Professional Documents
Culture Documents
AMNIOTOMI
Karmi, SKM.MM
NIP. 197010171997031008
Definisi Merupakan suatu tindakan untuk memecahkan ketuban pada saat
pembukaan sudah lengkap/Kala II Persalinan.
Tujuan Melakukan Penatalaksanaan Asuhan Persalinan Normal Kala II
Kebijakan
Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal tahun
2010
Persiapan Alat dan 1. Klem setengah Kocher dan sarung tangan (dalam bak instrument DTT)
Bahan 2. Bengkok
3. Alas bokong
Prosedur 1. Siapkan alat yang akan dipergunakan
2. Posisikan klien dengan posisi litotomi
3. Cuci kedua tangan.
4. Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril.
5. Diantara kontraksi, lakukan pemeriksaan dalam, Raba dengan hati-
hati selaput ketuban untuk memastikan bahwa air ketuban masih
utuh/belum pecah.
6. Dengan menggunakan tangan yang lain, tempatkan klem setengah
Kocher dengan lembut ke dalam vagina dan pandu klem dengan jari
dari tangan yang digunakan untuk pemeriksaan hingga mencapai
selaput ketuban.
7. Pegang ujung klem di antara ujung jari pemeriksaan, gerakkan jari dan
dengan lembut gosokkan klem pada selaput ketuban dan pecahkan.
(Dilakukan pada saat kontraksi sedang menurun)
8. Biarkan air ketuban membasahi jari tangan yang digunakan untuk
pemeriksaan.
9. Gunakan tangan yang lain untuk mengambil klem dan
menempatkannya ke dalam larutan klorin 0,5 % untuk
didekontaminasi. Biarkan jari tangan pemeriksaan tetap di dalam
vagina untuk mengetahui penurunan kepala janin dan memastikan
bahwa tali pusat atau bagian kecil dari bayi tidak teraba.
10. Evaluasi warna cairan ketuban, periksa apakah ada mekonium atau
darah.
11. Celupkan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, lalu lepaskan
sarung tangan.
12. Cuci kedua tangan.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
Karmi, SKM.MM
NIP. 197010171997031008
Definisi Persalinan normal adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan
melalui jalan lahir secara spontan dengan presentasi belakang kepala dan
tanpa komplikasi.
Indikasi Memberikan asuhan kala dua persalinan
Menilai kemajuan kala dua persalinan
Menilai kondisi bayi selama kala dua persalinan
Mengetahui kapan merujuk ibu bersalin dan/atau bayi baru lahir
Kebijakan
Karmi, SKM.MM
NIP. 197010171997031008
Definisi Tindakan Antisepsis dengan cara membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada kulit/tangan saat melakukan
tindakan/pemeriksaan
Tujuan Perlindungan diri bagi penolong/petugas
Pencegahan Inpeksi dalam penyebaran/penularan Penyakit
Kebijakan
Karmi, SKM.MM
NIP. 197010171997031008
Kebijakan
Persiapan Alat dan Bak instrument berisi Gunting Epis, Sarung Tangan DTT dan
Bahan Kassa DTT
Lidokain unjeksi 1%
Sprit 5 ml
Bengok
Prosedur Inform Concent
Pastikan bahwa semua perlengkapan dan bahan-bahan yang
diperlukan sudah tersedia dan dalam keadaan DTT
Cuci tangan dan pakai sarung tangan DTT.
Memberikan anestesi lokal, tunggu beberapa saat hingga ibu
tidak merasakan lagi sakit.
Lakukan tindakan episiotomi pada saat perineum menipis dan
pucat, dan 3-4 cm kepala bayi sudah terlihat pada saat kontraksi .
Gunting perineum sekitar 3-4 cm dengan arah mediolateral
menggunakan satu atau dua guntingan yang mantap.
