You are on page 1of 22

FORMAT PENYUSUNAN BISNIS PLAN LENGKAP

FORMAT BUSINESS PLAN


(FORMAT RENCANA USAHA)
1. COVER DEPAN
1.1 Gambar dan Design menarik
Gambar dan design cover depan proposal harus dapat mewakilkan jenis dan karakter dari
usaha yang tercerminkan dari design dan warna yang sesuai.
1.2 Logo / Lambang Usaha
Digunakan untuk mempermudah dan membedakan usaha kita di mata konsumen dalam
mengingatkan usaha kita dibandingkan dengan pesaing dan nama usaha yang sama.
1.3 Informatif ( nama, alamat, contact no )
Berisi informasi nama usaha, domisili / alamat tempat usaha serta nomor telepon yang dapat
dihubungi apabila calon investor ataupun konsumen ingin menghubungi.
2. PENDAHULUAN
2.1 Sejarah Berdirinya Usaha
Sejarah berdirinya usaha menggambarkan kepada calon investor dasar atau landasan usaha
ini berdiri apakah cukup kuat secara pengalaman dan keutuhan individu yang terlibat
didalamnya.
2.2 Visi & Misi Usaha
Visi merupakan cita-cita yang ingin dicapai usaha dalam jangka panjang (What to Be? )
Misi merupakan cara-cara yang digunakan usaha dalam mencapai visi usaha (How to Be ?).
Misi dapat berupa pernyataan kalimat atau kata yang mengingatkan pelaku usaha untuk
bekerja sesuai Misi dalam mencapai Visi.
3. ASPEK PEMASARAN
3.1 Gambaran Umum Pasar ( STP )
Segmen Pasar merupakan gambaran umum dari konsumen usaha kita
Target Pasar merupakan sasaran khusus bagi konsumen potensial dari usaha kita.
Positioning adalah bagaimana kita menempatkan usaha kita diantara pesaing usaha yang
sejenis.
3.2. Permintaan
Perkiraan / prediksi jumlah permintaan konsumen terhadap produk.
Proyeksikan permintaan konsumen dalam beberapa periode / tahun mendatang seperti
kenaikan x % per tahun sesuai kenaikan jumlah penduduk
Tahun Perkiraan Permintaan
( dalam Unit )

3.3. Penawaran
Penawaran dari produk pesaing sejenis di pasar
Nama Perusahaan Kapasitas Produksi / Tahun
Pesaing ( dalam Unit )

Proyeksi penawaran dalam beberapa periode / tahun mendatang. Proyeksi penawaran


disesuaikan dengan permintaan seperti kenaikan x % per tahun sesuai pertumbuhan ekonomi.
Tahun Perkiraan Penawaran
( dalam Unit )

3.4. Rencana Penjualan dan Pangsa Pasar


Rencana Penjualan adalah rencana produk yang akan dijual dalam waktu 1 tahun disesuaikan
dengan kondisi permintaan dan penawaran.
Pangsa Pasar adalah bagian dari penjualan produk kita dibandingkan dengan penjualan total
produk sejenis dalam industri
Tahun Permintaan Penawaran Peluang Rencana Pangsa Pasar
(A) (B) (C = A-B) Penjualan (E = DX100% /
C)

3.5. Strategi Pemasaran Perusahaan dan Pesaing


Strategi Pemasaran Perusahaan dilakukan berdasarkan analisa 7 P dengan alat analisis SWOT
menurut Kottler yang terdiri atas :
3.5.1. Product
Strategi mengenai bagaimana produk usaha kita dapat menarik hati konsumen untuk
membelinya. Produk usaha kita dapat dibedakan berdasarkan mutu / kualitas, ukuran, desain,
kemasan, dan kegunaan lebih dibandingkan pesaing.
3.5.2. Price
Strategi mengenai bagaimana produk kita lebih menarik konsumen dari segi harga
dibandingkan pesaing. Umumnya konsumen lebih tertarik kepada produk dengan harga yang
lebih murah. Selainnya itu dari segi harga, kita dapat membedakan produk kita berdasarkan
harga satuan dan harga grosir, syarat pembayaran, diskon/potongan harga,
3.5.3. Promotion
Strategi mengenai bagaimana produk kita dapat dikenal oleh konsumen melalui beberapa
cara :
Advertising (Iklan)
Beriklan dapat dilakukan melalui media berikut :
- Media Cetak : Brosur, spanduk, poster, iklan majalah/koran.
- Media TV dan Radio : Iklan TV, Jingle Iklan Radio
Sales Promotion
Promosi melalui acara / pameran yang digelar di tempat keramaian dimana konsumen produk
berada dan juga dilakukan penjualan ditempat.
Personal Selling
Promosi melalui penjualan langsung ke tempat konsumen berada dengan menawarkan dan
mencoba produk langsung.
Public Relation
Cara promosi ini cenderung untuk membuat image perusahaan baik dimata konsumen bukan
mempromosikan produk secara langsung. Umumnya dilakukan oleh perusahaan besar.
3.5.4. Placement
Merupakan cara untuk mendistribusikan produk kita untuk sampai ke tangan konsumen.
Sistem distribusi yang dilakukan dapat secara langsung ke konsumen atau melalui pedagang
perantara seperti wholesaler (pedagang besar) atau retailer (pedagang kecil).
3.5.5. People
Merupakan kriteria sumber daya manusia secara umum yang dapat meningkatkan penjualan
produk ke konsumen secara langsung ataupun tidak langsung.
3.5.6. Process
Proses yang ditampilkan kepada konsumen agar konsumen tertarik untuk membeli. Proses
yang dapat ditampilkan seperti proses produksi yang baik ataupun proses pelayanan terhadap
konsumen.
3.5.7. Physical Evidence
Penampilan fisik dari fasilitas pendukung atau sarana dalam menjual produk yang dapat
dilihat langsung oleh konsumen. Seperti tempat yang menarik dan bersih untuk restoran.
Note :
Semua strategi pemasaran yang dibuat berdasarkan 7 P diatas haruslah dibandingkan dengan
strategi pemasaran yang diterapkan oleh pesaing. Strategi pemasaran yang kita buat harus
berbeda dan lebih unggul dalam menarik konsumen.
Semua strategi pemasaran yang dibuat pastilah mempunyai anggaran / biaya sehingga perlu
dicatat biaya yang dikeluarkan per bagian P.
4. ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
4.1 Aspek Organisasi
Nama Perusahaan / Usaha
Nama Pemilik / Pimpinan
Alamat kantor dan tempat usaha
Bentuk Badan Hukum ( Kalo berbentuk Badan Hukum )
Struktur Organisasi
Jabatan, Jumlah staf, Uraian Tugas, dan Penggajian
Jabatan Uraian Tugas Jumlah Gaji / Bulan Total
(A) (B) (C) (BxC)
Pimpinan
1. Direksi
Staf
1. Bag. Pemasaran
2. Bag. Produksi
3. Bag. Keuangan
Total Gaji / Bulan
4.2. Perijinan
Perijinan yang perlu disiapkan sebelum usaha dimulai dan disertai dengan biaya
pengurusannya. Apabila usaha kita tidak berbentuk badan hukum maka perijinan tidak
kompleks tetapi hanya perlu perijinan dari wilayah sekitarnya (paling tidak sampai ijin
kecamatan / kelurahan ) disertai keterangan dari pihak RT / RW dimana usaha kita berada.
Sedangkan bila usaha kita akan berbentuk badan hukum maka perijinan yang diperlukan
adalah : ijin prinsip (dari instansi terkait), SITU (Surat Ijin Tempat Usaha), TDP ( Tanda
Daftar Perusahaan), Akta Pendirian Perusahaan, dll. Semua biaya diatas berkisar antara 5-7 jt
untuk berbentuk PT (Perseroan Terbatas) tergantung wilayah usaha dan dikerjakan semuanya
oleh NOTARIS.
4.3 Kegiatan Pra Operasi dan Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan sebelum usaha dimulai disertai dengan jadwal pelaksanaan yang diatur berdasarkan
periode tertentu ( mingguan atau bulanan ).
4.4 KEGIATAN JADWAL PELAKSANAAN
( Dalam Mingguan )
Inv
ent 1 2 3 4
aris 1. Survey Pasar
Ka
nto 2. Menyusun Rencana Usaha
r 3. Perijinan
dan
Sup 4. Survai tempat usaha
ply 5. Survai Mesin / Peralatan
Ka
nto 6. Pemasangan Sarana Penunjang
r 7. Mencari tempat kerja
Inv
ent 8. Uji Coba Produksi
aris 9. Operasional
kan
tor
unt Inventaris / Perangkat Kerja Merk Jumlah Harga Jumlah
uk unit harga
bar
ang Total Inventaris Kantor
yan
g
umur produknya lebih dari 1 tahun.
Supply Kantor merupakan biaya untuk menunjang kegiatan administrasi seperti ATK Alat
Tulis Kantor ( umur ekonomis 1 tahun atau kurang )
Jenis Biaya Supply Kantor Total Biaya per Tahun

