You are on page 1of 18

PROLOG

Tn B. 20 tahun, anak bungsu dari 4 bersaudara beium menikah, beragama


lslam, lulusan SMA, sejak 1 minggu yang lalu klien dirawat di RSJ. Menurut
keluarga, di rumah klien selalu mengurung diri di kamamya. Tidak ada inisiatif
untuk melakukan aktivitas rutin, seperti; mandi, makan, dan aktivitas rutin
lainnya, klien hanya duduk melamun, kadang-kadang bicara sendiri. Klien
pernah dibawa berobat ke Puskesmas dan ke pengobatan altermative namun tidak
ada hasil.

Menurut keluarga, kalau ada keinginan yang tidak bisa dicapai klien
marah-marah sambil melempar barang yang ada didekatnya, bicaranya kasar.
Kadang klien menyendiri, duduk dengan tatapan mata kosong sambil bicara
sendiri, bicaranya tidak jelas. Menurut keluarga, klien sering marah jika
keinginannya tidak terpenuhi. Terakhir klien meminta kepada Belanya ingin
dibeIikan Hp baru namun tidak dibelikan karena mahal, ketika dinasehati oleh
kakaknya dan kl|ien marah-marah.

Saat dikaji: Perawat menanyakan “boleh kita ngobrol”, klien menjawab;


“Males... ..ah. Malu ... saya mah bodoh.” Klien tampak sering menyendiri, tidak
mau bergaul dengan klien lainnya, dan lebih banyak tiduran di kamarnya.
Sewaktu ditanya bagaimana tidurnya semalam, klien mengatakan tidak bisa tidur
karena sering diganggu suara yang mengejek: "Kamu bodoh... ngerakeun euweuh
kabisa” dan klien suka kesel dan ingin marah dengan suara tersebut. Klien
mengatakan dirinya orang yang gagal dan tidak berguna.

Dari hasil pengkajian fisik TD =120/80 mmHg, N: 24x1 menit, S= 36.5 C,


penampilan kotor, bau, kuku panjang dan kotor, serta gigi tampak kuning.

Fase Pre-Interaksi

Mahasiswa perawat dari Jurusan Keperawatan Bandung akan melakukan


pengkajian terhadap klien. Sebelumnya, ia menemui Kepala Ruangan untuk
melakukan pra-interaksi.

1
Mahasiswa : “Assalamualaikum bu”

Kepala Ruangan : “Waalaikumsalam, silahkan masuk.”

Mahasiswa : “Bu, perkenalkan nama saya Lili, saya mahasiswa


Keperawatan Poltekkes Bandung. Hari ini saya bertugas di
ruangan Melati dari pukul 07.00 hingga pukul 14.00 WIB.
Saya akan melakukan tindakan kepada Ny. Bela di ruang
Melati dengan diagnosa keperawatannya yaitu Halusinasi.
Hari ini saya akan melakukan tindakan mengontrol
timbulnya halusinasi dan memberikan obat. Tujuannya
untuk mengontrol atau meminimalisir terjadinya halusinasi
pada pasien. Dalam melakukan tindakan, saya sudah
berlatih di laboratorium tetapi kekurangan saya, saya masih
belum sistematis dalam melakukan tindakan terhadap klien
dengan halusinasi.”

Kepala Ruangan : “Lalu usaha apa yang kamu lakukan untuk mengurangi
atau mengatasi kelemahan tersebut?”

Mahasiswa : “Untuk mengatasi kelemahan tersebut, saya akan belajar


dan terus membaca SOP.”

Kepala Ruangan : “Baiklah kalau begitu, lalu bagaimana perasaan kamu saat
ini?”

Mahasiwa : “Saya merasa gugup bu, karena ini adalah kali pertama
saya melakukan tindakan langsung kepada pasien dengan
gangguan halusinasi. Untuk mengatasinya, saya akan
berusaha tenang dengan menarik nafas dalam. Tindakan
akan dilakukan dengan waktu kurang lebih 15-20 menit di
mulai dari pukul 08.00-08.20 WIB. Alat-alat yang akan
digunakan yaitu buku catatan, alat tulis dan format kegiatan

2
sehari-hari. Rencana settingnya yaitu di ruangan klien
dengan posisi duduk berhadapan dengan klien.”

