Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Senyawa hidrokarbon ini terdapat luas di alam dan juga saat ini dapat disintesis.
Berdasarkan asal katanya yaitu hydro dan carbon dapat dikatakan bahwa elemen inilah
yang menjadi penyusun utama senyawa hidrokarbon ini. Senyawa hidrokarbon ini
terdiri atas tiga kelompok utama yaitu hidrokarbon jenuh, tak jenuh dan aromatik.
Pembagian ini didasarkan atas jenis-jenis ikatan antara karbon (Ridwan, 2014).
dasar yaitu hidrogen dan karbon namun memiliki banyak anggota senyawa yang
mempunyai gugus ikatan tertentu. Setiap kelompok senyawa senyawa ini memiliki
sifat dan karakteristik tersendiri yng menarik untuk dipelajari (Ridwan, 2014)
sehari-hari yaitu minyak bumi. Minyak bumi merupakan sumber energi yang paling
banyak digunakan dalam aktivitas kehidupan manusia meskipun jumlahnya saat ini
semakin terbatas di alam. Seperti yang diketahui bahwa minyak bumi ini telah diolah
titik didihnya dan juga dengan memanfaatkan bentuk rantai karbon yang dimilikinya.
Setiap fraksi minyak bumi tersebut mempunyai kegunaan tersendiri (Ridwan, 2014).
senyawa hidrokarbon ini masuk dalam ruang lingkup kimia organik karena
seperti telah diuraikan di atas tadi bahwa senyawa hidrokarbon ini tersusun atas
senyawa organik berupa hidrogen dan karbon. Sehingga praktikum ini dilakukan untuk
1. Untuk mengetahui kelarutan suatu hidrokarbon dalam air dan dietil eter.
2. Untuk mengetahui reaksi antara hidrokarbon dengan KMnO4 0,1 M dan Br2/CCl4.
etil asetoasetat, toluen, parafin, dalam pelarut polar dan nonpolar seperti air, dietil eter,
KMnO4 0,1 M, Br2/ CCl4 5 %. Serta mengetahui reaksi oksidasi dan adisi yang terjadi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Senyawa organik yang paling sederhana, terbentuk dari dua elemen yakni
hidrogen dan karbon. Senyawa hidrokarbon ini selain terdapat luas di alam juga dapat
dibuat (disinteis) di laboratorium. Secara umum senyawa hidrokarbon ini terbagi atas
tiga kelompok utama yaitu; hidrokarbon jenuh (saturated), tak jenuh (unsaturated) dan
aromatik. Pembagian ini didasarkan atas pada jenis ikatan antara karbon karbon.
hidrokarbon jenuh mengandung karbon-karbon ganda dua atau ganda tiga, sedangkan
hidrokarbon aromatik adalah kelompok senyawa siklik tak jenuh namun sifatnya
berbeda dengan alkena. Sifat dari senyawa ini umumnya dicirikan oleh benzena (Tim
Hidrokarbon jenuh terdiri atas dua kelompok utama yaitu alkana dan
jumlah atom karbon. Alkana yang paling sederhana adalah metana dengan formula
CH4. Metana ini mempunyai sifat tidak berwarna dan tidak berbau, sangat sukar larut
dalam air, mudah larut dalam alkohol. Titik didih dan titik leburnya rendah, dibawah
0 oC. Sifat kimia senyawa ini amat stabil, tidak dapat bereaksi dengan asam, basa dan
pereaksi pereaksi yang umum terdapat di laboratorium (Tim Dosen Kimia, 2007).
