You are on page 1of 3

Kajian Harmonisasi Undang-Undang di

Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan


Hidup
25 Oktober 2018. Diposting di Litbang Dilihat: 600

Bumi, air dan ruang angkasa merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mempunyai fungsi
yang sangat penting untuk membangun masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Berbagai
peraturan perundangan yang menjadi landasan dalam pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup (SDA-LH) belum dapat mewujudkan cita-cita tersebut.

Perbedaan pengaturan, tumpang tindih dan tidak lengkapnya pengaturan dalam peraturan
perundangan menjadi salah satu kendala dalam mewujudkan keadilan, kelestarian dan tata kelola
SDA-LH yang baik. Hal tersebut ditunjukkan pula dengan munculnya ketidakpastian hukum,
korupsi, konik penguasaan sumber daya alam dan ketimpangan sosial ekonomi akibat tidak
terdistribusikannya SDA-LH secara adil. Pada gilirannya, hal tersebut menimbulkan iklim
investasi yang tidak sehat. Kerugian negara akibat kehilangan penerimaan dan kerusakan
lingkungan hidup terus terjadi.

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor IX/MPR/2001 Tentang Pembaruan Agraria


dan Pengelolaan Sumber Daya Alam (selanjutnya disebut TAP MPR IX) merupakan landasan
peraturan perundang-undangan dan kebijakan mengenai pembaruan agraria dan pengelolaan
sumber daya alam. Ketetapan ini memberikan prinsip- prinsip dan arah kebijakan untuk
pembaruan agraria dan pengelolaan sumber daya alam. Salah satu arah kebijakan itu adalah
melakukan pengkajian ulang terhadap peraturan perundangundangan terkait dengan agraria dan
sumber daya alam. TAP MPR IX juga menugaskan Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia untuk mencabut, mengubah dan/atau mengganti peraturan perundang-
undangan yang tidak sesuai dengan TAP MPR ini.

Pembaruan agraria dan pengelolaan sumber daya alam menurut TAP MPR IX harus berjalan atas
dasar 12 prinsip sebagai berikut:

a. Memelihara dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;


b. Menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia;
c. Menghormati supremasi hukum dengan mengakomodasi keanekaragaman dalam unikasi
hukum;
d. Mensejahterakan rakyat, terutama melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia
Indonesia;
e. Mengembangkan demokrasi, kepatuhan hukum, transparansi dan optimalisasi partisipasi
rakyat;
f. Mewujudkan keadilan dalam penguasaan, pemilikan, penggunaan, pemanfaatan, dan
pemeliharaan sumberdaya agraria dan sumberdaya alam;
g. Memelihara keberlanjutan yang dapat memberi manfaat yang optimal, baik untuk
generasi sekarang maupun generasi mendatang, dengan tetap memperhatikan daya
tampung dan dukung lingkungan;
h. Melaksanakan fungsi sosial, kelestarian, dan fungsi ekologis sesuai dengan kondisi sosial
budaya setempat;
i. Meningkatkan keterpaduan dan koordinasi antarsektor pembangunan dalam pelaksanaan
pembaruan agraria dan pengelolaan sumberdaya alam;
j. Mengakui dan menghormati hak masyarakat hukum adat dan keragaman budaya bangsa
atas sumberdaya agraria dan sumberdaya alam;
k. Mengupayakan keseimbangan hak dan kewajiban negara, pemerintah (pusat, daerah
provinsi, kabupaten/kota, dan desa atau yang setingkat), masyarakat dan individu;
l. Melaksanakan desentralisasi berupa pembagian kewenangan di tingkat nasional, daerah
provinsi, kabupaten/kota, dan desa atau yang setingkat, berkaitan dengan alokasi dan
manajemen sumberdaya agraria dan sumber daya alam.

Berdasarkan kondisi tersebut, salah satu rencana aksi dalam Gerakan Nasional Penyelamatan
Sumber Daya Alam Indonesia (GNP-SDA) adalah melakukan kajian harmonisasi peraturan
perundang-undangan terkait dengan SDA-LH. GNP-SDA merupakan inisiatif yang didasarkan
pada Nota Kesepakatan Bersama (NKB) yang ditandatangani oleh 27 kementerian dan tujuh
lembaga negara di Istana Negara pada tanggal 19 Maret 2015, disaksikan oleh Presiden Joko
Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Kajian harmonisasi peraturan perundang-undangan yang selanjutnya disebut kajian harmonisasi


ini dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia dengan dukungan para pakar. Kajian ini mempelajari legislasi pada level
undang-undang dalam lingkup pengelolaan SDA-LH. Melalui kajian ini diharapkan dapat
terpetakan kekurangankekurangan dari masing-masing undang-undang serta potensi tumpang
tindihnya sehingga dapat dibentuk rekomendasi perbaikan legislasi terkait dengan pengelolaan
SDA-LH.

Selengkapnya, laporan kajian bisa diunduh pada link di bawah:

Download Now

You might also like