Kepala ruangan : “Baiklah kalau begitu, silahkan melakukan tindakan.


Semoga tindakan yang dilakukan berjalan dengan lancar.”

Mahasiswa : “Baik Bu, terimakasih. Saya permisi, Bu.


Assalamualaikum.”

Kepala Ruangan : “Waalaikumsalam.”

Fase Orientasi

Mahasiswa : “Assalamualaiakum.”

Klien : “Waalaikumsalam.”

Mahasiswa : “Bela, masih ingat dengan saya?”

Klien : “Masih, Suster Lili kan?”

Mahasiswa : “Iya, betul. Bela, hari ini saya akan merawat Bela dari
mulai pukul 07.00 sampai 14.00 WIB, saya harap Bela bisa
bekerja sama. Jika ada hal yang ingin diceritakan, Bela bisa
ceritakan semuanya kepada saya, insyaalah kerahasiaannya
akan terjaga, kecuali jika ada tim medis lain yang
membutuhkan data-data Bela untuk pengobatan, saya akan
memberikan data-data Bela.”

Klien : “Ya sus.”

Mahasiswa : “Sesuai kesepakatan kemarin, hari ini saya akan


melakukan tindakan mengontrol halusinasi yang dirasakan
Bela. Tujuannya agar halusinasi tersebut bisa
dikontrol/dikurangi kejadiannya. Waktunya sekitar 20
menit, dimulai pukul 08.00-08.20 WIB, tempatnya disini.
Apakah Bela bersedia?”

3
Klien : “Iya sus, bersedia.”

Mahasiswa : “Baik Bela, saya tutup dulu ya sampirannya.”

(perawat menutup sampiran)

Mahasiswa : “Apakah posisi Bela sudah nyaman saat ini?”

Klien : “Sudah sus”

Mahasiswa : “Sebelum saya kesini, Bela tadi sudah melakukan apa


saja?”

Klien : “Tadi saya sudah makan sus.”

Mahasiswa : “Oh sudah makan ya Bela, bagus kalau begitu. Apakah


tadi ada perawat lain yang sudah melakukan tindakan
mengontrol halusinasi sebelumnya kepada Bela tidak?”

Klien : “Belum ada sus.”

Mahasiswa : “Oh belum ada ya. Lalu bagaimana perasaan Bela saat
ini?

Klien : “Kesel sus. Saya tidak bisa tidur sus, karena saya
mendengar suara-suara yang menganggu tidur saya
semalam.”

Sp 1a

Mahasiswa : “Suara yang mengganggu bagaimana, Bela?”

Klien : “Iya ada yang bilang, saya itu bodoh, terus gak punya
kemampuan apa-apa.”

Mahasiswa : “Kapan Bela sering mendengar suara yang mengganggu


tersebut?”

Klien : “Kalau lagi mau tidur aja sus.”

4
Mahasiswa : “Kalau saat ini, Bela sedang mendengar suara tersebut
tidak?”

Klien : “Tidak sus.”

Mahasiswa : “Terakhir mendengar suara tersebut kapan bu?”

Klien : “Nah tadi ada, sebelum suster kesini. Mengatakan yang


sama juga, bahwa saya itu bodoh.”

Mahasiswa : “Oh begitu. Iya, saya percaya Bela mendengar tersebut


dan menyebabkan Bela sulit tidur tadi malam, terlihat dari
mata Bela juga yang sayu.”

Klien : “Iya sus.”

Mahasiswa : “Selain Bela juga ada pasien lain yang mengalami hal
yang sama seperti Bela. Beliau suka mendengar suara
tembahan kalau malam hari. Tapi Bela jangan khawatir.
Saya dan perawat lain akan membantu Bela mengatasi
masalah tersebut.”

