You are on page 1of 27

PELANGGARAN INTERNET MARKETING PAD A KEGIATAN

E-COMMERCE DlKAITKAN DENGAN ETIKA BISNIS 1

Imas Rosidawatf
Edy Santoso3

Abstarct
In line with the advancement of communication technology, urifair competition much
occured on the internet. Today, the growth of the Internet not only as a tool for
communication but also as highly effective marketing tools in e-commerce activities to
seize opportunities in the global marketplace. In the e-commerce business model, it
allows the many violations of business ethics through fraudulent marketing
activities on the Internet. Especially, it associated with the use of the domain
name on the Internet often use company names, trademarks and service, as
well as the names of public figures without permission from rights owner. In
line with the development of the use of the domain name by the company on the
Internet network, it is also elicit symptoms of trade infringement on the
network. This infringement occur when another party no connecting with a
trademark will register its trademark as their domain name on the Internet.
The offenders have a smart way to entice buyers so that they can buy their
products which is indicated of trademark forgery. Mostly, trademark
infringement occured is when the other party uses a trademark that causes of
"likelihood of confusion" or "confusing similarity" between items or among the
parties to make the goods. This infringement use strategies "likelihood of
confusion" of a similar domain name, because most people will assume that the
trademark is the same as the domain name. It could be argued that the use of
the domain name on the internet is considered as the most important issue in
trademark law.

Keywords: trademark infringement, domain name, Internet marketing fraud,


business ethics

1 Penelitian ini merupakan kerjasama antara Universitas Islam Nusantara (Prodi

Pascasarjana) dengan BPSDM Kementrian Hukum dan HAM, dilaksanakan dari bulan 1anuari
sid. 1uni 2012. Bagian dari hasil penelitian (research paper) ini telah dipresentasikan dengan
judul "Internet Marketing Fraud By "Typosquatting" Strategy as Business Ethics Violations In
Online Banking Model" pada seminar: International Journal of Arts & Sciences (fJAS)
conference for academic disciplines, Central Connecticut State University, USA yang
diselenggarakan tanggal1-5 April 2012 di Vienna, Austria.

2 Dosen Ietap Prodi Pascasarjana Universitas Islam Nusantara, 11. Soekamo Hatta
No.530 Bandung, Indonesia. Alamat kontak: iJosida_df@yahoo.co.id.

3 Widyaiswara pada Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM)


Kementrian Hukum dan HAM; Dosen di beberapa PIS. Alamat kontak:
e_santoso_id@yahoo.com.
28 lurnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-43 No.1 lanuari-Maret 2013

Abstrak
Sejalan dengan kemajuan teknologi komunikasi, persaingan yang tidak sehat
banyak terjadi di internet. Saat ini, pertumbuhan internet tidak hanya sebagai
alat untuk komunikasi tetapi juga sebagai alat pemasaran yang sangat efektif
dalam kegiatan e-commerce untuk menangkap peluang di pasar global. Dalam
model bisnis e-commerce, memungkinkan banyak pelanggaran etika bisnis
melalui kegiatan penipuan pemasaran di Internet. Terutama, hal itu terkait
dengan penggunaan nama domain di Internet yang sering menggunakan nama
perusahaan, merek dagang dan jasa, serta nama-nama tokoh masyarakat
tanpa izin dari pemilik hak. Sejalan dengan perkembangan penggunaan nama
domain oleh perusahaan pada jaringan internet, juga menimbulkan gejala
pelanggaran perdagangan dalam e-commerce. Pelanggaran ini terjadi ketika
pihak lain yang tidak berhubungan dengan merek dagang akan mendaftarkan
merek dagang sebagai nama domain mereka di Internet. Para pelaku memiliki
cara cerdas untuk menarik perhatian pembeli sehingga mereka dapat membeli
produk mereka yang diindikasikan pemalsuan merek dagang. Sebagian besar,
pelanggaran merek dagang terjadi adalah ketika pihak lain menggunakan
merek dagang yang menyebabkan dari "likelihood of confusion" atau
"confusing similarity" antara item atau di antara para pihak untuk membuat
barang-barang. Ini menggunakan strategi pelanggaran "likelihood of
confusion" dari domain yang mirip nama, karena kebanyakan orang akan
menganggap bahwa merek dagang adalah sama dengan nama domain. Dapat
dikatakan bahwa penggunaan nama domain di internet dianggap sebagai
masalah yang paling penting dalam hukum merek dagang .

Kata kunci: pelanggaran merek, domain name, penipuan Internet marketing,


etika bisnis

I. Pendahuluan

Dalam abad 21 ini, yang lebih dikenal sebagai abad infonnasi, peran
teknologi infonnasi semakin penting. Pentingnya peran tersebut lebih dipacu
oleh kebutuhan aktivitas dunia modem yang serba cepat serta tuntutan zaman
yang serba mengglobal. Akibatnya, aktivitas dunia modem sangat memerlukan
teknologi komunikasi yang efisien dan dapat menjangkau wilayah yang luas
tanpa dihalangi oleh batas negara. Salah satu teknologi yang berhasil
menjawab kebutuhan tersebut adalah internet.
Melalui konvergensi antara teknologi komputer, telekomunikasi, media
dan infonnasi telah mendorong pertumbuhan bisnis yang pesat, karena
berbagai infonnasi dapat disajikan dengan canggih dan mudah diperoleh
mulailah dikenal perdagangan secara elektronik atau electronic commerce
(selanjutnya disebut e-commerce).4 E-commerce merupakan salah satu

4 M. Arsyad Sanusi, "Teknologi Informasi & Hukum E-Commerce", (Jakarta: Dian


Ariesta, 2004), hal. 57.
Pelanggaran Internet Marketing pada Kegiatan E-commerce, Rosidawati dan Santoso 29

mekanisme transaksi yang menggunakan jaringan komunikasi elektronik


seperti internet yang digunakan baik oleh Negara maju maupun Negara
berkembang, sehingga aktivitasnya tidak dapat lagi dibatasi dengan batasan
geografis sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan kecepatan
penyelenggaraan bisnis. 5
Meluasnya pemakaian internet di segala sektor ternyata membawa
konsekuensi tersendiri. Di samping manfaat besar yang diberikan kepada
pemakai jasa, kehadiran media internet juga memunculkan masalah baru, kasus
kejahatan di dunia maya menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini
juga terjadi dalam kegiatan perbankan online (online banking), karena banyak
pelanggan memilih produk-produk ini untuk mendukung kegiatan dinamis
mereka.
Di Malaysia misalnya, kejahatan keuangan dan dunia maya adalah
kejahatan yang paling umum dilakukan. 6 Hal ini tidak mengherankan karena
pengguna online banking mengalami peningkatan secara signifikan. Di
Malaysia ada 9,8 juta pemegang rekening online banking. 7 Kasus penipuan
pada online banking di Malaysia telah meningkat sejak kasus pertama telah
didaftarkan pada tahun 2005, menurut Biro Mediasi Keuangan (The Financial
Mediation BureauIFMB).8 Chief Executive Officer (CEO) John Thomas.
Statistik dari FMB menunjukkan bahwa jumlah kasus meningkat dari yang
awalnya hanya 46 kasus pada tahun 2008 kini menjadi 163 kasus pada tahun
2010 9 . Ini berarti. Kejahatan itu telah melonjak hampir empat kali lipat hanya
dalam kurun waktu 2 (dua) tahun saja.

5 Shinta Dewi, "Cyberlaw Perlindungan Privasi Atas Informasi Pribadi Dalam E-


Commerce Menurut Hukum Intemasional", (Bandung: Widya Padjadjaran, 2009), hal. 2.

6 Lihat Tommy Seah, Cyber Crime Tops List of Most Common Crimes in Malaysia,
Cyber Crime Cyber Security Malaysia, <http://www.thenewnewintemet.coml2010104115/
cyber-crime-tops-list-of-most-common-crimes-in-malaysia/>, diakses Tanggalll Junl 2011.

7 Lihat the Star Newspaper, Don't Fall Prey to Online Banking Scams, Saturday
February 19, 2011, <http://thestar.com.my/news/story.asp?file=/20 1112119/nationlS039959
&sec=nation>, diakses tanggal 5 Juni 2011. Menurut Internet World Status, 200S Internet
usage in Malaysia is 15.9 millions (62.8% population using the Internet). Lihat situs website
<www.intemetworldstats.com>. Lihat juga Zaenab Karake Shalhoub and Sheikha Lubna Al
Qasimi, "Cyber Law and Cyber Security in Developing and Emerging Economies" (USA:
Edwar Elgar, 2010), hal. 74.

8 The Financial Mediation Bureau (FMB) adalah sebuah badan independen yang
dibentuk untuk membantu menyelesaikan sengketa antara konsumen dan penyedia jasa
keuangannya. The FMB menyediakan bagi konsumen dengan layanan gratis, cepat, nyaman
dan efisien untuk membantu penyelesaian sengketa aitematif. Perselisihan ini meliputi bidang
PerbankanlKeuangan terkait juga Asuransi dan Takaful. Lihat <www.fmb.org.my>. diakses
tanggal 11 June 2011.

