You are on page 1of 9

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

LANDASAN KEWARGANEGARAAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK V

1. VEKY SARAPUN (G 301 18 044) 7. IRA PUSPA DEWI (G 301 18 040)


2. AKSAR RAMLI (G 301 18 037) 8. NURUL AZIZAH (G 301 18 024)
3. MITA (G 301 18 053) 9. NURLAILA L TAPO (G 301 18 045)
4. HABIBAH (G 301 18 081) 10. NINDYA ANDARINI (G 301 18 023)
5. RAHMADANI (G 301 18 074) 11. INDAH FEBRIANA (G 301 18 061)
6. RISTI DEWI (G 301 18 035) 12. LISMA HABIBAH (G 301 18 048)
13. ADINDA CANDRA FEBYOLA (G 301 18 026)
14. NURBAYA BASONGGO (G 301 18 068)
15. HELMALYA HAMID (G 301 18 058)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
FEBRUARI, 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan dan
pengerjaan makalah tentang “Landasan Kewarganegaraan” dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana dan terbatas.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca tentang landasan kewarganegaraan agar lebih mengetahui
landasan di indonesia.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang dan terbatas. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
selanjutnya.

Palu, 24 Februari 2019

Kelompok V (lima)
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang baik, cerdas,
terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan
Kewarganegaraan membahas berbagai aspek dalam kehidupan, yaitu pembentukan diri
yang beragam dari segi agama, sosial kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa.
Pendidikan Kewarganegaraan juga merupakan pondasi atau modal utama
bagi seluruh bangsa Indonesia untuk dapat mempelajari, memahami, dan mencintai
setiap aspek dari Indonesia sendiri.
Mahasiswa sebagai sebagai bagian dari Pendidikan tingkat tinggi di Indonesia
juga turut melaksanakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, karena mahasiswa
merupakan bibit untuk mempertanggung jawabkan Indonesia kedepannya. Karena itulah
diperlukan pendidikan moral dan akademis yang akan menunjang sosok pribadi
mahasiswa. Kepribadian mahasiswa akan tumbuh seiring dengan waktu dan mengalami
proses pembebenahan, pembekalan, penentuan dan akhirnya pemutusan prinsip diri. Di
masa yang akan datang diperlukan ilmu yang cukup untuk dapat mendukung kokohnya
pendirian suatu Negara dan mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga Negara dengan
menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan
kewajiban dalam bela Negara demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan
Negara.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Kewarganegaraan ?
2. Hakikat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ?
3. Sebutkan Asas Kewarganegaraan Indonesia ?
4. Apa Unsur-Unsur Kewarganegaraan ?
5. Apa Landasan hukum Pendidikan Kewarganegaraan ?
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Kewarganegaraan
Istilah kewarganegaraan memiliki arti keanggotaan yang menunjukkan hubungan
atau ikatan antara negara dan warga negara.Kewarganegaraan diartikan segala jenis
hubungan dengan suatu negara yang mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk
melindungi orang yang bersangkutan.Adapun menurut Undang-Undang
Kewarganegaraan Republik Indonesia, kewarganegaraan adalah segala ikhwal yang
berhubungan dengan negara.
Pengertian kewarganegaraan dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut
a. Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan sosiologis
 Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum
anatara orang-orang dengan negara.
 Kewarganegaraan dalam arti sosiologis, tidak ditandai dengan ikatan hukum,
tetapi ikatan emosionak, seperti ikartan perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib,
ikatan sejarah, dan ikatan tanah air.
b. Kewarganegaraan dalam arti formil dan materil.
 Kewarganegaraan dalam arti formil menunjukkan pada tempat kewarganegaraan.
Dalam sistematika hukum, masalah kewarganegaraan berada pada hukum publik.
 Kewarganegaraan dalam arti materil menunjukkan pada akibat hukum dari status
kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban warga negara.
2. Pendidikan Kewarganegaraan
Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan
moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi
kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara.
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara sadar bela
negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan jati
diri dan moral bangsa dalam perikehidupan bangsa.
 Standar isi pendidikan kewarganegaraan adalah pengembangan :
a. Nilai-nilai cinta tanah air;
b. Kesadaran berbangsa dan bernegara;
c. Keyakinan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara;
d. Nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia dan lingkungan hidup;
e. Kerelaan berkorban untuk masyarakat, bangsa, dan negara, serta
f. kemampuan awal bela negara.
 Pengembangan standar isi pendidikan kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dijabarkan dalam rambu-rambu materi pendidikan kewarganegaraan. Rambu-
rambu materi pendidikan kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
meliputi materi dan kegiatan bersifat fisik dan nonfisik.
 Pengembangan rambu-rambu materi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) diatur dengan Peraturan Menteri sesuai lingkup penyelenggara pendidikan
kewarganegaraan.
3. Asas Kewarganegaraan Indonesia
Dalam menerapkan asas kewarganegaraan ini ada 2 pedoman yaitu :
a. Dari sisi kelahiran
Penentuan kewarganegaraan berdasarkan dari sisi kelahiran dikenal dengan 2
asas kewarganegaraan yaitu asas ius soli dan ius sanguinis
b. Dari sisi perkawinan
Penentuan kewarganegaraan berdasarkan dari sisi perkawinan yang mencakup
asas kesatuan hukum dan asas persamaan derajat. Untuk asas kesatuan hukum, yaitu
paradigma suami istri atau ikatan keluarga merupakan inti masyarakat yang
mendambakan hidup sejahtera,sehat, dan bersatu. Sedangkan dalam asas persamaan
derajat ditentukan bahwa status perkawinan tidak dapat merubah status
kewarganegaraan masing-masing pihak.
Disamping asas umum, ada beberapa asas khusus yang menjadi dasar penyusunan
Undang-undang Kewarganegaraan Indonesia, yaitu :
a. Asas kepentingan nasional adalah asas yang menentukan bahwa peraturan
kewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad
mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita dan
tujuannya sendiri.
b. Asas perlindungan maksimum adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib
memberikan perlindungan penuh kepada setiap warga negara Indonesia dalam
keadaan apapun baik didalam ataupun diluar negri.
c. Asas persamaan didalam hukum dan pemerintahan adalah asas yang menentukan
bahwa setiap warga negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama didalam
hukum dan pemerintahan.
d. Asas kebenaran substantif adalah prosedur kewarganegaraan seseorang tidak hanya
bersifat administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat-syarat permohonan yang
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
e. Asas nondiskriminatif adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala
hal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan,
jenis kelamin dan gender.
f. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah asas yang
dalam segala hal yang berhubungan dengan warga negara harus menjamin,
melindungi, dan memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan hak warga negara
pada khususnya.
g. Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala hal yang
berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka.
h. Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh atau
kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia diumumkan dalam Berita Republik
Indonesia agar masyarakat mengetahuinya.

