Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Siti Lailatul Khoiriyah (1731410008)
Vira Megantari (1731410039)
Yuni Wulandari (1731410049)
Yusuf Fajar Setyawan (1731410137)
Zumrotul Fahmia (1731410030)
A. JUDUL PRAKTIKUM
Kromatografi Gas (GC)
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Dapat memisahkan ethanol, eugenol, dan benzyl alcohol dalam sampel
dengan menggunakan kromatografi gas dengan detector FID
C. DASAR TEORI
Gas Chromatography (GC) adalah alat yang digunakan untuk
pemisahan suatu zat atau senyawa yang umumnya bersifat volatil. Senyawa
volatil merupakan senyawa yang mudah menguap pada suhu kamar. Sampel
yang dapat digunakan dalam GC ini ada dua wujud yaitu cair dan gas.
Prinsip kerja dari Gas Chromatography yaitu sampel yang diinjeksikan ke
dalam aliran fase gerak, kemudian akan dibawa oleh fase gerak yang berupa
gas inert ke dalam kolom untuk dilakukan pemisahan komponen sampel
berdasarkan kemampuannya interaksi diantara fase gerak dan fase diam.
Pemisahan tercapai dengan partisi sampel antara fase gas bergerak dan fase
diam berupa cairan dengan titik didih tinggi (tidak mudah menguap) yang
terikat pada zat dan penunjangnya (Khopkar 2007).
Fase Diam dan Fase Gerak pada Kromatografi Gas
a. Fase Diam
Pemilihan fasa diam juga harus disesuaikan dengan sampel yang akan
dipisahkan. Untuk sampel yang bersifat polar sebaiknya digunakan fasa
diam yang polar. Begitupun untuk sampel yang nonpolar, digunakan fasa
diam yang nonpolar agar pemisahan dapat berlangsung lebih sempurna.
Fase diam pada Kromatografi Gas biasanya berupa cairan yang disaputkan
pada bahan penyangga padat yang lembab, bukan senyawa padat yang
berfungsi sebagai permukaan yang menyerap (kromatografi gas-padat).
Sistem gas-padat telah dipakai secara luas dalam pemurnian gas dan
penghilangan asap, tetapi kurang kegunaannya dalam kromatografi.
Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam
yang sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam
campuran.
b. Fase Gerak
Disebut juga sebagai gas pembawa. Fungsi utamanya adalah untuk
membawa uap analit melalui system kromatografi tanpa berinteraksi dengan
komponenkomponen sampel. Adapun syarat-syarat fase gerak pada
kromatografi gas yaitu sebagai berikut :
- Tidak reaktif
- Murni (agar tidak mempengaruhi detector)
- Dapat disimpan dalam tangki tekanan tinggi.
- Biasanya mengandung gas helium, nitrogen, hydrogen, atau
campuran argon dan metana
Komponen-komponen Penyusun Kromatografi Gas
a. Gas Pembawa
Gas pembawa harus bersifat inert, artinya gas ini tidak bereaksi dengan
cuplikan ataupun fasa diamnya. Gas ini disimpan dalam gas bertekanan
tinggi sehingga gas ini akan mengalir cepat dengan sendirinya. Karena
aliran gas yang cepat inilah maka pemisahan dengan kromatografi gas
berlangsung hanya dalam beberapa menit saja. Gas pembawa yang biasa
digunakan adalah gas nitrogen.
b. Injektor
Injektor berada dalam oven yang temperaturnya dapat dikontrol. Suhu
injektor biasanya 15-200oC di atas titik didih cuplikan. Lubang injeksi
didesain untuk memasukkan sampel secara cepat dan efisien. Desain
yang populer terdiri atas saluran gelas yang kecil atau tabung logam
yang dilengkapi dengan septum karet pada satu ujung untuk
mengakomodasi injeksi dengan semprit (syringe). Karena helium (gas
pembawa) mengalir melalui tabung, sejumlah volume cairan yang
diinjeksikan (biasanya antara 0,1-3,0 μL) akan segera diuapkan untuk
selanjutnya di bawa menuju kolom. Berbagai macam ukuran semprit
saat ini tersedia di pasaran sehingga injeksi dapat berlangsung secara
mudah dan akurat. Septum karet, setelah dilakukan pemasukan sampel
secara berulang, dapat diganti dengan mudah.
c. Kolom
Kolom merupakan tempat terjadinya proses pemisahan karena di
dalamnya terdapat fase diam. Oleh karena itu, kolom merupakan
komponen sentral pada GC. Ada 3 jenis kolom pada GC yaitu kolom
kemas (packing column) dan kolom kapiler (capillary column); dan
kolom preparative (preparative column).
d. Termostat (oven)
Termostat (oven) adalah tempat penyimpanan kolom. Suhu kolom harus
dikontrol.
e. Detektor
Detektor adalah komponen yang ditempatkan pada ujung kolom GC
yang menganalisis aliran gas yang keluar dan memberikan data kepada
perekam data yang menyajikan hasil kromatogram secara grafik.
f. Rekorder
Rekorder berfungsi sebagai pencetak hasil percobaan pada lembaran
kertas berupa kumpulan puncak yang disebut kromatogram.
