kelainan dapat berupa
4
radang, dan material pembekuan darah (fibrin) Timbunan ini disebut dengan plak.
Terdapat dua macam plak yaitu plak stabil dan plak tidak stabil (vulnerable, rapuh)
Faktor resiko ada yang dapat dimodifikasi dan ada yang tidak dapat
dan obesitas. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia, jenis kelamin,
diderita oleh kaum pria dibandingkan dengan wanita, karena diduga faktor
wanita dengan pria yang menderita penyakit arteriosklerosis adalah sama. Merokok
arteri. Karbon monoksid (CO) dapat menyebabkan hipoksia jaringan arteri, nikotin
ancaman bagi usia muda sedang pada usia lanjut adalah tipe IV (peninggiaan
kolesterol dan trigliserida). Hipertensi dengan tekanan darah diatas 160/95 mmHg
5
Diabetes mellitus menyebabkan gangguan lipoprotein
Kegemukan mungkin bukan faktor resiko yang berdiri sendiri, karena pada
umumnya selalu diikuti oleh faktor resiko yang lain. Bahaya arteriosklerosis
menjadi lebih besar jika ada kombinasi 2 atau 3 resiko (Kusmana D. dan Hanafi M.,
1996). Pria yang lingkar perutnya di atas 90 sentimeter dan wanita lebih dari 80
termasuk faktor resiko utama PJK di samping hipertensi dan merokok. Kadar
Kolesterol darah dipengaruhi oleh susunan makanan sehari-hari yang masuk dalam
tubuh (diet). Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol darah
disamping diet adalah Keturunan, umur, dan jenis kelamin, obesitas, stress, alkohol,
exercise. Beberapa parameter yang dipakai untuk mengetahui adanya resiko PJK
dan hubungannya dengan kadar kolesterol darah yaitu Kolesterol Total, LDL
Kolesterol, HDL Kolesterol, rasio Kolesterol Total : HDL Kolesterol dan kadar
Trigliserida.
Korban serangan jantung terutama terjadi pada pusat kesibukan yang banyak
orang yang stress 1 ½ kali lebih besar mendapatkan resiko PJK stress disamping
dapat menaikkan tekanan darah juga dapat meningkatkan kadar kolesterol darah
6
Studi kecil yang dilakukan peneliti dari Universitas California, dr. Andrew
J. Fuligni dan rekan terhadap 69 siswa SMA menunjukkan, remaja yang mengalami
banyak stres setiap harinya akan mengalami peningkatan protein tertentu dalam
darah. Protein ini bisa menyebabkan peradangan kronis. Peradangan ini selanjutnya
dan rekan menekankan konsistensi hasil penelitian dengan sejumlah bukti yang
Indonesia, 2008).
Faktor Risiko
Dapat Dimodifikasi Tidak Dapat Dimodifikasi
a) Merokok f) Usia
b) Hiperkolesterolemia g) Jenis Kelamin
c) Hipertensi h) Wanita menopause
d) Diabetes Melitus
e) Obesitas
a) Merokok
rokok dapat menurunkan kadar HDL kolesterol. Merokok juga dapat meningkatkan
pada diabetes disertai obesitas dan hipertensi sehingga orang yang perokok
b) Hiperkolesterolemia
7
Kolestrol dapat menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah arteri,
sehingga lumen dari pembuluh darah tersebut menyempit dan proses ini disebut
darah menjadi lambat sehingga aliran darah pada pembuluh darah arteri koroner
Normal Abormal
c) Hipertensi
struktur arteri dan arterial sistemik, terutama terjadi pada kasus-kasus yang tidak
diobati. Mula-mula akan terjadi hipertrofi dari tunika media diikuti dengan
hialinisasi setempat dan penebalan fibrosis dari tunika intima dan akhirnya akan
d) Diabetes Melitus
Intoleransi terhadap glukosa sejak dulu telah diketahui sebagai predisposisi
risiko PJK 50% lebih tinggi daripada orang normal, sedangkan pada perempuan
risikonya menjadi 2 kali lipat. Mekanismenya belum jelas, akan tetapi terjadi
e) Obesitas
8
Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh >19% pada laki-laki dan >
dan LDL kolesterol. Resiko PJK akan jelas meningkat bila BB mulai melebihi 20%
f) Usia
Sebagian besar kasus kematian terjadi pada laki-laki umur 35-44 tahun dan
umur dan kadar kolesterol, yaitu kadar kolesterol total akan meningkat dengan
biasanya akan meningkat menjadi lebih tinggi dari laki-laki (DJohan, 2004).
