You are on page 1of 3

UNSUR PENGAMANAN UANG RUPIAH

Dalam kehidupan sehari hari kita sebagai pelajar sering menggunakan uang sebagai
alat pembayaran, baik uang logam maupun uang kertas. Di Indonesia mata uang yang berlaku
adalah Rupiah (Rp) yang diatur dalam UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.
Undang-undang mata uang mengatur bahwa rupiah adalah pembayaran yang syah di wilayah
NKRI dan wajib digunakan setiap tranksanksi pembayaran Tunai. Kita juga pernah
mendengar ada uang asli dan uang palsu. Lalu bagaimana cara membedakannya? Didalam
uang ada yang disebut pengaman uang sebagai pembeda dengan uang palsu. Dan pada
kesempatan ini penulis akan memberitahu apa saja unsur pengaman uang dan penukaran mata
uang dari Negara lain ke Indonesia (rupiah).
Unsur pengamanan rupiah adalah suatu ciri yang terdapat pada uang yang berguna
menghindarkan dari pemalsuan uang. Unsur pengamanan uang rupiah dibedakan menjadi
sebagai berikut:
 Unsur pengamanan yang terbuka: adalah unsur pengaman yang dapat dilihat dengan
mudah oleh masyarakat. Pendeteksi unsur pengaman tersebut dapat dilakukan dengan
kasat mata, perabaan tangan, dan peralatan sederhana.
 Unsur pengamanan tidak terbuka: pendeteksian unsur pengeman yang tidak terbuka
hanya dapat dilakukan dengan mesin yang memiliki sensor yang memiliki tingkat
kepastian dan kecepatan cukup tinggi untuk mengetahui unsur pengaman tersebut

KARAKTERISTIK UANG KERTAS RUPIAH


a. Semakin besar nominal pecahan diperlukan unsure pengaman yang lebih baik,
kompleks, dan canggih.
b. Unsur pengaman yang dipilih didasarkan pada hasil penelitian dan
mempertimbangkan perkembangan teknologi.
Karakteristik Uang Logam Rupiah
Beberapa karakteristik tertentu yang perlu diperhatikan dalam uang logam Rupiah antara lain:
a. Setiap pecahan uang logam mudah dikenali baik secara kasat mata dan kasat raba.
b. Uang logam menggunakan bahan yang tahan lama dan tidak mengandung zat yang
membahayakan.
c. Uang logam yang dikeluarkan dalam ukuran yang sesuai, tidak terlalu besar atau tidak
terlalu berat.
d. Uang logam Rupiah berbentuk bulat, dengan bagian samping bergerigi atau tidak
bergerigi.
Dalam melaksanakan tugas pokok di bidang pengedaran uang, Bank Indonesia selalu
berupaya agar uang yang dikeluarkan dan diedarkan memiliki ciri-ciri dan unsur pengaman
yang cukup mudah dikenali oleh masyarakat namun di pihak lain dapat melindungi uang dari
unsur pemalsuan.

Keaslian uang dapat dikenali melalui ciri-ciri yang terdapat baik pada bahan yang digunakan
untuk membuat uang (kertas, plastik atau logam), disain dan warna masing-masing pecahan
uang, maupun pada teknik pencetakan uang tersebut. Dalam penetapan ciri-ciri uang dianut
suatu prinsip bahwa semakin besar nilai nominal uang maka semakin banyak unsur
pengaman (Secutiy Features) dari uang tersebut sehingga aman dari usaha pemalsuan.

Security features selain berfungsi sebagai alat pengamanan, baik dalam bentuk kasat mata
maupun tidak kasat mata juga memiliki beberapa fungsi lain, yaitu :

1. Fungsi estetika, agar uang tampak menarik.


2. Untuk membedakan antara satu pecahan dengan pecahan lainnya, atau antara satu mata
uang dengan mata uang lainnya.

PENGELOLAAN KEUANGAN
Indonesia sendiri pengelolaan uang dilakukan oleh Bank sentral Republik Indonesia yaitu
Bank Indonesia.
Sehubungan dengan tugas dan wewenang tersebut, Bank Indonesia diberikan kewenangan
untuk mengedarkan uang rupiah kepada masyarakat. Agar Bank Indonesia dapat
menyediakan uang rupiah dalam jumlah yang cukup, tepat waktu dan layak untuk
masyarakat, maka perlu dilakukan pengelolaan yang baik, bertanggung jawab dan transparan.
Hal ini diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 14/7/PBI/2012 bahwa Bank
Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang melakukan pengelolaan uang rupiah,
meliputi tahap perencanaan, pencetakan, pengeluaran, pengedaran, pencabutan dan
penarikan, serta pemusnahan uang rupiah.
a. Tahap Perencanaan
Perencanaan dilakukan agar uang yang dikeluarkan memiliki kualitas baik sehingga
kepercayaan masyarakat tetap terjaga. Perencanaan yang dilakukan BI meliputi perencanaan
pengeluaran emisi baru dengan mempertimbangkan tingkat pemalsuan, nilai intrinsik uang,
serta masa edar uang. Selain itu, dilakukan pula perencanaan terhadap jumlah serta komposisi
pecahan uang yang akan dicetak selama satu tahun mendatang.
b. Tahap Pencetakan
Pada tahap pencetakan rupiah, BI menunjuk Perum Peruri (Perusahaan Umum Percetakan
Uang Republik Indonesia) untuk melakukan pencetakan uang rupiah. Hasil cetakan oleh
Perum Peruri akan diperiksa dengan seksama, hasil cetak sempurna akan diberikan kepada
Bank Indonesia.
c. Tahap Pengeluaran dan Pengedaran
pada tahap pengeluaran dan pengedaran uang Rupiah ini dilakukan oleh Bank Indonesia.
Pengedaran uang dilakukan dengan Bank Indonesia dengan mengirimkan uang dari Kantor
Pusat Bank Indonesia ke setiap kantor Bank Indonesia yang ada di seluruh wilayah-wilayah
Indonesia. Dari kantor Bank Indonesia inilah seluruh bank akan melakukan pengambilan,
penyetoran, dan penukaran uang rupiah.
d. Tahap Pencabutan dan Penarikan
Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mencabut atau menetapkan uang rupiah yang
tidak berlaku lagi sebagai alat pembayaran yang sah. Tujuan dari pencabutan uang dari
peredaran adalah untuk mencegah dan meminimalisasi peredaran uang palsu atau mengganti
uang rupiah yang telah memiliki masa edar lebih dari tujuh tahun. Tenang, Squad. Uang
rupiah yang dicabut tersebut dapat ditarik lagi lho dengan cara menukarkan ke Bank
Indonesia atau pihak lain yang telah ditunjuk oleh Bank Indonesia. Jadi tidak rugi.
e. Tahap Pemusnahan
Squad, uang juga bisa dimusnakan lho tapi tidak semuanya ya hanya uang dengan kondisi
tidak layak edar saja yang dimusnahkan seperti uang lusuh, uang cetakan tidak sempurna,
uang robek, terpotong dan uang yang telah dicabut peredarannya. Pemusnahan uang kertas
dilakukan dengan cara dibakar, sedangkan uang logam dilakukan dengan cara dilebur.

You might also like