You are on page 1of 17

Profil Promosi Kesehatan Puskesmas I Baturraden 2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
yang optimal dan terjangkau oleh berbagai lapisan masyarakat, maka sumber daya kesehatan
bidang kesehatan dituntut untuk lebih bekerja secara professional yang menjamin outcome
yang akan dirasakan langsung oleh masyarakat. Hal tersebut terdapat dalam Undang-Undang
No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan yang menyatakan bahwa setiap orang memiliki hak
yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan serta memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman,bermutu, dan terjangkau. Sejalan dengan Undang-Undang
tersebut, visi Puskesmas 1 Baturraden yaitu “Pelayanan kesehatan dasar paripurna menuju
masyarakat sehat mandiri tahun 2019”.
Untuk mewujudkan visi dan misi Puskesmas 1 Baturraden serta memperhatikan
pencapaian prioritas bidang kesehatan, Program Promosi Kesehatan memiliki tujuan
meningkatkan perilaku sehat individu, keluarga, dan masyarakat dan berperan aktif dalam
setiap gerakan kesehatan masyarakat melalui upaya promosi kesehatan yang terintegrasi
secara lintas program, lintas sektor, swasta, dan masyarakat. Untuk meningkatkan
penyelenggaraan pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada masyarakat terdapat beberapa
sasaran strategis yaitu:
1. Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat
2. Meningkatnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, dengan desa siaga aktif,
pos kesehatan desa yang beroperasi, dan sekolah dasar yang mempromosikan
kesehatan
3. Meningkatnya kebijakan publik berwawasan kesehatan, yaitu kecamatan yang
teradvokasi untuk menetapkan kebijakan publik berwawasan kesehatan
Adapun strategi Promosi Kesehatan dalam penyelenggaraan pemberdayaan dan promosi
kesehatan kepada masyarakat adalah:
1. Meningkatkan komitmen dan dukungan stakeholder, pembuat kebijakan, dan
pengambil keputusan melalui advokasi kebijakan kesehatan dan koordinasi serta
kolaborasi lintas program dan lintas sektor

1
Profil Promosi Kesehatan Puskesmas I Baturraden 2016

2. Meningkatkan aliansi dan kemitraan dengan swasta/dunia usaha


3. Meningkatkan peran serta organisasi kemasyarakatan/kelompok potensial
4. Memperkuat gerakan masyarakat
5. Meningkatkan akses informasi dan edukasi kepada individu, keluarga, dan
masyarakat
6. Meningkatkan kapasitas pengelola
Pengertian profil promosi kesehatan adalah laporan yang memberikan gambaran yang
komprehensif tentang komunitas tentang potensi daerah dan potret masyarakat dalam
promosi kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Profil kesehatan berisi
tentang data wilayah (seperti luas wilayah, daerah administatif), data kependudukan (seperti
perkembangan jumlah penduduk, jumlah rumah tangga, jenis kelamin, kelompok umur,
kepadatan penduduk), pontensi daerah (kondisi sosial ekonomi, budaya masyarakat
ketersediaan akses informasi, mitra potensial), potret masyarakat (pola pengambilan
keputusan, pola pencarian pelayanan kesehatan, sumberdaya organisasi promosi kesehatan di
daerah, dan keberhasilan pencapaian program beserta cara pencapaiannya. Selain itu juga
menggambarkan proses membuat, memperbarui, dan mengkaji profil, dengan informasi
beserta siapa saja yang terlibat.

B. Tujuan Profil Promosi Kesehatan


a. Tujuan Umum
Diperolehnya gambaran potensi dan pencapaian kinerja kegiatan pemberdayaan masyarakat
promosi kesehatan di Puskesmas 1 Baturraden.
b. Tujuan Khusus
Tujuan profil kesehatan masyarakat yang komprehensif adalah:
1. Mendapatkan data dan informasi potensi komunitas dalam wilayah kerja Puskesmas 1
Baturraden.
2. Menjelaskan kebutuhan sehingga dapat diprioritaskan untuk tindakan peningkatan
(promotif), pencegahan dan penanggulangannya.
3. Mengidentifikasi indikator kesehatan dan sumber data yang dapat digunakan untuk
memantau perubahan dan kemajuan dalam isu-isu prioritas kesehatan.
4. Menyusun data dasar untuk perencanaan kegiatan peningkatan kesehatan masyarakat dan
dokumen perencanaan masyarakat lainnya.