Total Supply Kantor


5. ASPEK PRODUKSI
5.1. Produk
Perencanaan yang perlu dilakukan menyangkut produk (output), terutama pada usaha
manufaktur dan industri pengolahan adalah:
A. Dimensi Produk
Dimensi produk berkenaan dengan sifat dan ciri-ciri produk yang meliputi bentuk, ukuran,
warna serta fungsinya.
B. Nilai/Manfaat Produk
Manfaat yang dapat ditawarkan oleh produk dapat dibagi dalam 5 tingkatan, yaitu:
- Manfaat inti (core benefit): adalah manfaat yang diberikan untuk pemenuhan terhadap
kebutuhan utama konsumen, misalnya kebutuhan berbicara jarak jauh.
- Manfaat dasar (basic benefit): adalah manfaat dasar yang diberikan untuk memecahkan
masalah kebutuhan utama, misalnya telepon.
- Manfaat yang diharapkan (expected benefit): adalah manfaat yang diharapkan lebih dari
sekedar pemenuhan kebutuhan dasar, misalnya telepon yang dapat dibawa-bawa (HP).
- Manfaat di atas harapan (augmented benefit): adalah manfaat yang dapat diberikan lebih
dari yang diharapankan oleh konsumen, misalnya HP yang dapat digunakan untuk SMS.
- Manfaat potensial (potential benefit): adalah semua manfaat yang mungkin dapat
diberikan lebih dari sekedar augmented benefit, misalnya HP yang dapat digunakan sebagai
lampu senter, kamera, video recorder, video calling, fax, internet, dsb.
C. Kegunaan/Fungsi Produk
- Produk konsumsi, yaitu produk yang dibeli dan digunakan oleh konsumen akhir
(pemakai akhir); meliputi:
§ Convenience goods, yaitu produk yang dibutuhkan sehari-hari dan mudah didapat,
misalnya beras, gula, teh, permen, dll.
§ Shopping goods, yaitu produk-produk yang dibedakan oleh kon-sumen berdasarkan
kualitas, harga, tren, dan gaya. Contohnya adalah baju, telepon seluler, mobil, dsb.
§ Specialty goods, yaitu produk yang mempunyai karakteristik unik dan mempunyai
merek yang sudah terkenal; misalnya mobil mewah, jam tangan mewah, dsb.
§ Unsought goods, adalah produk yang kurang dikenal atau dike-tahui umum tetapi
kurang diminati, misalnya asuransi
- Produk industri, yaitu produk yang biasa dibeli oleh pelaku usaha produksi lainnya.
Biasa dikenal dalam B to B (business to business). Dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
Bahan baku dan suku cadang: merupakan bahan mentah yang akan diproses lebih lanjut.
Barang modal: yaitu barang-barang yang berumur lebih dari 1 tahun dan tidak untuk dijual
belikan.
Perlengkapan dan jasa bisnis, yaitu produk tidak tahan lama yang membantu operasional
perusahaan.
5.2. Proses Produksi
Perencanaan proses produksi pada dasarnya menjelaskan tahapan-tahapan proses yang
diperlukan untuk menghasilkan produk atau output yang dimaksud. Bentuk proses biasa
digambarkan dalam lembaran skema atau diagram alur yang disertai dengan keterangan
deskriptif.
5.3. Kapasitas Produksi
Perencanaan kapasitas produksi dilakukan untuk semua mesin, peralatan, dan faktor produksi
lainnya sesuai dengan rencana jumlah produk akhir yang akan dihasilkan. Dengan sendirinya,
kapasitas produksi sampai dengan tingkatan yang rinci semuanya akan mengacu pada hasil
dari perhitungan peluang pasar atas produk yang bersangkutan. Kapasitas produksi biasa
dinyatakan dalam unit per periode waktu tertentu (tahun, bulan, minggu, hari, atau jam).
Untuk perencanaan strategis, proyeksi kapasitas dilakukan dalam jangka minimal 3 tahun ke
depan, sesuai dengan rencana produksinya.
Tahun Rencana produksi (dalam unit)