9 Lihat The Star newspaper, Don't fall prey to online banking scams, Loc. Cit.
30 Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-43 No.1 Januari-Maret 2013

Modus operandi pempuan ini diawali dengan cara pengmman email


lO
spam ke konsumen. Di dalam email tersebut dinyatakan bahwa penerima
harus segera memasuk sistem (log in) untuk memperbarui informasi kontak
(contact information) mereka demi tujuan keamanan. Konsumen yang tidak
hati-hati, secara otomatis akan "mengklik" dan terhubung ke situs perbankan
palsu yang sudah disiapkan. Masalahnya adalah, mereka tidak pernah
memeriksa ulang kalau situs yang mereka akses itu adalah merupakan situs
palsu. Kejahatan ini menggunakan strategi "likelihood of confusion" atau
kemiripan yang kebingungan dari sebuah nama domain yang dibuat hampir
sarna, dimana pengguna tersebut sebagian besar akan menganggap bahwa
merek dagang yang mereka kenaI adalah sarna dengan nama domain.
Meluasnya pemakaian internet di sektor perdagangan, ternyata membawa
konsekuensi terhadap Hak Kekayaan Intelektual, termasuk Hak Merek.
Mereka yang menjadi korban penipuan ini unumnya merupakan nasabah
baru yang menggunakan fasilitas online banking dan mereka juga tidak
memiliki pemahaman umum ten tang keamanan bertransaksi di Internet,
disamping itu mereka tidak menyadari bahwa penipuan jenis itu ada.
Perangkap bertujuan untuk mengelabui pemegang rekening internet banking
untuk mengungkapkan data username dan password dari data online banking
mereka. Mereka menggunakan situs perbankan palsu (fake website), yang
dikenal dengan istilah situs "ph ish ing" , II untuk mencoba dan menjebak
pemegang rekening. 12 Situs-situs yang digunakan untuk menyesatkan
pengguna memasuki sistem online banking palsu adalah dengan cara
memasukkan data username dan password, yang akan segera disalin oleh
pencipta situs tersebut. Para penjahat di dunia maya kemudian dapat memasuki
sistem komputer (log in) yang sesungguhnya dan mengosongkan seluruh
tabungan uang nasabah dalam hitungan menit saja untuk mentransfer sejumlah
uang yang diijinkan pada hari itu juga.
Saat ini, Cyber Security Malaysia (CSM) telah berhasil mengidentifikasi
setidaknya ada 900 situs phishing unik yang di targetkan di lembaga keuangan
di negara itu, bagi para penjahat cukup mudah untuk mendapatkan informasi
pribadi, username, password atau informasi kartu kredit melalui situs-situs

10 Spam is the use of electronic messaging systems (including most broadcast media,

digital delivery systems) to send unsolicited bulk messages indiscriminately. While the most
widely recognized form of ~pam is e-mail spam. <http://en.wikipedia.org/wiki/Spam_%28
electronic%29>, diakses tanggal II June 2011.

II Kata "phishing" berasal dari penggabungan kata-kata "password" dan ''fishing''.


Pelaku kejahatan akan mengirim email yang seolah-olah datang dari bank pelanggan. Yang
banyak tertipu adalah pelanggan tersebut secara lang sung akan meng-klik ke website palsu.
Selanjutnya pelanggan diminta untuk memasuki sistem website palsu tersebut dan memasukan
username dan password, data rekening mereka. Lihat How can a Bank prevent Online Banking
Fraud?, <http://intemetbankingfraud.coml>, diakses tanggal19 Maret 2012.

12 Lihat The Star newspaper, P. Aruna, Rise in Scams Targeting e-banking Accounts,
Wednesday February 16, 20 II, <http://thestar.com.my/news/story.asp?file=/20 11/2116/nationi
8073924&sec=nation>, diakses tanggal5 Juni 2011.
Pelanggaran Internet Marketing pada Kegiatan E-commerce, Rosidawati dan Santoso 31

phishing. 13 Hal yang sarna juga terjadi di Indonesia, setidaknya ada lebih dari
600 situs penipuan di bidang online business,14 Pada kenyataannya, target
penipuan di dalam electronic banking telah meningkat secara dramatis di
negara Malaysia, dengan jumlah lebih dari dua kali lipat dalam beberapa tahun
terakhir. Paling tidak, sebanyak 1.426 laporan telah disampaikan ke CSM 15
tahun lalu, dibandingkan dengan 634 laporan yang disampaikan pada tahun
2009. 16 Situasi ini sangat mengkhawatirkan. Jika kejahatan ini semakin
meningkat dan sulit untuk diatasi, kepercayaan masyarakat terhadap aktivitas
online banking akan menurun secara otomatis.
Terkadang, nama domain sengaja diciptakan oleh cybersquatters. Gilwit
dalam makalahnya mengatakan:

It weakens the fundamental trademark principle of consumer


protection by permitting ruthless competitors to benefit from the
mark holder's good will and reputation. l7

Cybersquatters sangat mudah untuk mendaftarkan merek dagang milik


orang lain untuk dijadikan sebagai nama domain mereka atau hal itu juga dapat
diciptakan oleh lyposquatter menjadi "situs phishing". Strategi dalam kegiatan
pemasaran internet dapat dengan mudah membuat situs domain untuk com,
Net, Org dan beberapa nama domain lainnya. Kejahatan ini akan melibatkan
skenario melalui 'mousetrapping'8, di mana harapannya pengguna internet akan
melakukan kesalahan ejaan saat mengetik di sebuah situs website.
Dari latar be1akang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
dibatasi dalam 2 (dua) hal yaitu:

13 Lihat The Star newspaper, E-banking Scams on The Rise, Wednesday February 16,
20 II .<http://www.thestar.com.my/news/story.asp?sec=nation&file=/20 II /2116/nation!807165
3>, diakses tanggal 08 June 2011.

14 Lihat Sanjisan, 600 Situs Bisnis Penipuan (SCAM) di Indonesia (Update), (2009),
<http://sanjisan.wordpress.com!2009/07/30/600-situs-bisnis-penipuan-scam-di-indonesia/>,
diakses tanggall9 March 2012.

15 Cyber Security Malaysia diposisikan sebagai lembaga yang secara spesialis


menangani keamanan siber nasional di Malaysia. Lembaga ini di bawah Kementerian Sains,
Teknologi dan Inovasi, dan mengoperasikan Pusat Bantuan Cyber999TM bagi pengguna
internet loka!. Lihat <www.cybersecurity.my>, diakses pada tang gal 11 Juni 2011.

16 Lihat The Star newspaper, E-banking Scams on The Rise, Loc. Cit.

17 Lihat Gilwit, Dara B., The Latest Cybersquatting Trend: Typosquatters, Their
Changing Tactics, and How To Prevent Public Deception and Trademark Infringement,
<http://law.wustl.eduiJournall1l1p267Gilwitnotebookpages.pdf.>, p. 9. Diakses tanggal 12 Juli
2011.

18 Umumnya orang suka melakukan kesalahan pada saat melakukan pengetikan nama
situs yang akan diakses.
32 Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-43 No.1 Januari-Maret 2013

1) Bagaimanakan Penerapan Hukum Dalam Kegiatan Bisnis Secara


Online (E-Commerce ) Dikaitkan Dengan Etika Bisnis?
2) Bagaimanakah Domain name dan Strategi Typosquatting Sebagai
bentuk Penipuan Kegiatan Marketing perbankan di Internet dikaitkan
dengan Etika Bisnis?

II. Metode Penelitian

Metode penelitian digunakan sebagai alat untuk membantu serta


menjawab permasalahan dalam pokok penelitian melalui prosedur dan teknik
dengan menggunakan langkah-Iangkah penelitian, menggunakan metode
penelitian secara normatif, dengan mendeskripsikan ilmu hukum pada lapisan
dogmatik hukum.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan: Yuridis normatif, yaitu
menelusuri, meneliti, dan mengkaji hak merek (domain name) melalui as as-
asas hukumnya baik melalui perundang-undangan nasional serta Konvensi-
Konvensi Internasional lainnya. Spesifikasi penelitian menggunakan deskriftif
analisis, yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk memberikan
gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, dalam hal
ini menganalisis mengenai pentingnya perlindungan hukum terhadap pengguna
bisnis online untuk menemukan bentuk perlindungan hukum terhadap etika
bisnis yang rei evan dengan perkembangan IT. Selain itu dalam penelitian ini
akan digambarkan pula fakta dan masalah kebutuhan perlindungan bisnis
online yang komprehensif, kaitan dengan pengembangan IT. Kemudian akan
dianalisis guna memperoleh gambaran utuh tentang permasalahan
permasalahan yang akan diteliti. Selanjutnya akan digambarkan pula berbagai
peraturan perundang-undangan yang berlaku baik nasional maupun
internasional dihubungkan dengan teori-teori hukum, dan praktek dari
pelaksanaan perlindungan hukum.
Penelitian ini dilakukan melalui: Penelitian Kepustakaan. Langkah
pertama dalam penelitian kepustakaan ini data yang dicari adalah data sekunder
untuk memperoleh bahan hukum primer berupa bahan hukum yang mengikat
seperti peraturan perundang undangan nasional, konvensi Internasional,
perjanjian internasional yang relevan dengan masalah yang dikaji. Bahan
hukum sekunder yang meliputi referensi hukum dan non hukum berupa
Rancangan Undang-undang, hasil penelitian, lokakarya, seminar, dan karya
tulis dari kalangan hukum. Bahan hukum sekunder, yaitu terdiri dari doktrin-
doktrin, pendapat para ahli yang dapat terlihat dalam buku-buku hukum dan
makalah-makalah yang ditulis oleh para ahli, hasil penelitian hukum UU dan
lain-lain yang dapat memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer.
Disamping itu dikumpulkan pula bahan hukum tersier, yaitu berupa pendapat-
pendapat atau opini masyarakat yang dimuat di majalah-majalah, internet,
kamus, ensiklopedia yang dapat memberi petunjuk maupun penjelasan
terhadap bahan hukum primer maupun sekunder. Sehingga dapat digunakan
sebagai landasan teoritis untuk mengkaji sumber data primer.
Pelanggaran internet Marketing pada Kegiatan E-commerce, Rosidawati dan Santoso 33

Langkah kedua melakukan kegiatan penelitian dengan penelusuran teori-


teori hukum, yang berkaitan dengan Hak Kekayaan Intelektual, cyber law,
etika bisnis, hukum ekonomi serta kebijakan pemerintah. Langkah ketiga
mencermati berbagai peraturan hukum untuk memahami hukum dengan cara
mencari kesesuaian as as hukum yang ada yang berkaitan dengan permasalahan
dalam penelitian ini. Langkah keempat melakukan analisis secara deskriftif
terhadap hukum positifyang berkaitan melalui penalaran teori-teori hukum. 19
Sebagai pendukung data sekunder dilakukan penelitian lapangan
dimaksudkan sebagai pelengkap, yaitu untuk mendukung analisis bahan-bahan
hukum primer, sekunder dari tertier. Adapun teknik pengumpulan informasi
(data hukum) nya dilakukan dengan cara wawancara mendalam (indepth
interview) terhadap para pihak yang berkopeten yang meliputi pejabat-pejabat
di Direktorat lendral HKI Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI,
termasuk beberapa akhli HKI dari negara Malaysia.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Normatif kualitatif,20 yaitu berupa pemaparan dan penggambaran secara
menyeluruh tentang seluruh masalah yang diteliti, yaitu tentang peraturan
perundang-undangan, yang didukung oleh bahan-bahan primer yang diperoleh
dari studi kepustakaan.
Lokasi penelitian dilakukan di Bandung, Kuala Lumpur-Malaysia, dan
Singapura. Lokasi yang digunakan untuk memperoleh data-data sekunder
adalah di Bandung: Perpustakaan Fakultas Hukum dan Program Pascasarjana
UNPAD, Perpustakaan Hukum UNINUS. Oi lakarta: Perpustakaan Fakultas
Hukum Universitas Indonesia, Perpustakaan Direktorat lenderal HKI dan
Departemen Kehakiman dan HAM, Perpustakaan badan Pembinaan Hukum
Nasional (BPHN). Oi Malaysia: Universitas Utara Malaysia, Oi Singapura:
National University of Singapore.