2
Profil Promosi Kesehatan Puskesmas I Baturraden 2016

C. Sistematika Penyajian
Bentuk Profil Promosi Kesehatan ini sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, berisi penjelasan tentang maksud, tujuan dan sistematika penyajian.
Bab II Gambaran umum, menyajikan tentang gambaran umum puskesmas meliputi keadaan
geografis, kependudukan, pendidikan, social ekonomi, perilaku dan budaya masyarakat yang
erat kaitannya dengan kesehatan dan situasi derajat kesehatan meliputi angka kematian,
kesakitan dan kasus gizi buruk dll.
Bab III Program Promosi Kesehatan, menguraikan tentang advokasi promosi kesehatan,
kegiatan penyuluhan kesehatan yang terdiri dari penyuluhan massa dan penyuluhan
kelompok, kegiatan penyuluhan berdasarkan kelompok sasaran, materi, media dan metode
penyuluhan serta menurut tenaga kesehatan yang melaksanakan penyuluhan (pengolahan dan
analisa data laporan bulanan promosi kesehatan) dan sekolah yang mempromosikan
kesehatan serta pencapaian kinerja berdasarkan indikator kinerja tahun 2016.
Bab IV Penutup, berisi kesimpulan dan rekomendasi
Lampiran, berisi rekapitulasi profil data kegiatan promkes dan laporan bulanan kegiatan
promosi kesehatan tahun 2016.

3
Profil Promosi Kesehatan Puskesmas I Baturraden 2016

BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH

A. Keadaan Geografi
Kondisi geografis wilayah memberikan gambaran tentang lokasi, luas wilayah, keadaan
wilayah (dataran tinggi, dataran rendah), kepadatan wilayah yang dihuni, dan bagaimana
kondisi fisik wilayah (berbukit, lembah), serta faktor lain yang mempengaruhi bagaimana
orang hidup. Letak Puskesmas I Baturraden 65 % merupakan daerah dataran tinggi
(Pegunungan) sedangkan 35 % merupakan daerah dataran rendah. Puskesmas I Baturraden
sebagian besar berada 25 – 100m dari permukaan laut.
Letak geografis Puskesmas I Baturraden Berbatasan dengan wilayah beberapa
Puskesmas, yaitu :
 Di sebelah utara : PERHUTANI
 Di sebelah selatan : Puskesmas Purwokerto Utara
 Di sebelah barat : Puskesmas Kedungbanteng
 Di sebelah timur : Puskesmas II Baturraden
Tabel 2.1 Luas wilayah kerja Puskesmas 1 Baturraden
No Desa Luas Wilayah
(Ha)
1 Ketenger 1.120,70
2 Karangtengah 305,00
3 Kebumen 229,57
4 Pamijen 85,65
5 Kutosari 138,34
6 Purwosari 93,78
Total 1973,04
Sumber: Kecamatan Baturraden dalam angka, 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui desa yang paling luas wilayahnya adalah Desa
Ketenger yaitu 1.120,70 Ha sedangkan yang paling kecil adalah Desa Pamijen yaitu 85,65 Ha.

4
Profil Promosi Kesehatan Puskesmas I Baturraden 2016

B. Keadaan Demografi
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di wilayah Kerja Puskesmas 1 Baturraden adalah 31104 jiwa.
Penduduk terbanyak di Desa Karangtengah dan jumlah penduduk yang paling sedikit di
desa Pamijen.
Tabel 2.2 Jumlah penduduk wilayah Kerja Puskesmas 1 Baturraden bulan Desember 2016
No Desa Laki-laki Perempuan Jumlah
penduduk
1 Ketenger 1594 1547 3141
2 Karangtengah 4459 4203 8662
3 Kebumen 1838 1834 3672
4 Pamijen 1433 1402 2835
5 Kutasari 3037 2988 6025
6 Purwosari 3398 3371 6769
Total 15759 15345 31104
Sumber: Kecamatan Baturraden dalam angka, 2016
2. Jumlah Rumah Tangga
Proporsi rumah tangga terbanyak di desa Karangtengah sebanyak 1787 dan terendah
di desa Pamijen sebanyak 624 rumah tangga.
Tabel 2.3 Jumlah Rumah Tangga di wilayah kerja Puskesmas 1 Baturraden
No Desa Jumlah Rumah Rata rata anggota Distribusi
Tangga rumah tangga Penduduk
1 Ketenger 775 4,1 6,26
2 Karangtengah 1787 3,8 13,37
3 Kebumen 828 3,8 6,17
4 Pamijen 624 4,0 4,95
5 Kutasari 1290 4,3 10,89
6 Purwosari 1551 3,8 11,73
Total 6855
Sumber: Kecamatan Baturraden dalam angka, 2016
3. Usia
Rasio ketergantungan paling besar ada di desa Kebumen dan yang peling kecil ada di
desa Purwosari.
Tabel 2.4 Penduduk menurut umur di wilayah kerja Puskesmas 1 Baturraden
Kelompok Desa
umur Ketenger Karangtengah Kebumen Pamijen Kutasari Purwos
ari
0-14 766 1772 807 644 1353 1357
15-64 2159 4554 1975 1665 3809 4207
65+ 256 468 354 208 373 399