Menghidupkan GC
F. DATA PENGAMATAN
G. ANALISIS DATA
Massa Massa Benzyl Massa Eugenol Area benzyl
etanol Alkohol (gr) (gr) alkohol Area eugenol
1 1.045 0.2037 38.134 4.783
1 1.045 0.4165 68.325 13.696
1 1.045 0.5752 65.519 17.883
1 1.045 0.8011 47.934 20.271
1 1.045 1.0186 50.292 30.679
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
RASIO AREA
Diketahui :
27.516
= 23.115
= 1.19
y = 1.19
𝑦−𝑎
RB = 𝑏
1.19−0.0689
= 1.557
= 0.72
= 0.72%
= 0.72%
= 0.72%
H. PEMBAHASAN
Dari data pada sampel dapat diketahui bahwa peak dengan waktu retensi 1
menit 73 detik adalah etanol dengan % area sebesar 27,525, peak dengan waktu
retensi 2 menit 15 detik adalah benzyl alcohol dengan % area sebesar 23,115 dan
peak yang ketiga dengan waktu retensi 4 menit 06 detik adalah eugenol dengan %
area 27, 516. Data dari sampel ini dapat digunakan untuk mencocokkan larutan
yang lainnya.
Setelah itu membuat grafik yaitu grafik antara rasio massa dengan rasio
area. Pada grafik dapat diketahui bahwa persamaan yang diperoleh yaitu y =
1.557x + 0.0689. Grafik yang didapat berbentuk kurva naik, sehingga rasio kurva
sebanding rasio massa.
Dari data pada sampel dapat diketahui bahwa peak dengan waktu retensi 1
menit 73 detik adalah etanol dengan % area sebesar 27,525, peak dengan waktu
retensi 2 menit 15 detik adalah benzyl alcohol dengan % area sebesar 23,115 dan
peak yang ketiga dengan waktu retensi 4 menit 06 detik adalah eugenol dengan %
area 27, 516. Data dari sampel ini dapat digunakan untuk mencocokkan larutan
yang lainnya.
Setelah itu membuat grafik yaitu grafik antara rasio massa dengan rasio
area. Pada grafik dapat diketahui bahwa persamaan yang diperoleh yaitu y =
1.557x + 0.0689. Grafik yang didapat berbentuk kurva naik, sehingga rasio kurva
sebanding rasio massa.
3) YUNI WULANDARI
Dari data pada sampel dapat diketahui bahwa peak dengan waktu retensi 1
menit 73 detik adalah etanol dengan % area sebesar 27,525, peak dengan waktu
retensi 2 menit 15 detik adalah benzyl alcohol dengan % area sebesar 23,115 dan
peak yang ketiga dengan waktu retensi 4 menit 06 detik adalah eugenol dengan %
area 27, 516. Data dari sampel ini dapat digunakan untuk mencocokkan larutan
yang lainnya.
Setelah itu membuat grafik yaitu grafik antara rasio massa dengan rasio
area. Pada grafik dapat diketahui bahwa persamaan yang diperoleh yaitu y =
1.557x + 0.0689. Grafik yang didapat berbentuk kurva naik, sehingga rasio kurva
sebanding rasio massa.
Dari data pada sampel dapat diketahui bahwa peak dengan waktu retensi 1
menit 73 detik adalah etanol dengan % area sebesar 27,525, peak dengan waktu
retensi 2 menit 15 detik adalah benzyl alcohol dengan % area sebesar 23,115 dan
peak yang ketiga dengan waktu retensi 4 menit 06 detik adalah eugenol dengan %
area 27, 516. Data dari sampel ini dapat digunakan untuk mencocokkan larutan
yang lainnya.
Setelah itu membuat grafik yaitu grafik antara rasio massa dengan rasio
area. Pada grafik dapat diketahui bahwa persamaan yang diperoleh yaitu y =
1.557x + 0.0689. Grafik yang didapat berbentuk kurva naik, sehingga rasio kurva
sebanding rasio massa.
5) ZUMROTUL FAHMIA
Dari data pada sampel dapat diketahui bahwa peak dengan waktu retensi 1
menit 73 detik adalah etanol dengan % area sebesar 27,525, peak dengan waktu
retensi 2 menit 15 detik adalah benzyl alcohol dengan % area sebesar 23,115 dan
peak yang ketiga dengan waktu retensi 4 menit 06 detik adalah eugenol dengan %
area 27, 516. Data dari sampel ini dapat digunakan untuk mencocokkan larutan
yang lainnya.
Setelah itu membuat grafik yaitu grafik antara rasio massa dengan rasio
area. Pada grafik dapat diketahui bahwa persamaan yang diperoleh yaitu y =
1.557x + 0.0689. Grafik yang didapat berbentuk kurva naik, sehingga rasio kurva
sebanding rasio massa.
I. KESIMPULAN
J. DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Mochamad.1997. Teknik kromatografi Gas. Yogyakarta : Andi
offset