5.4. Tanah dan Bangunan


Perencanaan tanah dan bangunan berkaitan dengan lokasi untuk kan-tor, tempat usaha,
pabrik, gudang, tempat parkir, dll. Untuk keperluan perhitungan kelayakan finansial usaha,
maka perlu diperhitungkan ukuran, harga beli atau sewanya.
5.5. Pemasangan Sarana Penunjang
Instalasi sarana penunjang berkaitan dengan tata letak (lay-out) yang termasuk dalam
anggaran investasi. Pemasangan sarana penunjang ini meliputi listrik, air, telepon, internet,
dan lain-lain.
Jenis Biaya Jumlah Biaya
1. Pemasangan
instalasi listrik
2. Pemasangan
instalasi air (PAM)
3. Pemasangan
instalasi telepon
4. Pemasangan
instalasi internet
5. Dan lain-lain
Total Biaya Pemasangan Sarana Penunjang :
5.6. Mesin dan Peralatan
Baik untuk skenario pembelian ataupun sewa, daftar mesin dan peralatan juga harus dirinci
sedetail mungkin proyeksinya. Perencanaan ini tetap selalu berkaitan dengan kapasitas dan
kompetensi teknis wirausahawan.
Nama Merk Jumlah Unit Harga Jumlah Harga
Mesin/Peralatan
1.
2.
3.
Total Pembelian
Mesin/Peralatan
5.7. Bahan Baku dan Bahan Pembantu
Nama Bahan Baku Merk Jumlah Unit Harga Jumlah Harga Perencana
an bahan
1. baku dan
2. bahan
pembantu
3. merupakan
Total Pembelian Bahan bagian
Baku utama
untuk
perhitungan kebutuhan modal kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah suplier,
kuantitas, harga beli, persyaratan pembe-lian, ketersediaan, dan persediaan.
5.8. Tenaga Produksi (Tenaga Kerja Langsung)
Perencanaan tenaga kerja langsung (TKL), juga perlu memperhatikan hal-hal mengenai
kualifikasi, tarif upah, jumlah tenaga yang dibu-tuhkan, dan persyaratan kerja.
A. Sistem Harian:
Jenis Kegiatan Tarif/Upah Jumlah Jumlah Hari Jumlah (Rp.)
per hari Tenaga Kerja Kerja/Tahun
1.
2.
3.
Total Upah Tenaga
Produksi Sistem Harian
B. Sistem Borongan
Jenis Kegiatan Tarif/Unit Jumlah Jumlah Harga Beli
Produksi/Tahun
1.
2.
3.
Total Upah Tenaga
Produksi Sistem Borongan:
5.9. Biaya Umum Usaha/Pabrik
Sebagai komponen biaya modal kerja yang terakhir, perlu juga diren-canakan biaya-biaya
penunjang (sarana dan prasarana), misalnya seba-gai berikut:
Jenis Biaya Umum Usaha/Pabrik Jumlah Biaya/Tahun
1. Pemeliharaan mesin dan
peralatan
2. Suku cadang, bahan bakar,
oli, dsb.
3. Rekening listrik, air,
telepon.
4. Pemeliharaan bangunan
Total Biaya Umum Usaha/Pabrik per tahun:
6. ASPEK KEUANGAN
6.1. Strategi Sumber Pendanaan Usaha
Salah satu komponen yang mendukung pembangunan nasional ada-ah tersedianya lembaga
intermediasi yang mempunyai fungsi meng-impun dana dari masyarakat dan menyalurkan
kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya. Lembaga inter-
ediasi yang ada dibedakan dalam 3 kategori yakni :
a. Berbentuk Bank tunduk pada Undang-Undang Pokok Perbankan
b. Berbentuk Koperasi Simpan Pinjam tunduk pada Undang-Undang Koperasi
c. Lembaga Keuangan Mikro lainnya yang belum diatur undang-undang
Lembaga keuangan mikro yang membantu mengembangkan iklim wirausaha di Indonesia
diatur dalam Surat Edaran Menteri Keuangan No. SE-31/MK/2000 tanggal 5 Mei 2000
tentang Pelaksanaan Program PUKK. Dalam hal ini Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi
mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Keuangan No.316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni
1994 yang menggantikan Surat Keputusan Menteri BUMN/Kepala Badan Pembina BUMN
No. Kep.216/M-PBUMN/1999 tanggal 28 September 1999.
Sumber pendanaan dari Program Pembinaan Usaha Kecil dan Kope-asi (PUKK) berasal dari
penyisihan laba BUMN termasuk saldo dana Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK)
tahun-tahun sebe-umnya yang merupakan sumber pendanaan utama dalam merealisir
terwujudnya pemerataan kehidupan perekonomian masyarakat mela-ui kemitraan dengan
para pengusaha kecil dan koperasi serta ling-ungan masyarakat sekitarnya.
Pelaksanaan Program Pembinaan Usaha Kecil, Koperasi (PUKK) dan Bina Lingkungan
dilaksanakan di dalam lingkup masyarakat yang bertujuan untuk mendorong tercapainya
pertumbuhan ekonomi rak-yat, melalui pemerataan di sektor ekonomi dimana anggota
masya-rakat golongan pengusaha kecil dan koperasi diberi kesempatan untuk melakukan
perluasan usahanya, berdasarkan bantuan pinjaman untuk modal kerja / pinjaman lunak yang
berasal dari penyisihan laba BUMN.
6.2. Proyeksi Keuangan
Aspek finansial dari proposal bisnis harus dapat memperlihatkan potensi dana yang dimiliki,
kebutuhan dana eksternal, perhitungan kelayakan usaha, termasuk di dalamnya 3 perfoema
laporan keuangan: neraca, rugi-laba, dan cash flow. Secara ringkas, dapat diberikan format
sederhana perhitungan kelayakan usaha secara finansial sebagai berikut:
A. Sumber Pendanaan
Uraian Persentase (%) Jumlah
(a) (b) (c = a + b)
1. Modal Sendiri
2. Pinjaman
Jumlah (1+2)
B. Kebutuhan Pembiayaan/Modal Investasi
Uraian Banyaknya Harga/Unit Jumlah
(1) (2) (3 = 1 x 2)
a. Tanah
b. Bangunan
c. Mesin/Peralatan
d. Peralatan Kantor
e. Alat angkut
f. Infrastruktur
g. Biaya pra operasi
Jumlah
C. Kebutuhan Pembiayaan/Modal Kerja
Uraian Banyaknya Harga/Unit Jumlah
(1) (2) (3 = 1 x 2)
a. Bahan Baku
b. Persediaan Bahan
c. Produk dalam
proses
d. Piutang
e. Uang Kas
Jumlah
D. Analisa Biaya Tetap
Uraian Banyaknya Harga/Unit Jumlah
(1) (3) (3 = 1 x 2)
a. Gaji
b. Penyusutan
c. Bunga Pinjaman
d. Biaya Pemasaran
e. Biaya Lainnya
Jumlah
E. Analisa Biaya Tidak Tetap
Uraian Banyaknya Harga/Unit Jumlah
(1) (2) (3 = 1 x 2)
a. Upah
b. Biaya Bahan
Jumlah
F. Proyeksi Aliran Kas Usaha
Uraian Tahun
1 2 3 4 5
a. Sumber dana (in flow)
b. Penggunaan dana (out
flow)
c. Arus kas bersih (net
flow = a – b)
d. Keadaan kas awal
e. Keadaan kas akhir (c + d)
6.3. Analisa Kelayakan Usaha
Analisis investasi digunakan untuk mengukur nilai uang atau tingkat pengembalian dari
investasi yang ditanamkan dalam suatu usaha pada masa yang akan datang. Hal ini sangat
penting dilakukan sebelum implementasi investasi yang sering mempertaruhkan dana yang
sangat besar. Dengan melakukan berbagai macam simulasi tersebut, akan diketahui besarnya
faktor-faktor resiko yang akan dihadapi, dan yang mempengaruhi layak atau tidaknya suatu
rencana investasi. Beberapa metode analisa yang dapat dipergunakan adalah :
A. Metode Non-Discounted Cash Flow
Non-Discounted Cash Flow adalah metode pengukuran investasi dengan melihat kekuatan
pengembalian modal tanpa mempertimbangkan nilai waktu terhadap uang (time value of
money). Metode yang dipergunakan adalah Pay Back Period (PBP) Method, dengan formula
umum sbb:
Total Investasi
Pay Back Period = ————————————— x 1 tahun
Net Income + Depreciation
Metode PBP merupakan alat ukur yang sangat sederhana, mudah dimengerti dan berfungsi
sebagai tahapan paling awal bagi penilaian suatu investasi. Model ini umum digunakan untuk
pemilihan alter-natif-alternatif usaha yang mempunyai resiko tinggi, karena modal yang telah
ditanamkan harus segera dapat diterima kembali secepat mungkin. Kelemahan utama dari
metode PBP ini adalah:
Tidak dapat menganalisa penghasilan usaha setelah modal kembali.
Tidak mempertimbangkan nilai waktu uang
B. Metode Discounted Cash Flow
Discounted Cash Flow adalah metode pengukuran investasi dengan melihat nilai waktu uang
(time value of money) dalam menghitung tingkat pengembalian modal pada masa yang akan
datang.
1. Net Present Value (NPV)
NPV didefinisikan sebagai selisih antara investasi sekarang dengan nilai sekarang (present
value) dari proyeksi hasil-hasil bersih masa datang yang diharapkan. Dengan demikian, NPV
dapat dirumuskan:
NPV = PV of Benefit – PV of Capital Cost atau karena PV = (C / (1+i)n), maka:

