You are on page 1of 18

LAPORAN KEGIATAN TRIWULAN

TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


BULAN JANUARI, FEBRUARI, MARET 2019

RUMAH SAKIT UMUM FULL BETHESDA

2017
LAPORAN TRI WULAN ANGKA KEJADIAN DAN KEPATUHAN

( Bulan Januari, Februari, Maret Tahun 2019)

Laporan PPI ini bertujuan untuk memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai dalam kurun
waktu 3 bulan, yaitu dari bulan Januari sampai dengan Maret 2019 (Triwulan I);
meliputi angka kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK),Infeksi Daerah Operasi (IDO),
PLEBITIS, Decubitus dan program kerja PPI lainnya.

Cara Pelaksanaan Kegiatan

1. Melakukan surveilans dengan metoda target ke unit yang telah ditetapkan yaitu Ruang
rawat inap, ruang rawat jalan , ICU, OK dan Neonatal.
2. Melakukan observasi langsung dalam penerapan kewaspadaan standar dan transmisi
dengan mencatat dalam formulir monitoring
3. Berkoordinasi dengan unit-unit dalam kaitan pelaksanaan program

4. Melakukan Audit kepatuhan kebersihan tangan di unit target surveilans

5. Memberi edukasi di unit terkait


PENCAPAIAN
1. ANGKA KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH
PERIODE APRIL TAHUN 2017

No. Keterangan Jumlah

1 Jumlah pasien dengan Infeksi Saluran Kencing (ISK) orang

2 Jumlah pasien pasang kateter 258 orang

3 Angka pasien dengan Infeksi Saluran Kencing (ISK) %

2. ANGKA PASIEN DENGAN INFEKSI SALURAN KENCING (ISK)


PERIODE FEBRUARI 2017

No. Keterangan Jumlah

1 Jumlah pasien dengan Infeksi Saluran Kencing (ISK) 1

2 Jumlah pasien pasang kateter 265

3 Angka pasien dengan Infeksi Saluran Kencing (ISK) 0,65 %

3. ANGKA PASIEN DENGAN INFEKSI SALURAN KENCING (ISK)


PERIODE MARET 2017

No. Keterangan Jumlah

1 Jumlah pasien dengan Infeksi Saluran Kencing (ISK)

2 Jumlah pasien pasang kateter 288

3 Angka pasien dengan Infeksi Saluran Kencing (ISK) 0%


Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari semester I ke semester II angka HAIs
Plebitis menurun dari 3,0 ‰ menjadi 1,05 ‰,ISK (Infeksi Saluran Kemih menurun dari
1,2‰ menjadi 0 %,
Berdasarkan hasil kegiatan di atas, angka infeksi rumah sakit tidak menunjukkan masalah
yang sangat serius. Untuk infeksi jarum infus (Phlebitis) pun dapat ditangani dengan
baik.Untuk infeksi daerah operasi belum ada pelaporan atau kejadian di rumh sakit umum full
Bethesda karena mayoritas pasien bedah di rumah sakit umum full behesda adalah bedah
obgyn. Pencatatan insiden ini harus terus dilakukan agar diketahui kejadian infeksi
nosokomial rumah sakit sehingga dapat segera ditindak lanjuti untuk tetap mempertahankan
mutu pelayanan rumah sakit dan menjadi evaluasi untuk pelaksanaan pelayanan keperawatan
kedepannya.
Program pemantauan kejadian infeksi rumah sakit merupakan suatu upaya tanpa akhir
yang perlu didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai pengetahuan, keterampilan
serta sikap profesional di bidangnya. Dalam pelaksanaanya upaya peningkatan mutu ini
bukanlah hal yang mudah karena itu perlu adanya kerja sama dengan berbagai pihak yang
mempunyai visi yang sama.
Demikian laporan pemantauan kejadian infeksi ini dibuat, diharapkan dapat terlaksana
sesuai program sehingga dapat meningkatkan pelayanan di Rumah Sakit

