You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS INSTRUMENTAL

“KROMATOGRAFI GAS (GC)”

Disusun oleh :
Siti Lailatul Khoiriyah (1731410008)
Vira Megantari (1731410039)
Yuni Wulandari (1731410049)
Yusuf Fajar Setyawan (1731410137)
Zumrotul Fahmia (1731410030)

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS INSTRUMENTAL

A. JUDUL PRAKTIKUM
Kromatografi Gas (GC)
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Dapat memisahkan ethanol, eugenol, dan benzyl alcohol dalam sampel
dengan menggunakan kromatografi gas dengan detector FID
C. DASAR TEORI
Gas Chromatography (GC) adalah alat yang digunakan untuk
pemisahan suatu zat atau senyawa yang umumnya bersifat volatil. Senyawa
volatil merupakan senyawa yang mudah menguap pada suhu kamar. Sampel
yang dapat digunakan dalam GC ini ada dua wujud yaitu cair dan gas.
Prinsip kerja dari Gas Chromatography yaitu sampel yang diinjeksikan ke
dalam aliran fase gerak, kemudian akan dibawa oleh fase gerak yang berupa
gas inert ke dalam kolom untuk dilakukan pemisahan komponen sampel
berdasarkan kemampuannya interaksi diantara fase gerak dan fase diam.
Pemisahan tercapai dengan partisi sampel antara fase gas bergerak dan fase
diam berupa cairan dengan titik didih tinggi (tidak mudah menguap) yang
terikat pada zat dan penunjangnya (Khopkar 2007).
Fase Diam dan Fase Gerak pada Kromatografi Gas
a. Fase Diam
Pemilihan fasa diam juga harus disesuaikan dengan sampel yang akan
dipisahkan. Untuk sampel yang bersifat polar sebaiknya digunakan fasa
diam yang polar. Begitupun untuk sampel yang nonpolar, digunakan fasa
diam yang nonpolar agar pemisahan dapat berlangsung lebih sempurna.
Fase diam pada Kromatografi Gas biasanya berupa cairan yang disaputkan
pada bahan penyangga padat yang lembab, bukan senyawa padat yang
berfungsi sebagai permukaan yang menyerap (kromatografi gas-padat).
Sistem gas-padat telah dipakai secara luas dalam pemurnian gas dan
penghilangan asap, tetapi kurang kegunaannya dalam kromatografi.
Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam
yang sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam
campuran.
b. Fase Gerak
Disebut juga sebagai gas pembawa. Fungsi utamanya adalah untuk
membawa uap analit melalui system kromatografi tanpa berinteraksi dengan
komponenkomponen sampel. Adapun syarat-syarat fase gerak pada
kromatografi gas yaitu sebagai berikut :
- Tidak reaktif
- Murni (agar tidak mempengaruhi detector)
- Dapat disimpan dalam tangki tekanan tinggi.
- Biasanya mengandung gas helium, nitrogen, hydrogen, atau
campuran argon dan metana
Komponen-komponen Penyusun Kromatografi Gas
a. Gas Pembawa
Gas pembawa harus bersifat inert, artinya gas ini tidak bereaksi dengan
cuplikan ataupun fasa diamnya. Gas ini disimpan dalam gas bertekanan
tinggi sehingga gas ini akan mengalir cepat dengan sendirinya. Karena
aliran gas yang cepat inilah maka pemisahan dengan kromatografi gas
berlangsung hanya dalam beberapa menit saja. Gas pembawa yang biasa
digunakan adalah gas nitrogen.
b. Injektor
Injektor berada dalam oven yang temperaturnya dapat dikontrol. Suhu
injektor biasanya 15-200oC di atas titik didih cuplikan. Lubang injeksi
didesain untuk memasukkan sampel secara cepat dan efisien. Desain
yang populer terdiri atas saluran gelas yang kecil atau tabung logam
yang dilengkapi dengan septum karet pada satu ujung untuk
mengakomodasi injeksi dengan semprit (syringe). Karena helium (gas
pembawa) mengalir melalui tabung, sejumlah volume cairan yang
diinjeksikan (biasanya antara 0,1-3,0 μL) akan segera diuapkan untuk
selanjutnya di bawa menuju kolom. Berbagai macam ukuran semprit
saat ini tersedia di pasaran sehingga injeksi dapat berlangsung secara
mudah dan akurat. Septum karet, setelah dilakukan pemasukan sampel
secara berulang, dapat diganti dengan mudah.
c. Kolom
Kolom merupakan tempat terjadinya proses pemisahan karena di
dalamnya terdapat fase diam. Oleh karena itu, kolom merupakan
komponen sentral pada GC. Ada 3 jenis kolom pada GC yaitu kolom
kemas (packing column) dan kolom kapiler (capillary column); dan
kolom preparative (preparative column).
d. Termostat (oven)
Termostat (oven) adalah tempat penyimpanan kolom. Suhu kolom harus
dikontrol.
e. Detektor
Detektor adalah komponen yang ditempatkan pada ujung kolom GC
yang menganalisis aliran gas yang keluar dan memberikan data kepada
perekam data yang menyajikan hasil kromatogram secara grafik.
f. Rekorder
Rekorder berfungsi sebagai pencetak hasil percobaan pada lembaran
kertas berupa kumpulan puncak yang disebut kromatogram.

