You are on page 1of 6

BAB II

KASUS KERACUNAN

1. DESKRIPSI PENYAKIT
Deskripsi :
seorang pasien pria berusia 48 tahun menyatakan bahwa dia telah menggosok kakinya
dengan alkohol yang didenaturasi selama 3 hari terakhir karena rasa sakit di kedua
kakinya. Ia menggosoknya tanpa aturan dan tanpa mengetahui dosis dan efek samping
methanol. pada hari ke-3 Pasien datang ke unit gawat darurat rumah sakit dengan gejala
kehilangan penglihatan mendadak. Setelah pemeriksaan neurologis dan pengamatan yang
mendetail, tidak ditemukan patologi organik untuk menjelaskan hilangnya penglihatan.
Setelah anion gap metabolic acidosis tinggi ditemukan dalam analisis gas darahnya,
pemeriksaan yang lebih menyeluruh diambil, dan ditemukan bahwa pasien telah
menggosok kakinya dengan alkohol didenaturasi selama 3 hari terakhir.

Pasien dianggap mengalami keracunan metanol, dan dia dirawat di unit perawatan intensif
toksikologi untuk penyelidikan dan pengobatan lebih lanjut. Dosis muatan awal 10 ml /
kg etil alkohol 10% diberikan secara intravena, dan dosis pemeliharaan 1,5 mL / kg / jam
dimulai. Selain itu, setelah 15-mg / kg dosis awal fomepizole juga diberikan. Ditemukan
asidosis metabolik dalam analisis gas darahnya.

Selama pemeriksaan mata, ketajaman visual pada 1 meter adalah pada tingkat
penghitungan jari. Ini diterjemahkan ke dalam hilangnya visi sekitar 99%. Pasien,
memiliki tingkat metanol darah 38 mg / kg, perawatan dengan hemodialisis dilakukan
karena asidosis dan kehilangan penglihatan. Selain pemberian etil alkohol dan fomepizole,
perlu ditambahkan pengobatan untuk penangkal methanol ke perawatan selama 1 bulan,
berdasarkan saran dari konsultan oftalmologi. Pada bulan ke-2 perawatan, ketajaman
visual di mata kanan meningkat menjadi 1 dan 0,4 di mata kiri.

Pertanyaan :

1. Menurut anda telah sesuaikan tatalaksana penanganan keracunan metanol diatas?


Telah sesuaikah dosis awal pengobatan tersebut?
2. Perlukah pemberian NaHCO3, dengan dosis 1 Eq / kg, untuk memperbaiki asidosis
dalam analisis gas darah?
3. pengobatan untuk penangkal methanol apa yang dapat anda arankan untuk pemakaian
1 bulan?
4. Bagaimana mekanime alcohol methanol meracuni tubuh?
5. Bagaimana mekanime antidotumnya dalam menawar racun methanol?
6. Apa yang perlu dimonitor selama proses perawatan?
2. DATA BASE PASIEN

FORM DATA BASE PASIEN


UNTUK ANALISIS PENGGUNAAN OBAT

Identitas Pasien
Nama : Pria No Rek Medik :-
Tempt/tgl lahir :- Dokter yg merawat : -
Alamat :-
Ras : Dewasa
Pekerjaan :-
Sosial :-

Riwayat masuk RS :-
Riwayat penyakit terdahulu: -
Riwayat Sosial

Kegiatan
Pola makan/diet
- Vegetarian Ya / tidak
Merokok Ya / tidak
Meminum Alkohol Ya/ tidak
Meminum Obat herbal Ya/ tidak

Riwayat Alergi :-
Keluhan / Tanda Umum :
Tanggal Subyektif Obyektif
- Kehilangan penglihatan - Methanol dalam darah
mendadak 38 mg/kg

3. RIWAYAT PENYAKIT DAN PENGOBATAN


Nama penyakit Tanggal/tahun Nama obat
Keracunan methanol - Etil alkohol 10%
Fomepizole
4. ASSESMENT :

Problem
Subyektif Objektif Terapi DRP Plan
Medik
Keracunan Kehilangan Methanol Etil alkohol - Diberikan
Methanol penglihatan dalam 10% terapi sesuai
secara mendadak darah 38 Fomepizole simptom
mg/kg hemodialisis

5. CARE PLAN
a. Penatalaksanaan terapi fomepizole dosis normal awal 15 mg/kg
- 10 mg/kg setiap 12 jam (selama hemodialisis setiap 4 jam)
- Untuk menghemat fomepizole, etanol juga disarankan setelah hemodialisis
dihentikan ( 6-8 jam HD)
b. Pemberian asam folat untuk memetabolisme dan eliminasi asam format
c. Pemberian Natrium bikarbonat untuk mengkoreksi asidosis metabolik

6. EDUKASI DAN KOMUNIKASI


a. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien untuk selalu mengingatkan waktu
meminum obat
b. Mengedukasi kepada pasien untuk istirahat yang cukup sampai keadaannya
benar-benar pulih.