g) Jenis Kelamin
Laki-laki mempunyai risiko PJK 2-3 kali lebih besar daripada perempuan.
Pada beberapa perempuan pemakaian oral kontrasepsi dan selama kehamilan akan
h) Wanita Menopause
akut. Selepas menopause, LDL-C meningkat dan kadar HDL menurun. Ini
2.2.3 Epidemiologi
meninggal setiap tahun oleh karena penyakit jantung dan pembuluh darah di seluruh
9
pembuluh darah. Sekitar 2400 orang meninggal setiap hari karena penyakit ini
(AS) yang menyerang baik lelaki maupun perempuan. Setiap tahun di AS, lebih
penyakit jantung koroner, penyakit jantung reumatik, dan penyakit darah tinggi
usia di atas 40 tahun dengan angka kekerapan sekitar 13%. Penyakit jantung
angka prevalensi sekitar 3/1000 penduduk. Dari laporan Badan Penelitian dan
penyakit darah tinggi pada golongan usia 45-54 tahun adalah 19,5%, yang
Pembuluh darah arteri seperti juga organ-organ lain dalam tubuh mengikuti
proses umur (ketuaan) dimana terjadi proses yang karekteristik seperti penebalan
diameter lapisan intima. Perubahan ini terjadi terutamanya pada arteri-arteri besar
yang disebut arteriosklerosis. Pembuluh koroner terdiri dari 3 lapisan yaitu tunika
10
intima (lapisan dalam), tunika media (lapisan tengah), dan tunika adventisia
(lapisan luar).
Tunika intima terdiri dari 2 bagian. Lapisan tipis sel-sel endotel merupakan
lapisan yang memberikan permukaan licin antara darah dan dinding arteri serta
agregasi trombosit dan vasokonstriksi. Selain itu endotel juga mempunyai daya
regenerasi yang cepat untuk memelihara anti trombogenik arteri. Jaringan ikat
menunjang lapisan endotel dan memisahkannya dengan lapisan yang lain. Tunika
media merupakan lapisan otot di bagian tengah dinding arteri yang mempunyai 3
bagian : bagian sebelah dalam disebut membran elastis internal, kemudian jaringan
fibrus otot polos dan sebelah luar membrane jaringan elastis eksterna. Lapisan tebal
otot polos dan jaringan kolagen, memisahkan jaringan membran elastik interna dan
yang terakhir ini memisahkan tunika media dengan adventisia. Tunika adventisia
umumnya mengandung jaringan ikat dan dikelilingi oleh vasa vasorum yaitu
jaringan arteriol.
Berdasarkan hasil otopsi mayat dalam bebagai usia didapati pada pembuluh
koroner terlihat penonjolan yang diikuti dengan garis lemak (fatty streak) pada
intima pembuluh yang timbul sejak umur di bawah 10 tahun. Garis lemak ini mula-
mula timbul pada aorta dan arteri koroner. Pada umur 20 tahun ke atas garis lemak
ini dapat terlihat hampir pada setiap orang. Garis lemak ini akan tumbuh menjadi
fibrous plaque yiatu suatu penonjolan jaringan kolagen dan sel-sel nekrosis. Lesi
padat, pucat dan bewarna kelabu disebut ateroma. Plak fibrus ini timbul pada umur
tiga puluhan. Pada umur atas 40 tahun timbul lesi yang lebih kompleks dan timbul
konsekuensi klinis seperti angina pektoris, infark miokard, dan mati mendadak
11
(sudden death). Lesi kompleks terjadi apabila pada plak fibrus timbul nekrosis dan
adalah suatu penyakit sistemik dan karena itu jarang timbul pada hanya satu
pembuluh darah. Plak sering timbul pada tempat dimana terjadi turbulensi
maksimum seperti pada percabangan, daerah tekanan tinggi, dan daerah yang
adhesi trombosit.