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
 1 set peralatan GC
 Alat injeksi
2. Bahan
 Toluena
 Eugenol
 Benzyl alkohol
E. SKEMA KERJA

Menghidupkan GC

Menyuntikkan sampel 1 bersamaan dengan


menekan tombol START pada alat cetak

Menunggu hasil peak selama 6 menit

Setelah 6 menit, tekan tombol STOP pada alat


cetak

Mengulangi langkah diatas untuk kelima sampel


yang lain

F. DATA PENGAMATAN
G. ANALISIS DATA
Massa Massa Benzyl Massa Eugenol Area benzyl
etanol Alkohol (gr) (gr) alkohol Area eugenol
1 1.045 0.2037 38.134 4.783
1 1.045 0.4165 68.325 13.696
1 1.045 0.5752 65.519 17.883
1 1.045 0.8011 47.934 20.271
1 1.045 1.0186 50.292 30.679

Rasio Area (x) Rasio Massa (y)


0.125426129 0.19492823
0.200453714 0.398564593
0.272943726 0.550430622
0.422893979 0.766602871
0.610017498 0.974736842

GRAFIK RASIO AREA vs MASSA


1.2
y = 1.557x + 0.0689
1 R² = 0.9684
RASIO MASSA

0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
RASIO AREA

PERHITUNGAN %BERAT SENYAWA DALAM SAMPEL

Diketahui :

Perbandingan Ethanol : Eugenol : Benzyl Alkohol = 500 : 500 : 500 (1 : 1 : 1)


% 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑒𝑢𝑔𝑒𝑛𝑜𝑙
RA = % 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑏𝑒𝑛𝑧𝑦𝑙 𝑎𝑙𝑘𝑜ℎ𝑜𝑙

27.516
= 23.115

= 1.19

y = 1.19
𝑦−𝑎
RB = 𝑏

1.19−0.0689
= 1.557

= 0.72

1. Berat Benzyl Alcohol = RB × BBA


= 0.72 × 1 gram
= 0.72 gram
0.72 𝑔𝑟𝑎𝑚
%berat benzil alkohol = × 100%
1 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 0.72%

2. Berat Eugenol = RB × B Ethanol


= 0.72 × 1 gram
= 0.72 gram
0.72 𝑔𝑟𝑎𝑚
%berat eugenol = × 100%
1 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 0.72%

3. Berat Ethanol = RB × BBA


= 0.72 × 1 gram
= 0.72 gram
0.72 𝑔𝑟𝑎𝑚
%berat ethanol = × 100%
1 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 0.72%

H. PEMBAHASAN

1) SITI LAILATUL KHOIRIYAH

Pada praktikum kali ini akan membahas tentang GC (Gas Chromatography).


GC yaitu proses pemisahan campuran menjadi komponen-komponennya dengan
menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu lapisan serapan
(sorben) yang diam dan cairan sebagai fase diam. Seluruh bentuk kromatografi
terdiri dari fase diam dan fase gerak.