C –C
NPV = ———– ———–
(1 + i)n (1 + i)n
di mana: i = bunga tiap periode
N = periode (tahun, bulan)
- C = modal (capital)
C = hasil bersih (proceed)
Kriteria yang dipergunakan dalam penilaian NPV adalah sbb:
1). Jika NPV = 0 (nol), maka hasil investasi (return) usaha akan sama dengan tingkat bunga
yang dipakai dalam analisis, atau dengan kata lain usaha tidak untung maupun rugi (impas).
2). Jika NPV = – (negatif), maka investasi tersebut rugi atau hasilnya (return) di bawah
tingkat bunga yang dipakai.
3). Jika NPV = + (positif), maka investasi tersebut mengun-tungkan atau hasilnya (return)
melebihi tingkat bunga yang dipakai.
Kelemahan utama dari metode NPV ini adalah bahwa ia tidak menganalisis pemilihan
alternatif usaha-usaha dengan jumlah investasi yang berbeda.
2. Profitability Index (PI)
Metode analisa PI sangat mirip dengan analisa NPV, karena kedu-anya menggunakan
komponen perhitungan nilai-nilai sekarang (present value). Perbedaannya adalah bahwa
satuan yang dipakai dalam NPV adalah nilai uang, sedangkan dalam PI adalah indeks. Rumus
perhitungan PI adalah sebagai berikut:
PV of Benefit
Profitability Index = —————————
PV of Capital Cost
Kriteria penilaian investasi dengan menggunakan PI juga mirip dengan NPV, yaitu sebagai
berikut:
-Jika PI > 1, maka investasi dikatakan layak
-Jika PI < 1, maka investasi dikatakan tidak layak
-Jika PI = 1, maka investasi dikatakan BEP
3. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return didefinisikan sebagai besarnya suku bunga yang menyamakan nilai
sekarang (present value) dari investasi de-ngan hasil-hasil bersih yang diharapkan selama
usaha berjalan. Patokan yang dipakai sebagai acuan baik tidaknya IRR biasanya adalah suku
bunga pinjaman bank yang sedang berlaku, atau suku bunga deposito jika usaha tersebut
dibiayai sendiri.

Perhitungan IRR secara manual cukup kompleks, karena harus menggunakan beberapa kali
simulasi atau melakukan pola try and error. Namun demikian, untuk skenario dua nilai NPV
yang telah diketahui sebelumnya, IRR dapat dirumuskan sebagai:

NPV1
IRR = i1 + (i2 – i1) x ———————– x 100%
(NPV1 – NPV2)
di mana: NPV1 harus di atas 0 (NPV1 > 0)
NPV2 harus di bawah 0 (NPV2 < 0)
6.4. Analisa Keuntungan
Analisa keuntungan ditujukan terhadap rencana keuntungan (pene-tapan keuntungan) dengan
menyesuaikan atau set-up harga dan volu-me penjualan yang dapat diserap oleh pasar dengan
mempertimbang-kan kebijaksanaan dari pesaing. Analisa keuntungan ini harus selalu
dilakukan dalam atau dengan acuan periode tertentu.
1. Break Even Point (BEP)
Analisa BEP atau titik impas atau titik pulang pokok adalah suatu metode yang mempelajari
hubungan antara biaya, keuntungan, dan volume penjualan/produksi. Analisa yang juga
dikenal dengan isti-lah CPV (Cost-Profit-Volume) ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
keuntungan minimal yang harus dicapai, di mana pada tingkat terse-but perusahaan tidak
mengalami keuntungan maupun kerugian.
Dalam analisa BEP, faktor-faktor biaya dibedakan menjadi:
- Biaya semi variabel, yaitu biaya yang akan ikut berubah jum-lahnya dengan perubahan
volume penjualan atau produksi, namun tidak secara proporsional. Biaya ini sebagian akan
dibe-bankan pada pos biaya tetap, dan sebagian lagi akan dibeban-kan pada pos biaya
variabel.
- Biaya variabel, adalah biaya yang akan ikut berubah secara pro-porsional dengan
perubahan volume penjualan atau produksi.
- Biaya tetap, adalah biaya yang tidak akan ikut berubah dengan perubahan volume
penjualan atau produksi.
Analisa BEP dihitung dengan formula sebagai berikut:
Biaya Tetap
BEP = ——————————————— x 100%
Hasil Penjualan – Biaya Variabel
atau dapat juga dituliskan sebagai:
Biaya Tetap