Sp 1 b

Mahasiswa : Nah, Bela tadi bilang mendengar suara-suara yang


menganggu Bela ya, yang mengatakan bahwa Bela itu
bodoh dan gak punya kemampuan, apakah terus-menerus
terdengar atau sewaktu-waktu?”

Klien : “Kadang kadang sus, yang paling sering saat malam hari
ketika mau tidur.”

Mahasiswa : “Berapa kali sehari yang Bela mengalami hal tersebut?”

Klien : “Dua kali sus.”

5
Mahasiswa : “Dalam keadaan seperti apa Bela ketika suara itu
terdengar?”

Klien : “Apabila saya sedang sendirian sus.”

Mahasiswa : “Apakah yang Bela rasakan saat mendengar suara


tersebut?”

Klien : “Saya suka kesel sus, saya selalu ingin marah kalau
mendengar suara-suara itu.”

Mahasiswa : “Merasa kesal ya. Lalu bagaimana cara Bela sendiri


mengatasi perasaan tersebut?”

Klien : “Saya iya-kan saja apa yang dikatakan suara tersebut, biar
cepat pergi suara-suara itu.”

Mahasiswa : “Apakah Bela mengetahui dampak yang akan dialami


Bela apabila Bela terus mengikuti dan menikmati suara-
suara tersebut?”

Klien : “Tidak sus.”

Mahasiswa : “Nah, apabila Bela mengikuti/menikmati suara-suara


tersebut Bela akan kehilangan kontrol diri sehingga bisa
membahayakan diri Bela orang lain maupun merusak
lingkungan di sekitar, karena suara-suara tersebut tidak
nyata.”

Klien : “Oh, maksud suster saya bisa melukai diri saya sendiri
atau orang lain, begitu?”

Mahasiswa : “Iya Bela, benar sekali.

Sp 2

6
Mahasiswa : “Ketika Bela mengalami hal tersebut, apa yang Bela
lakukan saat mendengar suara itu?”

Klien : “Saya hanya bisa berdiam diri, meng-iya-kan perkataan


suara tersebut dan menutup telinga saya.”

Mahasiswa : “Apakah dengan cara itu suara-suara tersebut hilang?”

Klien : “Tidak Sus.”

Mahasiswa : “Apabila Bela meng-iya-kan, Bela akan benar


terpengaruhi oleh suara tersebut. Bela sudah bagus ya
dengan usaha menutup telinga, tetapi alangkah baiknya
ditambahkan dengan Bela meyakinkan diri Bela sendiri
bahwa suara-suara tersebut itu tidak nyata dalam hati Bela.”

Klien : “Oh begitu ya, sus. Caranya seperti apa sus?”

Mahasiswa : “Caranya, Bela bisa menutup telinga lalu menarik nafas


dan menghembuskan nafas sambil mengatakan dalam hati
“Saya tidak mau mendengar. Suara-suara mengganggu itu
tidak nyata, apa yang dikatakannya tidak benar, saya tidak
seburuk yang dikatakan suara tersebut.” Begitu diulang-
ulang sampai suara itu tak terdengar lagi.

Klien : “Oh seperti itu sus.”

Mahasiswa : “Nah, bagus. Seperti itu. Lalu, apabila suara-suara tersebut


terdengar kembali, pilihan keduanya adalah Bela bisa
menemui saya atau perawat lain atau kakak dan ibu Bela,
lalu menceritakan suara-suara tersebut.”

Klien : “Lalu, setelah itu bagaimana sus?”

Mahasiswa : “Nah Bela juga bisa melakukan aktivitas-aktivitas yang


biasa Bela lakukan seperti membaca, menonton TV, dan

7
lain-lain jika suara-suara tersebut terdengar kembali.
Apakah Bela mengerti?

Klien : “Iya sus mengerti.”

Mahasiswa : “Coba tadi dijelaskan kembali apa saja yang Bela bisa
lakukan apabila sedang mendengar suara-suara
mengganggu tersebut?”

Klien : “Yang pertama, menutup telinga lalu mengatakan dalam


hati bahwa suara tersebut tidak nyata secara berulang,
kedua, menceritakan kejadian terebut kepada perawat atau
kakak,dan ibu, lalu ketiga bisa melakukan membaca atau
menonton TV.”