Jika kepala bayi belum juga lahir, lakukan tekanan pada luka
episiotomi dengan dilapisi kain atau kasa disinfeksi tingkat tinggi
atau steril di antara kontraksi untuk membantu mengurangi
perdarahan.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KBI (KOMPRESI BIMANUAL INTERNA)
Karmi, SKM.MM
NIP. 197010171997031008
Definisi Tindakan yang dilakukan pada kasus atonia uteri pasca persalinan,
dengan memasukan secara obstetric kedalam lumen vagina, ubah
menjadi kepalan dan letakan dataran punggung jari telunjuk hingga
kelingking pada forniks anterior dan dorong segmen bawah uterus ke
kranior-anterior.
Kebijakan
1. Periksa frekuensi dan lama kontraksi uterus setiap jam selama fase laten dan
setiap 30 menit selama fase aktif. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
2. Nilai frekuensi dan lama kontraksi yang terjadi dalamPARTOGRAF
10 menit observasi.
3. Catat lamanya kontraksi menggunakan lambang yang sesuai:
No. Dokumen No. Dokumen No. Dokumen
Karmi, SKM.MM
NIP. 197010171997031008
Definisi Prosedur pelepasan plasenta dari tempat implantasinya pada
dinding uterus dan mengeluarkannya dari kavum uteri secara
manual yaitu dengan melakukan tindakan invasi dan manipulasi
tangan penolong persalinan yang dimasukkan langsung kedalam
kavum uteri
Tujuan Untuk mengeluarkan placenta yang tidak lahir setelah dilakukan
manajemen aktif kala tiga.
Kebijakan Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal dan Neonatal tahun 2010
1. PERAWATAN PASCATINDAKAN
1. Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan tindakan
dan instruksi apabila masih diperlukan
2. Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan di dalam kolom
yang tersedia
3. Buat instruksi pengobatan lanjutan dan hal-hal penting untuk
dipantau
4. Beritahukan pada pasien dan keluarganya bahwa tindakan
telah selesai tetapi pasien masih memerlukan perawatan
5. Ajarkan ibu dan keluarga tentang asuhan mandiri dan tanda-
tanda bahaya yang mungkin terjadi. Minta keluarga segera
melapor pada penolong jika terjadi gangguan kesehatan ibu
atau timbul tanda-tanda bahaya tersebut
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMERIKSAAN PEMASANGAN INFUS
Karmi, SKM.MM
NIP. 197010171997031008
A. PENGERTIAN:
Tindakan yang dilakukan dengan pemberian cairan secara intravena kepada pasen yang
mengalami kebutuhan pemenuhan elektrolit/cairan tubuh.
B. TUJUAN:
1. Untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh pasen yang mengalami kekurangan cairan.
2. Untuk mengatasi pasen dalam keadaan hipopolemik.
3. Untuk memberikan medikamentosa
4. Untuk penanganan pada kasus gawat darurat obstetric.
C. KEBIJAKAN:
D. REFERENSI:
Karmi, SKM.MM
NIP. 197010171997031008
Definisi Tindakan/pemeriksaan fisik ibu bagian dalam vagina dengan tehnik
aseptik
Tujuan Untuk Menentukan diagnose dan asuhan persalinan
Untuk mengetahui kemajuan persalinan
Kebijakan Buku Panduan Asuhan Persalinan Normal tahun 2007
Karmi, SKM.MM
NIP. 197010171997031008
A. Dekontaminasi alat atau Merendam alat dengan menggunakan Larutan klorin 0,5 % selama 10
menit.
% larutan konsentrat
Jumlah bagian air = –––––––––––––––––––––––––––––––––––––– – 1
% larutan yang diinginkan
Contoh: Untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan klorin 5.25% (misalkan
BAYCLIN®):
5.25%
1. Jumlah bagian air = ––––––– – 1 = 10 – 1 = 9,5
0.5%
2. Tambahkan 9 bagian (pembulatan ke bawah dari 9,5) air ke dalam
1 bagian larutan klorin konsentrat (5.25%).
Catatan: air tidak perlu dimasak.