BEP = ————————————–
Biaya Variabel
1 – ———————–
Hasil Penjualan
2. Kontribusi Margin
Kontribusi margin adalah selisih antara hasil penjualan dengan biaya variabel. Tujuan utama
dari pengukuran kontribusi margin ini adalah analisa penentuan keuntungan maksimum atau
kerugian mini-mum. Yang pertama perlu diketahui adalah rasio kontribusi margin, yaitu rasio
antara biaya variabel dengan hasil penjualan. Lebih jelasnya, dapat dilihat dari rumusan
berikut:

Biaya Variabel
Rasio kontribusi margin = 1 – ————————
Hasil Penjualan
Dengan demikian, rumusan untuk menetapkan penjualan minimal dari keuntungan yang telah
ditetapkan adalah sebagai berikut:
Biaya Tetap + Laba

Minimal Penjualan = ———————————–


Biaya Variabel
1 – ————————-
Hasil Penjualan
Pada saat menyajikan rencana usaha kepada para investor maupun para kreditor, hal-hal yang
perlu diperhatikan oleh perusahaan/pengusaha adalah sebagai berikut :
Usahakan rencana bisnis yang disusun tidak terlalu tebal tetapi lengkap, artinya mencakup
berbagai informasi yang dibutuhkan oleh evaluator baik dari piahk investor maupun kreditor
untuk melakukan pengambilan keputusan. Uraian lebih rinci sebaiknya dibuat dalam bentuk
lampiran. Kuratko dan Hodgetts (2004) menyarankan agar tebal rencana bisnis tidak lebih
dari 50 halaman.
Penampilan rencana bisnis harus dibuat menarik karena investor dan kreditor akan
memperoleh kesan pertama terhadap perusahaan yang sedang mencari pendanaan dari
penampilan rencana bisnis yang diajukan kepada mereka.
Sampul depan rencana bisnis harus memuat nama perusahaan, alamat, nomor telpon
perusahaan, dan bulan serta tahun rencana bisnis dikeluarkan. Hal tersebut untuk
memudahkan calon investor atau kreditor melakukan komunikasi dengan perusahaan atau
pada saat mereka memberikan jawaban balasan terhadap rencana bisnis yang disampaikan
perusahaan. Pada bagian dalam dari sampul, harus dituliskan jumlah salinan/copy bisnis
yang diedarkan. Hal ini akan memberi kesan kepada calon investor maupun kreditor bahwa
mereka adalah pihak yang diprioritaskan oleh perusahaan dalam memperoleh penawaran
rencana bisnis.
Rencana bisnis yang baik harus mencantumkan ringkasan eksekutif (executive
summary) yang dapat disampaikan dalam 2-3 halaman yang memuat penjelasan mengenai
keadaan usaha saat ini. Ringkasan tersebut dapat berisi produk dan jasa yang dihasilkan,
manfaat produk bagi pelanggan, ramalan keuangan, tujuan perusahaan dalam jangka panjang
(lebih dari lima tahun), jumlah dana yang dibutuhkan, serta manfaat yang akan diterima oleh
investor.
Penyusunan rencana bisnis harus diorganisasikan dengan baik.
Rencana usaha yang baik akan mencantumkan risiko utama dari suatu bisnis yang akan
dijalankan.
DASAR-DASAR PENYUSUNAN BUSINESS PLAN
Label: Business, tips, tutorial

Business Plan Adalah suatu dokumen tertulis yang menggambarkan secara sistematis suatu
bisnis/usaha yang diusulkan.
Fungsi :
1. kegiatan penelitian (bisnis) yang akan dilaksanakan /sedang berjalan tetap pada jalur yang
direncanakan.
2. pedoman untuk mempertajam rencana-rencana yang diharapkan.
3. alat untuk mencari dana dari pihak ketiga (investor, lembaga keuangan dll).

Tiga hal penting dalam perencanaan untuk suatu kesuksesan


1. kemana kita akan menuju
2. dimana posisi kita sekarang
3. bagaimana kita akan mencapai tujuan tersebut dari posisi yang sekarang

Suatu BP sebaiknya memuat hal-hal berikut:


1. Lembar judul ( Ringkasan Eksekutif )
2. Peluang ( dan tawaran )
3. Produk/jasa yang diberikan / direncanakan dan Latar belakang organisasi
4. Analisa kondisi /Pasar ( internal dan eksternal)
5. Formulasi strategi (rencana pemasaran, organisasi, produksi)
6. Analisis finansial dan Analisa Rencana Tindak , Action Plan
7. Lampiran : Terminologi, Data Pendukung dsb

Ringkasan Eksekutif
1. Ringkasan yang menjadi titik perhatian (highlight) perencanaan bisnis. ditulis setelah
dokumen perencanaan bisnis selesai dibuat
2. Tujuan : memberikan gambaran perencanaan bisnis pengusul kepada ‘pembaca’.
3. Harus jelas, tepat dan singkat (maks 2 hal)
4. Mengungkapkan :
a. mengapa direncanakan /bergelut di bidang ini
b. cara mengimplementasikan, keinginan-keinginan yang hendak kita capai
Peluang dan Tawaran
1. Menggambarkan peluang yang ada dalam bisnis yang diusulkan :
a. sebutkan permasalahan yang ada pada saat ini dan gambarkan produk/jasa yang berpeluang
untuk menjawab permasalahan tersebut.
1. Menggambarkan daerah kegiatan (lokal, nasional, internasional) yang berpotensi/menjadi
target disertai alasannya.
2. Menjelaskan apa yang diharapkan dari investor/mitra kerja dan apa yang ditawarkan pada
investor/mitra kerja sebagai balasannya. Tawaran tersebut misalnya investor diberikan
lisensi, dibantu untuk pemasaran, keuntungan yang dapat diperoleh dsb.