III. HasH Penelitian dan Analisis

1. Penerapan Hukum Dalam Kegiatan Bisnis Secara Online (E-


Commerce) Dikaitkan Dengan Etika Bisnis

Persaingan usaha tidak sehat (unfair Competition) sangat tidak


diharapkan terjadi. Pasal 10 bis dari konvensi Paris memuat ketentuan
bahwa negara peserta Uni Paris terikat untuk memberikan perlindungan
yang efektif agar tidak terjadi persaingan usaha yang tidak sehat. 21

19 Deddy Mulyana, "Metodologi Penelitian Kualitatif', (Bandung: Rosda, 2006), hal.


195.

20 Suharsimi Arikunto, "Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek", (Jakarta:


Rineka Cipta, 2000), hal. 245.

21 Suyud Margono, "Hak Milik Industri Pengaturan dan praktik di Indonesia", (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2011). hal. 114.
34 Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-43 No.1 Januari-Maret 2013

Seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi ,persaingan tidak sehat


ini banyak pula terjadi di internet, terutama jika dikaitkan dengan
pemakaian domain name di jaringan internet yang sering menggunakan
nama-nama perusahaan, merek dagang dan jasa, serta nama-nama public
figure tanpa izin dari yang berhak. 22
Seiring dengan Perkembangan pemakaian domain name oleh
perusahaan di jaringan internet, berkembang pula gejala pelanggaran
merek di jaringan tersebut. Pelanggaran ini terjadi saat pihak lain yang
tidak ada sangkut pautnya dengan sebuah merek, mendaftarkan merek
tersebut sebagai domain name-nya di jaringan internet. 23
Pelanggaran kekayaan Intelektual tersebut sangat bertentangan
dengan prinsip etika bisnis. Dalam konsep Barat, tujuan etika adalah:
pertama, tujuan yang sangat mendasar adalah to define the greatest good
of man and establish a standardfor the same. Kedua, Set/Establish moral
standards/norms of behavior. Ketiga, an overall study of human
behavior: what is moral or immoral should be assessed. Keempat, Apply
judgment upon human behavior based on these standard and norms.
Kelima, suggest moral behavior, Prescribes recommendations about
Do's and Don'ts. Dan pendapat terakhir, One's opinion or attitude about
human conduct is expressed in general. 24
Dari penjabaran di atas, tujuan etika yang paling prinsip adalah
penentuan standard moral (Establish moral standards) dan nonna prilaku
(norms of behavior) yang sarna untuk dijadikan sebagai titik acuan dalam
menerapkan hukuman, sehingga dapat menetapkan rekomendasi tentang
adanya perintah (do's) dan larangan (don'ts).
Dalam hal ini Hosmer (1995) mengatakan "respect for law as an
ethical value". Dengan demikian, hukum adalah merupakan kode etik
yang mempunyai otoritas untuk menentukan kekuasaan bagi
masyarakat. 25 Hukum diperlukan untuk mengatur dan mengontrol urusan
masyarakat. 26 Hukum secara umum dapat digambarkan sebagai
seperangkat aturan yang dikembangkan selama periode waktu tertentu
untuk mengatur interaksi antara satu orang dengan yang lainnya, dan
merupakan penetapan standar perilaku (standards of conduct) antara

22 Ahmad M. Ramli, "Cyber Law dan HAKI dalam Sistem Hukum Indonesia",
(Bandung: Refika Aditama, 2006), hal. 10.

23 Tim Lindsey (ed.) et.al., "Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar", (Bandung:
Alumni, 2002), hal. 161.

24 Manisha Paliwal, "Business Ethics ", (New Delhi: New Age International Limited,
2006), hal. 5.

25 Ibid., hal. 6.

26 Lihat Lee Mei Pheng, and Ivan Jeron Detta, "Business Law", (Malaysia: Oxford
University Press, 2009), hal. 2.
Pelanggaran Internet Marketing pada Kegiatan E-commerce, Rosidawati dan Santoso 35

sesama individu dan antara individu dengan pemerintah, yang


penegakannya melalui pemberian sanksi. Jadi, bagi orang awam, hukum
dipahami sebagai aturan umum perilaku (general rule of conduct).27
Hukum adalah sesuatu yang berkaitan dengan ketentuan minimum
yang diperlukan untuk mewujudkan ketertiban umum melalui penetapan
pemerintah. Dengan demikian, pemerintah memberi ketentuan yang
hanya memenuhi kewajiban sosial secara minimal, kebiasaan atau tradisi
yang dianggap penting untuk dipenuhi oleh rakyat. 28
Hukum pada dasamya berbeda dengan etika, maka dalam pilihannya
hukum dapat menggunakan kekuatan apabila diperlukan dan sebenamya
hukum itu didukung oleh kekuasaan itu sendiri. Paliwal dalam bukunya
menyebutkan "The most important divergence between ethics and law is
that ethics concentrate on the do's and laws on the don 'f ".29 Dengan kata
lain, etika adalah istilah yang lebih luas daripada hukum. Oleh karen a itu,
perilaku etis diperlukan karen a tidak semua permasalahan dapat
dilindungi oleh hukum.
Dalam konteks bisnis, manusia harus memiliki aturan yang
seharusnya tidak melanggar etika bisnis dan hukum. Etika akan
mengajarkan bahwa dalam bisnis harus melakukan hal-hal yang terkait
dengan perilaku yang positif, seperti kejujuran, keadilan, itikad baik yang
mengacu pada standar moral perilaku secara universal. Sebaliknya,
perilaku pelaku usaha yang melanggar norma standar akan berhadapan
dengan norma hukum. Oleh karena itu, penulis sangat setuju dengan
rights theory yang mengajarkan kepada kita bahwa tidak boleh
memanipulasi orang lain untuk kepentingan diri sendiri. 30
Hak kepemilikan merupakan embrio dari aktivitas bisnis, dalam
Islam banyak ajaran mengenai etika atau bahkan juga hukum yang
berkaitan dengan aktivitas ekonomi, termasuk cara memperoleh harta
yang harus baik dan benar, sehinga etika dalam pelerjaan,dalam
perusahan, dalam perdagangan dan sejenisnya sangat penting. 31 Di dalam
kegiatan bisnis, prinsip 'itikad baik (good faith)' dan 'Pacta sunt
servanda, 32 menjadi prinsip yang utama dalam setiap transaksi

27 Ibid.

28 Manisha Paliwal, Gp. Cit., hal. 6.

29 Ibid., hal. 6-7.

30 Lihat Barnes, A. James, J.D. Terry Morehead Dworkin, J.D. and Eric L. Richards,
J.D. "Law for Business", Eleventh Edition, (London: McGrw-Hill-Irwin International Edition,
2009), hal. 54. Lihatjuga Ai-Quran Surah Al Baqarah, Ayat 188.

31 A. Qodri Azizy, Melawan Globalisasi Reinterpretasi Ajaran Islam, (Yogyakarta:


Pustaka Pelajar, 2004), hal. 68.

32 Pacta sunt servanda adalah berasal dari bahasa "agreements must be kept".
36 Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-43 No.1 Januari-Maret 2013

perdagangan. Prinsip-prinsip Ill! menjadi prinsip utama dalam


perdagangan internasional. Prinsip-prinsip ini menjadi semacam "kode
etik (code of conduct)" untuk setiap orang yang akan melakukan bisnis
dengan tidak merugikan orang lain.
Dalam konteks ini, pemahaman akan agama memainkan peran yang
sangat penting dalam membentuk karakter manusia, sehingga kegiatan
bisnis dapat dijalankan dengan jujur. Karena dalam konteks ini, manusia
tidak hanya berurusan dengan sesama manusia saja, akan tetapi yang
lebih penting dari itu, ia akan berhadapan dengan Allah, pemilik semua
aturan di alamo
Moralitas agama adalah kekuatan utama dalam membentuk etika
manusia. Thomas M. Garrett menulis:
The religion derives their moral percepts not only from human
experience but from divine revelation. 33 It must rely on the
unaided human reason. Ethics gets idea from religion and
thorough experiments it approves them as- "code of conduct. 34
Pengembangan etika bergantung kepada moralitas agama. Sejarawan
besar Arnold J. Toynbee menulis "No society could succeed without any
religious aim n.
Jadi, menurut pandangan kami, agama adalah pemberi inspirasi
utama untuk membentuk "moral standard" dalam melakukan bisnis
dengan etika yang baik.