ANGKA PASIEN DENGAN PHLEBITIS


PERIODE BULAN AGUSTUS 2016

No. Keterangan Jumlah

Angka Pasien dengan Phlebitis 7 orang


1

Total Pemasangan Infus 233 orang


2

3 Angka Kejadian Pasien dengan Phlebitis 3,0 %


ANGKA PASIEN DENGAN PHLEBITIS
PERIODE BULAN SEPTEMBER 2016

No. Keterangan Jumlah

Angka Pasien dengan Phlebitis 5 orang


1

Total Pemasangan Infus 274 orang


2

3 Angka Kejadian Pasien dengan Phlebitis 1,82 %

ANGKA PASIEN DENGAN PLEBITIS


PERIODE BULAN OKTOBER 2016

No. Keterangan Jumlah

Angka Pasien dengan Phlebitis 3 orang


1

Total Pemasangan Infus 285 orang


2

3 Angka Kejadian Pasien dengan Phlebitis 1,05 %

ANGKA PASIEN DENGAN INFEKSI SALURAN KENCING (ISK)


PERIODE AGUSTUS 2016

1. Kepatuhan Melakukan Kebersihan Tangan


HASIL AUDIT KEPATUHAN CUCI TANGAN DI RSU FULL BETHESDA BULAN
AGUSTUS 2016

NO. Petugas Jumlah petugas Patuh Tidak patuh Hasil Keterangan


Medis yang di audit audit
1. DOKTER 14 Orang 11 Orang 3 Orang 78,57 %

2.
PERAWAT 40 Orang 35 Orang 5 Orang 87,50 %

TOTAL 54 orang 46 Orang 8 orang 83,03 %

BULAN SEPTEMBER 2016

NO. Petugas Jumlah petugas Patuh Tidak patuh Hasil Keterangan


Medis yang di audit audit

1. DOKTER 15 Orang 12 Orang 3 Orang 80 %

2.
PERAWAT 40 Orang 36 Orang 4 Orang 90 %

TOTAL 55 Orang 48 Orang 7 Orang 85 %


BULAN OKTOBER 2016

NO. Petugas Jumlah petugas Patuh Tidak patuh Hasil Keterangan


Medis yang di audit audit

1. DOKTER 15 Orang 13 Orang 2 Orang 86,66 %

2.
PERAWAT 40 Orang 37 Orang 3 Orang 92,50 %

TOTAL 55 Orang 49 Orang 5 Orang 89,58 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kepatuhan perawat dalam melakukan kebersihan
tangan meningkat dari Bulan Agustus ke Oktober Angka kepatuhan mencuci tangan dikatakan
baik bila mencapai angka ≥ 85%. Angka kepatuhan tertinggi dicapai di bulan oktober,
sedangkan angka kepatuhan terendah terjadi di bulan agustus yaitu 83,03%.

Tingkat Kepatuhan Cuci tangan di rumah sakit full Bethesda Masih terbilang kurang karena
masih banyak petugas kesehatan yang tingkat kepedulianya terhadap penularan infeksi
nosokomial masih kurang oleh karena itu Tim ppi dibantu oleh IPCLN RSU Full Bethesda
bekerja sama untuk melaksanakan kegiatan – kegiatan PPI di rumah sakit Umum Full
Bethesda.

Rencana Tindak Lanjut

Untuk menindak lanjuti tingkat kepedulian kepatuhan cuci tangan di rumah sakit umum FULL
BETHESDA maka tim PPI membuat sosialisasi dan latihan cuci tangan setiap harinya sebelum
bekerja kepada seluruh karyawan rumah sakit umum Full Bethesda termasuk karyawan non medis
yang dipimpin oleh IPCN RSU FULL BETHESDA dan akan di Monitoring dan evaluasi IPCN
RSU Full Bethesda setiap harinya.
A. PENCAPAIAN INVESTASI
Investasi yang dimiliki TIM PPI saat ini adalah Satu unit komputer beserta printernya, dua
buah meja kerja dan dua buah kursi.