4. Unsur-Unsur Kewarganegaraan
a. Unsur Darah Keturunan (Ius Sanguinis)
Kewarganegaraan dari orang tua yang menurunkannya menentukan kewarganegaraan
seseorang, artinya kalau orang dilahirkan dari orang tua yang berwarganegara
Indonesia, ia dengan sendirinya akan menjadi warga negara Indonesia juga.
b. Unsur Daerah Tempat Kelahiran (Ius Soli)
Daerah tempat seseorang dilahirkan menentukan kewarganegaraan. Artinya, kalau
orang dilahirkan di dalam daerah hukum Indonesia, ia dengan sendirinya menjadi
warga negara Indonesia. Terkecuali anggota korps diplomatik dan anggota tentara
asing yang masih dalam ikatan dinas.
c. Unsur Pewarganegaraan (Naturalisasi)
Meskipun tidak dapat memenuhi prinsip ius sanguinis ataupun ius soli, seseorang
dapat memperoleh kewarganegaraan dengan cara yang lain yaitu Pewarganegaraan
atau Naturalisasi. Dalam unsur ini syarat-syarat dan prosedur naturalisasi ini di
berbagai negara sedikit banyak dapat berlainan, hal tersebut menurut kondisi dan
situasi negara masing-masing.
5. Landasan hukum Pendidikan Kewarganegaraan
a. UUD 1945
 Pembukaan UUD 1945, alinea kedua dan keempat (cita-cita, tujuan dan aspirasi
Bangsa Indonesia tentang kemerdekaanya).
 Pasal 27 (1), kesamaan kedudukan Warganegara di dalam hukum dan
pemerintahan.
 Pasal 27 (3), hak dan kewajiban Warganegara dalam upaya bela negara.
 Pasal 30 (1), hak dan kewajiban Warganegara dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
 Pasal 31 (1), hak Warganegara mendapatkan pendidikan.
b. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
 Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-Rambu
Pelaksanaan Kelompok Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kewarganegaraan merupakan anggota dari suatu Negara yang tinggal di wilayagah


mereka sendiri. Sebagai warga Negara yang baik kita harus memenuhi atribut
kewarganegaraan yang mencakup perasaan akan identitas, pemilihan hak-hak tertentu,
pemenuhan kewajiban-kewajiban yang sesuai, tingkat ketertarikan dan keterlibatan
dalam masalah publik, penerimaan terhadap nilai-nilai social dasar.
Memiliki kewarganegaraan berarti seseorang itu memiliki identitas atau status
dalam lingkup nasional.Memiliki kewargnegaraan berarti didapatkannya sejumlah hak
dan kewajiban yang berlaku timbal balik dengan negara.Ia berhak dan berkewajiban atas
negara, sebaliknya negara memilki hak dan kewajiban atas orang tersebut.
Terkait dengan hak dan kewajiban ini, maka seseorang menjadikan ia turut terlibat
atau berpartisipasi dalam kehidupan negaranya. Kewarganegaraan seseorang juga
menjadikan orang tersebut berpartisipasi dengan warga negara lainnya sehingga tumbuh
penerimaan atas nilai-nilai sosial bersama yang ada di negara tersebut.
B. Saran

Dalam makalah ini telah menjelaskan beberapa hal mengenai warga negara baik itu
pengertian warga negara sendiri atau hal-hal lain yang berkenaan dengan warga negara.
Karena sebagai warga negara kita harus mengetahui apa saja yang berhubungan
dengannya, terutama hak dan kewajiban warga negara agar kita tidak hanya menuntuk
hak tetapi juga melakukan kewajiban kita sebagai warga negara. Untuk itu,sebagai warga
negara haruslah kita mempelajari apa saja yang berkenaan dengannya.

You might also like