2. Domain name dan Strategi "Typosquatting" Sebagai bentuk


Penipuan Kegiatan Marketing Perbankan di Internet Dikaitkan
dengan Etika Bisnis

Pengertian Nama Domain (Domain name) adalah alamat internet dari


seseorang, perkumpulan, organisasi, atau badan usaha yang merupakan
salah satu faktor penting yang harus dilakukan dalam memanfaatkan
internet baik untuk tujuan komersial maupun tidak. Alamat tersebut
berfungsi sebagai media penghubung antara seseorang atau badan hukum
yang memasang informasi dalam situs web internet dengan para pemakai
jasa internet.
Awalnya nama domain (domain name) dikembangkan semata-mata
hanya sebagai alamat dalam internet yang menunjukkan lokasi suatu
website. Sebagai konsekwensi dari komersialisasi dalam internet
keberadaan domain name menjadi kian penting. Nama Domain (Domain
name) tidak lagi semata-mata sebagai alamat, tapi kemudian juga
mempunyai nilai ekonomis. Dengan semakin banyaknya perusahaan

33 Lihat Manisha Paliwal, Gp. Cit., hal. 6.

34 Ibid.
Pelanggaran Internet Marketing pada Kegiatan E-commerce, Rosidawati dan Santoso 37

yang menyadari potensi internet sebagai medium global, keinginan


membuat website sendiri juga meningkat.
Timbulnya konflik antara hukum merek dengan penggunaan nama
domain (domain name) di jaringan internet ternyata tidak saja
dimonopoli oleh negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris,
tetapi juga sudah menjalar ke Indonesia. Contohnya dua kasus yang
terjadi di Indonesia berkaitan dengan perlindungan merek di jaringan
internet, yaitu kasus Mustikaratu.com 35 dan Kontan.com.
Sistem pendaftaran domain name, dilakukan dengan menerapkan
prinsip first come firs served, artinya, siapa yang mendaftar terlebih
dahulu, dialah yang berhak at as domain name tersebut. Sistem lain yang
diterapkan adalah bahwa pendaftaran domain name dilakukan tanpa
melalui proses pemeriksaan terlebih dahulu, sehingga untuk mengetahui
apakah sebuah domain name telah didaftarkan oleh pihak lain atau
belum, pendaftar harus menghubungi organisasi pendaftar domain name
terlebih dahulu. 36
Dalam kaitannya dengan perlindungan merek, ada beberapa faktor
penyebab timbulnya konflik antara Hukum Merek dan Domain Name di
... . 37
Janngan mternet, ymtu:
1). Perselisihan muncul jika pihak ketiga secara sengaJa
mendaftarkan sebuah domain name yang menurutnya akan
banyak diminati orang lain. Cara ini banyak dimanfaatkan oleh
seseorang yang tidak mempunyai hubungan sarna sekali dengan
merek yang didaftarakan sebagai domain name. 38

35 Kasus Mustika Ratu berawal dengan didaftarkannya nama domain name


mustikaratu.com di Amerika Serikat dengan menggunakan network Solution Inc (INC) pada
bulan Oktober 1999 oleh mantan General Manager International Marketing PT. Martina Berto.
Akibat penggunaan domain name mustikaratu.com tersebut PT. Mustika Ratu tidak dapat
melakukan sebagian transaksi dengan calon mitra bisnisnya yang berada di luar negeri, karena
mereka tidak dapat menemukan informasi mengenai Mustika Ratu di website tersebut, karena
ketika menemukan website mustikaratu.com isinya justru menampilkan produk-produk Belia
dari Sari Ayu, yang notabene adalah pesaing dari Mustika Ratu untuk produk kosmetik.

36 Sutan Remi Sjahdeini, E-Commerce Tinjauan dari Perspekti( Hukum, makalah


disajikan dalam Seminar tentang: E-Commerce dan Mekanisme Penyelesaian Masalahnya
Melalui Arbitrase dan allernat!( Penmyelesaian Sengketa, Jakarta, 3 Oktober 2000, hal. 7.

37 Charlotte Waelde, "Domain Names and Trademarks: Whats in A Name?" hal. 39-40,
dalam "Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar", ed. Tim Lindsey, at.aI., Op. Cit., hal. 173.

38 Contoh dari kasus ini adalah Windows95. Windows95 adalah salah satu produk dari
perusahaan Microsoft, sebuah perusahaan komputer terkemuka di amerika Serikat. Pada tahun
1995, seorang mahasiswa di Utah, yang tidak memiliki hubungan apapun dengan perusahaan
Microsoft, telah mendaftarakan merek tersebut dengan nama windows95.com. Kasus lainnya
juga dialami oleh perusahaan fast food McDonald, yang domain name nya telah didaftarkan
oleh seorang jurnalis, Joshua Quittner, yang telah mendaftarkan merek McDonald sebagai
domain name dengan nama McDonald. Com. Modus ini juga diterapkan oleh Dennis toeppen
yang telah mendaftarkan sebanyak 240 merek terkenal sebagai domain name.
38 Jllrnal Hllkllm dan Pembangllnan Tahun ke-43 No.1 Januari-Maret 2013

2). Perselisihan muncul jika pihak ketiga mendaftarkan sebuah


domain name yang sarna atau mirip dengan merek orang lain
dengan maksud untuk digunakan sendiri oleh sipendaftar. 39
3). Pendaftaran domain name dilakukan oleh pihak ketiga
berdasarkan merek yang dimilikinya dan tanpa disadari
memiliki kesamaan dengan merek perusahaan lain, tetapi dalam
katagori kelas barang danjasa yang berbeda. 40
Dari ketiga faktor pemicu konflik antara merek dengan penggunaan
Domain name di internet dapat dinalisis sebagai berikut:
Kategori pertama merupakan modus operandi yang sering dilakukan
oleh seseorang atau badan hukum dengan motif untuk mencari
keuntungan. Dalam kasus window 95, motif mahasiswa Utah untuk
mendaftarkan nama tersebut adalah bukan untuk keperluan promosi
perusahaannya tetapi lebih kepada strategi untuk menjual kembali
domain name terdaftar tersebut kepada perusahaan Microsoft. Strategi ini
dipergunakan karen a kelemahan atas pendaftaran domain name ':first
come first served" (siapa yang lebih dahulu mendaftar dialah yang
berhak atas suatu domain name ).
Sebagai konsekuensi asas ini, pendaftaran windows95.com. yang
dilakukan mahasiswa Utah tersebut, dengan mendahului pendaftaran
yang dilakukan oleh Microsoft telah menutup kemungkinan bagi
perusahaan Microsoft untuk menggunakan nama tersebut sebagai domain
namenya. Konsekuensi ini disadari sepenuhnya oleh si pendaftar, yang
sudah memperkirakan bahwa Microsoft pasti gagal mendaftarkan
domainnya. Solusi terbaik dalam memecahkan konflik yang pada saat itu
belum diatur dalam hukum Amerika Serikat adalah perusahaan Microsoft
itu membeli domain name yang telah didaftarakan oleh mahasiswa
tersebut.
Dengan demikian ternyata dalam perkembangannya domain name
juga turut menjalankan pundi ekonomi sebagai merek dagang, walaupun
keinginan menggunakan merek dagang sebagai domain name tidak
selamanya berjalan mulus, seperti kasus window 95, Mc. Donalds.
Com.dan lainnya. Seringkali perusahaan menemui halangan berupa
terdaptarnya merek dagang bersangkutan sebagai domain name orang
lain. Perusahaan Multinasional Siemens harus rela untuk mendaftarkan
domain name sekaligus mereknya dibanyak negara seperti siemens.com.,
au siemens dan sebagainya.

39 Kasus ini terjadi pada perusahaan piranti lunak teknologi Teubner & Associates
dengan pesaing usahanya yang mendaftarakan merek perusahaan terse but sebagai domain
name dengan nama Tuebner.com.

40 Contoh ini adalah pendaftaran merek "Fellowes" sebagai domain name oleh
perusahaan alat-alat tuIis di Inggris. Pendaftaran ini menimbulkan konflik karena ada
perusahaan lain yang bergerak di bidang firma hokum juga dengan nama "Fellowes".
Pelanggaran Internet Marketing pada Kegiatan E-commerce, Rosidawati dan Santoso 39

Perbuatan mendaftar domain name dari nama-nama perusahaan atau


produk terkenal milik pihak lain tanpa izin dengan tujuan untuk menjual
kembali domain name yang telah didaftar kepada pihak yang seharusnya
memiliki domain name tersebut, disebut Cycerquatting. Orang yang
melakukan tindakan cyberquatting disebut cyberquatter. 41
Kategori kedua merupakan cara yang lebih halus dibandingkan
dengan kategori pertama. Hal ini disebabkan pendaftaran domain name
itu sendiri mempunyai tujuan yaitu digunakan oleh si pendaftar untuk
kepentingannya sendiri. Hal ini sangat berbeda dengan kategori pertama
yang tujuannya tidak untuk digunakan, tetapi untuk mendapatkan
keuntungan dengan cara menjualnya kepada pemilik merek.
Modus operandinya dilakukan dengan membuat nama yang hampir
sarna dengan cara mempertukarkan huruf dan nama atau merek suatu
perusahaan sehinga seolah-olah domain name tersebut sarna dengan
merek atau nama perusahaan yang ditirunya. Tujuan sebenarnya adalah
untuk menyesatkan konsumen agar konsumen lebih banyak mengakses
informasi perusahaannya di jaringan internet.
Hal ini tidak terlepas dari fakta bahwa semakin mirip sebuah domain
name dengan nama perusahaan atau nama produk yang dijual di internet,
semakin banyak pula para pengguna internet yang akan mengakses
domain name dari situs web tersebut. 42 Orang yang melakukan
pendaftaran domain name melalui cara ini disebut dengan typosquatters,
modus operandinya disebut strategi "Typosquatting".
Kategori ketiga merupakan hak yang cukup rumit karena pendaftaran
itu sendiri tidak dimaksudkan untuk merugikan orang lain. Munculnya
konflik lebih sebagai akibat perbedaan system pendaftaran yang
diterapkan oleh UU Merek dengan pendaftaran yang dianut oleh
organisasi pendaftar domain name.
Secara universal, UU Merek membolehkan seseorang untuk
mendaftarkan mereknya sarna dengan merek orang lain asalkan tidak
berada dalam kelas barang dan jasa yang sarna. Prinsip ini dianut oleh
banyak negara termasuk Indonesia. Meskipun demikian dalam keadaan
tertentu, peraturan ini dapat diterapkan terhadap barang dan jasa yang
tidak sejenis jika memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan lebih
lanjut dalam Peraturan Pemerintah. Sebaliknya di dalam sistem
pendaftaran domain name berlaku peraturan bahwa hanya ada satu
domain name saja yang boleh didaftar tanpa memandang perbedaan
antara kelas barang dan jasa. Konsekuensinya, jika seseorang telah
mendaftarkan sebuah merek sebagai domain name untuk nama yang
sarna dalam kelas barang dan jasa yang sejenis maupun berbeda tidak
diperbolehkan.

