You are on page 1of 2

Pisang Tahan Xanthomonas dan Nematoda

Pisang atau tanaman yang memiliki nama latin Musa spp. Merupakan tanaman pokok
diaerah tropis. Produksi tahunan pisang secara global berkisar 145 juta ton (FAOSTAT, 2014)
Varietas pisang yang paling banyak dibudidayakan adalah varietas pisang triploid yang dapat
hidup di daerah dengan kesuburan rendah. Produksi pisang terhambat dikarenakan serangan
hama dan juga penyakit salah satunya adalah Penyakit layu Xanthomonas yang disebabkan oleh
Xanthomonas campestris pv. Musacearum
Penyakit layu Xanthomonas menyebabkan layu daun atau kuncup bunga jantan dan
menjadikan buah prematur serta dapat membusukan buah dan mematikan tanaman. Pada skala
yang luas penyakit layu Xanthomonas dapat menyebabkan penurunan hasil hingga 50%. Penyakit
layu Xanthomonas ditularkan oleh serangga bahkan dapat tertular dari alat pertanian yang
terkontaminasi serta percikan hujan. Nematoda juga merupakan salah satu penyebab penurunan
hasil pisang tertinggi didunia dengan kerugian hingga lebih dari 50% di afrika (Roderick et al,
2012)
Untuk mengatasi permasalahan diatas telah dikembangkan kultivar tahan yang
dibudidayakan melalui pemuliaan tanaman, namun hal ini terhambat akibat adanya sterilitas
genom poliploid pada pisang. Saat ini belum ditemukan varietas pisang yang benar-benar tahan
terhadap Xanthomonas maupun nematoda dikarenakan hal tersebut maka dikembangkanlah
tanaman transgenik dengan kedua sifat resistensi terhadap 2 organisme tersebut.
Rekayasa genetika adalah suatu cara yang dapat memfasilitasi transfer gen untuk sifat
agronomi yang bermanfaat bagi suatu organisme. Daya tahan suatu tanaman terhadap patogen
dapat ditingkatkan dengan cara mengekspresikan gen resisten, gen antimikroba, dan gen
pertahanan. Cabai merah (Capsicum annuum) diketahui memiliki gen ketahanan yang dapat
memberikan perlawanan terhadap berbagai bakteri patogen seperti Erwinia, Pseudomonas,
Ralstonia dan Xanthomonas spp.
Pisang transgenik dihasilkan dengan cara memasukan The Hypersensitive Response
Assisting Protein (HRAP) dan Plant Ferredoxin Like Protein (Pflp) dari cabai merah ke kultivar
pisang melalui transformasi Agrobacterium-dimediasi. Selanjutnya dilakukan analisis guna
mengkonfirmasi keberadaan transgen menggunakan PCR dan dilakukan uji coba untuk
mengetahui karakteristiknya. hasilnya kultivar menunjukan resistensi 100% terhadap
Xanthomonas campestris pv musacearum tanpa adanya perbedaan dari penampakan fenotipnya.
Nematoda penting pada pisang berasal dari spesies Radopholus similis, Pratylenchus
goodeyi, P. cofeae, Helicotylenchus multicinctus dan Meloidogyne spp. Serangan nematoda
menyebabkan akar tanaman pisang mengalami nekrosis dan menyebabkan tanaman mudah
roboh.
Sistein proteinase enzim yang secara alami dapat menghambat pertumbuhan dan reproduksi
nematoda. Sistein proteinase diproduksi secara alami pada beberapa tanaman diantaranya adalah
tomat, arabidopsis dan padi. Pengembangan tanaman transgenik yang resisten terhadap nematoda
didasarkan oleh produksi enzim (Sistein proteinase) yang dapat menghambat dan mengurangi
serangan nematoda dengan cara memasukkan disulfide-constrained 7-mer dengan urutan amino
CTTMHPRLC.

You might also like