terikat pada empat atom lain. Alkana dikenal juga sebagai parafin atau hidrokarbon
jenuh.selain itu dikenal juga senyawa sikloalkana. Sikloalkana ini digunakan untuk
melukiskan hidrokarbon alisiklik jenuh. Alkana monosiklik mempunyai rumus empirik
Menurut Pine dkk., (1998), reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa alkana
adalah :
1. Oksidasi. Reaksi oksidsi sempurna dari alkana adalah gas karbondioksida dan
2. Reaksi subsitusi yaitu reaksi penggantian suatu unsur oleh unsur lain yang
3. Reaksi sulfonasi yaitu reaksi yang melibatkan asam sulfat, dimana daapt
4. Reaksi nitrasi yaitu reaksi yang melibatkan senyawa nitrat dimnaa reaksi ini
5. Reaksi pirolisis atau cracking dalah proses pemecahan alkana dengan jalan
pemanasan pada temperatur tinggi sekitar 1000 oC tanpa oksigen akan dihasilkan
Pada senyawa hidrokarbon tak jenuh dikenal alkena (CnH2n) dan alkuna (CnH2n-
2). Alkena adalah suatu hidrokarbon yang mengandung satu atau lebih ikatan rangkap
dua karbon, sedangkan alkuna adalah hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap
tiga karbon. Kedua kelompok senyawa ini disebut hidrokarbon tidak jenuh karena
memiliki atom hidrogen perkarbon lebih sedikit dibanding dengan alkana (C nH2n+2 )
hidrogen terhadap alkena dan alkuna. Sering pula ditemukan suatu hidrokarbon
memiliki dua ikatan rangkap dua, senyawa hidrokarbon yang demikian itu dikenal
sebagai alkadiena atau diena. Dikenal pula adanya triena, tetraena dan seterusnya
2.2.1 Alkena
Sifat dari alkena hampir sama dengan sifat alkana. Perbedaannya dengan
alkana karena adanya ikatan π yang kurang stabil menyebabkan alkena dengan jumlah
atom karbon yang sama dengan alkana baik titik didih maupun titik leburnya lebih
penurunan sedikit titik didih. Meskipun alkena adalah non polar sedikit lebih larut
elektron dan alkena yang agak terbuka itu tertarik oleh hidrogen dari air yang
bermuatan positif parsial. Alkena dengan empat atom karbon atau kurang, berwujud
gas dan tidak berwarna, sedangkan senyawa yang memiliki lima atom karbon atau
homolog yang lebih tinggi merupakan cairan yang mudah menguap (Tim dosen Kimia,
2007).
1. Reaksi adisi.
Reaksi ini merupakan reaksi yang spesifik berbeda dengan reaki subsitusi yang
terjadi pada alkana. Pada reaksi ini, ikatan pada alkena dipecah sedangkan ikatan
Reaksi tersebut sangat berguna dalm sintesis, terutama sintesis alkohol dari
alkena. Adisi terjadi sedemikian rupa sehingga boron beradisi pada karbon yang
Jika dibandingkan dengan alkana, maka alkena lebih mudah dioksidasi oleh
berlangsungnya reaksi ini ditandai dengan adanya perubahan warna ungu dari ion
permanganat menjadi endapan warna coklat dari mangan dioksida. Reaksi ini berguna
4. Ozonolisis Alkena
ozonid. Senyawa ozonida ini sangat reaktif dan mudah meledak. Untuk itu dalam
reaksinya segera direaksikan dengan reduktor (misalnya serbuk seng dan larutan asam
Senyawa alkena dapat saling mengikat dan membentuk polimer, hal ini terjadi
jika perlakuan dlam pemanasan dengan temperatur tertentu dengan katalisator seng
klorida. Bila polimerasi tersebut tersusun dri dua molekul alkena disebut dengan
dimer,empat molekul disebut tetramer, dan molekul tunggalnya monomer (Tim dosen
Kimia, 2007).
ZnCl 2
n CH 2 = CH 2 (CH 2 = CH 2 )n polietena
100 ºC – 300 ºC
ZnCl 2
CH 3 - CH = CH 2 (CH 3 - CH = CH 2 )n polipropilena
100ºC – 300 ºC
Menurut Riawan (1990), ada beberapa suku-suku alkena seperti dibawah ini
yaitu :
1. Etena
Etilena memunyai sifat tidak berwarna,dapat dibakar, memiliki bau yang khas,
eksplosif dalam udara. Etilena terdapat dalam gas batubara dan biasa pada proses
2. Polystyrena
bahan kimia. Polystirena dipakai untuk membuat kancing, permainan, sisir, bahan
3. Propena
Propena berasal dari industri minyak bumi. Sifat-sifat kimia dan fisiologisnya
sebagainya.
2.2.2 Alkuna
Senyawa alkuna adalah kelompok yang memiliki satu atau lebih ikatan ganda
tiga yang terjadi antara karbon karbon, ikatan ganda tiga berhubungan dengan dua
atom lain, dengan sudut ikatan 180º. Jadi keadaan stereokimia asetilen adalah linear.