41 Sutan Remy Sjahdeini, "Kejahatan dan Tindak Pidana Komputer", (Jakarta: Pus taka
Utama Grafiti, 2009), hal. 120.

42 Sutan Remy Sjahdeini, Ibid.


40 Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-43 No.1 Januari-Maret 2013

Dalam konteks di dunia maya, sebagian besar pelanggaran merek


dagang dikenal dengan sebutan 'cybersquatting '.43 Cybersquatter
menyadari bahwa penggunaan merek dagang sebagai nama domain akan
sangat membantu bisnis dalam memperkuat keberadaannya di model
bisnis e-commerce.
Cybersquatter adalah pihak yang memiliki kepentingan secara tidak
sah terhadap merek dagang dan berupaya untuk mendapatkan
keuntungan dengan cara mendaftarkan merek dagang milik orang lain
yang kemudian digunakan sebagai nama domain miliknya, sebelum
pemilik merek dagang yang sah mendaftarkannya. 44 Cybersquatters
kemudian menjual kembali, atau memberikan lisensi nama domain
tersebut kepada perusahaan pemilik merek sebenamya, dengan cara
membayar jutaan dolar yang diperuntukan memperluas goodwill merek
dagangnya. 45 Merek dagang tersebut seharusnya digunakan oleh
pemihknya.
Secara umum, masyarakat pengguna yang tidak mengetahui secara
persis situs perusahaan, mereka akan menemukan alamat situs tersebut
melalui penyebutan merek dagang perusahaan. Karena cara ini
merupakan yang termudah untuk mendapatkan informasi ten tang
perusahaan. Kesalahan terbesar adalah jika situs yang menjadi target
adalah bukan merupakan situs asli, karena hal ini akan merugikan
konsumen itu sendiri dalam rangka mendapatkan produk dan layanan
yang ash. Jadi, hal yang sangat penting bagi pemihk merek dagang
adalah agar menggunakan merek dagang mereka sebagai nama domain.
Sebuah merek dagang sebagai nama domain tidak dapat dikatakan
sebagai pelanggaran karena tidak menyebabkan orang lain merasa
kebingungan, salah akses atau mengalami penipuan pada merek dagang
itu sendiri. 46 Oleh karena itu, pencegahan pelanggaran nama domain oleh
cybersquatters menjadi semakin penting.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang tidak ada kaitannya dengan
perusahaan Harrods (toko terkenal di Knightsbridge) mendaftarkan
'harrods. com' sebagai nama domainnya. Penggunaan nama itu kemudian
ditangguhkan sambil menunggu hasil dari prosedur penyelesaian

43 Adalah mendaftar, memperdagangkan, atau menggunakan nama domain dengan


itikad buruk untuk mendapatkan keuntungan. Cybersquatter kemudian menawarkan untuk
menjual nama domain yang sudah didaftarkannya tersebut ke orang atau perusahaan lain
sebagai milik sebenamya atas merek tersebut dengan harga yang sang at tinggi. Lihat The Anti
cybersquatting Consumer Protection Act (ACPA).

44 Lihat Jonathan M. Ward, The Rise and Fall of Fences: The Overbroad Protection of
the Anti cybersquatting Consumer Protection Act, 5, "Marquette Intellectual Property Law
Review", 2001, Volume 5, Issue 1, hal. 215.

45 Jonathan M. Ward, Ibid.

46 Lihat Cybersquatting: Legal Issues in the USA and Malaysia,


<http://aleweb.tripod.comlsteven/Law/cybersquaUing.htm>, diakses pada tanggal 12 Juli 2011.
Pelanggaran Internet Marketing pada Kegiatan E-commerce, Rosidawati dan Santoso 41

sengketa yang diberikan oleh sebuah lembaga pendaftaran (registration


body) di Amerika Serikat akan tetapi, sementara itu, pihak Harrods telah
meluncurkan gugatan di Inggris berkaitan dengan pelanggaran "passing
0/[,,47 dan pelanggaran merek: Harrods Ltd v UK NeMork Service Ltd
[1997} EIPR D-I06. Dalam Summary judgment-nya pengadilan telah
mengabulkan tuntutan pihak Harrods dan terdakwa diperintahkan untuk
melepaskan nama domain tersebut ke penuntut. 48
Kasus berikutnya, Marks & Spencer v One in a Million Ltd [1998]
FSR 265, lima tuntutan telah dibuat oleh organisasi terkenal, yang
masing-masing memiliki substantial goodwill, untuk menuntut terdakwa
yang merupakan sebuah daeler yang menggunakan nama domainnya di
Internet. Mereka telah mendaftarkan nama-nama domain seperti 'bt.org',
Sainsbury. com' dan 'marksandspencer.co.uk'. Para tergugat telah menulis
surat kepada organisasi terkenal tersebut untuk menawarkan penjualan
nama domain dimaksud. 49 Hakim menilai bahwa dalam kasus ini telah
terjadi ancaman terhadap pelanggaran pasing off dan pelanggaran merek
dagang, kemudian hakim memerintahkan terdakwa untuk mentransfer
nama domain tersebut ke pemilik yang sah (penggugat).50
Passing of! adalah merupakan pelanggaran terhadap perbuatan
melawan hukum (tort) dalam sistem common law yang dapat digunakan
untuk menegakkan hak terhadap merek dagang yang telah didaftarkan. 51
Pembuatan melawan hukum dari pelanggaran passing off ini akan
melindungi goodwill dari seorang pedagang dari penafsiran yang salah
sehingga menyebabkan pencemaran nama baik pada goodwill-nya.
Hukum perlindungan terhadap pelanggran passing off ini berupaya untuk
mencegah seseorang dari "misrepresenting" barang atau jasanya sebagai
barang atau jasanya milik pengadu (the claimant), dan juga mencegah
seseorang dari pengakuan barang atau jasanya yang diklaim ada kaitan

47 Passing off is a common law tort which can be used to enforce unregistered
trademark rights. The tart of passing aff protects the goodwill of a trader Fom a
misrepresentation that causes damage to goodwill, <http://en.wikipedia.org/wiki/Passing_off>,
diakses tangga126 Juni 2012.

48 Lihat David I. Bainbridge, "Introduction to Information Technology Law", (UK:

Pearson Longman, 2008), ha1.202

49 Nama situs www.business.com berhasil dijual seharga US $ 7,5 juta selama booming
dotcom, www.jobs.com seharga US $ 800.000 pada tahun 2002, www.sex.com seharga US $
12 juta pada tahun 2006, www.vodca.com seharga $ 3 juta US pada tahun 2006. Baca lebih
lanjut Abida Chaudri, Internet domain names and the interaction with intellectual property,
Computer Law And Security Report 24, 2008, 360-365, Elsevier. p. 365.

50 David I. Bainbridge, Gp. Cit., ha1.202

51 Khadijah Mohamed, Ahmad Shamsul Abd. Aziz, "Undang-Undang Harta Intelek Di


Malaysia", (Sintik: Universiti Utara Malaysia Press, 2006), hal. 90.
42 Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-43 No.1 Januari-Maret 2013

atau hubungan kepemilikannya dengan penggugat padahal hal ini tidak


benar. 52
Sebuah kasus yang berhubungan dengan pelanggaran merek dagang
yang telah terdaftar di Malaysia digunakan sebagai nama domain telah
terjadi. Nama domain dalam sengketa adalah .www.ocbc.my•. Penggugat
pertama, Oversea-Chinese Banking Corporation Limited, adalah bank
komersial terkemuka yang didirikan di Singapura yang telah beroperasi
selama bertahun-tahun di Singapura dan Malaysia. Penggugat kedua,
OCBC Bank (Malaysia) Berhad adalah anak perusahaan dari penggugat
pertama yang didirikan di Malaysia dan pemilik merek terdaftar yang sah
dari situs web .www.ocbc.com.my.. yang digunakan untuk
mempromosl'k an b"lsmsnya. 53
Dalam kasus ini, panel memutuskan untuk mendukung para
penggugat berdasarkan pada dua alasan: yaitu, bahwa nama domain yang
disengketakan itu memiliki kemiripan yang membingungkan
(confusingly similar) dengan merek OCBC dan merek tersebut telah
didaftarkan dengan cara itikad buruk. Tergugat telah diperintahkan untuk
men transfer nama domain yang disengketakan tersebut kepada penggugat
kedua. Tergugat tahu bahwa dia menggunakan nama terkenal tersebut
karena alasan reputasi dan ketenaran merek OCBC di Malaysia dan
negara lain. Panel menyatakan bahwa tergugat telah mendaftarkan nama
domain yang disengketakan tersebut dengan cara itikad buruk (bad
faith).54
Permasalahan dalam pendaftaran nama domain, sistem secara
otomatis memproses pendaftaran tanpa melihat persamaan nama domain
yang lainnya. Akibatnya, komputer sistem secara otomatis akan
mendaftarkan baik itu nama domain bernama "businessclient.com"
ataupun "bisnis-client.com" sebagai dua nama domain yang sarna sekali
berbeda. 55 Oleh karena itu, sangat penting untuk mendaftarkan merek
dagang mereka sebagai nama domain oleh pemiliknya.
Typosquatting dapat dengan mudah dibuat untuk nama com, .. Net,.
Org sebagai domain dan beberapa domain lainnya. Semua boleh
memberi nama sebuah situs apapun yang mereka suka sebagai nama
domainnya asalkan belum dimiliki oleh orang lain. Kemudian pembeli
dari nama domain yang mempunyai kemiripan akan membuat nama
website yang mirip dengan situs website asli, sebagai akibatnya,

52 <www.wikipedia.com>. diakses pada tang gal I Februari 2011.

53 Lihat, Michael Lee Lin Li Soo and Olivia Khor Shook Lin & Bok, "Malaysia: New
case law shakes up thinking on trademarks, Building and Enforcing Intellectual Proper(v
Value lOll, hal. 168-169.