Terdapat 6 larutan dan setiap larutan menggunakan suhu 1750C dalam


praktikum kali ini, dimana salah satu larutan merupakan sampel. Ke 5 larutan
standar tersebut merupakan campuran dari etanol, benzyl alkohol dan eugenol.
Masing masing larutan mempunyai perbandingan komposisi yang berbeda pada
eugenol. Larutan pertama yaitu dengan massa eugenol 0,2037gr . Larutan kedua
yaitu dengan massa 0,4165 gr. Larutan ketiga yaitu dengan massa eugenol
0,5752gr. Larutan keempat yaitu dengan massa eugenol 0,8011 gr. Yang terakhir
yaitu dengan massa larutan eugenol 1,086gr. Selanjutnya larutan benzyl alcohol
mempunyai massa yang sama, yaitu dengan massa benzyl alkohol sebesar 1,045
gram, dan larutan massa etanol mempunyai massa yang sama juga yaitu 1 gram.
Dan satu larutan sampel.

Kemudian kita menginjekkan masing masing larutan, dan menghasilkan


kromatogram. Pada hasil kromatogram pada sampel terdapat 5 peak dengan waktu
retensi yang berbeda beda dan % area yang berbeda beda pula.

Dari data pada sampel dapat diketahui bahwa peak dengan waktu retensi 1
menit 73 detik adalah etanol dengan % area sebesar 27,525, peak dengan waktu
retensi 2 menit 15 detik adalah benzyl alcohol dengan % area sebesar 23,115 dan
peak yang ketiga dengan waktu retensi 4 menit 06 detik adalah eugenol dengan %
area 27, 516. Data dari sampel ini dapat digunakan untuk mencocokkan larutan
yang lainnya.

Setelah itu membuat grafik yaitu grafik antara rasio massa dengan rasio
area. Pada grafik dapat diketahui bahwa persamaan yang diperoleh yaitu y =
1.557x + 0.0689. Grafik yang didapat berbentuk kurva naik, sehingga rasio kurva
sebanding rasio massa.

Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi temperatur oven maka waktu


retensi akan semakin cepat. Hal ini sudah sesuai dengan teori yaitu setiap senyawa
memiliki waktu retensi yang berbeda. Untuk senyawa tertentu, waktu retensinya
sangat bervariasi dan bergantung pada :

1. Titik didih senyawa


Senyawa yang mendidih pada temperatur yang lebih tinggi daripada temperatur
kolom, akan menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk berkondensasi sebagai
cairan pada awal kolom. Dengan demikian, titik didih yang tinggi akan memiliki
waktu retensi yang lama.
2. Kelarutan dalam fase cair
Senyawa yang lebih mudah larut dalam fase cair, akan mempunyai waktu lebih
singkat untuk dibawa oleh gas pembawa.. Kelarutan yang tinggi dalam fase cair
berarti memiiki waktu retensi yang lama.
3. Temperatur kolom
Temperatur tinggi menyebakan pergerakan molekul-molekul dalam fase gas, baik
karena molekul-molekul lebih mudah menguap, atau karena energi atraksi yang
tinggi cairan dan oleh karena itu tidak lama tertambatkan. Temperatur kolom yang
tinggi mempersingkat waktu retensi untuk segala sesuatunya di dalam kolom.
(Sastrohamidjojo,1985)
2) VIRA MEGANTARI

Pada praktikum kali ini akan membahas tentang GC (Gas


Chromatography). GC yaitu proses pemisahan campuran menjadi komponen-
komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati
suatu lapisan serapan (sorben) yang diam dan cairan sebagai fase diam. Seluruh
bentuk kromatografi terdiri dari fase diam dan fase gerak.

Terdapat 6 larutan dan setiap larutan menggunakan suhu 1750C dalam


praktikum kali ini, dimana salah satu larutan merupakan sampel. Ke 5 larutan
standar tersebut merupakan campuran dari etanol, benzyl alkohol dan eugenol.
Masing masing larutan mempunyai perbandingan komposisi yang berbeda pada
eugenol. Larutan pertama yaitu dengan massa eugenol 0,2037gr . Larutan kedua
yaitu dengan massa 0,4165 gr. Larutan ketiga yaitu dengan massa eugenol
0,5752gr. Larutan keempat yaitu dengan massa eugenol 0,8011 gr. Yang terakhir
yaitu dengan massa larutan eugenol 1,086gr. Selanjutnya larutan benzyl alcohol
mempunyai massa yang sama, yaitu dengan massa benzyl alkohol sebesar 1,045
gram, dan larutan massa etanol mempunyai massa yang sama juga yaitu 1 gram.
Dan satu larutan sampel.