Produk / Jasa
Deskripsi Produk : Memberikan penjelasan singkat mengenai ‘produk/jasa’ yang ditawarkan.
Penjelasan sesederhana mungkin tetapi cukup jelas bagi orang awam, karena investor/mitra
kerja mungkin tidak memahami produk yang ditawarkan.

Produk Features (Keunggulan Produk)


Menjelaskan keunggulan produk yang ditawarkan dibandingkan dengan yang telah ada di
pasaran. Semisal Award and endorsement (Penghargaan & Pengakuan) yaitu bukti nyata dari
keunggulan produk/jasa yang ditawarkan. Contoh : patent, hasil uji coba oleh pihak
‘independent’ / perusahaan lain, hasil pilot plant dan hasil analisisnya.

Latar belakang organisasi


1. Memperlihatkan organisasi yang akan menjalankan kegiatan/bisnis ini.
2. Memperkenalkan kapabilitas organisasi di bidang yang ditawarkan.
3. Konsep bisnis ( Gambaran secara ringkas konsep kegiatan yang akan dijalankan, apa
tujuan dan sasarannya serta bagaimana mencapainya ).

Analisa Kondisi/ Analisis Pasar


Perlu dianalisa perubahan yang terjadi di pasar, para key players, leadership, harga dan biaya,
atau kompetisi yang terjadi dalam rencana kegiatan /bisnis ini. Analisis yang dilakukan harus
selengkap mungkin sehingga secera jelas memberikan gambaran pada pengusul sendiri /
investor mengenai potensi dan peluang pasar (potensial market, market niche) untuk produk
yang ditawarkan.
Analisis meliputi :
1. Kecenderungan
2. Kebutuhan Pasar
3. Analisa Pesaing
4. Keunggulan Bersaing

Analisa Kecenderungan
1. Apa yang berubah dalam lingkungan sekitar?
2. Bagaimana perubahan ini berdampak pada rencana kegiatan / bisnis ?
3. Bisa dilihat dari aspek :
a. Politik/legalitas : Resiko politis, regulasi/ deregulasi
b. Teknologi : Teknologi baru di bidang-bidang terkait
c. Sosial : Nilai budaya, populasi dunia, usia pend. dll
d. Ekonomi : Pertumbuhan ekonomi, perdagangan nasional / internasional.
e. Lingkungan : sumber daya alam, migrasi flora-fauna, pemanasan global dll

Analisa Kebutuhan Pasar


1. menggambarkan secara jelas kebutuhan pasar akan produk/jasa yang ditawarkan
2. menggambarkan ‘market niche’ dari produk/jasa yang ditawarkan

PELUANG DAN POTENSI PASAR


Potensi Pasar : seberapa banyak produk/ nilai barang yang dibutuhkan pasar, Jumlah
penduduk, Pendapatan, Daerah/negara dibuat dll.
Peluang Pasar : Harga lebih murah, Kualitas lebih baik, Produk baru, Delivery lebih cepat dll.
sesuatu yang lebih baik, dibandingkan dengan ‘produk’ yang telah ada.

Competitor Analysis
1. berapa pesaing yang ada?
2. Apa kekuatan dan kelemahan mereka?
3. Apa yang mendorong kompetisi?
4. Apa yang menjadi andalan mereka ?

SWOT Analysis
Mengelompokkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap bisnis menjadi :
• Faktor internal : Strength & Weaknesses (Kekuatan dan Kelemahan)
• Faktor Eksternal : Opportunities & Threats (Peluang dan Tantangan)
Strength
• Menidentifikasi kemampuan yang kita miliki untuk dapat mencapai tujuan
• mengidentifikasi kompetensi spesial kita (yang tidak dimiliki oleh para pesaing kita)
• mempertahankan keunggulan bersaing (terjadi jika pesaing tidak dapat meniru kompetensi
spesial kita).
Weaknesses
• mengidentifikasi kemampuan yang belum/tidak kita miliki untuk mencapai tujuan
• mengidentifikasi kompetensi spesial para pesaing
• Cara menetralisir kekurangan : mengoreksi, meminimalisasi atau menghindari !
Opportunities
• mengungkapkan faktor peluang yang timbul di lingkungan eksternal
• jika peluang terlewatkan, maka besar kemungkinannya para pesaing akan memanfaatkannya
Threats
• kondisi yang ada di luar yang dapat mempengaruhi usaha
• tantangan dapat dinetralisir dengan manajemen yang baik atau hindari !
• jika tantangan yang ada sangat kuat mungkin perlu reorientasi kegiatan / usaha
Analisa Keunggulan Bersaing
Elemen-elemen keunggulan bersaing
potensi keunggulan bersaing : keahlian, teknologi, sumber daya dll
posisi keunggulan bersaing : kapan, dimana dan bagaimana kita bersaing
kinerja yang dihasilkan : kepuasan, loyalitas, market share, keuntungan

Formulasi Stategi
Dari hasil analisa situasi diatas, perlu diformulasikan suatu strategi yang akan dilakukan
dalam bidang pemasaran, produksi dan pembiayaannya yang dijabarkan dalam Rencana
Pemasaran, Rencana Produksi dan Pembiayaan. Perencanaan strategis dimulai dengan
penentuan tujuan. Tujuan/sasaran menyatakan apa yang akan diraih & kapan hasil dapat
diperoleh. Strategi menyatakan bagaimana hal tersebut dapat terjadi.
Production Plan (Rencana Pengembangan & Produksi)
Memberikan penjelasan pemikiran bagaimana rencana pengembangan produk (dari saat ini)
sampai ke tahap produksi akan dilakukan. Apakah produksi dilakukan bertahap, atau
produksi melalui skala pilot (semi commercial scale) dsb.

