Professional Documents
Culture Documents
ANALISA LABORATORIUM
Analisa FFA dilakukan untuk mengetahui kadar asam lemak bebas yang
terkandung didalam material maupun produk.
Prosedur :
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑁)𝑥𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑁)𝑥𝐵𝑀𝐴𝑠𝑎𝑚
% FFA = x 100
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙(𝑔𝑟)𝑥 1000
Keterangan :
Untuk sampel RBDPO dan RBDHPO dianggap sebagai asam palmitat
dengan berat molekul 256
50
Untuk sampel CPKO, CPKST dianggap sebagai asam laurat dengan berat
molekul 200
5.2 Analisa PV (Perokside Value)
Analisa PV dilakukan untuk mengetahui derajat kerusakan pada minyak atau
lemak dalam istilah milli ekuivalen peroksida dalam 1000 gram sampel yang
mengoksidasi kalium Iodida dibawah kondisi pengujian.
Prosedur:
1. Timbang 5 gram sampel kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
neraca digital
2. Tambahkan 30 ml larutan 3:2 as.asetat:chloroform
3. Tambahkan 2 ml KI jenuh lalu dikocok selama 1 menit
4. Setelah 1 menit, tambahkan 30 ml aquadest
5. Tambahkan 2 ml larutan starch
6. Titrasi dengan larutan Natrium Thiosulfat (Na2S2O3.5H2O) 0.01 N sampai
tercapai warna titik akhir titrasi yaitu warna putih
Setelah didapatkan volume titrasi dilakukan perhitungan dengan rumus sebagai
berikut :
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒Na2S2O3(𝑁)𝑥𝑁Na2S2O3(𝑁)𝑥1000
PV = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙(𝑔𝑟)
51
5.3 Analisa IV (Iodine Value)
Analisa IV dilakukan untuk mengetahui derajat ketidak jenuhan minyak
ataupun lemak. Ini dinyatakan dengan jumlah gram iodine yang diserap oleh 100
gram lemak. Bilangan iodine tergantung pada jumlah asam lemak tidak jenuh
dalam minyak.
Prosedur:
1. Timbang 0.3-0.5 gram sampel kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
neraca analitik
2. Tambahkan 20 ml larutan cyclohexane dan dikocok
3. Tambahkan 25 ml larutan wijs dan dikocok
4. Tambahkan 2 ml katalis berupa Natrium asetat dan dikocok lalu diamkan
ditempat gelap selama 5 menit
5. Setelah 5 menit, tambahkan 25 ml larutan KI 15 % dan dikocok
6. Tambahkan 100 ml aquadest dan dikocok
7. Titrasi dengan larutan Natrium Thiosulfat (Na2S2O3.5H2O) 0.1 N sampai
tercapai warna titik akhir titrasi yaitu warna kuning muda
8. Tambahkan 2 larutan starch dan titrasi kembali dengan larutan Natrium
Thiosulfat (Na2S2O3.5H2O) 0.1 N sampai tercapai warna titik akhir titrasi
yaitu warna putih
52
1. Tekan tombol stop/power untuk menyalakan alat dan bila ingin mematikan
alata tekan tombol stop selama beberapa detik Tekan off untuk memulai
analisa
2. Tekan tombol OK untuk konfirmasi
3. Tekan tombol Start hingga sampai muncul “Conditiong OK”
4. Tekan tombol Start
5. Injeksikan sampel segera 1sampai 2 gram
6. Timbang sample pada neraca analitik
7. Tekan tombol OK kemudian tekan tombol Numlock pada keyboard dan
input berat sample yang di injeksikan
8. Tekan tombol Numlock dan tombol Enter
9. Tekan tombo start untuk mulai melakukan titrasi
10. Catat hasil yang tertera di display alat
53
2.2 Gantungkan termometer beserta dengan slip point capillary yang telah
berisi ditengah-tengah gelas air hingga bagian paling ujung bawah slip
point capillary adalah 3 cm.
2.3 Nyalakan pemanas listrik sambil pengadukan dilakukan untuk menaikkan
suhu dari penangas air rata-rata 1oC/menit, perlahan 0,5oC/menit hingga
slip point didekati.
2.4 Lanjutkan pemanasan hingga colom lemak naik dan catat temperatur.
54
5. Taruh sampel ke temperatur yang diinginkan selama 30 menit
6. Masukkan tabung kedalam Minispecs untuk mengukur Solid Fat Content
55
5. Pindahkan ekstraksi timbal dari peralatan ekstraksi dan keringkan sampai
residu yang tertinggal.