B. MASALAH DAN KENDALA YANG DIHADAPI SEMESTER I TAHUN 2016

No NAMA Masalah / Kendala Yang Akibat Yang Solusi Yang


PROGRAM Dihadapi Ditimbulkan Dilakukan
1 Pendidikan dan Program diklat/IHT PPI untuk Pengetahuan Melakukan
pelatihan seluruh karyawan RSHJ tidak karyawan sosialisasi
terlaksana karna efisiensi biaya tentang PPI langsung dari
dari Instalasi Diklat RSU FULL tidak optimal unit ke unit,
BETHESDA tentang
kewaspadaan
isolasi
2 Penggunaan Pemeriksaan uji mikrobiologi Data Pola Sedang proses
antibiotik (kultur) dan pola kuman msh kuman dan koordinasi
rasional dan jarang dilakukan di RSU FULL resistensi dengan
Pola kuman BETHESDA, beberapa antibiotik tidak laboratorium dan
optimal keuangan agar
kemungkinan penyebabnya Program kerja biaya kultur
adalah: Tim PPIRS menggunakan
Biaya kultur mahal, kesadaran belum terlaksana biaya paket
untuk melakukan kultur masih rujukan (lebih
kurang. murah).
Melakukan
pertemuan Tim
PPIRS

BAB III
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM PENCAPAIAN KINERJA

A. Faktor Internal
1. Strenght ( Kekuatan )
a. Pelayanan
Rumah Sakit Umum Full Bethesda dalam menjalankan fungsinya sebagai salah satu
sarana pelayanan kesehatan.
Untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu, Rumah Sakit Full Bethesda
melaksanakan akreditasi tingkat dasar untuk semua pelayanan. Saat ini Rumah Sakit
Full Bethesda sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi akreditasi rumah sakit
versi 2012 dimana focus dari akreditasi tersebut adalah keselamatan pasien termasuk
didalamnya adalah Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Umum Full
Bethesda.
b. Keuangan
Kesiapan Rumah Sakit Umum Full Bethesda untuk memberikan pelayanan yang
bermutu adalah dalam bentuk dukungan dana dari managemen/ Direksi Rumah Sakit
Umum Full Bethesda untuk menghadapi akreditasi Rumah Sakit versi 2012 dan
terlaksanannya program kerja Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit Full Bethesda.
c. Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Bentuk dukungan managemen / Direksi Rumah Sakit Umum Full Bethesda untuk
meningkatkan mutu dengan melakukan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit Umum Full Bethesda yaitu dengan membentuk Organisasi yang disebut Panitia
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Umum Full Bethesda yang
anggotanya terdiri dari semua unit dan profesi yang ada di Rumah Sakit Full Bethesda
dengan kualifikasi sudah mengikuti pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Rumah Sakit dimana kegiatannya dibentuk dalam sebuah program kerja.
d. Regulasi
Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Full Bethesda dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya melalui kegiatan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi, mengacu pada Pedoman dan Kebijakan yang sudah ada baik internal maupun
eksternal.