5
Profil Promosi Kesehatan Puskesmas I Baturraden 2016

Rasio 47,34 49,19 58,78 51,17 45,31 41,74


ketergantun
gan
Sumber: Kecamatan Baturraden dalam angka, 2016

C. Potensi yang Dimiliki


1. Kondisi Sosial Ekonomi
Mata pencaharian penduduk di wilayah Puskesmas 1 Baturraden mayoritas di bidang
pertanian dengan proporsi terbanyak di desa Karangtengah dan terendah di Pamijen.
Tabel 2.5 Penduduk menurut lapangan pekerjaan di wilayah kerja Puskesmas 1 Baturraden
No Desa Pertanian Pertambangan Industri Listrik Konstruksi
dan Gas dan
Penggalian Air
1 Ketenger 702 3 71 66 198
2 Karangtengah 1318 2 452 44 806
3 Kebumen 777 6 111 10 126
4 Pamijen 360 2 76 23 257
5 Kutasari 645 7 151 39 694
6 Purwosari 446 12 172 79 505
Total 4248 32 1033 261 2586
Sumber: Kecamatan Baturraden dalam angka, 2016
2. Tingkat Pendidikan
Penduduk yang berpendidikan tinggi dapat mempercepat proses mengadopsi perilaku
sehat. Hal ini dikarenakan mereka memiliki pengetahuan, kesadaran, dan sikap positif
yang membuat perilaku tersebut langgeng.
Tabel 2.6 Penduduk menurut pendidikan di wilayah kerja Puskesmas 1 Baturraden
No Desa Tingkat pendidikan
Tidak/Belum Tamat SD Tamat
tamat SD SLTP
1 Ketenger 795 980 467
2 Karangtengah 1868 2924 812
3 Kebumen 1017 978 388
4 Pamijen 525 817 474
5 Kutasari 1241 1530 890
6 Purwosari 1156 1344 739
Total 6602 8573 3770
Sumber: Kecamatan Baturraden dalam angka, 2016
Penduduk di desa Kutasari paling banyak yang sudah tamat di bangku SLTP
sedangkan yang paling sedikit ada di desa Ketenger.

6
Profil Promosi Kesehatan Puskesmas I Baturraden 2016

3. Pencarian Pelayanan Kesehatan


Pola pencarian pelayanan kesehatan masyarakat selain dipengaruhi oleh budaya
setempat juga sangat dipengaruhi oleh ketersediaan pelayanan, jarak antar pelayanan,
transportasi menuju pelayanan. Di wilayah kerja Puseksmas 1 Baturraden terdapat, 1
Puskesmas dengan Labkes, 3 Puskesling, 8 PKD, 6 praktek dokter swasta, 5 praktek
bidan swasta, 3 pengobatan alternatif, 18 pijat refleksi dan 13 dukun bayi.
Semua fasilitas pelayanan kesehatan tersebut relatif mudah diakses baik dengan
kendaraan umum maupun pribadi, dan terletak di daerah strategis seperti dekat keramaian
ataupun di tengah pemukiman penduduk.
4. Akses Informasi
Sumber informasi berperan penting bagi seseorang dalam menentukan sikap atau
keputusan bertindak. Banyak media seperti media massa baik media cetak seperti surat
kabar dan majalah, ataupun elektronik seperti televisi dan radio; dan pemuka pendapat
yang dianggap cukup efektif untuk menciptakan konsensus sosial.
Dalam penyebarluasan informasi kesehatan, Puskesmas 1 Baturraden telah bekerja
sama dengan kaderisasi kader posyandu dalam bentuk peningkatan pemahaman dan
pelatihan keterampilan penyuluhan bidang kesehatan.
Selain itu Puskesmas 1 Baturraden memiliki website resmi yang dapat diakses oleh
masyarakat luas berisikan data dan informasi kesehatan terkini, serta publikasi kegiatan
pendukung pencapaian program kesehatan.
5. Organisasi Masyarakat dan Kelompok Masyarakat Lain yang Memiliki Potensi
sebagai Agent of Change dalam Bidang Kesehatan
Untuk mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan tidak dapat
dilakukan oleh Puskesmas 1 Baturraden saja, membutuhkan peran serta dari berbagai
pihak termasuk peran serta dari organisasi kemasyarakatan. Diharapkan melalui peran
organisasi tersebut, upaya menyehatkan masyarakat dapat ditingkatkan karena
organisasinya bersumber dari masyarakat.
Organisasi yang bermitra dalam promosi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas 1
Baturraden antara lain Forum Kesehatan Ibu dan Anak (FKIA) yang terdapat pada
masing-masing desa. Selain itu juga bermitra dengan karang taruna, pengurus desa dan
jajarannya, tokoh agama (TOGA) dan tokoh masyarakat (TOMA).

