You are on page 1of 5

KEPANITERAAN KLINIK ILMU RADIOLOGI

RS dr. Hi. Abdul Moeloek Bandar Lampung

Nama : Adi Napanggala

NPM : 1018011034

Tugas 1

a. Identitas : 18 Juli 2008 / 1909


Diterima Foto : Polos Abdomen
Proyeksi : Anterior view
Kualitas : foto layak baca

b. Indikasi

1. Batu Empedu, FPA biasanya tidak memberikan gambaran yang khas karena
hanya sekitar 10-15% batu kandung empedu yang bersifat radioopak. Kadang
kandung empedu yang mengandung cairan empedu berkadar kalsium tinggi
dapat dilihat dengan foto polos. Pada peradangan akut dengan kandung empedu
yang membesar atau hidrops, kandung empedu kadang terlihat sebagai massa
jaringan lunak dikuadran kanan atas yang menekan gambaran udara dalam
usus, di fleksura hepatika.
2. Appendicitia akut Foto polos jarang bermanfaat kecuali terlihatnya felkalith
opaque (5% pasien) didapatkan pada kuadran kanan bawah (terutama pada
anak-anak). Sehingga x-ray abdominal tidak rutin dilakukan kecuali terdapat
keadaan lain seperti kemungkinan adanya obstruksi usus atau adanya batu
ureter
3. Gagal ginjal akut FPA, dengan tomography jika perlu, adalah teknik skrining
awal pada pasien yang dicurigai mempunyai batu sal.kemih
4. Obstruksi Ileus Adanya dilatasi dari usus disertai gambaran “step ladder’’ dan
“air fluid level” pada FPA dapat disimpulkan bahwa adanya suatu obstruksi .
FPA mempunyai tingkat sensitivitas 66% pada obstruksi usus halus, sedangkan
84% pada obstruksi kolon. Gambaran “step ladder’’ dan “air fluid level”
terutama pada obstruksi bagian distal. Pada kolon bisa saja tidak tampak gas.
Jika terjadi strangulasi dan nekrosis, maka akan terlihat gambaran berupa
hilangnya mukosa yang reguler dan adanya gas dalam dinding usus. Udara
bebas pada foto thoraks tegak menunjukan adanya perforasi usus, penggunaan
kontras tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan peritonitis akibat adanya
perforasi.
5. Gagal ginjal akut FPA, dengan tomography jika perlu, adalah teknik skrining
awal pada pasien yang dicurigai mempunyai batu sal.kemih
6. Obstruksi Ileus Adanya dilatasi dari usus disertai gambaran “step ladder’’ dan
“air fluid level” pada FPA dapat disimpulkan bahwa adanya suatu obstruksi .
FPA mempunyai tingkat sensitivitas 66% pada obstruksi usus halus, sedangkan
84% pada obstruksi kolon. Gambaran “step ladder’’ dan “air fluid level”
terutama pada obstruksi bagian distal. Pada kolon bisa saja tidak tampak gas.
Jika terjadi strangulasi dan nekrosis, maka akan terlihat gambaran berupa
hilangnya mukosa yang reguler dan adanya gas dalam dinding usus.
7. Peritonitis Pada peritonitis dilakukan FPA 3 posisi. Sebelum terjadi peritonitis,
jika penyebabnya adanya gangguan pasase usus (ileus) obstruktif maka pada
FPA 3 posisi didapatkan gambaran radiologis antara lain:
8. ileus paralitik

c. Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi mutlak pada foto polos abdomen, tetapi jika mungkin
harus dihindari pada wanita sampai akhir periode reproduksi dan wanita hamil
untuk mencegah paparan radiasi.

d. Hasil
1. Football sign, yang biasanya menggambarkan pengumpulan udara di dalam
kantung dalam jumlah besar sehingga udara tampak membungkus seluruh
kavum abdomen, mengelilingi ligamen falsiformis sehingga memberi jejak
seperti bola sepak.
2. Gas-relief sign, Rigler sign, dan double wall sign yang memvisualisasikan
dinding terluar lingkaran usus disebabkan udara di luar lingkaran usus dan
udara normal intralumen.
3. Urachus tampak seperti garis tipis linier di tengah bagian bawah abdomen
yang berjalam dari kubah vesika urinaria ke arah kepala. Dasar urachus
tampak sedikit lebih tebal daripada apeks.
4. Ligamen umbilical lateral yang mengandung pembuluh darah epigastrik
inferior dapat terlihat sebagai huruf V terbalik di daerah pelvis sebagai
akibat pneumoperitoneum dalam jumlah banyak
5. Tanda obstruksi usus besar parsial dengan perforasi divertikulum sigmoid
dapat terjadi yang berkaitan dengan tanda pneumoperitoneum

e. Kesan
Pneumoperitoneum
Tugas 2.

a. Identitas : 22 Mei 2008 / Tn. MJ / 082278


Diterima Foto : Kontras Oesophagus Maag Duodenum
Proyeksi : Antero Posterior
Kualitas : foto layak baca

b. Indikasi
1 Gastritis : radang gaster ( baik akut maupun kronik )
2 Divertikula : penonjolan keluar darimaag yang membentuk kantung ( banyak
terjadi pada fundus )
3 Hematemesis : perdarahan)
4 Neoplasma ( tumor atau kanker )
5 Hernia hiatal : hingga sebagian lambung tertarik keatas diafragma karena
esophagus yang pendek.
6 Stenosis pylorus:penutupan atau penyempitan dari lumen pylorus
7 Bezoat / Undigested material (biasanya berupa rambut, serat sayuran atau
bahan kayu )
8 Ulcers : erosi dari mukosa dinding lambung (karena cairan gaster, diet, rokok,
bakteri )
9 Ulcer/ulkus/tukak : luka terbuka pada permukaan selaput lendir lambung
10 Perforasi regurgitasi

c. Kontraindikasi
1 Persangkaan perforasi tidak boleh menggunakan BaSO4 tetapi menggunakan
water soluble kontras (urografin, iopamiro )
2 Obstruksi usus besar

d. Hasil
-sistema tulang intak
-Tampak Kontras mengisi gaster
-Fecal material dan udara usus prominen
-tampak air fluid level diatas
-tampak ukuran gaster membesar

e. Kesan

You might also like