B. Tahap-tahap pencucian dan pembilasan:
1. Pakai sarung tangan karet yang tebal pada kedua tangan.
2. Ambil peralatan bekas pakai yang sudah didekontaminasi (hati-hati bila memegang
peratalan yang tajam, seperti gunting dan jarum jahit).
3. Agar tidak merusak benda-benda yang terbuat dari plastik atau karet, jangan dicuci secara
bersamaan dengan peralatan dari logam.
4. Cuci setiap benda tajam secara terpisah dan hati-hati:
a. Gunakan sikat dengan air dan sabun untuk menghilangkan sisa darah dan kotoran.
b. Buka engsel gunting dan klem.
c. Sikat dengan seksama terutama di bagian sambungan dan sudut peralatan.
d. Pastikan tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal pada peralatan.
e. Cuci setiap benda sedikitnya tiga kali (atau lebih jika perlu) dengan air dan sabun atau
deterjen.
f. Bilas benda-benda tersebut dengan air bersih.
5. Ulangi prosedur tersebut pada benda-benda lain.
6. Jika peralatan akan didisinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi (misalkan dalam larutan klorin
0,5%) tempatkan peralatan dalam wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum memulai
proses DTT.
7. Peralatan yang akan didisinfeksi tingkat tinggi dengan dikukus atau direbus, atau disterilisasi
di dalam otoklaf atau oven panas kering, tidak perlu dikeringkan dulu sebelum proses DTT
atau sterilisasi dimulai.
8. Selagi masih memakai sarung tangan, cuci sarung tangan dengan air dan sabun dan kemudian
bilas dengan seksama menggunakan air bersih.
9. Gantungkan sarung tangan dan biarkan kering dengan cara diangin-anginkan.
C. DTT dengan Cara Merebus
1. Gunakan panci dengan penutup yang rapat.
2. Ganti air setiap kali mendisinfeksi peralatan.
3. Rendam peralatan didalam air sehingga semuanya terendam dalam air.
4. Mulai panaskan air.
5. ulai hitung waktu saat air mulai mendidih.
6. Jangan tambahkan benda apapun ke dalam air mendidih setelah penghitungan waktu
dimulai.
7. Rebus selama 20 menit.
8. Catat lama waktu perebusan peralatan di dalam buku khusus.
9. Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan sebelum digunakan atau disimpan
(jika peralatan dalam keadaan lembab maka keadaan disinfeksi tingkat tinggi tidak
terjaga).
10. Pada saat peralatan kering, gunakan segera atau simpan dalam wadah disinfeksi tingkat
tinggi dan berpenutup. Peralatan bisa disimpan sampai satu minggu asalkan penutupnya
tidak dibuka.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
TINDAKAN VULVA HYGIENE
Karmi, SKM.MM
NIP. 197010171997031008
Definisi Tindakan yang dilakukan untuk membersihkan alat genetalia perempuan bagian
luar.
Tujuan Supaya alat genetalia wanita bagian luar bersih mengurangi infeksi yang bisa
terjadi pada alat wanita bagian dalam.
Kebijakan Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal dan Neonatal tahun 2010
Karmi, SKM.MM
NIP. 197010171997031008
Definisi Langkah langkah yang dilaksanakan dalam memberikan pelayanan
bagi pasen yang baru dating ke fasilitas pelayanan kesehatan baik
kunjungan lama atau kunjungan baru.
Karmi, SKM.MM
NIP. 197010171997031008
Definisi Pelayanan yang diberikan pada ibu dalam masa kehamilan
Tujuan Memberikan pelayanan kepada ibu hamil secara berkualitas sesuai dengan
standar kualitas pelayanan Ante Natal Care
Kebijakan
Referensi Daftar Tilik penyeliaan Fasilitatif Program Kesehatan Ibu Dan Anak Tingkat
Puskesmas tahun 2012
Karmi, SKM.MM
NIP. 197010171997031008
Definisi Langkah langkah yang seharusnya dilakukan untuk pasen yang membutuhkan
pelayanan KB.