Mahasiswa : “Nah, bagus. Coba dari ketiga tersebut mana yang ingin
Bela pilih untuk mencobanya dan berlatih?”

Klien : “Saya ingin memilih no 1, yang melakukan penutupan


pada telinga lalu meyakinkan dalam hati bahwa suara
tersebut tidak nyata dan tidak sesuai.”

Mahasiswa : “Coba apakah Bela bisa melakukannya sendiri?”

Klien : “Iya sus. (Klien menutup kedua telinga klien). Saya tidak
mau mendengar. Suara-suara mengganggu itu tidak nyata,
apa yang dikatakannya tidak benar, saya tidak seburuk yang
dikatakan suara tersebut.”

Sp 3

Mahasiswa : “Nah, selanjutnya kita berdiskusi tentang kegiatan Bela


sehari-hari? Bela bersedia?”

Klien : “Iya sus.”

Mahasiswa : “Biasanya bangun tidur Bela jam berapa?”

8
Klien : “Jam 5 sus. Setelah itu mandi, makan.”

Mahasiswa : “Oh bagus ya, setelah itu Bela ngapain?”

Klien : “Saya diem.”

Mahasiswa : “Kalo makan siang Bela biasanya jam berapa?”

Klien : “Jam 12.”

Mahasiswa : “Kalau Bela suka tidur siang tidak? Kalau suka, biasanya
jam berapa?”

Klien : “Iya sus, dari jam 1 siang, bangun jam 3.”

Mahasiswa : “Selepas itu, Bela ngapain?”

Klien : “Bela mandi terus suka jalan-jalan di ruangan.”

Mahasiswa : “Oh begitu ya. Jam berapa Bela tidur malem?”

Klien : “Jam 21.00”

Mahasiswa : “Disini saya lihat, jam 09.00 sampai 12.00 Bela tidak
melakukan kegiatan apa-apa ya? Apa benar?”

Klien : “Iya sus, benar.”

Mahasiswa : “Nah, untuk mencegah suara-suara mengganggu itu


datang kembali, Bela bisa melakukan kegiatan sehari-hari
yang sederhana. Misalnya, menonton TV atau membaca
buku.”

Klien : “Oh begitu sus.”

Mahasiswa : “Bagaimana Bela bersedia?”

Klien : “Iya sus. Saya mau menonton TV.”

9
Mahasiswa : “Bagus sekali. Nah, setelah pulang, apakah bela bisa
menyusun kegiatan sehari-hari Bela, seperti yang saya
tuliskan di format ini?”

Klien : “Iya sus.”

Mahasiswa : “Apakah nanti Bela akan melakukan nonton TV seperti


disini ketika pulang kerumah?”

Klien : “Iya sus.”

Mahasiswa : “Nah bagus ya.”

Sp 4

Mahasiswa : “Bela, sebelumya pernah mendengar atau mengikuti


kegiatan terapi aktivitas kelompok tidak?”

Klien : “Belum, apa itu sus?”

Mahasiswa : “Jadi terapi aktivitas kelompok atau TAK itu adalah


kegiatan diskusi secara berkelompok untuk membantu Bela
berkenalan. Tujuannya itu adalah untuk meningkatkan
kemampuan Bela dalam mengontrol halusinasi atau suara-
suara yang menganggu Bela. Lamanya pertemuan sekitar
30 menit. Kegiatannya sendiri ada perkenalan orang,
tempat, dan waktu kemudian pengenalan masalah, dan
diskusi-diskusi cara mengatasi halusinasi seperti yang Bela
alami yaitu mendengar suara-suara. Seperti itu.”

Klien : “Oh, begitu sus.

Mahasiswa : “Apakah Bela tertarik untuk mengikuti kegiatan


tersebut?”

Klien : “Iya sus saya tertarik, dan itu pasti bermanfaat sekali
untuk saya.