10% dari curah jantung per menit yaitu kira-kira 50-75ml darah per 100 gram
miokard. Dalam keadaan stress atau latihan maka timbul aliran cadangan koroner
(coronary flow reserve) dimana aliran koroner bisa sampai 240ml per 100 gram
mempertahankan aliran basal (basal flow) di sebelah distal stenosis. Pada stenosis
70% atau lebih tetap saja aliran distal stenosis (distal flow) tidak mencukupi pada
pada jantung terutama pada septum, apeks, crux kordis, dinding atrium paling
Intrakoroner adalah anastomosis antara proksimal dan cabang distal pembuluh yang
yang lain ke pembuluh koroner yang stenosis (Kusmana D. dan Hanafi M., 1996).
12
2.2.5 Patogenesis Penyakit Jantung Koroner
terjadinya penyakit jantung koroner. Terjadi dominasi sel-sel imun pada awal lesi
atau ateromatus pada bagian intima endothelial. Ateromatus akan menebal pada
gangguan pada aliran darah. Gangguan aliran darah menyebabkan otot miokardium
Konsentrasi LDL yang tinggi menembus pada bagian endothelial yang terinflamasi
dan terjadi proses oksidasi. LDL ini menarik sel darah putih atau leukosit
membentuk foam cell. Foam cell membentuk lesi ateromatus disebut fatty streak (
Hanssons, 2005). Fatty streak menarik sel otot polos ke lokasi inflamasi dan terjadi
fibrous dari streak lemak. Lesi mula menonjol pada permukaan dinding dalam
angiogenesis plak fibrosa membentuk pembuluh darah kecil untuk mensuplai darah.
( Fuster, 2000)
Plak mulai berkalsifikasi dan kalsium mula mengendap. Plak terdiri dari
penutupan jaringan fibrosa yang menutupi inti yang kaya dengan lemak. Ujung plak
13
lebih rentan untuk ruptur sehingga membuat bagian permukaan lipid dan materi
(Hanssons, 2005).
nyeri di dada kiri yang kemudian menjalar ke lengan kiri dan leher yang disertai
(PJK) bervariasi tergantung pada derajat aliran darah arteri koroner. Bila aliran
koroner masih mencukupi kebutuhan jaringan, tidak akan timbul keluhan atau
manifestasi klinis. Dalam keadaan normal, dimana arteri koroner tidak mengalami
oleh peningkatan aliran darah sebab aliran darah koroner dapat ditingkatkan samapi
5 kali dibandingkan saat istirehat, yaitu dengan cara meningkatkan frekuensi denyut
jantung dan isi sekuncup seperti pada saat melakukan aktifitas fisik bekerja atau
setiap jaringan mampu melakukan fungsi secara optimal (Kusmana D. dan Hanafi
M., 1996).
Gejala yang khas adalah dada terasa sakit atau nyeri dan seperti dutusuk
benda tajam. Biasanya rasa sakit ini berlangsung sampai 20 menit. Rasa ini, nyeri,
harus benar-benar diidentifikasi untuk mengetahui apakah rasa itu disebabkan oleh
kelainan jantung atau oleh gangguan otot atau gangguan pada fungsi
14
pernapasan.Nyeri dada jantung biasanya seperti dada ditindih benda berat dan terasa
sakit pada tulang dada atau yang disebut dengan sternum. Rasa nyeri ini bisa
menjalar hingga ke leher dan punggung bagian kanan dan kiri. (Patu I., 2009).