Tujuan Memberikan pelayanan kepada akseptor KB secara berkualitas sesuai dengan
standar kualitas pelayanan KB
Kebijakan
Referensi Daftar Tilik penyeliaan Fasilitatif Program Kesehatan Ibu Dan Anak Tingkat
Puskesmas tahun 2012
Karmi, SKM.MM
NIP. 197010171997031008
Definisi Langkah langkah pelayanan kesehatan yang seharusnya dilakukan untuk bayi
umur 1 hari – 2 bulan
Tujuan Memberikan pelayanan kepada bayi umur 1 hari – 2 bulan sesuai dengan
langkah- langkah MTBM
Kebijakan
Referensi Daftar Tilik penyeliaan Fasilitatif Program Kesehatan Ibu Dan Anak Tingkat
Puskesmas tahun 2012
Persiapan Alat dan 1. Bagan MTBM
Bahan 2. Timer/jam tangan
3. Form MTBM
4. Stetoskop
5. Timbangan Bayi
6. Termometer
7. Meja periksa
Karmi, SKM.MM
NIP. 197010171997031008
Definisi Langkah langkah pelayanan kesehatan yang seharusnya dilakukan untuk bayi
dan anak balita 2 bulan – 5 tahun
Tujuan Memberikan pelayanan kepada bayi umur 1 hari – 2 bulan sesuai dengan
langkah- langkah MTBS
Kebijakan
Referensi Daftar Tilik penyeliaan Fasilitatif Program Kesehatan Ibu Dan Anak Tingkat
Puskesmas tahun 2012
Karmi, SKM.MM
NIP. 197010171997031008
Definisi Langkah langkah pemberian imunisasi yang seharusnya dilakukan untuk sasaran
imunisasi (bayi, bumil, WUS)
Tujuan Memberikan pelayanan imunisasi sesuai dengan standar dan kebutuhan kepada
sasaran imunisasi.
Kebijakan
Referensi Daftar Tilik penyeliaan Fasilitatif Program Kesehatan Ibu Dan Anak Tingkat
Puskesmas tahun 2012
Karmi, SKM.MM
NIP. 197010171997031008
Definisi Proses yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan pengukuran berat badan
dan tinggi badan yang sesuai dengan standar.
Tujuan Untuk menentukan status gizi anak, apakah normal, kurus, kurus sekali atau
gemuk.
Kebijakan Buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Diteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.
Referensi Buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Diteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.
Karmi, SKM.MM
NIP. 197010171997031008
Definisi Tindakan yang dilakukan pada kasus atonia uteri pasca persalinan,
dengan menekan dinding belakang uterus dan korpus uteri diantara
genggaman ibu jari dan keempat jari lainnya, serta dinding depan
uterus dengan telapak tangan dan tiga jari lainnya.
Kebijakan
Karmi, SKM.MM
NIP. 197010171997031008
Definisi Tindakan yang dilakukan pada kasus atonia uteri pasca persalinan,
dengan menekan aorta abdominalis.
Tujuan Untuk menghentikan perdarahan pasca salin karena atonia uteri
Kebijakan
Karmi, SKM.MM
NIP. 197010171997031008
Definisi Tindakan yang dilakukan dalam memberikan pelayanan KB sebagai
salah satu metode KB MKJP dengan memasukan alat kontrasepsi ke
dalam Rahim.
Tujuan 1. Untuk menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba
falopi.
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri.
3. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma
untuk fertilisasi.
4. memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
Kebijakan
Karmi, SKM.MM
NIP. 197010171997031008
Definisi Tindakan yang dilakukan untuk melakukan pencabutan IUD bisa
karena sudah habis masa waktunya, menginginkan punya anak lagi,
karena indikasi lain atau karena infeksi.