7
Profil Promosi Kesehatan Puskesmas I Baturraden 2016

BAB III
PROMOSI KESEHATAN

A. Organisasi Promosi Kesehatan


1. Struktur Organisasi
Organisasi merupakan salah satu fungsi dari administrasi, yang merupakan wadah dari orang-
orang atau unit kerja untuk dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan oleh organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi. Berikut ini adalah struktur organisasi promosi kesehatan di
Puskesmas 1 Baturraden tahun 2016.
a) Kepala Puskesmas 1 Baturraden
b) Pengelola Program Promosi Kesehatan
c) Pengelola Program Kesehatan Lingkungan
d) Pengelola Program UKS

2. Sasaran
Sasaran yang akan dicapai oleh Promosi Kesehatan Puskesmas 1 Baturraden tahun
2016, meliputi:
a. Advokasi Promosi Kesehatan
b. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
c. Sekolah yang mempromosikan kesehatan

3. Strategi
Strategi yang dipakai oleh Promosi Kesehatan Puskesmas1 Baturraden adalah:

1. Advokasi
2. Bina Suasana
3. Gerakan Pemberdayaan, yang didukung dengan
4. Kemitraan

4. Sumber Daya
Dalam mencapai kinerjanya, Promosi Kesehatan Puskesmas 1 Baturraden dan
didukung oleh beberapa sumber daya antara lain Sumber Daya Manusia dan Sumber
Daya Anggaran.

8
Profil Promosi Kesehatan Puskesmas I Baturraden 2016

1. Sumber Daya Manusia


Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi.
Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk
kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh
manusia. Jadi, manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan
institusi/organisasi.
Sumber Daya Manusia (SDM) Promosi Kesehatan di Puskesmas 1
Baturraden pada tahun 2016 adalah pengelola program dibantu oleh seluruh
karyawan Puskesmas I Baturraden.
2. Anggaran
Anggaran yang di gunakan Puskesmas 1 Baturraden untuk melaksanakan promosi
kesehatan bersumber dari dana Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), Dana Bantuan
Orerasional (BOK) dan dari pihak sponsor.
Tabel 3.1 Anggaran Dana Promosi Kesehatan
No Sumber Dana Jumlah anggaran
1 Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Rp 22.220.000,00
2 BLUD Rp 13.940.000,00
3 CSR Rp 3.300.000,00
Total Rp 36.160.000,00
Sumber: Laporan Promosi Kesehatan 2016
3. Sarana Promosi Kesehatan Puskesmas 1 Baturraden
Sarana promosi kesehatan yang digunakan Puskesmas 1 Baturraden yaitu standart
flipchart, Lembar Balik, dan leaflet, alat peraga, LCD dan video/film.

B. Advokasi Promosi Kesehatan


Advokasi adalah suatu kegiatan untuk memperoleh komitmen politik, dukungan
kebijakan, penerimaan sosial, dan dukungan sistem dari para pembuat keputusan atau pejabat
pembuat kebijakan (WHO, 1989). Oleh karena itu, tujuan utama advokasi adalah
memberikan dorongan dan dukungan dikeluarkannya kebijakan-kebijakan publik yang
berkaitan dengan program-program kesehatan.
Advokasi promosi kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas I Baturraden dilakukan
dengan lintas sektor, dunia usaha dan TOMA/TOGA.