Gejala-gejala penyakit jantung koroner adalah seperti dada terasa sakit dan
tanpa sebab yang jelas. Selain itu, terdapat juga keluhan di sekitar tulang dada dan
leher. Tapi kebanyakan orang yang menderita penyakit jantung koroner tidak
Tekanan disebabkan oleh iskemia miokardial transien tanpa infark. Hal ini
terjadi apabila terdapat stress psikologis atau fisiologis yang meningkat dan
ketika beban kerja jantung dan kebutuhan oksigen miokard yang melebihi
pertama dengan peningkatan angina dengan intensitas lebih dan lebih lama
tanpa aktivitas fisik yang tinggi. Kedua, angina saat istirahat. Onset angina
15
c) Infark Miokardial
EKG dan Oklusi koronari yang penuh selepas rupturnya plak. Pada NON-
STEMI, tidak ada ST Elevasi pada EKG, beban plak tinggi tanpa ruptur
(Antman, 2008).
a) Anamnesa
berkeringat dingin, dan perasaan tidak enak pada perut bagian atas. Riwayat
b) Elektrokardiogram (EKG)
elektrik yang melintas atrium jantung dan ventrikel jantung dan memacu
(Braunwald, 2008).
16
d) Ekokardiografi
seberapa baik jantung berfungsi. Eko juga dapat menunjukkan daerah aliran
darah yang kurang ke jantung, daerah otot jantung yang tidak berkontraksi
secara normal dan cedera sebelumnya pada otot jantung yang disebabkan
dengan monitor dan alat rekam EKG sampai pasien mencapai kecepatan
f) Pemeriksaan Laboratorium
ada Diabetes Melitus yaitu faktor resiko terjadinya PJK ( Adems, 2004)
g) Kateterasi Jantung
dipantau lewat layor monitor untuk memeriksa anatomi dan fungsi jantung
(Baim,2008).
17
2.2.9 Pengobatan
penyakit jantung koroner ini. Pertama adalah golongan statin. Obat ini
Efek samping obat ini adalah terjadinya gangguan hati. Kedua, asetosal.
dan mencegah serangan jantung sampai 20 persen. Tapi asetosal ini tidak
Obat lain yang bisa diberikan adalah penyekat beta. Obat lain yang juga
kontraksi otot jantung, sehingga memperbaiki fungsi kerja jantung. Obat ini
terdiri dari nitrat atau antagonis kalsium. Ini dapat mengurangi preload,
18
afterload dan spasme. Penggunaan penghambat beta agak controversial,
jantung koroner lebih dari dua (multi vessel coronary artery disease),
pembuluh darah koroner kiri utama pembuluh darah koroner dimana tidak
koroner, pembuluh darah koroner kiri utama dan arteri koronaria desenden
Kini juga dikenal off pump bypass surgery, yaitu tindakan bedah
dilakukan pada jantung yang masih berdenyut (beating heart). Teknik ini
19
tindakan terbukti meningkatkan harapan dan kualitas hidup penderita PJK.
tetapi risiko itu telah jauh lebih kecil dibandingkan masa- masa sebelumnya
(Gwaspada, 2006).
2.2.10 Pencegahan
Untuk mencegah PJK, ada beberapa hal yang bisa dilakukan seperti
lemak dan kolesterol tinggi, seperti junk food (makanan tak sehat karena
(Siswono, 2005).
berlemak seperti lemak hewan. Lemak hewan ini sangatlah jenuh dan
dan jika kita sering berolahraga dan tidak memiliki tekanan darah tinggi,
maka kemungkinan kita terkena penyakit jantung koroner ini sangatlah kecil
(Brittlate, 2007).
sebanyak tiga kali lipat. Penelitian yang dikepalai oleh Imre Janszky dari
20
efektivitas cokelat dalam mengurangi risiko meninggal bagi responden yang
(Arief I, 2007).