Panjang ikatan rangkap dua (1,21º A) dan jauh lebih pendek dari ikatan tunggal
Menurut Tim dosen Kimia (2007), pada alkuna ada beberapa reaksi yang dapat
terjadi yaitu :
1. Reaksi Addisi
Reaksi ini berupa pemutusan ikatan rangkap tiga menjadi rangkap dua, reaksi
- Brominasi
H Br Br Br
Br 2 Br 2
H–C C H C=C H–C=C-H
Br H Br Br
Trans-1,2-dibromoetana 1,1,2,2-tetrabromoetane
- Hidrogenasi
2. Hidrasi
Adisi alkuna dengan air tidak hanya memerlukan katalis asam melainkan juga
ion raksa. Ion raksa membentuk kompleks dengan ikatan ganda tiga dan
awalnya adalah vinil alkohol atau enol yang tidak mantap dan selanjutnya mengadakan
penataan ulang.
3. Subsitusi
Atom hidrogen dari asetilen maupun turunannya dapat disubsitusikan oleh logam ag,na
atau Cu. Reaksi ini sekaligus menunjukkan sifat keasaman dari asetilen.
4. Polimerasi
digunakan.
cairan dalam suhu normal, banyak digunakan sebagai pelarut organik. Sifatnya non
polar, tidak bercampur dengan air namun dapat bercampur dengan pelarut organik
lainnya seperti dietil eter, karbon tetraklorida, atau heksana. Benzena dan turunannya
banyak diperoleh dari batubara dan minyak bumi. Molekul benzena banyak
mempunyai cincin karbon beranggota enam dimana tiap karbon mengikat satu
memiliki ketidak jenuhan namun sifat benzena lebih mendekati hidrokaron jenuh
dibandingkan dengan hidrokarbon tidak jenuh seperti alkena dan alkuna. Terbukti
bahwa benzena tidak menghilangkan warna air Brom, tidak teroksidasi dengan kalium
permanganat, juga tidak mengalami reaksi adisi dengan asam klorida maupun asam
sulfat, padahal pereaksi-pereaksi tersebut sangat mudah bereaksi dengan alkena dan
alkuna. Hal tersebut menunjukkan bahwa benzena tidak setara dengan alkena maupun
dan biasanya dijumpai sebagai lingkar lima, enam tujuh. Dalam teori, senyawa
aromatik diperkirakan mempunyai awan siklik yang terdiri dari elektron – sebanyak
4n + 20 buah (n = 0,1,2, dst) dan terdapat dalam bentuk siklik. Disamping itu, setiap
satu atom yang terhibridisasi sp 2 . Jadi anda dapat menentukan apakah senyawa
apakah jumlah tersebut sesuai sebagaimana yang ditentukan oleh rumus: 2,6,10 dan
bangun datar dengan enam lingkar cincin serta enam orbital p yang tegak dan sejajar.
Keenam orbital p ini bersama sama membentuk orbital molekul yang meliputi keenam
atom. Elektron orbital p mengisi orbital molekul ikatan berenergi rendah hingga penuh,
sehingga menghasilkan kadar yang menguntungkan ditinjau dari segi energi dan
karbon datar yang memiliki awan elektron – di atas dan bawahnya (Bresnick,
1996).
METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan
benzena, etil asetoasetat, toluen, parafin, KMnO4 0,1 M, Br2/CCl4 5 %, dietil eter dan
air.
3.2 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, rak tabung
reaksi, pipet tetes, bunsen, kaki tiga, kasa dan gelas piala.
Menyiapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Mengisi tabung
reaksi (1) dengan 0,5 mL air, dan mengisi tabung reaksi (2) dengan 0,5 mL dietil eter.
Menambahkan setetes demi setetes n-heksana (± 10 tetes) kedalam tabung reaksi (1)
0,1 M. Mengocok dan bila perlu panaskan. Mengamati dan mencatat perubahan yang
terjadi. Mengulangi percobaan diatas dan mengganti KMnO4 0,1 M dengan 1-2 tetes
Br2/CCl4 5 %.
BAB IV
4.2 Reaksi
3. + KMnO4
CH3
4. +KMnO4
O O OH OH
││ ││ │ │
5. CH3- C- CH2- C- OC2H5 + KMnO4 CH3─ CH ─CH2─ CH─ OC2H5 + MnO2 + KOH
OH OH
9. + Br2
10
+ Br2
11. CH3
+ Br2
│
│
Br Br
4 .3 Pembahasan
Setelah dilakukan percobaan pertama dilaboratorium mengenai kelarutan
hidrokarbon dalam air dan dietil eter dengan menggunakan beberapa hidrokarbon yang
bersifat non polar seperti n-heksana, sikloheksana, benzena, toluen, dietil eter, parafin
dan etil asetoasetat. Dari percobaan tersebut dapat diketahui bahwa senyawa-senyawa
tersebut tidak dapat larut dalam akuades tetapi dapat larut dalam dietil eter. Hal ini
sedangkan air termasuk senyawa polar dan dietil eter termasuk senyawa non polar,
di dalam senyawa non polar terdapat gaya tarik Van Der Waals antara pelarut dan zat
terlarut. Selain itu, dalam propilena (alkena) terdapat elektron phi yang agak terbuka
sehingga tertarik oleh hidrogen dari air yang bermuatan positif parsial.