54 Ibid.

55 Gilwit, Dara B, Gp. Cit., hal. 6.


Pelanggaran Internet Marketing pada Kegiatan E-commerce, Rosidawati dan Santoso 43

seseorang yang malakukan kesalahan ketik (mistypes) akan mengakses


ke website yang salah.
Kejahatan ini akan melibatkan skenario melalui 'mousetrapping'.
Para pelaku berharap pengguna internet akan melakukan kesalahan ejaan
pada saat mengetik alamat situs website. Dalam hal ini, mungkin akan
terjadi diantara para perusahaan yang sedang bersaing dan sehingga akan
menyebabkan terjadinya pembuatan situs website yang mempunyai
kemiripan yang membingungkan (likelihood of confusion) secara
langsung kepada konsumen. 56
Hal yang sangat berbahaya adalah apabila hal ini dilakukan dalam
kegiatan online banking. Karena typosquatter akan berusaha untuk
mendapatkan Nomor rekening, kode PIN dan data pribadi lainnya, yang
akan digunakan untuk melakukan transaksi ilegal. Sebagai contoh, pada
tahun 2001 ada kasus yang terjadi di Indonesia, pada situs internet
banking, Bank Central Asia (BCA), www.klikbca.com telah digandakan
dengan 5 (lima) nama domain yang sangat mirip. Situs ilegal ini muncul
di situs yang sarna dengan yang asli. Hal ini menyebabkan PIN pengguna
dan nomor password akan disalin di situs itU. 57 Kasus ini menggunakan
alternatif penyelesaian sengketa karena belum adanya peraturan yang
spesifik berkenaan dengan aktivitas dunia maya di Indonesia pada saat
itu,58 sehingga mengacu pada "prinsip legalitas" sebagai aturan dasarnya
mengatakan bahwa "nothing is a crime unless it is clearly forbidden in
law".59

3. Pelanggaran Etika Bisnis Melalui Strategi Typosquatting di


Dunia Perbankan Secara Online

Menurut laporan Norton tahun 2010 tentang kejahatan di dunia


maya, terdapat paling tidak 45 % korban kejahatan dunia maya
(cybercrime) di Malaysia dan tidak pernah terselesaikan kejahatan
tersebut. Hal ini tidak mengherankan kalau dibutuhkan waktu rata-rata 30
hari dan dengan biaya rata-rata 7.323 Ringgit Malaysia untuk sebuah
penyelesaian kasus.

56 Lihat Gerald R. Ferrera, Stephen D. Lichtenstein, Margo E. K. Reder, Robert C. Bird,


William T.Schiano, "Cyber Law, Text and Cases ",2 nd Edition, (USA: Thomson, South-
Western, West, 2004), hal. 58.

57 Setiyardi, <http://majalah.tempointeraktif.com>, diakses pada tanggal2 Februari


2011.

58 Yahya Ahmad Zein, "Kontrak Elektronik & Penyelesaian Sengketa Bisnis E-


Comerce", (Bandung: Mandar maju, 2009), hal. 123.

59 Definisi "the principle of legality", lihat http://www.businessdictionary.com. diakses


pada tanggal2 Februari 2011.
44 Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-43 No.1 Januari-Maret 2013

Dalam data tersebut sekitar 20% dari responden mengatakan


kerumitan terbesar yang mereka hadapi ketika berhadapan dengan
kejahatan siber adalah hilangnya data yang tak tergantikan atau items of
sentimental value, dan terdapat enam puluh persen (60%) mengatakan
ketakutan terbesar ketika mereka menjadi mangsa kejahatan siber ini
adalah kerugian finansial. N amun demikian, meskipun merepotkan,
melaporkan kejadian kejahatan siber ini adalah sangat penting. 60
Pelaku criminal di dunia maya ini melakukan kejahatannya dengan
cara mengirim penipuan email (email scams), ini adalah semacam modus
operandi dengan mengirimkan jutaan e-mail ke para pengguna, sering
kali berbentuk iklan layanan danlatau produk dengan menyisipkan virus
berbahaya pada situs website palsu dengan menggunakan strategi
, typosquatting' dengan cara membuat plesetan nama nama domain yang
hampir sarna dengan nama domain yang asli.
Pada umumnya, pertama sekali yang mereka lakukan adalah dengan
mengirimkan surat elektronik (e-mail) yang seolah-olah dating dari
institusi resmi, misalnya dari perbankan. Secara umum, mereka akan
meminta penerima e-mail meng-click alamat website yang sudah
disebutkan. Tanpa disadari pengguna akan memasuki website palsu yang
dibuat sarna dengan yang asli. Dapat dibayangkan mereka akan merekam
identitas penggunanya dan akan dapat melakukan kegiatan transaksi.
Spam e-mail ini pertama kali muncul pada tahun 1978, tetapi
frekuensi dan keberadaan spam ini telah meningkat secara dramatis. Saat
III I , organisasi penyedia e-mail (e-mail provider organizations)
melaporkan bahwa sebanyak 85-90 % dari semua e-mail adalah spam. 61
Pada tahun 2008, ada banyak kasus yang berkaitan dengam kegiatan
krimina1 di dunia maya yang terjadi di seluruh dunia, seperti hacker,
cracker, spammer, dan phisher yang menyebabkan kekacauan, dan dalam
beberapa kasus, terjadi kebingungan pada sistem komputer dan
konsumen, penipuan pada masalah kartu kredit dan kartu debit telah
mencuat. Para ahli dan pejabat penegak hukum di seluruh dunia berusaha
memburu burunan pelaku kejahatan ini di dunia maya yang dirasa
mengalami peningkatan pada paruh terakhir tahun 2008, sebagai pelaku
kejahatan mereka mengambil keuntungan dari ketidakpastian ekonomi
dan kerisauan masyarakat untuk menyerang baik kepada para konsumen
maupun pelaku bisnis. 62

60 Lihat 2010 cyber crime report, Norton: Cybercrime strikes 83 percent of Internet

users in Malaysia, 19 October 2010, <http://gadgets.emedia.com.my/product.php?id=1205>,


diakses tanggal 08 June 2011.

61 Lihat Shalhoub, Zaenab Karake and Sheikha Lubna Al Qasimi, "Cyber Law and

Cyber Security in Developing and Emerging Economies", (USA: Edwar Elgar, 2010), hal. 37.

62 Ibid., hal. 37-38.


Pelanggaran Internet Marketing pada Kegiatan E-commerce, Rosidawati dan Santoso 45

Dalam hal ini, penipuan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.


Setiap hari beberapa cara atau bentuk penipuan lainnya dilakukan
sehingga banyak orang yang terperangkap. Tidak mengherankan logika
berpikir mereka di batik setiap aktivitas kejahatannya, karena pada
akhirnya juga mereka tetap mengusahakan keuntungan. 63 Dengan
demikian, penipuan adalah bagian dari kejahatan komputer yang sangat
mudah untuk dilakukan di dunia maya.
Kejahatan komputer akan selalu melibatkan beberapa jenis
"pelanggaran keamanan computer (computer-security breach)".
Sebenarnya, pengertian computer-security breach ini tidak sarna dengan
"kejahatan komputer (computer crime)". Pelanggaran tersebut biasanya
dikategorikan sebagai berikut (or something very similar):64 Privilege
escalation, Malware (Trojan horse, virus, worm, logika bom, rootkit,
dll), Ph ising, Social engineering, Sesi pembajakan, Password cracking
dan Penolakan layanan.
Dalam konteks phishing, skema "phishing" melibatkan penggunaa
email palsu danJatau situs palsu. Kata "phishing" berasal dari
menggabungkan kata-kata "password" dan "fishing". Pelaku kejahatan
mengirim email seolah-olah datang dari bank pelanggan yang kemudian
pelanggan langsung mengakses ke website palsu. Website ini sangat
mirip dengan situs bank dan meminta pelanggan untuk mengakses data
rekening mereka. 65 Sebagian besar skema online banking melibatkan dua
langkah. Pertama, para pelaku criminal akan memperoleh data akses
nomer rekening pelanggan, yaitu nama logon dan password. Kedua,
penjahat menggunakan informasi ini untuk mentransfer uang ke nomer
rekening lain dan menarik dana. 66
Sementara kejahatan komputer umumnya dibagi menjadi kategori
yang menekankan kegiatan kriminal secara spesifik pada tempat daripada
proses teknologi yang digunakan untuk mengeksekusi serangan.
Kegiatan kejahatan terbagi menjadi seperti berikut: 67 Identity theft, Cyber
stalking/Harassment, Unauthorized access to computer systems or data,
dan Non-access computer crime.
Pencurian identitas (Identity theft) adalah proses untuk mendapatkan
informasi pribadi sehingga pelaku dapat berpura-pura menjadi orang lain

63 Lihat How to Report Fraud and Scams, <http://wwwAI91egal.orglblog/20101

04112/how-to-report-fraud-and-scams/>, diakses pada tanggal22 Februari 2011

64 Lihat Chuck Easttom, and Det. Jeff Taylor, "Computer Crime, Investigation, and the

Law", (Boston, USA: Course Technology, 2010), hal. 3.

65 Lihat How can a Bank prevent Online Banking Fraud?,


<http://internetbankingfraud.coml> , diakses pada tanggal 19 Marc 2012

66 Ibid.

67 Ibid., hal. 4.
46 Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-43 No.1 Januari-Maret 2013

yang bisa dengan mudah dilakukan melalui "typosquatting". Hal ini


sering dilakukan untuk memperoleh kredit dengan menggunakan nama
korban, selanjutnya korban harus menanggung utang pelaku: 68
Departemen Kehakiman AS telah mendifinisikan pengertian 'identity'
sebagai berikut:
Identity theft and identity fraud are terms used to refer to all
types of crime in which someone wrongfully obtains and uses
another person's personal data in some way that involves
fraud or deception, typically for economic gain. 69
Identitas yang dicuri akan digunakan untuk mengakses data secara
tidak sah. 70 Selain itu, data tersebut juga data yang dapat digunakan
untuk kejahatan lainnya. Pada kenyataannya, hal ini terkadang juga sulit
untuk dilakukan penyelidikan dan juga untuk membedakan antara akses
yang berwenang dan yang tidak berwenang. 71 Dengan demikian,
pencurian identitas akan memfasilitasi kejahatan identitas (identity
crime).
Keabsahan, investigasi, dan pencegahan pencurian terhadap identitas
dapat dilakukan dengan cara pendekatan yang berbeda, bergantung pada
jenis identitas yang dicuri. Jadi, untuk mengurangi dan mencegah
pencurian identitas mensyaratkan, bahwa setiap jenis identitas secara
jelas digambarkan secara: pribadi, bisnis, dan menyeluruh. 72 Oengan kata
lain, pencurian identitas pribadi adalah pengambilan secara tidak sah at as
data informasi pribadi yang sensitif yang dimiliki individu (individual's
personally sensitive ident(fYing information). 73 Identitas pribadi kejahatan
itu sendiri adalah penggunaan informasi tersebut untuk mendapatkan
kredit, barang, jasa, uang, atau properti, atau untuk melakukan suatu
kejahatan berat atau kejahatan ringan. 74 Saat ini,

68 Ibid., hal. 5.

69 Ibid., Lihat juga The U.S. Departement of Justice Identity Theft Web page,
<http:www.usdoj.gov/criminallfraudlidtheft.html>, diakses tangga15 Juni 2011.

