Penyaringan air limbah paling sering digunakan untuk menlepas padatan tersuspensi

tambahan (termasuk partikel BOD) dari air limbah yang telah mengalami beberapa proses
pengolahan biologis dan kimia. Meskipun filtrasi adalah salah satu operasi unit utama yang
digunakan dalam pengolahan air minum, namun juga digunakan dalam penyaringan limbah dari
proses pengolahan air limbah. Penyaringan pasir intermiten telah digunakan untuk mengobati
limbah tangki septik, namun di Nigeria belum diadopsi sebagai pengolahan limbah cair dari
tangki septik.
Proses pengaliran limbah dari tangki septik ke kolom pasir memberi ruang bagi interaksi
antara senyawa penyambung (mikroba, organik, dan anorganik) dan media, sehingga
menyebabkan beberapa pengangkatan polutan. Proses yang terjadi di dalam filter meliputi
nitrifikasi, denitrifikasi, dan proses abiotik. Kinerja sistem filter pasir intermiten akan berbeda
dengan media yang digunakan, suhu, laju pemuatan hidrolik (HLR), tingkat pemuatan organik
(OLR), dan metode aplikasi. Spesifikasi desain menganjurkan agar ukuran media filter sesuai
dengan penggunaannya. Untuk operasi single pass, ukuran butir efektif (d 10) 0,35-1 mm dan
koefisien keseragaman (CU) kurang dari 3,5 direkomendasikan. Efektivitas filter intermiten yang
terdiri dari media pasir, tanah, dan kaca dalam pengolahan limbah cair dengan kekuatan rendah
dipelajari, dan ditemukan bahwa tingkat pemuatan organik 9,8 g COD / m 2 hari dan 0,65 m-
tanah dalam dilakukan. terbaik dalam pengangkatan karbon organik, amonium-N, dan bakteri.

Penelitian ini meneliti pengaruh kedalaman saringan pasir terhadap pengolahan limbah cair
sintetis dalam dua kolom dosis sementara. Filter tersebut memiliki kemampuan untuk memoles
limbah dari septic tank dengan kedalaman 100 dan 50 cm. Berdasarkan hasil pemindahan
organik dan amonium, penggunaan kolom filter 50 cm lebih disukai karena tidak ada perbedaan
yang signifikan bila dibandingkan dengan kolom saringan 100 cm. Persentase pemindahan BOD
dalam penelitian ini lebih besar dari 90% pada kedalaman 100 cm dan 50 cm. Ini adalah bukti
kapasitas oksidasi tinggi dan kondisi aerobik sistem filtrasi pasir. Padatan tersuspensi benar-
benar dilepas dan nilai amonium dari efluen kurang dari 1 mg / L. Hasilnya mengkonfirmasi
penggunaan sistem penyaringan pasir sebagai pilihan pengobatan yang layak untuk limbah
tangki septik yang telah diolah untuk menghilangkan padatan tersuspensi, bahan organik, dan
ammonium dan bakteri. Ini sedikit kurang efisien dalam menghilangkan fosfor. Hal ini akan
mengurangi ancaman terhadap badan air yang bisa menyebabkan efluen. Selain itu, air yang
diolah bisa digunakan kembali untuk berkebun dan di toilet.