Tujuan Untuk mengeluarkan IUD karena indikasi
Kebijakan
Prosedur 1. Jelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dan persilahkan klien
untuk bertanya.
2. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan setelah
tindakan.
3. Bila perlu, minta klien untuk membersihkan daerah genetalianya
sebelum melakukan pemeriksaan panggul.
4. Gunakan instrument dan pakai sepasang sarung tangan periksa sekali
pakai.
5. Usapkan larutan antiseptic beberapa kali secara merata pada serviks
dan vagina sebelum tindakan.
6. Masukan speculum untuk melihat serviks dan benang AKDR
7. Sampaikan pada klien bahwa sekarang akan dilakukan pencabutan.
Meminta klien untuk tenang dan menarik napas panjang, memberi
tahu mungkin timbul rasa sakit tapi itu normal.
8. Jepit benang di dekat serviks dengan menggunakan klem lurus atau
lengkung yang sudah di DTT atau steril dan tarik benang pelan-pelan,
tidak boleh menarik dengan kuat.
9. Untuk pencabutan sulit bila benang AKDR tidak tampak, periksa
pada kanalis dengan menggunakan klem lurus atau lengkung. Bila
tidak ditemukan pada kanalis servikalis, masukan klem atau alat
pencabut AKDR ke dalam kavum uteri untuk menjepit benang atau
AKDR itu sendiri.
10. Lengkapi pencatatan
Karmi, SKM.MM
NIP. 197010171997031008
Definisi Tindakan yang dilakukan dalam memberikan pelayanan KB sebagai
salah satu metode KB MKJP dengan memasukan alat kontrasepsi
dalam bentuk kapsul tepat dibawah kulit diatas lipat siku, di daerah
medial lengan atas.
Tujuan 1. Supaya lender cervik menjadi kental sehingga mempersulit
impantasi.
2. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi.
3. Mengurangi transfortasi sperma
4. Menekan ovulasi
Kebijakan
Karmi, SKM.MM
NIP. 197010171997031008
Definisi Tindakan yang dilakukan untuk melakukan pencabutan Implan
dengan melakukan insisi pada kulit dimana implant dipasang.
Tujuan Untuk mengeluarkan IMPLAN karena indikasi
Kebijakan
Prosedur 1. Jelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dan persilahkan
klien untuk bertanya.
2. Persilahkan klein untuk mencuci lengan yang dipasang inplan.
3. Tutup tempat tidur dengan kain bersih dan kering.
4. Persilahkan klien berbaring.
5. Raba posisi kasul secara keseluruhan.
6. Pastikan posisi dari detiap kapsul beritanda dengan spidol.
7. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan setelah
tindakan.
8. Pakai sarung tangan DTT atau steril
9. Atur alat-alat hingga mudah dicapai
10. Berikan obat anastesi
11. Pasang doek bolong
12. Tentukan lokasi insisi
13. Pada lokasi yang sudah dipilih, buat insisi melintang yang kecil
kurang kebih 4 cm
14. Mulai dengan mencabut yang mudah teraba.
15. Dorong ujung kapsul kearah insisi dengan jari tangan sampai
ujung kapsul tampak pada luka insisi.
16. Masukan klem lengkung melalui luka insisi dengan lengkungan
jepitan mengarah kearah kulit teruskan sampai berada dibawah
ujung kapsul dekat sikut.
17. Dorong ujung kapsul pertama sedekat mungkin pada luka
insisi.sambil menekan kapsul dengan jari telunjuk dan jari tengah,
masukan lagi klem lengkung sampai berada diawah ujung kapsul
jepit kapsul di dekat ujungnya dengan cara hati-hati tarik ke luar
melalui luka insisi.
18. Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan
cara menggosok gosok dengan khaasa steril/ DTT.
19. Jepit kapsul, lepaskan klem pertama, cabut kapsul peln-pelan dan
hati hati dengan klem kedua.
20. Buka sarung tangan
21. Cuci tangan setelah tindakan
22. Lengkapi pencatatan.