10
Mahasiswa : “Bagus Bela, kegiatannya akan dilaksanakan hari kamis,
lama pertemuannya sekitar 30 menit. Apa Bela setuju?”

Klien : “Iya sus saya setuju.”

Fase Terminasi Sementara

Mahasiswa : “Baik Bela, berhubung waktu yang disepakati sudah


berakhir, saya akhiri sampai disini. Sekarang bagaimana
perasaan Bela?”

Klien : “Saya merasa lega bisa menceritakan masalah saya kepada


suster, saya juga senang sus.

Mahasiswa : “Syukurlah kalau begitu. Bela tadi kan sudah mengobrol


banyak dengan saya, sekarang bisakah Bela menceritakan
kembali yang tadi kita ceritakan?”

Klien : “Tadi suster bilang, untuk mengontrol suara-suara yang


mengganggu bisa dengan menutup telinga dan
menyakinkan bahwa itu tidak nyata. Terus, menceritakan
ke perawat atau kakak atau ibu kalau suara itu datang, dan
bisa melakukan aktivitas lainnya.”

Klien : “Baik sus.”

Mahasiswa : “Sekarang sudah hampir pukul 12.00, ini saatnya Bela


untuk minum obat. Kalau begitu saya siapkan dulu obatnya
ya. Nanti saya kembali kesini, bagaimana?

Klien : “Iya sus.”

Mahasiswa : “Baik, assalamu’alaikum.”

Klien : “Waalaikumsalam.”

11
Sp 5

Mahasiswa : “Assalamualaikum, Bela. Boleh saya masuk?”

Klien : “Waalaikumsalam, silahkan.”

Mahasiswa : “Bela masih ingat dengan saya?”

Klien : “Suster Lili kan?”

Mahasiswa : “Iya betul. Sesuai kesepakatan tadi, sekarang Bela minum


obat dulu ya. Sebelumnya apakah Bela sudah selesai
makannya?”

Klien : “sudah sus.”

Mahasiswa : Nah, Manfaat Bela minum obat ini adalah untuk


menunjang kesembuhan Bela.”

Klien : “Obatnya apa aja sus?”

Mahasiswa : “Yang saya bawa itu adalah obat yang diresepkan dokter
untuk Bela. Nah, obatnya ada CPZ (Clorpromazine) 100
mg obatnya berwarna orange. Nah, obat ini diminum 3x
dalam sehari. Cara menggunakan obat CPZ ini diminum.
Lalu ada HDL (Haloperidol) warnanya putih, obatnya
diminum 3x dalam sehari. Cara menggunakan obatnya
diminum.”

Klien : “Beda-beda ya obatnya. Sus, efek samping dari obatnya


apa tidak terlalu bahaya?”

Mahasiswa : “Insya Allah tidak Bela, karena obat ini merupakan salah
satu jalan menuju kesembuhan Bela. Nah, apabila Bela
merasakan sesuatu setelah meminum obat, Bela bisa
memanggil saya atau perawat lainnya.”

12
Klien : “Kalau saya tidak meminum obat lagi, bagaimana sus?”

Mahasiswa : “Nah, apabila Bela tidak meminumnya atau Bela tiba-tiba


berhenti meminum obatnya tanpa anjuran dari dokter,
terdapat kerugiannya. Kerugiannya yaitu suara-suara yang
mengganggu itu akan datang kembali.”

Klien : “Baiklah sus, saya minum obatnya.”

Mahasiswa : “Baik Bela, saya siapkan dulu ya. Ini obatnya. Mau
sendiri apa Bela perlu bantuan?”

Klien : “Sendiri saja”

Mahasiswa : “Baik kalau begitu ini obatnya. Sebelumnya, alangkah


baiknya kita berdoa dulu ya Bela.
Bismillahirrahmanirrahim...

Klien : “Bismillahirrahmanirrahim...

Mahasiswa : “Alhamdulillah, obatnya sudah diminum ya. Bagus,


obatnya diminum ya secara teratur. Supaya Bela cepet
sembuh. Nah, apabila ada hal-hal yang tidak diinginkan
saat menggunakan obat, Bela dan keluarga bisa kontrol ke
dokter secara teratur dan konsultasi mengenai masalah
Bela.”