n-heksana ketika direaksikan dengan KMnO4 0,1 M tidak terjadi reaksi dan larutan
berwarna ungu. Hal ini disebabkan karena n-heksana termasuk hidrokarbon jenuh
yang hanya bisa bereaksi dengan senyawa halogen apabila menggunakan katalisator
dan reaksinya merupakan reaksi subsitusi, n-heksana juga tidak mengandung rantai
cabang sehingga tidak terdapat atom karbon tertier, padahal ada tidaknya rantai
cabang juga sangat mempengaruhi terjadinya suatu reaksi. Demikian juga ketika
direaksikan dengan Br2/CCl4 5 % tidak terjadi reaksi dan larutan berwarna orange.
n-heksana dan n-pentana dapat bereaksi dengan Br2 apabila digunakan katalisator
Sikloheksana ketika direaksikan dengan KMnO4 0,1 M tidak terjadi reaksi dan
terjadi reaksi dan larutan berwarna orange. Hal ini disebabkan karena sikloheksana
termasuk dalam senyawa jenuh sehingga tidak dapat lagi bereaksi dengan
hidrokarbon.
Benzena ketika direaksikan dengan KMnO4 0,1 M tidak terjadi reaksi dan larutan
berwarna ungu. Hal ini disebabkan karena benzen memiliki ikatan terkonjugasi
larutan berwarana merah bata, ini menandakan bahwa benzen sukar sekali bereaksi
dengan Br2/CCl4 bila dibandingkan dengan hidrokarbon yang lain. Selain itu benzen
juga bersifat stabil sehinngga sukar sekali bereaksi dengan hidrokarbon lain kecuali
Toulen ketika direaksikan dengan KMnO4 0,1 M tidak terjadi reaksi dan larutan
berwarna ungu. Demikian juga ketika direaksikan dengan Br2/CCl4 5 % tidak terjadi
Parafin ketika direaksikan dengan KMnO4 0,1 M tidak terjadi reaksi dan larutan
berwarna ungu. Demikian juga ketika direaksikan dengan Br2/CCl4 5 % tidak terjadi
reaksi dan larutan berwarna orange. Hal ini disebabkan karena parafin merupakan
suatu senuyawa yang afinitasnya kecil sehingga sukar sekali bereaksi dan
Etil asetoasetat ketika direaksikan dengan KMnO4 0,1M terjadi reaksi dan
Propilena ketika direaksikan dengan KMnO4 0,1 terjadi reaksi dan menimbulkan
endapan coklat. Hal ini disebabkan karena propilena termasuk hidrokarbon tidak
jenuh sehingga apabila dioksidasi dengan KMnO4 0,1 M maka akan menghasilkan
senyawa glikol dan endapan warna coklat dari mangan dioksida karena oksidator
tersebut menyerang elektron phi pada ikatan ganda dua. Demikian juga ketika
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan ini ada beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah
benzena, etil asetoasetat, toluen, dietil eter dan parafin, tidak larut dalam pelarut polar
(air) tetapi larut dalam pelarut non polar (dietil eter). Senyawa hidrokarbon seperti
n-heksana, sikloheksana, parafin, benzena dan toluen tidak dapat bereaksi dengan
KMnO4 0,1 M dan Br2/CCl4 5 % karena bersifat stabil, sedangkan etil asetoasetat dapat
5.2 Saran
terlebih dahulu alat dan bahan yang digunakan sehingga praktikum dapat berjalan
lancar.
Saran untuk asisten adalah asisten sudah mengarahkan praktikan dengan baik
baik.AED DDADDDD
DAFTAR PUSTAKA
Besari, Ismail, E., Sulistyowati dan Ishak, M., 1982, Kimia Organik Untuk Universitas,
Armico, Bandung
1. Kelarutan Hidrokarbon
Hasil
2. Reaksi Hidrokarbon
Hasil