9
Profil Promosi Kesehatan Puskesmas I Baturraden 2016

Tabel 3.2 Kegiatan Advokasi Promosi Kesehatan Puskesmas I Baturraden

No Puskesmas Sasaran
Lintas Sektor Dunia Usaha TOMA/TOGA
1 Puskesmas I Kecamatan Baturraden PT PLN 40 TOMA/TOGA
Baturraden Sektor Kepolisian PT Indesso Aroma
Kantor Koramil Mini market Purwosari
Kantor Urusan Agama (KUA) PT Empat Pilar
Bangun Sinergi
Unit Pendidikan Kecamatan CV Dewa Manunggal
Baturraden
Desa di wilayah kerja Gula Semut
Puskesmas I Baturraden (6
desa)
Sekolah (14 SD, 1 SLTP, 1 Percetakan Kutasari
SLTA)
STIKES Harapan Bangsa Toko Wisuda
Sumber data: Laporan hasil kegiatan Promkes tahun 2016

Beberapa hasil advokasi yang dilakukan adalah kebijakan terkait PHBS dikeluarkan
kecamatan Baturraden berupa Keputusan Camat Baturraden Kabupaten Banyumas Nomor:
411/028/2016 tentang Pembentukan TIM Pembina Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Rumah Tangga Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas. Hasil advokasi lainnya adalah
terbentuknya forum kesehatan desa. Seluruh desa di wilayah kerja Puskesmas I Baturraden
sudah merupakan desa siaga aktif. Desa di wilayah Puskesmas I Baturraden juga
memanfaatkan dana desa untuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM).
Tabel 3.3 Desa yang memanfaatkan dana desa untuk UKBM
No Desa Total Dana Desa Anggaran untuk Prosentase dana untuk
Kesehatan kesehatan
1 Ketenger Rp 632.550.922,00 Rp 39.242.000,00 6,2%
2 Karangtengah Rp 690.167.351,00 Rp 11.700.000,00 1,7%
3 Kebumen Rp 643.577.508,00 Rp 19.318.877,00 3%
4 Pamijen Rp 382.400.699,00 Rp 25.307.000,00 6,6%
5 Kutasari Rp 663.993.327,00 Rp 10.000.000,00 1,5%
6 Purwosari Rp 645.771.665,00 Rp 7.065.500,00 1,1%
Sumber data: laporan bidan desa 2016

Advokasi dengan dunia usaha menghasilkan bantuan berupa barang dan dana untuk
kegiatan promosi kesehatan. Sedangkan hasil advokasi dengan tokoh masyarakat maupun
tokoh agama adalah komitmen mereka untuk menjadi pengurus forum kesehatan desa.
Kerjasama dengan dunia usaha juga dilakukan dalam bentuk pemeriksaan kesehatan.
Misalnya dengan RM Pringsewu dan PT Indesso Aroma, Puskesmas melakukan pemeriksaan
terhadap pegawai seperti pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan HIV.

10
Profil Promosi Kesehatan Puskesmas I Baturraden 2016

Tabel 3.4 Instasi dan dunia usaha yang memanfaatkan CSR-nya untuk kegiatan kesehatan
No Instansi/Dunia Usaha Jenis Bantuan
Dana Barang
1 STIKES Harapan Bangsa Rp 2.500.000,00
2 PT PLN Rp 500.000,00
3 PT Indesso Aroma Payung
4 Mini market Purwosari 12 doz piring
5 CV Dewa Manunggal kaos
6 Percetakan Kutasari Rp 300.000,00
7 Toko Wisuda Jam dinding dan kaos
8 PT Empat Pilar Bangun Sinergi Kaos
Sumber data : laporan promkes 2016

C. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan


Adapun hasil pencapaian dalam pelaksanaan program promosi kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas I Baturraden tahun 2016 berdasarkan kegiatan penyuluhan adalah sebagai
berikut ;
Tabel 3.5 Kegiatan Penyuluhan Puskesmas I Baturraden tahun 2016
No Jenis Kegiatan Media
1 Penyuluhan terhadap lansia berupa: P2M, PHBS, Gizi, Leaflet, buku panduan
DBD, HB, HS dan KIA/KB
2 Penyuluhan terhadap ibu-ibu PKK berupa: P2M, Leaflet, elektronik, buku
KIA/KB, PHBS, NAPZA, HS, Gizi, PIN, DBD dan panduan, lembar balik
PSN
3 Penyuluhan terhadap Bidan Desa berupa: KIA/KB, Leaflet, buku panduan
P2M dan PHBS
4 Penyuluhan terhadap kader Posyandu berupa: Leaflet, elektronik,
KIA/KB, PHBS, P2M, HS, Gizi dan PIN lembar balik
5 Penyuluhan terhadap siswa Paud dan TK berupa: Gizi, Lembar balik, video
PHBS dan P2M
6 Penyuluhan terhadap ibu hamil berupa: KIA/KB, Gizi, Leaflet, buku panduan
P2M dan PIN
7 Penyuluhan terhadap pengurus Posbindu berupa: Leaflet, elektronik
KIA/KB dan Gizi
8 Penyuluhan terhadap ibu-ibu Muslimat berupa Leaflet, elektronik
KIA/KB
9 Penyuluhan terhadap Pengunjung Puskesmas 1 Elektronik, buku panduan,
Baturaden berupa: KIA/KB, PHBS, HS, Gizi, P2M alat peraga
dan NAPZA
10 Penyuluhan terhadap orang tua balita berupa KIA/KB, Leaflet, elektronik
PSN, P2M dan Gizi
11 Penyuluhan terhadap remaja dan tokoh masyarakat Leaflet, elektronik
berupa: NAPZA, PHBS, P2M, IVA dan IMS
12 Penyuluhan terhadap penderita TB tentang penyakit Leaflet, LCD
TB
13 Penyuluhan terhadap karyawan Puskesmas berupa: Alat peraga, elektronik
PHBS, P2M dan gizi