yang dapat diambil dan tak pernah ada kata terlambat untuk melakukan
kesehatan dari aktivitas fisik. aktivitas fisik bisa berupa aktivitas aerobik
aktivitas fisik harus dilakukan selama paling sedikit 30 menit setiap harinya.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
jantung. Gejala dan keluhan dari PJK hampir sama dengan gejala yang dimiliki oleh
penyakit jantung secara umum. Penyakit jantung koroner juga salah satu penyakit
yang tidak menular. Kejadian PJK terjadi karena adanya faktor resiko yang antara
lain adalah gaya hidup yang kurang aktivitas fisik (olahraga), riwayat PJK pada
keluarga, merokok, konsumsi alkohol dan faktor sosial ekonomi lainnya. Penyakit
jantung koroner ini dapat dicegah dengan melakukan pola hidup sehat dan
kolesterol, melakukan aktivitas fisik dan olehraga secara teratur, menghindari stress
kerja.
3.2 Saran
Penyakit Jantung Koroner dapat menyerang kepada siapa saja, bukan hanya
kepada usia lanjut saja, namun pada usia yang masih sangat muda sekalipun
penyakit jantung dapat menyerang. Jadi, apabila kita tidak ingin terkena penyakit
berbahaya ini maka kita harus mualai dengan berperilaku hidup sehat.
kolesterol, kontrol tekanan darah dan gula darah, serta kontrollah kesehatan
secara rutin.
22
3. Hentikan kebiasaan merokok, karena merokok menyebabkan elastisitas
23
DAFTAR PUSTAKA
Adams, RD, Victor, M & Rapper, AH. 2004. Cerebrovascular Disease, In:
Principles of Neurology, 6th ed, MC Graw-Hill Book. New York
24
Gaziano TA, Gaziano JM. 2008. Epidemiology of cardiovascular disease. In Fauci
A.S., Kasper L.D., Longo D.L., Braunwald E., Hauser S.L., Jameson J.L., et
al: Harrison’s principles of internal medicine. 17th Ed. United States of
America: McGraw-Hill. p.1375
Hanafiah A.,1996. Angina Pektoris. In: Buku Ajar Kardiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 1st ed. Jakarta : 166-172
Heru Sulastomo. 2010. Sindroma Koroner Akut dengan Gangguan Metabolik pada
Wanita Usia Muda Pengguna Kontrasepsi Hormona. Jakarta: Departement
of Cardiology
Kumar V., Robbins S.L., Cotran R.S. 2012. Buku Ajar Patologi. Edisi 7 vol 2.
Jakarta: EGC. hal.408-409
Lennep, J.E.R van,.et al. 2002. Risk factors for coronary heart disease: implications
of gender. Available from:
http.cardiovascres.oxfordjournals.orgcontent533538.full.pdf+html [Accesed
1 Desember 2016]
Marieb, E.N., Hoehn, K., 2010. The Digestive System. Human Anatomy &.
Physiology eighth edition. United States of America: Pearson Education,.
Inc, 858-863
Patu I., 2009, Inilah Penyebab Penyakit Jantung Koroner, Available from :
http://cpddokter.com/home/index.php?option=com_content&task=view&id
=143 0&Itemid=78) [Accesed 1 Desember 2016]
25
Rimmerman, C.M. (2010). Coronary Artery Disease. Dalam: Current Clinical
Medical 2nd Edition China: Elsvier Saunders: 58-63.
Schoen F.J. The Heart. In: Kumar V., Abbas A. K., Fausto N. 2010. Robbins and
Cotran: Pathologic Basis Of Disease. 8 th ed. Philadelphia: Elsevier
Saunders Inc. p. 571-87
Sri Sumarti. 2010. Faktor-faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner pada Usia
Dewasa Muda yang Dirawat di Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah
Rumah Sakit Dokter Kariadi. Semarang: Universitas Diponegoro.
26