Kemudian kita menginjekkan masing masing larutan, dan menghasilkan


kromatogram. Pada hasil kromatogram pada sampel terdapat 5 peak dengan
waktu retensi yang berbeda beda dan % area yang berbeda beda pula.

Dari data pada sampel dapat diketahui bahwa peak dengan waktu retensi 1
menit 73 detik adalah etanol dengan % area sebesar 27,525, peak dengan waktu
retensi 2 menit 15 detik adalah benzyl alcohol dengan % area sebesar 23,115 dan
peak yang ketiga dengan waktu retensi 4 menit 06 detik adalah eugenol dengan %
area 27, 516. Data dari sampel ini dapat digunakan untuk mencocokkan larutan
yang lainnya.

Setelah itu membuat grafik yaitu grafik antara rasio massa dengan rasio
area. Pada grafik dapat diketahui bahwa persamaan yang diperoleh yaitu y =
1.557x + 0.0689. Grafik yang didapat berbentuk kurva naik, sehingga rasio kurva
sebanding rasio massa.
3) YUNI WULANDARI

Pada praktikum kali ini akan membahas tentang GC (Gas


Chromatography). GC yaitu proses pemisahan campuran menjadi komponen-
komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati
suatu lapisan serapan (sorben) yang diam dan cairan sebagai fase diam. Seluruh
bentuk kromatografi terdiri dari fase diam dan fase gerak.

Terdapat 6 larutan dan setiap larutan menggunakan suhu 1750C dalam


praktikum kali ini, dimana salah satu larutan merupakan sampel. Ke 5 larutan
standar tersebut merupakan campuran dari etanol, benzyl alkohol dan eugenol.
Masing masing larutan mempunyai perbandingan komposisi yang berbeda pada
eugenol. Larutan pertama yaitu dengan massa eugenol 0,2037gr . Larutan kedua
yaitu dengan massa 0,4165 gr. Larutan ketiga yaitu dengan massa eugenol
0,5752gr. Larutan keempat yaitu dengan massa eugenol 0,8011 gr. Yang terakhir
yaitu dengan massa larutan eugenol 1,086gr. Selanjutnya larutan benzyl alcohol
mempunyai massa yang sama, yaitu dengan massa benzyl alkohol sebesar 1,045
gram, dan larutan massa etanol mempunyai massa yang sama juga yaitu 1 gram.
Dan satu larutan sampel.

Kemudian kita menginjekkan masing masing larutan, dan menghasilkan


kromatogram. Pada hasil kromatogram pada sampel terdapat 5 peak dengan
waktu retensi yang berbeda beda dan % area yang berbeda beda pula.

Dari data pada sampel dapat diketahui bahwa peak dengan waktu retensi 1
menit 73 detik adalah etanol dengan % area sebesar 27,525, peak dengan waktu
retensi 2 menit 15 detik adalah benzyl alcohol dengan % area sebesar 23,115 dan
peak yang ketiga dengan waktu retensi 4 menit 06 detik adalah eugenol dengan %
area 27, 516. Data dari sampel ini dapat digunakan untuk mencocokkan larutan
yang lainnya.

Setelah itu membuat grafik yaitu grafik antara rasio massa dengan rasio
area. Pada grafik dapat diketahui bahwa persamaan yang diperoleh yaitu y =
1.557x + 0.0689. Grafik yang didapat berbentuk kurva naik, sehingga rasio kurva
sebanding rasio massa.

4) YUSUF FAJAR SETYAWAN

Pada praktikum kali ini akan membahas tentang GC (Gas


Chromatography). GC yaitu proses pemisahan campuran menjadi komponen-
komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati
suatu lapisan serapan (sorben) yang diam dan cairan sebagai fase diam. Seluruh
bentuk kromatografi terdiri dari fase diam dan fase gerak.