7. MONITORING
a. Monitoring tanda vital pernapasan / laju respirasi, denyut jantung, dan frekuensi
diare.
b. Monitoring tingkat methanol dalam darah.
c. Monitoring efek samping obat.
Pertanyaan :

1. Menurut anda telah sesuaikan tatalaksana penanganan keracunan metanol


diatas? Telah sesuaikah dosis awal pengobatan tersebut?

Menurut kami tatalaksana sudah sesuai dengan dibuktikanya peningkatan ketajaman


visual di kedua mata yang diakibatkan oleh intoksifikasi methanol. Dan tatalaksana
dosis awal sesuai dengan jurnal dan Guidline

2. Perlukah pemberian NaHCO3, dengan dosis 1 Eq / kg, untuk memperbaiki


asidosis dalam analisis gas darah?
Pemberian Natrium Bikrbonat sangat disarankan untuk mengkoreksi asidosis
metabolik dalam darah.
3. pengobatan untuk penangkal methanol apa yang dapat anda sarankan untuk
pemakaian 1 bulan?
Pemberian asam folat untuk memetabolisme dan mengeliminasi asam format selamat
terapi pemeliharaan. Asam format adalah hasil metabolisme dari methanol yang
bersifat beracun.
4. Bagaimana mekanime alcohol methanol meracuni tubuh?
Alkohol dapat larut sempurna dalam air, dapat masuk hampir ke semua sel,
kecuali adiposit, dan bersifat toksik pada semua jenis sel. Metabolisme alkohol
menghasilkan aldehid, yang juga bersifat larut dalam air dan sangat toksik. Semua
jenis alkohol dapat menyebabkan intoksikasi bila diminum dalam jumlah cukup
banyak, namun yang paling sering menyebabkan intoksikasi adalah isopropanol,
etilen glikol, dan metanol. Setelah ingesti per oral, metanol akan diserap secara cepat
oleh mukosa saluran cerna dan mencapai kadar puncak dalam plasma setelah 30-60
menit. Metanol akan dimetabolisme di hepar. Eliminasi hepatik memiliki waktu paruh
14 hingga 18 jam tanpa terapi. Jika proses oksidasi di hepar terhambat, eliminasi
metanol akan beralih melalui rute renal dan pulmoner, dengan waktu paruh
memanjang menjadi 48 hingga 54 jam. Metanol sendiri tidak mengakibatkan efek
samping, melainkan hasil produk metabolismenya. Metanol akan dimetabolisme
menjadi formaldehid oleh alcohol dehydrogenase (ADH), dan formaldehid akan
dioksidasi menjadi asam format oleh aldehyde dehydrogenase (ALDH) di hepar.
Asam format merupakan produk metabolit utama yang berperan menyebabkan
asidosis metabolik dan toksisitas pada intoksikasi metanol. Asam format akan
menghambat mitokondria sitokrom c oksidase, sehingga akan timbul hipoksia
jaringan dan memicu terjadinya asidosis metabolik. Pada fase lebih lanjut, laktat akan
menjadi lebih berperan karena respirasi aerob seluler terhambat memicu timbulnya
glikolisis anaerob dan berkembangnya asidosis laktat. Asam format akan
dimetabolisme menjadi karbondioksida dan air tergantung konsentrasi
tetrahydrofolate di hepar. Meskipun lokasi primer metabolisme metanol adalah di
hepar, sebagian kecil proses metabolisme juga terjadi di retina. Adanya asam format
di retina dapat menjadi faktor toksisitas metanol terhadap retina menimbulkan
gangguan penglihatan.
5. Bagaimana mekanime antidotumnya dalam menawar racun methanol?
Antidot untuk keracunan metanol dapat menggunakan etanol atau fomepizole.
Kedua bahan ini dapat menghambat pembentukan enzim alkohol dehidrogenase,
sehingga mengurangi konversi metabolisme metanol menjadi metabolit toksik (asam).
Sehingga mengurangi pembentukan asam format sebagai metabolisme metanol
(Mumpuni. 2017)
6. Apa yang perlu dimonitor selama proses perawatan?
 Kadar metanol dalam darah
 Tanda dan gejala visual
 Gas darah (asidosis metabolik)
 Pemeriksaan Neurologis

You might also like