11
Profil Promosi Kesehatan Puskesmas I Baturraden 2016

14 Penyuluhan terhadap siswa SD berupa PHBS, HS, Leaflet, flipchart, alat


P2M, cara sikat gigi dan kebersihan gigi peraga
15 Penyuluhan terhadap siswa SMP mengenai gizi, Leaflet, elektronik
PHBS dan NAPZA
16 Penyuluhan terhadap jamaah haji mengenai P2M LCD
17 Penyuluhan terhadap WPS dan mengenai HIV dan Leaflet, flipchart dan alat
AIDS peraga

18 Penyuluhan di SMA tentang NAPZA dan HIV AIDS Leaflet, elektronik


Sumber data: laporan kegiatan promkes tahun 2016
Kegiatan Penyuluhan terdiri dari penyuluhan di dalam gedung dan di luar gedung, untuk
penyuluhan di luar gedung dilaksanakan menyesuaikan jadwal posyandu maupun jadwal sasaran.
Sedangkan penyuluhan di dalam gedung dilakukan pada saat pengunjung puskesmas menunggu
antrian.Kegiatan penyuluhan terlaksana dengan baik, dokumentasi pencatatan dan pelaporan
kegiatan juga ada akan tetapi pre test dan post test belum optimal sehingga tidak diketahuinya
peningkatan pengetahuan pada sasaran penyuluhan. Media penyuluhan juga perlu ditingkatkan agar
sasaran lebih antusias dalam menyimak penyuluhan.

D. Sekolah yang Mempromosikan Kesehatan


Sekolah Dasar yang mempromosikan kesehatan adalah sekolah yang melakukan
kegiatan promosi kesehatan dengan tujuan memandirikan peserta didik untuk hidup sehat.
Ada empat strata untuk sekolah yang mempromosikan kesehatan, yaitu:
1) Strata minimal
Adalah sekolah yang melaksanakan kegiatan aktivitas fisik/olahraga setiap hari,
melakukan penyuluhan kesehatan, menyediakan buku pedoman penyelenggaraan
pendidikan kesehatan dan menyediakan sarana pendukung terjadinya perubahan
perilaku berupa air bersih, tempat cuci tangan, jamban sehat, tempat sampah, dan
kegiatan promosi kesehatan
2) Strata standar
Adalah sekolah yang melaksanakan strata minimal ditambah dengan pemeriksaan
kesehatan peserta didik setiap 6 bulan (tinggi badan, berat badan, dan ketajaman
penglihatan)
3) Strata optimal
Adalah sekolah yang melaksanakan strata standar ditambah dengan tersedianya tempat
sampah di setiap kelas yang terpilah, penerapan Kawasan Tanpa Rokok di lingkungan

12
Profil Promosi Kesehatan Puskesmas I Baturraden 2016

sekolah, adanya media/materi pendidikan kesehatan bagi peserta didik dalam bentuk
poster, leaflet, buku komik, lembar balik, dan lain-lain.
4) Strata Paripurna
Adalah sekolah yang melaksanakan strata optimal ditambah dengan pengawasan
kantin dan menu sehat/gizi seimbang di sekolah secara rutin.
Dari 13 sekolah dasar, 1 MI semuanya ber-strata standar. MTS Almasruriyah sudah
strata optimal. Sekolah menengah keatas yaitu SMTK Soteria masih ber strata minimal.
Sekolah yang masih berstrata minimal diharapkan kedepannya dapat meningkat ke strata
standar bahkan jika memungkinkan dapat menjadi strata optimal. Sedangkan untuk tingkat
sekolah dasar diharapkan kedepannya dapat meningkat ke strata optimal atau ke strata
paripurna.
Puskesmas I Baturraden juga melakukan pengelompokan strata sekolah dengan
menggunakan indikator PHBS seperti: Menggunakan air bersih, Menggunakan Jamban
Sehat, Membuang sampah pada tempatnya Warung sekolah Sehat, Kebersihan kuku, Tidak
merokok, Gigi bersih, Memakai sepatu, Dana Sehat/JPK, Gerakan PSN, Dokter Kecil, UKS
dan Peralatan P3K.
Tabel 3.6 Strata PHBS sekolah di wilayah Puskesmas I Baturraden