Terdapat 6 larutan dan setiap larutan menggunakan suhu 1750C dalam


praktikum kali ini, dimana salah satu larutan merupakan sampel. Ke 5 larutan
standar tersebut merupakan campuran dari etanol, benzyl alkohol dan eugenol.
Masing masing larutan mempunyai perbandingan komposisi yang berbeda pada
eugenol. Larutan pertama yaitu dengan massa eugenol 0,2037gr . Larutan kedua
yaitu dengan massa 0,4165 gr. Larutan ketiga yaitu dengan massa eugenol
0,5752gr. Larutan keempat yaitu dengan massa eugenol 0,8011 gr. Yang terakhir
yaitu dengan massa larutan eugenol 1,086gr. Selanjutnya larutan benzyl alcohol
mempunyai massa yang sama, yaitu dengan massa benzyl alkohol sebesar 1,045
gram, dan larutan massa etanol mempunyai massa yang sama juga yaitu 1 gram.
Dan satu larutan sampel.

Kemudian kita menginjekkan masing masing larutan, dan menghasilkan


kromatogram. Pada hasil kromatogram pada sampel terdapat 5 peak dengan
waktu retensi yang berbeda beda dan % area yang berbeda beda pula.

Dari data pada sampel dapat diketahui bahwa peak dengan waktu retensi 1
menit 73 detik adalah etanol dengan % area sebesar 27,525, peak dengan waktu
retensi 2 menit 15 detik adalah benzyl alcohol dengan % area sebesar 23,115 dan
peak yang ketiga dengan waktu retensi 4 menit 06 detik adalah eugenol dengan %
area 27, 516. Data dari sampel ini dapat digunakan untuk mencocokkan larutan
yang lainnya.

Setelah itu membuat grafik yaitu grafik antara rasio massa dengan rasio
area. Pada grafik dapat diketahui bahwa persamaan yang diperoleh yaitu y =
1.557x + 0.0689. Grafik yang didapat berbentuk kurva naik, sehingga rasio kurva
sebanding rasio massa.

5) ZUMROTUL FAHMIA

Pada praktikum kali ini akan membahas tentang GC (Gas


Chromatography). GC yaitu proses pemisahan campuran menjadi komponen-
komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati
suatu lapisan serapan (sorben) yang diam dan cairan sebagai fase diam. Seluruh
bentuk kromatografi terdiri dari fase diam dan fase gerak.

Terdapat 6 larutan dan setiap larutan menggunakan suhu 1750C dalam


praktikum kali ini, dimana salah satu larutan merupakan sampel. Ke 5 larutan
standar tersebut merupakan campuran dari etanol, benzyl alkohol dan eugenol.
Masing masing larutan mempunyai perbandingan komposisi yang berbeda pada
eugenol. Larutan pertama yaitu dengan massa eugenol 0,2037gr . Larutan kedua
yaitu dengan massa 0,4165 gr. Larutan ketiga yaitu dengan massa eugenol
0,5752gr. Larutan keempat yaitu dengan massa eugenol 0,8011 gr. Yang terakhir
yaitu dengan massa larutan eugenol 1,086gr. Selanjutnya larutan benzyl alcohol
mempunyai massa yang sama, yaitu dengan massa benzyl alkohol sebesar 1,045
gram, dan larutan massa etanol mempunyai massa yang sama juga yaitu 1 gram.
Dan satu larutan sampel.

Kemudian kita menginjekkan masing masing larutan, dan menghasilkan


kromatogram. Pada hasil kromatogram pada sampel terdapat 5 peak dengan
waktu retensi yang berbeda beda dan % area yang berbeda beda pula.

Dari data pada sampel dapat diketahui bahwa peak dengan waktu retensi 1
menit 73 detik adalah etanol dengan % area sebesar 27,525, peak dengan waktu
retensi 2 menit 15 detik adalah benzyl alcohol dengan % area sebesar 23,115 dan
peak yang ketiga dengan waktu retensi 4 menit 06 detik adalah eugenol dengan %
area 27, 516. Data dari sampel ini dapat digunakan untuk mencocokkan larutan
yang lainnya.

Setelah itu membuat grafik yaitu grafik antara rasio massa dengan rasio
area. Pada grafik dapat diketahui bahwa persamaan yang diperoleh yaitu y =
1.557x + 0.0689. Grafik yang didapat berbentuk kurva naik, sehingga rasio kurva
sebanding rasio massa.

I. KESIMPULAN

J. DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Mochamad.1997. Teknik kromatografi Gas. Yogyakarta : Andi
offset

Gritter. 1991. Pengantar Kromatografi.Bandung : Penerbit ITB

Khopkar, S.M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press

Mulja, Dr.H. 1995. Analisis instrumental. Surabaya : Airlangga university


Press

You might also like