70 Chuck Easttom, and Det. Jeff Taylor, "Computer Crime, Investigation, and the Law",
(Boston, USA: Course Technology, 2011), hal. 12.

71 See also Chuck Easttom, and Det.1effTaylor, Ibid., hal. 19.

72 Lihat Judith M. Collin, "Preventing Identity Theft in Your Business, How to Protect

Your Business, Customers, and Employees ", (Canada: John Wiley & Sons Inc, 2005), hal. 8.

73 "Personally sensitive identifying information" mempunyai arti sebagai "a person's


name, address, telephone number, driver's license number, Social Security number, place of
employment, employee identification number, demand deposit account number, savings or
checking account number, credit card number, or mother's maiden name-information needed
to obtain an original birth certificationfor a complete identity takeover".

74 Lihat Judith M. Collin,Gp. Cit.


Pelanggaran Internet Marketing pada Kegiatan E-commerce, Rosidawati dan Santoso 47

penipuan pencurian identitas melalui email atau biasa disebut dengan


"phishing scam" adalah salah satu kejahatan tren di dunia maya.
Penipuan di dunia maya adalah bagian dari cyber criminal. Pada
umumnya mereka seolah-olah menempatkan diri sebagai bagian dari
lembaga keuangan yang mengirim spoof e-mail ke sejumlah korban dan
meminta verijikasi atau update rincian data rekening mereka. Sambungan
yang tergabung dalam e-mail penerima akan pengalihan ke halaman Web
palsu yang telah dirancang oleh cyber criminal, yang dibuat mirip sekali
dari lembaga keuangan yang sah. Setelah rincian rekening diungkapkan,
maka pelaku cyber criminal ini akan menggunakannya cara curang untuk
memperkaya dirinya sendiri. 75
Dengan demikian, bank asing, terutama yang berada di Eropa Timur
dan Brasil, telah menerapkan penggunaan transaksi berbasis teknologi,
sebagai upaya untuk mengamankan pengoperasian online banking
mereka, hal ini menunjukkan bahwa, sebagai hasilnya, hampir 100 %
dari internet banking di Brasil bergantung pada protokol situs website
yang aman dan menggunakan dua identifikasi pribadi log-in sebagai
persyaratannya. 76
Pada bulan September 2007, Deloitte telah mensurvei sebanyak 169
lembaga keuangan di seluruh dunia untuk tingkat keamanan operasional
dan dilaporkan bahwa encryption, access control, and network security
saat ini tidak cukup untuk melindungi perbankan dan pengoperasian
lembaga keuangan secara online. Survei tersebut menetapkan bahwa
sebanyak 27% dari responden pernah menjadi korban pelanggaran
keamanan dalam operasi internasionalnya di tahun 2007. 77
Sayangnya, ada potensi yang sangat tinggi untuk korban karena telah
diperkirakan bahwa tingkat respons atas e-mail spam yang dikirim
berkisar dari 0,5 persen menjadi 4 persen. 78 Kenyataan ini sangat
menghawatirkan, mengingat frekuensi pada serangan phishing diabaikan.
Pada tahun 2007, Symantec melaporkan bahwa pada semester pertarna
tahun 2007, perangkat lunak telah memblokir lebih dari 2,3 rniliar pesan
phishing. 79 Dalarn kasus yang sarna, Cyber Security Malaysia telah
rnengidentifikasi setidaknya 900 situs phishing unik yang rnenargetkan
lernbaga keuangan.

75 Lihat juga Zaenab Karake Shalhoub, and Sheikha Lubna Al Qasimi , Gp. Cit., hal. 41.

76 Ibid., hal. 36.

77 Lihat B. Krebs, (2008), More Cyber Security Regulations Recommended,


<http://worldanalysis.netlpostnuke/htmllindex. php?name5Newsandile5articleandsid51725>,
diakses pada tanggal22 Februari 2011.

78 Lihat Bielski, 'Ph ish ing phace- of " ABA Banking Journal, 2004, 96(9): 46-54. Lihat
juga Zaenab Karake Shalhoub and Sheikha Lubna Al Qasimi, Loc. Cit,. hal. 41.

79 Ibid.
48 Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-43 No.1 Januari-Maret 2013

Krisis ekonomi yang sedang berlangsung di seluruh dunia juga telah


memberikan kontribusi dalam peningkatan kasus kejahatan di dunia
maya. Masalah ketidak waspadaan terhadap keamanan siber (cyber
security) diantara warga Malaysia yang sedang beraktivitas di situs Web,
secara terus menerus menimbulkan tantangan besar dalam kasus
kejahatan ini. Sebagai contoh, beberapa pengguna tidak memiliki
password sementara itu banyak yang tidak meng-update perangkat lunak
keamanan mereka. 80 Mengomentari hal ini, Kepolisian Malaysia
mengatakan bahwa ketidak waspadaan terhadap sebuah situs palsu yang
tampaknya seperti situs bank yang asli. Hal yang serupa, penerima yang
tidak hati-hati akan berpikir bahwa e-mail yangmengumumkan.prize
win' adalah asli. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa kejahatan
online yang melibatkan penipuan perbankan dan phishing meningkat
619% pada tahun 2008 dari tahun 2007. 81
Oleh karena itu, lingkungan sektor perbankan sangat rent an terhadap
berbagai ancaman di dunia maya. Mereka yang memiliki tanggung jawab
keamanan informasi telah menginvestasikan sumber daya yang sukup
besar ke dalam pelaksanaan berbagai jenis teknologi yang dirancang
untuk melindungi data dan infrastruktur teknologi informasi (TI) dari
ancaman kejahatan tersebut. 82
Mengacu kepada laporan kejahatan siber tahun 2010, di sana
mencapai 83% pengguna internet di Malaysia telah menjadi korban
kejahatan di dunia maya ini, kata pembuat software keamanan Norton
dalam sebuah studi baru yang dirilis baru-baru ini. 83 Jadi, menurut
pendapat kami, menggunakan "typosquatting" strategi adalah bentuk
melawan hukum karena dapat digunakan untuk pencurian identitas. Ini
mampu memfasilitasi tindak kejahatan yang berkenaan dengan identitas.
J adi, dengan menggunakan data ilegal tersebut, dapat mengakses nomer
rekening seseorang untuk melakukan transaksi elektronik. Dalam hal ini,
kejadian ini benar-benar merupakan pelanggaran etika bisnis pada online
banking model.
Untuk memerangi kejahatan phishing ini, banyak bank dan
perusahaan kartu kredit menambahkan mekanisme dimana konsumen
dapat memverifikasi dulu kalau mereka yakin mengunjungi situs yang

80 Lihat Malaysia Experiencing Rise in Cyber Crimes, <http://www.spamfighter.com/


News-II776-Malaysia-Experiencing-Rise-in-Cyber-Crimes.htm>, diakses pada tanggal II
Juni 20 II.

81 Ibid.

82 Lihat Zaenab Karake Shalhoub, and Sheikha Lubna Al Qasimi, Gp. Cit., p. 35.

83 Lihat 20 I 0 cyber crime report, Norton: Cybercrime strikes 83 percent of Internet

users in Malaysia, 19 October 2010, <http://gadgets.emedia.com.my/product.php?id=1205>,


diakses pada tanggal 11 Juni 2011.
Pelanggaran Internet Marketing pada Kegiatan E-commerce, Rosidawati dan Santoso 49

84
benar, bukan yang palsu. J angan pernah mengikuti perintah apapun
dengan cara mengklik 'link' yang telah di e-mail kepada Anda. Jika Anda
menerima e-mail yang mengaku dari lembaga keuangan, maka sebaiknya
menghubungi lembaga atau secara manual mengetik alamat URL yang
biasa Anda gunakan untuk mengakses akun Anda. 85
Memberikan pelatihan dan pemahaman atas kejahatan ini adalah
sangat penting sekali karena sebagian besar penipuan siber (cyber scam)
adalah melalui e-mail dan situs perbankan palsu. Situs palsu dirancang
secara profesional dan sulit untuk diidentifikasi, terutama bagi pemula
yang melakukan transaksi online banking. J adi, cara yang terbaik agar
menghindar adalah menghindari untuk mengklik bentuk 'link' apapun
yang diberikan dalam e-mail. Pengguna harus menghubungi bank atau
kantor cabang melalui telepon untuk memverifikasi apakah e-mail
tersebut asIi. Dalam hal ini, bank yang menyediakan peralatan dan
pelatihan untuk konsumen adalah lebih baik.
Peningkatan kejahatan komputer (computer crime) harus menjadi
perhatian serius bagi setiap lembaga penegak hukum atau orang yang
bertanggung jawab dalam hal keamanan jaringan. 86 Hal ini dilakukan
sebagai upaya untuk menekan sekecil mungkin korban dari kejahatan
yang dilakukan oleh pelaku penipuan melalui e-mail scam. Bayangkan
saja, lebih dari 4.000 keluhan di dunia maya, terutama tentang kejahatan
siber yang diajukan ke Cyber Security Malaysia dalam kurun waktu dua
tahun terakhir. Begitu rentannya data identitas konsumen, untuk menjadi
mangsa para phisher.
Dalam hal ini, praktek penipuan pemasaran Internet sangat
bertentangan dengan etika bisnis. Ini adalah sebagai itikad buruk yang
bertujuan untuk men yes atkan dan menipu para pengguna. Etika akan
mengajarkan bisnis untuk melakukan hal-hal dari menjaga perilaku
positif, mereka harus memperhatian pada kejujuran, keadilan, itikad baik
yang mengacu pada standar moral universal perilaku (the universal moral
standards of behavior) untuk memasarkan barang dan jasa. Etika akan
mengajarkan kita tentang aturan yang diperbolehkan tanpa merugikan
orang lain. Dalam situasi ini, "typosquatting" strategi benar-benar
merupakan bentuk pelanggaran etika bisnis di dunia maya. Karena hal ini
membuat pelanggan bingung untuk mengakses situs web asli.