No Sekolah Strata
1 SDN 1 Karangtengah Sehat madya (belum bebas asap rokok)
2 SDN 2 Karangtengah Sehat madya (belum bebas asap rokok)
3 SDN 3 Karangtengah Sehat utama (bebas asap rokok)
4 SDN 4 Karangtengah Sehat utama (bebas asap rokok)
5 SDN 1 Kutasari Sehat utama (belum bebas asap rokok)
6 SDN 3 Kutasari Sehat utama (belum bebas asap rokok)
7 SDN 1 Ketenger Sehat madya (belum bebas asap rokok)
8 SDN 2 Ketenger Sehat madya (belum bebas asap rokok)
9 SDN kecil Ketenger Sehat utama (bebas asap rokok)
10 SDN 1 Pamijen Sehat utama (belum bebas asap rokok)
11 SDN 2 Pamijen Sehat utama (bebas asap rokok)
12 SDN Kebumen Sehat utama (bebas asap rokok)
13 SDN Purwosari Sehat utama (bebas asap rokok)
14 MI Al-Masruriyah Sehat madya (belum bebas asap rokok)
Sumber data: Laporan hasil kegiatan Promkes tahun 2016
Melihat hasil kegiatan di sekolah sebagian besar masih belum bebas asap rokok.
Hal tersebut dibutuhkan advokasi terhadap pihak sekolah agar dapat berkomitmen
menjadi sekolah yang bebas dari asap rokok.

13
Profil Promosi Kesehatan Puskesmas I Baturraden 2016

E. Pencapaian Kinerja Menurut Indikator Kinerja Tahun 2016


Hasil pencapaiaan kinerja di Puskesmas I Baturraden diukur dari indikator kinerja
tahun 2016 adalah sebagai berikut.
1. Jumlah Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan adalah jumlah kebijakan yang
dibuat oleh Puskesmas maupun sektoral berupa Peraturan Camat, Kebijakan
Pemerintah Daerah Kecamatan atau Pemerintah Desa yang mendukung kesehatan.
Kebijakan yang berwawasan kesehatan yang dikeluarkan pada tahun 2016 ada satu
yaitu Keputusan Camat No 411/028/2016 tentang Pembentukan Tim Pembina
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga Kecamatan Baturraden
Kabupaten Banyumas.
Hambatan dalam pencapaian target adalah masalah kesehatan masih dipandang
sebagai tanggung jawab sektor kesehatan, meski pada kenyataannya masalah
kesehatan sangat dipengaruhi faktor lainnya di luar sektor kesehatan. Diperlukan
termasuk dukungan kebijakan dari lintas sektor yang berwawasan kesehatan. Selain
itu proses inisiasi kebijakan publik yang berwawasan kesehatan memerlukan
koordinasi blintas sektor yang baik dan alokasi waktu seta biaya yang cukup.
2. Persentase kecamatan maupun desa yang memiliki kebijakan PHBS (%) adalah
persentase kecamatan maupun desa yang membuat kebijakan yang mendukung
PHBS minimal 1 kebijakan baru pertahun (Kebijakan yang mendukung
kesehatan/PHBS/perilaku sehat adalah kebijakan dalam bentuk Peraturan Daerah,
Peraturan Bupati/Walikota, Instruksi Bupati/Walikota, Surat Keputusan
Bupati/Walikota, Surat Edaran/Himbauan Bupati/Walikota pada tahun tersebut).
Dalam hal ini Kecamatan Baturraden mengeluarkan Keputusan Camat No
411/028/2016 tentang Pembentukan Tim Pembina Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Rumah Tangga Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas. Hambatan
dalam pencapaian target adalah terbatasnya sumber daya promosi kesehatan di
daerah dalam mendorong lahirnya kebijakan PHBS di daerah.
3. Persentase desa yang memanfaatkan alokasi dana desa minimal 10% untuk UKBM
adalah persentase desa yang memanfaatkan alokasi dana desa minimal 10% untuk
UKBM dalam rangka pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif. Dari enam desa
yang berada diwilayah kerja Puskesmas I Baturraden, semuanya sudah