Marketing Plan (Rencana Pemasaran)


Memberikan penjelasan bagaimana rencana produk dipasarkan, tahap apa yang akan
dilakukan untuk memasarkan produk, metoda yang dipakai dsb.
• Market size dan Struktur
• Target market
• Target Audience
• Future target market and Opportunities
• Promotional Plan & objectives
• Sales Forecast

Financial Plan
Memberikan penjelasan mengenai kebutuhan modal, biaya produksi, biaya lain yang
dibutuhkan, cash flow, besarnya return (IRR), dan NPV dari pendanaan yang akan
dikeluarkan. Harus dikemukakan asumsi-asumsi yang digunakan dalam perhitungan. Perlu
mempertimbangkan beberapa skenario kejadian (best, worst case, dll).
Analisa Resiko
• Resiko : gambarkan resiko yang mungkin terjadi
• Penanggulangan resiko : sebutkan bagaimana resiko tersebut akan ditangani
Rencana Tindak / Action Plan
• menggambarkan secara sistematis kegiatan/usaha yang harus dilakukan (termasuk jadwal
kerja dll)
• Harus diperhitungkan kebutuhan-kebutuhan yang perlu dipenuhi, mis :
a. Technology, Personnel , Resource (financial, distribution, promotion,etc), External
(products/ services / technology required to be purchased outside company)
b. Apa isu-isu penting yang harus diselesaikan
Dokumen Pendukung :
• sebutkan dokumen-dokumen pendukung yang dibutuhkan
• Referensi
• Lampiran-lampiran

Home » Strategi Menyusun Rencana Bisnis Yang Berkualitas


Strategi Menyusun Rencana Bisnis Yang Berkualitas
16 Desember 2011 •oleh: Tim Redaksi • 13 • dibaca: 18274
Oleh Helman Aris Rahmana, SE*

Rencana bisnis ibarat merupakan peta jalan bagi wirausahawan menuju pembangunan bisnis
yang sukses dan menguntungkan. Setiap wirausahawan yang sudah membuka usaha atau
akan meluncurkan suatu usaha, membutuhkan sebuah rencana bisnis yang dibuat dengan baik
dan berdasarkan fakta untuk meningkatkan peluang keberhasilan usahanya.

Selama berpuluh-puluh tahun, penelitian telah membuktikan bahwa perusahaan yang


melakukan perencanaan bisnis akan mengalahkan perusahaan yang tidak melakukannya.
Menurut berbagai penelitihan juga menunjukan bahwa banyak perusahaan kecil kurang teliti
dalam pendekatan mereka dalam menyusun dan mengembangkan rencana bisnis.

Bahkan, tidak sedikit wirausahawan yang tidak pernah meluangkan waktu untuk menyusun
dan mengembangkan rencana bisnis bagi usahanya. Pada akhirnya, berdampak tingginya
tingkat kegagalan yang dialami oleh perusahaan kecil akibat lemah dan kurangnnya
perencanaan bisnis yang dijalankannya.

Apakah Rencana Bisnis itu?


Rencana bisnis adalah ringkasan tertulis mengenai rencana pendirian perusahaan atau
menjalankan usaha yang berisi rincian gambaran kegiatan operasi dan rencana keuangan,
peluang dan strategi pemasaran serta kemampuan pengelolaan. Rencana bisnis ini
menguraikan arah dan tujuan perusahaan yang ingin capai, berserta strategi mencapainya
sebagai peta jalan bagi wirausahawan menuju pembangunan bisnis yang sukses.

Rencana bisnis, merupakan bukti bahwa seorang wirausahawan telah melakukan penelitihan
yang diperlukan, mempelajari peluang bisnis yang memadai, dan siap untuk menjalankan
usahanya dengan sebuah model bisnis yang menguntungkan.

Apa Pentingnya Menyusun Rencana Bisnis?


Ada dua alasan utama yang sangat penting dan fundamental mengapa setiap wirausahawan
harus menyusun rencana bisnis untuk usahanya. Pertama, sebagai panduan operasi usaha,
kedua, menarik pemberi pinjaman dan investor.

o Panduan Operasi Usaha


Rencana bisnis memberikan panduan wirausahawan dalam menjalankan operasi perusahaan,
karena dengan menuliskan perencanaan yang dibuat untuk penetapan tujuan dan strategi
pencapaiannya, tentu akan memudahkan wirausahawan melakukan evaluasi, pengembangan
dan mengurangi resiko terjadinya kesalahan operasional yang berakibat fatal bagi
perusahaannya.

Proses penyusunan rencana bisnis ini akan menjadikan wirausahawan berubah dari “SAYA
PIKIR” menjadi “SAYA TAHU” dalam menjalankan usahanya.

Selain itu penyusunan rencana bisnis memaksa wirausahawan mengungkap gagasan mereka
dalam uji kenyataan, dengan pertanyaan “ Dapatkah bisnis ini benar-benar menghasilkan
laba?”.

o Menarik Pemberi Pinjaman dan Investor


Setiap usaha pasti membutuhkan modal yang besarnya sesuai dengan bisnis yang akan
dijalankan. Modal usaha bisa bersumber dari modal sendiri, modal pinjaman atau modal dari
investor.

Mengajukan pinjaman dan menarik investor tanpa disertai rencana bisnis yang memadai,
sering mengalami kegagalan. Dengan kata lain, cara terbaik untuk mengamankan pemenuhan
kebutuhan modal usaha adalah dengan membuat rencana bisnis yang menarik dan memadai
yang memungkinkan wirausahawan menyampaikan peluang potensial atas bisnis yang akan
atau telah dijalankan kepada pemberi pinjaman dan investor.

Intinya, rencana bisnis yang memadai sangatlah diperlukan oleh setiap wirausahawan, baik
sebagai peta menjalankan usaha maupun sarana mencari modal dalam membangun usaha
yang sukses sesuai harapan.

Lima Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Penyusunan Rencana Bisnis


Berikut ini adalah lima kesalahan yang sering terjadi dalam penyusunan rencana bisnis
berkenaan dengan pengajuan pinjaman dan menarik investor, yaitu :

1. Terlalu banyak informasi


Apakah rencana bisnis yang terdiri dari 25-50 halaman lebih baik dari 200 halaman?
Jawabannya adalah” YA”. Sebagian besar pemberi pinjaman dan investor akan fokus pada
beberapa poin spesifik melihat peluang bisnis yang ditawarkan, sehingga rencana bisnis yang
terlalu tebal memungkinkan tidak dibaca dan membosankan.
Perlu diingat, bahwa tujuan Anda membuat rencana bisnis bukan untuk menunjukkan pada
pembaca atas luas dan dalamnya pengetahuan Anda, akan tetapi untuk menunjukan elemen
kunci rencana bisnis yang memberikan harapan masa depan cerah bagi bisnis yang dimaksud.

Jika ada informasi yang tidak dapat dipisahkan dari rencana bisnis, sebaiknya disisipkan pada
bagian di belakang sebagai lampiran untuk informasi pendukung pembaca.

2. Menyembunyikan kelemahan bisnis


Beberapa pemikiran yang diyakini oleh penulis rencana bisnis yang gagal, karena mereka
sering menyembunyikan kelemahan bisnisnya. Contohnya, “ Mengapa kita menulis sesuatu
yang justru akan memberikan kesan negatif” atau “setelah kita mendapatkan dana, kami
dapat menangani kelemahan yang ada”.