2. Weaknees ( Kelemahan )
Program kerja Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Full Bethesdea
adalah Pencegahan dan Pengendalian Infeksi melalui implementasi kewaspadaan isolasi,
Surveilans HAIs, Pendidikan dan Pelatihan, Penggunaan antibiotic rasional, dan audit
program PPI.
Dari beberapa program di atas, Implementasi program penggunaan antibiotic rasional
mempunyai hambatan yang sangat berarti diantaranya adalah :
a. Keuangan
Dasar dari penggunaan antibiotic rasional adalah adanya pedoman / Formularium
Antibiotik Rumah Sakit Full Bethesda dengan pola kuman dan uji resistensi sebagai
dasarnya. Data Pola kuman dan uji resistensi di Rumah Saki Full Bethesda belum
terlaksana karena pelaksanaan kultur / uji mikrobiologi masih merupaka langka di
RSU Full Bethesda karena biayanya yang mahal dan hasilnya lama.
b. Sumber Daya Manusia
Kompetensi / keahlian khusus bagi petugas yang melakukan uji mikrobiologi di
Rumah Sakit Full Bethesda perlu diterapkan. Sarana dan
A. Faktor Eksternal
1. Oportunity / Peluang
Rumah Sakit Full Bethesda merupakan Rumah Sakit Tipe C yang terletak di Medan
deli serdang, dimana beberapa Rumah Sakit swasta maupun Rumah Sakit Pemerintah
dari berbagai tipe juga berdiri di sekitarnya. Hal ini bisa dijadikan sebagai peluang bagi
RSFB untuk meningkatkan sarana dan prasarana sehingga Rumah Sakit Umum Full
Bethesda menjadi rujukan bagi rumah sakit disekitarnya.
2. Threat ( Ancaman )
Dengan banyaknya rumah sakit yang berdiri di sekitar Rumah Sakit Full Bethesda
menuntut RSU Full Bethesda untuk meningkatkan mutu pelayanannya. Salah satu
indikator tingginya mutu pelayanan di rumah sakit adalah rendahnya angka HAIs (
Infeksi Nosokomial ). Jika rumah sakit mempunyai angka HAIs yang tinggi berarti
keselamatan pasien di rumah sakit tersebut tidak terjamin, mutu pelayananya rendah,
citra rumah sakit juga menurun, kepercayaan pasien menurun, pelanggan menurun dan
pada akhirnya pendapatan rumah sakit juga menurun.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN
Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Umum Full Bethesda dalam
menjalankan tugas dan fungsinya untuk menekan penyebaran Infeksi di rumah sakit,
mempunyai Program kerja yang meliputi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi melalui
implementasi kewaspadaan isolasi, Surveilans HAIs, Pendidikan dan Pelatihan, Penggunaan
antibiotic rasional, dan audit program PPI.
Surveilans HAIs dapat dilaksanakan di semua unit rawat jalan dan rawat inap.
Pendidikan dan Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi pada seluruh karyawan
direncanakan dilakukan melalui In House Training/ IHT, namun untuk efesiensi biaya kami
melakukan sosialisasi kewaspadaan isolasi ( Kebersihan Tangan sebagai prioritas ) dari
ruangan ke ruangan dan melalui sosialisasi akreditasi RS 2012 sehingga tercatat 75 %
karyawan sudah tersosialisasi program tersebut.
Angka kepatuhan melakukan kebersihan tangan meningkat dari 83 % di bulan agustu menjadi
89 % di bulan oktober( Kepatuhan melakukan kebersihan tangan dikatakan baik bila
mencapai angka ≥ 85% ).
Pada prinsipnya beberapa program PPI dapat diimplementasikan dengan baik walaupun
ada beberapa hambatan namun dapat diatasi dengan baik. Ada satu Program PPI yaitu
program penggunaan antibiotic rasional dan pemeriksaan pola kuman yang belum berjalan
dengan optimal, beberapa faktor penyebabnya adalah belum optimalnya pemeriksaan / uji
mikrobiologi baik dari segi alat/metode yang digunakan, jumlah specimen maupun jenis
antibiotic yang digunakan untuk uji resistensi.

B. SARAN
Dilihat dari beberapa kendala yang dihadapi oleh Panitia PPI RSUFB dalam menjalankan
tugasnya, terutama implementasi program Penggunaan antibiotic rasional dan pemeriksaan
pola kuman, Panitia PPI RSUFB mengusulkan :
1. Agar biaya pemeriksaan mikrobiologi dan uji resistensi mikroba tidak terlalu mahal, kami
menyarankan untuk menggunakan biaya rujukan sehingga jauh lebih murah, bila biaya uji
mikrobiologi dan uji resistensi mikroba murah diharapkan kuantitasnya pun meningkat,
sehingga mendukung untuk dilengkapinya sarana / alat yang lebih canggih (tidak manual)
supaya kualitas hasil pemeriksaan mikrobiologi dan uji resistensi mikroba lebih optimal.
2. Agar laboratorium melakukan uji sensitivitas dengan menggunakan antibiotik yang sesuai
dengan standar obat RS Full Bethesda dan tidak menggunakan cara manual khususnya
untuk uji mikrobiologi pada specimen darah.

Angka kejadian Luka fiksasi


Bulan Oktober,November ,Desember 2014
20
17.24

15

11.11
10 6.75
Oktober
5
November
0 Desember
Oktober
November
Desember

1. Analisa

Dari tabel diatas untuk luka fiksasi pada pasien yang dilakukan fiksasi peningkatan terjadi pada
bulan November, hal tersebut dikarenakan jumlah pasien yang diikat menurun tetapi kejadian
luka fiksasi sama pada bulan oktober. Pada bulan desember terjadi luka fiksasi 2 orang dengan
jumlah pasien yang dilakukan meningkat.

