Professional Documents
Culture Documents
Terry)
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
STUDI KASUS
Salah satu masalah kesehatan yang sering muncul di komunitas adalah gizi buruk
pada anak. Data UNICEF tahun 2006 menunjukkan, penderita gizi buruk pada
anak meningkat jumlahnya. Dari 1,8 juta jiwa pada tahun 2005 meningkat
menjadi 2,3 juta jiwa pada tahun 2006. Ini menggambarkan bahwa tingkat
kehidupan masyarakat saat ini masih di bawah garis kemiskinan. (Nurhamidah,
2008)
Berbagai penelitian membuktikan lebih dari separuh kematian bayi dan balita
disebabkan oleh keadaan gizi yang jelek. Risiko meninggal dari anak yang bergizi
buruk 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal. WHO memperkirakan
bahwa 54% penyebab kematian bayi dan balita didasari oleh keadaan gizi anak
yang jelek. (Republika, 4 April 2007)
Pengurangan jumlah penderita malnutrisi menjadi salah satu target Tujuan
Perkembangan Milenium (Millenium Development Goals atau MDGs). Indonesia
berkomitmen untuk mengurangi hingga setidaknya tinggal 18% penduduk yang
mengalami malnutrisi pada tahun 2015, di mana angka tahun ini masih 28%,
sementara pelaksanaan MDGs tahun ini sudah memasuki periode sepertiga
terakhir. Program perbaikan gizi masyarakat dalam beberapa tahun ini sudah
masuk dalam program tugas wajib Pemerintah Daerah. (Antonius Wiwan Koban,
2008)
Salah satu sasaran dari MDGs kaiatannya pada masalah gizi buruk nampak pada
poin 4 yaitu upaya menurunkan angka kematian balita. Angka kematian balita
memiliki hubungan yang erat dengan masalah gizi buruk pada anak.
Dari studi kasus diatas, maka dibuat program Keluarga Binaan dalam Mengatasi
Masalah Gizi Buruk pada Anak. Kerangka programnya dapat dibuat sebagai
berikut :
1. Planning
Program Keluarga Binaan dalam mengatasi permasalahan gizi buruk yang mana
akan dikirim seorang perawat yang disebut juga perawat komunitas yang akan
membantu dalam Praktik yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat dengan menekankan pada peningkatan peran serta
masyarakat dalam melakukan upaya-upaya pencegahan, peningkatan dan
mempertahankan kesehatan.
2. Organizing
a. Pemerintah atau dinas kesehatan setempat mengirim tenaga perawat komunitas
pada setiap puskesmas di tiap daerah.
b. Setiap puskesmas memberikan informasi yang dibutuhkan perawat komunitas
tentang keluarga yang hidup didaerah sekitar puskesmas setempat.
c. Setiap perawat komunitas memberikan pengarahan pada keluarga binaan.
d. Keluarga binaan melaksanakan kegiatan sesuai arahan perawat komunitas
tentang kesehatan gizi pada keluarganya terutama pada bayinya.
3. Actuating
a. Melakukan pengkajian fisik dan psikososial
b. Menetapkan masalah kesehatan
c. Melakukan tindakan keperawatan
d. Menetapkan tingkat kemandirian keluarga melalui 7 dari 9 peran perawat
keluarga: sebagai pendidik, pemberi pelayanan, penemu kasus, kolaborator,
fasilitator, pengelola, dan advocator
e. Melakukan rujukan terhadap kasus yang ditemukan untuk pemeriksaan lebih
lanjut (bila perlu)
4. Controlling
a. Mengamati proses kegiatan (apakah sudah sesuai prosedur atau tidak) yang
dilakukan oleh keluarga binaan.
b. Mengontrol keluarga binaan agar tetap melaksanakan kegiatan untuk hidup
sehat sesuai arahan.
c. Mengawasi pelaksanaan kegiatan agar konsisten terhadap waktu yang telah
ditentukan, misalnya jika memang waktu pelaksanaan telah ditentukan
sebelumnya.
5. Evaluating
a. Melakukan penilaian terhadap proses kegiatan yang telah dilakukan
sebelumnya.
b. Melaksanakan evaluasi terhadap program keluarga binaan oleh perawat
komunitas (apakah telah dapat dilaksanakan secara terus-menerus oleh keluarga
binaan).
c. Memberi penilaian pada keluarga binaan mengenai apa yang telah dicapainya.
d. Mereview kekurangan kegiatan agar tahun berikutnya dapat diperbaiki dan
ditingkatkan lagi.
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Manajemen (GR. Terry) adalah suatu proses tertentu yang terdiri dari POAC yang
dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
menggunakan manusia dan sumber daya lain. Dan satu tahap akhir yang juga
perlu dilakukan tidak lain adalah evaluasi sebagai fungsi akhir dari suatu
manajemen.
suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan
suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-
maksud yang nyata. Manajemen juiga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun
seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan
atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman,
pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan
manajemen.
Program kesehatan di jalankan dengan berdasarkan fungsi – fungsi manajemen.
Dengan harapan, program kesehatan dapat berjalan dengan lancar dan dapat
meningkatkan derajat kesehatan mayarakat.
DAFTAR PUSTAKA
http://akur-stbajia.blogspot.com/2007_11_01_archive.html
http://jakerz.ngeblogs.com/
http://jyus-yudistira.blogspot.com/2008/01/bab-i.html
http://liaedu.files.wordpress.com/2008/08/manajemen1.pdf
http://organisasi.org/fungsi_manajemen_perencanaan_pengorganisasian_pengarah
an_pengendalian_belajar_di_internet_ilmu_teori_ekonomi_manajemen
http://wynon4.ngeblogs.com/