14
Profil Promosi Kesehatan Puskesmas I Baturraden 2016

mengalokasikan dana desa untuk program kesehatan, namun alokasi dana nya belum
mencapai 10%.
Hambatan dalam pencapaian target adalah prioritas Pemda lebih pada upaya
penyediaan fasilitas fisik dibandingkan upaya promotif, preventif dan pemberdayaan
kesehatan masyarakat. Selain itu kurangnya koordinasi lintas sektor serta kurangnya
pemahaman teknis aparatur desa dalam kegiatan yang mendorong upaya
pemberdayaan kesehatan masyarakat.
4. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR-nya untuk program kesehatan adalah
jumlah dunia usaha yang melakukan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang memanfaatkan CSR-nya untuk program kesehatan. Puskesmas
I Baturraden melakukan advokasi terkait pemanfaatan CSR terhadap 8 dunia usaha.
Namun belum ada pencatatan terkait nomor, tanggal dan jangka waktu perjanjian
yang jelas.
5. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumberdayanya untuk
mendukung kesehatan adalah jumlah organisasi kemasyarakatan yang bekerjasama
dengan Puskesmas yang memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung program
kesehatan. Dalam hal ini adanya ada 27 ormas yaitu 6 forum kesehatan ibu dan anak
(FKIA), 6 forum kesehatan desa (FKD), 6 karang taruna, 6 PKK , 1 KWT dan 2
kelompok bank sampah. Organisasi masyarakat tersebut sudah memanfaatkan
sumber dayanya untukmempromosikan kesehatan di masing-masing desa di wilayah
kerja Puskesmas I Baturraden.
6. Persentase Pos Kesehatan Desa yang mempromosikan kesehatan. Di wilayah kerja
Puskesmas I Baturraden sudah terdapat 7 PKD, dimana semuanya sudah melakukan
kegiatan promosi kesehatan bekerja sama dengan forum kesehatan desa (FKD).
Tabel 3.7 Hasil Pencapaian Kinerja Promkes berdasarkan Indikator Kinerja Tahun 2016
No Indikator Target Hasil Pencapaian
(%)
1 Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan 37 1 2,7%
2 Persentase Kecamatan dan Desa yang memiliki 50% 1 14,28%
kebijakan PHBS
3 Persentase desa yang memanfaatkan dana desa minimal 20% 0 0%
10% untuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM)
4 Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR-nya untuk 39 8 20,5%%
program kesehatan

15
Profil Promosi Kesehatan Puskesmas I Baturraden 2016

5 Jumlah Organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan 42 27 64,2%


sumber dayanya untuk mendukung kesehatan
6 Persentase PKD yang mempromosikan kesehatan 10% 7 100%
Sumber data: Laporan Program Promkes 2016

16
Profil Promosi Kesehatan Puskesmas I Baturraden 2016

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil pencapaian kinerja program Promosi Kesehatan tahun 2016 sudah terlaksana
dengan baik sesuai dengan rencana. Berbagai kendala yang dihadapi dalam melaksanakan
kegiatan dibidang promosi kesehatan, antara lain belum adanya tenaga ahli promosi
kesehatan. Walaupun demikian, Puskesmas I Baturraden khususnya pengelola program
promosi kesehatan berusaha menjalankan program ini hingga sesuai dengan harapan kita
bersama yang didalam pelaksanaannya tidak lepas dari ketersediaan sumber daya
manusianya, sarana dan prasarana yang mendukung promosi kesehatan, dan
pembiayaannya. Sehingga kedepannya program promosi kesehatan di Puskesmas I
Baturraden menjadi yang terdepan dari program-program lainnya dan lebih diintensifkan
pelaksanaannya dengan memperhatikan kebutuhan program promosi kesehatan ini dalam
rangka pencapaian hasil yang optimal.

B. Rekomendasi
Advokasi terhadap pihak sekolah maupun institusi lainnya perlu dilakukan kembali untuk
menciptakan komitmen sekolah bebas asap rokok. Selain itu perlu diadakannya pre test dan
post test pada kegiatan penyuluhan agar dapat diketahui peningkatan pengetahuan setelah
diadakannya penyuluhan.
Pengadaan tenaga promosi kesehatan diperlukan sehingga lebih fokus menangani
program promosi kesehatan. Dalam upaya mengatasi keterbatasan sumber daya tenaga
penyuluh, maka sebaiknya semakin banyak kader yang dilatih baik secara teknis maupun
administratif penyuluhan masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat secara
mandiri.

17

You might also like