2. Rencana Tindak Lanjut :


a. Mengadakan pelatihan tentang restrains
b. Meningkatkan tindakan restrain sesuai dengan SPO agar tidak terjadi luka fiksasi
c. Perawat harus lebih intensif dalam mengawasi pasie yang dilakukan tindakan restrain agar
tidak terjadi luka
d. Luka fiksasi harus dilaporkan ke dokter agar dilakukan pengobatan sehingga tidak terjadi
infeksi pada lukannya.

3. ANGKA KEJADIAN PLEBITIS

Angka kejadian Plebitis


Bulan Oktober,November ,Desember 2014

60 55.5

50

40

30

20 Oktober

10 November
0 Desember
0 0
Oktober
November
Desember

a. Analisa Masalah

Pada bualan oktober jumlah lama pemasangan infus 18 hari dan yang mengalami plebitis
ada 1 orang. Pada bualan november dan desember untuk plebitis tidak ada walaupun ada
pasien yang dilakukan pemasangan infus.

b. Rencana Tindak Lanjut :


a. Mengaadakan pelatihan bagaimana melakukan pemasangan infus yang benar agar tidak
terjadi plebitis
b. Tehnik pemasangan infuse harus sesuai SPO
c. APD petugas harus selalu diperhatikan

4. ANGKA KEJADIAN DIARE

Angka kejadian Diare


Bulan Oktober,November ,Desember 2014

35
30.86
30
25
20
15
10 Oktober
3.37
5 November
0 0 Desember
Oktober
November
Desember

1. Analisa masalah :

Kejadian diare dari bulan oktober ke november terjadi peningkatan tetapi kejadian banyak
tejadi di ruang srikandi. Untuk bulan desember diare tidak ada kejadian. Saat bulan
November sudah dilakukan pengkajian pada setiap pasien dan melihat data yang ada
ternyata setiap pasien berbeda penyebabnya dan tidak trjadi pada satu waktu sehingga
tidak dinyatakan KLB.

2. Rencana Tindak lanjut


a..Apabila ada kejadin diare yang lebih dari satu orang dilakukan penyelidikan kenapa
psien dapat terjadi diare secara bergantian apakah penyebabnya sama?
b. sebaiknya setiap ruangan mengajarkan pada setiap pasien untuk menjaga kebersihan
tubuh dan kebersihan tangan saat pasien akan makan sehingga mengurangi terjadinnya
diare
c. Instalasi gizi selalu waspada terhadap masakan yang disediakan untuk pasiennya.

5. ANGKA KEPATUHAN HAND HYGIENEDI RUANG RAWAT INAP (PERAWAT)

Angka kepatuhan hand hygiene


Oktober,November,Desember 2014
Oktober November Oktober2

87.50% 84.60%

69%

50%
46%
37.50%

Puntodewo Sumbodro

1. Analisa Masalah
Dengan melihat angka kepatuha Hand hygiene para perawat di ruangan sudah mulai
mengerti bahwa hand hygien sanagt penting untuk melindungi dirinya dan pasien yang di
rawatnya . Di ruangan belum tersedia wastafel tetapi belum tersedia tissue gulung. Untuk
pelaksanaan hand hygien semakin meningkat dilihat dari tabel diatas.

2. Rencana Tindak Lanjut :


a. Untuk pelaksaaan hand hygiene agar maksimal maka rumah sakit perlu mnyediakan
fasilitas yang dibutuhkan perawat.
b. Pengadaan tissue untuk memngeringkan tangan perawat setelah cuci tangan
c. Setiap perawat harus mengerti urutan hand hygiene yang benar dan tepat.

6. Kepatuhan APD Di intalasi Gizi

Angka kepatuhan APD


Oktober,November,Desember 2014
Oktober November Desember

80.60%
76%

70.00%

Instalasi gizi

1. Analisa masalah
Untuk kepatuhan APD di instalasi gisi sudah mulai ada peningkatan sehingga dari instalasi
gizi hanya perlu mempertahankan penggunaan APD nya.
2. Rencana Tindak Lanjut:
a. Melakukan kunjungan sesering mungkin agar kita mengetahui siapa saja yang tidak
lengkap dalam pemakaian APD
b. Rumah sakit menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh instalasi gizi.

Surakarta, 5 Januari 2015

Mengetahui Pembuat Laporan IPCN


Ketua KPPIRS

(dr. Nur Endah Tunggul Jati ) (Sri Indari,SKep)

You might also like