6. Keringkan ekstrak pada tekanan atmosfer dan panaskan pada suhu 103+3
℃ selama 2 jam dan dinginkan dalam desikator selama 30 menit sampai
didapat berat konstan.
Setelah didapatkan berat yang konstan, dilakukan perhitungan dengan
rumus sebagai berikut:
berat sampel setelah pengeringan (gr)
% massa = × 100
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔𝑟)
56
didalam minyak tidak terlihat lagi waktu diamati secara horizontal melalui
beaker glass dan sampel.
57
3.1 Pindahkan 100 𝜇𝑙 sampel menggunakan auto-pipet ke vial GC 7,5
ml (jika auto-pipet tidak tersedia 1 tetes dari pipet plastik sekitar
100 𝜇𝑙).
3.2 Tambahkan 2 ml 0,5 N NaOH metanolik ke vial, tutup vial GC,
kocok dengan kuat.
3.3 Panaskan pada 90+3 ℃ minimum selama 30 menit untuk
memastikan sempurnanya menjadi penyabunan. Pemanasan lebih
dari 60 menit dapat menyebabkan sampel terdekomposisi.
3.4 Tambahkan 1 ml reagent silylating sylon BFT ke vial. Volume ini
dapat diperkirakan separuh pengisian vial dengan sylon BFT.
3.5 Tutup vial GC, kocok kuat.
3.6 Panaskan pada 90+3 ℃ selama 15 menit dan tidak lebih dari 60
menit. 15 menit adalah waktu minimum untuk memastikan
sempurnanya derivitisasi. Pemanasan lebih dari 60 menit dapat
menyebabkan kerusakan.
4. Persiapan sampel minyak dan lemak menggunakan BF3 metanol
4.1 Pindahkan 100 𝜇𝑙 sampel menggunakan auto-pipet ke vial GC 7,5
ml (jika auto-pipet tidak tersedia 1 tetes dari pipet plastik sekitar
100 𝜇𝑙).
4.2 Tambahkan 2 ml 0,5 N NaOH metanolik ke vial, tutup vial GC,
kocok dengan kuat.
4.3 Panaskan pada 90+3 ℃ minimum selama 30 menit untuk
memastikan sempurnanya menjadi penyabunan. Pemanasan lebih
dari 60 menit dapat menyebabkan sampel terdekomposisi.
4.4 Tambahkan 1,5 ml reagent BF3 metanol ke vial.
4.5 Tutup vial GC, kocok kuat.
4.6 Panaskan pada 90+3 ℃ selama 15 menit dan tidak lebih dari 60
menit. 15 menit adalah waktu minimum untuk memastikan
sempurnanya derivitisasi. Pemanasan lebih dari 60 menit dapat
menyebabkan sampel terdekomposisi.
58
4.7 Tambahkan 2 ml n-hexane dan 1 ml larutan NaCl jenuh, kocok dan
biarkan selama 1 menit, sekarang larutan hexane siap untuk
diinjeksikan.
59
5.12 Pembuatan Larutan KI 15%
1. Timbang 150 gram hablur KI dalam beaker glass dengan
menggunakan neraca digital
2. Tambahkan aquadest sampai 1000 ml
3. Aduk dengan menggunakan batang pengaduk sampai larutan
homogen
𝑔𝑟 𝑥 20.395
Normalitas = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
60
2. Pembutan Blanko
2.1 Masukkan 20 ml larutan cyclohexane kedalam erlenmeyer dan
dikocok
2.2 Tambahkan 25 ml larutan wijs dan dikocok
2.3 Tambahkan 2 ml katalis berupa Natrium asetat dan dikocok lalu
diamkan ditempat gelap selama 5 menit
2.4 Setelah 5 menit, tambahkan 25 ml larutan KI 15 % dan dikocok
2.5 Tambahkan 100 ml aquadest dan dikocok
2.6 Titrasi dengan larutan Natrium Thiosulfat (Na2S2O3.5H2O) 0.1 N
sampai tercapai warna titik akhir titrasi yaitu warna kuning muda
2.7 Tambahkan 2 larutan starch dan titrasi kembali dengan larutan
Natrium Thiosulfat (Na2S2O3.5H2O) 0.1 N sampai tercapai warna
titik akhir titrasi yaitu warna putih
2.8 Volume titrasi dianggap sebagai nilai blanko
61