Klien : “Baik sus, terimakasih”

Mahasiswa : “Baik kalau begitu, waktunya sudah habis ya. Bagaimana


perasaan Bela?”

Klien : “Tenang sus.”

Mahasiswa : “Apakah Bela bisa menyebutkan kembali apa obat yang


tadi dimum oleh Bela?”

13
Klien : “Tadi itu CPZ (Clorpromazine) 100 mg obatnya berwarna
orange , lalu ada HDL (Haloperidul) warnanya putih, kedua
obatnya diminum 3x dalam sehari.”

Mahasiswa : “Nah bagus sekali. Selanjutnya, besok pagi pukul 08.00


tempatnya disini, tidak lupa saya akan melihat apakah Bela
bisa mengontrol suara-suara yang mengganggu terhadap
Bela. Apakah bela bersedia?

Klien : “iya sus.”

Mahasiswa : “Tidak lupa juga besok kita akan melakukan kegiatan


terapi aktivitas kelompok waktunya jam 10 pagi lamanya
sekitar 30 menit, waktunya 10.00-10.30, tempatnya di
halaman depan rumah sakit. Apakah Bela setuju?”

Klien : “Iya sus saya setuju.”

Mahasiswa : “Baik kalau begitu, untuk saat ini saya pamit ya Bela.
Assalamalaikum.”

Klien : “Waalaikumsalam.”

Sp 6

Pada pukul 13.00 waktunya klien tidur. Keluarga datang mengunjungi


klien. Kemudian perawat mengajak berdiskusi dengan keluarga tentang kondisi
klien dan mengenai perawatan klien di rumah.

Mahasiswa :”Assalamualaikum.”

Keluarga : “Waalaikumsalam Silahkan masuk.”

Mahasiswa : “Dengan Ibunya Bela? Ibu perkenalkan saya Lili, perawat


yang bertugas merawat Bela.”

14
Keluarga : “oh iya neng, ada apa ya neng?”

Mahasiswa : “Begini Bu, saya disini akan mendiskusikan mengenai


keadaan Bela waktunya kira-kira 15-20 menit, apakah Ibu
bersedia?”

Keluarga : “Bersedia neng.”

Mahasiswa : “Nah bu, bagaimana apakah ada masalah yang keluarga


rasakan selama merawat Bela dirumah dengan masalah
halusiasi yang di alami Bela?”

Keluarga : “Iya neng saya kadang suka sedikit kesulitan merawatnya.


Memang sekarang sudah membaik dan jarang berhalusinasi
tapi jika Bela sudah mengalami halusinasi kadang saya
bingung harus bagaimana.”

Mahasiswa : “Oh begitu ya bu, sebelumnya apa Ibu sudah tahu


pengertian halusinasi?”

Keluarga : “Belum neng memang bagaimana?”

Mahasiswa : “Baik ya bu saya jelaskan, jadi halusinasi itu merupakan


gangguan persepsi sensori tanpa stimulus yang nyata. Nah,
tanda dan gejalanya yaitu, bicara, senyum atau tertawa
sendiri, menarik diri atau menghindar, tidak konsentrasi,
curigaan, dan ekspresinya tegang, mudah tersinggung,
mengatakan mendengar suara, melihat, menghidung
sesuatu yang tidak nyata, bicara kacau, dan bisa merusak
diri sendiri/orang lain/ lingkungan. Nah, penyebabnya bisa
terjadi saat klien tidak melakukan aktivitas atau berdiam
sendiri jadi halusinasi dapat di atasi jika klien melakukan
aktivitas, di ajak berbicara oleh keluarga dll agar klien tidak
melamun sendiri dan tidak timbul perasaan halusinasi
dengar. karna jika klien berhalusinasi klien bisa saja

15
menuruti perintah dari halusinasi yang klien rasakan dan
dapat membahayakan bagi klien, keluarga maupun
lingkungan di sekitar.

Keluarga : “Oh begitu ya neng.”