Jika penulis rencana bisnis menyembunyikan kelemahan bisnisnya maka ia berpotensi gagal
dan fatal dalam usahanya. Sementara, investor yang cerdas akan menemukan jawabannya
mungkin dalam 10 menit pertama, kemudian timbul pertanyaan pada benak investor, “Apa
lagi yang belum Anda sampaikan kepada saya?"

Ketika Anda telah kehilangan unsur kepercayaan, maka telah hilanglah kesempatan untuk
mendapatkan dana. Cara terbaik menangani kelemahan bisnis adalah menjelaskan kelemahan
yang ada dan rencana yang efektif untuk mengatasi kelemahan yang dimaksud.

3. Saluran distribusi tidak jelas


Rencana bisnis harus menjelaskan bagaimana produk dan jasa secara efektif sampai kepada
pasar yang dituju. Ketidakjelasan sistem distribusi, mengakibatkan terhambatnya produk dan
jasa sampai ke pelanggan. Pada akhirnya dapat mengancam kelangsungan bisnis.

Di bawah ini contoh pernyataan yang menginformasikan kepada investor bahwa produk
yang tidak mempunyai sistem distribusi yang jelas akan mengancam kelangsungan bisnis.

"Kami akan pasarkan produk kami melalui internet, distributor, agen, grosir, direct selling,
gerai ritel, telemarketing,”
4. Lemahnya analisa persaingan
Daftar nama dan alamat dari pesaing bisnis yang ada tidaklah cukup. Investor sangat tertarik
untuk mengetahui apa yang Anda ketahui tentang pesaing bisnis. Misalnya strategi bisnis,
kompetensi inti, sistem distribusi, keunggulan, serta kelemahan yang mereka miliki.
Mengetahui hanya sedikit tentang pesaing Anda, adalah bukti bahwa Anda tidak
mempersiapkan bisnis dengan benar, termasuk melakukan persaingan bisnis.
5. Proyeksi keuangan tidak berkualitas
Proyeksi keuangan yang tidak didukung dengan analisa dan perkiraan yang memadai akan
memberikan ketidakpercayaan kepada investor.

Rencana bisnis harus membuktikan kepada kreditor dan investor bahwa perusahaan mampu
membayar kembali pinjaman dan menghasilkan pengembalian yang menarik.

Elemen-Elemen Pokok Rencana Bisnis yang Berkualitas


Para wirausahawan yang menginvestasikan waktu dan tenaga mereka untuk menyusun
rencana bisnis, akan lebih siap menghadapi resiko dalam melakukan persaingan bisnis. Pada
edisi sebelumnya kita telah membicarakan rencana bisnis sebagai peta jalan wirausahawan
dan sarana mendapatkan modal dalam membangun bisnis yang sukses.

Meskipun menyusun rencana bisnis tidak menjamin 100 % kesuksesan, namun rencana ini
akan meningkatkan peluang meraih kesuksesan bisnis bagi para wirausahawan. Ada banyak
pendekatan dalam penyusunan rencana bisnis. Tetapi, sebuah rencana bisnis yang berkualitas
sekurang-kurangnya mencantumkan delapan elemen pokok, yaitu :

1. Ringkasan eksekutif.
2. Gambaran umum usaha.
3. Rencana pemasaran.
4. Rencana produksi.
5. Analisa persaingan.
6. Rencana keuangan.
7. Rencana sumber daya manusia.
8. Resiko utama yang dihadapi.
o Ringkasan eksekutif
Elemen ini merupakan rangkuman secara singkat, seluruh isi rencana bisnis, baik
menyangkut tujuan usaha, strategi usaha, uraian umum usaha, rencana pemasaran, rencana
produksi, rencana keuangan, rencana sumberdaya manusia, dan resiko-resiko usaha di masa
depan.

o Gambaran umum usaha


Elemen ini menjelaskan visi dan misi, usaha yang dijalankan beserta barang dan jasa yang
dihasilkan, tujuan yang ingin dicapai, serta strategi pencapaiannya. Gambaran posisi
perusahaan saat ini, dan yang akan datang, target pasar, keunggulan bersaing, lokasi usaha,
menajemen inti, bentuk usaha, konsep manajemen yang dijalankan dan lain sebagainya
o Rencana pemasaran
Elemen ini menjelaskan pangsa pasar yang dipilih serta bauran pemasaran dan promosi yang
dibuat perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, anggaran penjualan,
strategi harga, strategi distribusi yang diterapkan dan lain sebagainya.

o Analisa persaingan
Elemen ini menjelaskan kekuatan perusahan terhadap pesaing bisnisnya, kekuatan, dan
kelemahan perusahaan pesaing.
o Rencana produksi
Elemen ini menjelaskan proses produksi, bagaimana perusahaan menjaga kualitas produk,
bagaimana perusahaan memperoleh pasokan bahan baku, barang dan jasa, pertimbangan
pemilihan lokasi pabrik, anggaran produksi dan sebagainya.Uraian ini sangat penting
terutama untuk perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur.
o Rencana keuangan
Elemen ini menjelaskan proyeksi keuangan yang menunjukan ekspektasi laba, proyeksi
laporan keuangan, proyeksi arus kas, titik impas, kebutuhan modal, dan proyeksi
pengembalian investasinya.

o Rencana sumber daya manusia


Elemen ini menjelaskan personil yang dibutuhkan baik dari segi jumlah maupun
pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang dibutuhkan dalam menjalankan perusahaan.

o Risiko-risiko utama yang dihadapi


Elemen ini menjelaskan resiko yang dihadapi usaha di masa depan beserta antisipasi yang
dilakukan perusahaan untuk menghadapi risiko tersebut. Rencana bisnis biasanya tersusun
antara 25 - 50 halaman.

Rencana bisnis yang terlalu pendek, seringkali tidak mampu memberikan gambaran bisnis
yang memadai. Demikian juga yang terlalu panjang, memiliki kemungkinan tidak digunakan
atau tidak dibaca. Dalam penyusunan rencana bisnis, wirausahawan harus memperhatikan
elemen-elemen pokok rencana bisnis seperti yang telah disebutkan di atas sebagai titik awal
untuk menyusunnya dan harus dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kondisi
yang ada. Sehingga rencana bisnis benar-benar dapat digunakan sebagai peta jalan menuju
kesuksesan bisnis yang dibangunnya.(*)
*Penulis adalah Kepala Bidang Akuntansi dan Keuangan, Pesantren Islam Al Irsyad,
Semarang dan Konsultan Independen
[Majalah Pengusaha Muslim/Sebtember 2010]

You might also like