84 Chuck Easttom, and Det. Jeff Taylor, Gp. Cit., hal. 7.

85 Ibid., hal. 8.

86 Sigid Suseno, "Penegakan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Siber", (Bandung:
Unpad Press, 2010), hal. 3.
50 Jurnai Hukum dan Pembangunan Tahun ke-43 No.1 Januari-Maret 2013

IV. Penutup

Sebagai penutup dari hasil penelitian ini penulis menyampaikan simpulan


dan saran sebagai berikut:

1. Kesimpulan

(1). Bahwa pengimplementasian perdagangan e-commerce


berhubungan erat dengan beberapa isu hukum, etika dan
kebijakan publik lainnya. Masalah hukum yang muncul dari
kasus-kasus penipuan di internet sebagian besar korban sulit
untuk mendapatkan kompensasi dari kerugian yang mereka alami,
termasuk resiko yang sangat tinggi bagi konsumen pemegang
rekening dalam sistem perbankan online. Isu hukum yang terkait
dengan perlindungan konsumen mulai dari masalah
misrepresentasi hingga masalah pelanggaran (fraud) , perlu
penegakan hukum sehingga konsumen tidak dirugikan oleh
bentuk kejahatan ini.
(2). Aktivitas pencurian identitas dengan menggunakan strategi
typosquatting sangat bertentangan dengan prinsip etika bisnis dan
merupakan bentuk pelanggaran etika bisnis. Mereka harus
melakukan persaingan yang sehat dengan perilaku yang positif.
Etika bisnis akan menyangkut pada kejujuran dan itikad baik
untuk melakukan bisnis. Harus disadari bahwa pemasaran lewat
Internet adalah alat yang efektif untuk memperluas jaringan
usaha.

2. Saran

(l).Bahwa harus ada lembaga atau institusi yang dapat mengawasi


website yang diduga palsu. Dengan demikian, lembaga tersebut
dapat melakukan pengeblokan terhadap website yang dicurigai.
Hal ini dapat dilakukan setelah mendapat aduan dari masyarakat,
atau melalui penggunaan sisitem yang dapat menemukan website
yang dirancang mirip dengan website sari perusahaan publik.
(2). Bahwa kaitan dengan perlindungan konsumen perlu adanya
aturan-aturan khusus pada saat mengiklankan suatu produk di
internet, juga adanya peraturan tentang penawaran dan praktek
pemasaran, termasuk informasi -informasi yang harus
dicantumkan di dalam website.
Pelanggaran Internet Marketing pada Kegiatan E-commerce, Rosidawati dan Santoso 51

Daftar Pustaka

Buku

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:


Rineka Cipta, 2000.
Azizy, A. Qodri. Melawan Globalisasi Reinterpretasi Ajaran Islam,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
Bainbridge, David I. Introduction to Information Technology Law, UK:
Pearson Longman, 2008.
Barnes, James A., J.D., Terry Morehead Dworkin, J.D. and Eric L. Richards,
J.D. Law for Business, Eleventh Edition, London: McGrw-Hill-lrwin
International Edition, 2009.
Dewi, Shinta. Cyberlaw Perlindungan Privasi Atas Infonnasi Pribadi Dalam E-
Commerce Menurut Hukum Internasional, Bandung: Widya Padjadjaran,
2009.
Easttom, Chuck and Det. Jeff Taylor, Computer Crime, Investigation, and the
Law, Boston, USA: Course Technology, 2011.
Ferrera, Gerald R, Stephen D. Lichtenstein, Margo E. K. Reder, Robert C.
Bird, William T. Schiano, Cyber Law, Text and Cases, 2nd Edition,
South-Western, West, USA: Thomson, 2004.
Judith M. Preventing Identity Theft in Your Business, How to Protect Your
Business, Customers, and Employees, Canada: John Wiley & Sons Inc,
2005.
Lindsey, Tim, (ed.) et.al. Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, Alumni,
Bandung, 2002.
Margono, Suyud. Hak Milik Industri Pengaturan dan praktik di Indonesia,
Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.
Mohamed, Khadijah, Ahmad Shamsul Abd Aziz. Undang-Undang Harta
Intelek Di Malaysia, Sintik: Universiti Utara Malaysia Press, 2006.
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda, 2006.
Paliwal, Manisha. Business Ethics, New Delhi: New Age International (p)
Limited, tanpa tahun.
Pheng, Lee Mei, and Ivan Jeron Detta. Business Law, Malaysia: Oxford
University Press, 2006.
Ramli, Ahmad M. Cyber Law Dan HAKI Dalam sistem Hukum Indonesia,
Bandung: Refika Aditama, 2006.
Sanusi, M. Arsyad. Teknologi Infonnasi & Hukum E-Commerce, Jakarta: Dian
Ariesta, 2004.
52 lurnai Hukum dan Pembangunan Tahun ke-43 No.1 lanual'i-Maret 2013

Shalhoub, Zaenab Karake and Sheikha Lubna Al Qasimi. Cyber Law and
Cyber Security in Developing and Emerging Economies. USA: Edwar
Elgar, 2010.
Suseno, Sigid. Penegakan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Siber,
Bandung: Unpad Press, 2010.
Yahya, Ahmad Zein. Kontrak Elektronik & Penyelesaian Sengketa Bisnis E-
Commerce, Bandung: Mandar Maju, 2009.

Jurnal

Bielski, L. "Ph ish ing ph ace- of", ABA Banking Journal, 96(9), 2004: 46-54.
M. Ward, Jonathan. '"The Rise and Fall of Fences: The Overbroad Protection
of the Anti Cybersquatting Consumer Protection Act, 5", Marquette
Intellectual Property Law Review, Volume 5, Issue 1,2001.
Soo, Michael, Lee Lin Li and Olivia Khor Shook Lin & Bok, "Malaysia: New
Case Law Shakes Up Thinking On Trademarks ", Building and Enforcing
Intellectual Property Journal Value, 2011.

Internets dan Surat Kabar

Aruna, P. '"Rise In Scams Targeting E-Banking Accounts ", Wednesday


February 16, <http://thestar.com.my/news/story.asp?file=120 1112116/
nationlS073924 &sec=nation>, diakses tanggal 5 Juni 2011.
Gilwit, Dara B. "The Latest Cybersquatting Trend: Typosquatters, Their
Changing Tactics, and How To Prevent Public Deception and
Trademark Infringement ", <http://law.wust1.edu/J oumal111 Ip267
Gilwitnotebookpages.pdf.>, diakses tanggal12 Juli 2011.
Krebs, B. "More Cyber Security Regulations Recommended",
<http://worldanalysis.netipostnukelhtmllindex.php?name5Newsandile5ar
tic1eandsid51725>, diakses pada tanggal22 Februari 2011.
Norton. 2010 Cyber Crime Report, "Norton: Cybercrime strikes 83 percent of
Internet users in Malaysia", 19 October 2010, <http://gadgets.emedia.
com.my/product.php?id=1205>, diakses pada tanggalll Juni 2011.
Sanjisan. "600 Situs Bisnis Penipuan (SCAM) di Indonesia (Update)",
<http://sanjisan.wordpress.coml2009/07/30/600-situs-bisnis-penipuan-
scam-di-indonesial>, diakses tanggal19 March 2012.
Seah, Tommy. "Cyber Crime Tops List of Most Common Crimes in Malaysia,
Cyber Crime Cyber Security Malaysia",
<http://www.thenewnewintemet.comI2010104/15/cyber-crime-tops-list-
of-most-common-crimes-in-malaysial>, diakses tanggal11 Jun1 2011.
Pelanggaran Internet Marketing pada Kegiatan E-commerce, Rosidawati dan Santoso 53

Setiyardi. <http://majalah.tempointeraktif.com>, diakses pada tanggal 2


F ebruari 2011.
The U.S. Departement of Justice Identity Theft Web page,
<http:www.usdoj.gov/ criminallfraudlidtheft.html>, diakses tanggal 5
Juni 2011.
"Cyber Security Malaysia ", <www.cybersecurity.my>. diakses pada tanggal
11 Juni 2011.
"Cybersquatting: Legal Issues in the USA and Malaysia ",
<http://aleweb.tripod.com/steven/Law/cybersquatting.htm>, diakses pada
tanggal12 Juli 2011.
"Don't Fall Prey to Online Banking Scams", Saturday February 19, 2011,
<http://thestar.com.my/news/story.asp?file=/201112/19/nation/S039959&
sec=nation>, diakses tanggal 5 Juni 2011.
"E-Banking Scams On The Rise", Wednesday February 16, 2011,
<http://www.thestar.com.my/news/story.asp?sec=nation&file=/20 11 12/16
Ination/S071653>, diakses tanggal OS June 2011.
"How to Report Fraud and Scams ", <http://www.4191ega1.org/blog/2010/
04112/ how-to-report-fraud-and-scams/>, diakses pada tanggal 22
Februari 2011.
"How can a Bank Prevent Online Banking Fraud? ",
<http://intemetbankingfraud.com/>, diakses pada tanggal19 Marc 2012.
"Internet World Status, 2008 Internet usage in Malaysia is 15.9 millions
(62.8% population using the Internet) ", <www.intemetworldstats.com>.
diakses tanggal 5 Juni 2011 .
.'Malaysia Experiencing Rise in Cyber Crimes",
<http://www.spamfighter.com/News-11776-Malaysia-Experiencing-
Rise-in-Cyber-Crimes.htm>, diakses pada tanggal 11 Juni 2011.
"More than 4, 000 cybercrime cases reported in Malaysia within two years",
<http://sanooaung.wordpress .com/2009101/1 7Imore- than -4000-
cybercrime-cases-reported-in-malaysia-within-two-years>, diakses
tanggal 5 Juni 2011.
"The Principle of Legality", <http://www.businessdictionary.com>. diakses
pada tanggal 2 Februari 2011.
<www.fmb.org.my>. diakses tanggal11 Juni 2011.
<http://en.wikipedia.org/wiki/Passing_off>, diakses tangga126 Juni 2012.
<http://en.wikipedia.org/wiki/Spam_%2S electronic%29>, diakses tanggal 11
Juni 2011.

You might also like