Mahasiswa : “Iya bu, nah tadi sebelum ibu kesini Bela mengkonsumsi
obat. Obatnya yaitu CPZ (Clorpromazine) 100 mg obatnya
berwarna orange, lalu ada HDL (Haloperidul) warnanya
putih, kedua obatnya diminum 3x dalam sehari.
Manfaatnya untuk mengontrol halusinasi yang dirasakan
Bela. Nah, apabila Bela berhenti minum obat tanpa
konsultasi, Bela bisa mendengar kembali suara-suara tidak
nyata tersebut.”

Keluarga : “Oh, begitu ya sus.”

Mahasiswa : “Nah selain perawatan dirumah, obat-obatan, kontrol ke


dokter secara teratur pun sangat penting untuk menunjang
kesembuhan Bela.”

Keluarga : “Kalau jadwal kontrolnya kapan ya, sus?”

Mahasiswa : “Biasanya diberikan jadwal kontrol nanti ketika pulang,


Bu.”

Keluarga : “Oh begitu ya, sus.”

Mahasiswa : “Nah jika Bela melakukan sesuatu atau membantu


aktivitas dirumah maupun dapat mengontrol halusinasinya
Ibu atau keluarga yg lain sebaiknya memberikan pujian
karna itu akan membut klien senang dan merasa hal yang di
lakukannya sudah baik sehingga klien bisa terus mengatasi
halusnasinya dan jika klien melakukan hal yang
menyimpang atau tidak patuh yang memicu terjadinya

16
halusinasi maka Ibu dan keluarga lain cepat menegur Bela
dengan benar tanpa harus memarahi Bela dengan bicaranya
pelan-pelan saja sampai Bela mengerti.”

Keluarga : “Oh harus gitu ya, neng?”

Mahasiswa : “Iya Bu. Nah, setelah penjelasan tersebut, apakah ada


yang ingin ditanyakan Bu?”

Keluarga : “Cukup neng.”

Mahasiswa : “Iya bu, nah sekarang berhubung waktu yang di sepakati


sudah berakhir bagaimana apakah Ibu sudah mengerti?”

Keluarga : “iya sus saya mengerti.”

Mahasiswa : “Bagaimana perasaan ibu sekarang?”

Keluarga : “Ya, jadi tenang neng. Ada yang memberitahu tentang


kondisi anak saya.”

Mahasiswa : “Kalau begitu apakah Ibu bisa menjelaskan kembali apa


yang tadi kita bicarakan?

Keluarga : “Iya tadi neng memberitahu saya tentang halusinasi itu


merupakan gangguan persepsi sensori tanpa stimulus yang
nyata. Tanda dan gejalanya yaitu, bicara, senyum atau
tertawa sendiri, menarik diri atau menghindar, tidak
konsentrasi , curigaan, dan ekspresinya tegang, mudah
tersinggung, mengatakan mendengar suara, melihat,
menghidung sesuatu yang tidak nyaa, bicara kacau, dan
bisa merusak diri sendiri/orang lain/ lingkungan.
Penyebabnya bisa terjadi saat tidak melakukan aktivitas
atau berdiam. Bisa menyebabkan melukai diri sendiri/
orang lain/ lingkungan juga.”

17
Mahasiswa : “Oh bagus ya, Bu. Ibu apa ada yg mau di tanyakan
mengenai yang tadi sudah di bicarakan?”

Keluarga : “Saya kira sudah cukup neng.”

Mahasiswa : “Nah, ibu dan keluarga juga bisa melakukan tindakan


untuk mengurangi halusinasi terhadap Bela tersebut di
rumah. Dan tak lupa Bela untuk meminum obat secara
teratur.”

Keluarga : “Iya sus, terimakasih. Kalau begitu saya permisi ke


ruangan anak saya kembali.”

Mahasiswa : “Iya bu, silahkan. Maaf mengganggu waktunya bu.”

Keluarga : “Iya neng, saya pergi dulu. Assalamualaikum.”

Mahasiswa : “Waalaikumsalam.”

CERITA SELESAI

18

You might also like